Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Soal Dan Lembar Jawab

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

Nama Lengkap : NABILA SALWA FATHIN

NIM : 210500375

Kelas :2

Instruksi:

1. Kerjakanlah pada lembar jawab, dibawah ini setelah soal yang tertera.
2. Kumpulkan dengan merubah nama File menjadi Nama_NIM_Kelas
3. Kumpulkanlah dalam bentuk PDF melalui link berikut ini:
https://drive.google.com/drive/folders/1m0rAqwj8_MsdjKZr9zsSB9Q0pqmgjd-b?
usp=sharing

Soal dan Jawaban:

1. Buatlah rencana penelitian saudara (poin singkat saja) dengan sistematika yaitu dmulai
dari judul kemudian langsung tinjauan pustaka sampai defini operasional.
JUDUL : SKRINING FITOKIMIA DAN PENGUKURAN UJI FENOLIK TOTAL
FRAKSI AIR EKSTRAK BIJI PEPAYA

TINJAUAN PUSTAKA:
A. Telaah Pustaka
1. Sistematika Tanaman
a. Klasifikasi Carica papaya L
Klasifikasi papaya menurut Integrated Taxonomic Information System (2011) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

Kelas : Magnoliosida
Sub Kelas : Dilleniidae
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L
b. Nama Daerah
Tanaman papaya (Carica papaya L) mempunyai nama daerah yang berbeda-beda, dalam
bahasa jawa disebut “kates” dan bahasa sunda disebut “gedang”. Nama daerah lain dari
pepaya yaitu peute, betik, ralempaya, punti kayu (Sumatra), pisang malaka, bandas,
manjan (Kalimantan), kalajawa, padu (Nusa Tenggara), kapalay, kaliki, unti jawa
( Sulawesi). Nama asing pepaya antara lain papaya (Inggris) dan fan mu gua (Cina)
(Herbie, 2015).
c. Kandungan Metabolit Sekunder Biji Pepaya
Bahan alam mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai
antibakteri. Metabolit sekunder adalah hasil dari proses metabolisme sekunder yang
terjadi pada setiap organisme. Biasanya, organisme menghasilkan berbagai macam
senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda. Bahkan, mungkin satu jenis senyawa
metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies di dalam suatu kerajaan
(kingdom). Senyawa-senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan oleh organisme tersebut,
melainkan hanya pada saat dibutuhkan atau pada fase-fase tertentu (6)
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sylvia (2017), diketahui bahwa biji
pepaya mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan alkaloid. Berdasarkan
hasil uji fitokimia yang dilakukan oleh penulis, terungkap bahwa biji buah pepaya
mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan kuinon. Beberapa kandungan dari biji
buah pepaya (Carica papaya Linn) yang memiliki potensi sebagai zat antibakteri adalah
sebagai berikut:
a. Flavonoid
Flavanoid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan cara menghalangi
pembentukan asam nukleat bakteri dan mengurangi gerakan bakteri. Flavonoid bekerja
dengan cara mengganggu pengikatan hidrogen pada asam nukleat, mengganggu proses
sintesis DNA dan RNA. Selain itu, flavanoid juga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dengan mengganggu stabilitas membran sel dan proses metabolisme energi.
b. Tanin
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang ditemukan dalam tanaman dan
dihasilkan oleh tanaman itu sendiri. Senyawa ini memiliki berat molekul berkisar antara
500 hingga 3000 dan mengandung banyak gugus hidroksi fenolik. Gugus-gugus ini
memungkinkan tanin untuk membentuk ikatan silang yang efektif dengan berbagai
molekul lain seperti polisakarida, asam amino, asam lemak, dan asam nukleat. (7) Tanin
adalah senyawa fenol yang menghambat pertumbuhan bakteri dengan dua mekanisme
utama denaturasi protein dan pengurangan tegangan permukaan. Ini mengakibatkan
peningkatan permeabilitas bakteri. Perubahan dan peningkatan permeabilitas sel bakteri
menghambat pertumbuhan sel, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian sel.
(8)
c. Alkaloid
Alkaloid merupakan kelompok terbesar dari zat-zat tumbuhan sekunder. Alkaloid
memiliki sifat antibakteri yang diduga bekerja dengan cara mengganggu komponen
peptidoglikan dalam sel bakteri, mengakibatkan ketidakmampuan pembentukan
lapisan dinding sel secara utuh dan akhirnya menyebabkan kematian sel (Saifudin,
2014).
d. Fenol
Aktivitas antioksidan dapat terjadi karena efek merusak membran sel oleh senyawa
fenol, yang mengubah permeabilitas sel dan dapat menghambat pertumbuhan atau
menyebabkan kematian sel. Fenol juga dapat menyebabkan denaturasi protein sel dan
kontraksi dinding sel, sehingga dapat memperlisis dinding sel jamur. Lebih lanjut,
senyawa fenol dapat berikatan dengan gugus sulfhidril dari protein fungi melalui gugus
hidroksinya, yang mengubah konformasi protein pada membran sel target (Kumalasari,
2015).
e. Kuinon
Kuinon adalah senyawa berwarna dengan struktur kromofor dasar mirip dengan
benzokuinon, yang terdiri dari dua gugus karbonil yang terkonjugasi dengan dua ikatan
rangkap. Senyawa kuinon yang ada sebagai glikosida mungkin kurang larut dalam air,
namun umumnya lebih mudah larut dalam lemak dan dapat terdeteksi dalam
tumbuhan bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil (9). Kuinon memiliki
kemampuan untuk menghambat respirasi sel. Selain itu, kuinon dapat berperan sebagai
akseptor elektron dalam rantai respirasi, yang dapat menghasilkan radikal bebas dan
merusak mitokondria. Aktivitas kuinon ini menyebabkan respirasi yang tahan terhadap
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

