Makalah Kelompok
Makalah Kelompok
Makalah Kelompok
BK KARIR
tentang
Program Bimbingan dan Konseling
Karir di Tempat Kerja dan Masyrakat
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd
Dr. Afdal, M.Pd., Kons
Oleh Kelompok:
AULADINA LATHIFA 20151004
ELPIKA YENES 20151047
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Esa atas segala rahmat-Nya yang memberikan kekuatan kepada kami sehingga
pemaparan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
ditentukan, yang mana pada makalah ini akan membahas tentang “Program
Bimbingan dan Konseling Karir di Tempat Kerja dan Masyrakat” disusun untuk
memenuhi tugas perkuliahan BK Karir
Semoga makalah yang kami buat dari beberapa referensi yang di arahkan
ini dapat menjadi sebuah penambahan wawasan bagi kita semua terkhusus
mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
Kami memohon maaf apabila ada beberapa kalimat penulisan dan kutipan
kami memiliki kesalahan sejatinya kami adalah mahasiswa yang sedang dalam
proses belajar.
Hormat Kami,
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2
C. Tujuan…………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang eksploratif dan potensial. Manusia
dikatakan mahluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan
untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai
mahluk potensial karena pada dirinya tersimpan sejumlah kemampuan
bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata. Sebagai akhir dari masa
remaja, ketika manusia menginjak masa dewasnya sudah terlihat adanya
kematangan dari dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan
bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain,
manusia dewasa sudah mampu memilih nilai atau norma yang telah dianggap
baik untuk dirinya serta berusaha untuk mempertahankan nilai atau norma
yang telah dipilihnya.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Bagaimana Perkembangan Karir Orang Dewasa?
2. Bagaimana Program BK Karir di Tempat Kerja?
3. Bagaimana Program BK Karir pada Masyarakat?
4. Bagaimana BK Karir bagi Pegawai dan Pensiunan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Perkembangan Karir Orang Dewasa?
2. Program BK Karir di Tempat Kerja?
3. Program BK Karir pada Masyarakat?
4. BK Karir bagi Pegawai dan Pensiunan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memilih bidang kerja yang tidak cocok dengan bakat dan minat (suara hati
kecil) tetapi dipilih karena besarnya pengaruh sosial yang ada, justru akan
menimbulkan ketidakpuasan terhadap hasil karyanya, tidak merasa
mencintai tugasnya dan akhirnya prestasi kerjanya menurun sangat drastis.
Sehubungan dengan itu, maka beberapa orang dewasa telah menentukan
pilihannya jauh-jauh hari sebelum mereka bekerja sehingga jauh-jauh hari
pula mereka melatih diri sesuai dengan prasyarat yang diperlukan untuj
jenis tugas yang mereka anggap cocok dengan minat dan bakatnya.
Sebaliknya, masih banyak juga orang dewasa muda yang bingung tentang
apa yang akan mereka kerjakan dalam hidupnya setelah selesai dari
pendidikan tinggi SLTA, akademik bahkan yang tamat dari perguruan
tinggi.
Prayitno (1997) menjelaskan bahwa saat-saat trasnsisi dari
dunia pendidikan ke dunia kerja sering merupakan masa yang sulit bagi
banyak orang muda. Kesulitan itu tidak hanya terletak dalam mendapatan
jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam menyesuaikan diri dengan
dunia kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
Situasi yang lebih memperburuk adalah mereka sering menjumpai
kenyataan dalam hidup bahwa apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka
inginkan untuk dilakukan ternyata tidak tersedia di masyarakat, kantor dan
bidang kerja lainnya. Bisa juga terjadi karena mereka memang tidak
mempunyai cukup bekal ilmu dan ketrampilan serta pengalaman yang
sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang ditawarkan, padahal sekolah atau
kursus yang diikutinya sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan.
Banyak orang dewasa muda yang tidak atau kurang memiliki
ketrampilan untuk pekerjaan tertentu serta tidak sesuai pula dengan
ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Masa ini disebut “masa
berharap bekerja (job hopping)” yang biasa terjadi pada waktu orang
dewasa berusia 20an-30an. Memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan
minat dan bakatnya dapat dilihat dari beberapa faktor umum seperti apakah
dirinya menyukai jenis pekerjaan yang dipilihnya, mampu menyelesaikan
tugas-tugas tertentu dengan baik, dan keharusan membayar uang atau
4
tanggung jawab lainnya. Orang dewasa muda yang mempunyai tanggung
jawab untuk menanggung beban keluarga sering lebih cepat dalam
menentukan bidang pekerjaan yang diminati dibandingkan dengan orang
dewasa muda yang tidak mempunyai tanggungan keluarga.
