SEMANTIK
SEMANTIK
SEMANTIK
Dosen Pengampu:
Yoga Yolanda, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Puji Lestari (210210402047)
2. Shelyna Purnomo Fazri (210210402049)
3. Kharisma Sholikhatul Maulia (210210402065)
4. Ahmad Efendi (210210402067)
5. Ghina Febyta Larasati (210210402069)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
kelompok mata kuliah Semantik Bahasa Indonesia yang berjudul “Pengertian,
Jenis, dan Manfaat Semantik” dengan tepat waktu. Selain sebagai tugas
kelompok, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
kepada para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Yoga Yolanda, S.Pd.,
M.Pd. selaku pengampu mata kuliah Semantik Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dan memberikan tugas kelompok ini sehingga dapat menambah
wawasan kami dan pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah
membantu dalam Menyusun makalah berupa rujukan sumber referensi. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami bersedia menerima kritikan dan saran dalam membangun pembuatan
makalah selanjutnya ke arah yang lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
2.1 Pengertian Semantik........................................................................................5
2.2 Jenis-jenis Semantik.........................................................................................6
2.3 Manfaat Semantik............................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
orang yang menggunakan bahasa. Pada linguistik, kajian mengenai interpretasi
sebuah tanda atau simbol yang dipergunakan oleh masyarakat dalam konteks dan
keadaan tertentu disebut semantik. Dalam gambaran ini, baik itu suara, ekspresi
wajah, dan bahasa tubuh mempunyai semantik bermakna dan masing-masing
mempunyai beberapa macam kajian.
6
3. Semantik Generatif
Teori semantik generatif mulai ada pada tahun 1968. Teori ini menyatakan
bahwa tata bahasa terdiri dari struktur dalam, yaitu struktur semantik dan struktur
luar yang merupakan perwujudan ujaran. Kedua struktur ini dihubungkan dengan
suatu proses yang disebut transformasi (Pateda,1988:107). Teori semantik
generatif berpendapat bahwa model bahasa tidak hanya terdiri dari kalimat-
kalimat yang dapat ditirukan, tetapi juga sebagai sistem kalimat yang terdiri dari
representasi fonologi dan representasi semantik. Teori ini banyak membahas
mengenai makna yang terdapat dalam kalimat.
Semantik generatif adalah teori dalam linguistik yang mengajukan bahwa
makna sebuah kalimat dihasilkan oleh aturan-aturan gramatikal yang mengatur
struktur kalimat tersebut. Dalam teori ini, makna dihasilkan secara sistematis
melalui proses pengolahan bahasa di dalam otak.
Contoh semantik generatif bisa dilihat pada kalimat sederhana, seperti
"The cat sat on the mat." (Kucing duduk di atas tikar.). Dalam teori semantik
generatif, makna kalimat ini dihasilkan melalui aturan-aturan gramatikal yang
mengatur hubungan antara kata-kata di dalam kalimat. Misalnya, aturan subjek-
predikat menyatakan bahwa subjek (kucing) merupakan pemegang aksi (duduk)
pada predikat (duduk di atas tikar).
Dalam teori semantik generatif, makna kalimat juga bisa dihasilkan
melalui aturan-aturan sintaksis dan semantik yang lebih kompleks, seperti pada
kalimat berikut, "John promised to take Mary to the movies." (John berjanji untuk
membawa Mary ke bioskop). Aturan-aturan ini mengatur hubungan antara frasa
kata-kata dan menghasilkan makna kalimat secara sistematis melalui proses
pengolahan bahasa di dalam otak.
4. Semantik Gramatikal
Semantik gramatikal merupakan kajian semantik yang mengkaji makna
yang terdapat dalam satuan kalimat. Menurut Verhaar, Semantik gramatikal
sangat sulit untuk dianalisis. Misalnya pada kalimat, “Masih duduk, kakak sudah
tidur.” Untuk menganalisi kalimat tersebut tidak hanya ditafsirkan dari kata-kata
yang menyusunnya. Dalam menganalisisnya harus menafsirkan seluruh isi
kalimat serta sesuatu yang ada dibalik kalimat tersebut. Makna kata akan bergeser
apabila suatu kata diletakkan atau digabungkan dengan kata lain.
Semantik gramatikal merupakan studi tentang bagaimana makna kata atau
frasa dipengaruhi oleh tata bahasa atau struktur kalimat. Dalam semantik
gramatikal, makna sebuah kalimat atau frasa tidak hanya ditentukan oleh makna
kata-kata yang digunakan, tetapi juga oleh cara kata-kata tersebut diatur dalam
7
kalimat atau frasa. Contohnya adalah perbedaan makna antara dua kalimat berikut
ini:
Saya memberi bunga pada ibu.
Bunga saya beri pada ibu.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata-kata yang sama, tetapi tata
bahasa atau struktur kalimat yang digunakan berbeda. Kalimat pertama
menggunakan struktur kata kerja + objek + pelengkap, sedangkan kalimat kedua
menggunakan struktur objek + kata kerja + pelengkap. Perbedaan tata bahasa
tersebut menghasilkan perbedaan makna. Kalimat pertama menunjukkan bahwa
"saya" memberikan "bunga" kepada "ibu", sedangkan kalimat kedua
menunjukkan bahwa "bunga" diberikan oleh "saya" kepada "ibu". Dalam hal ini,
semantik gramatikal memperjelas perbedaan makna yang terkandung dalam
struktur kalimat yang berbeda.
5. Semantik Leksikal
Semantik leksikal merupakan kajian semantik pada pembahasan sistem
makna yang terdapat dalam kata. Semantik leksikal tidak terlalu sulit. Contoh
yang dapat disebutkan dari semantik leksikal adalah sebuah kamus, karena di
dalam kamus makna setiap kata akan diuraikan secara jelas. Jadi, Semantik
leksikal memerhatikan makna yang terdapat dalam kalimat sebagai satuan
mandiri.
6. Semantik Historis
Semantik historis merupakan kajian semantik mengenai sistem makna
dalam rangkaian waktu. Kajian semantik ini menegaskan mengenai pembelajaran
makna dalam rentangan waktu, bukan sejarah perubahan bentuk kata.
Seseorang yang membicarakan mengenai asal-usul kata, maka
pembahasan tersebut masuk ke dalam kajian etimilogi. Semantik ini
membandingkan kata-kata berdasarkan periode atau antara kata pada masa
tertentu dengan kata pada bahasa yang lain. Misalnya dalam bahasa Indonesia
terdapat kata “padi” dan dalam bahasa Jawa terdapat kata “pari”. Fonem/ d/ dan/
r/ berkorespondensi.
7. Semantik Logika
Semantik logika merupakan studi tentang arti dan makna dari bahasa
formal, seperti logika proposisional dan logika predikat. Hal ini melibatkan
analisis tentang bagaimana kata, frasa, kalimat, dan simbol-simbol dalam bahasa
8
formal digunakan untuk mewakili konsep-konsep dan hubungan antara konsep-
konsep tersebut. Contoh dari semantik logika, meliputi:
a. Logika proposisional: Dalam logika proposisional, semantik logika
melibatkan penerjemahan proposisi atau pernyataan dalam bahasa
natural menjadi bentuk simbolik yang dapat dioperasikan dan
dianalisis secara formal. Contohnya, jika A adalah benar, dan B
adalah salah, maka "A dan B" adalah salah.
b. Logika predikat: Dalam logika predikat, semantik logika
melibatkan analisis tentang arti dari predikat dan konstanta, serta
hubungan antara mereka. Contohnya, jika x adalah manusia, dan
setiap manusia adalah makhluk hidup, maka x juga makhluk hidup.
