Projek Fts-Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Kapsul Ekstrak Buah Mengkudu 6 November 2023
Projek Fts-Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Kapsul Ekstrak Buah Mengkudu 6 November 2023
Projek Fts-Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Kapsul Ekstrak Buah Mengkudu 6 November 2023
Disusun Oleh:
Baiti Nur Akhadiyah 421066
Jesyka Lorenza 421074
Nurul Mirna Wati Laampi 421081
Rani Listiya Ratih 421085
Safira Istikhah Rusmalinda 421087
Dosen Pengampu:
apt. Silvy Aldila, M. Farm
apt. Valentina Girsang, M. Farm
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan projek Praktikum Formulasi Teknologi
Sedian Padat dengan judul “Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Kapsul Ekstrak
Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pengontrol Gula Darah”. Projek
ini disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Formulasi Teknologi Sediaan
Padat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Telogorejo Semarang. Untuk itu, penulis
mengucapkan trimakasih yang tak terhingga kepada:
1) apt. Silvy Aldila, M. Farm selaku dosen mata kuliah Praktikum
Fromulasi Teknologi Sediaan Padat.
2) apt. Valentina Girsang, M. Farm selaku dosen mata kuliah Praktikum
Formulasi Teknologi Sediaan Padat.
Penulis berharap semoga Projek dengan judul “Formulasi Dan Evaluasi Fisik
Sediaan Kapsul Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai
Pengontrol Gula Darah” dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan
dapat dijadikan acuan dalam perbaikan penelitian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
v
DAFTAR GAMBAR
vi
INTISARI
vii
ABSTRACT
Plants are biodiversity that always exist in the environment, whether they
grow wild or are deliberately cultivated. Noni or pace is a medicinal plant that has
recently been in great demand, both from agribusiness entrepreneurs, the
traditional medicine industry, and even from scientific circles. in various countries.
The aim of this research is to determine the formulation and manufacture of
capsules from noni fruit extract (Morinda citrifolia L.) as a blood sugar controller.
This is because empirically and the results of medical research prove that the
chemical compounds contained in the noni plant are beneficial for health. The
results of research by Victorson et al (2016) reported that noni fruit extract had the
effect of lowering blood glucose levels in Wistar rats induced by alloxan.
In this study, a thick extract of noni fruit (Morinda citrifolia L.) was used
which was extracted using the maceration method with 70% ethanol solvent. The
tools used in this research were blenders, beakers, maceration vessels, stirring rods,
porcelain cups, measuring cups, refrigerators, mortars and stampers, water content
regulators. water bath, spatula, analytical balance, and vacuum rotary evaporator.
The materials used in this research were noni fruit extract (Morinda citrifolia L.)
70% ethanol, vivapur 101, talc, magnesium stearate, aerosil, corn starch, and size
0 gelatin capsule shells.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan bagian penting dari lingkungan. Tumbuhan tidak
hanya berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga
menyediakan sumber daya yang bermanfaat bagi manusia, salah satunya
adalah sebagai tanaman obat. Sejak jaman dahulu, manusia telah
menggunakan tumbuhan sebagai tanaman obat. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya tumbuhan obat yang telah digunakan secara turun temurun dari
generasi ke generasi. Penggunaan tumbuhan obat secara turun temurun
dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh secara
empiris.
Mengkudu atau pace merupakan salah satu tanaman obat yang beberapa
tahun terakhir banyak peminatnya baik dari kalangan pengusaha agrobisnis
maupun dari kalangan industri obat tradisional, bahkan dari kalangan
ilmuwan di berbagai negara. Hal ini karena secara empiris maupun hasil
penelitian medis membuktikan bahwa kandungan senyawa kimia yang
terdapat dalam tanaman mengkudu bermanfaat bagi kesehatan. Hasil
penelitian Victorson dkk (2016) melaporkan bahwa ekstrak buah mengkudu
memiliki efek dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus wistar yang
yang diinduksi aloksan.
