Materi Pelatihan HD 785
Materi Pelatihan HD 785
Materi Pelatihan HD 785
Revisi : 00
Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN
Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat
i
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan
dan kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator HD 785-7” dapat
selesai tersusun.
Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti
maupun keterampilan.
Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam
penyusunan Materi Pelatihan Operator 785-7 ini masih terdapat beberapa kekurangan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan
Jakarta,
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... iii
SAFETY ................................................................................................................................................................. 1
POWER LINE ..................................................................................................................................................... 23
INSTRUMENT PANE....................................................................................................................................... 86
METODE & TEKNIK OPERASI..................................................................................................................
MAINTENANCE.................................................................................................................................................
iii
GENERAL SAFETY 1
SAFETY GENERAL
1.1.1 Pengertian umum
Mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Manusia
Tidak ada
kecelakaan
Mesin
Pengawasan Lingkungan
Terhadap 4 M Kerja yang aman
Material
Lingkungan
kerja aman
Metode
3. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat, Untuk itu dapat diambil
langkah – langkah :
1. Zaman purbakala
Manusia bertahan dari kondisi alam : baju dari bulu hewan, alas kaki dari kulit dan
sebagainya
2. Tahun 1700 SM.
1. Untuk mencapai produksi maka perlu keselamatan kerja, artinya tidak ada
kecelakaan oleh karena itu perlu pencegahan.
2. Ingat Produksi
Tidak ada produksi jika ada kecelakaan. Oleh karena itu : kecelakaan harus dicegah atau
dihindarkan.
3. Pencegahan merupakan kunci dari produksi
Oleh karena itu pencegahan adalah keselamatan kerja, maka keselamatan kerja adalah
kunci dari produksi.
Perusahaan
Kehilangan kesempatan memakai tenaga manusia.
Pegawai
Untuk ditempatkan pada pekerjaan – pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan jiwanya dan
menjamin bukan saja keselamatan dirinya tetapi juga teman sekerjanya.
Pelanggan
Hubungan kerja yang lebih baik dan sempurna.
Masyarakat
Hubungan kerja masyarakat yang lebih baik dan sempurna.
- Menjamin pekerjaan
- Menguntungkan masyarakat
- Kesedihan / kesusahan
~ Tanggung Jawab
1. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua orang (dari pimpinan
perusahaan sampai dengan bawahan).
3. Keselamatan kerja merupakan keadaan yang bebas dari segala bahaya dan
bukannya bekerja dengan bahaya atau kecelakaan.
- Pemahaman tentang :
Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga semula dan tidak
diingini.
Dapat terjadi sewaktu-waktu dan mempunyai sifat yang merugikan terhadap
manusia maupun terhadap alat-alat dan material.
Produksi terganggu
Penderitaan keluarga
- Bergurau
- Koordinasi kurang
- Reaksinya lamban
- Grogi
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
GENERAL SAFETY 6
- Emosional
- Pemarah
3. Fisik
- Terlalu lelah
- Tuli
- Cacat jasmani
- Sakit jantung
Biaya Langsung
membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan
bahan juga berbahaya bagi lingkungan hidup.
Dengan adanya hal-hal yang merugikan di atas, maka timbullah suatu program
pencegahan bahaya-bahaya yang muncul di tempat kerja tersebut dalam bentuk Program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan manajemen modern,
maka muncul pula apa yang disebut Manajemen Keselamatan Kerja.
Orang yang selamat, tidak akan dapat berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu
kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA,
keselamatan kerja disebut sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan selamat apabila
lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntutan dunia yang gencar akan penyelamatan
lingkungan hidup juga membuka mata kita bahwa tidak ada usaha yang langgeng jika tidak
memperhatikan permasalahan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara integral
memadukan pengelolaan K3 dan Lingkungan Hidup ini menjadi Manajemen K3 & LH.
Sebelum adanya Program Pencegahan Kecelakaan di Afrika Selatan, tahun 1951, insiden
yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4% dari keseluruhan tenaga kerja. Pada
tahun 1993, angka ini menjadi 1,7%. Hal ini disebabkan salah satunya oleh Sistem (NOSA-5
Star) yang mengidentifikasi sebab-sebab dari insiden serta menunjukkan di daerah mana
diperlukan perhatian bagi manajemen dan karyawan.
Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak (manajemen, karyawan
dan pemerintah) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menurunkan angka
kerugian, baik berupa cedera pada manusia, kerusakan harta benda, proses, maupun
lingkungan.
Tanggung jawab moral maupun legal harus disadari dan dipahami oleh kedua pihak
(manajemen dan karyawan. Sebagai bonus dari turunnya angka kerugian ini, sebenarnya bisa
didapatkan:
1. Produktivitas yang meningkat,
2. Semangat kerja yang lebih tinggi,
3. Kesehatan karyawan yang lebih terjamin,
4. Ketenangan bagi keluarga karyawan.
Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya, mempunyai dampak sosial dan
psikologis yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi Perusahaan sendiri, kerugian
harta benda dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi.
PRINSIP MANAJEMEN
Adanya Manajemen Keselamatan Kerja, berarti kita mengukur kinerja Keselamatan
Kerja suatu perusahaan. Suatu prinsip yang diterapkan dalam Keselamatan Kerja untuk
melengkapi siklus dari Plan, Do, Check, Action ataupun Planning, Organizing, Leading, &
Controlling dapat digambarkan sebagai I S S M E C.
S Set Standards of Practice and Procedures (menetapkan standar dari Praktek dan
Prosedur),
S Set Standards of accountability (menetapkan standar dari pertanggungan gugat),
M Measure performance against standards (mengukur kinerja terhadap standar),
E Evaluate compliance with standards (evaluasi pemenuhan terhadap standar),
C Correct deficiencies and deviations (Koreksi terhadap kekurangan dan deviasi).
Setiap orang yang ada di perusahaan harus memastikan bahwa prinsip ISSMEC ini
diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk setiap tugas
dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya: Manajer, Kontraktor dan Sub-kontraktor,
Karyawan (full time maupun parttime) dan Tamu.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan menempatkan
pencegahan-pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya-bahaya tersebut. Semua
orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan dengan baik.
Perwakilan K3 mempunyai peran yang penting untuk memberikan saran bagi manajemen dan
karyawan tentang masalah yang ada.
INSIDEN
Insiden adalah hasil dari dua atau lebih bahaya berinteraksi dengan cara yang tidak
direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa saja sangat
kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut insiden. PAMA
tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak diinginkan, yang berpotensi
menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah insiden.
Hal ini disebabkan karena adanya teori Piramida Kecelakaan. Teori ini
mengemukakan bahwa kita perlu mengetahui dan mencegah insiden-insiden yang nyaris
menimbulkan korban (Near-Miss) – yang perbandingannya 600 : 1 bila dibandingkan dengan
insiden besar/fatal – agar kita dapat mencegah insiden yang lebih besar.
Fatal / Kematian
1
10 Luka Ringan
30 Property Damage
10.000
Tindakan & Kondisi Tidak Aman
SEBAB-SEBAB INSIDEN
Jika dua (atau lebih ) bahaya berinteraksi secara tidak direncanakan, timbul insiden. Bahaya
(hazard) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus memiliki potensial mendekat
dan bertabrakan. Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu atau mengganggu
suatu tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak ada. Cara mendekat akan
terjadi satu dari tiga cara.
A B
A B
A B
Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan massa, entah itu
kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden terjadi saat dua bahaya
mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak-dapat-kembali (point-of – no- return)
kemudian bertabrakan.
Studi menunjukkan bahwa Insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa memicu peristiwa
berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat setiap langkah dan
mengidentifikasi hal-hal di dalam tiap kategori.
Solusinya: deskripsi tugas yang jelas, sesuai dengan seleksi dan penempatan, seleksi pra
jabatan dan pemeriksaan kesehatan periodik. Yang termasuk dalam Faktor Pekerjaan
diantaranya ialah:
1. Kekurangan mekanikal
Solusinya: survei yang luas dan terstruktur, rencana tindakan dan evaluasi yang terus-
menerus
Fungsi Planning, Organising, Leading dan Controlling (POLC) atau dalam terminologi Astra:
PDCA, adalah sangat vital dalam melakukan pengendalian terhadap fase ini. Sebuah proses
terstruktur yang terdiri dari identifikasi dan evaluasi juga diperlukan untuk memastikan bahwa
standar kerja mencukupi terhadap mekanisme pengendalian.
