Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Buku Bindo

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 64

Kata Pengantar

Pertama-tama saya ucapkan syukur kepada Tuhan Yang


Maha Esa, karena berkatnya saya bisa menyelesaikan
buku autobiografi. Lalu saya ingin berterimakasih kepada
guru bahasa Indonesia, Ibu Imas yang telah membimbing
kami dalam pembuatan buku ini.

Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki banyak


kekurangan. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan
saran untuk menjadi bahan evaluasi bagi saya agar bisa
lebih baik kedepannya.

1
Daftar Isi

Bab 1: Awal Kisahku

A. Pertemuan Mereka................................4
B. Lahir........................................................9

Bab 2: Masa Kecil

A. Cerita Tentangku................................13
B. Sekolah!................................................17
C. Adios.....................................................22

Bab 3: Sekedar Kisah

A. Aku dan Pikiranku..............................28


B. Yang tak Terlihat................................33
C. Kesan Pertama.....................................40

Bab 4: Fase Terindah


2
A. Awal yang Baru...................................43
B. Dia Lahir!.............................................47
C. Geng Anti Selingkuh...........................50
D. Kita, Motor, dan Bandung.................53
E. Perpecahan...........................................58

Bab 5: Dariku

A. Aku dan Diriku....................................61


B. Pesan Untuk Dunia yang Kukenal.....64

3
Bab 1: Awal Kisahku

Pertemuan Mereka

Banyak orang bilang bahwa bandung adalah kota


yang romantis. Jika dipikir-pikir mungkin ada benarnya.
Papaku adalah orang keturunan Tionghoa bernama Tan
Bian Tjeng atau biasa dipanggil “Fredi” yang lahir di
Bandung sedangkan ibuku adalah orang dengan
keturunan Jawa dan Sunda yang bernama Catu Wiharsih.

Papaku merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara.


Keluarga papaku bisa dibilang keluarga yang cukup
secara finansial. Papaku sering membantu Mamanya
untuk berjualan roti keliling dari kecil. Mamaku
merupakan anak tunggal. Ayah dari mamaku merupakan
salah satu orang terkaya di kampungnya yang terletak di
kota Subang. Namun karena sebuah masalah, nenekku
dan kakekku dari keluarga mamaku harus berpisah.
Mamaku sering sekali bolak-balik Brebes-Subang saat

4
masa kecilnya. Pada akhirnya mamaku menetap bersama
ibunya yang merantau dan menikah lagi di Bandung.
Mamaku memilik seorang adik dari hasil pernikahan ibu
dan ayah tirinya.

Mereka pertama kali bertemu di suatu tempat di jalan


Braga pada bulan Oktober tahun 2001. Jalan yang populer
dengan suasana dan bangunannya yang khas dengan gaya
Belanda. Dari cerita yang kudengar, Papaku yang pertama
kali mengajak mamaku untuk berkenalan. Mereka pun
menjadi akrab walaupun hanya bertemu seminggu sekali
yaitu pada hari minggu di tempat yang sama.

Karena merasa cocok dengan satu sama lain, mereka


akhirnya berpacaran pada bulan Januari tahun 2002.
Menurut mamaku, papaku saat itu adalah orang yang baik
dan penampilannya juga cukup keren. Mamaku berkata
bahwa papaku mirip dengan aktor terkenal bernama Tao
Ming Se. Hubungan ini bertahan cukup lama, walau kata
mamaku hubungan mereka putus nyambung karena satu
dan lain hal. Tapi mereka tetap kembali bersama.

5
Mereka berpacaran di era yang menurutku tepat
untuk menjalin hubungan, karena menurutku berpacaran
di zaman itu membutuhkan usaha yang lebih. Alat
komunikasi tidak secanggih sekarang, bertukar pesan pun
masih sulit. Jadi mau tidak mau, mereka harus bertemu
secara langsung untuk membangun hubungan. Tidak
seperti zaman sekarang yang semuanya dipermudah
dengan adanya internet.

Dari cerita yang sering kudengar, semenjak


berpacaran papaku berhenti mengajak mamaku untuk
bertemu di tempat itu di jalan Braga. Papa ku berinisiatif
untuk mendatangi mamaku ke rumahnya. Namun, tanpa
papaku ketahui mamaku memiliki ayah tiri yang bisa
dibilang galak. Mamaku pun melarang papaku untuk
datang kerumahnya tapi bertemu di depan gang rumahnya
saja.

Kisah berpacaran mereka cukup romantis


menurutku. Destinasi yang sering mereka datangi adalah
warung-warung di sekitar daerah Ciater di Lembang.
Mereka naik motor berdua menyusuri kota Bandung
menuju Lembang hanya untuk sekedar makan jagung
6
bakar dan lalu pulang ke rumah. Itulah cerita berpacaran
mereka yang sering ku dengar.

Setelah melewati banyak hal baik suka dan duka


bersama. Walaupun ada masalah yang tak bisa
kusebutkan disini, mereka akhirnya memutuskan untuk
menikah. Kalau tidak salah, tak lama setelah Ibu dari
mamaku meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di
dekat jalan Muara. Mereka akhirnya menikah pada tahun
2005.

7
Kota Kembang bukan sekedar julukan,

Orang yang kutemui juga sama indahnya dengan


kembang.

Bandung memang tetap ada jika tak ada kamu,

Tapi Bandung denganmu adalah apa yang ku mau.

Terserah kamu mau pergi kemana,

Yang penting kita kembali lagi bersama.

8
Lahir

Cerita dan cinta dari sepasang kekasih menciptakan


sebuah peristiwa yang disebut sebagai pernikahan. Aku,
aku adalah hasil dari pernikahan sepasang kekasih yang
saling mencintai. Aku lahir pada tanggal 15 Februari
tahun 2006 di kota Bandung, kota yang menjadi saksi dari
kisah orang tuaku dan kelak menjadi saksi dari kisahku.
Aku lahir dengan sehat di sebuah bidan yang terletak di
daerah Leuwi Panjang.

Aku lahir sebagai anak pertama di sebuah keluarga kecil


yang sedang merintis. Aku diberi nama Reiki Dharma
Tanujaya. Reiki merupakan suatu metode pengobatan
tradisional yang berasal dari Jepang. Lebih dari itu, nama
“Reiki” memiliki arti kebahagiaan, kehormatan dan
pernikahan. Sedangkan “Dharma” merupakan salah satu
inti dari ajaran Buddhisme, selain itu “Dharma” memiliki

9
kewajiban dan kebenaran. Sedangkan “Tanujaya” adalah
perubahan dari marga papaku, yaitu “Tan”.

Seperti yang sudah kukatakan, keluarga ku masih


merintis saat aku lahir. Pada saat itu kami tinggal di
sebuah kontrakan dengan kamar mandi luar di daerah
Kurdi. Aku masih terlalu kecil saat itu sehingga aku tidak
dapat mengingat apapun tentang tempat itu. Setelah itu
kami pindah ke kontrakan yang lebih baik di daerah
Cibaduyut dengan alasan papaku agar dekat dengan
rumah mamanya.

