Skripsi
Skripsi
Skripsi
SKRIPSI
Oleh
Maya Safitri
1511050269
SKRIPSI
Oleh
Maya Safitri
1511050269
Maya Safitri
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui ada pengaruh model PjBL dan
PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa di SMA Negeri 1 Menggala.
Ditunjukkan dengan ada perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa
yang diterapkan Model PjBL, model PBL dan model pembelajaran langsung. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
quasi eksperimen (eksperimen semu. Desain eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest only control design, dengan
ketiga kelompok perlakuan yang berbeda. Setelah ketiga kelompok tersebut
diberikan perlakuan masing-masing, ketiga kelompok tersebut diberikan tes akhir
yaitu tes kemampuan berpikir kreatif. Menguji hipotesis digunakan teknik uji
anova satu jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa
(1) Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang
diterapkan model PjBL, model PBL dan model pembelajaran langsung, (2)
Pembelajaran menggunaan model PjBL terhadap kemampuan berpikir kreatif
dikategorikan cukup efektif dengan klasifikasi sedang, (3) Pembelajaran
menggunaan model PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif dikategorikan
cukup efektif dengan klasifikasi sedang, (4) Pembelajaran menggunaan model
pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir kreatif dikategorikan cukup
efektif dengan klasifikasi sedang dan (5) Terdapat perbedaan rata-rata
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diterapkan dengan model PjBl, model
PBL dan model pembelajaran langsung.
Kata kunci: Model Pembelajaran Projek Based Learning (PjBL), Problem Based
Learning (PBL), dan Kemampuan Berpikir Kreatif
MOTTO
اللَّّو عم نيرباصلا
(Q.S. Al-Anfal;66)
1
Al-Qur‟an.Surat Al-Anfal,ayat:66.Semarang:PT. Aksara Indah,2010.
PERSEMBAHAN
Allhamdulilah hirobil alamin, terimakasih kepada Allah SWT yang telah meridhoi
saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini saya
1) Kedua orangtua saya, Ibu Resta Sari dan Bapak Edi Yanto. Terimakasih
untuk kasih sayang, do’a, semangat dan restu yang tiada henti kalian
berikan kepada saya.
2) Kepada kakak saya Een Heriyansah, Melita Dewi dan Adik saya Rendi,
Sonia, Radit serta keluarga besar saya, terimakasih untuk motivasi dan
dukungannya
3) Kepada Diahil sahabat yang melebihi saudara terimakasih untuk dukungan
dan bantuan serta semangat yang diberikan dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
4) Dosen dan Staff Program Studi Pendidikan Matematika yang tak habisnya
memberikan bantuan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5) Keluarga besar Pendidikan Matematika angkatan 2015 yang merupakan
teman seperjuangan dengan menyelesaikan tugas akhir.
RIWAYAT HIDUP
Masa pendidikan penulis dimulai pada tahun 2002 di Taman Kanak Darma
Wanita, Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1
Lebuh Dalam, Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Menggala, dan pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Menggala. Berkat adanya dukungan dari kedua orang tua dan tekad yang kuat dan
selalu mengharap ridho Allah SWT, penulis memutuskan untuk melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika
dengan penuh harapan dapat bertambahnya ilmu pada diri penulis. Pada bulan
Agustus 2018 peneliti mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Panca
Tunggal 1, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Bulan
Oktober 2018 peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMA Negeri 16 Bandar Lampung.
Maya Safitri
NPM. 1511050269
vi
KATA PENGANTAR
Maya Safitri
NPM.1511050269
viii
9
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
B. Pembahasan ................................................................................................ 91
B. Saran......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
iv
GAMBAR
1. Bagan Kerangka Berpikir ................................................................... 48
v
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang wajib diketahui oleh
peserta didik1 karena matematika merupakan pelajaran yang dapat melatih siswa
merupakan salah satu bagian yang menjadi perhatian dalam aktivitas belajar.
pada layar pikiran dari pengalaman masa lalu atau yang akan datang. 3 Dalam
penelitian ini yang menjadi perhatian adalah berpikir kreatif matematis. Simonton
menyatakan bahwa “Great thinkers tends to have great teacher”. Pernyataan ini
belajar mengajar di dalam kelas. Padahal berpikir kreatif menjadi salah satu tujuan
sampai menengah.5
masalah bila menunjukkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, siswa
masalah dengan jawaban bermacam – macam yang benar secara logika. Siswa
soal dengan dua cara atau lebih yang berbeda dan benar. Siswa memiliki kebaruan
dalam menyelesaikan masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari
menciptakan sesuatu yang baru. Hal baru yang tercipta boleh saja berasal dari
kombinasi unsur – unsur yang sudah ada serta dikembangkan menjadi sesuatu
yang lebih modern dan bermanfaat. Karena Indonesia adalah negara yang
5
Yuli Amalia, M.Duskri, Anizar Ahmad 2014. “Penerapan Model Eliciting Activities Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMA”, 38–
48.