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit atau gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein yang ditandai oleh hiperglikemia
(kadar glukosa darah yang tinggi) karena kurangnya sekresi insulin, aksi
insulin, atau keduanya. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian secara
langsung, tetapi dapat meyebabkan berbagai komplikasi bila pengelolaanya
tidak tepat (WHO, 1999). Komplikasi dapat terjadi pada mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati yang tak jarang menyebabkan kematian
(Triplitt et al., 2005).
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana cara pembuatan kapsul Ekstrak Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L.) sebagai pengontrol Gula Darah dengan
formulasi yang baik?
2) Apa saja evalusi yang perlu dilakukan dalam pembuatan kapsul
Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai
pengontrol Gula Darah?
3
C. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup yang dibatasi oleh peneliti untuk
menghindari penyimpangan atau pelebaran pokok masalah. Batasan masalah
dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1) Sampel yang digunakan dalam penellitaian ini adalah ekstrak Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.).
2) Konsentrasi pelarut dalam ekstraksi yang di gunakan adalah etanol
70% denag metode ekstraksi maserasi.
3) Kapsul yang di gunakan adalah kapsul ukuran 0.
D. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1.1
Keaslian penelitian
Judul Penulis/
NO Metode Hasil
Tahun
1 Efektivitas Kapsul Efek buah Tumbuhan merupakan
Ekstrak Buah mengkudu keragaman hayati yang
Mengkudu (Morinda citrifolia selalu ada di lingkungan,
(Morinda citrifolia L.) dalam tikus baik yang tumbuh secara liar
L.) Terhadap wistar yang yang maupun yang sengaja
Penurunan Kadar diinduksi aloksan. dibudidayakan. Sejak jaman
Glukosa Darah dahulu tumbuhan sudah
Mencit (Mus digunakan sebagai tanaman
Musculus L.) obat, walaupun
(Victorson dkk, penggunaannya secara turun
2016). temurun dan dari mulut ke
mulut. Mengkudu atau pace
merupakan salah satu
tanaman obat yang beberapa
tahun terakhir banyak
peminatnya baik dari
kalangan pengusaha
agrobisnis maupun dari
kalangan industri obat
tradisional, bahkan dari
4
kalangan ilmuwan di
berbagai negara. Hal ini
karena secara empiris
maupun hasil penelitian
medis membuktikan bahwa
kandungan senyawa kimia
yang terdapat dalam
tanaman mengkudu
bermanfaat bagi kesehatan.
Hasil penelitian Victorson
dkk (2016) melaporkan
bahwa ekstrak buah
mengkudu memiliki efek
dalam menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus
wistar yang yang diinduksi
aloksan.
A. Telaah Pustaka
Menurut penelitian sebelumnya (Ayu Wulandari, dkk, 2022) dengan
jurnal Uji Efek Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia. L) Terhadap
Penurunan Glukosa Darah Tikus Putih. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen laboratorium menggunakan 6 kelompok tikus, tiap kelompok
terdiri atas 5 ekor tikus, yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol postif,
kelompok perlakuan ekstrak dosis 250, 500, dan 750 mg/kg BB. Penelitian
selama 28 hari. Data yang diperoleh dianalisa meggunakan uji statistik One
Way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan
ekstrak etanol daun mengkudu postif mengandung senyawa metabolit
sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Pemberian
ekstrak etanol daun mengkudu dosis 250, 500, dan 750 mg/kg BB dapat
memberikan efek penurunan kadar glukosa darah, tetapi tidak memiliki dosis
yang efektif dalam menurunkan kadar kadar glukosa darah pada tikus putih
jantan yang diinduksi streptozocin.