Setelah hampir 2 tahun aku ada di dunia, Lahirlah


adik pertamaku yang merupakan seorang laki-laki. Dia
bernama Nathan Satya Tanujaya. Tak lama setelah dia
lahir, papaku memutuskan untuk membeli sebuah rumah
sederhana tak jauh dari kontrakan tersebut. Adikku ini
memiliki sifat yang cukup aktif atau kasarnya bisa
dibilang cukup nakal.

Tak sampai situ, setelah kami pindah ke rumah


baru, keluarga kecil ini berkembang menjadi keluarga
yang cukup besar. Keluarga ini di karuniai seorang anak

10
perempuan yang diberi nama Aileen Riana Tanujaya.
Seperti anak bungsu pada umumnya, Aileen merupakan
anak yang paling dimanja di keluarga ku bahkan hingga
umurnya cukup besar.

Keluarga ini sudah lengkap sekarang. Sepasang


orang tua dengan anak-anak

11
Mereka yang selalu ada kapan saja,

Mereka yang kuanggap tempat untuk pulang.

Kemana pun kakiku menginjak,

Pasti kembali kedalam rangkulan mereka.

Aku bersyukur karena aku memiliki mereka,

Mereka yang pantas untuk ku sebut keluarga.

12
Bab 2: Masa Kecilku

Cerita Tentangku

Dari memori-memori yang kuingat, aku adalah


seorang anak laki-laki yang cukup pendiam. Setidaknya
itulah hal yang sering kudengar dari keluarga besar dari
papa maupun mamaku.berbeda dengan adik laki-laki ku
yang cenderung aktif. Meski pendiam, aku bisa dibilang
memiliki rasa penasaran yang tinggi.

Salah satu kejadiannya kurang lebih seperti ini.


Suatu hari, sebelum rumahku penuh dengan barang-
barang, aku sering kali bermain di ruang tengah karena
memang cukup luas. Waktu itu, diriku yang masih kecil
sedang bermain di ruang tengah dekat dengan pintu
keluar. Aku yang tengah asik bermain melihat seekor
13
binatang kecil berwarna hitam yang kini kutahu dengan
nama semut. Rasa penasaranku yang sangat tinggi
membuatku merasa aku harus mencicipi binatang itu. Aku
benar-benar mencobanya dan sepertinya begitu semut itu
menempel dilidahku, semut itu terlebih dahulu menggigit
lidahku sebelum aku menggigitnya. Karena terasa pedas,
aku langsung nangis dengan kencang.

Sebenarnya banyak lagi hal yang lain. Tapi aku


tak begitu ingat kejadiannya. Tapi selain rasa penasaranku
yang tinggi, sepertinya jiwa seniku ketika masih kecil
juga cukup tinggi. Aku ingat ketika aku masih kecil, aku
sangat senang menggambar. Aku bisa menghabiskan
beberapa buku gambar dalam sehari. Mamaku yang
menyadari bahwa anaknya senang menggambar, pernah
hampir memasukkanku ke tempat les gambar. Tapi
ternyata aku tidak menyukai suasana yang seperti itu. Jadi
aku tidak jadi mengikuti les gambar dan terus melanjutkan
hobiku tersebut secara otodidak.

Waktu aku kecil dulu, gigiku sempat ompong.


Masalahnya adalah leyak gigiku yang ompong ada di 2
gigi depan bagian atas yang sangat terlihat jika aku
14
membuka mulutku. Gigiku sebenarnya bukan ompong
karena tidak dirawat dengan baik. Tapi pada suatu hari itu,
hujan turun sangat deras di sore hari. Aku yang nakal
walaupun pendiam terpeleset di lantai yang licin.
Hasilnya, yaa….. Gigiku patah. Seingatku, aku menangis
saat itu. Tapi aku lupa apakah kesakitan atau karena hal
yang lain.

Banyak kenangan-kenangan masa kecilku yang


masih sering kali terputar di kepalaku. Semua memori itu
datang dan pergi, berubah dan silih berganti. Aku tak tau
kenapa tapi mungkin tak semua hal di dunia memiliki
alasan.

15
Aku dengan segala ketidak tahuanku.

Aku dengan rasa ingin mencoba hal baru.

Aku yang mulai menerka apa arti hidup.

Itu lah aku dengan kisah masa kecilku.

Mungkin tak sebaik apa yang dirasakan orang.

Tapi setidaknya,

Aku syukuri semua pengalaman dan


segala pelajarannya.
16
Sekolah!

Sebelum masuk ke masa sekolahku, aku akan


menceritakan tentang bagaimana aku bisa masuk sekolah.
Jadi, aku memiliki seorang sepupu laki-laki yang
seumuran dengan ku dari keluarga papaku. Dia memang
merupakan sepupu yang paling dekat denganku. Aku
sudah sering bermain dengannya sejak umurku masih
sangat kecil. Pada umurku saat itu sekitar 4 atau 5 tahun,
aku mendengar bahwa sepupuku ini sudah masuk sekolah.
Akhirnya orangtuaku pun menawarkan aku untuk sekolah
dan aku pun mengiyakannya. Alasan terbesarku untuk
masuk sekolah pada saat itu adalah agar aku bisa lebih
sering bertemu dengan sepupuku.
17
Tibalah disaat pendaftaran. Aku mendaftar di TK
Harapan Kasih. Aku masuk ke sekolah itu karena
sepupuku juga sekolah di sana. Formulir pendaftaran pun
diisi oleh papaku di rumah. Sambil mengisi formulir
papaku sambil bertanya isi formulir tersebut, seperti siapa
namaku, siapa orangtuaku, dan yang paling berkesan
untukku adalah saat papaku menanyakan apa agamaku.
Keluarga dari papaku rata-rata beragama Buddha
sedangkan dari mamaku beragama Islam. Saat papaku
menanyakan agamaku aku langsung menjawab Buddha.
Tapi tak disangka-sangka, papaku malah lanjut bertanya
padaku:”Kenapa ga Kristen aja kan sekolahnya Kristen.”
Aku pun menjawab bahwa aku memilih Buddha karena
keinginanku sendiri untuk mengikuti agama yang
dipercaya papaku.

Aku pun akhirnya mulai bersekolah di jenjang TK.


Di sana untuk pertama kalinya aku berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan banyak orang yang asing bagiku.
Awalnya memang terasa tidak nyaman. Bahkan mamaku
sampai menungguku didepan kelas untuk beberapa hari
awal aku sekolah. Tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa

18
dan mulai bisa merasa nyaman di lingkungan sekolah
apalagi aku punya sepupuku di dekatku. Jadi aku tidak
mengkhawatirkan kalau aku tidak akan memiliki teman.

TK tak berlangsung lama, setelah selesai TK aku


pun melanjutkan SD di sekolah yang sama. Sedangkan
sepupuku yang merupakan tujuan utama aku sekolah
disana ternyata pindah ke sekolah lain. Awalnya aku
cukup kecewa tapi aku juga sudah punya teman lain di sini
jadi aku pun melanjutkan masa SD ku di sekolah yang
sama.

