LAPORAN PKL II (Seprinaaaaa HL)
LAPORAN PKL II (Seprinaaaaa HL)
LAPORAN PKL II (Seprinaaaaa HL)
DISUSUN OLEH
SEPRINA HANANDA LISA
NIS. 800.4.21.021
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Devy Sari Aprilia Zein A.Md. Pi M Khoiri, S.St.Pi Anggun Putrisila, S.Tr.Pi
NIP.19761307200301002
Mengetahui,
Tanggal lulus..........................................
1 DAFTAR ISI
iii
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................
2.4.5
........................................................................................................................
2.4.6
........................................................................................................................
2.4.7
........................................................................................................................
2.4.8
........................................................................................................................
2.4.9
........................................................................................................................
2.5. Defisinisi PMMT
2.5.1 Defisinisi Penerapan GMP (Good Manufacturing practice)
2.5.2 Ruang Lingkup GMP (Good manufacturing Practice)
2.6. Fungsi-Fungsi Manajemen Usaha Perikanan
2 DAFTAR TABEL
3 DAFTAR GAMBAR
Gambar 9. Sortasi...................................................................................................23
Gambar 16.Glazing................................................................................................27
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan
dengan judul“Penerapan GMP (Good Manufacturing Procedure) pada Pengolahan
Udang Flower (Panaeus sp) Individually FreezingdiPT.Sumber SariIaut Perkasa”.
Dalam pembuatan laporan ini saya mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimkasih kepada:
Kotaagung, ......,2023
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan PKL ini adalah sebgai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Udang flower (Panaeus Sp) dapat dikalasifikasikan dengan udang
windu karena jenis udang ini masih satu famili dengan udang. Berikut adalah
kalsifikasi udang flower (Panaeus Sp):
Filum :Arthropoda
Kelas :Crustacea
Ordo :Decapoda
Family :Panaeidae
Genus :Panaeus
b. Cemaran mikroba
- ALT koloni/g Maks .5,0 10 x
5
c. Cemaran logam*
- Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
- Kadmium (Cd) mg/kg Maks. 0,5
- Merkuri (Hg) mg/kg Maks. 0,5
- Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,5
- Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0
d. Fisika
- Suhu pusat C Maks. -18
- Benda asing* Tidak terdeteksi
e. Cemaran fisik*
- Filth 0
Pemotongan Kepala
Pengupasan
Pengecekan AkhirI
Perendaman
Pembekuan
Pengemasan
Pendeteksi Logam
Pengepakan Menggunakan
Master Cartoon
Penyimpanan Beku
Sumber:
2.4.4. Pengupasan
Proses pengupasan dilakukan dengan cara melakukan pengupasan dengan
cara menarik kulit udang 3 (tiga) ruas pertama, dengan ceramemutar kulit dari
bagian ruas kaki kearah atas dengan menggunakan pisau quit, hingga bagian kaki
dan kulit terlepas dari ruas badan selanjutnya kulit di ruas 4-6 ditarik dengan hati-
harti-hati secara menarik ekornya (Suryanto & Sipahtar, 2020).
Pedoman atau cara dalam memproduksi pangan lebih baik dan benar dengan
tujuan pemenuhan persyaratan oleh produsen berdasarkan persyaratan yang telah
ditentukan adalah program yang tersusun pada Good Manufacturing Practice
(GMP). Keputusan Mentri Kelautan dan Perikanan (KEPMEN KP)
NO.52A/KEPMEN-KP/2013 menjelaskan bahwa GMP merupakan pedoman
persyaratan dan tata cara berproduksi yang baik bagi suatu unit pengolahan,
terutama dalam bidang perikanan. Penentuan GMP dilakukan dengan identifikasi
beberapa aspek penyimpangan atau ketidaksesuaian kondisi terhadap pedoman
yang tertera pada GMP. Aspek GMP diidentifikasikan mencangkup lokasi,
bangunan, fasilitas sanitasi, label dan keterangan produk, penyimpanan,
pemeliharaan dan program sanitasi, dokumentasi dan pencatatan, serta adanya
pelatihan (Pramesti etal, 2013). Upaya penerapan GMP mengacu pada SNI
2705:2014 tentang uadang beku dan sangat penting untuk dilakukan dalam
melindungi konsumen dari bahaya yang dapat terjadi akibat proses pengoahan
yang tidak sesuai acuan standar. Prinsip penerapan Good Manufacturing Practice
(GMP) berdasarkan SNI 2705:2014 meliputi:
Untuk fasilitas yang diperlukan adalah penerangan yang cukup, ventilasi yang
memadai untuk masuknya udara segar, dan tempat pencucian tangan yang
dilengkapi sabun serta pengering tangn. Tempat tersebut juga perlu memiliki
gudang yang mudah dibershkan, terjaga dari hama, dan sirkulasi udara yang
bagus.