Menurut penelitian (Andita Nur Wijayanti, 2022), dengan jurnal Uji
Efektivitas Kapsul Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit). Penelitian Ini Dilakukan
Menggunakan mencit hiperglikemia yang diinduksi glukosa dengan
pembagian kelompok perlakuan antara lain: kelompok kontrol negatif,
kelompok kapsul ekstrak buah mengkudu dosis 1, dan kapsul ekstrak buah
mengkudu dosis 2. Kelompok yang diberi perlakuan kapsul ekstrak buah
mengkudu dosis 1 menunjukkan penurunan kadar gula darah sebesar
40,7±10,8 mg/dl dan dosis 2 sebesar 38,7±16,6 mg/dl. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kapsul ekstrak buah mengkudu memiliki efektivitas
dalam menurunkan kadar gula darah pada mencit.
Penelitian (Irenika Mega Prastiwi dkk, 2023) dengan judul Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Terhadap
7
8
B. Landasan Teori
1. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
a. Gambaran Umum Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Mengkudu berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 1000 SM,
penduduk Asia Tenggara berimigrasi dan mendarat di kepulauan
Polinesia. Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian
(Rubianceae), yang pada mulanya berasal dari wilayah daratan Asia
Tenggara dan kemudian menyebar sampai ke Cina, India, Filipina,
Hawai, Tahiti, Florida dan Kuba. Morinda citrifolia L. Juga dikenal
sebagai buah mengkudu yang diketahui begitu kaya dengan berbagai
ramuan pengobatan sehingga dikenal sebagai “ ratu tumbuhan”.
Tumbuhan ini mempunyai ketinggian 15 kali hingga 30 kaki,
berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Bunganya berwarna putih,
manakala buahnya yang sudah masak berbentuk polygon seperti
bentuk ubi kentang. Dalam buahnya mengandung biji benih yang
berwarna coklat. Buah mengkudu yang telah masak akan berubah
dari warna kuning menjadi warna putih (A.P Bangun dan B.
Sarwono, 2002:5).
b. Klasifikasi Mengkudu
Kerajaan : Plantae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : M. citrifolia
• Senyawa-Senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon
isometrik yang juga terdpat pada lemak / minyak esensial, yaitu
sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpenoid
membantu tubuh dalam memproses sistensis organik dan
pemulihan sel-sel.
• Zat Anti Bakteri
Zat antibakteri acubin, L. Asperuloside, alizarin, dan
beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat antibakteri.
Zat-zat yang terdapat di dalam buah mengkudu telah terbukti
menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi:
Pseudomonas aeuruginosa, Proteus morginii, Staphylococcuc
aureus, Bacillus subtilis, dan Eschericia coli. Penemuan zat-zat
antibakteri dalam sari buah mengkudu mendukung
kegunaannya untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek,
demam, dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh
bakteri.
• Asam
Asam askorbat yang ada di dalam tubuh mengkudu adalah
sumber vitamin C yang luar biasa. Vitamin C adalah slah satu
sumber antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk
menetralisir radikal bebas (partikel-partikel berbahaya yang
terbentuk sebagai hasil samping proses metabolisme yang dapat
merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan tubuh).
Asam kaproat, asam kaprilat, dan asam kaprik termasuk
golongan asam lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah
yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada buah mengkudu.
• Zat Nutrisi
Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain:
karbohidrat, protein, vitamin, mineral esensial juga tersedia
dalam buah maupun daun mengkudu. Selenium adalah salah
12
2. Diabetes mellitus
a. Definisi
Diabetes melitus (DM) atau diabetes merupakan penyakit
kelainan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia (kadar
glukosa yang tinggi dalam darah) karena kekurangan insulin,
resistensi insulin atau keduanya (Piero et al. 2014, Harikumar et al.
2015, Kharroubi dan Darwish 2015, Punthakee et al. 2018).
13
Tabel 2.1
Kriteria diagnosis untuk pra diabetes dan diabetes
d. Ekstraksi
Proses ekstraksi pada dasamya adalah proses perpindahan
massa dari komponen zat padat yang terdapat pada simplisia ke
dalam pelarut organik yang digunakan. Pelarut organik akan
menembus dinding sel dan selanjutnya akan masuk ke dalam rongga
sel tumbuhan yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan terlarut
dalam pelarut organik pada bagian luar sel untuk selanjutnya
berdifusi masuk ke dalam pelarut. Proses ini terus berulang sampai
terjadi keseimbangan konsentrasi zat aktif antara di dalam sel
dengan konsentrasi zat aktif di luar sel (Marjoni, 2016).
Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode dan cara
yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi itu sendiri. Sampel
yang akan diekstraksi dapat berbentuk sampel segar ataupun sampel
yang telah dikeringkan. Sampel yang umum digunakan adalah
sampel segar karena dapat mengurangi kemungkinan terbentuknya
polimer resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses
pengeringan. Penggunaan sampel kering juga memiliki kelebihan
yaitu dapat mengurangi kadar air yang terdapat di dalam sampel,
sehingga dapat mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat
aktivitas antimikroba (Marjoni, 2016).
18
e. Pelarut
Pemilihan penyari perlu mempertimbangkan berbagai faktor,
cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria antara lain murah
dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral,
selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan
tidak mempengaruhi zat berkhasiat.
Pelarut etanol merupakan pelarut universal yang memiliki
kisaran polaritas lebar sehingga mampu melarutkan senyawa yang
relatif polar dan nonpolar yang terkandung dalam tanaman. Etanol
sebagai cairan penyari dapat memperbaiki stabilitas bahan obat
terlarut, tidak menyebabkan pembengkakan membran sel, mampu
mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Etanol juga
dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan
kamir sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral,
absorbsinya baik,dapat bercampur dengan air dengan segala
perbandingan, dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih
sedikit (Depkes, 1987).
f. Metode Maserasi
Metode maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling
sederhana. Bahan simpilisia yang digunakan berupa serbuk kasar,
kemudian direndam dengan bahan pengekstrak (Voight, R. 1995).
Selain itu metode maserasi juga memiliki keuntungan salah satunya
yaitu peralatan yang digunakan sangat sederhana (Ami-arsi,
Yulianingsih,dan Sabari 2006).
g. Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya
terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain
yang sesuai (Kemenkes RI, 2014:49). Oleh karena itu, diperlukan
bahan baku alternatif lain yang melimpah, murah dan halal.
19
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat formulasi dan evalusi fisik sediaan kasul ekstrak
Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai pengontol gula
darah.
H1 : Terdapat formulasi dan evalusi fisik sediaan kasul ekstrak Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai pengontol gula darah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan
penelitian ini adalah membuat sediaan kapsul dari dengan tambahan ekstrak
bahan alam sebagai zat aktif yaitu formulasi dan evaluasi fisik sediaan kapsul
ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai pengontrol gula
darah.
21
22
4. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
penyebab terjadinya suatu perubahan pada variable lainnya. Variabel
bebas yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penambahan ekstrak
buah mengkudu (Morinda citrifolia L) sebagai penurun kadar gula darah.
5. Variable Terikat
Variabel terikat merupakan faktor yang di amati atau di ukur oleh
peneliti dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada atau tidaknya
pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
aktivitas penambahan konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda
citrifolia L).
6. Variable Terkendali
Variabel ini merupakan variabel terkontrol, variabel ini yang
menyebabkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat supaya
bisa tetap konstan. Variabe terkendali dalam penelitian kali ini yaitu
tanaman yang digunakan untuk di ektraksi adalah buah mengkudu
(Morinda citrifolia L).
7. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti akan tetapi tidak
dapat dilihat, diukur dan dimanipulasi. Pengaruhnya harus disimpulkan
dari pengaruh-pengaruh variabel bebas dan variabel terikat terhadap
gejala yang sedang diteliti. Variabel pengganggu dalam penelitian ini
adalah alat yang tidak steril, pengukuran bahan yang tidak tepat serta
konsentrasi larutan yang kurang tepat dan kontaminasi antar bahan kimia
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
E. Jalannya penelitian
1. Prepasi sampel
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Sampel yang telah dipanen disortasi basah dengan tujuan untuk
memisahkan sampel dari kotoran yang menempel atau sampel yang
rusak.
c) Dicuci sampel dengan menggunakan air mengalir hingga bersih,
selanjutnya ditiriskan sampel hingga tidak ada air yang menetes.
d) Dipotong kecil-kecil dengan tujuan untuk memperkecil ukuran
sampel dari batang buah mengkudu (Morinda citrifolia L),
kemudian sampel ditimbang.
e) Dikeringkan sampel di bawah sinar matahari dengan ditutupi kain
hitam.
f) Dilakukan sortasi kering dengan tujuan untuk memisahkan sampel
dari kotoran atau sampel yang rusak.
g) Dipotong buah yang sudah kering, dipisahkan antara daging buah
dan bijinya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
daging buah yang sudah kering
h) Dihaluskan sampel dengan menggunakan blender hingga
menghasilkan simplisia yang halus.
i) Ditimbang sampel kemudian diekstraksi menggunakan metode
maserasi secara sederhana.
24
Tabel 3.1
Formula Uji Evaluasi Fisik
28
29
yang dapat meningkatkan kekerasan tablet, selain itu amylum juga murah
dan mudah didapat. Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering
untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet
yang dicetak langsung. Konsentrasi amylum jagung sebagai bahan
pengikat adalah 5-10% (Setiawati, 2020).
2) Magnesium stearat digunakan sebagai lubricant (pelincir) karena zat
yang mempunyai pelumas yang baik. Bahan yang dimaksud yaitu garam-
garam stearat dan yang sering digunakan adalah magnesium stearat,
danmempunyai sifat hidrofobik sehingga akan menghambat pelepasan
bahan berkhasiat (Syofyan, dkk., 2015). Alasan pemilihan bahan dengan
konsentrasi 2% yaitu mempunyai sifat alir yang lebih baik, karena dapat
menghasilkan mutu fisik granul yang optimal (Tungadi, dkk., 2015).
Menurut HOPE edisi 8 (2017) magnesium stearat sebagai lubrikan
mempunyai persyaratan rentang konsentrasi 0,25-5 %.
3) Aerosil sebagai glidan berperan memacu aliran dengan jalan mengurangi
gesekan antar partikel. Selain itu alasan penambahan aerosil karena dapat
meminimalkan kecenderungan terpisahnya granul akibat adanya vibrasi
berlebihan (Permadi et al, 2021). Menurut HOPE (2017) aerosil sebagai
glidant mempunyai rentang konsentrasi 0,1-1%.
4) Avicel ph 101 merupakan aglomerasi dengan distribusi ukuran partikel
yang besar dan menunjukkan sifat alir serta kompatibitlitas yang baik.
Avicel ph 101 dalam konsentrasi kecil selain sebagai desintegran juga
berfungsi sebgaai antiadherent, yang berperan menguragi lengketnya ser-
buk pada permukaan punch atau dinding. Penggunaan avicel ph 101 baik
digunakan dalam metode granulasi kering karena memiliki sifat alir yang
baik, partikelnya berbentuk spheris (berbentuk bulat), serta memiliki
ukuran partikel yang besar dan mudah mengalir (Saputro, 2016).
Menurut HOPE (2017) avicel ph 101 sebagai penghancur mempunyai
rentang konsentrasi 5-10%.
30
B. Evaluasi Serbuk
1. Uji Kompresibilitas
Serbuk sebanyak dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml
kemudian permukaannya diratakan, volume yang terbaca adalah volume
tuang (V1). Alat Tapped Density dijalankan selama 3 menit 45 detik
(pengetukkan sebanyak 300 kali) sampai volume tetap (V2). Indeks
kompresibilitas dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
(𝑉1−𝑉2)
Indeks Kompresibilitas = x 100%
𝑉1
Tabel 4.1
Indeks Kompressibilitas dan Laju Alir
Tabel 4.2
Nilai % kompressibilitas
2. Uji Kelembapan
Evaluasi kadar lembab menggunakan alat moisture content. Seruk
ditimbamg 1 g, lalu dinyalakan lat hingga alat berbunyi dan jika lampu
pada alat sudah hijau, maka % kelembapan yang didapat adalah yang
tertera pada alat. Pengujian dilakukan dengan syarat kadar syarat kadar
lembab granul yang baik adalah kurang dari 2% (Syahrina & Noval,
2021).
