Artikel Rina Pratiwi
Artikel Rina Pratiwi
Artikel Rina Pratiwi
ARTIKEL
Oleh :
RINA PRATIWI
152211030
Artikel berjudul :
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN
IBU TENTANG PIJAT BAYI USIA 0-12 BULAN
Disusun oleh:
RINA PRATIWI
152211030
Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing skripsi, Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Universitas Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Latar Belakang: Masa bayi merupakan tahapan dimana pertumbuhan dan perke
mbangan terjadi sangat cepat, hingga usia 12 bulan (Dewi, 2018). Menurut WHO,
2017, secara global sekitar 20-40% bayi usia 0-3 tahun mengalami masalah keterl
ambatan dalam proses perkembangan. Data nasional menurut Kementrian Kesehat
an Indonesia bahwa pada tahun 2014, 13%- 18% anak balita di Indonesia mengala
mi kelainan pertumbuhan dan perkembangan (WHO,2019). Tujuan dari penelitian
ini Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu te
ntang pijat bayi usia 0-12 bulan
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif an
alitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semu
a ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan sebanyak 50 orang. teknik pengambilan s
ampel menggunakan Accidental Sampling
Hasil: mayoritas berpengetahuan baik ada 36 (72,0%) Ibu. Sedangkan mayoritas
responden pernah mendapatkan informasi pijat bayi 0-12 bulan ada 46 orang (92,0
%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan tinggi (S
MA, PT) ada 35 (70,0%). Sebagian besar usia responden masuk dewasa akhir (26-
35 tahun) yaitu ada 35 orang (70,0%). Ada hubungan pengetahuan dengan sumber
infomasi (P-value: 0,029 dan OR 9,45), pendidikan (P-value: 0,000 dan OR 66.0 ),
dan umur (P-value: 0,009 dan OR 0,181).
Simpulan: seluruh variable terdapat hubungan dengan pengetahuan pijat bayi.
ABSTRACT
Background: Infancy is a stage where growth and development occurs very quick
ly, up to the age of 12 months (Dewi, 2018). According to WHO, 2017, globally a
round 20-40% of infants aged 0-3 years experience delays in the development pro
cess. National data according to the Indonesian Ministry of Health that in 2014, 1
3% - 18% of children under five in Indonesia experienced growth and developme
nt disorders (WHO, 2019). The purpose of this study is to determine the factors re
lated to mother's knowledge about massage for babies aged 0-12 months in Saka
Village, Sangkulirang District, East Kalimantan.
Research Methods This type of quantitative research uses a descriptive analytic d
esign with a cross sectional approach. The population in this study were all mothe
rs who had babies 0-12 months as many as 50 people. sampling technique using A
ccidental Sampling
Results: the majority had good knowledge, there were 36 (72.0%) mothers. While
the majority of respondents had received information on infant massage 0-12 mon
ths, there were 46 people (92.0%). Based on the level of education, the majority of
respondents with higher education (SMA, PT) were 35 (70.0%). Most of the respo
ndents are in late adulthood (26-35 years), namely there are 35 people (70.0%). T
here is a relationship between knowledge and sources of information (P-value: 0.0
29 and OR 9.45), education (P-value: 0.000 and OR 66.0 ), and age (P-value: 0.00
9 and OR 0.181).
Conclusion: The conclusion is all variables have a relationship with knowledge o
f infant massage.