Masa-masa SD merupakan masa di mana aku


mencoba banyak hal baru di hidupku. Masa di mana
seorang anak yang masih polos akhirnya mengenal yang
namanya cinta monyet. Di masa SD juga untuk pertama
kalinya aku diizinkan untuk bersepeda di jalan raya.
Banyak sekali hal baru yang aku coba di masa SD dari hal
yang baik hingga hal yang buruk pun aku coba. Mungkin
karena rasa penasaranku yang masih tinggi saat itu jadi
bisa dibilang aku mencoba terlalu banyak hal baru.

19
Di masa SD ku, seperti banyak anak lain aku juga
mengalami yang disebut cinta monyet. Aku sempat
menyukai seseorang dari angkatan ku dalam waktu yang
cukup lama. Begitu juga teman-temanku yang lain. Waktu
itu di grup Line aku dan teman-temanku, kami pernah
membahad kasus cinta segitiga yang cukup dramatis bagi
anak kecil seperti kami saat itu. Kami menjuluki kisah itu
dengan nama “Cinta segitiga mata satu”. Sebenarnya aku
yang mencetuskan nama tersebut tapi teman-temanku
yang lain juga menyetujuinya. Jika diingat-ingat
sekarang, hal ini cukup memalukan. Tapi aku juga tak bisa
berbuat apapun, yang sudah terjadi juga tak bisa diulangi.

Setelah kurang lebih 6 tahun menempuh


pendidikan di jenjang SD. Tibalah saatnya untuk naik ke
jenjang SMP. Pesta perpisahan SD pun diadakan oleh
pihak sekolah. Saat itu, jujur saja aku tidak terlalu sedih
untuk berpisah dengan teman-temanku. Jika kuingat lagi
sekarang, semuanya terasa sangat cepat bagiku. Aku tidak
terlalu sedih saat perpisahan mungkin karena aku juga
tidak terlalu melekat dengan teman-temanku. Dan seperti

20
yang kita ketahui dimana ada pertemuan pasti ada
perpisahan.

Langkah awal yang kuambil didalam hidupku,

Fase dimana aku mencoba banyak hal baru.

6 tahun yang telah dilewati tak akan kembali,

21
Karena waktu yang lalu adalah tempat
memperbaiki diri.

Adios

Setelah selesai masa SD ku, aku melanjutkan SMP


di sekolah yang sama(lagi). Aku bersekolah di SMP
Harapan Kasih. Seperti sekolah pada umunya, sekolahku
juga mengadakan masa pengenalan lingkungan sekolah
atau MPLS yang diadakan selama 3 hari. Aku bertemu
dengan banyak orang baru dan bahkan menurutku banyak
orang yang cukup aneh. Saat hari terakhir MPLS,
22
diadakan pentas seni yang diadakan per kelompok. Saat
itu, ada seorang anak yang sekelas denganku menarikan
tarian yang sedang tren saat itu dengan enerjik dan penuh
percaya diri. Sifatnya sangat berlawanan denganku saat
itu. Menurutku hal yang dia lakukan saat itu adalah hal
yang sangat memalukan.

Walaupun pada kesan pertamaku kepada anak-


anak kelasku agak aneh, tapi lama kelamaan kami
semakin dekat. Terutama dengan anak yang menari di saat
MPLS bernama Phion dan seorang anak yang memiliki
sifat tidak jauh berbeda dariku yang bernama Andre.
Kami mulai dekat saat akhir kelas 7. Saat memasuki kelas
8, kami sudah cukup dekat karena pada masa liburan pun
tidak jarang untuk kami bertemu.

Saat kelas 8 hampir semua hal kami lakukan


bersama. Baik peristiwa menyenangkan hingga
melakukan hal yang tidak baik pun kami lakukan
bersama. Saat kelas 8 merupakan masa dimana kami
bertiga sedang beralih dari anak-anak masuk ke remaja.
Ada sedikit percintaan yang masing-masing kami alami
dengan waktu yang tidak jauh berbeda.
23
Setelah cukup lama berteman, aku dan Phion
menemukan suatu hal yang ternyata menjadi hobi kita
berdua, yaitu melukis. Saat itu aku sering sekali ke rumah
temanku Phion, aku datang minimal 1 kali seminggu.
Kami memiliki cukup banyak kesamaan dari hobi, hal
yang di suka, dan lain-lain. Oleh karena itu ketika kami
menemukan suatu kegiatan yang dinamakan melukis,
kami langsung menyukai kegiatan tersebut dan mulai
sering melukis bersama atau pun saling pamer akan
lukisan satu sama lain.

Tak lama setelah kami naik ke kelas 8, datang lah


sebuah masa yang dibenci semua orang. Masa di mana
kami tidak bisa bertemu. Walaupun awalnya kami yang
menuntut para guru untuk libur, akhirnya benar dan kami
pun diberi informasi bahwa ada libur selama 2 minggu. 2
minggu bertambah jadi 2 bulan, lalu muncullah informasi
bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan cara online
sampai waktu yang tidak ditentukan. Kami tidak bisa
bertemu di masa awal pandemi, namun setelah beberapa
bulan kami pun kembali sering janjian untuk bertemu.

24
Saat pandemi mulai mereda kami memang
kembali bertemu dan bermain ataupun sekedar
nongkrong. Tak lengkap rasanya jika tak menceritakan
kejadian yang terjadi dalam seminggu kepada mereka.
Mereka adalah orang-orang yang ku percaya untuk
menyimpan segala keluh dan kesahku. Segala cerita baik
senang ataupun duka aku percayakan kepada mereka.
Karena menurutku, mereka bisa memberikan saran
terbaik untuk setiap masalahku.

Kisah kami bertiga sebenarnya tak hanya sampai


situ. Tapi karena pandemi yang mengambil waktu kami
cukup lama, kelulusan di jenjang SMP pun tiba. Bahkan
karena pandemi, kelulusan SMP kami pun harus
dilakukan secara daring. Cukup MENYEBALKAN
bagiku karena kenangan yang seharusnya ada didalam
hidupku malah terlewati begitu saja. Kedua temanku pun
memutuskan untuk pindah ke sekolah yang sama,
sedangkan aku melanjutkan SMA ke sekolah yang sama.
Tadinya, aku ingin masuk ke SMK dengan jurusan tata
boga tapi orangtuaku berpikir bahwa tidak perlu pindah
karena tinggal sebentar lagi. Jadi, mau tidak mau aku tidak

25
jadi masuk ke SMK dengan jurusan yang memang aku
minati.

Kami memang sudah tidak bertemu sesering dulu.


Tapi komunikasi kami bertiga masih terjaga hingga
sekarang. Kami memiliki grup dengan nama “ADIOS”.
Kami juga terkadang masih bertemu untuk saling berbagi
cerita mengenai kejadian-kejadian yang terjadi selama
kami tidak bertemu.

Banyak orang bilang bahwa,

26
Seseorang akan berkumpul dengan sesamanya.

Mungkin mereka adalah orang-orangku,

Orang-orang yang memang sejenis denganku.

Aku tak pernah menyesal pernah kenal mereka,

Kita dan cerita yang tidak akan terlupa.