3. Peralatan Pengolahan
Sangan dianjurkan menggunakan alat yang terbuat dari bahan non-toksik
(tidak beracun), bila digunakan kontak langsung dengan produk alat tersebut juga
harus tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan mudah perawatanya. Alat-alat
tersebut juga harus disusun sesuai alur proses.
4. Fasilitas dan kegiaan Sanitsi
Sanitasi dibuuhkan untuk menjamin kebersihan baik peralatan yang kontak
langsung dengan produk, ruang pengolahan serta ruang lainnya, sehingga produk
bebeas dari cemaran biologis, fisik dan kimia. Program sanitasi meliputi jenis
peralatan dan ruang yang harus dibersihkan, pelakana dan tangguang jawab, serta
cara pemantauan dan dokumentasi. Fasilias lainnya adalah ketersediaan hygiene
karyawan, pasokan air yang mencukupi kebutuhan proses produksi serta untuk
minum, dan pembuangan air limbah dengan disain yang tak mencemari.
5. Sistem Pengendalian Hama
Dalam pengendalian hama, dapat dilakukan pencegahan dengan sanitasi yang
baik, pengawasan atas barang/praktik higienis yang baik. Sementara , pencegahan
masuknya hama dapat dilakukan dengan penutupan lubang dn saluran tempat
hama masuk, memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi, serta mencegah
hewan berkelana di lokasi unit usaha.
6. Kebersihan Karyawan
Karyawan juga sebaiknya dipastikan kebersihan dan kesehatannya dengan
pemeriksaan rutin. Berkan juga pelatihan hygiene bagi karyawan, di dikuti
peraturan yang lengkap dengan petunjuk, peringatan, larangan dll.
7. Pengendalian Proses
Dalam pengolahan pangan dengan GMP, harus ada proses pengendalian yang
dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
Refrigerasi adalah prsuatu usaha untuk memelihara tingkat suhu suatu produk
atau ruangan agar suhunya lebih rendah dari suhu lingkungan sekitar dengan cara
penyerapan panas dari bahan atau ruangan itu, dan dapat diartikan juga bahwa
refrigerasi sebagai suatu pengelolaan terhadap panas (llyas, 1993).
Alat pembekuan memiliki banyak jenis tetapi tujuan yang sama yaitu untuk
membekukan bahan pangan. Masing-masing alat pembekuan memiliki
kekurangan dan kelebihannya tersendiri, alat-alat pembekuan tersebut antara lain:
d. Cryogenif Freezing
Karakteristik freezer jenis ini adalah perubahan fase dari refrigeranagt
(caryogen) nya karena panas yang dipindahkan dari makanan. Caryogen erkontak
langsung dengan makanan sehingga dapat menyerap panas dari permukaan bahan
secara cepat dan memerlukan waktu yang singkat untuk membekukan bahan
makanan. Kelemahan pembekuan ini menggunakan refrigeranat R-12 yang
merusak lapisan ozon.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pada tahun 2010 PT.Sumber Sarilaut Perkasa hanya berupa Unit Cold
Stroage yang dibangun oleh dinas kelautan dan perikanan, didirikan di PPI
Lempasing yang hanya dilengkapi dengan ABF (Air Blast Freezer) dan ruangan
pendingin ( Cool room). Tujuan dari dilakukannya coba uji coba pengolahan
dengan jangka waktu 2 (dua) tahun untuk mengetahui apakah cold storage bisa
berjalan dengan baik dan lancar. Kepla dinas kelautan dan perikanan saudara
Ir.Agustinus Sinaga menunjuk saudara Marzuki untuk melakukan pengolahan,
namun dalam perjalananya pihak pengolah tidak melaksanakan ketentuan dalam
perjanjian seperti disewakan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung.