sianida, yang mengindikasikan gangguan dalam pasokan oksigen selama proses


respirasi (10)
2. Ekstrak dan Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan pelarut
yang sesuai kemudian semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sehingga memenuhi baku yang telah di tetapkan ( Depkes RI,2000).
Ekstraksi merupakan suatu cara untuk mengambil atau menarik komponen kimia yang
terkandung dalam sampel menggunakan pelarut yang sesuai (Depkes RI,2000). Proses
ekstraksi secara garis besar terdiri dari tiga langkah besar yaitu
1. Sejumlah besar pelarut ditambahkan untuk berkontak langsung dengan
sampel, biasanya hal ini terjadi melalui proses difus
2. Zat terlarut akan pisah dari sampel dan akan dilarutkan oleh pelarut
untuk membentuk suatu fase ekstrak
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel.

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi yaitu :
1. Jenis pelarut, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan karena dapat
mempengaruhi senyawa yang ingin di ekstrak, kecepatan ekstraksi serta jumlah zat terlarut
yang terekstrak.
2. Suhu, dapat mempengaruhi proses ekstraksi dimana jika terjadi pemanasan dengan suhu
tinggi dapat merusak senyawa-senyawa yang tidak tahan panas serta jika terjadi kenaikan
suhu dapat menyebabkan peningkatan jumlah zat terlarut kedalam pelarut.
3. Rasio antara bahan baku dan pelarut, jika rasio pelarut-bahan baku besar maka akan
menyebabkan semakin banyak senyawa terlarut sehingga mengakibatkan meningkatnya
laju ekstraksi.
4. Ukuran partikel, jika ukuran partikel semakin kecil maka laju ekstraksi meningkat.
Sehingga semakin kecil ukuran partikel bahan baku maka dapat menghasilkan rendemen
ekstrak yang semakin besar.
5. Pengadukan, bertujuan untuk mempercepat reaksi antara pelarut dengan zat terlarut.
6. Lama waktu ekstraksi, dapat mempengaruhproses ekstraksi sebab jika waktu perendaman
ekstrak semakin lama maka akan menghasilkan ekstrak yang lebih banyak, sebab kontak
yang terjadi diantara zat terlarut dengan pelarut akan lebih lama.
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

