Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bersyukur UTS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Bersyukur

Hadirin yang berbahagia, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada


Allah subhanahu wata'ala, yang mana Allah telah memberikan kepada kita semua kenikmatan
berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga dengan nikmat tersebut kita bisa berkumpul
kembali yang mudah-mudahan diridhoi oleh Allah.

Yang kedua, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita
Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam,

Hadirin yang berbahagia, pernahkan kalian memuji Allah saat memperoleh rezeki dari arah
yang tidak terduga? Atau pernahkah Anda memuji Allah subhanahu wata'ala saat berhasil
melalui suatu kesulitan?

Jika kalian pernah mengalaminya maka sesungguhnya apa yang kalian lakukan hanyalah
salah satu unsur dari perbuatan syukur. Mengapa demikian? Karena, syukur yang ada di
dalam ajaran Islam tidak hanya sekedar memuji Tuhan atas karunia yang diberikan, akan
tetapi lebih dari itu.

Lalu, sesungguhnya seperti apakah bersyukur yang sempurna menurut ajaran Islam?

Di dalam agama Islam, bersyukur itu tidak hanya diucapkan dengan lisan. Akan tetapi
bersyukur itu yang pertama adalah dengan hati, yang kedua dengan lisan, dan yang ketiga
adalah dengan perbuatan.

Bersyukur dengan hati adalah sadar dan mengetahui bahwa segala karunia yang kita peroleh
sesungguhnya berasal dari Allah subhanahu wata'ala, serta menyadari akan nikmat-nikmat
yang diberikan dan tidak melupakannya.
Bersyukur dengan lisan adalah memuji dan menyanjung Allah subhanahu wata'ala selaku
Tuhan yang memberikan nikmatnya kepada kita dengan mengucapkan kalimat tahmid.

Sedangkan bersyukur dengan anggota badan ialah merealisasikan kesyukuran kita dengan
melaksanakan ibadah dan amal shalih karena Allah semata.

Masih sedikit diantara kita yang benar-benar bersyukur kepada Allah subhanahu wata'ala.
Jangankan bersyukur dengan perbuatan, bersyukur dengan hati dan lisan saja sangat jarang
kita lakukan, apalagi dengan perbuatan.

Di dalam Al-Quran, Allah subhanahu wata'ala telah berfirman :

QS .SABA’ ayat 13 yang artinya “ Sedikit sekali dari hamba – hambaku yang banyak
bersyukur.

Pada ayat di atas, Allah sendiri yang menyatakan bahwa hamba-Nya yang banyak bersyukur
itu sangatlah sedikit. Dan memang demikianlah faktanya.

Buktinya masih banyak diantara kita yang lebih banyak mengeluhnya dibandingkan ingat dan
menyadari betapa banyak nikmat yang Allah berikan. Kita selalu menuntut ini dan itu,
mengeluhkan dan menyalahkan keadaan, sehingga lupa dan tidak sadar bahwa Allah telah
memberikan banyak hal kepada kita.

Apabila hati kita saja belum mampu menyadari nikmat-nikmat yang Allah berikan, lalu
bagaimana mungkin kita bisa bersyukur dengan lisan dan perbuatan?

Nah saya punya salah satu tips yang akan saya berikan agar kita bisa senantiasa bersyukur
adalah dengan melihat orang yang saat ini berada dibawah kita. Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda :

Lihatlah orang yang ada di bawah kalian, dan janganlah kalian melihat orang yang di atas
kalian. Karena sesungguhnya hal itu lebih pantas agar kalian tidak merasa kurang terhadap
nikmat yang Allah berikan.

[HR. Tirmidzi]

Bisa jadi dengan kita melihat orang yang saat ini sedang berada dibawah kita, kita tersadar
bahwa ternyata apa yang Allah berikan saat ini merupakan nikmat yang banyak.

Setelah kita ingat dan tersadar, cobalah untuk mensyukuri nikmat tersebut dengan memuji-
Nya dan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Agar nikmat yang saat ini telah Allah berikan
ditambah lagi oleh Allah dengan nikmat yang lebih melimpah.

Disebutkan di dalam Al-Quran bahwa Allah subhanahu wata'ala berfirman:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat
keras.”
[QS. Ibrahim ayat 7]

Hadirin yang berbahagia, bisa jadi Allah tidak menambah nikmat-Nya kepada kita karena
kita kurang bersyukur dengan nikmat yang saat ini kita peroleh. Allah bisa saja menambah
nikmat kepada kita dengan mudah. Akan tetapi hanya kitanya saja yang belum siap dengan
tambahan nikmat tersebut.

Nikmat sedikit yang saat ini kita peroleh saja belum bisa kita syukuri. Apalagi nikmat yang
banyak dan melimpah.

Bisa jadi Allah tahan nikmat tersebut kepada kita karena Allah tidak mau bila kita diberikan
nikmat yang lebih banyak kita justru semakin ingkar, sombong, tidak puas, dan juga tamak.

Salah satu contoh teladan yang patut kita jadikan keteladanan dalam bersyukur, yaitu
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam.

Beliau itu meskipun sudah diampuni dosa-dosanya oleh Allah subhanahu wata'ala akan tetapi
sangat luar biasa dalam menjalankan ibadah dan amal sholeh.

Suatu ketika beliau pernah melaksanakan shalat malam dengan waktu yang sangat lama
hingga kaki beliau membengkak. Padahal seandainya beliau itu tidak melakukan hal yang
demikian tetap saja dosa beliau juga sudah diampuni oleh Allah.

Ketika beliau ditanya mengapa melakukan hal demikian maka beliau pun menjawab :

“Apakah tidak boleh jika aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?”

Dari kisah tersebut dapat kita pahami bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi


wasallam melaksnakan ibadah dan amal sholeh adalah dalam rangka bersyukur kepada Allah
atas nikmat yang diberikan.

Oleh karena itu , sudahkah kita seperti beliau dalam mensyukuri nikmat-nikmat dari Allah?
Sudahkah kita bersyukur dengan hati, lisan dan perbuatan kita? Apabila belum mari kita
berusaha untuk senantiasa bersyukur atas nikmat apapun yang diberikan.

Demikian ceramah tentang bersyukur beserta yang dapat penceramah sampaikan. Semoga
ceramah tentang bersyukur kepada Allah ini dapat menyadarkan kepada kita agar senantiasa
bersyukur kepada Allah ta’ala. Amin ya Robbal Alamin.

Kurang lebihnya penceramah mohon maaf. Akhirul kalam…


    

Anda mungkin juga menyukai