Buku Bindo
Buku Bindo
Buku Bindo
1
Daftar Isi
A. Pertemuan Mereka................................4
B. Lahir........................................................9
A. Cerita Tentangku................................13
B. Sekolah!................................................17
C. Adios.....................................................22
Bab 5: Dariku
3
Bab 1: Awal Kisahku
Pertemuan Mereka
4
masa kecilnya. Pada akhirnya mamaku menetap bersama
ibunya yang merantau dan menikah lagi di Bandung.
Mamaku memilik seorang adik dari hasil pernikahan ibu
dan ayah tirinya.
5
Mereka berpacaran di era yang menurutku tepat
untuk menjalin hubungan, karena menurutku berpacaran
di zaman itu membutuhkan usaha yang lebih. Alat
komunikasi tidak secanggih sekarang, bertukar pesan pun
masih sulit. Jadi mau tidak mau, mereka harus bertemu
secara langsung untuk membangun hubungan. Tidak
seperti zaman sekarang yang semuanya dipermudah
dengan adanya internet.
7
Kota Kembang bukan sekedar julukan,
8
Lahir
9
kewajiban dan kebenaran. Sedangkan “Tanujaya” adalah
perubahan dari marga papaku, yaitu “Tan”.
10
perempuan yang diberi nama Aileen Riana Tanujaya.
Seperti anak bungsu pada umumnya, Aileen merupakan
anak yang paling dimanja di keluarga ku bahkan hingga
umurnya cukup besar.
11
Mereka yang selalu ada kapan saja,
12
Bab 2: Masa Kecilku
Cerita Tentangku
15
Aku dengan segala ketidak tahuanku.
Tapi setidaknya,
18
dan mulai bisa merasa nyaman di lingkungan sekolah
apalagi aku punya sepupuku di dekatku. Jadi aku tidak
mengkhawatirkan kalau aku tidak akan memiliki teman.
19
Di masa SD ku, seperti banyak anak lain aku juga
mengalami yang disebut cinta monyet. Aku sempat
menyukai seseorang dari angkatan ku dalam waktu yang
cukup lama. Begitu juga teman-temanku yang lain. Waktu
itu di grup Line aku dan teman-temanku, kami pernah
membahad kasus cinta segitiga yang cukup dramatis bagi
anak kecil seperti kami saat itu. Kami menjuluki kisah itu
dengan nama “Cinta segitiga mata satu”. Sebenarnya aku
yang mencetuskan nama tersebut tapi teman-temanku
yang lain juga menyetujuinya. Jika diingat-ingat
sekarang, hal ini cukup memalukan. Tapi aku juga tak bisa
berbuat apapun, yang sudah terjadi juga tak bisa diulangi.
20
yang kita ketahui dimana ada pertemuan pasti ada
perpisahan.
21
Karena waktu yang lalu adalah tempat
memperbaiki diri.
Adios
24
Saat pandemi mulai mereda kami memang
kembali bertemu dan bermain ataupun sekedar
nongkrong. Tak lengkap rasanya jika tak menceritakan
kejadian yang terjadi dalam seminggu kepada mereka.
Mereka adalah orang-orang yang ku percaya untuk
menyimpan segala keluh dan kesahku. Segala cerita baik
senang ataupun duka aku percayakan kepada mereka.
Karena menurutku, mereka bisa memberikan saran
terbaik untuk setiap masalahku.
25
jadi masuk ke SMK dengan jurusan yang memang aku
minati.
26
Seseorang akan berkumpul dengan sesamanya.