Dalam lingkungan sosial, dapat diterima bahwa orang mempunyai karakter yang bermacam-
macam dan mereka mempunyai tindakan / respons berbeda-beda walaupun ditempatkan pada
situasi yang sama.
Hal ini tidak selalu praktis jika diterapkan di lingkungan kerja. Kerja membutuhkan disiplin
agar peralatan tidak rusak akibat kecerobohan pegawai. Beberapa contoh kasus ialah:
menyalakan peralatan tanpa peringatan terlebih dahulu, tanpa memastikan bahwa rekan kerja
dalam posisi aman; Melepaskan pelindung mesin; Bergurau atau bercanda di sekitar alat yang
bergerak; dll.
Solusi: Karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal-hal yang
mungkin terjadi, bahaya apa yang mungkin menimpa dirinya. Beberapa kewajiban karyawan
antara lain: menghadiri pelatihan, mengikuti instruksi dan prosedur, melaporkan bahaya atau
kekhawatiran, dan memastikan bahwa hal-hal ini dikerjakan.
BIAYA
Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi bisa menutup
sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi harus dibayar. Biaya yang
tidak diasuransi lebih sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi daripada biaya yang
diasuransi atau biaya yang jelas. Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu
henti, kerugian properti, mesin dan produk.
PSMS
2% 88%
10%
Dari penyelidikan yang luas terhadap sebab-sebab kecelakaan, terbukti Faktor Manusia
memegang peranan penting, yakni 88% dari semua kecelakaan. Faktor Engineering
berkontribusi 10% dan hanya 2% yang disebabkan oleh ‘takdir’ atau tak dapat dijelaskan.
BIAYA KECELAKAAN
BERBENTUK GUNUNG ES
Biaya Kecelakaan
Rp. 1 Juta
• Perawatan Dokter
• Biaya Kompensasi
b. Pelajari semua larangan, tindakan pencegahan dan peraturan tentang prosedur kerja. Taati
semua peraturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja selama mengoperasikan atau
merawat dump truck.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kecermatan operator dalam mengatasi bahaya dan
dapat mengakibatkan kecelakaan.
Memahami PPPK
Dari uraian tugas tersebut di atas, maka yang akan menentukan adalah sikap
manusia/operator dalam melakukan pekerjaan dengan memenuhi peraturan-peraturan yang
berlaku antara lain :
Menggunakan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja/operator yang bersangkutan
antara lain : helm, kaca mata masker, sarung tangan, pakaian kerja, penutup telinga,
sepatu kerja, dan menggunakan safety belt.
Mengenal kondisi-kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam lokasi/tempat kerja,
antara lain : mengenal medan kerja, dan jenis material.
Memahami alat keamanan dan alat keselamatan kerja yang dipasang di lokasi/tempat
kerja antara lain rambu-rambu kerja, tanda-tanda bahaya pada lokasi tertentu dan
lampu-lampu keamanan
ISTILAH – ISTILAH
1. Bahaya (danger)
Perkataan ini digunakan pada pesan pengaman dan
label pengaman dimana terdapat kemungkinan
besar terjadinya kecelakaan yang serius atau DANGER
kematian , jika resiko tidak terhindari .
Label atau pesan pengaman biasanya berisi peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari
resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
2 Peringatan (warning)
Perkataan ini diginakan pada pesan atau label
pengaman dimana terdapat situasi yang berpotensi
untuk terjadinya kecelakaan atau kerusakan yang WARNING
serius bahkan kematian , jika tidak dapat
menghindari resiko yang berbahaya.
3. Perhatian (caution)
Perkataan ini digunakan pada pesan dan label
pengaman untuk resiko yang dapat menyebabkan
kecelakaan atau luka ringan jika tidak dapat
CAUTION
menghindarinya. Kata ini juga merupakan
perkataan untuk resiko yang merupakan satu – satunya penyebab terjadinya kerusakan pada
alat.