6
Supardi U.S ,“Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran Matematika ”, Jurnal
Formatif, 2 (3): 248–62.
angka pengangguran di Indonesia membuktikan bahwa negara kita sangat
kerja baru sehingga kesejahteraan bangsa meningkat sehubungan dengan hal ini,
didiknya.
kreativitas di Indonesia masih pada peringkat yang rendah yaitu peringkat 115
dari 139 negara.7 Tentunya sungguh sangat disayangkan tingkat kretivitas kita
masih berada diperingkat bawah. Padahal dengan kreativitas bangsa ini dapat
mengelola sumber daya alam dengan baik sehingga tujuan negara untuk lebih
bahwa secara keseluruhan nilai rata – rata kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa sebesar 50,27 atau tergolong rendah. Selain itu penelitian ini juga
34,00, flexibility sebesar 68,74 dan originality sebesar 32,41%.Dari data tersebut
berbunyi:
7
Richard Florida, Charlotta Mellander dan Karen King, The Global Creativity Index 2015.
8
Irna Rahmawati, Skripsi: Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP.
Artinya : “dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah,
menggunakan akal kita untuk berpikir, memahami dan mengerti sesuatu yang
tidak kita ketahui, dan membedakan mana yang salah dan yang benar.
dan bertanggungjawab atas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan
maju seara acak. Namun, soal yang diberikan sebatas pada materi yang diajarkan
yang telah didahului dengan contoh oleh guru, bukan merupakan masalah
matematika. Pemberian soal rutin seperti itu, membuat siswa hanya menguasai
kemampuan siswa untuk berpikir kreatif matematis. Hal tersebut terlihat dari
9
Ustaz Hilman Fauzi.2016.Al-Qur’an Qordoba.Bandung : PT Cordoba Internasional
Indonesia
jawaban yang diberikan siswa. Berikut jawaban siswa yang menyatakan siswa
matematis siswa masih rendah, ini jelas terlihat pada jawaban siswa pada soal
tersebut siswa sudah mencetuskan ide nya namun jawabannya masih belum tepat
dan terlihat juga bahwa siswa tidak dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda – beda, siswa juga hanya terpaku dengan cara – cara
pemilihan model pembelajaran yang tepat menuntut siswa berpikir kreatif. Karena
pembelajaran langsung lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk
pembelajaran sangat terbatas pula disamping itu, komunikasi satu arah dapat
mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik akan terbatas pada apa
dalam berlatih mengerjakan soal disekolah maupun diluar sekolah, hal ini juga
kurangnya pengalaman.
melalui usaha dan kerja keras yang dibarengi idealisme dan optimisme yang
informasi yang baru yang akan memudhakan siswa dalam memahami konsep
yang dipelajari. Dengan makna yang sama bahwa jika siswa mampu menjaga
10
Ustaz Hilman Fauzi.2016.Al-Qur’an Qordoba.Bandung : PT Cordoba Internasional
Indonesia
emosional diri untuk memaksimalkan belajar demi keberhasilannya dalam
Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan
pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di
antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
maka harus ada upaya memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu upaya
(PjBL), Problem Based Learning (PBL) dan lainnya. Diantara semua itu,
peneliti tertarik untuk meneliti model PjBL dan PBL karena peneliti ingin
11
Ramadhani Dewi Purwanti, Dona Dinda Pratiwi, Achi Rinaldi, “Pengaruh Pembelajaran
Berbantuan Geogebra Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau dari Gaya
Kognitif”, Al-jabar: Jurnal Pendidika Matematika, Vol. 7, No. 1, 2016, Hal. 117.
12
Sri Hastuti Noer, “Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Pembelajaran Matematika
Berbasis Masalah Open Ended”, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 5, No. 1, Januari
2011.
Kreativitas jarang ditekankan pada pembelajaran matematika di
duga karena model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Selain itu,
siswa tidak mampu melihat manfaat dan keterkaitan materi yang dipelajari
sehingga siswa akan lebih terampil menggunakan pikiran agar lebih kreatif
dengan presentasi.