Menurut metode ekstraksi dengan atau tanpa proses pemanasan, dapat dibagi menjadi
2 jenis yaitu ekstraksi dingin dan ekstraksi panas.
a. Metode Ekstraksi
Menurut Depkes RI (2000), ada beberapa metode ekstraksi diantaranya :
1) Cara Dingin
a) Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi simplisia dimana bahan tumbuhan direndam
dalam pelarut pada suhu ruangan dengan beberapa kali pengadukan atau pengocokan.
b) Perkolasi
Perkolasi adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut segar secara terus-menerus
hingga semua bahan ekstraksi larut sempurna, dan biasanya dilakukan pada suhu
ruangan.
2) Cara Panas
a) Refluks
Refluks adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut pada suhu titik didihnya selama
periode waktu tertentu dengan jumlah pelarut yang terbatas tetapi relatif stabil, serta
dengan pendinginan yang efektif.
b) Soxhlet
Soxhlet adalah metode ekstraksi yang menggunakan pelarut yang terus-menerus
diganti, biasanya dilakukan menggunakan perangkat khusus untuk ekstraksi
berkelanjutan dengan jumlah pelarut yang relatif stabil, serta dengan sistem
pendinginan balik yang efektif.
c) Digesti
Digesti adalah maserasi kinetic pada temperature yang lebih tinggi dari temperature
ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40-50 derajat celcius.
d) Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih, temperature 96-98 derajat celcius selama 15-20
menit.

e) Dekokta
Dekokta adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperature sampai titik didih
air dengan waktu 30 menit.
3. Pelarut
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

Pemilihan pelarut penyari harus dipertimbangkan banyak faktor, cairan penyari yang
baik harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain murah dan mudah diperoleh, stabil
secara fisik dan kimia, bereaksi netral, selektif dalam menarik zat berkhasiat yang
diinginkan, mampu mencegah kontaminasi mikroba, serta tidak mudah terbakar.
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah buthanol, n-heksan, etil asetat, dan
air.
Faktor yang mempengaruhi daya larut adalah polaritas dari pelarut tersebut. Nilai
polaritas dan nilai konstanta dielektrik pelarut merupakan salah satu indicator
kelarutan dari pelarut. Polaritas pelarut dan nilai konstanta dielektrik dari beberapa zat
pelarut dapat dilihat pada tabel berikut ini .
Tabel ()Nilai Konstanta Dielektrik

Konstanta Nama Zat Polaritas


Dielektrik Pelarut

1,890 Petroleum
ringan

2,023 sikloheksan

2,238 Karbon
tetraklrorida
trikoloroetilen

2,284 Diklorometan

4,806 Kloroform

4,340 Etileter

6,020 Etilasetat

20,700 Aseton

24,300 Etanol
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

33,620 Methanol

80,37 Air

Keterangan : ke bawah semakin polar.


Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah buthanol, n-heksan, etil asetat, dan
air.
a. Butanol
b. n-heksan
n-Heksan adalah hasil penyulingan minyak tanah yang telah dimurnikan, terdiri dari
campuran hidrokarbon berantai, tidak berwarna atau berwarna pucat, transparan,
volatil, mudah terbakar, dan memiliki bau karakteristik. n-Heksan tidak larut dalam air,
tetapi dapat larut dalam alkohol, benzen, kloroform, dan eter. Uapnya mudah meledak
jika bercampur dengan udara, sehingga harus disimpan di tempat yang dingin. Pelarut
ini adalah pelarut non-polar yang dapat melarutkan senyawa-senyawa seperti minyak
lemak, asam lemak tinggi, steroid, triterpenoid, dan karotenoid. n-heksan sebagai
pelarut non polar memiliki nilai indeks polaritas 0,1,
c. Etil asetat
Etil asetat adalah pelarut semipolar yang berbentuk cairan jernih, tidak berwarna,
memiliki bau khas, dan dapat larut dalam air serta bercampur dengan etanol dan eter.
Etil asetat merupakan pelarut yang digunakan untuk mengekstrak senyawa dengan
polaritas menengah, nilai indeks polaritas dari Etil asetat yaitu 4,4.
d. Air
Air dipertimbangkan sebagai pelarut karena stabil, tidak mudah menguap, tidak mudah
terbakar, tidak beracun, dan alami. Air dapat melarutkan enzim, sehingga senyawa
yang terlarut di dalamnya dapat mengalami reaksi enzimatis, yang berpotensi
menurunkan kualitas. Namun, kehadiran air juga dapat mempercepat proses hidrolisis.
Nilai indeks polaritas dari Etil asetat yaitu 10,2.
4. Fraksinasi
Fraksinasi merupakan metode pemisahan ekstrak hasil maserasi yang telah diuapkan
sehingga diperoleh ekstrak kental. Fraksinasi dilakukan menggunakan berbagai pelarut
dengan tingkat kepolaran yang berbeda-beda, sehingga masing-masing pelarut
mengandung senyawa dengan kepolaran yang berbeda pula. Prinsip dari fraksinasi
yaitu dengan menggunakan proses penarikan senyawa pada suatu ekstrak dengan
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Pelarut yang umumnya
dipakai untuk fraksinasi adalah n-heksan, methanol, dan etil asetat. untuk menarik
lemak dan senyawa non polar digunakan n-heksan, etil asetat untuk menarik senyawa
semi polar, sedangkan etil methanol digunakan untuk menarik senyawa Tyang bersifat
polar. Dari proses ini dapat diduga sifat kepolaran dari senyawa yang akan dipisahkan.
Sebagimana diketahui bahwa senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut
yang non polar, dan seterusnya.
5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah metode untuk memisahkan senyawa dari
campurannya dengan menggunakan dua fase: fase diam dan fase gerak. Fase diam yang
digunakan adalah silika gel, sementara fase geraknya adalah asam asetat glasial. Fase
gerak, yang dikenal sebagai pelarut pengembang, bergerak sepanjang fase diam karena
kapilaritas pada pengembangan ke atas (ascending) atau karena gravitasi pada
pengembangan ke bawah (descending). Kromatografi lapis tipis lebih mudah dan lebih
murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Peralatan yang digunakan dalam
kromatografi lapis tipis juga lebih sederhana, sehingga hampir semua laboratorium
dapat melakukannya kapan saja dengan tepat.
Berikut adalah beberapa keuntungan lain dari kromatografi lapis tipis:
1. Kromatografi lapis tipis sering digunakan untuk tujuan analisis.
2. Komponen-komponen yang dipisahkan dapat diidentifikasi
menggunakan pereaksi warna, fluoresensi, atau dengan radiasi sinar ultraviolet.
3. Elusi dapat dilakukan secara ascending (menaik), descending (menurun), atau dalam
bentuk elusi 2 dimensi.
4. Ketepatan penentuan kadar lebih baik karena komponen yang ingin ditentukan
berupa bercak yang tidak bergerak.
6. Fenolik Total
Fenolik adalah zat atau senyawa yang berada didalam tanaman, senyawa fenolik
sendiri merupakan salah satu kelompok metabolit sekunder yang terbesar di tanaman.
Manfaat senyawa fenolik sendiri beragam diantaranya sebagai antioksidan, antibakteri,
antiseptic dan lain sebagainya.
Metode Folin-Ciocalteu merupakan metode yang sering digunakan dalam penentuan
fenolik total, karena hasil cepat dan sederhana yang dinyatakan sebagai massa
ekuivalen dari asam galat tiap sampel. Penggunaan asam galat sebagai pembanding
dalam metode Folin-Ciocalteu yaitu asam galat merupakan salah satu senyawa dalam
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

kelompok fenolik yang terdapat di tanaman serta direkomendasikan sebagai standar


untuk mendapatkan hasil yang reliabel sebab asam galat memiliki aktivitas yang cukup
tinggi terhadap Folin-Ciocalteu .
Prinsip dari metode Folin-Ciocalteu yaitu terjadinya reaksi oksidasi dari senyawa fenol
di dalam suasana basa oleh pereaksi Folin-Ciocalteu yang akan menghasilkan senyawa
kompleks berwarna biru memiliki serapan kuat menggunakan Panjang gelombang
760nm. Intensitas warna biru akan meningkat sebanding dengan jumlah senyawa
fenolik yang terdapat di dalam sampel. Pengukuran kompleks berwarna biru yang
terbentuk dari reaksi polifenol dalam ekstrak tumbuhan yang bereaksi dengan reagen
Folin-Ciocalteu dapat diukur menggunakan spektrofotometri visible.
7. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer adalah perangkat yang terdiri dari spektrometer untuk menghasilkan
sinar pada panjang gelombang tertentu, dan fotometer untuk mengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan, direfleksikan, atau diserap. Alat ini digunakan untuk
mengukur energi relatif yang terkait dengan panjang gelombang dari sinar yang
ditransmisikan, direfleksikan, atau dipancarkan. (Suharti,2013).
Prinsip spektrofotometri UV/Vis adalah bahwa radiasi pada rentang Panjang
gelombang 200-700nm dilewatkan melalui larutan suatu senyawa, menyebabkan
elektron yang terikat dalam molekul menjadi tereksitasi, sehingga menyerap energi
yang melewati larutan dalam konsentrasi lebih tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam analisis spektrofotometri UV/Vis dan perlu
diperhatikan yaitu operating time dan Panjang gelombang maksimum. Operating time
dapat dilakukan dengan mengukur hubungan antara waktu dan absorbansi larutan,
karena absorbansi akan terus meningkat sampai absorbansi stabil pada waktu tertentu.
Senyawa berpotensi rusak atau terurai, yang mengakibatkan penurunan intensitas
warna dan absorbansi dari waktu ke waktu.
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