Bab 3: Sekedar Kisah

Aku dan Pikiranku

Sebenarnya aku sudah merasa diriku aneh sejak kecil. Tak


tahu kenapa, tapi terkadang aku berpikir bahwa isi
27
pikiranku sedikit berbeda dengan anak-anak yang
seumuran denganku. Tapi aku tak pernah memikirkannya
lebih jauh karena kupikir hal itu tidak terlalu penting juga.
Meskipun begitu, jika aku pikir-pikir sekarang, hal ini
aneh juga! Itulah alasan kenapa aku ingin menceritakan
hal ini kepada kalian semua.

Jujur saja, aku percaya bahwa segala hal yang berbau


mistis dan hal-hal yang menyakut alien itu memang ada.
Ketika kecil, jiak sedang tidak melakukan apapun. Aku
sering kali berpikir tentang seberapa besar dunia ini.
Bahkan hingga saat ini, umat manusia belum mengetahui
segalanya tentang bumi kita sendiri. Oleh karena itu,
kemungkinan adanya kehidupan lain di luar manusia dan
hewan itu cukup besar. Itulah alasan aku mempercayai hal
hal tersebut. Tak hanya itu, aku berpikir bahwa kita,
manusia adalah sebuah partikel kecil yang tak bisa
dibandingkan dengan luasnya alam semesta. Sejujurnya,
aku cukup menyukai waktu-waktu dimana aku bisa diam
dan berpikir seluas yang kumau tanpa diganggu oleh
orang lain.

28
Selain hal itu, aku juga sering memikirkan tentang
kematian dan kehidupan setelahnya. Hal itu sering kali
muncul ketika aku berdiam dan sedang tak melakukan
apapun. Sesuatu yang ku khawatirkan adalah ketika
datang suatu waktu dimana orang tua dan orang-orang
yang ku sayang harus pergi selamanya. Aku khawatir
bahwa jika waktu itu datang, apakah aku bisa melanjutkan
hidupku seperti biasanya? Jika mereka pergi untuk
selamanya apakah akan datang kesempatan dimana aku
bisa bertemu lagi dengan mereka? Jika memang bisa
bertemu, dimanakah tempat kami akan bertemu? Dan
kapan kami akan bertemu kembali? Jika tidak akan datang
kesempatan untuk bertemu lagi dengan mereka, adakah
sesuatu setelah kematian? Apakah akan ada kehidupan
yang orang sebut sebagai surga? Atau, setelah kematian
hanya ada kekosongan? Jika memang iya, Apakah aku
akan ada didalam kekosongan itu atau aku hanya akan
menghilang dari dunia ini? Bukan hanya pergi dari dunia
tapi hilang dalam arti yang sebenarnya. Kondisi yang
sama jika sesuatu memang tidak pernah ada atau
diciptakan. Jika aku “ada” didalam kekosong atau

29
ketiadaan setelah kematian, apakah aku benar-benar
sendiri disana? Bagiku, hal yang cukup menyedihkan dan
menyeramkan jika kita harus berdiam di suatu tempat
yang bahkan tak bisa dibilang sesuatu. Hanya ada
kekosongan dan kesendirian dalam waktu yang tak
ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering kali
terlintas dipikiranku ketika masih kecil bahkan hingga
sekarang.

Jika kalian sudah membaca hal yang kuceritakan


sebelumnya, mungkin kalian juga akan berpikir bahwa
aku memang aneh. Pemikiran-pemikiran tersebut tak
pernah ku keluarkan sekali pun. Pemikiran tersebut hanya
berputar di pikiranku berulang kali. Aku sendiri pun
merasa bahwa pikiranku aneh. Setidaknya, aku belum
pernah bertemu orang yang memikirkan hal seaneh yang
ku pikirkan.

30
Aku dan pemikiranku yang tak biasa,

Membuatku merasa bahwa aku sedikit berbeda.

Tapi berbeda bagiku bukan sebuah masalah,

Malah sebuah berkah dan keunikan yang kupunya.

Meskipun aku punya jalan pikiranku sendiri,

Setidaknya aku akan berusaha untuk tetap menjadi


pribadi yang baik.

Mereka yang Tak Terlihat

31
Hingga kini, aku tak tahu apakah apa yang kulihat
itu benar benar “kulihat”. Tapi yang ku tahu adalah bahwa
aku tak selalu melihat mereka. Hanya dalam kesempatan
tertentu yang tak terduga. Aku juga tak yakin apakah yang
kulihat bena-benar “MEREKA”. Tapi aku pernah melihat
mereka, bahkan bisa dibilang cukup sering.

Mereka yang kumaksud adalah makhluk yang


dipercaya sebagai makhluk yang menyerupai manusia dan
beberapa bentuk lain yang berkeliaran di alam manusia
dengan alasan tersendiri. Mereka yang dikenal orang
sebagai hantu. Aku sebenarnya mempercayai keberadaan
mereka. Tapi aku tak yakin apa yang ku lihat benar-benar
mereka.

Semua bermula ketika aku masih sangat kecil.


Orang-orang percaya bahwa anak kecil memiliki
pengelihatan yang lebih sensitif dibanding orang dewasa.
Mungkin, itu juga hal yang terjadi pada diriku. Aku
pernah diceritakan bahwa saat kami baru pindah ke rumah
yang kutempati sekarang, aku pasti terbangun dari tidurku
setiap tengah malam dan menangis. Cara agar aku bisa
tidur kembali adalah dengan membawaku jalan-jalan
32
mengelilingi daerah rumahku untuk beberapa saat dan aku
pun akan tenang dan tidur kembali. Mamaku pernah
bercerita bahwa saat aku masih kecil aku suka menunjuk
ke satu arah tertentu dan berkata bahwa ada seekor
harimau di arah yang kutunjuk. Saat itu, kalau tidak salah
orang tuaku memanggil seorang paranormal dan
memindahkan hal yang negatif tersebut keluar dari
rumahku.

Aku ingat, ketika masih kecil aku pernah


mebgalami beberapa kejadian yang cukup janggal. Waktu
itu aku sedang tertidur. Padahal, yang sedang tidur
dikamarku saat itu cukup banyak, yaitu 4 orang. Tapi tiba-
tiba aku merasa ada yang menggoyangkan badanku
sehingga aku pun terbangun dari tidurku. Ketika aku
sadar, aku langsung membalikan ke arah sebaliknya yang
merupakan posisi dari orang yang menggoyangkanku.
Ketika aku lihat, orang yang menggoyangkanku tidak
nampak seperti orang. Bentuk yang kulihat adalah
sesesosok makhluk berbentuk “seperti” manusia, namun
dia tak memiliki fitur muka seperti manusia biasanya.
Mukanya tak memiliki mata, mulut, hidung, dan telinga.

33
Hal yang paling aneh darinya adalah dia memakai sebuah
topi.

Pertemuanku dengannya tak hanya sekali, ketika


aku kelas 11 aku kembali dengannya dengan kejadian
yang serupa. Ketika aku menengok pertama kali kukira
adalah papaku, tapi ya…. Sama seperi dulu, mukanya
rata. Aku kaget setengah mati dan segera membuang
mukaku. Ketika aku kembali untuk memastikannya, dia
HILANG.