4. Catatan (notice)
Perkataan ini digunakan untuk peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari tindakan
yang dapat mengurangi umur alat.
3. Pelindung pernafasan.
5. Baju pelindung.
KEBAKARAN
Kebakaran adalah salah satu bentuk dari insiden/kecelakaan. Kebakaran dapat lebih mudah
dicegah kalau kita mengetahui dasar-dasarnya.
SEGI TIGA API
Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran dapat digambarkan dalam
“Segi Tiga Kebakaran”. Ketiga kakinya menggambarkan : Bahan Bakar, Oxygen dan Panas.
Apabila ketiga unsur ini bereaksi dalam kondisi yang tepat, maka terjadilah kebakaran.
Contoh, bensin tersulut api akan terbakar karena ketiga unsur tersebut bertemu dengan tepat,
bensin dengan uapnya merupakan bahan bakar, oxygen ada diudara dan panas dari api.
Untuk memadamkan kebakaran maka kita harus memisahkan salah satu unsur kebakaran
tersebut. Apakah itu oxygennya, atau bahan bakarnya, atau panasnya. Sedangkan untuk
mencegah kebakaran kita harus memisahkan ketiga unsur kebakaran tersebut agar tidak saling
bereaksi.
PAN
PAN
AS
AS
IGEN
IGEN
OKS
OKS
BAHANBAKAR
BAHANBAKAR
Memisahkansalahsatuunsur akan
mem adam kanataum encegah
kebakaran
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan bahan bakar yang terbakar. Klasifikasi ini membagi
kebakaran dalam 4 (empat) kelas, yaitu sebagai berikut :
1. Kelas A.
Dalam kebakaran kelas A, bahan yang terbakar adalah bahan-bahan biasa, seperti : sampah,
kayu, kertas, dan lain-lain. Kebakaran kelas A ini dipadamkan dengan mendinginkan dan
menyiramkan bahan pemadam seperti air atau soda acid.
2. Kelas B
Dalam kebakaran kelas B yang terbakar ialah bahan-bahan seperti : cat, minyak, pelumas,
bensin, terpentin atau cairan mudah terbakar lainnya. Cara memadamkan kebakaran ini adalah
dengan cara menggunakan bahan yang dapat memisahkan atau menutup oksigen dari api,
seperti : busa, dry chemical (serbuk kimia).
3. Kelas C
Dalam kebakaran kelas C, bahan yang terbakar dapat berupa bahan-bahan kelas A atau kelas
B namun di dalamnya terdapat instalasi listrik yang bertegangan. Sehingga untuk
memadamkannya harus menggunakan bahan yang tidak dapat mengalirkan listrik. Cara
memadamkannya dimulai dengan memutuskan aliran listriknya kemudian memadamkannya
dengan menggunakan alat pemadam yang terdiri dari gas atau tepung kimia kering. Fungsinya
disini adalah menyekat oksigen dan mengurangi panas. Penggunaan tepung kimia kering
dapat menimbulkan korosif sedangkan penggunaan gas tidak.
4. Kelas D
Kebakaran kelas D meliputi tepung logam yang terbakar seperti : magnesium, aluminium,
seng dll.
Untuk memadamkannya digunakan tepung kimia kering atau pasir.
2. Alat pemadam api menggunakan bahan busa/Foam ; terdiri dari : natrium bicarbonat,
aluminium sulfat, air. Alat ini baik dipergunakan untuk kebakaran kelas B
Cara menggunakannya:
Balik/putar posisi alat pemadam, dan segera balikan lagi ke posisi asal
Dapat dipergunakan dengan baik bila tidak ada angin atau arus udara
Cara mempergunakan :
Buka pen pengaman
Keterangan gambar :
1. Tangkai penekan
2. Pen pengaman
3. Saluran pengeluaran
5. Horn (corong)
Jenis ini efektif untuk kebakaran jenis B dan C, juga dapat dipergunakan pada kebakaran
kelas A.
