Kti D3 Poltekkes
Kti D3 Poltekkes
Kti D3 Poltekkes
J DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAPASAN: ASMA BRONKHIAL DI RUANG
CUT NYAK DIEN RSUD ARJAWINANGUN
KABUPATEN CIREBON
Oleh:
Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
Utama Pendamping
Mengetahui :
Ketua Program Studi D III Keperawatan
Cirebon
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji
Edi Ruhmadi, S.Kep, M.Kes H.Aman Budi S., SPd, APP, M.Kes Agus Nurdin, SKp, M.Kep
NIP. 197012071993031001 NIP. 195608051980031005 NIP. 197205142002121001
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya susun ini
benar- benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON
ABSTRAK
Asma bronkhial merupakan penyakit kronis pada sistem pernapasan karena
adanya reaksi berlebihan jalan napas terhadap iritan atau stimuli lain sehingga
menyebabkan penyempitan jalan napas yang bersifat reversible, klien akan
mengalami dispnea, batuk, dada terasa berat, dan mengi. Asma tidak dapat
disembuhkan, namun dapat dilakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi
kekambuhan. Berdasarkan data di Ruang Cut Nyak Dien RSUD Arjawinangun
Kabupaten Cirebon yang merupakan tempat pengambilan studi kasus ini, jumlah
penderita asma pada tahun 2018 sebanyak 86 kasus dengan presentase 7,7% dan
menempati urutan ke-5. Hal ini melatarbelakangi penulis untuk mengangkat
kasus asma bronkhial sebagai karya tulis ilmah. Tujuannya agar penulis
memperoleh pengalaman nyata di lapangan dalam melakukan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada klien dengan asma bronkhial. Jenis
penelitian yang dilaksanakan adalah studi kasus. Hasil studi kasus data
pengkajian pada Tn. J didapatkan yaitu klien mengeluh sesak napas disertai
batuk dengan sputum yang sulit dikeluarkan. Diagnosa yang ditegakkan yaitu
ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas, intoleransi
aktivitas, dan defisit pengetahuan. Intervensi dan implementasi yang digunakan
yaitu pengukuran tanda-tanda vital, pemberian posisi semi fowler, monitor suara
napas, kaji penggunaan otot bantu pernapasan dan usaha napas, kolaboratif
pemberian bronkodilator, dan penyuluhan kesehatan mengenai asma. Evaluasi
yang didapatkan, beberapa diagnosa hanya teratasi sebagian dan terdapat satu
diagnosa yang teratasi. Saran untuk klien dan keluarga, hendaknya mengetahui
pertolongan pertama saat terjadi serangan asma mendadak saat di rumah yaitu
dengan cara tradisional inhalasi uap sederhana dan pengolesan penghangat pada
bagian titik tubuh tertentu, serta tidak lupa untuk selalu memeriksakan kesehatan
secara rutin di pelayanan kesehatan terdekat.
v
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
HEALTH POLYTECHNIC OF TASIKMALAYA
DEPARTEMENT OF NURSING
ABSTRACT
Asthma bronchial is a chronic disease of the respiratory system because
hypersensitive airway to irritants or other stimuli, then the airway constriction,
but the condition reversible. Client will be dyspnea, cough, chest feels heavy,
and wheezing. Asthma can’t be cured, but some efforts to prevent asthma
bronchial can be done. Based on data in the Cut Nyak Dien room at RSUD
Arjawinangun Cirebon district which is the place of taking this case study, the
number of asthma sufferers in 2018 was 86 cases with a percentage of 7,7%.
This is the background of the writer to raise the case of asthma bronchial as a
scientific paper. The purpose is that the writer gets a real experience in the
hospital to do comprehensively nursing care to clients with asthma bronchial.
The type of research carried out is a case study. The results of the case study
form assessment on Mr. J were obtained that the client complains of dyspnea
and coughing with sputum that cannot be excreted. The diagnosis are
ineffectiveness of the airway clearance, ineffectiveness of breathing patterns,
activity intolerance, and the deficit of knowledge. Interventions and
implementations used are measurement of vital signs, position of semi fowler,
monitor of breath sound, the use of bibs for breathing and breath effort,
collaboration of giving bronchodilators, and health education. The results of
evaluation are some diagnosis partially resolved, although there is one
diagnosis that is resolved. Recommended for Mr. J and family to understand
about the first aid when an asthma attack accurs in the home with traditional
way, there are simple steam inhalation, give the point of body with essential oil,
and don’t forget to routine health screening in the nearest health center or
hospital.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Gangguan Sistem
Pernapasan: Asma Bronkhial di Ruang Cut Nyak Dien RSUD Arjawinangun Kabupaten
Cirebon”.
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, banyak pihak yang telah
memberikan banyak masukkan, arahan, bimbingan, serta motivasi kepada penulis. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk mengucapkan banyak terimakasih
1. Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
Cirebon.
3. Dudi Hartono, S.Kep, Ners, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya.
4. Edi Ruhmadi, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan Cirebon dan
bimbingan.
5. H. Aman Budi Santoso, S.Pd, APP, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
6. Seluruh dosen dan staff pengelola Program Studi Keperawatan Cirebon Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya.