28
Selain hal itu, aku juga sering memikirkan tentang
kematian dan kehidupan setelahnya. Hal itu sering kali
muncul ketika aku berdiam dan sedang tak melakukan
apapun. Sesuatu yang ku khawatirkan adalah ketika
datang suatu waktu dimana orang tua dan orang-orang
yang ku sayang harus pergi selamanya. Aku khawatir
bahwa jika waktu itu datang, apakah aku bisa melanjutkan
hidupku seperti biasanya? Jika mereka pergi untuk
selamanya apakah akan datang kesempatan dimana aku
bisa bertemu lagi dengan mereka? Jika memang bisa
bertemu, dimanakah tempat kami akan bertemu? Dan
kapan kami akan bertemu kembali? Jika tidak akan datang
kesempatan untuk bertemu lagi dengan mereka, adakah
sesuatu setelah kematian? Apakah akan ada kehidupan
yang orang sebut sebagai surga? Atau, setelah kematian
hanya ada kekosongan? Jika memang iya, Apakah aku
akan ada didalam kekosongan itu atau aku hanya akan
menghilang dari dunia ini? Bukan hanya pergi dari dunia
tapi hilang dalam arti yang sebenarnya. Kondisi yang
sama jika sesuatu memang tidak pernah ada atau
diciptakan. Jika aku “ada” didalam kekosong atau
29
ketiadaan setelah kematian, apakah aku benar-benar
sendiri disana? Bagiku, hal yang cukup menyedihkan dan
menyeramkan jika kita harus berdiam di suatu tempat
yang bahkan tak bisa dibilang sesuatu. Hanya ada
kekosongan dan kesendirian dalam waktu yang tak
ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering kali
terlintas dipikiranku ketika masih kecil bahkan hingga
sekarang.
30
Aku dan pemikiranku yang tak biasa,
31
Hingga kini, aku tak tahu apakah apa yang kulihat
itu benar benar “kulihat”. Tapi yang ku tahu adalah bahwa
aku tak selalu melihat mereka. Hanya dalam kesempatan
tertentu yang tak terduga. Aku juga tak yakin apakah yang
kulihat bena-benar “MEREKA”. Tapi aku pernah melihat
mereka, bahkan bisa dibilang cukup sering.
33
Hal yang paling aneh darinya adalah dia memakai sebuah
topi.
34
“sosok” yang satu itu. Mereka bilang bahwa memang ada
sosok anak kecil di rumahku itu.
36
Pengelihatan untuk bisa melihat mereka.
37
Kesan Pertama
38
Kenangan yang paling kuingat ketika SMP adalah
Outing pertama dan terakhir kami di jenjang SMP. Saat
itu, untuk pertama kalinya outing menginap di luar kota
yaitu, Kota Malang. Disana sangat menyenangkan
bagiku. Kami melakukan banyak hal bersama seperti naik
wahana ekstrem di Jatim park dan pasar malam, berenang
pagi buta di hotel, dan tour ke Gunung Bromo. Gunung
Pertama yang aku datangi seumur hidupku. Pemandangan
di sana sangat indah meskipun suhu udaranya sangat
dingin… Aku memiliki cukup banyak kenangan indah di
Malang bersama teman-temanku. Mungkin, kami akan
kembali ke sana untuk bernostalgia suatu hari nanti.
39
Ada pepatah yang mengatakan bahwa,
Semua orang punya waktu nya,
Dan setiap waktu ada orangnya.
Mungkin itu adalah pepatah yang tepat untuk
menggambarkan masa SMPku.
Fase ini memang singkat,
Namun sangat berkesan dan punya tempat tersendiri di
hatiku.
40
Bab 4: Fase Terindah
Awal yang Baru
41
orang yang lebih baik lagi. Mereka sangat berdampak
kepada diriku yang sekarang. Jalan pikiranku saat ini
merupakan hasil dari pertemenan kami selama ini.
Semenjak masuk SMA cukup banyak gaya
hidupku yang berubah. Semenjak aku masuk ke SMA,
hampir setiap pulang sekolah aku berkumpul dengan
teman-temanku. Mungkin bahasa gaulnya sekarang
adalah “nongkrong”. Walaupun aku tidak sebebas teman-
temanku yang lain, karena aku harus membantu mamaku
untuk berjualan besok harinya. Tapi, cukup mengobrol
dan bercerita dengan mereka sudah cukup membuatku
puas dan bisa melupakan keluh kesahku yang terjadi di
hari itu.
Aku mulai dekat dengan teman-teman sekelasku
ketika kelas 11. Sebelumnya kita hanya sebatas kenal dan
tidak banyak berinteraksi. Namun, karena memang
sedanga da momen yang tepat, yaitu lomba drama kelas
ketika acara bulan bahasa, Aku sebagai direktor mau tidak
mau jad sering berinteraksi dengan teman sekelasku.
Lomba drama saat itu sangat berkesan bagi kami semua.
Karena kerja keras, dan dibimbing oleh orang yang tepat,
yaitu wali kelas kami Pak Sandy. Kami bisa
memenangkan beberapa piala untuk kelas kami. Aku pun
sebagai pembuat cerita, cukup bangga atas pencapaian
tersebut.
