BAB I (Pendahuluan)
BAB I (Pendahuluan)
BAB I (Pendahuluan)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stres adalah respon organisme untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan - tuntutan
yang dapat berupa hal faktual yang terjadi, atau hal baru yang mungkin akan terjadi, tetapi
di persepsi secara aktual. Jika kondisi tersebut tidak dapat teratasi dengan baik maka akan
terjadi gangguan pada satu atau lebih organ tubuh yang mengakibatkan seseorang tidak
Stress kerja adalah suatu kondisi dimana seseorang mendapatkan tekanan atau
ketegangan dalam pekerjaan serta lingkungan kerjanya sehingga orang tersebut merespon
secara negatif dan akan merasa terbebani dalam menyelesaikan kewajibannya (Frey,
2018).
Stres kerja adalah suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif individu yang dapat
berupa interaksi antara individu dan lingkungan kerja yang dapat mengancam dan
memberikan tekanan psikologis, fisiologis, dan sikap individu. Stres kerja sebenarnya
tidak selalu buruk, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat
Kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan
tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari
dan menghargai orang lain di sekitar. Kesehatan jiwa dapat didefinisikan juga sebagai
ranah yang mengurus (mengelola dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, emosional menjadi lebih optimal dari seseorang yang
perkembangan itu sendiri menjadi sejalan dan selaras dengan keadaan orang lain
beratnya tuntutan tugas seorang guru seperti mereka yang mengajar pada sekolah
menengah pertama (SMP) menyebabkan guru mengalami rasa bosan, jenuh, dan juga bisa
menyebabkan stres
fisiologikal-fisikal seperti adanya gangguan hormon stres yaitu adrenalin dan kortisol yang
dapat menimbulkan rasa lelah, pusing, bosan, jenuh, dan muda marah, selain itu terdapat
pula gangguan imunitas tubuh. Sedangkan efek organisasional dapat terjadi seperti
Guru merupakan profesi yang mulia dan sekaligus penuh dengan tantangan.
Pengembangan kepribadian siswa terjadi melalui peran guru dalam proses belajar
mengajar dan proses membimbing di sekolah. Pekerjaan guru sangat diharsgai dan begitu
Guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya bertugas mendidik namun juga
didik, Tuntutan serta tanggung jawab yang diemban guru tentu bukanlah sesuatu yang
mudah. Tuntutan tersebut dapat menjadi faktor timbulnya stres kerja. Apabila stres kerja
dibiarkan terus-menerus tanpa adanya tindakan, maka dapat berpengaruh terhadap kinerja
dan produktivitas guru sehingga tujuan yang telah disusun oleh pihak sekolah akan sulit
untuk dicapai. Tingkat stres yang dialami oleh pekerja dapat dilihat melalui gejala-gejala
individu yang terbagi menjadi gejala psikologis, fisiologis dan perilaku (Amalia et al.,
2017).
Meskipun memiliki sarana dan prasarana yang baik, namun jika sekolah tidak
memiliki sumber daya manusia yang berkompeten dan berkinerja baik maka akan sulit
bagi sekolah untuk bersaing di era yang sangat kompetitif saat ini. Guru merupakan
sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam
mewujudkan tujuan sekolah. Jika Guru memiliki kinerja yang baik atau tinggi maka
sekolah akan dapat meraih keberhasilan yang diharapkan sesuai dengan tujuan dari
sekolah tersebut. Sebaliknya jika Guru menurun, maka hal tersebut dapat merugikan bagi
Sekolah merupakan tempat dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa dalam
proses belajar dan mengajar. Manajemen peningkatan mutu sekolah dapat dilaksanakan
dengan baik apabila didukung oleh keberadaan guru yang profesional dengan melakukan
berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Apabila seorang guru menjadi
stres akibat tugasnya di sekolah maupun diluar sekolah, maka hal tersebut akan berdampak
pada motivasi dan prestasi kerja guru dalam mengembangkan tugasnya di sekolah. Jika
prestasi kerja guru menurun, maka akan berdampak pada proses belajar mengajar di
sekolah. Akibatnya para siswa menjadi imbas dari hal tersebut, yang kemudian para calon
generasi bangsa tersebut menjadi tidak berprestasi dalam belajar di sekolah. Pekerja (guru)
dapat mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan sakit fisik dan mental,
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja Guru adalah semangat kerja dari
Guru. Semangat kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika Guru merasakan semangat dalam bekerja,
maka ada upaya optimal untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan segenap
kemampuan yang dimiliki. Maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang
diharapkan oleh sekolah. Semangat kerja juga dapat dipengaruhi oleh beban kerja
(Tarwaka, 2013).
Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh
suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja
dapat berupa fisik biasanya dapat dilihat secara langsung, misalnya kelelahan,
Penanganannya dapat diambil tindakan secara langsung seperti istirahat sejenak dari
pekerjaan, pemberian waktu makan dan minum, dan lain-lain. Hasil penangannya pun
dapat dirasakan secara langsung dan membutuhkan waktu yang relatif singkat (Dhania,
2010).