vii
7. Kedua Orangtua, Adik, dan seluruh saudara yang selalu mendo’akan, mendukung,
8. Seluruh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang
telah ikut andil dalam proses pembuatan Karya tulis Ilmiah ini. Terutama CI dan
Kepala Ruangan beserta para staff tenaga kesehatan, khususnya pada bidang
keperawatan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
Besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh mahasiswa Program Studi
Keperawatan Cirebon.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv
DAFTAR ISTILAH ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 4
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 5
1.3.1 Manfaat Teoritis................................................................................. 5
1.3.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Asma Bronkhial..................................................................... 6
2.1.1 Definisi .............................................................................................. 6
2.1.2 Etiologi .............................................................................................. 7
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi ........................................................................ 8
2.1.4 Klasifikasi........................................................................................ 22
2.1.5 Patofisiologi ..................................................................................... 24
2.1.6 Manifestasi Klinis ............................................................................ 27
2.1.7 Komplikasi ...................................................................................... 27
2.1.8 Dampak Asma Bronkhial terhadap Kebutuhan Dasar Manusia ......... 28
2.1.9 Penatalaksanaan ............................................................................... 31
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................................... 35
2.2.1 Pengkajian ........................................................................................ 35
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 45
2.2.3 Intervensi Keperawatan .................................................................... 49
2.2.4 Implementasi Keperawatan............................................................... 57
2.2.4 Evaluasi Keperawatan ...................................................................... 57
ix
BAB III METODE KARYA TULIS ILMIAH
3.1 Desain KTI ................................................................................................ 60
3.2 Subyek KTI................................................................................................ 60
3.3 Batasan Istilah ............................................................................................ 61
3.4 Lokasi dan Waktu ...................................................................................... 61
3.4.1 Lokasi .............................................................................................. 61
3.4.2 Waktu .............................................................................................. 62
3.5 Prosedur Penulisan KTI.............................................................................. 62
3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 63
3.7 Instrumen Pengumpulan Data..................................................................... 63
3.8 Keabsahan Data ......................................................................................... 63
3.2 Analisa Data .............................................................................................. 64
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil KTI/ TA ............................................................................................ 65
4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus .......................................................... 65
4.1.2 Pengkajian ........................................................................................ 66
4.1.3 Diagnosis Keperawatan .................................................................... 83
4.1.4 Intervensi Keperawatan .................................................................... 85
4.1.5 Implementasi Keperawatan............................................................... 89
4.1.1 Evaluasi Keperawatan ...................................................................... 99
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 106
4.2.1 Pengantar Bab ................................................................................ 106
4.2.2 Interpretasi dan Hasil Diskusi ......................................................... 107
4.2.3 Keterbatasan KTI/ TA .................................................................... 114
4.2.4 Implikasi untuk Keperawatan ......................................................... 115
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 117
5.2 Saran........................................................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 121
LAMPIRAN ................................................................................................. 123
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
UU : Undang- Undang
RI : Republik Indonesia
DS : Data Subjektif
DO : Data Objektif
Tn : Tuan
Ny : Nyonya
O2 : Oxygen
N : Nadi
TD : Tekanan Darah
RR : Respiratory Rate
xv
S : Suhu
RL : Ringer Laktat
EKG : Elektrokardiografi
HFA : Hydrofluoroalkane
HCO3 : Bikarbonat
pH : Power of Hydrogen
xvi
DAFTAR ISTILAH
Inflamasi : Peradangan
Mucus : Lendir
Nocturnal Paroxymul Dyspnea : Sesak napas atau kesulitan bernapas yang terjadi
pada malam hari.
Stimuli : Rangsangan
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu karena
dengan keadaan tubuh yang sehat maka produktivitas seseorang akan semakin
pemeliharaan kesehatan yang tepat oleh setiap individu agar terciptanya derajat
maupun penyakit tidak menular seperti salah satunya yaitu asma bronkhial.
dunia (Ditjen Yankes Kemenkes RI, 2018). Penyakit asma bersifat fluktuatif
(hilang dan timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala dan tidak mengganggu
aktivitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan
Oleh karena itu, pencegahan harus segera dilakukan sedini mungkin, karena
1
2
menular. Manfaat yang akan dirasakan oleh klien jika melakukan pencegahan
Berdasarkan data dari WHO (2019) sekitar 235 juta orang saat ini menderita
asma, sedangkan menurut Global Initiative for Asthma (GINA) pada tahun
2019 sekitar 300 juta orang menderita asma dan terdapat 250 ribu kematian
akibat asma setiap tahunnya. Buruknya kualitas udara dan berubahnya pola
jumlah kumulatif kasus asma sekitar 11.179.032 jiwa. Terdapat enam belas
nasional, tiga teratas dari enam belas Provinsi tersebut adalah DI Yogyakarta
(4,5%), Kalimantan Timur (4%), dan Bali (3,9%) (Kemenkes RI, 2018).
Prevalensi penyakit asma di Jawa Barat pada tahun 2018 yaitu sebesar
3,5% dengan kelompok usia terbanyak yang menderita asma yaitu 75 tahun ke
atas sebanyak 5,1%. Sedangkan, usia dewasa muda 25-34 tahun dengan
presentase 2,2% dan dewasa tua 35-44 tahun sebanyak 2,3% (Riskesdas, 2018).
3
golongan umur berdasarkan gejala dari hasil riset kesehatan tahun 2018 yaitu
berdasarkan sepuluh besar masalah medis di Ruang Cut Nyak Dien RSUD
Arjawinangun pada tahun 2019, penyakit asma menempati urutan ke-5 dengan
keperawatan pada klien dengan kasus asma bronkhial secara komprehensif dan
pada Tn.J dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma Bronkhial di Ruang Cut
gangguan sistem pernapasan: asma bronkhial di ruang cut nyak dien RSUD
1.3 Tujuan
Kabupaten Cirebon.
bronkhial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
inflamasi pada jalan napas yang ditandai oleh obstruksi aliran udara
bentuk rangsangan.
aliran udara yang menyebar yang terjadi selama episode akut biasanya
2019).
6
7
2.1.2 Etiologi
peliharaan)
2.1.2.7 Kecemasan
Gambar 2.1
Anatomi Sistem Pernapasan
Sumber: https://pustakasehatku.co.id
a. Hidung
b. Faring
(Syaifuddin, 2016).
c. Laring
kartilago krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan
2016).
10
d. Trakea
e. Bronkus
Gambar 2.2
Anatomi Bronkus
Sumber: https://materibelajar.co.id
dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan
(Syaifuddin, 2016).
2) Bronkiolus Pulmonaris
silia.
4) Resistensi Bronkus
5) Persarafan Bronkus
2019).
f. Alveolus
Gambar 2.3
Anatomi Paru- Paru (Pulmo)
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id
obliges. Insisura ini membagi paru kiri atas dua lobus yaitu
sekunder.
h. Pleura
berhubungan.
1) Lapisan pleura
a. Mekanisme Pernapasan
Gambar 2.4
Mekanisme Inspirasi dan Ekspirasi
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id
17
1) Inspirasi
dari paru.
2) Ekspirasi
c. Volume Paru
kali per menit dan volume tidal dapat menjadi sama besar
e. Kapasitas Paru
f. Ventilasi Mekanis
g. Perfusi
menyempit.
i. Transportasi Gas
(Muttaqin, 2011).
2.1.4 Klasifikasi
Menurut Nurarif (2016), asma dibedakan menjadi dua jenis yaitu antara
lain:
Tabel 2.1
Klasifikasi Derajat Keparahan Asma Bronkhial
2.1.5 Patofisiologi
Pada asma, bronkhial jalan napas ada pada kondisi inflamasi
yang umum untuk serangan asma akut, antara lain pajanan terhadap
Gambar 2.5
Kondisi Bronkus Normal dan Penderita Asma
Sumber: https://www.documen.tips
jam setelah pajanan terhadap pemicu. Sel inflamasi seperti basofil dan
napas yang sempit. Udara yang terjerat bercampur dengan udara yang
(LeMone, 2016).