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar air yang
terdapat di dalam granul. Jika kadar airnya tinggi, maka tablet akan
mudah ditumbuhi oleh mikroba, sifat alir serbuk tidak bagus, dan dapat
menyebakan tablet menjadi hidrofob sehingga tablet sulit dibasahi pada
saat disolusi dan sulit hancur di dalam lambung (Putra et al, 2019).
Menurut Muthmaina dkk, 2014 proses pengeringan pada uji ini penting
dilakukan karena dapat mengontrol massa granul agar tidak ditumbuhi
mikroba atau jamur. Kadar air yang rendah membuat granul menjadi
kering dan rapuh, sedangkan kadar air yang tinggi menyebabkan granul
menjadi basah dan memiliki daya alir yang buruk.
Granul dengan kelembapan yang tinggi akan sulit dikompressi
karena masa akan lengket pada mesin cetak dan menyebabkan capping.
Sedangkan jika kelembapan terlalu rendah akan menghasilkan tablet
33
mudah rapuh karena daya ikat antar tablet yang terlalu rendah. Dari hasil
praktikum didapatkan hasil 0,98% sehingga granul memenuhi syarat dan
siap untuk dicetak.
tinggi
Tan α = jari−jari tumpukan
Tabel 4.3
Diameter, Jari-Jari, dan Tinggi Kapsul
75,0% hingga 125,0% yang tertera pada etiket dan simpangan baku
relatif dari 10 satuan sediaan kurang dari atau sama dengan 6,0%.
Jika 2 atau 3 satuan sediaan terletak di luar jarak 85,0% hingga
115,0% dari yang tertera pada etiket, tetapi tidak di luar rentang 75,0%
hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku
relatif lebih besar dari 6,0% atau jika kedua kondisi gagal, uji 20 satuan
tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 3 satuan dari 30
terletak di luar rentang 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket
dan tidak ada satuan di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang
tertera pada etiket, dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan
tidak lebih dari 7,8% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan, 1995).
Tabel 4.4
Bobot Kapsul Utuh dan Cangkang Kapsul
Bobot cangkang
No Bobot kapsul utuh Bobot netto
kapsul
1 0,44g 0,10g 0,34
2 0,42g 0,10g 0,32
3 0,45g 0,11g 0,34
4 0,42g 0,10g 0,32
5 0,45g 0,10g 0,35
6 0,42g 0,10g 0,32
7 0,42g 0,10g 0,32
8 0,42g 0,10g 0,32
9 0,45g 0,10g 0,36
10 0,42g 0,10g 0,32
11 0,42g 0,11g 0,31
12 0,43g 0,09g 0,34
13 0,42g 0,10g 0,32
14 0,45g 0,10g 0,35
15 0,44g 0,10g 0,34
16 0,43g 0,10g 0,33
17 0,43g 0,10g 0,33
18 0,45g 0,10g 0,35
19 0,43g 0,10g 0,33
36
Tabel 4.5
Waktu Hancur Kapsul
3. Uji Disolusi
• Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
𝐺𝑟 1.000
N = 𝐵𝐸 𝑥 𝑉
𝐺𝑟 1.000
0,1 = 40 𝑥 100
0,1 x 40 = Gr x 10
4 = Gr x 10
Gr = 0,4 gram ad 100ml
• Pembuatan Dapar Pospat (pH 7,38)
KH2PO4 0,2 M = 50 ml
NaOH 0,2N = 3,6 ml
Aquadset = ad 9.000 ml
KH2PO4 0,2 M
50 𝑚𝑙
x 9.000 ml = 2,250 ml
200 𝑚𝑙
NaOH 0,2 N
3,6 𝑚𝑙