Penerapan model PjBL, kreativitas dan motivasi siswa akan
internet, dan berkolaborasi dengan guru. Oleh karena itu sumber belajar
PBL adalah pemecahan masalah dalam PBL ini cukup bagus untuk
dengan pendapat (Baharun & Ummah, 2018; Rosy & Pahlevi, 2015) yaitu
Problem-based learning approach can shape student’s thinking activities
kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu juga model PjBL dan PBL
sangat cocok dengan materi aplikasi turunan, karena kedua model tersebut
13
Nur Rohmatul Aini, dkk. Problem-Based Learning For Critikal Thinking Skills In
Mathematics. Faculty of Educaion, Universitas Kebangsaan Malaysia, 43600 UKB Bangi,
Selangor, Malaysia. Hal 1 - 11
B. Identifikasi Masalah
rendah.
langsung.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dapat fokus dan mencapai apa yang diharapkan, maka
1. Penelitian ini fokus pada model PjBL dan PBL. Penelitian pada kelas
D. Rumusan Masalah
Manfaat yang didapat dengan adanya penelitian ini, antara lain adalah :
1. Bagi penulis
yang terjadi pada kegiatan pembelajaran yaitu model PjBL dan PBL
matematis siswa.
2. Bagi guru
dan PBL.
3. Bagi siswa
Melalui penelitian ini diharapkan siswa model PjBL dan model PBL
kemampuannya.
4. Bagi sekolah
G. Definisi Operasional
dalam tim atau kelompok. Atau kata lain bahwa dengan model PjBL
siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan
kepercayaan diri.
masalah.
demi selangkah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1
Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2011). H. 145
20
karya proyek, dan melatih siswa untuk bekerja dalam tim atau
kelompok. Atau kata lain bahwa dengan model PjBL siswa dilatih
diri.
1) Penyajian Permasalahan
2) Membuat Perencanaan
4
Made Wena. Op.Cit. . H. 145-147
5
Riduwan Abdullah Sani. … . H. 181 – 182.
22
3) Menyusun Penjadwalan
pembelajaran.
23
5) Melakukan Penilaian
6) Evaluasi
Tabel 1
Langkah-Langkah Model PjBL
menjadi menyenangkan.
masalah;
yang kompleks;
6
Riduwan Abdul Sani. Op.Cit. . h. 177
26
daya;
menghasilkan produk;
7
Riduwan Abdul Sani. Op.Cit., h. 177-178
27
pembelajaran.
penulisan laporan.
penilaian.
8
Yunus Abidin. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. (Bandung:
Refika Aditama, 2014). H. 159.
30
masalah”9.
Tabel 2
Sintak Problem Based Learning
Tahap Kegiatan Guru
Prapembelajaran Guru merancang mempersiapkan media dan
sumber belajar, mengorganisasikan siswa
dan menjelaskan prosedur pembelajaran.
Fase 1 Guru memberikan permasalahan dan
Menemukan Masalah memotivasi siswa untuk mampu
menenmukan masalah.
Fase 2 Guru memberikan bimbingan dalam
Membangun Struktur membuat perencanaan untuk memecahkan
9
Yatim Rianto. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2013). H. 285.
10
Trianto. Op.Cit., H. 67.
11
Yunus Abidin. Op.Cit, H. 163.
31
Kerja masalah
Fase 3 Guru membimbing serta mendorong siswa
Menetapkan Masalah untuk menemukan masalah utama dan
membantu menyusun rumusan masalah.
Fase 4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Mengumpulkan dari untuk berdiskusi secara berkelompok untuk
berbagai Informasi melakukan kegiatan pengumpulan data.
Fase 5 Guru mengecek hasil tugas yang
Merumuskan Solusi diselesaikan serta memastikan proses
kelompok secara kolaboratif, kooperatif dan
komunikatif.
Fase 6 Guru menyakinkan siswa pentingnya
Menentukan Solusi meninjau ulang dan menimbang keefektifan
Terbaik solusi yang telah dihasilkan pada tahap
sebelumnya.
Fase 7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Menyajikan solusi untuk mempersentasikan hasil kerja
kelompok dan menilai atas performa yang
disajikan.
Pascapembelajaran Guru membahas kembali masalah dan solusi
alternatif yang bisa digunakan untuk
memecahkan masalah dan memberikan
evaluasi secara individu.
12
Yunus Abidin. Op.Cit., H. 161.
32
kelompok.
13
Trianto. Op.Cit., H. 96-97.
14
Trianto. Op.Cit., H. 41-42.
33
dan
selangkah
15
Trianto. Op.Cit., H. 41-43
16
Trianto. Op.Cit., H. 47-52
34
yang efektif.
3) Mencapai kejelasan
4) Melakukan demostrasi
menguasai komponen-komponennya.
benar.
6) Berlatih
didemonstrasikan.
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu guru
siswa.
pelajaran baru
dipelajari
17
Syaiful Sagala. Konsep Dan Makna Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2010). H. 201.