Bagan 2.1
Faktor Pencetus Antigen yang terikat Mengeluarkan zat Histamin berikan Otot polos mengalami Menyebabkan inflamasi,
IgE pada permukaan kimiawi sel dengan reseptor pengencangan dan
1. Allergen edema mukosa, sekresi
sel mast atau basofil histamin, parasimpatis mengalami bronkokontriksi
2. Stress mukus meningkat
lemah/ kalah kolinergik (bronkospasme)
3. Polusi Udara, dll
Konsentrasi O2 dalam
Bronkus semakin menyempit
karena adanya inflamasi dan darah menurun
mukus yang banyak
Keluhan psikososial, Klien mengalami sesak Tekanan partial O2 Suplai darah dan O2 ke Hipoksemia
kecemasan, napas, batuk berdahak, dialveoli menurun jantung berkurang
ketidaktahuan akan dan suara napas mengi/
prognosis penyakit. wheezing. kelemahan.
terjadi.
2.1.6.3 Mengi atau pernapasan berat dan riuh, suara siulan atau cuitan
2.1.6.5 Sesak napas atau merasa tidak dapat bernapas, atau tidak
2.1.7 Komplikasi
dengan baik dapat memiliki efek buruk pada kualitas hidup seseorang.
2.1.7.3 Gagal napas, di mana kadar oksigen dalam darah menjadi sangat
pengobatan).
a. Oksigenasi
b. Nutrisi
d. Aktivitas
latihan klien.
30
sesak napas.
sepenuhnya.
2.1.9 Penatalaksanaan
panjang meliputi:
(Symbicort).
portable.
saluran napas.
a. Edukasi
sederhana.
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Anamnesis
a. Data Biografi
2) Keluhan Utama
berat penyakit.
melakukan aktivitas.
(Muttaqin, 2011).
b. Data Biologis
1) Penampilan Umum
asma.
a. Sistem Persyarafan
saraf sensoris.
saraf motorik.
motorik.
motorik.
12) XII (N. Hipoglosus) : Lidah, cita rasa, dan otot lidah,
b. Sistem Pernapasan
c. Sistem Cardiovaskular
d. Sistem Pencernaan
e. Sistem Integumen
f. Sistem Muskuloskeletal
g. Sistem Genitourinaria
kandung kemih.
44
berikut:
VEP/KVP >20%.
naik).
rate meter.
hiperaktivitas bronkus.
alergi.
klinis tidak ada masalah tetapi terdapat faktor resiko bahwa masalah
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
2) Sputum berlebih
46
4) Gelisah
karbon dioksida.
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
2) PO2 menurun
3) Takikardia
5) Sianosis
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
a. Data Subjektif
makan
b. Data Objektif
rentang ideal
status kesehatan.
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
2) Sulit tidur
3) Tremor
(hipoksia) kelemahan.
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
istirahat
3) Sianosis
yang diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan perawat.
Intervensi Keperawatan
50
(1) (2) (3) (4) (5)
perubahan dalam gawat napas.
51
(1) (2) (3) (4) (5)
DO: 2. Batuk efektif dan suara nafas 3. Kaji dan pantau warna kulit dan 3. Membran mukosa pucat dan
PCO2 meningkat/ menurun bersih, tidak ada sianosis dan membran mukosa secara rutin. perubahan warna kulit menjadi biru
PO2 menurun dispnea (mampu mengeluarkan (sianosis) menunjukkan adanya
Takikardi sputum, mampu bernapas dengan
pertukaran gas.
pH arteri meningkat/ mudah)
menurun 3. Tanda-Tanda Vital dalam batas
Sianosis normal: 4. Anjurkan ekspektorasi sputum, 4. Sekresi yang kental, pekat, dan banyak
TD = 120/80 mmHg lakukan pengisapan jika merupakan sumber utama gangguan
Gelisah pertukaran gas di jalan napas kecil.
Napas cuping hidung N = 80-100x/menit diindikasikan.
RR = 16-24x/menit Perngisapan yang dalam diperlukan
Nilai AGD abnormal ketika batuk tidak efektif untuk
S = 36,5⁰C-37,5⁰C
Kulit pucat/ sianosis ekspektorasi sekresi.
4. Nilai AGD normal
pH = 7,35-7,45
5. Palpasi dada untuk mengetahui 5. Penurunan tremor getar menunjukkan
PO2 = 80-100 mmHg
adanya fremitus. penumpukan cairan atau udara yang
Sat.O2 = 95-100%
terperangkap.
PCO = 35-45 mmHg
HCO3 = 22-26 mEq/l
6. Kolaborasi pemberian oksigen 6. Digunakan untuk memperbaiki dan
tambahan via kanula nasal, masker, mencegah perburukan hipoksemia,
atau ventilator mekanis, dan titrasi meningkatkan kelangsungan hidup dan
sesuai indikasi berdasarkan hasil kualitas hidup.
gas darah arteri dan toleransi klien
3. Ketidakefektifan Pola Napas TUM 1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Tanda-tanda vital yang tidak stabil
berhubungan dengan produksi Pola nafas kembali efektif. dapat mengindikasikan adanya
mukus bertambah, tekanan partial penurunan kondisi tubuh klien.
oksigen di alveoli menurun TUK
(penyempitan). Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji suara paru, frekuensi napas, 2. Mengetahui adanya suara napas
DS: keperawatan selama 3x24 jam kedalaman, dan usaha napas. tambahan dan adanya dispnea.
Klien mengeluh sesak napas diharapkan pola nafas kembali efektif,
Klien mengeluh kesulitan dengan kriteria hasil: 3. Posisikan klien semifowler. 3. Memaksimalkan potensial ventilasi.
bernapas saat berbarinng 1. Pola nafas efektif, bunyi nafas
terlentang normal atau bersih 4. Observasi pergerakan dada, 4. Melihat apakah ada obstruksi disalah
DO: 2. Tanda-Tanda Vital dalam batas simetris atau tidak, menggunakan satu bronkus atau adanya gangguan
Penggunaan otot bantu normal: otot bantu pernapasan. ventilasi.
pernapasan
52
(1) (2) (3) (4) (5)
Fase ekspirasi memanjang TD = 120/80 mmHg 5. Observasi adanya tanda 5. Mengetahui terjadinya napas pendek
Pola napas abnormal (mis. N = 80-100x/menit hipoventilasi. dan lambat.
Takipnea, bradipnea, RR = 16-24x/menit
hiperventilasi, kussmaul, S = 36,5⁰C-37,5⁰C 6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Meningkatkan ventilasi dan asupan
cheyne stokes) 3. Batuk berkurang dan ekspansi paru oksigen. oksigen.