Pada tahun 2022 telah dilakukan pengambilan uni Cold Stronge yang untuk
selanjutnya pengolahan atau pegemasan Cold Stronge berada di Dinas Kelautan
dan Perikanan. Untuk melakukan oprasi Cold Strongesetelah pengambilan alihan
dari sudara Marzuki pada tanggal 10 Agustus 2012 dilakukan perjanjian kerja
sama dengan saudara Bambang Kusnadi, dengan jangka waktu kerja sama selama
5 tahun terhitung sejak ditanda tangani, unit Cold Stronge tersebut diterima
PT.Sumber Sarilaut Perkasa Dengan jumlah tenaga kerja 130 orang dengan target
produksi 10 ton perhari. Pada awalnya PT.Sumber Sarilaut Perkasa hanya
memasarka produk bekunya dipasaran lokal Sumatra, produk yang dipasarkan
hanyalah ikan layur beku namun pada 2013 untuk pertama kalinya PT.Sumber
Sarilaut Perkasa memperluas Jangkauan produk bekunya seperti sotong, baby
octopus dan udang kipas untuk di ekspor ke cina dan Vietnam.
4.1.4 Struktur Organisasi
Suatu badan atau lembaga perlu adanya suatu gambaran secara sistematik agar
bagian itu jelas hubungannya terutama dalam pembagian tugas dan tanggung
jawab, dengan adanya anggapan pembagian fungsi aktivitas dan perusahaan yang
tepat. Pimpinan tertinggi di PT. Sumber Sari Laut Perkasa adalah Presiden
Direktur yang bertanggung jawab penuh terhadap keberadaan perusahaan. Berikut
struktur organisasi di PT. Sumber Sari Laut Perkasa Provinsi Lampung:
Keuangan
Nunung
Mutaharoh
Admintasi
Umum
Admintasi
Fitri Destyani
Qc Raw Qc Temperature
Supervisior Qualiy
Material Temu Jayanti
Control Siti Rohma
General M. Rizky Ridho
Manager Yusuf Qc Rekaman
Qc Sanitasi Data
Presiden Direkrur Chandra Yanto Zubaidah Resti
Suryanto
Supervisior Leader 1
Produksi Linda
Ismail
Dalmanik Leader 2
Laratini
Mekanik
Rasyid
4.1.5 Fasilitas
Bengkel
Berikut adalah proses pengolahan Udang Flower (Panaeus Sp) di PT. Sumber
Sarilaut Perkasa, Teluk Betung, Bandar Lampung.
Penerimaan Bahan
Baku
Pencuian I
Penimbangan I
Sortasi
Penimbangan II
Perendaman
Penimbangan III
Penyusunan Inner
Pembekuan
Glazing
Pengecekan Logam
Pengemasan dan
Pelabelan
Penyimpanan
Dalam ruang Dingin
Pemuatan Dalam
Kontainer
4.3.2 Pencucian I
Pencucian pertama pada bahan baku dilakukan dalam fiber yang bertujuan
untuk memudahkan membuang sisa es yang masih menempel pada bahan baku
dan bertujuan untuk menghilangkan kotoran maupun bakteri yang menempel pada
udang flower yang terjadi saat proses penangann udang flower, caranya yaitu
degan memindahkan udang kedalam basket lalu disiram menggunakn air mengalir
sampai es nya hilang. Tujuan pencucian 1 untuk meredukasi jumlah mikroba awal
dan menghilangkan kotoran yang menempel pada udang dengan mempertahankan
suhu udang 5˚C.
Gambar 7. Pencuciam I
4.3.3 Penimbangan I
Penimbangan 1 merupakan suatu proses untuk menentukan berat produk
sebelum dibekukan, pada PT. Sumber Sarilaut Perkasa udang dilakukan
penimbangan keseluruhan, dengan cara meletakkan basket ke atas timbangan
digital, pada proses penimbangan ini dilakukan oleh karyawan dengan
menggunakan timbangan digital. Tujuan dilakukanya penimbangan 1 adalah
untuk mengetahui berat udang flower yang diterima.