Ada kejadian yang lain. Saat itu aku sedang di


kamar orangtuaku dan hendak pergi ke kamarku. Ketika
aku sedang berjalan, aku melihat adikku, Nathan. Berjalan
menuju toilet. Aku entah kenapa mengikutinya ke toilet
dan saat aku lihat, toilet yang ia datangi kosong. Aku
langsung berlari ke kamarku. Kalian tahu apa yang
terjadi? Adikku, Nathan sedang duduk di atas kasur
sambil bermain game. Aku langsung menanyakan apakah
dia dari toilet tapi dia menjawab bahwa dia sudah sedari
tadi ada di kamar. Aku mencertitakan kejadian itu ke
orangtuaku dan katanya mereka sudah biasa dengan

34
“sosok” yang satu itu. Mereka bilang bahwa memang ada
sosok anak kecil di rumahku itu.

Ketika aku masih duduk di Sekolah Dasar, waktu


itu adik-adikku masih kecil. Saat itu, mamaku selalu
memandikan adik-adikku sebelum berangkat sekolah. Di
hari itu, aku sudah selesai dan sedang sarapan mie instan.
Aku duduk di lantai sambil menyender ke sofa. Ketika
sedang makan, tiba-tiba terasa ada yang menyentuh
punggungku beberapa kali seperti sedang memijatku.
Cukup aneh tapi agak menyeramkan. Karena ketika aku
menoleh ke belakang, tidak ada siapa pun di belakangku.

Salah satu kejadian yang paling menyeramkan dan


paling jelas. Saat itu aku sedang buang air besar di Toilet
yang memang jarang di pakai di rumahku. Saat itu aku
masih duduk di SD. Toilet itu jarang di pakai karena
memang tidak nyaman dan pintunya tidak bisa di tutup.
Jadi, aku buang air besar dengan kondisi pintu terbuka.
Persisi di sebelah luar pintu kamar mandi ada mesin cuci
yang biasa dipakai untuk mencuci pakaian. Saat itu, aku
sedang melihat ke arah lain dan ketika aku menengok ke
arah mesin cuci itu, ada sesosok perempuan berambut
35
panjang yang menutupi mukanya jongkok di atas mesin
cuci itu. Aku segera bergegas menyelesaikan kegiatanku
saat itu. Aku menceritakan kejadian itu ke mamaku. Lalu
dengan santainya, mamaku bilang mungkin dia sedang
menunggu gilirannya untuk memakai toilet. Aku merasa
bahwa jawaban mamaku saat itu hanya untuk
menenangkan aku yang ketakutan.

Aku sendiri masih meragukan pengelihatanku


hingga saat ini. Tapi, waktu itu aku dan saudaraku yang
tinggal di jakarta mendatangi orang dengan kemampuan
khusus yang berada di Jakarta. Orang pintar tersebut,
dipercaya merupakan perantara dewi samudera dari
kepercayaanku. Jadi, dia adalah orang yang diberi
kemampuan khusus untuk bisa menjadi media bagi dewa-
dewi dari kepercayaan Buddhisme. Waktu itu, mamaku
menanyakan tentang pengelihatanku. Dia memvalidasi
tentang kemampuan pengelihatanku dan berkata bahwa
pengelihatanku bukanlah sebuah masalah.

36
Pengelihatan untuk bisa melihat mereka.

Aku memang belum yakin sepenuhnya,

Tapi, jika memang benar,

Semoga pengelihatanku tidak menjadi sebuah


malapetaka.

Melainkan sebuah berkah yang diberikan untuk


bisa menolong semua makhluk agar terlepas dari
penderitaannya.

37
Kesan Pertama

Ketika aku mulai masuk ke jenjang SMP, sekolah


mengadakan MPLS selama 3 hari. Aku yang baru
memulai fase baru didalam hidupku, dan berpisah dengan
beberapa teman yang cukup dekat denganku masih harus
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Saat itu,
temanku hanyalah Alex teman yang sudah bersamaku dari
SD. Reaksi kami saat melihat tingkah laku anak-anak baru
yang agak berbeda dangan kebiasaan kami adalah aneh
dan merasa tidak akan cocok dengan mereka.

Namun tak selang berapa lama, kami malah mulai


dekat dengan Phion dan Andre. Orang yang tadinya kami
pikir paling aneh dan paling tidak cocok dengan kebiasaan
kami. Kami seringkali bermain bersama dan mulai
nongkrong bersama.

38
Kenangan yang paling kuingat ketika SMP adalah
Outing pertama dan terakhir kami di jenjang SMP. Saat
itu, untuk pertama kalinya outing menginap di luar kota
yaitu, Kota Malang. Disana sangat menyenangkan
bagiku. Kami melakukan banyak hal bersama seperti naik
wahana ekstrem di Jatim park dan pasar malam, berenang
pagi buta di hotel, dan tour ke Gunung Bromo. Gunung
Pertama yang aku datangi seumur hidupku. Pemandangan
di sana sangat indah meskipun suhu udaranya sangat
dingin… Aku memiliki cukup banyak kenangan indah di
Malang bersama teman-temanku. Mungkin, kami akan
kembali ke sana untuk bernostalgia suatu hari nanti.

39
Ada pepatah yang mengatakan bahwa,
Semua orang punya waktu nya,
Dan setiap waktu ada orangnya.
Mungkin itu adalah pepatah yang tepat untuk
menggambarkan masa SMPku.
Fase ini memang singkat,
Namun sangat berkesan dan punya tempat tersendiri di
hatiku.

40
Bab 4: Fase Terindah
Awal yang Baru

Aku masuk ke jenjang SMA ketika dunia dan


seisinya masih belum stabil karena dampak dari pandemi.
Hampir satu tahun kelas 10 ku kuhabiskan dirumah. Aku
baru masuk uji coba ke sekolah ketika kelas 10 di
pertengahan semester 2. Agak menyedihkan, karena masa
yang orang-orang bilang masa terindah di dalam hidup
malah harus kulakukan di rumah dalam waktu yang cukup
lama.
Kesan pertamaku dengan anak-anak baru di
jenjang SMA tidak terlalu buruk walaupun saat kelas 10
aku hanya memiliki beberapa teman. Tidak banyak,
setidaknya tidak sebanyak sekarang.
Aku baru dekat dengan sahabat-sahabatku yang
sekarang semenjak liburan kelas 10. Walaupun sedikit
lama, tapi aku bersyukur bisa mengenal mereka. Karena
dengan adanya mereka, aku bisa belajar untuk menjadi