Pernapasan pursed-lips mengembang
Tekanan inspirasi dan
ekspirasi menurun
Pernapasan cuping hidung
4. Ketidakseimbangan Nutrisi TUM 1. Kaji kebiasaan diet pasien dan 1. Klien dalam kondisi gawat napas
Kurang dari Kebutuhan Tubuh Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. asupan makanan baru-baru ini. akut sering kali mengalami anoreksia
berhubungan dengan faktor Catat derajat kesulitan makan. karena dispnea, produksi sputum,
biologis (dispnea), ekek samping TUK Evaluasi berat badan dan ukuran dan efek medikasi.
medikasi, anoreksia mual atau Setelah dilakukan tindakan tubuh atau massa tubuh.
muntah, keletihan. keperawatan selama 3x24 jam
DS: diharapkan asupan nutrisi terpenuhi 2. Auskultasi bising usus. 2. Bising usus hipoaktif dapat
Klien mengatakan cepat serta menunjukkan berat badan ideal, menggambarkan penurunan motilitas
merasa kenyang setelah dengan kriteria hasil: lambung dan konstipasi (komplikasi
makan 1. Adanya peningkatan berat badan umum) yang berhubungan dengan
Klien mengeluh kram/ nyeri Dengan berat badan ideal asupan cairan yang terbatas, pilihan
abdomen (TB-100)-(10%BB) makanan yang buruk, penurunan
Klien mengeluh nafsu 2. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi aktivitas, dan hipoksemia.
makan menurun 3. Menunjukkan peningkatan fungsi
DO: 4. pengecapan dari menelan 3. Anjurkan periode istirahat 1 jam 3. Membantu mengurangi keletihan
Berat badan menurun 5. Tidak terjadi penurunan berat sebelum dan setelah makan. Beri selama waktu makan, dan
minimal 10% di bawah badan makanan dengan porsi sedikit tapi memberikan kesempatan untuk
rentang ideal 6. IMT= sering. meningkatkan kalori total.
Bising usus hiperaktif
Otot pengunyah dan penelan
lemah 4. Hindari makanan penghasil gas dan 4. Dapat menimbulkan distensi
Membran mukosa pucat minuman bersoda. abdomen yang menghambat
pernapasan abdomen dan gerakan
Serum albumin turun
diafragma serta dapat meningkatkan
dispnea.
53
(1) (2) (3) (4) (5)
5. Hindari makanan ynag sangat 5. Suhu yang ekstrem dapat
panas atau dingin. mencetuskan atau memperburuk
spasme batuk.
54
(1) (2) (3) (4) (5)
3. Mengomunikasikan kebutuhan dan
perasaan secara cepat
4. Memiliki tanda-tanda vital dalam
batas normal, yaitu:
TD = 120/80 mmHg
N = 80-100x/menit
RR = 16-24x/menit
S = 36,5⁰C-37,5⁰C
6. Intoleransi aktivitas berhubungan TUM 1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Tanda-tanda vital yang tidak stabil
dengan ketidakseimbangan antara Pasien dapat melakukan aktivitas dapat mengindikasikan adanya
suplai dan kebutuhan oksigen. sehari-hari secara mandiri. penurunan kondisi tubuh klien.
DS:
Klien mengeluh lelah TUK 2. Monitor keparahan dispnea, serta 2. Aktivitas meningkatkan kebutuhan
Klien merasa lemah Setelah dilakukan tindakan saturasi oksigen saat dan setelah oksigen, serta ketidakmampuan
Klien merasa tidak nyaman keperawatan selama 3x24 jam beraktivitas. memenuhi kebutuhan diri.
setelah beraktivitas diharapkan aktivitas dapat ditoleransi
Klien mengeluh sesak napas dan pasien dapat melakukan aktivitas 3. Catat adanya perubahan suara 3. Aktivitas yang berlebih akan
setelah beraktivitas sehari-hari, dengan kriteria hasil: nafas, irama dan frekuensi meningkatkan frekuensi pernapasan.
DO: 1. Berpartisipasi dalam aktivitas pernapasn.
fisik tanpa disertai peningkatan
Frekuensi jantung tekanan darah, nadi dan respirasi 4. Kaji cara beraktivitas pasien dalam 4. Membantu dalam mengambil
meningkat >20% dari 2. Mampu melakukan aktivitas melakukan aktivitas intervensi selanjutnya
kondisi istirahat sehari-hari secara mandiri
Tekanan darah berubah 3. Tanda-Tanda Vital dalam batas 5. Bantu pasien mengidentifikasi 5. Aktivitas yang berat dapat
>20% dari kondisi istirahat normal: aktivitas yang dilakukan meningkatkan frekuensi pernapasan
Sianosis TD = 120/80 mmHg
Gambaran EKG N = 80-100x/menit 6. Jadwalkan latihan aktif setelah 6. Fungsi paru akan maksimal saat
menunjukkan aritmia saat/ RR = 16-24x/menit terapi respirasi atau obat-obatan periode puncak dari obat-obatan dan
setelah aktivitas. S = 36,5⁰C-37,5⁰C (misalnya bronkodilator dalam efek obat
Gambaran EKG 4. Mampu berpindah dengan atau inhaler dosis terstruktur)
menunjukkan iskemia tanpa bantuan alat
7. Bantu pasien menjadwalkan 7. Peningkatan perlahan aktivitas fisik
peningkatan aktivitas harian secara akan memperbaiki kondisi
perlahan pernapasan dan jantung, sehingga
55
(1) (2) (3) (4) (5)
memperbaiki toleransi aktivitas
56
57
(Setiadi, 2012).
tersebut.
rujukan.
60
BAB III
Jenis Karya Tulis Ilmiah yang dilakukan adalah kualitatif dalam bentuk
dikelola secara rinci dan mendalam. Subyek karya tulis ilmiah yang diteliti
selama 3 hari.
60
61
Tabel 3.1
Batasan Istilah
No Istilah Definisi
1. Asuhan Keperawatan Rangkaian interaksi perawat dengan klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien
dalam merawat dirinya.
2. Klien Klien adalah perseorangan, keluarga,
kelompok, atau masyarakat yang
menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan.
3. Sistem Pernapasan Sistem pernapasan adalah suatu sistem yang
mempunyai peran dan fungsi menyediakan
oksigen (O2) diambil dari atmosfer dan
mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dari sel-
sel menuju ke udara bebas.
4. Asma Bronkhial Asma adalah penyakit kronis yang menyerang
saluran pernapasan disebabkan oleh reaksi
berlebihan jalan napas terhadap iritan atau
stimuli lain sehingga menyebabkan obstruksi
jalan napas, yang akan mengakibatkan pasien
mengalami dispnea, batuk, dan mengi.
3.4.1 Lokasi
Ruang Cut Nyak Dien Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun yang
Indonesia.
62
3.4.2 Waktu
studi kasus dilaksanakan mulai tanggal 06 April 2020 s/d 08 Mei. Ujian
siding karya tulis ilmiah dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2020 s/d 15
perawat lainnya.
3.6.3 Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
kuesioner).
menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien Tn.J,
perawat dan keluarga Tn.J yang berkaitan dengan masalah yang dilaporkan.