Kenangan lain yang berkesan dan akan selalu
kuingat adalah ketika kami melakukan Study Tour ke
Jakarta. Walaupun agak mengecewakan karena kami
42
mengharapkan Study Tour keluar kota yang agak jauh dan
menginap. Tapi, karena situasi saat itu kami sudah sangat
dekat. Jadi, semua terasa menyenangkan dan berkesan.
Kami mencoba banyak wahana ekstrem di Dufan.
Walaupun ada 1 wahan yang menurutku terlalu gila.
Sehingga aku sedikit di ejek oleh teman-temanku yang
berani menaiki wahana tersebut.
Pada malam harinya kami mendatangi sebuah
tempat semacam China Town yang bernama Old
Shanghai. Di tempat itu, kami juga mulai dekat dengan
adik-adik kelas seperti Narodo, Vitto, Davent, dan
Christian.
43
SMA,
Masa yang orang bilang sebagai masa terindah.
Masa dimana orang-orang berubah dari remaja menjadi
dewasa.
Masa dimana orang-orang mulai mengenal cinta.
Sebuah masa yang merubah diriku,
Menjadi pribadi yang baru.
44
Dia Lahir
45
USG melihat perkembangan adikku saat masih di dalam
kandungan.
Pada sore hari yang di selimuti hujan rintik-rintik,
papaku pulang untuk menjemput aku dan adik-adikku
menuju bidan bertemu mama dan adikku. Kami pun tiba
di bidan tak lama kemudian. Aku melihat mamaku dalam
kondisi yang 100% normal. Tidak seperti orang yang
habis melahirkan. Aku pun melihat adikku untuk pertama
kalinya.
Kesan pertama ketika aku melihat adikku adalah
dia merupakan berkah dan karunia yang diturunkan untuk
keluargaku melalui mamaku. Dia terlihat sangat suci dan
bercahaya bagiku saat itu. Pipinya yang bulat mirip
seperti bakpau dan kulitnya lembut seperti kapas. Dia
merupakan mahakarya alam semesta yang akanku cintai
sepanjang hidupku. Saat pertama kali melihatnya, aku
berpikir bahwa dia adalah orang yang harus aku jaga dan
aku cintai di kehidupanku kali ini.
46
Cahaya,
47
Adalah yang datang ketika kegelapan tiba.
Begitu pun dengan dia,
Bagiku adalah cahaya yang datang ketika kami
membutuhkannua.
Dia bagai air yang menyegarkan ditengah sesak.
Oleh karena itu,
DIA BERHARGA.
50
Itulah mereka,
orang-orang yang bersatu karena situasi.
Satu pesanku,
Dalam pertemanan kepercayaan adalah hal yang utama.
Kepercayaan dan kesetiaan adalah hal yang berharga,
Layaknya mutiara di dalam laut.
Sulit ditemukan namun sangat berharga.
51
Aku dan teman-teman sering kali bermotoran.
Kami menjadikan motoran sebagai pelepas penat. Kami
menyusuri setiap tempat bagus yanh ada dipenjuru kota
Bandung. Dapat disimpulkan bahwa Kota Bandung dan
seisinya merupakan sebuah keindahan. Kota ini
menyimpan banyak cerita-cerita kami. Dari kenangan-
kenang indah hingga tragedi semuanya terjadi di kota ini.
Aku bersyukur bisa lahir di Bandung. Di kota ini aku bisa
belajar banyak hal. Bandung dengan segala ceritanya
takkan pernah kulupakan.
Seperti yang kubilang, kami seringkali
bermotoran mengelilingi kota Bandung. Tapi, destinasi
yang paling sering kami datangi adalah Ciwidey yang
terletak di selatan kota Bandung. Selain ciwidey, destinasi
yang sering kami datangi adalah lembang, dago, dan
braga. Tempat-tempat tersebut menyimpan banyak cerita
kami.