PENDAHULUAN
Masa bayi merupakan tahapan dimana pertumbuhan dan perkembangan ter
jadi sangat cepat, hingga usia 12 bulan (Dewi, 2018) Masa ini dikatakan masa gol
den age sekaligus masa kiritis perkembangan karena masa ini berlangsung sangat
singkat dan termasuk kedalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) (Kemenkes
RI, 2016)
Menurut World Healthy Organitation (WHO) 2019, secara global sekitar 2
0-40% bayi usia 0-3 tahun mengalami masalah keterlambatan dalam proses perke
mbangan. Pervelansi masalah perkembangan anak diberbagai negara maju dan ber
kembang di antaranya di Amerika sebesar 12-16%, Argentina 22%, dan Hongkon
g 23%. Beberapa penelitian yang telah di evaluasi berdasarkan berdampak kegaga
lan bahkan memperpendek usia hidup (Bhandari, 2017) Menurut UNICEF tahun
2015 didapat data masih tingginya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan per
kembangan pada anak usia balita khususnya gangguan perkembangan motorik did
apatkan (27,5%) atau 3 juta anak mengalami gangguan. Data nasional menurut Ke
mentrian Kesehatan Indonesia bahwa pada tahun 2014, 13%- 18% anak balita di I
ndonesia mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan (WHO,2019).
Pijat bayi di Indonesia dalam masyarakat masih di pegang oleh dukun bayi.
Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi
sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Pijat bay
i mempunyai banyak manfaat yang besar bagi ibu dan bayi jika dilakukan secara
mandiri, namun saat ini ibu belum mau memijat bayinya sendiri dengan alasan tak
ut jika salah atau kurang puas jika dipijat sendiri oleh ibu, dan lebih suka memijat
kan bayinya ke dukun bayi, penyebab dalam hal ini adalah kurangnya pengetahua
n ibu tentang pelaksanaan pijat bayi secara mandiri (Amri, 2020)
Pengetahuan merupakan suatu penentu seseorang untuk berperilaku, karen
a berawal dari pengetahuan seseorang akan memunculkan sebuah perasaan atau p
emikiran yang ditunjukkan dengan perilaku baik itu positif maupun negative. Men
urut (Kusbiantoro 2014) faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memijat b
ayi selain pendidikan, pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman, informasi,
kebudayaan dan dukungan keluarga. Pengetahuan ibu merupakan segala sesuatu y
ang diketahui oleh ibu, dengan pengetahuan yang kurang tentang pelaksanaan pija
t bayi secara mandiri akan mempengaruhi pemahaman ibu dalam pelaksanaan pija
t bayi (Amri, 2020).
Masalah dalam pelaksanaan pijat bayi pada saat ini adalah masih adanya a
nggapan dari orangtua atau keluarga yang menganggap bahwa pijat bayi bukanlah
bentuk terapi sekaligus alamiah bagi bayi yang bisa memberikan banyak manfaat.
Sementara sebagian yang lain,menganggap bahwa pijat bayi hanya dilakukan saat
si kecil mengalami sakit, seperti flu atau masuk angin. Namun fakta berdasarkan h
asil penelitian para ilmuwan dan pakar kesehatan manunjukkan bahwa teknik pijat
an yang tepat dilakukan secara teratur kepada bayi dan balita bisa dilakukan kapan
pun dan baik juga dilakukan saat sikecil dalam kondisi sehat
Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan pijat bayi adal
ah pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Pengetahuan merupakan domain yang sang
at penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku didasari peng
etahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgen
g (long tasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan d
an kesadaran maka tidak akan berlangsung lama 5 pengetahuan ibu tentang pijat b
ayi merupakan alasan utama yang membuat ibu mau membawa bayi untuk melaku
kan pijat bayi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu yaitu usi
a, pendidikan, pekerjaan serta pengalaman ibu (Notoadmodjo, 2016)
METODE
Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian kuantitatif menggunakan desa
in deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu variabel dependen d
an variabel independen dilakukan pada waktu yang sama (Sugiyono, 2017). Peneli
tian ini bertujuan untuk menanalisis faktor umur, sumber informasi dan pendidika
n terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi
2. Analisi Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sumber i
nformasi, tingkat pendidikan dan umur terhadap pengetahuan ibu tentang pijat
bayi Usia 0-12.