37
memecahkan masalah
pendapatnya
yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah
18
Ahmad Susanto. Perkembangan Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana, 2011). H. 114.
19
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara, 2011). H. 42.
39
berikut20:
yang baru dan unik; b) memikirkan cara yang tidak lazim untuk
20
Heris Hedriana dan Utari Soemarno. Penilaian Pembelajaran Matematika. (Bandung: PT
Refika Aditama, 2014). H. 43 – 44.
40
kreatif.
banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, dan selalu
21
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Op.Cit., h. 41.
41
tabel berikut:
Tabel 3
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
Tingkat Karakteristik
Tingkat 4 Siswa mampu menujukkan kefasihan,
(Sangat Kreatif) fleksibelitas, dan kebaruan atau kebaruan dan
fleksibilitas dalam memecahkan masalah
maupun mengajukan masalah
Tingkat 3 Siswa mampu menujukkan kefasihan, dan
(Kreatif) kebaruan atau kefasihan dan fleksibelitas dalam
memecahkan masalah maupun mengajukan
masalah
Tingkat 2 Siswa mampu menujukkan kebaruan dan
(Cukup Kreatif) fleksibelitas dalam memecahkan masalah
maupun mengajukan masalah
Tingkat 1 Siswa mampu menujukkan kefasihan dalam
(Kurang Kreatif) memecahkan masalah maupun mengajukan
masalah
22
Ahmad Susanto. Op.Cit., H. 119.
23
Tatag Yuli Eko Siswono. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya:
Unesa University Press. 2008. H. 23 – 48.
42
berpikir kreatif.
B. Kerangka Berpikir
berkaiatan dengan aplikasi determinan dan matriks, selain itu siswa tidak
materi yang dipelajari apalagi jika soal yang diberikan terkait pemecahan
pembelajaran.
dapat dilihat dari ketuntasan siswa terhadap materi yang disampaikan yang
berpikir kreatif.
yang baru berdasarkan dari hal–hal yang ada. Kemampuan berpikir kreatif
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik. Dengan Pembelajaran berbasis proyek atau
amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan
24
Trianto. Op.Cit., H. 51.
45
produk hasil kerja siswa yang ditampikan dalam hasil proyek yang
kreativitas siswa26.
25
Made Wena. Op.Cit., H. 144
26
Ahmad Susanto. Op.Cit., H. 129.
46
dunia nyata, otentik dan isu-isu, peserta didik terdorong lebih aktif dalam
nyata dan menjadi pelajar yang mandiri. Penerapan model problem based
lebih aktif dan kreatif belajar untuk mendapatkan pengalaman baru serta
menemuan aktif dari siswa itu sendiri, siswa dapat memperoleh konsep
dengan baik dan akhirnya akan berbuah pada hasil belajar yang lebih
27
Jamil Suprahatiningrum. Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta: Ar – Ruzz Media, 2013). H.
222.
47
pembelajaran langsung.
Menurut Uden & Beaumont manfaat yang dapat diamati dari siswa
keterampilan berkomunikasi28.
28
Jamil Suprahatiningrum. … . H. 223
48
berikut :
PRETES
(KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF)
Pembelajaran Menggunakan
MODEL Pembelajaran
MODEL PjBL MODEL PBL
Langsung
(KELOMPOK (1) (KELOMPOK (2)
(KELOMPOK (3)
POSTES
(KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF)
C. Hipotesis Penelitian
kreatif.
D. Hipotesis Statistik
berpikir kreatif.
E. Penelitian Relevan
diterapkan.
29
Rizal Abdurrozak, Asep kurnia Jayadinata, Isrok’atun. 2016 “Pengaruh Model
Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Jurnal pena Ilmiah, Vol.
1, No. 1.
30
Maria Anita Titu. 2015. “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Materi Konsep Masalah ekonomi” Prosiding
Seminar Nasional 9 Mei 2015. Universitas Negeri Surabaya. H. 176-186.
51
3. Rinta Doski Yance, Ermaniati Ramli dan Fatmi Mufit yang berjudul
belajar fisika siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada
pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa pada ranah
31
Rinta Doski Yance, Ermaniati Ramli dan Fatmi Mufit .“Pengaruh Penerapa Model
Project Based Learning (PjBL) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Batipuh Kabupaten Tanah Datar”. Pillar Of Physics Education Vol 1, April 2013. H. 48 – 54.