x 9.000 ml = 162 ml
200 𝑚𝑙
0,2 x 40 = 6,172 gr
8
= 1,269 gr
6,172
KH2PO4
𝑁 𝑔𝑟
M = 𝑉 = N = 𝑚𝑟 = BM = 136,08
𝑛
0,2 = 2,250 𝑚𝑙
38
𝑔𝑟
0,2 = 136,08 x 2,250 L
g = 0,2 x 306,189
= 61,236 gr
• Perhitungan Disolusi
➢ 30 Menit
y = bx + a
0,028 = 0,0290 x -0,1504
0,1784 = 0,0290 x
0,1784
=x
0,0290
6,151 ppm =x
x = 6,151%
➢ 45 Menit
y = bx + a
0,041 = 0,0290 x -0,1504
0,1914 = 0,0290 x
0,1914
=x
0,0290
6,600 ppm =x
x = 6,600%
➢ 60 Menit
y = bx + a
0,048 = 0,0290 x -0,1504
0,1984 = 0,0290 x
0,1984
=x
0,0290
6,841 ppm =x
x = 6,841%
39
Tabel 4.6
Konsentrasi dan Absorbansi Larutan Standar Kuersetin
Kuersetin
0,250
y = 0.0438x + 0.0177
0,200
R² = 0.9944
Absorbansi (y)
0,150
0,100
0,050
-
0 10 20 30 40 50 60 70
Konsentrasi (ppm)
Tabel 4.7
Konsentrasi dan Absorbansi Kapsul
A. Kesimpulan
Dalam praktikum projek kali ini, praktikan melakukan penelitian
mengenai formulasi dan evaluasi fisik sediaan kapsul ekstrak buah mengkudu
(Morinda citrifolia L. sebagai pengontrol gula darah, ditarik kesimpulan
bahwa di buat kapsul sebanyak 50, setelah itu dilakukan evaluasi dengan hasil
uji kompresibilitas memenuhi syarat, uji laju alir memenuhi syarat, uji sudut
diam memenuhi syarat, uji kelembapan tidak memenuhi syarat, uji
keseragaman bobot memenuhi syarat, uji waktu hancur memenuhi syarat.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan evaluasi yang tidak memenuhi syarat adalah
uji kelembapan, saean yang dilakukan adalah dilakukan pengovenan terlebih
dahulu agar syarat kelembapan rendah yang bertujuan agar kapsul tidak cepat
rusak.
41
DAFTAR PUSTAKA
A.P Bangun dan B. Sarwono, 2002, Khasiat dan Manfaat Mengkudu Jakarta: Agro
Media Pustaka,
Afifah, N. dan Kumalasari, R. 2009. Analisis Potensi Virgin Coconut Oil sebagai
Bahan Baku Pembuatan Hand Body Lotion pada industri Pemngolahan
Minyak Kelapa (Cocos Nucifera). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia.
Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.
Badan Standarisasi Nasional, 1996, SNI 01-4320-1996, 1996: Syarat Mutu Serbuk
Minuman Tradisional, Jakarta.
Depkes RI. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI,
1995.
Departemen Kesehatan RI. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI,
1979.
Devi IA, Shodiquna QA, Eni NW. Optimasi Konsentrasi Polivinil Pirolidon (PVP)
Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Etanol Rimpang
Bangle (Zingiber cassumunar Roxb). J Farmasi Udayana. 2018;7(2): 45-52.
42
43
Nurmalasari DP, Antara NS, Suhendra L. Kemampuan Bubuk Ekstrak Daun Cincau
Hijau (Premna oblongifolia Merr) Dalam Menstimulasi Pertumbuhan
Lactobacillus casei subs p. J Rekayasa dan Management Agroindustri. 2017;
5(4):11-20.
Sarwono Waspadji dkk, 2004, Pedoman Diit Diabetes Mellitus, Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.