64
dapat menjadi salah satu opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan
karya tulis ilmiah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh
Jakarta KM. 2 No. 1 Kode Pos 45162 Kabupaten Cirebon. Karya Tulis
Ilmiah dalam bentuk Studi Kasus ini dilaksanakan di Ruang Cut Nyak
secara komprehensif baik dari segi bio, psiko, sosial dan spiritual
keperawatan.
65
66
4.1.2 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 54 tahun
Cirebon
Agama : Islam
Suku : Jawa
Nama : Ny. M
Umur : 46 tahun
Cirebon
Dien Kamar 6 B.
klien, sesak bertambah berat pada jika klien terlalu lelah dan
merasakan keluhan sesak napas ini sejak 3 hari yang lalu dan
Januari 2018 yang lalu dengan keluhan yang sama yaitu sesak
Bagan 4.1
Keterangan:
= Perempuan = Meninggal
a. Penampilan Umum
Nilai GCS : 15
70
Eye (E) :4
Verbal (V) :5
Motorik (M) :6
Nadi : 102x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 36,9⁰C
SpO2 : 98%
(Normal)
Tabel 4.1
Tabel Activity Daily Living
No ADL Di Rumah Di RS
(1) (2) (3) (4)
1. Nutrisi:
a. Makan
1) Jenis menu Nasi, sayur, Bubur, sayur,
tahu, tempe, tahu, tempe,
sambal. buah-buahan.
2) Frekuensi 3 kali/ hari 3 kali/ hari
3) Porsi 1 porsi 1 porsi
4) Pantangan Tidak ada Tidak ada
5) Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Minum
1) Jenis minuman Air putih Air putih
2) Frekuensi 4-6 kali/ hari 4-6 kali/ hari
71
nya.
73
3) Konsep Diri
kesembuhan.
a. Sistem Persyarafan
2) Refleks-refleks
3) Nervus Cranial
Tabel 4.2
Pengkajian Nervus Cranial Tn. J
No Nervus Hasil Pemeriksaan
(1) (2) (3)
1. Nervus I Fungsi penciuman klien normal,
(Olfaktorius) klien mampu membedakan antara
bau minyak kayu putih dan
minyak wangi dengan jelas.
2. Nervus II Klien mampu melihat dengan baik
(Optikus) dengan mata kedua matanya, klien
dapat membaca tulisan dalam
kertas pada jarak 30 cm.
75
b. Sistem Pernapasan
c. Sistem Cardiovaskuler
d. Sistem Pencernaan
usus 11 x/menit.
e. Sistem Integumen
mudah rontok.
f. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot 5 5
5 5
78
g. Sistem Genitourinaria
a. Laboratorium
Tabel 4.3
Hasil Laboratorium Tn. J
Nama Test Hasil Satuan Nilai Metode
Rujukan
(1) (2) (3) (4) (5)
HEMATOLOGI
Darah Lengkap:
Hemoglobin 14,8 g/ dL 13,2 – 17,3 Flowcytometri
Leukosit H 11,4 103/ uL 3,8 – 10,6 Flowcytometri
Trombosit 348 103/ uL 150 – 440 Flowcytometri
Hematokrit 46,4 % 40 – 52 Flowcytometri
3
Eritrosit 5,7 10 / uL 4,4 – 5,9 Flowcytometri
MCV L 73,4 Fl 80 – 100 Flowcytometri
MCH L 22,9 Ρg 26 – 34 Flowcytometri
MCHC 32,6 g/ dL 32 – 36 Flowcytometri
RDW 13,3 % 11,5 – 14,5 Flowcytometri
MPV 7,2 Fl 7,0 – 11,0 Flowcytometri
Hitung Jenis (diff):
Segmen 76,2 % 28,0 – 78,0 Flowcytometri
Limfosit L 17,5 % 25 – 40 Flowcytometri
Monosit 2 % 2–8 Flowcytometri
Eosinofil 0,2 % 2–4 Flowcytometri
79
b. Radiologi
Foto Thorax:
c. Terapi Obat
5) Ambroxol 30 mg (3x1/hari)
80
d. Elektrokardiografi (EKG)
- Irama : Sinus
- Axis : Normal
- Gelombang P : Normal
Tabel 4.4
Analisa Data
No Data Kemungkinan Etiologi Masalah
(1) (2) (3) (4)
1. Data Subjektif: Faktor pencetus : stress, Ketidakefektifan
- Klien mengeluh keletihan, udara dingin. bersihan jalan
sesak napas napas
- Klien mengatakan IgE lemah dan
sulit bernapas mengeluarkan mediator
ketika berbaring histamine.
Data Objektif:
- Batuk tidak efektif Permeabilitas kapiler
- Mukus yang sulit meningkat, edema
dikeluarkan mukosa
- Terdapat suara
napas tambahan Sekresi mucus berlebih
mengi atau dan kontraksi otot polos
wheezing meningkat
- Frekuensi napas
meningkat Restriksi dan obstruksi
28x/menit bronkus
81
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
2. Data Subjektif: Bronkospasme Ketidakefektifan
- Klien mengeluh Pola Napas
sesak napas dan Hipoksemia
bertambah berat
jika berbaring. Tekanan partial O2 di
Data Objektif: alveoli menurun
- Adanya
penggunaan otot Penyempitan jalan
bantu pernapasan napas
- Fase ekspirasi
memanjang Peningkatan kerja otot
- Takipnea pernapasan
- Pernapasan cuping
hidung Ketidakefektifan pola
napas
3. Data Subjektif: Hipoksemia Intoleransi
- Klien mengeluh Aktivitas
lelah Suplai darah dan O2 ke
- Klien merasa jantung berkurang
lemas
- Klien mengeluh Penurunan Cardiac
sesak napas setelah Output
beraktivitas cukup
banyak Tekanan darah menurun
Data Objektif:
- Klien tampak lesu Kelemahan dan
dan lemah keletihan
- Klien tampak
memerlukan Intoleransi aktivitas
bantuan untuk
pergi ke kamar
mandi.
- TD 110/70 mmHg
- Nadi 102 x/menit
- Respirasi 28
x/menit
82
Tabel 4.5
Diagnosa Keperawatan
No Tanggal Masalah Diagnosa Keperawatan Paraf
Timbul
(1) (2) (3) (4)
1. Senin, Ketidakefektifan bersihan jalan napas
23 Maret 2020 berhubungan dengan peningkatan produksi
mukus dan bronkospasme.