Gambar 8. Penimbangan 1
4.3.4 Sortasi
Sortasi dilakukan dua kali yang pertama sortasi mutu setelah itu sortasi
ukuran. Sortasi mutu dilakukan dengan cara manual oleh QC (Quality Control)
yaitu menggunakan metode organoleptik yang bertujuan untuk melihat tingkat
kesegaran, udang dengan cara mengambil sampel untuk mengecek, warna, bau,
tekstur, dan keutuhan bahan baku udang flower (Panaeus Sp).
Sortasi ukuran merupakan proses pengelompokan bahan baku berdsarkan
sizenya, yang menjelaskan bahwa sortasi adalah mengklasifikasikan atau
memisahkan dari bahan yang lain. Sortasi dilakukan berdasarkan berat udang
yang ditimbang, proses sortasi dilakukan dengan benar dan cepat ukuran sortasi
dibagi menjadi 7 size berdasarkan berat yaitu.
Gambar 9. Sortasi
4.3.5 Penimbangan II
Penimbangan II dilakukan dengan cara menimbang udang flower yang telah
disortir, penimbangan udang flower mengguakan timbangan digital sesuai size
(ukuran) yang telah ditentukan. Penimbangan II bertujuan agar mempermudah
karyawan dalam mengetahui berat udang yang akan dibekukan dan utuk
mengetahui hasil timbangan bahan baku setelah disortir.
4.3.8 Pencucian II
Pencucian dilakukan dengan menggunakan air yang dingin <5oc dan
memenuhi persyaratan air minum, setiap keranjang yang berisi baha baku harus
disiram degan air dingin jika suhu air lebih dari 5oc harus segera ditambahkan es
kembali. Suhu bahan baku udang flower (Panaeus Sp) <5oc, wadah yang
digunakan untuk proses pencucian harus memenuhi persyaratan sanitasi dan
hygiene agar tidak merusak mutu bahan baku. Tujuan dilakukannya pencucian
adalah untuk menghilangkan lendir dan kotoran pada udang.
Pada tahap penyusunan udang flower (Panaeus Sp) disusun dalam inner
yang dilapisi pelastik lalu disusun secara manual sesuai size, penyusunan dalam
inner yang bertujuan untuk mempercepat dalam peroses pembekua , serta
memudahkan dalam pengemasa produk. Penyusunan udang bertujuan agar udang
beku yang dihasilkan terlihat menarik. Cara penyusunannya yaitu kumis udang
dililitkan ke ekor udang dan kepala udang bertemu denga dinding inner,
selanjutnya diberi air sebanyak 60-80 ml, air tersebut berfungsi sebagai media
pembekun, sedangkan inner adalah wadah untuk pengemasan udang yang
berbahankan kertas duplex putih.
4.3.10 Pembekuan
4.3.11 Glazing
Produk yang telah dikemas selanjutnya disimpan dalam cold room dengan
daya tampung ±50 ton, pada peroses penyimpanan hal terpenting dalam susunan
cold room adalah bagaimana menjaga kestabilan suhu penyimpanan tersebut,
karena fluktuasi (ketidak tetapan) didalam cold room akan merusaak produk.
Proses penyimpanan di cold room disusun berdasarkan size, hal ini dilakukan
dengan tujuan mempermudah peroses pemuatan kekontainer pada proses
penyimpanan di cold room suhu yang digunakan 18˚c-25˚c, metode pada proses
penyimpanan di cold room ini menggunakan sistem FIFO (First In First Out),
maksutnya barang yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali dicatat
sebagai barang yang dijual.
