Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BAB I (Pendahuluan)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres adalah respon organisme untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan - tuntutan

yang dapat berupa hal faktual yang terjadi, atau hal baru yang mungkin akan terjadi, tetapi

di persepsi secara aktual. Jika kondisi tersebut tidak dapat teratasi dengan baik maka akan

terjadi gangguan pada satu atau lebih organ tubuh yang mengakibatkan seseorang tidak

dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik (Muslim, 2020).

Stress kerja adalah suatu kondisi dimana seseorang mendapatkan tekanan atau

ketegangan dalam pekerjaan serta lingkungan kerjanya sehingga orang tersebut merespon

secara negatif dan akan merasa terbebani dalam menyelesaikan kewajibannya (Frey,

2018).

Stres kerja adalah suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif individu yang dapat

berupa interaksi antara individu dan lingkungan kerja yang dapat mengancam dan

memberikan tekanan psikologis, fisiologis, dan sikap individu. Stres kerja sebenarnya

tidak selalu buruk, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat

menawarkan potensi hasil (Murniasih, 2018).

Kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan

tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari

dan menghargai orang lain di sekitar. Kesehatan jiwa dapat didefinisikan juga sebagai

ranah yang mengurus (mengelola dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan

perkembangan fisik, intelektual, emosional menjadi lebih optimal dari seseorang yang

perkembangan itu sendiri menjadi sejalan dan selaras dengan keadaan orang lain

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).


Hasil screaning terkait stres kerja pada guru di SMP Negeri 2 Samarinda terdapat

beratnya tuntutan tugas seorang guru seperti mereka yang mengajar pada sekolah

menengah pertama (SMP) menyebabkan guru mengalami rasa bosan, jenuh, dan juga bisa

menyebabkan stres

Dampak dari stres tersebut bisa berakibat pada gangguan psikologikal-sosial,

gangguan fisiologikal-fisikal, dan efek organisasi dengan gangguan psikologikal-sosial

seperti berubahnya fungsi kognitif-persepsi, emosi, dan tingkah laku. Gangguan

fisiologikal-fisikal seperti adanya gangguan hormon stres yaitu adrenalin dan kortisol yang

dapat menimbulkan rasa lelah, pusing, bosan, jenuh, dan muda marah, selain itu terdapat

pula gangguan imunitas tubuh. Sedangkan efek organisasional dapat terjadi seperti

menurunnya kemampuan kerja dan tingginya turnover pekerja, absenteisme, rendahnya

manajemen waktu, menurunnya produktifitas dan performa pekerja, dan meningkatnya

komplain dari klien (Tarwaka, 2015).

Guru merupakan profesi yang mulia dan sekaligus penuh dengan tantangan.

Pengembangan kepribadian siswa terjadi melalui peran guru dalam proses belajar

mengajar dan proses membimbing di sekolah. Pekerjaan guru sangat diharsgai dan begitu

mulia (Naono-Nagatomo et al., 2019).

Guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya bertugas mendidik namun juga

memberikan pengajaran, bimbingan, arahan, pelatihan, penilaian dan evaluasi peserta

didik, Tuntutan serta tanggung jawab yang diemban guru tentu bukanlah sesuatu yang

mudah. Tuntutan tersebut dapat menjadi faktor timbulnya stres kerja. Apabila stres kerja

dibiarkan terus-menerus tanpa adanya tindakan, maka dapat berpengaruh terhadap kinerja

dan produktivitas guru sehingga tujuan yang telah disusun oleh pihak sekolah akan sulit

untuk dicapai. Tingkat stres yang dialami oleh pekerja dapat dilihat melalui gejala-gejala
individu yang terbagi menjadi gejala psikologis, fisiologis dan perilaku (Amalia et al.,

2017).

Meskipun memiliki sarana dan prasarana yang baik, namun jika sekolah tidak

memiliki sumber daya manusia yang berkompeten dan berkinerja baik maka akan sulit

bagi sekolah untuk bersaing di era yang sangat kompetitif saat ini. Guru merupakan

sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam

mewujudkan tujuan sekolah. Jika Guru memiliki kinerja yang baik atau tinggi maka

sekolah akan dapat meraih keberhasilan yang diharapkan sesuai dengan tujuan dari

sekolah tersebut. Sebaliknya jika Guru menurun, maka hal tersebut dapat merugikan bagi

sekolah (Apriyani, 2021).