Data Subjektif:
- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengatakan sulit bernapas ketika
berbaring
Data Objektif:
- Batuk tidak efektif Soka RD
- Mukus yang sulit dikeluarkan
- Terdapat suara napas tambahan mengi
atau wheezing
- Frekuensi napas meningkat 28x/menit
2. Senin, Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan
23 Maret 2020 dengan keletihan otot pernapasan.
Data Subjektif:
- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengatakan sulit bernapas jika
berbaring
Data Objektif:
- Adanya penggunaan otot bantu
pernapasan Soka RD
- Fase ekspirasi memanjang
- Adanya peningkatan usaha napas 28
x/menit
- Pernapasan cuping hidung
3. Senin, Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan
23 Maret 2020 ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen serta kelemahan.
Data Subjektif:
- Klien mengeluh lelah
- Klien merasa lemas
- Klien mengeluh sesak napas jika terlalu Soka RD
lelah
84
Tabel 4.6
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan TUM 1. Kaji tanda-tanda vital dan pengkajian 1. Tanda-tanda vital yang tidak stabil dapat
Napas berhubungan dengan Jalan napas kembali paten dengan antropometri seperti berat badan dan tinggi mengindikasikan adanya penurunan kondisi
peningkatan produksi mukus dan suara napas bersih. badan dan indeks masa tubuh. tubuh klien.
bronkospasme.
DS: TUK 2. Auskultasi suara napas. Catat suara napas 2. Beberapa derajat bronkospasme terjadi
Klien mengeluh sesak Setelah dilakukan tindakan tambahan seperti mengi, krekels, atau dengan obstruksi jalan napas dan dapat
napas keperawatan selama 3x24 jam ronkhi. ditandai atau tidak ditandai oleh suara napas
Klien mengeluh sesak diharapkan ventilasi dan jalan nafas tambahan, seperti krekels yang menyebar
napas jika berbaring paten, dengan kriteria hasil: dan basah (bronkitis), suara lemah, disertai
DO: 1. Batuk efektif dan suara napas yang mengi saat ekspirasi (emfisema) atau tidak
Batuk tidak efektif bersih, tidak ada sianosis dan ada suara napas (asma berat).
Mukus yang sulit dispneu (mampu mengeluarkan
dikeluarkan sputum, mampu bernapas dengan 3. Kaji dan pantau frekuensi pernapasan. Catat 3. Takipnea biasanya terjadi hingga beberapa
Adanya suara napas mudah) rasio inspirasi dengan ekspirasi. derajat dan mungkin terdengar jelas selama
tambahan mengi atau 2. Menunjukkan jalan napas yang stress, atau selama proses infeksi akut yang
wheezing paten (klien tidak merasa tercekik, terjadi bersamaan. Pernapasan mungkin
Frekuensi napas meningkat irama napas, frekuensi pernapasan dangkal dan cepat, dengan ekspirasi
28 x/menit dalam rentang normal yaitu 16- memanjang jika dibandingkan dengan
24x/menit) inspirasi.
3. Mampu mengidentifikasi dan
mencegah faktor yang menghambat 4. Catat adanya dispnea dan derajat dispnea. 4. Disfungsi pernapasan beragam bergantung
jalan napas. Gunakan skala 0 sampai 10 untuk menilai pada proses yang mendasari, misalnya,
kesulitan bernapas. infeksi, reaksi alergi, dan stadium kronisitas.
Menggunakan skala untuk menilai dispnea
membantu mengukur perubahan dalam
gawat napas.
85
(1) (2) (3) (4) (5)
5. Bantu klien mempertahankan posisi nyaman 5. Peninggian kepala tempat tidur
untuk memfasilitasi pernapasan dengan memfasilitasi fungsi pernapasan dengan
meninggikan kepala tempat tidur, dan menggunakan gravitasi.
mengatur posisi semi fowler.
6. Observasi batuk yang persisten, batuk 6. Batuk dapat persisten, tetapi tidak efektif,
kering, atau batuk basah. Bantu tindakan terutama pada klien usia lanjut dengan sakit
untuk meningkatkan keefektifan upaya yang akut atau lemah. Batuk paling efektif
bernapas dengan batuk efektif. dalam posisi tegak lurus.
86
(1) (2) (3) (4) (5)
4. Batuk berkurang dan ekspansi paru 6. Lakukan fisioterapi dada (jika perlu). 6. Fisioterapi dada dapat membantu
mengembang mengalirkan sputum sehingga jalan napas
menjadi paten.
7. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
melalui nasal kanul 3 liter/ menit. 7. Meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen.
3. Intoleransi Aktivitas TUM 1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Tanda-tanda vital yang tidak stabil dapat
berhubungan dengan Klien dapat melakukan aktivitas sehari- mengindikasikan adanya penurunan kondisi
ketidakseimbangan antara suplai hari secara mandiri. tubuh klien.
dan kebutuhan oksigen serta
kelemahan. TUK 2. Monitor keparahan dispnea, serta saturasi 2. Aktivitas meningkatkan kebutuhan oksigen,
DS: Setelah dilakukan tindakan oksigen saat dan setelah beraktivitas. serta ketidakmampuan memenuhi
- Klien mengeluh lelah keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan diri.
- Klien merasa lemas diharapkan aktivitas dapat ditoleransi
- Klien mengeluh sesak napas dan klien dapat melakukan aktivitas 3. Catat adanya perubahan suara nafas, irama 3. Aktivitas yang berlebih akan meningkatkan
jiika terlalu lelah. sehari-hari, dengan kriteria hasil: dan frekuensi pernapasan. frekuensi pernapasan.
DO: 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
- Klien tampak lesu dan lemah tanpa disertai peningkatan tekanan 4. Kaji cara beraktivitas klien dalam 4. Membantu dalam mengambil intervensi
- Klien tampak memerlukan darah, nadi dan respirasi melakukan aktivitas selanjutnya
bantuan untuk pergi ke kamar 2. Mampu melakukan aktivitas
mandi. sehari-hari secara mandiri 5. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang 5. Aktivitas yang berat dapat meningkatkan
- TD 110/70 mmHg 3. Tanda-Tanda Vital dalam batas dilakukan frekuensi pernapasan
- Nadi 102 x/menit normal
- Respirasi 28 x/menit TD = 120/80 mmHg 6. Jadwalkan latihan aktif setelah terapi 6. Fungsi paru akan maksimal saat periode
N = 80-100x/menit respirasi atau obat-obatan (misalnya puncak dari obat-obatan dan efek obat
RR = 16-24x/menit bronkodilator dalam inhaler dosis
S = 36,5⁰C-37,5⁰C terstruktur)
4. Mampu berpindah dengan atau
tanpa bantuan alat 7. Bantu klien menjadwalkan peningkatan 7. Peningkatan perlahan aktivitas fisik akan
aktivitas harian secara perlahan memperbaiki kondisi pernapasan dan
jantung, sehingga memperbaiki toleransi
aktivitas
87
(1) (2) (3) (4) (5)
8. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana 8. Tirah baring dipertahankan selama fase
pengobatan dan perlunya keseimbangan akut untuk menurunkan kebutuhan
aktivitas dan istirahat metabolic, menghemat energy untuk
penyembuhan
4. Defisit Pengetahuan berhubungan TUM 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga 1. Penilaian kemampuan tingkat
dengan kurang terpapar dan Setelah dilakukan tindakan mengenai penyakit asma bronkhial. pengetahuan dapat mengukur tingkat
minimnya sumber informasi keperawatan selama 2 x 24 jam kemampuan dalam memahami penyakit.
