Naskah Drama Monolog
Naskah Drama Monolog
Naskah Drama Monolog
Tokoh: Maya (seorang siswi SMP yang tengah mencari jati diri)
(Sorotan lampu fokus pada Maya yang duduk di tengah panggung. Dia terlihat ragu dan cemas.)
Maya:
(dengan suara lembut)
Aku Maya, seorang siswi SMP yang sedang mencoba menemukan diriku sendiri di dunia yang penuh tekanan dan
harapan.
Maya:
(melanjutkan dengan rasa kebingungan)
Kadang-kadang, aku merasa seperti terombang-ambing di lautan gelombang ekspektasi. Teman-teman, guru, dan
bahkan keluarga, semua punya pandangan tentang siapa seharusnya aku menjadi.
Maya:
(dengan suara yang penuh keraguan)
Aku ingin menjadi diriku sendiri, tetapi terkadang sulit untuk mengenali apa yang sebenarnya aku inginkan. Apakah
ini impianku atau hanya harapan orang lain?
Maya:
(melanjutkan dengan suara yang sedikit lebih yakin)
Aku suka melukis, merasakan kebebasan dalam setiap goresan kuas di atas kanvas. Mereka mengatakan aku
memiliki bakat seni, tapi bisakah aku menjadi seorang seniman? Apa kata orang-orang jika aku tidak memilih jalur
yang lebih "konvensional"?
Maya:
(dengan semangat yang tumbuh)
Aku juga suka berbicara di depan umum, menyampaikan pendapatku dengan suara yang lantang. Aku ingin
memiliki pengaruh dan membantu orang lain. Apakah menjadi seorang pembicara publik adalah panggilan sejati
bagiku? Atau aku hanya takut untuk tampil di depan orang banyak?
Maya:
(dengan keyakinan yang perlahan tumbuh)
Aku tahu, untuk menemukan diriku, aku harus mengikuti suara hatiku. Aku perlu berani mencoba, belajar, dan
berkembang. Jika ada kegagalan atau rintangan, itu hanyalah bagian dari perjalanan untuk menemukan jati diri
sejati.
Maya:
(dengan rasa percaya diri yang semakin menguat)
Aku Maya, seorang siswi SMP yang sedang berjuang menemukan dirinya. Aku menerima tantangan dan memilih
untuk mengikuti impianku, meskipun takut dan ragu. Ini adalah perjalanan panjang, tetapi aku siap menghadapinya.
(Sorotan lampu perlahan memudar, meninggalkan Maya dengan rasa keberanian yang semakin tumbuh di hatinya.)
(Sorotan lampu fokus pada Rizky yang berdiri di tengah panggung dengan buku-buku pelajaran di tangannya. Dia
tampak antusias dan penuh semangat.)
Rizky:
(sambil tersenyum)
Hai, teman-teman! Apa kabar hari ini? Aku Rizky, seorang siswa SMP dengan impian besar!
Rizky:
(melanjutkan dengan semangat yang kian membara)
Lihatlah ini, buku-buku pelajaran. Mereka adalah jembatan menuju impian-impian besar yang kuinginkan. Setiap
halaman berisi pengetahuan dan petunjuk bagaimana aku bisa tumbuh dan berkembang.
Rizky:
(ini dengan antusias)
Inilah buku matematika. Beberapa orang mungkin merasa takut dengannya, tapi aku melihatnya sebagai tantangan
yang menarik. Aku suka memecahkan teka-teki angka dan menemukan pola di baliknya. Siapa tahu, suatu hari aku
bisa menjadi seorang ilmuwan atau insinyur yang hebat!
Rizky:
(dengan semangat yang meluap)
Oh, ini adalah buku bahasa Inggris. Aku senang belajar bahasa asing dan berimajinasi tentang mengelilingi dunia.
Aku ingin menjadi seorang penulis atau translator yang bisa menyampaikan pesan-pesan positif melalui kata-kata.
Impian itu tampak begitu dekat!
Rizky:
(melanjutkan dengan semangat yang tak terbendung)
IPA, ilmu pengetahuan alam, adalah salah satu subjek favoritku. Ketika aku mempelajari alam dan eksperimen
dengan berbagai zat, rasanya seperti sedang menjelajahi dunia rahasia. Mungkin aku bisa menjadi seorang dokter
atau peneliti yang membantu menyelamatkan hidup!
Rizky:
(dengan kegembiraan)
Sejarah, kisah masa lalu yang menarik. Aku suka mempelajari perjuangan dan kebudayaan manusia yang telah
membentuk dunia kita saat ini. Siapa tahu, aku bisa menjadi seorang guru atau sejarawan yang membagikan
pengetahuan dan kebijaksanaan kepada generasi mendatang!
(Dia mengembalikan buku-buku ke tangannya dan memandang mereka dengan penuh semangat.)
Rizky:
(dengan keyakinan)
Dengan setiap langkah kecilku dalam mempelajari buku-buku ini, aku yakin impian-impian besar dalam diriku akan
terwujud.