Banyak juga orang dewasa muda yang tidak tertarik pada jenis
pekerjaan yang selama ini telah diketuki oleh orangtua atau sanak
keluarganya. Walaupun dalam kenyataannya ada individu yang
memperoleh pekerjaan pertamanya mirip atau ada hubungannya dengan
pekerjaan orangtuanya. Kecuali bila orang dewasa muda tersebut memiliki
tingkat pendidikan dan pelatihan yang jauh diatas pendidikan dan pelatihan
yang diperoleh orangtuanya atau sanak keluarganya, sehingga dirinya
mungkin akan memperoleh pekerjaan yang lain.
5
dibandingkan dengan pilihan yang tidak atau kurang dengan minat dan
seleranya. Apabila daya tarik seseorang terhadap pekerjaan digunakan
sebagai pertimbangan penting dalam memilih pekerjaan maka sebagai orang
dewasa mereka biasanya kurang berminat untuk menukar pekerjaan tersebut
dengan jenis pekerjaan lain walaupun faktor lain mempengaruhi motivasi
seseorang untuk memilih pekerjaan. Bagaimanapun juga, penting untuk
disadari bahwa baik pria maupun wanita cenderung untuk mengubah
pekerjaannya sebagai hasil pengalaman yang diperoleh dari bekerja.
6
1) Penyesuaian Diri Pria
Ada sejumlah kondisi yang penting bagi pria, yang
mempengaruhi proses penyesuaian pria terhadap pekerjaannya.
Pertama, apabila pekerjaannya memungkinkannya untuk berperan
maka ia akan memainkan perannya, ia akan merasa sangat puasdan
proses penyesuaiannya berjalan dengan sangat harmonis. Kedua,
kepuasan dapat diperoleh apabila pria merasa bahwa pekerjaannya
menuntut banyak kemampuan yang dimiliki dan hasil
pendidikannya. Ketiga, proses penyesuaian dengan pekerjaan
dipengaruhi oleh cara pria menyesuaikan dirinya dengan
wewenang. Keempat, penyesuaian terhadap pekerjaan dipengaruhi
oleh meningkat tidaknya gaji yang diterima.
2) Penyesuaian Diri Wanita
Ada enam faktor penting yang mempengaruhi penyesuaian diri
wanita terhadap pekerjaannya. Pertama, bila wanita tidak mampu
lagi untuk memperoleh pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan
tingkat kemampuan, pendidikan dan latihan yang pernah diperoleh
serta impian dirinya, maka mereka akan mengalami frustasi.
Kedua, apabila wanita merasa bahwa mereka melakukan pekerjaan
yang tidak berkembang (pasif) khususnya bila mereka mendekati
usia madya, mereka sering merasa menjadi “Boss Betina yang
Jalang” yang selalu melampiaskan kekesalannya kepada
bawahannya.
Ketiga, apabila telah membentuk aspirasi kerja yang sesuai,
mereka cenderung menjadi frustasi bila mereka menemukan bahwa
kemampuan dan pelatihan mereka membenarkan aspirasi yang
lebih tinggi. Keempat, apabila peran kepemimpinan wanita ditolak
khususnya ditempat kerja, sekolah, kantor maka mereka tidak
hanya frustrasi tetapi juga akan marah bila peran tersebut diambil
oleh pria. Kelima, banyak wanita tidak menyukai kalau harus
7
melaksanakan beban tugas ganda satu tugas dalam dunia kerja
perkantoran dan satu lagi tugas rumah tangga. Keenam, banyak
wanita yang setelah lama bekerja di kantor mereka merasa pasrah
dan tidak sanggup lagi apabila mereka diharapkan untuk berperan
sebagai ibu rumah tangga dan ibu dari anak-anaknya (Putri, 2012).
8
tumbuhnya kesadaran bahwa pengelolaan karir yang baik adalah termasuk
“good business” telah membawa kepada peningkatan penekanan pada
perencanaan dan perkembangan karir.
2. Tujuan Konselor Karir di Dunia Kerja
Menurut Osipow (Manrihu, 1992: 179) mengemukakan ada 16
peranan konselor karir terhadap pekerja di dunia kerja, yaitu sebagai
berikut:
a. Membantu karyawan-karyawan dan manajer-manajer mengidentifikasi
resiko-resiko dalam pekerjaan
b. Melatih orang-orang mengidentifikasi gaya-gaya kerja mereka
(terutama yang mungkin merusak dirinya) dan mengajarkan untuk
mengubahnya
c. Efek-efek dari kerja repetitif bagi orang-orang
d. Efek-efek dari pemindahan ke lokasi-lokasi baru, terutama jika dipaksa
e. Tekanan-tekanan dan ketegangan-ketegangan khusus dalam pasangan
keluarga
f. Tekanan-tekanan khusus yang dialami oleh orang-orang yang
dipekerjakan dalam pekerjaan-pekerjaan yang menuntut karyawan-
karyawan membagi kesetiaan-kesetiaan
g. Tekanan-tekanan khusus bagi orang-orang yang dalam pekerjaannya
dituntut hubungan interpersonal yang tinggi
h. Persiapan menghadapi pensiun
i. Menghadapi secara efektif proses evaluasi kerja
j. Menghadapi masalah-masalah khusus dari pengusaha-pengusaha
k. Mengahadapi masalah-masalah kehidupan pekerjaan
l. Menghadapi masalah-masalah khusus dari pengusaha-pengusaha kecil
m. Mengahdapi masalah pemeliharaan kesehatan
n. Membantu diri sendiri dan perawatan diri
o. Konseling keluarga.
3. Program Kerja Konselor di dunia Kerja
Untuk merencanakan program apa yang dibutuhkan oleh pekerja di
dunia kerja. Ada baiknya kita memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan
9
yang dilalui pekerja, tepatnya siklus kehidupan karir seseorang.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Schein (Thayeb, 1992: 177) yaitu
sebagai berikut:
a. Tahap Entry
Diantara tugas-tugas yang dilalui dalam tahap entry adalah:
1) Membuat pilihan okupasional yang akan menentukan jenis
pendidikan dan latihan yang diikuti
2) Mengembangkan suatu citra okupasi atau organisasi yang dapat
berfungsi sebagai jalan ke luar dari bakat, nilai dan ambisi
seseorang
3) Mempersiapkan diri untuk karir awal, agar dapat mengembangkan
apa yang orang pandang sebagai sikap dan nilai yang diperlukan
bagi keberhasilan dalam okupasi yang dipilih
4) Menghadapi realitas-realitas dari penemuan pekerjaan pertama.
b. Tahap Sosialisasi
Adapun tugas yang dilalui dalam tahap sosialisasi adalah:
1) Menerima realitas organisasi insani (misal menghadapi orang, cara
berkomunikasi dengan atasan dan lain sebagainya
2) Menghadapi penolakan akan perubahan
3) Belajar bagaimana bekerja, menanggulangi organisasi terlalu
banyak atau terlalu sedikit pembatasan pekerjaan
4) Menghadapi atasan dan menguraikan sistem ganjaran belajar
bagaimana memperoleh kemajuan
5) Menempatkan diri dalam organisasi dan mengembangkan identitas.
c. Tahap Mid Career
Diantara yang akan dijalani pekerja dalam tahap mid career adalah:
1) Menemukan career anchors adalah suatu konsep diri okupasional
sebagai hasil dari persepsi diri dalam hal bakat, kebutuhan
2) Spesialisasi dan generalisasi.
d. Tahap Late-Career
Diantara tugas yang dijalani pekerja dalam tahap late-career adalah:
1) Menjadi mentor
10
2) Pencapaian keseimbangan yang tepat dari keterlibatan dalam
pekerjaan, keluarga dan perkembangan diri
3) Mengundurkan diri dan pensiun.
Dari sudut pengelolaan, program perencanaan dan perkembangan karir
mempunyai beberapa tujuan. Menurut Walker & Gutteridge (Manrihu,
1992) melaporkan bahwa pada umumnya perusahaan yang mereka survey
percaya bahwa program-program perencanaan dan perkembangan karir
mempertinggi prestasi kerja, membantu karyawan memanfaatkan sistem
personalia secara lebih efektif, dan meningkatkan kemampuan organisasi
memanfaatkan bakat karyawan. Secara umum bentuk program konseling
karir di dunia kerja dapat dipahami dari apa yang dikemukakan oleh
Prayitno yaitu meliputi lima bidang pelayanan yaitu:
a. Penempatan kerja
Memberikan bantuan bagi para pencari kerja dengan menyediakan
berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis perkerjaan. Dari pihak
lembaga kerja, peranan konselor adalah membantu perusahaan
memperoleh tenaga kerja yang cocok dengan kebutuhan perusahaan.
Konselor berusaha membangun the right man on the right place.
b. Penyesuaian kerja
Kepada para pekerja pemula konselor memberikan layanan orientasi.
Tujuan utama adalah penyesuaian diri yang tepat dan cepat terhadap
tuntutan kerja. Kondisi ini akan mengantarkan para pekerja bertugas
lebih lanjut dengan semangat yang cukup tinggi.
c. Kepuasan kerja
Keadaan tidak puas terhadap pekerjaan yang sedang digeluti, tidak
hanya menimpa para pekerja pemula, para pekerja yang telah bertahun-
tahun bekerja juga mengalami ketidakpuasan. Untuk keadaan seperti itu
perlu diberikan bantuan layanan konseling untuk mengembalikan
semangat kerja dan sikap positif terhadap pekerjaan.
d. Kepindahan kerja
Jika perasaan tidak puas tidak berhasil di atasi, salah satu
kemungkinan yang dapat ditempuh oleh pekerja adalah pindah bekerja.
11
Alasan apapun yang ada, proses kepindahan kerja juga memerlukan
bantuan konseling baik untuk penempaatan maupun untuk penyesuaian.
e. Pengentasan masalah
Pengentasan masalah pekerja baik yang terkait langsung dengan
masalah pekerjaan maupun masalah pribadi berkenaan dengan keluarga,
kesehatan, sikap dan kebiasaan sehari-hari, hobi, waktu senggang dan
lain sebagainya. Tujuannya adalah jangan sampai masalah yang terjadi
pada diri pekerja mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja
yang bersangkutan.
1) Penilaian Diri
Hal pokok dari suatu pendekatan komprehensif dalam
perencanaan dan pengembangan karir adalah penilaian diri (self
opraisaal). Hal ini bertujuan mengetahui keterampilan dan
kemampuan yang dimiliki yang dapat diungkap melalui tes
psikologis, stimulasi-stimulasi kerja atau latihan-latihan.
2) Penyediaan informasi karir
Informasi karir lebih dibutuhkan untuk pengembangan karir
selanjutnya. Hal ini bertujuan karyawan didorong untuk melihat
pekerjaannya dari perspektif Life-Span. Menetapkan tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang serta membuat rencana-rencana
untuk mencapainya
12
dalam konseling karir ini adalah mata kuliah yang berkaitan dengan
workshop, seminar dan interaksi kelompok kecil.
13
seorang karyawan yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan
tertentu ini masih belum cukup. Untuk itulah maka diperlukan karir
baik berupa Pendidikan maupun latihan tambahan.
d. Di dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi-
instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi karyawannya agar
diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa
pembangunan (Notoatmodjo, 1998:27-28).
Pentingnya bimbingan karir seperti diuraikan di atas bukanlah
semata-mata bagi karyawannya atau pegawai yang bersangkutan, tetapi
juga keuntungan bagi organisasi. Karena dengan meningkatnya
kemampuan atau keterampilan para karyawan. Produktivitas kerja
karyawan meningkat, berarti organisasi yang bersangkutan akan
memperoleh keuntungan.
2. BK Karir Bagi Pensiunan
Schawtz (Hurlock, 2003: 417) berkata bahwa pensiun dapat
merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola hidup baru.
Pensiun selalu menyangkut perubahan peran, perubahan keinginan dan
nilai, dan perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup setiap
individu.
a. Jenis Pensiun
Menurut Hurlock (2013:417) pensiun dapat saja berupa sukarela
atau kewajiban yang terjadi secara reguler atau lebih awal. Beberapa
pekerja menjalani masa pensiun secara sukarela, seringkali sebelum
masa usia pensiun wajib. Hal ini mereka lakukan karena alasan
kesehatan atau keinginan untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan
melakukan hal-hal yang lebih berarti buat diri mereka daripada
pekerjaannya. Bagi yang lain, pensiun dilakukan secara terpaksa atau
disebut juga karena wajib pensiun, karena organisasi dimana
seseorang bekerja menetapkan usia tertentu sebagai batas seseorang
untuk pensiun tanpa mempertimbangkan apakah mereka senang atau
tidak.
14
b. Sikap terhadap Pensiun
Sampai saat ini, pensiun masih merupakan masalah yang
mempengaruhi sebagian kecil pekerja. Dewasa ini bagaimanapun
juga dengan makin meluasnya kesadaran untuk kebijaksanaan
menerima pensiun yang diwajibkan dan tumbuhnya kecenderungan
pria dan wanita yang ingin hidup lebih lama dari sebelumnya,
pensiun merupakan salah satu masalah sosial yang penting dalam
kebudayaan kita. Setiap tahun, jurang antara rentang seluruh
kehidupan bekerja bagi pria dan wanita semakin melebar. Akibatnya,
lama masa pensiun semakin bertambah panjang dan bertambah lama
bagi kebanyakan orang.
Apabila masa pensiun itu betul-betul tiba, bagaimanapun juga
masa itu nampak kurang diinginkan daripada masa sebelumnya.
Orang-orang usia lanjut merasa bahwa tunjangan pensiunnya tidak
mencukupi untuk memungkinkan mereka. Akibatnya, mereka
merasa perlu untuk mencari pekerjaan guna menambah pendapatan
mereka. Hal ini berarti bahwa bagi sebagian orang usia lanjut
terdapat perbedaan antara pengharapan dan kenyataan pensiun.
Havighust (Hurlock, 2003:418) membagi orang usia lanjut
dalam dua kategori umum atas dasar sikap mereka terhadap pensiun.
Kategori pertama disebut “pengalih peran” (transformer) mereka
yang mampu dan mau mengubah gaya hidupnya dengan mengurangi
kegiatan-kegiatan berdasarkan pilihan sendiri dengan menciptakan
gaya hidup yang baru dan menyenangkan diri mereka sendiri.
Kategori kedua disebut “pemelihara peran” (maintainers), seperti
yang dijelaskan oleh Havighurst (Hurlock, 2003: 419), terus bekerja
dengan melakukan pekerjaan penggal waktu (part time jobs) setelah
pensiun. Mereka seperti “perubah peran”, jarang untuk rileks dan
tidak mengerjakan apapun, tetapi apa yang mereka kerjakan
merupakan lanjutan dari apa yang telah mereka lakukan bertahun-
tahun sebelumnya, untuk beberapa bentuk pekerjaan mereka digaji
seperti saat mereka bekerja dahulu.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia usaha dan industri layanan bimbingan konseling karir
diharapkan berperan sebagai penyejuk hubungan kerja, pengembang
semangat dan kinerja, pemupuk sikap loyal dan ikut serta membantu
mengentaskan masalah pribadi pekerja, dari strata paling rendah sampai yang
paling tinggi. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi masalah hidup di
masa dewasanya mempunyai pengaruh terhadap konsep dirinya dan melalui
kehidupan seperti itulah kepribadian seseorang terbentuk. Makin berhasil
seseorang mengatasi masalah hidup pada masa dewasa, maka konsep
pribadinya akan makin menyenangkan dan rasa percaya dirinya makin teguh,
mantap, dan semakin tentram.
Salah satu masalah yang paling banyak dihadapi oleh orang dewasa
adalah peranan yang dilakukan dalam kegiatan kantor maupun sosial.
Masalah utama dalam penyesuaian pekerjaan pada masa dewasa muda
meliputi pemilihan pekerjaan, mencapai stabilitas dalam pilihan, dan
penyesuaian terhadap situasi kerja. Sejauh mana keberhasilan pria dan wanita
melakukan penyesuaian diri dapat dinilai dari prestasi, perubahan pekerjaan
secara sukarela dan kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini kelompok berharap makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis
juga mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam
16
penulisan makalah ini. Dihaparkan audiens dapat mencari dan menemukan
serta mempelajari tentang materi yang kita bahas dengan bahan bacaan lain
untuk memperdalam pemahaman dan pengusaan kta tehadap materi
pengawasan ini.
DAFTAR PUSTAKA
A.Muri Yusuf, (2006). Konseling Karier Dalam Satuan Pendidikan dan Praktik
Pribadi, (Makalah). Padang, Universitas Negeri Padang.
Herr, E.l & Cramer, S.H. (1979). Career Guiudance and Counseling Through the
Life Span. Boston: Litte. Brown & Company.
Putri, Siska, A. P. (2012). “Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal dan
Dewasa Madya”. Majalah Ilmiah Informatika, Vol. 3 No. 3.
Prayitno. (1997) Layanan Konseling untuk Para Pekerja (Makalah). BK: Fip
UNP.
17