tentang penyakit. diharapkan klien dan keluarga
DS: memahami tentang penyakit yang di 2. Kaji tingkat pemahaman klien dan keluarga 2. Pemahaman klien dan keluarga mengenai
- Klien dan keluarga alami dan perawatannya di rumah. mengenai perawatan asma di rumah. perawatan asma di rumah dapat membantu
mengatakan tidak banyak meminimalisir dampak yang akan terjadi
tahu mengenai penyakit asma TUK dari serangan asma yang mendadak.
bronkhial. Setelah dilakukan tindakan
- Klien dan keluarga keperawatan selama 2x24 jam 3. Jelaskan kepada klien dan keluarga 3. Pemahaman klien dan keluarga mengenai
mengatakan tidak mengetahui diharapkan klien dan keluarga mengenai penyakit asma bronkhial. proses penyakit asma akan membantu
cara perawatan asma di memahami tentang penyakit dan klien mengenal penyakitnya.
rumah jika serangan asma perawatannya dirumah, dengan kriteria
muncul mendadak. hasil: 4. Jelaskan kepada klien dan keluarga 4. Membantu klien dan keluarga dalam
DO: 1. Kien dan keluarga dapat mengenai perawatan asma di rumah. penanganan asma di rumah jika terjadi
- Klien dan keluarga tidak menjelaskan kembali seputar serangan asma yang mendadak.
dapat menjawab dan bingung penyakit asma, mengenai:
saat penulis menanyakan a. Definisi asma bronkhial 5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang 5. Merubah gaya hidup dapat menjadikan
mengenai penyakit asma dan b. Etiologi asma bronkhial mungkin diperlukan untukmencegah tolak ukur dari suatu penyakit.
perawatannya di rumah. c. Tanda dan gejala asma komplikasi di masa yang akan datang atau
bronkhial proses pengontrolan penyakit.
d. Pencegahan asma bronkhial
2. Klien dan keluarga memahami 6. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan 6. Terapi dan penanganan asma diperlukan
tentang perawatan asma di rumah. yang tepat. untuk meminimalisir dampak yang akan
3. Klien dapat menentukan perubahan terjadi di masa yang akan datang.
gaya hidup dan pengontrolan
penyakit yang diperlukan.
4. Klien dan keluarga dapat
mengambil keputusan mengenai
pilihan terapi yang diperlukan.
88
89
4.1.5 Implementasi
Tabel 4.7
Implementasi Keperawatan
Waktu dan
No. Dx Implementasi Paraf
Tanggal
(1) (2) (3) (4)
Senin, T Mengukur tanda-tanda vital meliputi
I 23 Maret 2020 nadi, respirasi rate, tekanan darah, suhu,
07.45 – 08.00 WIB saturasi oksigen.
R Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
Nadi = 102 x/menit
RR = 28 x/menit
TD = 110/70 mmHg Soka RD
S = 36,9⁰C
SpO2 = 98%
08.00 – 08.10 WIB T Mengukur Tinggi Badan (TB) dan Berat
Badan (BB), dan Indeks Masa Tubuh
R (IMT) klien.
Hasil pengukuran:
TB = 160 cm
BB = 57,5 kg Soka RD
IMT = 22,46 (Kategori Normal)
08.10 – 08.15 WIB T Mengubah posisi semi fowler 45⁰
R Klien mengatakan merasa lebih nyaman
dalam posisi semi fowler. Soka RD
08.15 – 08.20 WIB T Auskultasi suara napas tambahan.
R Terdengar suara napas tambahan yaitu
mengi/ wheezing di kedua lapang paru
pada akhir ekspirasi. Soka RD
08.20 – 08.30 WIB T Mencatat adanya dispnea dan derajat
dispnea dengan menggunakan skala 0
sampai 10 untuk menilai kesulitan
bernapas.
R Klien mengatakan masih sesak napas
dan berada pada skala 5 dari 10. Soka RD
08.30 – 08.45 WIB T Memberikan terapi bronkodilator
dengan nebulizer.
R Nebulizer + meptin (0,5 cc/ 8 jam)
selama 15 menit. Soka RD
90
Soka RD
91
4.1.6 Evaluasi
Tabel 4.7
Evaluasi Keperawatan
No. Dx Waktu dan Evaluasi Paraf
Tanggal
(1) (2) (3) (4)
I Senin, S - Klien mengeluh sesak napas dan
23 Maret 2020 batuk dengan dahak yang sulit
09.10 – 09.20 WIB dikeluarkan.
O - Sesak napas pada skala 5 dari 10.
- Terdapat suara tambahan mengi atau
wheezing di akhir ekspirasi.
- Adanya perubahan frekuensi napas
abnormal. RR: 28 x/menit
- Mukus yang sulit dikeluarkan
A Ketidakefektifan bersihan jalan napas
belum teratasi
P Lanjutkan intervensi
- Kaji tanda-tanda vital
- Pertahankan posisi nyaman untuk
klien Soka RD
- Auskultasi suara napas tambahan
- Catat adanya dispnea dan derajat
dispnea
- Beri terapi bronkodilator dengan
nebulizer
- Ajarkan batuk efektif
Berikan injeksi intravena dan oral
sesuai terapi
II Senin, S - Klien mengeluh sesak napas
23 Maret 2020 - Klien mengatakan sulit bernapas jika
10.15 – 10.25 WIB berbaring
O - Adanya penggunaan otot bantu
pernapasan dan usaha napas
- RR 28 kali/menit, Nadi 102x/menit
- Klien terpasang oksigen 4 liter/menit
dengan menggunakan nasal kanul
- Fase ekspirasi memanjang Soka RD
- Adanya sputum ±2 cc berwarna putih
dan sedikit kental.
- Pernapasan cuping hidung
100
4.2 Pembahasan
Maret 2020.
107
berikut:
4.2.2.1 Pengkajian
kental, sesak napas dan dada, serta suara napas mengi. Tanda
diantaranya yaitu:
normal 28 x/menit.