Bahan yang dipergunakan :
Serbuk sodium bicarbonat/natrium sulfat
Gas CO/Nitrogen
Cara mempergunakan
- Buka pen pengaman
- Buka timah penutup
- Tekan tangkai penekan/pengatup
- Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.
Cara mempergunakan :
Buka pen pengaman
Keterangan gambar :
(1) Pengaman (5) Pipa saluran Gas
2. Mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kematian, jika bahaya tersebut sudah ada
seperti pada korban yang shock, terjadi pendarahan yang luar biasa atau pada korban yang
pingsan.
4. Mencegah infeksi, artinya berusaha supaya infeksi tidak bertambah parah yang disebabkan
perbuatan – perbuatan atau pertolongan yang salah.
b. Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau penolong
c. Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri penolong
Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian
terkait (missal 118 atau Rescue Team Perushaan)
3. Memberi pertolongan
Mempercepat kesembuhan
Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang lebih tepat
dapat diberikan
b. Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi jangan
terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih ahli atau bagian
yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter atau rumah sakit terdekat
Kewajiban memakai
pelindung mata
Spesifikasi Unit
Detail Of Dimension
HD 785-5
HD 785-7
HD 785-5 HD 785-7
POWER TRAIN
1. Engine (SAA12V140)
2. Output Shaft
3. Front Drive Shaft
4. Brake Cooling Pump
(SAR(4)180+180)
5. Torque Converter Trasmission
Charge Pump and Brake Cooling
Brake Control Pump
(SDR(30)100+100+SAR(1)25)
6. PTO
7. Torque Converter
8. Transmission
9. Rear Drive Shaft
10. Differential Gear
11. Drive Shaft
12. Brake
13. Tire
14. Final Drive
15. Parking Brake
16. Steering, hoist anda hoist control
pump (SAR(4)180+180+(1)6)
1. ENGINE
Konstruksi Engine SA12V140
k. Muffler
Sebagai peredam suara engine, menahan percikan api dan menurunkan temperature gas
buang.
l. Exhaust Pipe
Sebagai saluran akhir gas buang / bekas yang akan keluar ke udara bebas.
m. Dust Indicator
Mengetahui kondisi air cleaner, apakah tersumbat atau tidak.
n. Vacuator Valve
Membuang kotoran atau debu yang masuk ke ruangan air cleaner. Bekerja pada saat
engine mati.
2. Fuel System
A. Fuel System HD785-5
c. Tempat kondensasi penimbunan udara dalam fuel tank atau fuel yang
tercampur gelembung gelembung udara.
b. SCREEN
Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang terbawa fuel akan masuk ke fuel system
c. DRAIN
Fungsi : Untuk mengeluarkan / membuang fuel yang tercampur air & kotoran.
d. WATER SEPARATOR
Fungsi : Memisahkan bahan bakar dengan air dari fuel tank sebelum masuk ke feed pump.
e. FEED PUMP
Fungsi : Mengirimkan bahan bakar dari fuel tank ke sistem dengan tekanan rendah yaitu
berkisar antara 1,2 – 2,6 Kg / cm2.
f. FUEL FILTER
Fungsi : Untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada solar sebelum dialirkan di Fuel
Injection Pump (HD 785-5) / Fuel Supply Pump (HD 785-7).
g. FUEL INJECTION PUMP
Fungsi : Mensuplai bahan bakar dengan tekanan tinggi ke nozzle dan menentukan saat
injection .
h. NOZZLE
Fungsi :Menyemprotkan bahan bakar ke ruang pembakaran
i. RETURN LINE
Fungsi : Mengembalikan fuel ( bahan bakar ) yang lebih dari nozzle ke fuel tank.
Common Rail
1. Flow dampers
2. Common Rail Fuel Pressure
Sensor
3. Pressure limiter
4. Cmmon Rail
- Flow dampers berfungsi untuk meredam pressure pulse di dalam pipa bertekanan tinggi
dan mensuplai bahan bakar ke injector-injector dengan tekanan yang stabil.
- Pressure limiter akan terbuka saat tekanan di common rail mencapai 140 Mpa (1.430
kg/cm2) untuk me-realease tekanan tersebut.