Pertama kali aku boleh membawa motor ke tempat
jauh adalah Ciwidey. Awalnya aku tidak mendapatkan
izin dari mamaku, tapi papaku mengizinkanku untuk
pergi. Aku pergi dengan beberapa temanku. Kami
berkumpul di rumah Alex temanku. Karena rumah Alex
merupakan runah diantara kami yang paling dekat dengan
ciwidey. Kami berangkat pada jam 7 pagi. Kami
berangkat ke ciwidey tanpa ada tujuan. Namun
karena saat dijalan kami tak selalu bersama, seorang
temanku mengalami kecelakaan kecil karena kakinya
masuk ke dalam solokan ketika macet. Lalu karena tidak
ada luka yang parah, kami melanjutkan perjalanan hingga
52
ke rest area naringgul. Disana kami makan sambil
menunggu hujan. Setelah hujan reda, kami melanjutkan
perjalanan ke daerah ciwidey kembali. Di daerah ciwidey,
tadinya kami mau mengunjungi kawah putih namun
karena tiket masuk nya yang mahal dan harus menyewa
angkot, kami tidak jadi ke kawah putih. Hujan pun turun
lagi dan kami mampir ke warung kopi gunung sambil
menghangatkan diri dan menunggu hujan reda. Setelah
itu, kami pun pulang ke rumah alex. Disana kami
mengobrol sebentar dan lalu pulang ke rumah masing-
masing.
Kami juga pernah beberapa kali keluar kota. Kota
pertama yang kami datangi adalah Subang. Kami kesana
dalam rangka diajak memancing oleh salah seorang guru
yang merupakan wali kelasku. Walaupun, kami tidak
memancing karena satu dan lain hal. Tapi, kami
mendatangi curug yang sangat indah di daerah Ciater
lembang. Kota lain yang pernah kami kunjungi adalah
Cianjur, dan Garut.
Motoran terjauh yang pernah kami lakukan adalah
ke Pantai Manalusu yang terletak di Garut. Untuk menuju
kesana kami berangkat jam 5 pagi. Lalu kurang lebih jam
9 kami sampai di Rest Area Naringgul yang berada di
kabupaten Cianjur. Lalu baru sampai di pantai Manalusu
sekitar jam setengah 1. Perjalanan terasa cukup
melelahkan, apalagi disana kami main di laut. Agak
menyebalkan rasanya jika kami harus kembali ke daerah
ciwidey ke tempat kami akan menginap dimana
perjalanan kurang lebih 3-4 jam dengan jarak sejauh 100
53
km. Estimasi waktu tersebut adalah jika semuanya lancar.
Kami berangkat dari pantai sekitar jam 2, lalu berjalan
terus menuju tempat penginapan yang ada di wilayah Situ
Patenggang, Ciwidey. Namun, perjalanan tidak berjalan
begitu lancar. Setelah kami melewati Curug Ceret yang
ada di kabupaten Cianjur, tiba-tiba hujan deras turun.
Kami pun tidak lagi jalan bersaam. Ada yang berhenti
untuk memasang jas hujan. Namun karena situasiku pada
saat itu tidak membawa jas hujan, aku terus melanjutkan
jalan di paling depan. Hingga akhirnya tiba di tempat
penginapan kurang lebih jam 7 dengan kondisi badan
kedinginan terkena hujan dan udara Ciwidey yang
terkenal yangat dingin. Beberapa dari kami baru tiba
kurang lebih 1 jam kemudian.
Tempat yang paling sering kami kunjungi dan
menjadi favorit kami adalah jalan Braga. Jalan yang
memiliki suasana dan bangunan bergaya Eropa. Menjadi
pusat tempat nongkrong di Bandung. Sepanjang jalan
Braga hanya berisi Kafe dan tempat makan. Kami sering
kali mendatangi jalan Braga untuk nongkrong di kafe,
sambil mencoba-coba tempat baru. Walaupun tempat
yang paling kami sering kunjungi adalah Braga Art Café
dan Angkringan. Selain untuk nongkrong, kami ke jalan
Braga untuk nonton film di bioskop. Braga menyimpan
sangat banyak peristiwa dan cerita bagi kami. Orang yang
ikut ke Braga pun silih berganti. Ada yang dulunya teman,
sekarang bukan. Dan orang yang dulunya bukan siapa-
siapa, sekarang malah jadi teman. Mungkin memang
begitulah cara bekerja dunia. Orang selalu datang dan
54
pergi. Perpisahan akan selalu datang pada pertemuan
manapun. Walaupun aku dan mereka nantinya akan
dipisahkan oleh cara bekerja dunia, aku akan
berterimakasih kepada mereka. Aku sangat bersyukur
bisa mengenal orang-orang seperti mereka. Mungkin bagi
orang lain, kami adalah orang-orang yang aneh tapi
bagiku, kami adalah orang-orang yang hebat. Hebat
karena bisa menjaga kepercayaan satu sama lain dan hebat
karena bisa saling mendukung di situasi apapun.