Penerimaan Mendapatkan bahan baku -Bahan baku -Bahan baku segar -Dilakukan -Jika bahan baku Penerimaan
Bahan baku sesuai spesifikasi diterima hanya dikirim dari suplier pengambilan memenuhi syarat bahan baku
dari dalam bentuk utuh sampel untuk maka dapat form 1
suplier/pemasok dilakukan langsung diproses
-bahan baku
yang sudah pengujian sesuai dengan
dibongkar dari
disetujui organoleptik tujuannya
wadah dengan
pada setiap
-wadah yang cepat dan hati-hati -Jika bahan baku
kedatangan
digunakan untuk mencegah tidak memenuhu
bahan baku
memenuhu kenaikan suhu persyaratan maka
oleh QC
persyaratan ditolak
-Bahan baku segar
sanitasi hygiene -Dilakukan
dimasukkan ke
pengecekan
-Suhu bahan baku ruang proses yang
bahan baku,
7oc telah dilengkapi
pencatatan
plastik curtain
bahan baku
untuk mencegah
(dengan
binatang masuk
pemakaian
pada saat
thermometer
memasukkan
bahan baku tusuk) sebelum
dibongkar
-Bahan baku
dipindahkan ke
keranjang yang
sudah diberi alas
sehingga bahan
baku tidak
langsung
menyentuh lantai
Pencucian 1 Untuk -Pencucian Setiap keranjang -Pemeriksaan Jika suhu air lebih Suhu air
mengurangi/menghilangkan menggunakan air yang berisi bahan suhu bahan dari 5oc harus pencucian form
benda asing/kotoran pada dingin dan baku disiram baku dan air segera 2
bahan baku memenuhu dengan air dingin cucian dengan ditambahkan es
persyaratan air menggunakan kembali
minum thermometer
oleh QC
-Suhu bahan baku
<5oc -Dilihat secara
visual
-Wadah yang
kebersihan
digunakan
bahan baku
memenuhu
yang sudah
persyaratan
dicuci oleh
sanitasi
personil
Penyortiran Mendapatkan ukuran yang -Wadah yang -Sortasi harus Dilakukan Bahan baku yang Kontrol suhu
seragam digunakan harus sesuai dengan pengujian suhu tidak sesuai form 3
memenuhu standar kualitas inti bahan baku ukurannya harus
persyaratan dan spesifikasi dengan dipisahkan
sanitasi dan produk thermomether
higenis tusuk, serta
-Pemisahan ukuran
pengecekan
-Suhu bahan baku ini dilakukan
ukuran yang
<5oc secara manual
sesuai
dengan
menggunakan
tangan
-Pemisahan bahan
baku dilakukan
secara hati-hati dan
secepat mungkin
Keranjang yang
digunakan pada
sortasi untuk
produk produk
cephalopoda yaitu
keranjang yang
berwarna kuning
hijau dengan
ukuran
-Dan keranjang
biru dengan ukuran
Penimbangan Dilakukan Penimbangan -Wadah yang -Penimbangan Pengecekan -Jika timbangan Kalibrasi
1 untuk mendapatkan berat digunakan dilakukan secara timbangan error harus timbangan from
kotor terhadap supplier memenuhi cepat dan sehati- sebelum diganti/diperbaiki 10
persyaratan hati mungkin digunakan
-Jika berat bahan
sanitasi higiene
-Bahan baku dalam baku tidak sesuai
-Suhu bahan baku keranjang harus segera
<5oc kemudian ditambah atau
ditimbang dikurangi, dan
-Gunakan
menggunakan ditimbang ulang
timbangan yang
timbangan digital
sudah terkalibrasi
yang sudah
diperiksa
sebelumnya
-Timbangan
dikalibrasi sebelum
digunakan
Pencucian II Untuk -Pencucian Setiap keranjang -Pemeriksaa Jika suhu air lebih Suhu air
mengurangi/menghilangkan menggunakan air yang berisi bahan suhu bahan dar 5 harus segera pencucian form
benda asing/kotoran pada dingin dan baku disiram baku dan air ditambahkan es 2
bahan baku memenuhi dengan air dingin cucian dengan kembali
persyaratan air yang mengalir menggunakan
minum thermomether
oleh QC
-Suhu bahan baku
<5oc -Dilihas secara
visual
-Wadah yang
kebersihan
digunakan
bahan baku
memenuhi
yang sudah
persyaratan
dicui oleh
sanitasi higiene
personil
Penyusunan Untuk mendapatkan bentuk -Suhu bahan baku -Persoes harus -Pemeriksaan Jika suhu produk Temperatur
