Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Farmakologi Toksiologi Ii " Metabolisme Obat ": Dosen Pengampu: Apt. Yane Dila Keswara, S.Farm., M.SC

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH FARMAKOLOGI TOKSIOLOGI II

“ METABOLISME OBAT ”

Dosen Pengampu :
apt. Yane Dila Keswara, S.Farm., M.Sc

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

Anggota :

1.
2. Syifa Rahmawati ( 27216641A)
3. Wenda Oktaviana (27216642A)
4. Kurnia Nur Indah (27216643A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah tentang mata kuliah Farmakologi Toksiologi II “ Metabolisme Obat ”. Pembuatan
makalah ini, dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam mencapai tujuan mata
kuliah Farmakologi sehingga para mahasiswa mampu meningkatkan wawasan dan
pengetahuannya.
Penulisan isi makalah ini masih jauh dari sempurna serta masih perlu dikembangkan
lebih lanjut lagi sebagaimana mestinya, mungkin hal ini dikarenakan faktor kemampuan dan
lain sebagainya yang menghambat proses pembuatannya, namun untuk memenuhi tugas
dengan dosen apt. Yane Dila Keswara S.Farm.,M.Sc. penulis berusaha semaksimal mungkin
untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan kesempurnaan isi dari makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
pembelajaran.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Surakarta, 29 Februari 2023

Penulis
A. Landasan Teori

Infeksi masih merupakan salah satu penyakit dengan angka morbiditas paling tinggi di
Indonesia dan negara berkembang (Suryawidjaja, 2007) walaupun sudah banyak kemajuan
dalam mengenal patologi infeksi, ketersediaan test-test diagnostik yang lebih cepat, sensitif
dan spesifik. Marzoeki et al (2004) juga mengungkapkan bahwa penyakit infeksi dan parasit
menyebabkan 22% kematian .

Fluorokuinolon yang dikembangkan dewasa ini yaitu norfloksasin, pefloksasin,


siprofloksasin, ofloksasin, gatifloksasin, levofloksasin, sparfloksasin dan moksifloksasin.
Berbeda dengan asam nalidiksat, kuinolon yang dikembangkan terakhir ini merupakan
kuinolon dengan atom fluor pada cincin kuinolon, sehingga mempunyai karakteristik lebih
cepat diserap pada pemberian secara oral; kadar obat dalam saluran kemih cukup tinggi, di
atas konsentrasi hambatan minimum (KHM) dari bakteri patogen pada umumnya; distribusi
obat dalam jaringan tubuh cukup luas dengan kadar dalam serum dan jaringan di atas KHM
untuk sebagian besar bakteri gram negatif dan beberapa bakteri gram positif aerob; waktu
paro serum dari obat cukup lama, sehingga pemberian dosis tiap 12 atau 24 jam (Soekardjo
dan Sondakh, 2000).

Siprofloksasin yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987 merupakan golongan
fluorokuinolon sintetik yang paling banyak dipergunakan, yang mempunyai aktifitas
spektrum luasdan bersifat bakterisidal, dengan mekanisme mekanisme kerjanya menghambat
enzim topoisomerase II sub unit A (ADN Girase) sehingga mengakibatkan terjadinya
gangguan replikasi, transkripsi, reparasi, rekombinasi dan transposisi dari bakteri.

Simetidin dimetabolisme di hati dan berikatan dengan sitokrom P450 secara reversibel
sehingga dapat menghambat metabolisme obat-obat lain yang juga berikatan dengan reseptor
sama, umumnya mengganggu fase I metabolisme akibatnya kadar obat tersebut dapat
meningkat dalam darah (Hansten dan Hom, 2001; McEvoy, 2002). Simetidin telah terbukti
mempengaruhi farmakokinetika sejumlah obat yang mengalami biotransformasi hepatik
meliputi fluorokuinolon, mengutip dari penelitian Sorgel et al. (1988) yang mempelajari efek
dari praperlakuan simetidin oral selama 6 hari terhadap pefloksasin hasilnya menunjukkan
bahwa kirens total pefloksasin menurun sedangkan klirens renal tidak berubah (Radandt et
al., 1992). Stein (1991) mengutip dari penelitian Mahr et al. (1990) yang meneliti bahwa
simetidin juga menurunkan pemutusan cincin piperazin temafloksasin sehingga menurunkan
klirens renal dan non renal temafloksasin secara signifikan, waktu paruh temafloksasin juga
meningkat dari 7 jam menjadi 9 jam bila bersamaan dengan simetidin.

Interaksi simetidin dengan antimikroba mempunyai efek klinik yang penting.


Peningkatan konsentrasi plasma obat oleh karena klirens yang menurun sebagai akibat dari
interaksi obat kemungkinan dapat meningkatkan efek samping. Oleh karena itu perlu adanya
monitoring terapi terhadap interaksi obat fluorokuinolon dan simetidin (Stein, 1991).
Polifarmasi yang terdiri dari obat sebagai inhibitor metabolisme perlu diperhatikan mengingat
efek klinik dari interaksi obat tersebut. Penelitian terhadap pasien paliatif di suatu rumah sakit
di kota Nottingham melaporkan bahwa dari 160 pasien, terdapat 145 orang (91%) menerima
resep sedikitnya I obat sebagai inhibitor atau induser dari salah satu 5 jenis isozim CYP yang
utama. Dalam 24 kombinasi obat meliputi 34 pasien dilaporkan terjadi peningkatan interaksi
klinik yang beresiko. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa peresepan terhadap kelompok
pasien ini, 1 dari 5 orang beresiko
B. Rumusan Masalah
Mengetahui bagaimana pengaruh pemakaian simetidin terhadap metabolisme
siprofloksasin peroral dan sebagai hewan coba digunakan kelinci.

C. Tujuan Penelian
Adapun tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh pemakaian
simetidin terhadap metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai