Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab Ii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Isolasi sosial adalah individu yang mengalami ketidakmampuan untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya secara wajar
dalam khalayaknya sendiri yang tidak realistis. Isolasi social adalah suatu keadaan
kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain mengatakan sikap negatif atau
mengancam (Dalami dkk, 2014).
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain. Untuk mengkaji pasien isolasi social, kita dapat
menggunakan teknik wawancara dan observasi pasien dan keluarga ( Keliat dkk, 2009).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpesrsonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan social (Depkes RI, 2000 dalam yosep,
2014).
Isolasi sosial menarik diri adalah perilaku menghindari interaksi dengan orang
lain dan berhubungan dengan orang lain (Rowliris, 1993).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend,1998). Menarik
diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain (pawlin,1993 dikutip Kususmawati, 2012).

3
B. Proses Terjadinya Masalah

Pattern of Ineffective coping Lack of development Stressor internal


parenting (pola (koping individu task (gangguan and external (stress
asuh keluarga) tidak efektif) tugas internal dan
perkembangan) eksternal)
Misal : pada anak Misal : saat individu Misal : kegagalan Misal : stress terjadi
yang kelahiran menghadapi menjalin hubungan akibat ansietas yang
tidak dikehendaki kegagalan intim dengan berkepanjangan dan
(unwanted child) menyalahkan orang sesame jenis atau terjadi bersamaan
akibat kegagalan lain, lawan jenis, tidak dengan keterbatasan
KB, hamil diluar ketidakberdayyan mampu mandiri dan kemampuan
nikah, jenis menyangkal tidak menyelesaikan individu untuk
kelamin yang tidak mampu menghadapi tugas, bekerja, mengatasi. Ansietas
diinginkan, bentuk kenyataan dan bergaul, sekolah, terjadi akibat
fisik kurang menarik diri dari menyebabkan berpisah dengan
menawan lingkungan, terlalu ketergantungan orang terdekat,
menyebabkan tinggi self ideal dan pada orang tua, hilangnya atau
keluarga tidak mampu rendahnya orang yang dicintai.
mengeluarkan menerima realitas ketahanan terhadap
komentar-komentar dengan rasa syukur. berbagai kegagalan
negative,
merendahkan
menyalahkan anak

Harga Diri Rendah Kronis

Isolasi Sosial

4
Rentang Respon
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari stuart (2006) menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk social, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus
menghina hubungan interpersonal yang posistif. Individu juga harus membina saling
tergantung yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam
suatu hubungan.

Respon adaptif Respon maladaptif

Menyendiri kesepian manipulasi

Otonomi menarik diri impulsif

Kebersamaan ketergantungan narkisisme

Saling ketergantungan

a. Menyendiri (solitude)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialmya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah selanjutnya. Solitude umumnya dilakukan setelah
melakukan kegiatan.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide
pikiran, perasaan dalam hubungan social.
c. Kebersamman
Mutualisme adalh suatu kondisi dalam hubungan inter personal dimana individu
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling ketergantungan ( interdependen )
Interdependen merupakan kondisi saling ketergantungan antar individu dengan
orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

5
e. Kesepian
Merupakan kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
lingkungannya.
f. Isolasi social
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
g. Ketergantungan ( dependen )
Dependen terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau
kemampuannya untuk berfungsi secara sukses. Pada gangguan hubungan social
jenis ini orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah
pengendalian orang lain, dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri
atau tujuan, pada orang lain`
h. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan social yang terdapat pada individu yang
menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina
hubungan social secara mendalam.
i. Impulsif
Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, dan penilaian yang buruk.
j. Narkisisme
Pada individu narkisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus menerus
berusaha mendapatkan peghargaan dan ujian sikap egosintrik, pencemburu,
marah, jika orang lain tidak mendukung.

C. Etiologi
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon maladaptif. Menurut stuart dan sundeen
(2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan yang
mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang mungkin mempengaruhi antara lain:
a. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi social adalah :

6
1. Faktor perkembangan
Setiap tahaptumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan
sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat di penuhi,akan
menghambat masa perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah tempat pertama
yang memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan
orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih saying, perhatian dan kehangatan dari
ibu/pengasuh pada bayi maka akan memberikan rasa tidak aman yang dapat
menghambat terbentuknya rasa percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut
dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di
kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar
tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
2. Faktor biologis
Genetic merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden terjadi
skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarganya ada yang
menderita skizofrenia.
3. Faktor social budaya
Isolasi atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor pendukung
terrjadinya gangguan berhubugan. Dapat juga disebabkan oleh karena norma-
norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga seperti anggota tidak produktif
diasingkan dari dunia social.
Kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat
dan volume otak serta perubahan struktur limbic, diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
4. Faktor presipitasi
Stersor presipitasi terjadinya isolasi social dapat ditimbulkan oleh faktor internal
maupun eksternal, meliputi :
a. Stressor social budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan terjadinya
penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, perpisahan dengan orang
yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua,kesepian karena ditinggal

7
jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan
isolasi social.
b. Stresor biokimia
1) Teori dopamine : kelebihan dopamine pada mesokortikal dan mesolimbic
serta tractus saraf dapar merupakan indikisa terjadinya skizofrenia.
2) Menurun MAO (mono amino oksidasi) didalam darah akan meningkatkan
dopamine dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO adalah sebagai
enzim yang menurunkan, dopamine, maka menurunnya MAO juga dapat
merupakan indikasi terjadi skizofrenia.
3) Faktor endokrin : jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada klien
skizofrenia. Demikian pula peolaktin mengalami penurunan karena
dihambat.
D. Tanda dan Gejala
Menurut mustika sari (2002) dalam yosep (2014) tanda dan gejala klien dengan isolasi
social, yaitu
a. Kurang spontan
b. Apatis (kurag acuh terhadap lingkungan)
c. Ekpresi wajah kurang berseri (ekpresi sedi)
d. Aek tumpul
e. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
f. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak berrcakaap-cakap dengan
klien lain atau perawat
g. Mengisolasi (menyendiri)
h. Klien Nampak memisahkan diri dari orang lain
i. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar
j. Pemasukan makanan dan minuman terganggu
k. Retensi urine dan feses
l. Aktivitas menurun kurang energi (tenaga)
m. Harga diri rendah
n. Posisi janin saat tidur

8
o. Menolak hubungan engan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika
dajak cakap-cakap.

Menurut Hartono (2012) tanda dan gejala klien dengan isolasi social, yaitu :
1. Menyendiri dalam ruangan
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
3. Sedih, afek datar
4. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya
5. Berpikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan ttidak bermakna
6. Mengepresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
7. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan ide lainnya
8. Menggunakan kata-kata simbolik (neologisme)
9. Menggunakan kata yang tak berarti
10. Kontak mata kurang/ atau tidak mau menatap lawan bicara
11. Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, berdiam
diri.
E. Akibat Isolai social
a. Gangguan sensori persepsi
b. Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
c. Deficit perawatan diri.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
Faktor-faktor predisposisi terjadinya gangguan hubungan social adalah :
1) Faktor perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada dua tugas perkembangan yang
harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan
social. Tugas perkembangan pada masing-masing tahap tumbuh kembang ini
memiliki karakteristik tersendiri. Apabila tugas ini tidak terpenuhi akan
mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon social maladptif.

9
2) Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Berdasarkan
hasil penelitian, pada penderita skizofrenia 8% kelainan pada struktur otak seperti
atrofi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan
struktur limbic diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
3) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungna. Ini akibat dari
norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat,
dan penyakit kronok. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma,prilaku dan
system nilai yang berbeda dan kelompok budaya mayoritas, harapan yang tidak
realistis terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan
gangguan ini.
4) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung untuk
terjadinya gangguan dalam hubungan social.
Dalam teori ini termasuk masalah yang tidak jelas yaitu suatu keadaan di mana
seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam
waktu bersamaan, ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat
untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.
b. Stressor presipitasi
Stressor presipitasi pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress
seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stressor presipitasi dapat
dikelompokkan dalam dua kategori :
1. Stressor social budaya
Stress dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor lain dan faktor
keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang
berarti dalam kehidupannya, misalnya dirawat di rumah sakit.
2. Stressor psikologis

10
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensita keceemasan yang
ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu mengatasi
masalah diykini akan menimbulkan berbagai masalah gannguan berhubungan
isolasi social.
c. Perilaku
Adapun perilaku yang bias muncul pada isolasi social berupa : kurang spontan, apatis
(kurang acuh terhadap lingkungan) ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih),
afek tumpul. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri, komunikasi verbal
menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat,
Mengisolasi diri (menyendiri). Klien tampak memeisahkan diri dan orang lain, tidak
atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar, pemasukan makanan dan minuman
terganggu, retensi urin dan feses. Aktivitas menurun, kurang energy (tenaga), harga
diri rendah, posisi janin saat tidur, menolak hubungan dengan orang lain. Klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
d. Sumber koping
Sumber koping yang berhubungan dengan respon social maladaptive termasuk :
Keterliibatan dalam hubungan yang luas di dalam keluarga maupun teman,
menggunakan kreativitas untuk mengekpresikan stress interpersonal seperti kesenian,
music, atau tulisan.
e. Mekanisme defensive
Mekanisme yang digunakan klien sebagaai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme yang sering
digunakan pada isolasi social adalah regresi, represi dan isolasi.
1. Regresi adalah mundur ke masa perkembangan yang telaah lain.
2. Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang tidak dapat diterima,
secara sadar dibendung supaya jangan tiba di kesadaran.
3. Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan timbulnya
kegagalan defensive dalam menghubungkan perilaku dengan motivasi atau
pertentangan antara sikap dan perilaku.

11
Format/data focus pengkajian pada klien dengan isolasi social (keliat dan akemat,
2009)

Hubungan Sosial

a. Orang yang paling berarti bagi klien :


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat :
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain :

Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

Masalah Keperawatan
a. Resiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi
b. Isolasi social
c. Harga diri rendah kronik

Pohon Masalah

Resiko gangguan persepsi sensori


Halusinasi

Effect

Isolasi social

Core problem

Harga diri rendah kronik

12

Causa
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah :
a. Isolasi social
b. Harga diri rendah kronik
c. Resiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi

13

Anda mungkin juga menyukai