52
51
BAB III
METODE PENELITIAN
metode penelitian adalah suatu metode atau cara yang dilakukan secara
ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk tujuan tertentu. 2
pelaksanaan penelitian.
terjadi pada satu variabel terikat atau lebih. Jenis eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental Desain, yaitu desain ini
1
Choid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
Cetakan 13, h. 3
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),
Cetakan Ke-23, h. 2
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), h. 203
4
Ibid, h. 114.
52
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
sebagai berikut :7
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Experimen 1 O1 X1 O2
Experimen 2 O3 X2 O4
Control O5 Xk O6
Keterangan :
B. Variabel Penelitian
7
Cohen et. al, Research Methods in Education: sixth edition, (London: Routledge, 2007),
h. 278.
54
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan, populasi itu berhubungan
sebagai berikut:
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
8
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 118
9
Ibid., h. 121
55
Teknik pengumpulan data yang dimaksud di sini adalah suatu cara yang
1. Wawancara
10
Subagyo, J. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011).
56
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
matematis.
E. Instrumen Penelitian
soal – soal yang memuat tiga aspek berpikir kreatif matematis yaitu
persyaratan yang baik dan layak untuk digunakan maka instrumen tersebut
1. Uji Validitas
isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan ". Dengan
Validitas yang peneliti gunakan adalah validitas isi dan validitas item.
Validasi isi dilakukan oleh validtaor dan validitas tes tiap item
(∑ ) (∑ ) (∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
Dimana:
= koefisien korelasi
∑ = jumlah skor item
∑ = jumlah skor total
n = jumlah responden
2. Uji Realibilitas
∑
Ri = ( )( ∑
)
Keterangan :
13
Maryunis, A. (2007). Konsep Dasar Penerapan Statistika Dan Teori Probabilitas. Jurnal
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, 34.
60
N = Jumlah item
table Rtabel = R(a,n-2). Jika R11 ≥ Rtabel maka instrumen reliabel namun
3. Tingkat kesukaran
Suatu tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, tidak
Keterangan:
= jumlah skor yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang
Diperoleh
butir soal
14
Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada. h. 372
61
Tabel 3.3
Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi
0,00 Sangat sukar
0,15 Sukar
0,30 Sedang
0,70 Mudah
0,85 Sangat mudah
Sumber :Anas Sudijono15
4. Daya Pembeda
Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk
rumus:
Keterangan:
Tabel 3.4
Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Interpretasi
Negatif Sangat buruk
0,10 Buruk
15
Anas Sudijono. Op. Cit. h. 372
62
0,20 Cukup
0,30 Baik
DP Sangat baik
Sumber: Anas Sudijono16
hake.17
Keterangan:
g : N-Gain
S posttest : Skor posttest
S pretest : Skor pretest
Smaks : Skor maksimum
16
Anas Sudijono. Op. Cit. h. 121
17
Susanto, J. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Lesson Study
Dengan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Ipa Di SD. Journal of Primary Educational, 75.
63
klasifikasi Hake.
Tabel 3.5
Nilai Rata-rata N-Gain dan Klasifikasinya
2. Uji Prasyarat
Untuk menguji hipotesis digunakan teknik uji anova satu jalan dengan
sel tak sama. Sebelum teknik ini digunakan agar kesimpulan yang
a. Uji Normalitas
1) Rumus hipotesis
( )
∑
Keterangan:
= distribusi Chi-kudrat
= frekuensi pengamatan
3) Kriteria uji
b. Uji Homogenitas
1) Hipotesis
2) Taraf signifikansi
∑( )
3) ∑( )
19
Riduwan. Op.Cit, h. 132 – 136.
65
4) ( ) ∑( )
5) ( )[ ∑( ) ]
6) Menentukan ( )
maka diterima.20
3. Uji Hipotesis
penelitian ini yaitu dengan ANOVA karena untuk mengetahui ada atau
menggunakan teknik statistik melalui uji anova satu jalan dengan sel
tak sama. Uji ini digunakan untuk melihat efek variabel bebas terhadap
Ho : µ1 = µ2 = µ3
( ) 0,05
c. Komputasi
20
Sudjana, Metode Statistika (Bandung : Tarsito, 2015), h. 261-264.
21
Budiyono, Statistik Untuk Penelitian (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2015),
h. 195-200.
66
( ) ( ) ∑ ( ) ∑
dari: JKA = ∑
JKG = ∑ –∑
JKT = (∑ ∑ ) (∑ )
Dengan :
d. Statistik Uji
22
Ibid.
67
e. Daerah Kritis23
{ | }
Tabel 3.6
Rangkuman Analisis Variansi Satu Jalan
f. Keputusan Uji
g. Kesimpulan
itu yang secara signifikan berbeda dengan yang lain, maka perlu
dilakukan uji pasca anava atau sering disebut uji lanjut. Uji lanjut
( )
tidak terdapat k perlakuan, maka ada pasangan rerata.