produk seragam dan <5oc dilakukan dengan suhu bahan melebihi 5oc Produk form 3
mempermudah dalam proses -Pan yang hati-hati, cepat, baku dengan sesegera mungkin
pembekuan digunakan jelas dan rapi menggunakan untuk dibawa ke
memenuhi (setiap produk thermomether ruangan anteroom
persyaratan harus benar-benar oleh personil
sanitasi dan tertutup olrh
higiene plastik)
-Plastik harus
dibersihkan
sebelum digunakan
-Pan harus
langsung dikirim
ke ruang anteroom
dan diatur di rak-
rak di dalam ruang
CPF
Pembekuan Menurunkan suhu beku -Suhu pusat -Bahan baku -Wadah dan Jika pembekuan Suhu form 2
secepat mungkin bahan baku -18oc dibekukan setelah suhu tidak sempurna
proses penyusunan pembekuan dilakukan
dimonitor dan pembekuan ulang
-Megatur rak-rak
dicatat oleh QC
di dalam CPF
dan operator
-Suhu pembekuan
-Setelah
disetting -35oc
pembekuan cek
dengan lama
suhu pusat
pembekuan selama
produk secara
8 jam
acak
Penimbangan Dilakukan penimbangan -Wadah yang -Penimbangan Kalibrasi -Jika timbangan Kalibrasi
II untuk mendapatkan berat digunakan dilakukan secepat timbangan error harus timbangan form
bersih memenuhi dan sehati-hati diperiksa diganti/diperbaiki 10
persyaratan mungkin sebelum
-jika berat bahan
sanitasi higiene digunakan
-Produk akhir baku tidak sesuai
-Suhu produk - ditimbang harus segera
18oc menggunakan ditambah atau
timbang digital dikurang, dan
-Gunakan
yang sudah ditimbang ulang
timbangan yang
diperiksa
sudah terkalibrasi
sebelumnya
-Timbangan
dikalibrasi sebelum
digunakan
Pendeteksi Mendeteksi serpihan Logam -Harus dicek -Produk dilewati -Pengawasan -Jika terdeteksi Pendeteksi
Logam yang ada pada produk sanitasi vitasnya pada mesin metal terhadap produk logam akan di logam form 9
dengan memakai dector apabila terdapat defrost dan di
frrous 1,5 mm, serpihan loham reproses
stainless 2,5 mm, metal dector
dan non ferrous akan berbunyi
2,5 mm
Pengemasan Melindungi produk selama Bahan pengemas -Harus dilakukan -Bahan -Jika terdapat Produk
dan Pelabelan penyimpanan, transportasi, mempunyai secara cepat dan pengemas bahan pengemas temperatur form
membuat produk menjadi kualitas yang hati-hati sebelum yang rusak harus 3
lebih menarik baik digunakan cek diganti dan
-Dikemas di plastik
secara visual dikembalikan ke
polyetilin dengan
dengan gudang
ukuran 45 cm X
mengambil
100 cm
-Di plastik tersebut secara acak
terdapat keterangan oleh QC
mengenai kode
produksi, jenis dan
size
Penyimpanan Untuk menjaga agar produk -Suhu ruangan -Simpan produk -Pengecekan -Untuk Cold storage
Dalam Ruanga shrimp beku tetap dalam penyimpanan±- dengan cepat untuk suhu yang ada penyesuaian suhu form II
Dingin kondisi suhu rendah dan 20oc dengan mencegah di data logger pada saat defrost
mempertahankan mutunya fulktuasi suhu terjadinya setiap 3 hari pintu cold storage
kontaminasi silang sekali tidak boleh buka
-Kondisi ruangan
dan kerusakan fisik tutup sampai
penyimpanan
selesai defrost
harus bersih -Menggunakan
mekanisme First In
First Out (FIFO)
-Produk disusun
dengan rapih agar
aliran udara dingin
merata
-Cold storage harus
tetap tertutup untuk
menghindari
fluktuasi suhu
-Penyimpanan di
cold storage harus
dilakukan dengan
hati-hati
-Penyimpanan
produk harus
dipisahkan dengan
yang lain untuk
menghindari
kontaminasi silang
Pemuatan Ke Produk akhir dimuat untuk -Suhu kontainer - -Sebelum -Sebelum -Jika suhu Pemuatan form
Dalam dikirim ke pembeli 20oc pemuatan produk, pemuatan kontainer tidak 5
Kontainer kontainer harus produk dalam stabil maka
-Kontainer dalam
dibersihkan dan kontainer QC kontainer harus
kondisi baik dan
didinginkan mengecek diganti
bersih