55
Inilah masa muda kami,
Mungkin tak bisa dibandingkan
Dengan masa muda kalian.
Namun,
Inilah kami apa adanya,
Kami yang bisa menerima satu sama lain.
Bandung menjadi saksi atas cerita kami,
Kenangan kami,
Semua pelajaran yang kami dapatkan,
Ada di Bandung.
56
Perpecahan
57
Awalnya, aku tidak dirugikan. Namun, belakangan aku
mulai tahu bahwa ketika dia mulai dijauhi, dia
menyalahkanku sebagai dalang dibalik dirinya dijauhi
oleh teman-teman yang lain. Padahal, ketika teman yang
lain mulai menjauh aku masih selalu ada untuknya ketika
dia membutuhkan bantuan. Aku bisa mengetahui hal
tersebut karena dia menyalahkanku di depan seorang
temanku yang mungkin menurutnya bisa ia pengaruhi.
Namun, tanpa dia sadari apa yang dia katakan kepada
temanku ini sampai kembali ke telingaku. Semenjak saat
itu, karan merasa nama baikku di rusak olehnya, aku pun
mulai menjaga jarak darinya.
Kami sebagai korban tidak mengharapkan banyak hal.
Jika dia menyadari kesalahannya, kita bisa
memaafkannya. Namun, untuk kembali seperti dulu lagi
sepertinya kami belum bisa percaya kepada orang ini.
Karena perasan kecewa dari kami yang cukup mendalam.
Kami tidak akan mengemis permintaan maaf darinya.
Tapi kami menunggu inisiatif darinya untuk meminta
maaf, jika suatu saat nanti dia tersadar atas perbuatannya.
58
Pertemanan adalah sebuah proses yang melibatkan
beberapa individu yang bersifat saling
antar satu sama lain.
Kepercayaan merupakan hal yang utama dalam
pertemanan.
Pesanku,
Jangan menyia-nyiakan kepercayaan orang lain
terhadapmu,
Karena suatu saat nanti kamu akan membutuhkan orang
lain di dalam hidupmu.
Meminta maaflah jika salah,
Karena permintaan maaf hanyalah kata yang keluar dari
bicara.
Bukan suatu hal yang harus dilakukan dengan usaha.
59
Bab 5: Aku.
Aku dan Diriku
60
kehadirannya aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
Aku tidak mengangkat masalah percintaan karena
memang tidak banyak yang bisa kubicarakan. Aku pernah
suka kepada seseorang di masa SMA, namun memang
tidak berhasil. Aku tidak akan menceritakannya secara
terperinci. Menurutku, aku selalu ada ketika dirinya
membutuhkanku dalam situasi apapun. Namun, nyatanya
setelah apa yang kulakukan, memang dirinya tak tertarik
kepadaku. Aku juga salah karena sudah terlalu berharap
kepada seorang manusia. Hasilnya, aku kecewa walaupun
aku tidak bisa menyalahkan dia. Mungkin bisa dibilang
aku kecewa pada diriku sendiri yang tidak bisa jujur
kepadanya dan tidak bisa mengerahkan seluruh usahaku
untuk dirinya.
Dalam bidang akedemis, saku tidak terlalu bermasalah.
Aku memang tidak bisa dibilang pintar. Namun aku juga
bukanlah yang terburuk. Nilaiku cukup, ada yang bagus
namun ada juga yang buruk. Diluar akademis, aku
memiliki bakat seperti memasak. Aku juga senang untuk
melukis. Aku seringkali ditunjuk oleh teman-temanku
untuk menulis naskah untuk drama dan film.
61
Manusia merupakan sebuah partikel kecil di alam
semesta.
Begitu juga denganku,
Aku adalah bagian dari partikel tersebut.
Aku juga bukanlah seseorang yang spesial.
Maka dari itu,
Tujuan hidupku adalah membuat hidupku kali ini
menjadi spesial.
Aku mau segala hal yang terjadi di dalam hidupku
menjadi sesuatu yang berharga.
62
Pesan Untuk Dunia yang Kukenal
64