8. Semantik Struktural
Semantik struktural muncul dari pandangan linguis struktural yang
dipelopori oleh Saussure. Penganut strukturalisme menganggap bahwa setiap
bahasa adalah suatu sistem, suatu hubungan struktur yang unik dan terdiri dari
satuan-satuan yang disebut struktur. Adapun unsur struktur berupa fonem,
morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang membaginya menjadi
kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.
Semantik struktural merupakan salah satu pendekatan dalam linguistik
yang berfokus pada hubungan struktural antara kata atau tanda bahasa untuk
menentukan makna. Dalam semantik struktural, makna dianggap terletak pada
struktur bahasa itu sendiri, bukan pada konteks penggunaan atau konvensi sosial.
Contoh semantik struktural adalah analisis hubungan struktural antara kata
dalam sebuah kalimat untuk menentukan makna. Misalnya dalam kalimat, "Ani
membeli sebuah buku tebal." Semantik struktural akan memerhatikan struktur
kalimat tersebut, yaitu "Ani" adalah subjek, "membeli" adalah predikat, "sebuah"
adalah determiner, "buku" adalah objek, dan "tebal" adalah kata sifat. Berdasarkan
hubungan struktural antara kata-kata ini, semantik struktural dapat menentukan
makna kalimat tersebut, yaitu Ani membeli sebuah buku yang tebal.
2.3 Manfaat Semantik
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari ilmu bidang semantik,
antara lain:
1. Untuk seorang reporter, wartawan, atau yang menekuni dunia surat kabar
dan berita, semantik sangat dibutuhkan dalam memudahkan pemilihan
penggunaan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat umum. Hal ini agar tidak terjadi salah
9
pengambilan kata, sehingga berakibat pada penafsiran masyarakat yang
berbeda-beda.
2. Untuk seorang yang menekuni dunia penelitian bahasa, pengetahuan
mengenai semantik dapat memuat bekal teoritis dalam menganalisis
bahasa yang sedang diteliti.
3. Untuk guru atau calon guru, semantik dapat bermanfaat secara teoritis dan
praktis. Dapat dilihat secara teoritis, semantik sangat membantu
memahami lebih baik mengenai konsep bahasa yang sedang diajarkan
kepada murid. Secara praktis, calon guru dapat memperoleh kemudahan
pada saat mengajarkan kepada murid-muridnya nanti.
4. Untuk pelajar, semantik memberian bekal teoritis untuk menganalisis
bahasa yang sedang dipelajari. Hal ini dapat membantu pelajar mengerti
kegunaan serta manfaat semantik dalam menganalisis bahasa.
5. Bagi masyarakat umum, pengetahuan tentang teori semantik tidak
diperlukan sepenuhnya. Akan tetapi, dalam pemakaian dasar semantik,
masih sangat diperlukan untuk memahami apa yang mereka temukan di
lingkungan sekitarnya yang penuh dengan informasi. Dasar- dasar
semantik ini juga akan membuat masyarakat terbantu dalam menyerap
informasi yang disampaikan melalui bahasa.
10
BAB III
PENUTUP
Semantik memiliki arti lambang ataupun tanda dengan kata berasal dari
bahasa Yunani. Semantik dikenalkan oleh seorang filolog pada tahun 1883, yaitu
Michel Breal dari Perancis. Secara istilah, semantik merupakan ilmu yang
mempelajari makna atau arti. Dalam praktiknya, semantik memiliki tujuan, salah
satunya adalah memaknai bahasa dari tindak tutur manusia, sehingga akan mudah
dalam menafsirkan sesuatu dari objek yang dikaji. Dalam pembagiannya, jenis-
jenis semantik, yaitu semantik behavioris, semantik deskripsi, semantic generatif,
semantik gramatikal, semantik leksikal, semantik historis, semantik logika, dan
semantik struktural. Semantik juga dapat bermanfaat bagi semua orang, seperti
wartawan, peneliti bahasa, guru, pelajar, dan tentunya masyarakat umum.
11
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rieneka Cipta.
12