Beban kerja yang terlalu tinggi, tindakan buruk siswa, konflik dengan rekan kerja,
konflik batin, sistem kerja serta lingkungan kerja dapat menjadi beberapa penyebab
Peneliti (Hety Umiriyani, 2020) Dengan judul “ Hubungan beban kerja dengan stress
kerja pada guru SMP Negeri 2 Samarindaa dan SMP Negeri 8 Samarinda” menunjukan
bahwa berdasarkan hasil uji analisis kolerasi parsial beban kerja memiliki hubungan
dengan stres kerja dimana aspek-aspek yang mempengaruhi pada penelitian ini meliputi
Kinerja dipengaruhi oleh kualitas dan kemampuan pegawai yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental, dan
kondisi fisik pegawai, sarana pendukung yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan
kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi) dan hal-hal yang
Indikator Stres Kerja ysaitu Tuntutan tugas, Tuntutan peran, Tuntutan antar pribadi,
Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan didapatkan data awal di SMP Negeri
1 Dan 4 VII Koto Sungai Sariak yang merupakan salah satu tempat untuk belajar dengan
jumlah 27 kelas di SMP Negeri 1 VII Koto Sungai Sariak dan 9 kelas di SMP 4 VII Koto
Sungai Sariak. Dengan jumlah guru yang mengajar di SMP Negeri 1 VII Koto Sungai
Sariak sebanyak 41 guru yang terdiri dari 6 orang guru laki-laki dan 35 orang guru
perempuan dan di SMP Negeri 4 VII Koto Sungai Sariak yaitu sebanyak 25 orang guru
yang terdiri dari 3 orang guru laki-laki dan 22 guru perempuan pada tahun ajar 2021/2022.
Dari hasil observasi serta wawancara terhadap 10 orang guru diantaranya 3 laki-laki
dan 7 perempuan didapatkan bahwa 6 diantar mereka mengeluh stres akibat beban kerja
yang dihadapi yaitu : tuntutan kerja dan tugas-tugas yang saling bentrok seperti guru yang
diamanahi tugas tambahan menjadi wakasek, wali kelas, Pembina osis, Pembina ekstra
kulikuler, memiliki tanggung jawab yang besar. Beban kerja guru yang bertambah
membutuhkan pengolahan waktu yang baik antara pekerjaan dengan urusan rumah
tangganya dan juga gaji yang diperoleh tidak sebanding dengan banyaknya tugas
Ada juga terdapat beban kerja pada guru honorer yang melaksanakan tugas yang
sama dengan guru PNS lainnya yaitu mengajar dan mendidik murid agar menjadi anak
yang cerdas namun tanggung jawab yang besar untuk mencerdaskan anak didik ini tidak
bekerja seperti perbedaan pendapat antar sesama pimpinan dan atau rekan kerja yang dapat
Selanjutnya ada keluhan yang dirasakan guru seperti sulitnya anak dalam menguasai
materi yang di ajarkan, sehingga dampaknya guru merasa gagal dalam menyampaikan
sulitnya menghadapi karakter siswa-siswi, sehingga munculnya rasa kurang di hargai dan
sulitnya pengendalian dari diri guru yang dapat mengganggu kesehatan jiwa guru, dan
Dari tuntutan kerja yang mereka hadapi diatas dapat mempengaruhi kinerja beserta
kesehatan mental guru yang dapat menimbulkan beban pikiran seperti mudah marah dan
agresi, munculnya rasa sakit kepala, tidak bisa santai, sikap tidak mau bekerja sama,
perasaan tidak mampu terlibat, dan mengalami kesulitan tidur yang dapat mengakibatkan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari latar belakang masalah ini, maka
penting dilakukan penelitian untuk membahas dan menuangkannya dalam karya ilmiah
berupa proposal yang berjudul “ Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Guru
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan beban kerja
dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai Sariak Tahun 2022”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP
2. Tujuan khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi beban kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto
b. Diketahui distribusi frekuensi stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto
c. Diketahui hubungan beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4
D. Manfaat penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat:
1. Teoritis
a. Bagi Peneliti
beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai
2. Praktik
a. Bagi SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai Sariak Tahun 2022.
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru sehingga dapat merencanakan
pengendalian beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII
sumber informasi dan tersedia data untuk keperluan yang berkaitan dengan
pembahasan hubungan beban kerja dengan stress kerja pada guru SMP Negeri 1 dan
4 VII Koto Sungai Sariak sehingga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja
terhadap guru SMP Negeri 1 Dan 4 VII Koto Sungai Sariak. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Beban Kerja sedangkan variabel dependen adalah Stres Kerja. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2022 – September 2022. Populasi
dalam penelitian ini adalah guru sebanyak 68 orang. Guru yang bekerja di SMP Negeri 1
VII Koto Sungai Sariak sebanyak 47 orang, dan guru yang bekerja di SMP Negeri 4 VII
Koto Sungai Sariak sebanyak 21 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total