Tabel 2 .Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pi
jat Bayi Usia 0-12 Bulan
Pengetahuan
Total P-val
Variabel Kurang Baik OR
ue
n % n % n %
Informasi
a. Tidak Pernah 3 6,0 1 2,0 4 8,0 0,029 9,545
b. Pernah 11 22,0 35 70,0 46 92.0
Pendidikan
a. Rendah (SD, SMP) 12 24,0 3 6,0 15 30,0 0.000 66,00
b. Tinggi (SMA, PT) 2 4,0 33 60,0 35 70,0
Umur
a. Dewasa Akhir 6 12,0 29 58,0 35 70,0
(26-35 th) 0.009 0.181
b. Dewasa Menengah 8 16,0 7 14,0 15 30,0
(20-25 th)
a. Hubungan Informasi Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi 0-12 Bul
an
Berdasarkan tabel 2. didapati bahwa dari 46 responden sebagian be
sar pernah mendapatkan informasi dengan pengetahuan baik ada 35 (70,0
%) ibu dan dari 4 responden sebagian besar tidak pernah mendapatkan info
rmasi dengan pengetahuan kurang sebanyak 3 (6,0%) ibu. Sedangkan. Ber
dasarkan hasil uji chi-square diketahui bahwa nilai p-value < 0,05 yaitu 0.
029 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa faktor sumber informasi berpe
ngaruh terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi usia 0-12 bulan, diman
a nilai OR 9,45 sehingga dapat dikatakan kalau ibu yang pernah mendapat
kan informasi memiliki peluang sebesar 9,45 kali memiliki pengetahuan b
aik tentang pijat bayi 0-12 bulan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa seb
agian besar ibu pernah mendapatkan informasi dengan pengetahuan baik a
da 35 orang (70,0%). Sedangkan sebagian besar ibu yang tidak pernah me
ndapatkan informasi dengan pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (6,0%)
Berdasarkan hasil penelitian bahwa informasi merupakan salah satu fakto
r yang mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap pijat bayi. Hal tersebut di
karenakan tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh informasi, sem
akin banyak informasi tentang pijat bayi yang didapat maka pengetahuan t
entang pijat bayipun semakin luas.
Sesuai dengan teori (Notoatmodjo, 2015) menyebutkan bahwa info
rmasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapa
t memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. Majunya tekhnologi akan tersedia bermaca
m - macam media masa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarak
at tentang inofasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain yang mempu
nyai pengaruh besar terhadap opini dan kepercayaan orang. Dalam penya
mpaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pea
san - pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui bahwa nilai p-value < 0,
05 yaitu 0.029 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa faktor sumber infor
masi berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi usia 0-12 bu
lan,
Sejalan dengan penelitian Putri (2016) yang berjudul “Faktor-Fak
tor Yang Mempengaruhi Ibu Memijatkan Bayi Ke Dukun Bayi Di Desa Tu
nggul Sragen” dengan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan ra
ncangan penelitian cross sectional hasil penelitian menunjukan Ada pengar
uh signifikan faktor informasi terhadap perilaku pijat bayi dengan analisa
data menggunakan regresi linear berganda untuk taraf signifkan 5%. Hasil
uji regresi linear berganda dengan hasil nilai koefisien regresi untuk varieb
el pengetahuan sebesar + 0,001 dan nilai koefisien regresi untuk variebel i
nformasi sebesar + 0,285
Diperkuat oleh penelitian Salamah & Adelia, (2021) dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Terhadap Pij
at Bayi” Penelitian deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sec
tional, menggunakan data primer. dengan populasi sampel berjumlah 30 or
ang. Hasil penelitian dari ibu yang mendapatkan sumber informasi secara l
angsung sebanyak 17 responden (56,7). Hasil uji chi square didapatkan nil
ai P value 0,011 artinya ada hubungan signifikan antara sumber informasi
dengan pengetahuan pijat bayi dan nilai OR: 10,8% artinya ibu yang mend
apatkan sumber informasi secara langsung mempunyai peluang 10,8 kali
memiliki pengetahuan baik dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan s
umber informasi secara tidak langsung.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berasumsi bahwa semakin
baik pengetahuan ibu maka semakin banyak ibu mendapatkan informasi te
ntang pijat bayi dan semakin kurang pengetahuan ibu maka ibu kurang me
ndapat informasi tentang pijat bayi.
b. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
0-12 Bulan
Dari tabel 2 menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian besar
berpendidikan tinggi dengan pengetahuan baik ada 33 ibu (60,0%). Sedan
gkan dari 15 responden sebagian besar berpendidikan rendah dengan peng
etahuan kurang ada 12 ibu (24,0%). Berdasarkan hasil uji chi-square diket
ahui bahwa nilai p-value < 0,05 yaitu 0.000 < 0,05 sehingga dapat dikatak
an bahwa faktor pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentan
g pijat bayi usia 0-12 bulan, dimana nilai OR 66,0 sehingga dapat dikataka
n ibu yang berpendidikan tinggi berpeluang 66,0 kali memiliki pengetahua
n baik tentang pijat bayi 0-12 bulan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa seb
agian besar ibu berpendidikan tinggi dengan pengetahuan baik ada 33 oran
g (60,0%). Sedangkan sebagian besar berpendidikan rendah dengan penget
ahuan kurang ada 12 orang (24,0%). Tingkat pendidikan dari responden da
pat mempengaruhi kemampuan responden untuk menerima dan memaham
i informasi yang diberikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pe
ngetahuannya semakin luas.
Pendidikan mampu membuat seseorang untuk meningkatkan penge
tahuan dan wawasannya mengenai banyak hal yang berada disetiap jenjan
g tertentu. Selain itu pendidikan SMA/PT memiliki daya serap yang lebih
baik dibandingkan dengan tingkat pendidikan dibawahnya, dikarenakan se
makin tinggi jenjang pendidikan yang dilalui oleh seseorang akan menamb
ahkan ilmu dan pengalaman yang mereka dapat (Hidayat, 2017)
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui bahwa nilai p-value < 0,
05 yaitu 0.000 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa faktor pendidikan b
erpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi usia 0-12 bulan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Zuliyanti & Laela,
2019) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu
Tentang Pijat Bayi Di BPM Sri Mulyani, Amd.Keb Desa Kaliwatubumi Ke
camatan Butuh Kabupaten Purworejo”. Hasil penelitian menunjukkan Ad
a pengaruh faktor pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi
di BPM Sri Mulyani, Amd.Keb Desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh Ka
bupaten Purworejo yaitu pendidikan tinggi 8 (60,0%) dengan nilai x2 hitu
ng sebesar 9,582 dengan p=0,048 (<0,05).
Didukung penelitian Wulandari (2021) yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di Desa Rambah Tengah Hilir Keca
matan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu”, menunjukan dari mayoritas
responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 23 orang (46,0%) dan mino
ritas responden berpendidikan SD sebanyak 5 orang (10,0%) hasil peneliti
an juga menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi dalam kat
egori cukup juga dipengaruhi pendidikan karena sebagian besar ibu yang
mempunyai bayi adalah berpendidikan SMA sebanyak 15 (30,0%).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti be
rpendapat bahwa tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya seseoran
g menyerap dan memaknai pengetahuan yang diperoleh. Pada umumnya s
emakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula pengetahuannya.
c. Hubungan Umur Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi 0-12 Bulan
Berdasarkan tabel2 diatas didapati bahwa dari 35 responden sebagi
an besar ibu berusia dewasa akhir dengan pengetahuan baik ada 29 (58,0
%) ibu. Sedangkan dari 15 responden sebagian besar ibu berusia dewasa m
enengah dengan pengetahuan kurang ada 8 orang (16,0%). Berdasarkan h
asil uji chi-square diketahui bahwa nilai p-value < 0,05 yaitu 0.009 < 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa faktor usia berpengaruh terhadap pengeta
huan ibu tentang pijat bayi usia 0-12 bulan, dimana nilai OR 0.181 sehingg
a dapat dikatakan ibu yang berusia dewasa akhir berpeluang 0.181 kali m
emiliki pengetahuan baik tentang pijat bayi 0-12 bulan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa seb
agian besar ibu berusia dewasa akhir dengan pengetahuan baik ada 29 (58,
0%) ibu. Sedangkan ibu berusia dewasa menengah dengan pengetahuan k
urang ada 8 orang (16,0%). Hasil penelitian menunjukkan usia mempengar
uhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah u
sia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehing
ga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Menurut Juwita & Jayanti (2019) semakin bertambah usia akan se
makin berkembang pada daya tangkap dan pola pikirnya. Pada usia madya
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suskesnya upaya menyesuai
kan diri menuju usia tua
Sejalan dengan teori Notoatmodjo (2015) yang menyatakan bahwa
“usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Sem
akin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pol
a pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik”.