41
orang yang lebih baik lagi. Mereka sangat berdampak
kepada diriku yang sekarang. Jalan pikiranku saat ini
merupakan hasil dari pertemenan kami selama ini.
Semenjak masuk SMA cukup banyak gaya
hidupku yang berubah. Semenjak aku masuk ke SMA,
hampir setiap pulang sekolah aku berkumpul dengan
teman-temanku. Mungkin bahasa gaulnya sekarang
adalah “nongkrong”. Walaupun aku tidak sebebas teman-
temanku yang lain, karena aku harus membantu mamaku
untuk berjualan besok harinya. Tapi, cukup mengobrol
dan bercerita dengan mereka sudah cukup membuatku
puas dan bisa melupakan keluh kesahku yang terjadi di
hari itu.
Aku mulai dekat dengan teman-teman sekelasku
ketika kelas 11. Sebelumnya kita hanya sebatas kenal dan
tidak banyak berinteraksi. Namun, karena memang
sedanga da momen yang tepat, yaitu lomba drama kelas
ketika acara bulan bahasa, Aku sebagai direktor mau tidak
mau jad sering berinteraksi dengan teman sekelasku.
Lomba drama saat itu sangat berkesan bagi kami semua.
Karena kerja keras, dan dibimbing oleh orang yang tepat,
yaitu wali kelas kami Pak Sandy. Kami bisa
memenangkan beberapa piala untuk kelas kami. Aku pun
sebagai pembuat cerita, cukup bangga atas pencapaian
tersebut.
Kenangan lain yang berkesan dan akan selalu
kuingat adalah ketika kami melakukan Study Tour ke
Jakarta. Walaupun agak mengecewakan karena kami
42
mengharapkan Study Tour keluar kota yang agak jauh dan
menginap. Tapi, karena situasi saat itu kami sudah sangat
dekat. Jadi, semua terasa menyenangkan dan berkesan.
Kami mencoba banyak wahana ekstrem di Dufan.
Walaupun ada 1 wahan yang menurutku terlalu gila.
Sehingga aku sedikit di ejek oleh teman-temanku yang
berani menaiki wahana tersebut.
Pada malam harinya kami mendatangi sebuah
tempat semacam China Town yang bernama Old
Shanghai. Di tempat itu, kami juga mulai dekat dengan
adik-adik kelas seperti Narodo, Vitto, Davent, dan
Christian.

43
SMA,
Masa yang orang bilang sebagai masa terindah.
Masa dimana orang-orang berubah dari remaja menjadi
dewasa.
Masa dimana orang-orang mulai mengenal cinta.
Sebuah masa yang merubah diriku,
Menjadi pribadi yang baru.

44
Dia Lahir

Dia, dia yang kumaksud adalah dia yang datang


tanpa terduga seperti sebuah berkah yang turun dari
langit. Dia yang kelak akan menjadi penyemangat hari-
hariku. Dia yang menjadi alasan aku tidak ingin jauh dari
rumah terlalu lama. Dia adalah adik ke 3 ku atau anak ke
4 di dalam keluargaku. Dia adalah seorang bayi
perempuan bernama Alicia Anata Tanujaya. Alicia berarti
bangsawan dan Anata berarti rendah hati.
Ketika itu, 18 Maret 2021 pada pagi hari, ketika
matahari belum naik untuk menyinari hari, mamaku tiba-
tiba membangunkanku untuk sekolah dan berkata bahwa
ia akan melahirkan hari ini. Aku yang masih setengah
sadar kaget dan bertanya tentang persiapan mamaku. Tapi
ia bilang bahwa semuanya telah siap dan tinggal
berangkat menuju bidan yang sama ketika aku lahir. Aku
adalah anak yang paling sering menemani mamaku untuk

45
USG melihat perkembangan adikku saat masih di dalam
kandungan.
Pada sore hari yang di selimuti hujan rintik-rintik,
papaku pulang untuk menjemput aku dan adik-adikku
menuju bidan bertemu mama dan adikku. Kami pun tiba
di bidan tak lama kemudian. Aku melihat mamaku dalam
kondisi yang 100% normal. Tidak seperti orang yang
habis melahirkan. Aku pun melihat adikku untuk pertama
kalinya.
Kesan pertama ketika aku melihat adikku adalah
dia merupakan berkah dan karunia yang diturunkan untuk
keluargaku melalui mamaku. Dia terlihat sangat suci dan
bercahaya bagiku saat itu. Pipinya yang bulat mirip
seperti bakpau dan kulitnya lembut seperti kapas. Dia
merupakan mahakarya alam semesta yang akanku cintai
sepanjang hidupku. Saat pertama kali melihatnya, aku
berpikir bahwa dia adalah orang yang harus aku jaga dan
aku cintai di kehidupanku kali ini.

46
Cahaya,

47
Adalah yang datang ketika kegelapan tiba.
Begitu pun dengan dia,
Bagiku adalah cahaya yang datang ketika kami
membutuhkannua.
Dia bagai air yang menyegarkan ditengah sesak.
Oleh karena itu,
DIA BERHARGA.

Geng Anti Selingkuh

Geng Anti Selingkuh atau biasa kami singkat GAS


merupakan kumpulan aku dan teman-temanku yang
sering bermain bersama. Kami membentuk GAS bukan
karena hal serius, GAS hanya sebuah grup obrolan yang
berisi anak-anak yang sering bersama dalam situasi
48
apapun. Kami bukan sekumpulan anak nakal yang sering
melawan peraturan. Tapi kami bisa dibilang sekumpulan
anak-anak yang bertemu karena suatu situasi yang tepat
dan waktu yang tepat sehingga bisa menjadi satu kesatuan
yang saling mendukung satu sama lain.
Nama GAS dibuat ketika sebagian dari kami
sedang berkumpul dan membicarakan suatu masalah yang
menimpa salah satu teman kami(walaupun pelakunya pun
ada di lingkup yang sama heheheheh). Kami
menyimpulkan bahwa dalam lingkup kami, kami harus
tetap positif dalam segala hal termasuk dalam kesetiaan
pada teman dan pasangan. Kesetiaan dan kepercayaan
merupakan suatu hal yang tak dapat dibeli dengan harga
berapa pun.
Pertama kali kelompok ini dimulai ketika aku dan
5 temanku camping untuk pertama kalinya. Kami
camping selama 3 hari 2 malam di Gunung Putri
Lembang. Tempat yang di rekomendasikan cocok untuk
pemula. Banyak hal yang kita lakukan ketika camping.
Kami bermain kartu sambil meminum-minuman
penghangat, kami membuat api unggun dan jagung bakar
hampir di setiap saat, kami memasak makanan kami
sendiri seperti mie instan dan ayam goreng, kami juga
tracking ke benteng peninggalan bekas belanda. Benteng
belanda tersebut terdiri dari 3 ruangan, kami mendatangi
1 ruangan setiap harinya. Benteng tersebut memiliki
suasana yang cukup mencekam apalagi kami
mendatanginya ketika sore hari, yaitu ketika kabut mulai
turun. Pemandangannya sangat indah. Pada benteng
49
belanda tersebut, masih ada peninghalan seperti besi-besi
pada tembok yang kami perkirakan merupakan besi bekas
mengikat tahanan pada saat itu.
Setelah itu, anggota-anggota GAS mulai
bertambah sedikit demi sedikit. Sekarang, sebagian dari
kami berkumpul setiap hari minggu di rumahku. Aku
merapikan gudanh yang ada di rumahku sedemikian rupa
agar bisa nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul.
Sayangnya, salah satu anak GAS, yaitu Vitto harus pindah
ke luar kota bersama keluarganya ke Bali. Kejadian yang
sangat disayangkan tersebut terjadi karena ia mengalami
sebuah kecelakaan yang cukup parah ketika sedang
mengendarai motor sendiri. Kami hampir setiap hari
menjenguknya hingga hari dimana ia akan berangkat.
Namun, di hari keberangkatannya aku dan beberapa
temanku berhalangan

50
Itulah mereka,
orang-orang yang bersatu karena situasi.
Satu pesanku,
Dalam pertemanan kepercayaan adalah hal yang utama.
Kepercayaan dan kesetiaan adalah hal yang berharga,
Layaknya mutiara di dalam laut.
Sulit ditemukan namun sangat berharga.