Sekolah merupakan tempat dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa dalam

proses belajar dan mengajar. Manajemen peningkatan mutu sekolah dapat dilaksanakan

dengan baik apabila didukung oleh keberadaan guru yang profesional dengan melakukan

berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Apabila seorang guru menjadi

stres akibat tugasnya di sekolah maupun diluar sekolah, maka hal tersebut akan berdampak

pada motivasi dan prestasi kerja guru dalam mengembangkan tugasnya di sekolah. Jika

prestasi kerja guru menurun, maka akan berdampak pada proses belajar mengajar di

sekolah. Akibatnya para siswa menjadi imbas dari hal tersebut, yang kemudian para calon

generasi bangsa tersebut menjadi tidak berprestasi dalam belajar di sekolah. Pekerja (guru)

dapat mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan sakit fisik dan mental,

sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal (Munandar, 2018).

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja Guru adalah semangat kerja dari

Guru. Semangat kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika Guru merasakan semangat dalam bekerja,

maka ada upaya optimal untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan segenap
kemampuan yang dimiliki. Maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang

diharapkan oleh sekolah. Semangat kerja juga dapat dipengaruhi oleh beban kerja

(Tarwaka, 2013).

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh

suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja

dapat berupa fisik biasanya dapat dilihat secara langsung, misalnya kelelahan,

menurunnya tingkat produktifitas pekerja, kesalah-kesalahan yang terjadi, dll.

Penanganannya dapat diambil tindakan secara langsung seperti istirahat sejenak dari

pekerjaan, pemberian waktu makan dan minum, dan lain-lain. Hasil penangannya pun

dapat dirasakan secara langsung dan membutuhkan waktu yang relatif singkat (Dhania,

2010).

Beban kerja yang terlalu tinggi, tindakan buruk siswa, konflik dengan rekan kerja,

konflik batin, sistem kerja serta lingkungan kerja dapat menjadi beberapa penyebab

terjadinya stres kerja pada guru (Wahyudi et al., 2020).

Peneliti (Hety Umiriyani, 2020) Dengan judul “ Hubungan beban kerja dengan stress

kerja pada guru SMP Negeri 2 Samarindaa dan SMP Negeri 8 Samarinda” menunjukan

bahwa berdasarkan hasil uji analisis kolerasi parsial beban kerja memiliki hubungan

dengan stres kerja dimana aspek-aspek yang mempengaruhi pada penelitian ini meliputi

aspek tugas, waktu dan keadaan kondisi normal.

Kinerja dipengaruhi oleh kualitas dan kemampuan pegawai yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental, dan

kondisi fisik pegawai, sarana pendukung yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan

kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi) dan hal-hal yang

berhubungan dengan kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan kerja),


dan Supra sarana yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah dan

hubungan industrial manajemen (Simanjuntak, 2005).

Indikator Stres Kerja ysaitu Tuntutan tugas, Tuntutan peran, Tuntutan antar pribadi,

Struktur organisasi, dan Kepemimpinan organisasi (Robins, 2010).

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan didapatkan data awal di SMP Negeri

1 Dan 4 VII Koto Sungai Sariak yang merupakan salah satu tempat untuk belajar dengan

jumlah 27 kelas di SMP Negeri 1 VII Koto Sungai Sariak dan 9 kelas di SMP 4 VII Koto

Sungai Sariak. Dengan jumlah guru yang mengajar di SMP Negeri 1 VII Koto Sungai

Sariak sebanyak 41 guru yang terdiri dari 6 orang guru laki-laki dan 35 orang guru

perempuan dan di SMP Negeri 4 VII Koto Sungai Sariak yaitu sebanyak 25 orang guru

yang terdiri dari 3 orang guru laki-laki dan 22 guru perempuan pada tahun ajar 2021/2022.

Dari hasil observasi serta wawancara terhadap 10 orang guru diantaranya 3 laki-laki

dan 7 perempuan didapatkan bahwa 6 diantar mereka mengeluh stres akibat beban kerja

yang dihadapi yaitu : tuntutan kerja dan tugas-tugas yang saling bentrok seperti guru yang

diamanahi tugas tambahan menjadi wakasek, wali kelas, Pembina osis, Pembina ekstra

kulikuler, memiliki tanggung jawab yang besar. Beban kerja guru yang bertambah

membutuhkan pengolahan waktu yang baik antara pekerjaan dengan urusan rumah

tangganya dan juga gaji yang diperoleh tidak sebanding dengan banyaknya tugas

tambahan yang diberikan

Ada juga terdapat beban kerja pada guru honorer yang melaksanakan tugas yang

sama dengan guru PNS lainnya yaitu mengajar dan mendidik murid agar menjadi anak

yang cerdas namun tanggung jawab yang besar untuk mencerdaskan anak didik ini tidak

sebanding dengan kompensasi yang didapatkan.


Ada juga beban kerja yang dirasakan yang berkaitan dengan lingkungan tempat

bekerja seperti perbedaan pendapat antar sesama pimpinan dan atau rekan kerja yang dapat

menimbulkan ketidak nyamanan dalam bekerja.

Selanjutnya ada keluhan yang dirasakan guru seperti sulitnya anak dalam menguasai

materi yang di ajarkan, sehingga dampaknya guru merasa gagal dalam menyampaikan

materi pembelajaran dan merasa kurang puas dalam menjalankan perannya,kemudian

sulitnya menghadapi karakter siswa-siswi, sehingga munculnya rasa kurang di hargai dan

sulitnya pengendalian dari diri guru yang dapat mengganggu kesehatan jiwa guru, dan

Keterbatasan fasilitas pembelajaran.

Dari tuntutan kerja yang mereka hadapi diatas dapat mempengaruhi kinerja beserta

kesehatan mental guru yang dapat menimbulkan beban pikiran seperti mudah marah dan

agresi, munculnya rasa sakit kepala, tidak bisa santai, sikap tidak mau bekerja sama,

perasaan tidak mampu terlibat, dan mengalami kesulitan tidur yang dapat mengakibatkan

stres dan mengganggu kesehatan mental guru dan kinerja guru.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari latar belakang masalah ini, maka

penting dilakukan penelitian untuk membahas dan menuangkannya dalam karya ilmiah

berupa proposal yang berjudul “ Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Guru

SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai Sariak Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan beban kerja

dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai Sariak Tahun 2022”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP

Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai Sariak Tahun 2022.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi beban kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto

Sungai Sariak Tahun 2022

b. Diketahui distribusi frekuensi stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto

Sungai Sariak Tahun 2022

c. Diketahui hubungan beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4

VII Koto Sungai Sariak Tahun 2022

D. Manfaat penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat:

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama

perkuliahan ke dalam suatu penelitian serta menambah wawasan tentang hubungan

beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai

Sariak Tahun 2022.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya

dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

2. Praktik
a. Bagi SMP Negeri 1 dan 4 VII Koto Sungai Sariak Tahun 2022.

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru sehingga dapat merencanakan

pengendalian beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP Negeri 1 dan 4 VII

Koto Sungai Sariak Tahun 2022.

b. Bagi STIKes Alifah Padang

Sebagai bahan masukan dan dapat menambah bahan perpustakaan, serta

sumber informasi dan tersedia data untuk keperluan yang berkaitan dengan

pembahasan hubungan beban kerja dengan stress kerja pada guru SMP Negeri 1 dan

4 VII Koto Sungai Sariak sehingga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik

selanjutnya dalam proses pendidikan di profesi kesehatan.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja

terhadap guru SMP Negeri 1 Dan 4 VII Koto Sungai Sariak. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Beban Kerja sedangkan variabel dependen adalah Stres Kerja. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional

study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2022 – September 2022. Populasi

dalam penelitian ini adalah guru sebanyak 68 orang. Guru yang bekerja di SMP Negeri 1

VII Koto Sungai Sariak sebanyak 47 orang, dan guru yang bekerja di SMP Negeri 4 VII

Koto Sungai Sariak sebanyak 21 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total

populasi sampling yang didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner.

Anda mungkin juga menyukai