23
Ibid.
24
Ibid. h 197.
68
( ̅ ̅)
( )
Dengan:
variansi
{ | }
25
Ibid, h. 202.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil uji coba instrumen, deskripsi data,
analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Data dalam penelitian ini
meliputi data uji coba isntrumen, pretest dan posttest.
1. Penyajian dan Analisis Data Uji Coba Instrumen
hasil ujicoba intrumen tes disajikan pada tabel 4.1. sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Hasil Ujicoba Instrumen
Nomor Item
Total
No No. Responden Pernyataan
Skor
1 2 3
1 Agustian Putri 4 4 0 8
2 Delva Tiara 8 8 4 20
3 Hendra Lesmana 8 4 4 16
4 Mitra Putri Yani 8 8 4 20
5 Nabila Sabita 8 4 4 16
6 Nur Aziah 8 8 4 20
7 Nurul Janah 12 8 8 28
8 Patmala Sinta 4 4 0 8
9 Penti Ariska 8 8 4 20
10 Putri Andini 12 12 8 32
11 Saat Irwansyah 8 8 8 24
12 Sholea Mutiara 4 4 4 12
13 Tamia Monica 4 4 2 10
14 Triya Soleha 12 12 8 32
Jumlah 108 96 62 266
Sumber Data : Hasil Jawaban Siswa Kelas XI MIA 1
69
kesukaran tes.
1) Uji Validitas
Tabel 4.2
Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Tes
2) Reliabilitas
3) Tingkat Kesukaran
Tabel 4.3.
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
4) Daya Pembeda
Tabel 4.4.
Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Intrumen
Nomor Daya
Keputusan
Item Pembeda
1 0.38 Daya Beda Cukup Baik
2 0.38 Daya Beda Cukup Baik
3 0.31 Daya Beda Cukup Baik
Tabel 4.5.
Kesimpulan Analisis Uji coba Instrumen Penelitian
Uji
Nomor Uji Uji Daya
Tingkat Kesimpulan Kesimpulan
Item Validitas Reliabilitas Pembeda
Kesukaran
1 Valid Daya Beda
0.64 Soal Sedang 0.38
Kurang Baik
2 Valid 0,960 Daya Beda
0.57 Soal Sedang 0.38
(reliabel) Cukup Baik
3 Valid Daya Beda
0.37 Soal Sedang 0.31
Kurang Baik
Berdasarkan tabel 4.5 maka soal yang diambil adalah soal yang dalam
Penyajian data dalam penelitian ini meliputi hasil pretest dan posttest dari 3
materi yang akan diberikan. Data hasil pretest siswa kelas XI MIA 2
Tabel 4.6.
Data Hasil Pretest Siswa Kelas XI MIA 2
Based Learning. Data hasil postest siswa kelas XI MIA 2 dapat dilihat
Tabel 4.7.
Data Hasil Postest Siswa Kelas XI MIA 2
Data hasil pretest siswa kelas XI MIA 3 dapat dilihat pada tabel 4.8
sebagai berikut:
75
Tabel 4.8.
Data Hasil Pretest Siswa Kelas XI MIA 3
based learning. Data hasil postest siswa kelas XI MIA 3 dapat dilihat
Tabel 4.9.
Data Hasil Postest Siswa Kelas XI MIA 3
yang akan diberikan. Data hasil pretest siswa kelas XI MIA 4 dapat
Tabel 4.10.
Data Hasil Pretest Siswa Kelas XI MIA 4
Tabel 4.11.
Data Hasil Postest Siswa Kelas XI MIA 4
1) Uji N-gain
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 yaitu data posttest
dan data pretest kelas XI MIA 2. Hasil analisis data kelas yang
lampiran 22.
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 yaitu data posttest
dan data pretest kelas XI MIA 3. Hasil analisis data kelas yang
lampiran 23.
82
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dan tabel 4.11 yaitu data
lampiran 24.
statistik Chi-Kuadrat.
tabel 4.7 data postest kelas XI MIA 2. Hasil analisis data uji
tabel 4.7 data postest kelas XI MIA 3. Hasil analisis data uji
tabel 4.11 data postest kelas XI MIA 4. Hasil analisis data uji
3) Uji Homogenitas
Tabel 4.12.
Hasil analisis Uji Homogenitas Pretest dengan SPSS
Test Results
Box's M 2.202
Approx. 1.087
df1 2
F
df2 23409.000
Sig. .007
Tests null hypothesis of equal population
covariance matrices.
Tabel 4.13.