Kita, Motor,dan Bandung

51
Aku dan teman-teman sering kali bermotoran.
Kami menjadikan motoran sebagai pelepas penat. Kami
menyusuri setiap tempat bagus yanh ada dipenjuru kota
Bandung. Dapat disimpulkan bahwa Kota Bandung dan
seisinya merupakan sebuah keindahan. Kota ini
menyimpan banyak cerita-cerita kami. Dari kenangan-
kenang indah hingga tragedi semuanya terjadi di kota ini.
Aku bersyukur bisa lahir di Bandung. Di kota ini aku bisa
belajar banyak hal. Bandung dengan segala ceritanya
takkan pernah kulupakan.
Seperti yang kubilang, kami seringkali
bermotoran mengelilingi kota Bandung. Tapi, destinasi
yang paling sering kami datangi adalah Ciwidey yang
terletak di selatan kota Bandung. Selain ciwidey, destinasi
yang sering kami datangi adalah lembang, dago, dan
braga. Tempat-tempat tersebut menyimpan banyak cerita
kami.
Pertama kali aku boleh membawa motor ke tempat
jauh adalah Ciwidey. Awalnya aku tidak mendapatkan
izin dari mamaku, tapi papaku mengizinkanku untuk
pergi. Aku pergi dengan beberapa temanku. Kami
berkumpul di rumah Alex temanku. Karena rumah Alex
merupakan runah diantara kami yang paling dekat dengan
ciwidey. Kami berangkat pada jam 7 pagi. Kami
berangkat ke ciwidey tanpa ada tujuan. Namun
karena saat dijalan kami tak selalu bersama, seorang
temanku mengalami kecelakaan kecil karena kakinya
masuk ke dalam solokan ketika macet. Lalu karena tidak
ada luka yang parah, kami melanjutkan perjalanan hingga
52
ke rest area naringgul. Disana kami makan sambil
menunggu hujan. Setelah hujan reda, kami melanjutkan
perjalanan ke daerah ciwidey kembali. Di daerah ciwidey,
tadinya kami mau mengunjungi kawah putih namun
karena tiket masuk nya yang mahal dan harus menyewa
angkot, kami tidak jadi ke kawah putih. Hujan pun turun
lagi dan kami mampir ke warung kopi gunung sambil
menghangatkan diri dan menunggu hujan reda. Setelah
itu, kami pun pulang ke rumah alex. Disana kami
mengobrol sebentar dan lalu pulang ke rumah masing-
masing.
Kami juga pernah beberapa kali keluar kota. Kota
pertama yang kami datangi adalah Subang. Kami kesana
dalam rangka diajak memancing oleh salah seorang guru
yang merupakan wali kelasku. Walaupun, kami tidak
memancing karena satu dan lain hal. Tapi, kami
mendatangi curug yang sangat indah di daerah Ciater
lembang. Kota lain yang pernah kami kunjungi adalah
Cianjur, dan Garut.
Motoran terjauh yang pernah kami lakukan adalah
ke Pantai Manalusu yang terletak di Garut. Untuk menuju
kesana kami berangkat jam 5 pagi. Lalu kurang lebih jam
9 kami sampai di Rest Area Naringgul yang berada di
kabupaten Cianjur. Lalu baru sampai di pantai Manalusu
sekitar jam setengah 1. Perjalanan terasa cukup
melelahkan, apalagi disana kami main di laut. Agak
menyebalkan rasanya jika kami harus kembali ke daerah
ciwidey ke tempat kami akan menginap dimana
perjalanan kurang lebih 3-4 jam dengan jarak sejauh 100
53
km. Estimasi waktu tersebut adalah jika semuanya lancar.
Kami berangkat dari pantai sekitar jam 2, lalu berjalan
terus menuju tempat penginapan yang ada di wilayah Situ
Patenggang, Ciwidey. Namun, perjalanan tidak berjalan
begitu lancar. Setelah kami melewati Curug Ceret yang
ada di kabupaten Cianjur, tiba-tiba hujan deras turun.
Kami pun tidak lagi jalan bersaam. Ada yang berhenti
untuk memasang jas hujan. Namun karena situasiku pada
saat itu tidak membawa jas hujan, aku terus melanjutkan
jalan di paling depan. Hingga akhirnya tiba di tempat
penginapan kurang lebih jam 7 dengan kondisi badan
kedinginan terkena hujan dan udara Ciwidey yang
terkenal yangat dingin. Beberapa dari kami baru tiba
kurang lebih 1 jam kemudian.
Tempat yang paling sering kami kunjungi dan
menjadi favorit kami adalah jalan Braga. Jalan yang
memiliki suasana dan bangunan bergaya Eropa. Menjadi
pusat tempat nongkrong di Bandung. Sepanjang jalan
Braga hanya berisi Kafe dan tempat makan. Kami sering
kali mendatangi jalan Braga untuk nongkrong di kafe,
sambil mencoba-coba tempat baru. Walaupun tempat
yang paling kami sering kunjungi adalah Braga Art Café
dan Angkringan. Selain untuk nongkrong, kami ke jalan
Braga untuk nonton film di bioskop. Braga menyimpan
sangat banyak peristiwa dan cerita bagi kami. Orang yang
ikut ke Braga pun silih berganti. Ada yang dulunya teman,
sekarang bukan. Dan orang yang dulunya bukan siapa-
siapa, sekarang malah jadi teman. Mungkin memang
begitulah cara bekerja dunia. Orang selalu datang dan
54
pergi. Perpisahan akan selalu datang pada pertemuan
manapun. Walaupun aku dan mereka nantinya akan
dipisahkan oleh cara bekerja dunia, aku akan
berterimakasih kepada mereka. Aku sangat bersyukur
bisa mengenal orang-orang seperti mereka. Mungkin bagi
orang lain, kami adalah orang-orang yang aneh tapi
bagiku, kami adalah orang-orang yang hebat. Hebat
karena bisa menjaga kepercayaan satu sama lain dan hebat
karena bisa saling mendukung di situasi apapun.

55
Inilah masa muda kami,
Mungkin tak bisa dibandingkan
Dengan masa muda kalian.
Namun,
Inilah kami apa adanya,
Kami yang bisa menerima satu sama lain.
Bandung menjadi saksi atas cerita kami,
Kenangan kami,
Semua pelajaran yang kami dapatkan,
Ada di Bandung.

56
Perpecahan

Aku tidak akan bercerita terlalu banyak pada bagian ini.