110
cuping hidung.
serta kelemahan.
karbon dioksida.
status kesehatan.
penyakit.
teori yang lebih tepat untuk kedaan klien saat ini ditambah
keadaan klien.
pada Tn. J satu diagnosa teratasi pada hari kedua yaitu defisit
Implikasi yang penulis tulis dalam kasus ini adalah sebagai berikut:
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dispnea, batuk, dan suara napas mengi atau wheezing. Berdasarkan hasil
klien. Pengkajian yang dilakukan pada Tn. J didapat bahwa klien sudah
menderita penyakit asma bronkhial sejak 6 tahun yang lalu dan sering
117
118
kambuh 2-3 kali dalam seminggu. Alasan klien masuk ke rumah sakit
karena sesak napas disertai batuk dengan mukus yang sulit dikeluarkan,
keperawatan yang penulis temukan pada klien kelolaan yaitu Tn. J adalah
bronkhial, terapi oksigen via nasal kanul, dan kolaboratif pemberian obat
sudah teratasi pada hari kedua implementasi dan tiga diagnosa lainnya
intervensi lanjutan.
5.2 Saran
melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. J, ada beberapa hal yang penulis
sarankan, diantaranya:
pertama pada klien asma bronkhial saat terjadi sesak napas mendadak
alat dan bahan yang tersedia di rumah, cara membuatnya yaitu masak air
panas lalu taruh di dalam ember, tuangkan beberapa tetes minyak kayu
putih lalu hirup uap yang keluar dari ember sebanyak-banyaknya sampai
120
sesak terasa berkurang. Cara lain untuk mengatasi sesak napas yaitu
3. Keluarga dapat ikut berperan aktif dalam proses pengobatan klien, yaitu
Diri (APD) seperti masker jika berada di luar rumah atau saat sedang
emosi, asap rokok, suhu dingin dan kelembapan, serta olahraga berat.
DAFTAR PUSTAKA
Kowalak, J. P., William, W., & Brenna, M. (2012). Buku Ajar Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
LeMone, P., Karen, M. B., & Gerene, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Reddel, Helen. (2019). Pocket Guide For Asthma Management and Prevention:
Global Initiative for Asthma. Diakses dari https://ginasthma.org. Diperoleh
pada 05 Februari 2020.
121
Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suara, M, dkk. (2010). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
122
LAMPIRAN
123
Lampiran 1
Pelaksana,
Penyusunan
2. Proposal
Ujian Sidang
3. Proposal
Pelaksanaan
4. Studi Kasus
Penyusunan
5. Laporan
Ujian Sidang
Karya Tulis
6. Ilmiah
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No. Register :
Diagnosa Medis :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dengan pasien :
Alamat :
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Data Biologis
a. Penampilan Umum
Lampiran 3
B. Analisa Data
KEMUNGKINAN
DATA MASALAH
ETIOLOGI
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
D. Implementasi Keperawatan
No. Dx Kep Tanggal & Waktu Tindakan Paraf
Lampiran 3
E. Evaluasi
No. Dx Kep Tanggal & Waktu Evaluasi
S
O
A
P
Lampiran 4
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa : saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai KTI/ TA yang akan dilakukan
oleh : SOKA RESKA DENA dengan judul : “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN: ASMA BRONKHIAL DI RUANG CUT
NYAK DIEN RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON”.
Saya setuju untuk ikut berpartisipasi pada KTI/ TA ini secara sukarela tanpa
paksaan dari siapapun. Apabila selama studi kasus KTI/ TA ini saya
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa
sanksi apapun.
sokareskadenaniysaazzahra sohkareskadenaniysaazzahraaa
Pelaksana,
Waktu : 35 menit
Cirebon
penanganannya di rumah.
mampu:
D. Metode Penyuluhan
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Materi
(Terlampir)
H. Setting Tempat
Keterangan:
= Pemateri
= Klien
= Keluarga
Lampiran 5
I. Evaluasi
MATERI PENYULUHAN
jalan napas yang ditandai oleh obstruksi aliran udara napas dan respons jalan
stimuli yang multipel. Obstruksi aliran udara yang menyebar yang terjadi
selama episode akut biasanya kembali baik secara spontan maupun dengan
terapi.
asma adalah penyakit kronis karena adanya reaksi berlebihan jalan napas
terhadap iritan atau stimuli lain sehingga menyebabkan restriksi dan obstruksi
jalan napas, yang akan mengakibatkan pasien mengalami dispnea, batuk, dan
mengi.
Lampiran 5
dengan paparan lingkungan terhadap zat dan partikel yang dihirup yang dapat
a. Faktor genetik
d. Asap tembakau
Tanda dan gejala yang ditemukan pada penderita asma bronkhial diantaranya
a. Batuk (dengan atau tanpa lendir) dan sering memburuk di malam atau
b. Produksi dahak kental, lengket, dan menempel dengan kuat sehingga sulit
c. Mengi atau pernapasan berat dan riuh, suara siulan atau cuitan yang
d. Sesak dada seperti terdapat sesuatu yang meremas atau terdapat beban di
atas dada.
e. Sesak napas atau merasa tidak dapat bernapas, atau tidak mampu
berikut:
a. Menilai dan monitor berat asma secara berkala antara 1-6 bulan ke fasilitas
yang meliputi asap, debu, tungau, bulu binatang ataupun boneka, serta
suhu dingin
d. Hindari stress, emosi, dan rasa cemas yang berlebihan. Kendalikan dengan
e. Olahraga dengan porsi yang cukup dan jangan terlalu berat dan berlebihan.
Normal intensitas olahraga dua minggu sekali dengan durasi selama 20-30
menit.
Lampiran 5
terjadinya asma yang di deritanya seperti udara dingin, debu, asap rokok, asap
kendaraan, kondisi stress dan cemas, serta olahraga yang terlalu berat.
penanganan saat serangan asma muncul secara mendadak akan berakibat fatal
bagi penderita, diperparah jika klien tidak mempunyai obat untuk meredakan
serangan seperti inhaler dan obat oral serta jarak rumah jauh dari fasilitas
pelayanan kesehatan.
Saat ini, terdapat cara tradisional untuk meredakan serangan asma yaitu
dengan inhalasi uap sederhana, adapun tujuan dari inhalasi ini yaitu untuk
mencairkan sekret yang ada pada jalan napas dan melebarkan kembali saluran
pernapasan karena pada saat serangan asma terjadi saluran napas pada
bahan-bahan yang mudah di dapat dirumah seperti minyak kayu putih atau
balsam dan air panas. Adapun cara membuat inhalasi uap sederhana adalah
sebagai berikut:
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti baskom, minyak kayu
putih/ balsam/ bahan lainnya yang bersifat panas dan melegakan, air panas,
dan handuk.
Lampiran 5
d. Tuangkan minyak kayu putih/ balsam ke dalam air dalam baskom tersebut
secukupnya
f. Hirup uap banyak-banyak yang keluar dari campuran air dan penghangat
tersebut selama 10-15 menit, tutup ruang antara baskom dan kepala
2 Penyebab
Mengetahui,
Program Studi Keperawatan Cirebon
Ketua,