Hasil analisis Uji Homogenitas Posttest dengan SPSS
Test Results
Box's M 1.687
Approx. .833
df1 2
F
df2 23409.000
Sig. .435
Tests null hypothesis of equal population
covariance matrices.
4) Uji Hipotesis
Tabel 4.14.
Hasil analisis SPSS Data Group Statistics
Group Statistics
ModelPembelajaran Mean Std. Valid N (listwise)
Deviation Unweigh Weighted
ted
Model Data
Eksperimen I Kemampuan 24.8571 7.23611 35 35.000
(PjBL) Berpikir Kreatif
Model Data
Eksperimen II Kemampuan 23.4571 5.84276 35 35.000
(PBL) Berpikir Kreatif
Model Kontrol Data
(Pembelajaran Kemampuan 19.4857 6.95520 35 35.000
Langsung) Berpikir Kreatif
Data
Total Kemampuan 22.6000 7.02277 105 105.000
Berpikir Kreatif
27.
88
b) Analisis Anova
Tabel 4.15.
Analisis ANOVA dengan SPSS
ANOVA
Data Kemampuan Berpikir Kreatif
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Between
543.486 2 271.743 6.044 .003
Groups
Within
4584.714 102 44.958
Groups
Total 5129.200 104
belajar yang berbeda. Selain itu dapat juga di lihat dari nilai F
berbeda.
89
berikut:
Tabel 4.16.
Analisis Scheffe dengan SPSS
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Data Kemampuan Berpikir Kreatif
Scheffe
(I) Model (J) Model Mean Std. Sig. 95% Confidence
Pembelajaran Pembelajaran Difference Error Interval
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
Model
Eksperimen II 1.40000 1.60282 .684 -2.5816 5.3816
Model (PBL)
Eksperimen I
(PjBL) Model Kontrol
*
(Pembelajaran 5.37143 1.60282 .005 1.3898 9.3530
Langsung)
Model
Eksperimen I -1.40000 1.60282 .684 -5.3816 2.5816
Model
(PjBL)
Eksperimen II
Model Kontrol
(PBL)
(Pembelajaran 3.97143 1.60282 .051 -.0102 7.9530
Langsung)
Model
*
Eksperimen I -5.37143 1.60282 .005 -9.3530 -1.3898
Model Kontrol (PjBL)
(Pembelajaran
Langsung) Model
Eksperimen II -3.97143 1.60282 .051 -7.9530 .0102
(PBL)
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PBL.
B. Pembahasan
treatmen kepada kelas yang telah ditentukan. Pada kelas XI MIA 2 yang
berdiskusi menyelesaikan masalah yang ada pada project yang diberikan guru
menentukan solusi.
kelompok buat sehingga hasil project lebih sempurna. Akhir kegiatan ini
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pada pertemuan kedua projec
93
yang terjadi pada kegiatan diskusi, masih ada kelompok siswa yang tidak fokus
diskusi.
turunan fungsi dengan menerapak konsep turunan pertama dan kedua fungsi;
konsep turunan pertama dan kedua fungsi. Pertemuan ketiga siswa sudah
sebesar 24,86.
konsep turunan pertama fungsi; dan 2) Menentukan turunan pertama fungsi dan
dikuasai.
sebelum kepada penerapan konsep dalam memahami interval fungsi naik dan
turun suatu fungsi serta titik stasiner dan jenisnya. Peneliti juga memberikan
dipecahkan. Kegiatan ini peneliti pantau kegiatan yang dilakukan siswa dalam
mengidentifikasi konsep. Pada kegiatan ini terlihat beberapa siswa tidak fokus
ini ada satu kelompok yang hanya diam, dan terlihat binggung. Peneliti
tersebut peneliti coba motivasi dan arahkan terkait kegiatan yang harus
catatan yang diminta peneliti pada pra penelitian saat perkenalan sebelum
peneliti mencoba mengarahkan dan memberikan masukan untuk lebih aktif lagi
tugas dan menyampaikan arahan terkait materi yang akan dipelajari pada
permasalahan yang terjadi pada kegiatan diskusi, masih ada kelompok siswa
yang tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran, siswa itu terlihat tidak
lainnya. Dalam hal ini peneliti memcoba secara langsung menghampiri siswa
turunan fungsi dengan menerapak konsep turunan pertama dan kedua fungsi;
konsep turunan pertama dan kedua fungsi. Pada pertemuan ketiga proses
secara langsung kepada peneliti, tentang soal dan latihan yang mereka peroleh
dari sumber yang mereka dapati, siswa sudah mulai terlihat fokus walaupun
ada beberapa siswa yang masih perlu diarahkan pentingnya belajar untuk lebih
diingat serta mengahargai orang lain dalam situasi apapun. Pertemuan keempat
berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hasil analisis data peneliti diperoleh bahwa
dan membimbing siswa untuk memecahkan masalah dari soal latihan yang
dikarenakan waktu yang tersedia tidak cukup untuk membimbing siswa secara
98
yang belum mengerti, dikarenakan sudah paham atau malu untuk bertanya,
pemahaman mereka, siswa hanya menjawab sudah paham, tetapi saat diberikan
contoh yang sama siswa bingung untuk menjawabnya sehinga hal ini yang
peneliti laksanakan, tetapi masih ada siswa melakukan akivitas yang tidak
turunan fungsi dengan menerapak konsep turunan pertama dan kedua fungsi;
konsep turunan pertama dan kedua fungsi. Pada pertemuan ini peneliti
siswa hanya menerima materi tanpa mencari tahu apa yang sedang dipelajari,
kreatif siswa. Berdasarkan hasil analisis data peneliti diperoleh bahwa rata-rata
hipotesis, hasil data postets yang diperoleh selajutnya dilakukan uji normalitas
menggunakan uji chi kuadrat dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett.