terlebih dahulu, kontainer untuk
suhu pendingin melihat kondisi
awal -20oc kebersihan
container
-Pemuatan
dilakukan dengan -QC mengecek
cara cepat untuk naik turunnya
menghindari suhu pada
kontaminasi dan kontainer
kerusakan fisik
-QC
produk dan hindari
memastikan
produk dari
pencatatan
panasatau sinar
pertirnya sesuai
matahari
atau tidaknya
-Seluruh quantiti yang
penyusunan master ada
carton di dalam
-QC
kontainer
memastikan
menjamin sirkulasi pertirnya telah
udara yang baik dilakukan
penyemprotan
-Sebelum
dengan alkohol
dilakukannya
atau tidak
pemuatan
pemuatan
dilakukan
kontainer harus
dicuci terlebih
dahulu dengan
menggunakan
klorin 200 ppm
-Setiap tirnya harus
dipoto dan diberi
pencatatan per
tirnya sesuai
dengan quantity
yang ada
-Setiap tirnya
dilakukan
penyemprotan
dengan alkohol
70%
-Setelah dilakukan
penyesealian
bagian pintu
belakang di
semprot dengan
menggunakan
alkohol 70%
-Setiap karyawan
yang melakukan
stuffing wajib
menggunakan APD
yang telah
disediakan pihak
perusahaan
4.6Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen Pada PT.Sumber Sarilaut Perkasa
- Menghasilkan produk berkualitas tinggi dan dapat memberi nilai tambah sesuai
kebutuhan konsumen serta memberi kesempatan kepda para karyawan terbaik
untuk berkembeng sejalan dengan perkembangan perusahaan.
- Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru.
- Peduli pada pengembangan masyaran dan lingkungan (community development).
a.) Direktur
1. Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan.
2. Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan.
3. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.
4. Memelihara dan mengawasi kekayaan perusahaan.
5. Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan
efisien.
6. Mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian, merencanakan dan
mengawasi pelaksanaan tugas personaliayang bekerja pada perusahaan.
7. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan kebijakan
perusahaan(RUPS).
8. Menetapkan besarnya deviden perusahaan.
9. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya bertanggung jawab kepada pemilik
perusahaan (OWNER)
b.) General Manager
1. Mengontrol kinerja manager (produksi, QA, teknik).
2. Bertanggung jawab atas keseluruhan pabrik/perusahaan.
3. Mengontrol bisnis plant yang telah dibuat terhadap kondisi riil yang ada di
lapangan.
4. Secara berkala mengadakan pertemuan guna melakukan peninjawan ulang.
5. Memeriksa pencapaian program serta memberi masukan-masukan terhadap
persoalan yang dihadapi serta memberikan ide-ide perbaikan.
6. Memeriksa pelaksanaan kegiatan di lapangan dan menilai secara langsung
pelaksanaan kegiatan di lapangan.
c.) Produksi
1. Bertanggung jawab dalam melakukan fasilitas supervisi langsung terhadap
supervisor, kepala regu, yang dibawahinya (serta mensupervisi secara tidak
langsung semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya), hal ini
termasuk dalam memberikan bimbingan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
2. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kuantitas (output), kualitas dan
schedule produksi serta tingkat utilitasi mesin produksi yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama.
3. Bertanggung jawab dalam pemenuhan standar kualitas hasil produksi sesuai
dengan tingkat kebutuhan customer dan schedule pengiriman hasil produksi
sesuai PPK schedule.
4. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standar kebersihan
lingkungan kerja (keteraturan/kerapihan lingkungan kerja)
5. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja yang solid.