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui bahwa nilai p-value < 0,
05 yaitu 0.009 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa faktor usia berpeng
aruh terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi usia 0-12 bulan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Zuliyanti & Laela,
2019) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu
Tentang Pijat Bayi Di BPM Sri Mulyani, Amd.Keb Desa Kaliwatubumi Ke
camatan Butuh Kabupaten Purworejo”. Hasil penelitian menunjukkan ter
dapat pengaruh faktor umur terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di
BPM Sri Mulyani, Amd.Keb Desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh Kabu
paten Purworejo yaitu dewasa akhir 8 (57,1%) dengan nilai x2 hitung seb
esar 8,349 dengan p=0,015 (<0,05).
Diperkuat oleh penelitian (Nurseha & Komalasari, 2020) yang berj
udul “Hubungan Karakteristik Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 0-24 Bulan” J
enis penelitian ini adalah deskriptif analitik Sampel sebanyak 60 orang, de
ngan cara Quota sampling. Hasil penelitian bahwa umur ibu berhubungan
signifikan (nilai P=0.038) dengan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Pada
penelitian ini umur ibu 25-35 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti be
rpendapat sebagian besar ibu berumur 26-35 tahun yang mana ibu telah m
emiliki pengalaman dan kematangan dalam berfikir dan beraktivitas, umur
tersebut membantu ibu dalam menerima pengetahuan cukup baik tentang p
ijat bayi.
SIMPULAN
1. Mayoritas responden berpengetahuan baik ada 36 (72,0%) Ibu.
2. Sumber informasi diperoleh hasil p-value 0,029 = (P≤ 0,05), sehingga dapat d
isimpulkan faktor sumber informasi berpengaruh terhadap pengetahuan ibu te
ntang pijat bayi usia 0-12 bulan, dimana nilai OR 9,45.
3. Tingkat pendidikan didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, yan
g berarti faktor pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan tentang pijat ba
yi 0-12 bulan, dimana nilai OR 9,45.
4. Umur ibu berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan pval
ue 0,009 yang berarti p-value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada pengaru
h antara umur terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi dimana, nilai OR 9,
45.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pijat Bayi Di
Bpm Wulansari Kecamatan Binjai Timur Kotamadya Binjai Tahun 2019.
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 5,
Dewi, I. (2018). Hubungan Pijat Dengan Perkembangan Motorik Pada Bayi Usia
4-12 Bulan Di Puskesmas Paccerakkang Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis.
Julisia, G., & Wulandari, S. R. (2021). Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
pijat bayi 0-3 tahun Di Dusun Pandes 2 Wonokromo Pleret Bantul. JURNAL
KESEHATAN SAMODRA ILMU, 12(2), 187–195.
https://doi.org/10.55426/jksi.v12i2.165
Juwita, S., & Jayanti, N. D. (2019). Pijat Bayi. Edited. CV. SARNU UNTUNG.
Kemenkes RI. (2016). Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan RI.
Mariana, J., & Sopiatun, R. (2020). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Perkembangan
Pada Bayi Usia 3 Sampai 6 Bulan Di Kelurahan Mandalika Wilayah Kerja
Puskesmas Cakranegara Tahun 2019. Jurnal Midwifery Update (MU), 2(2),
134. https://doi.org/10.32807/jmu.v2i2.100
Mubarak, & Wahit, I. (2014). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi
dalam Kebidanan. Salemba Medika.