rumus N-gain dan One Way Anova. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
penelitian peneliti analisis dengan program Microsoft excel 2010 dan IBM
berpikir kreatif siswa dan interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan
100
kreatif siswa terhadap penerapan model PjBL, model PBL dan model
SPSS versi 20 dengan prosedur One Way Anova diperoleh output sebagai
berikut:
sejak usia dini sangat penting. Kreatif dianggap penting karena beberapa
kreativitas siswa dapat melalui lembar kerja projek yang digunakan dalam
sehingga siswa akan lebih terampil menggunakan pikiran agar lebih kreatif
Secara umum terkait dengan kondisi belajar mengajar yang aktif adalah
adanya sikap siswa yang positif dalam proses pembelajaran. Sikap siswa
yang terjadi pada siswa akan teratasi dengan baik, selain itu membantu
diberikan oleh guru. Komunikasi yang berjalan satu arah dan proses
Data hasil siswa dalam menyelesaikan soal pretest dan posttest seluruh
berpikir kreatif siswa terhadap penerapan model PjBL, model PBL dan
rumus N-gain.
N-gain <g> yaitu 0,56 dengan tingkat efektifitas N-Gain kelas yang
nilai N-gain <g> yaitu 0,53 dengan tingkat efektifitas N-Gain kelas yang
klasifikasi sedang.
sempurna oleh siswa. Pembelajaran terjadi interaksi yang baik antara siswa
memberikan hasil guna yang tepat dan sesua dengan rencana yang
kreatif siswa terhadap penerapan model PjBL, model PBL dan model
SPSS versi 20 dengan prosedur One Way Anova diperoleh output sebagai
berikut:
sebesar 0,003. Karena nilai sig. kurang dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
Selain itu dapat juga di lihat dari nilai F yaitu 6,044 sedangkan nilai F tabel
pada saat penelitian memberikan kesan positif bagi siswa, dimana siswa
tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki
setiap siswa di dalam kelas berbeda, ini menjadi sebuah tantangan bagi
siswa hanya diberikan materi, latihan dan contoh dengan konsep yang
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari seluruh rangkaian penelitian, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga pada tahap analisis data uji hipotesis maka dapat
penulis simpulkan bahwa :
1. Ada pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan
berpikir kreatif.
2. Model pembelajaran PjBL lebih baik terhadap kemampuan
berpikir kreatif dikategorikan cukup efektif dengan klasifikasi
sedang.
B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan kesimpulan dari hasil penelitian, ada
beberapa hal yang dapat penulis sarankan, yaitu:
1. Kepada pendidik:
Dalam pembelajaran pendidik disarankan dapat menggunakan model
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membuat kaku selama
proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning dan Problem Based Learning
lebih baik jika dikombinasikan dengan metode talking stick sehingga
dapat membantu peserta didik lebih terlibat aktif dan tidak membuat
kaku di dalam proses pembelajaran dan berani mengemukakan
pendapat.
2. Kepada para peneliti / Calon Peneliti
Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini dalam lingkup
yang lebih luas. Penulis berharap para peneliti/calon peneliti dapat
meneruskan atau mengembangkan penelitian ini untuk variabel-
variabel lain yang sejenis atau model pembelajaran lain yang lebih
inovatif, sehingga dapat menambah wawasan dan dapat lebih
110
D AFTAR PUSTAKA
Heris Hendriana dkk. (2017) Hard Skills Dan Soft Skills Matematika Siswa.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Richard Florida. (2015). Charlotta Mellander dan Karen King, The Global
Creativity Index.