6. Bertanggung jawab terhadap produktivitas produksi dan efisiensi mesin-mesin
dan peralatan produksi. Bertanggung jawab dalam membuat laporan
d.) HRD/SDM
1. Menyusun strategi ataupun kebijakan dalam pengelolaan SDM yang telah
ditetapkan oleh prusahaan, baik itu jangka panjang maupun jangka pendek dan
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan ketetapan pemerintahan dalam
melahirkan SDM yang berkomprtrn, kapabilitas, serta memiliki kinerja yang
sesuai dengan visi misi perusahaan.
2. Menyusun rencana kerja, beserta anggaran dalam pelaksanaan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh manajemen SDM serta memastikan bahwa kinerja SDM
meningkat.
3. Mengontrol dan menkoordinasikan seluruh pelaksanaan fungsi SDM di
perusahaan guna memastikan semuanya berjalan sesuai strategi, kebijakan dan
aturan yang telah ditetapkan perusahaan.
4. Mengkoordinasikan serta mengontrol penggunaan anggaran se efektif dan
seefisien mungkin dalam menjalankan program kinerja
5. Menganalisa serta memperaktekkan prosedur remunderasi dan memastikan bahwa
keuangan perusahaan mampu memenuhi.
e.) Quqlity Control
1. Memilih tugas pokok dalam perencanaan prodedur jaminan kualitas produk.
2. Menafsirkan dan menetapkan standar jaminan mutu/kualitas.
3. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas.
4. Merangcang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data
berkualitas.
5. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi system agar berjalan
sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan inspeksi bahan dan
produk untuk memstikan kualitas produk.
6. Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya.
7. Menyelidiki keluhan pelaggan dan masalah ketidaksesuayan.
8. Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statisik.
9. Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam sistem
mutu.
10. Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau Tindakan perbaikan dan
pencegahan
11. Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas
12. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk
memenuhi standar kualitas.
13. Mengkoordinasikan dan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh penyedis
exsternal.
14. Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi yang tepat.
15. Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen resiko.
16. Bertanggung jawab untuk system manajemn dokumen.
17. Memastikan kepatuhan berkelanjutan denga persyaratan peraturan kualitas dan
industry/produksi yang ditetapkan oleh perusahaan.
Actuating adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar seluruh pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran produktivitas yang tinggi.
Kegiatan dalam fungsi pelaksanaan pada PT. Sumber Sarilaut Perkasa adalah:
Mengurus sistem untuk mengawasi proses arus dari logistik dari mulai
penyimanan, pengantaran yang strategi untuk barang jadi atau produk akhir agar
dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Menentukan standar control kualitas
Mengawasi proses produksi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Proses pembuatan udang flower beku dimulai dari kegiaatan penerimaan bahan
baku, pencucian I, penimbangan I, sortasi mutu, penimbangan II, perendaman,
sortasi ukuran, penimbangan III, pencucian, penyusunan di inner, pembekuan,
penggelasan, pengecekan logam, pengemasan dan pelabelan, penyimpanan dalam
ruang dingin, pemuatan dalam kontainer.
2. Adapun proses penerapan GMP (Good Manufacturing Practice) pada
pengolahan udang flower (Panaeus Sp) beku di PT.Suber Sarilaut Perkasa
dimulai dari penerimaan bahan baku yang sudah melelui pengecekan
organoleptik, pencuian dilakukan menggunakan air dingin,penimbangan
dilakukan menggunakan timbangan digital, sortasi mutu dilakukan secara manual
oleh karyawan, perendaman dilakukan dengan menggunakan air dingin dengan
suhu maksimum -5oc, penyusunan di inner, pembekuan dilakukan menggunakan
CPF. Penggelasan dilakukan menggunakan bak fiber, pengeceken logam
menggunakan mesin metal dtektor, penyimpanan dalam ruang dingi
menggunakan grobak, pemuatan dalam kontainer dilakukan menggunakan
grobak.
5.2 Saran
1. Penambahan sarana angkutan produk dari ruang kotor dan ruang bersih.
2. Rutin melukakan pengecekan terhadap mesin pendingin CPF (Contac Plat
Freezer).
DAFTAR PUSTAKA