Acara 2
Acara 2
Acara 2
ACARA II
RAGAM PENYAKIT PADA TANAMAN KEHUTANAN
Disusun oleh:
Nama : Ananda Rizky Amalia
NIM : 21/474637/SV/19002
Kelompok : 6 (enam)
Co-Ass : Salsabila
I. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal berbagai jenis penyakit tanaman
hutan beserta gejala, tanda, dan penyebabnya.
II. DASAR TEORI
Penyakit pada tanaman terjadi karena adanya interaksi antara tiga faktor
utama yaitu faktor tumbuhan atau inang, faktor organisme pengganggu tumbuhan
atau pest dan tentu saja lingkungan sekitar tanaman dan pest yang mempengaruhi
langsung terhadap perkembangan tumbuhan maupun pest sehingga terjadinya
penyakit yang selanjutnya disebut dengan segitiga penyakit. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit pada tanaman serta memahami mengenai
segitiga penyakit, sebenarnya juga merupakan segitiga pertumbuhan tanaman
(Sopialena, 2017).
Serangan penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat
keberhasilan pembangunan hutan tanaman. Dalam beberapa kasus serangan
penyakit pada tanaman dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas kayu,
terhambatnya pertumbuhan tanaman bahkan kematian tanaman (Anggraeni &
Wibowo, 2007; Asmaliyah, 2015). Seperti misalnya, serangan penyakit busuk
akar (root rot) pada tanaman Acacia mangium yang disebabkan oleh patogen
Ganoderma spp. dan Rigidoporus lignosus dapat menghambat pertumbuhan (Old
et al, 2000; Asmaliyah, 2015) bahkan dapat menimbulkan kematian tanaman
(Widyastuti dkk, 2005; Asmaliyah, 2015). Serangan penyakit daun berupa karat
puru pada tanaman sengon yang disebabkan oleh cendawan Uromycladium
tepperianum dapat menyebabkan kematian tanaman sengon muda dan penurunan
kualitas kayu pada sengon yang siap dipanen (Rahayu et al, 2010; Triyogo &
Widyastuti, 2011; Asmaliyah, 2015). Serangan lanjut penyakit bercak daun pada
tanaman Gmelina arborea dapat menyebabkan kematian tanaman karena proses
fotosintesis tidak terjadi, akibatnya aktivitas sel terhenti (Anggraeni &
Mindawati, 2011; Asmaliyah, 2015). Oleh karena itu upaya perlindungan
tanaman dari serangan penyakit perlu diketahui. Pentingnya pengenalan penyakit
tanaman adalah sebagai dasar perlindungan tanaman yang disebabkan oleh
patogen. Patogen baik yang disebabkan oleh patogen biotik dan abiotik. Hal ini
sangat diperlukan untuk mengetahui cara mengidentifikasinya dan cara
penanggulangannya untuk perbaikan kualitas tanaman (Triwibowo et al, 2014).
III. WAKTU DAN TEMPAT
Hari, Tanggal : Rabu, 21 September 2022
Pukul : 13.00 WIB
Lokasi : Laboratorium Budidaya Hutan Departemen
Teknologi hayati dan Veteriner, Universitas Gadjah Mada
IV. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
- Kamera
- Alat tulis
b. Bahan
1. Spesimen penyakit karat tumor 5. Spesimen penyakit kanker batang
2. Spesimen penyakit akar merah 6. Spesimen penyakit pink disease
3. Spesimen penyakit embun tepung 7. Spesimen penyakit busuk batang
4. Spesimen penyakit embun jelaga
V. CARA KERJA
Memperhatikan demonstrasi dan penjelasan berbagai penyakit tanaman hutan oleh
Co-Ass
Asmaliyah dkk. (2015). Inventarisasi dan Deskripsi Penyakit Daun pada Tanaman Tembesu
(Fagraea fragrans) di Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman,
12(2), 141 – 153.
Old, K.M. dkk. (2000). A Manual of Diseases of Tropical Acacias in Australia, South East Asia
and India. Jakarta: Center for International Forestry Research (CIFOR).
Rahayu, S. dkk. (2010). Uromycladium tepperianum, The Gall Rust Fungus from Falcataria
moluccana in Malaysia and Indonesia. Mycoscience, 51, 149 – 153.
Sumardi dan Widyastuti, S.M. (2007). Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sumartini dan Rahayu, M. (2017). Penyakit Embun Tepung dan Cara Pengendaliannya pada
Tanaman Kedelai dan Kacang Hijau. Jurnal Litbang Pertanian, 16(2), 59 – 66.
Triwibowo, H. dkk. (2014). Identifikasi Hama dan Penyakit Shorea Leprosula Miq di Taman
Nasional Kutai Resort Sangkima Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.
Jurnal AGRIFOR (8)2, 175 – 184.
Triyogo, A.S.M. dan Widyastuti. (2011). Peran Serangga sebagai Vektor Penyakit Karat Puru
pada Sengon (Albizia falcataria L. Fosberg). Jurnal Agron Indonesia, 40 (I).
Widyastuti, S.M. dkk. (2005). Patologi Hutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.