Karena topik yang akan diangkat masih terlalu sensitif
bagi beberapa orang. Aku mengangkat topik ini karena
menurutku dalam peristiwa ini ada hal yang bisa dijadikan
pelajaran untuk kedepannya.
Seperti yang sudah kuceritakan, aku memiliki kelompok
pertemanan yang beranggotakan cukup banyak orang.
Tadinya, kami tidak pernah ada masalah internal yang
cukup serius. Namun, berbeda dengan yang kali ini.
Ketika liburan kelas 11, aku dan beberapa temanku
mendapatkan informasi dari seseorang yang tidak bisa
kusebutkan namanya mengenai perilaku salah seorang
teman kami kepada kami. Orang yang kami kira baik,
ternyata berbeda di belakang.
Korban utamanya merupakan Alex, teman dekatku sejak
SD. Dia dirugikan dalam beberapa hal yang tak bisa
kusebutkan. Tak hanya dia, teman-temanku yang lain juga
ternyata dirugikan karena perilakunya. Kami tidak
memasalahkan jika salah seorang kami membutuhkan
bantuan, namun yang namanya hubungan antar manusia
itu harus saling. Tidak boleh berat di satu pihak. Kejadian
yang kami alami memang berat sebelah.

57
Awalnya, aku tidak dirugikan. Namun, belakangan aku
mulai tahu bahwa ketika dia mulai dijauhi, dia
menyalahkanku sebagai dalang dibalik dirinya dijauhi
oleh teman-teman yang lain. Padahal, ketika teman yang
lain mulai menjauh aku masih selalu ada untuknya ketika
dia membutuhkan bantuan. Aku bisa mengetahui hal
tersebut karena dia menyalahkanku di depan seorang
temanku yang mungkin menurutnya bisa ia pengaruhi.
Namun, tanpa dia sadari apa yang dia katakan kepada
temanku ini sampai kembali ke telingaku. Semenjak saat
itu, karan merasa nama baikku di rusak olehnya, aku pun
mulai menjaga jarak darinya.
Kami sebagai korban tidak mengharapkan banyak hal.
Jika dia menyadari kesalahannya, kita bisa
memaafkannya. Namun, untuk kembali seperti dulu lagi
sepertinya kami belum bisa percaya kepada orang ini.
Karena perasan kecewa dari kami yang cukup mendalam.
Kami tidak akan mengemis permintaan maaf darinya.
Tapi kami menunggu inisiatif darinya untuk meminta
maaf, jika suatu saat nanti dia tersadar atas perbuatannya.

58
Pertemanan adalah sebuah proses yang melibatkan
beberapa individu yang bersifat saling
antar satu sama lain.
Kepercayaan merupakan hal yang utama dalam
pertemanan.
Pesanku,
Jangan menyia-nyiakan kepercayaan orang lain
terhadapmu,
Karena suatu saat nanti kamu akan membutuhkan orang
lain di dalam hidupmu.
Meminta maaflah jika salah,
Karena permintaan maaf hanyalah kata yang keluar dari
bicara.
Bukan suatu hal yang harus dilakukan dengan usaha.

59
Bab 5: Aku.
Aku dan Diriku

Tak banyak yang bisa kuceritakan tentan diriku sendiri.


Aku sendiri tidak merasa bahwa diriku spesial. Aku
hanyalah seseorang yang senang untuk melakukan hal
yang kusuka. Karena hal itu juga beberapa orang terutama
orangtuaku menganggap aku sulit diatur. Padahal,
memang sifat diriku yang memiliki pemikiran sendiri dan
juga cukup keras dengan pendirianku.
Di dalam buku ini, topik yang paling sering ku angkat
adalah tentang lingkungan pertemananku. KArena
memang hal itu jug yang paling berkesan bagiku dan
layak untuk kuceritakan di dalam buku ini. Telah berulang
kali aku sebutkan bahwa aku sangat bersyukur bisa
mengenal orang-orang tersebut.
Selain teman-temanku, hal yang paling aku syukuri
adalah keluargaku. Karena tanpa mereka, sudah pasti aku
tidak akan menjadi diriku yang sekarang. Aku tidak akan
ada di titik yang saat ini. Terutama adikku yang paling
kecil, Alicia. Aku sangat bersyukur karena dengan

60
kehadirannya aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
Aku tidak mengangkat masalah percintaan karena
memang tidak banyak yang bisa kubicarakan. Aku pernah
suka kepada seseorang di masa SMA, namun memang
tidak berhasil. Aku tidak akan menceritakannya secara
terperinci. Menurutku, aku selalu ada ketika dirinya
membutuhkanku dalam situasi apapun. Namun, nyatanya
setelah apa yang kulakukan, memang dirinya tak tertarik
kepadaku. Aku juga salah karena sudah terlalu berharap
kepada seorang manusia. Hasilnya, aku kecewa walaupun
aku tidak bisa menyalahkan dia. Mungkin bisa dibilang
aku kecewa pada diriku sendiri yang tidak bisa jujur
kepadanya dan tidak bisa mengerahkan seluruh usahaku
untuk dirinya.
Dalam bidang akedemis, saku tidak terlalu bermasalah.
Aku memang tidak bisa dibilang pintar. Namun aku juga
bukanlah yang terburuk. Nilaiku cukup, ada yang bagus
namun ada juga yang buruk. Diluar akademis, aku
memiliki bakat seperti memasak. Aku juga senang untuk
melukis. Aku seringkali ditunjuk oleh teman-temanku
untuk menulis naskah untuk drama dan film.

61
Manusia merupakan sebuah partikel kecil di alam
semesta.
Begitu juga denganku,
Aku adalah bagian dari partikel tersebut.
Aku juga bukanlah seseorang yang spesial.
Maka dari itu,
Tujuan hidupku adalah membuat hidupku kali ini
menjadi spesial.
Aku mau segala hal yang terjadi di dalam hidupku
menjadi sesuatu yang berharga.

62
Pesan Untuk Dunia yang Kukenal

Aku menyadari bahwa dunia dan kehidupan akan terus


berubah seiring berjalannya waktu. Aku sendiri pun sudah
mengalami beberapa perubahan di dalam hidupku. Baik
perubahan pada dunia maupun perubahan dalam hidupku.
Aku tdak masalah jika dunia terus berubah.
Semua orang harus mengikuti perkembangan yang ada.
Namun, kita harus menerima perubahan dengan positif.
Semua akan berubah pada waktunya, dan perubahan
tersebut bisa membawa dampak negatif pada dunia.
Aku ingin berpesan pada dunia yang kukenal. Aku harap
semoga kalian bisa hidup dan berkembang dengan cara
yang tepat. Semoga kalian tidak terjatuh kedalam
sesuatunyang buruk. Aku memang mungkin tidak akan
bisa banyak membantu kalian dalam kehidupan dan
pilihan yang pilih. Namun, percayalah jika musibah
datang, semuanya pasti akan berakhir. Jangan terlalu
cepat mengambil keputusan dan menyerah. Karena aku
63
ingin semua yang kukenal bisa menjadi seseorang yang
berguna dan memberikan dampak yang baik pada sesama.

64

Anda mungkin juga menyukai