Kerangka Teori

Biji

Buah

Pepaya sebagai Daun


tanaman obat
Akar

Batang

Ekstraksi

Konvensional Modern

Air Skrinning
Fraksinasi Kualitatif
Butanol Fitokimia

Metanol
Pengukuran
Etil Kuantitatif kadar fenolik
Asetat total

Kerangka Konsep

Seri konsentrasi fraksi Kadar fenolik


air total

= Variabel Bebas
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

= Variabel Terikat

Hipotesis

H : Fraksi air ekstrak etanol biji papaya (Carica papaya L.) tidak memiliki
0 kandungan fenolik

H : Fraksi air ekstrak etanol biji papaya (Carica papaya L.) memiliki
1 kandungan fenolik

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang dilakukan dengan


menggunakan biji papaya (Carica papaya L). Ekstraksi dilakukan
menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, dengan
waktu perendaman selama 5 kali 24 jam. Setelah dihasilkan ekstrak
kental, dilakukan proses standarisasi ekstrak. Parameter yang
digunakan dalam standarisasi ekstrak meliputi evaluasi organoleptis,
skrining fitokimia, dan pengukuran kadar fenolik total.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmnasi


Universitas Alma Ata Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari tahap pelaksanaan hingga


ke tahap analisis dilakukan selama kurun waktu 1 bulan terhitung sejak
juni 2024 sampai juli 2024

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian menggunakan simplisia biji papaya (Carica papaya L) yang di


beli dari pedagang di daerah Yogyakarta.
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

D. Variabel Penelitian

1. Variable Bebas

Fraksinasi dengan menggunakan pelarut air

2. Variable terikat

Skrining fitokimia dan kadar fenolik total dari fraksi air ekstrak etanol
biji papaya (Carica papaya L)

3. Variable Terkendali

Suhu maserasi, sterilisasi alat, dan ruang kerja

4. Variable Tidak Terkendali

Tempat penanaman, waktu pemanenan


SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

VARIABE DEFINISI ALAT UKUR HASIL SKALA


L OPERASIONAL UKUR
Independent
Seri Pelarut Pelarut fraksinasi - - -
Fraksinasi yang digunakan
adalah air dengan
seri konsentrasi
30,40,60,80 ppm
dan 100 ppm
Dependent
Kadar Kadar fenolik Spektrofotomete Ekuivalen Rasio
fenolik total total adalah r asam
jumlah senyawa UV-VIS galat
fenolik yang (GAE)
terdapat dalam
ekstrak, kadar
fenolik total
diukur
absorbansinya
dengan
menggunakan
Panjang
gelombang
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.Brawijaya No. 99 Tamantirto Yogyakarta Telp.0274 4342288

Prodi/Semester : Farmasi / 6 Hari,Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2024


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Waktu : 10.00-11.00 WIB
SKS Teori :1 Dosen : apt. Daru Estiningsih, M. Sc.
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

maksimum.
Skrining Menentukan ada Panca indera Ada Nominal
fitokimia tidaknya suatu tidaknya
senyawa endapan
metabolit dan
sekunder pada perubahan
suatu tumbuhan warna
sehingga dapat
mengetahui
senyawa yang
terkandung pada
tanaman yang
diteliti

2. Kendala apa yang saudara hadapi saat menyusun rencana penelitian tersebut?
Jawab : saat penyusunan kerangka konsep dan teori serta materi dalam tinjauan pustaka
apa saja yang harus di masukkan, kemudian pada definisi operasional bingung untuk
memasukkan kategori skala

Anda mungkin juga menyukai