- Bila tekanan di common rail di bawah 30 Mpa (310 kg/cm2) maka pressure limiter akan
tertutup dengan sendirinya untuk mempertahankan tekanannya.
3. Lubrication System
A. Lubrication system HD 785-5
1. Oil pan
2. Oil Strainer
3. Oil pump (three gear pump)
4. Main relief valve
5. Oil cooler
6. Regulator valve
7. Oil cooler by – pass valve
8. Oil filter
9. Oil filter safety valve
10. Main gallery
11. Crank shaft
12. Cam shaft
13. Rocker arm
14. Cam follower
15. Intake & exhaust valve
16. Piston
17. Piston cooling nozzle
18. Timing gear
19. Turbo charger
20. Fuel injection pump (without
governor)
21. Fuel injection pump (with
governor)
22. By Pass Filter
W : Cooling water
b. STRAINER
Fungsi : Penyaring oil dari kotoran yang kasar
c. OIL PUMP
Fungsi : Mengirimkan oil dari oil pan ke sistem. Adapun kapasitas debit oli pada pompa ini
adalah 430 l/min – 480 l/min.
d. SCAVENGING PUMP
Fungsi : Membantu memompakan oil pada waktu unit mendaki maupun menurun
sehingga selalu ada pelumasan pada lubricating system.
f. OIL COOLER
Fungsi : Untuk mendinginkan oil dengan perantara sirkulasi air pendingin atau dengan
media pendinginnya adalah air ( water ).
g. REGULATOR VALVE
Fungsi : Mengatur tekanan oil dalam system dengan tekanan yang telah ditentukan 402 -
49 kPa {4.1 - 0.5 Kg/cm²}
i. OIL FILTER
Fungsi : Membersihkan oil dari kotoran dari partikel lain yang timbul selama sirkulasi,
sehingga dapat memperpanjang daya tahan umur engine.
l. BY PASS FILTER
Fungsi : Menyaring oil dari oil pan lewat main gallery dan sebagai pendingin oil, karena
tempatnya di luar dari engine.
m. MAIN GALERY
Sebagai saluran utama oil didalam block engine dan sebagai pusat pendistribusian oil ke
seluruh komponen yang memerlukan pelumasan.
OIL
Fungsi :
1. Sebagai pembersih 5. Sebagai pencegah anti karat
2. Sebagai pendingin 6.Sebagai pemindah tenaga pada hydraulic dan brake system
3. Sebagai penyekat 7. Sebagai media pemindah daya pada torque converter
4. Membentuk lapisan film minyak
PELUMAS
System pelumasan pada engine sangat penting sekali, dalam hal ini fungsi oil di
samping sebagai pelumasan juga digunakan untuk pendingin, peredam getaran, pembersih,
penyekat, sebagai bantalan dan anti karat.
Aliran oil dari system pelumasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Oil dari oil pan mengalir ke oil pump dan disaring terlebih dahulu oleh strainer.
2. Dari oil pump dialirkan dengan tekanan ke oil cooler untuk didinginkan, kemudian ke
oil filter yang menyaring kotoran – kotoran yang lebih halus dari oil tersebut
3. Dari oil filter diteruskan ke main gallery didalam cylinder block dan selanjutnya ke
bagian – bagian engine yang peru dilumasi .
VISCOSITAS MINYAK PELUMAS
Viscositas menunjukan derajat kekentalan minyak pelumas, makin besar viscositas
minyak pelumas akan semakin kental .
Viscositas dinyatakan dalam SAE ( Society of Automative Engineer ).
Contoh, SAE 10 , SAE 40 dll . Standart hydrolik oli dinyatakan dalam ISO-VG (International
Standars Organization-Vicosity Grade). Standar kekentalan grease dinyatakan dalam NL-GI
(National Lubricating Grease Institute).
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Klasifikasi dinyatakan API Service (American Petrolium Institute) klasifikasi menunjukan
kwalitas dari minyak pelumas. Semakin berada pada urutan bawah berarti
semakin baik ( semakin banyak memenuhi fungsinya ). Contoh : Diesel Engine .
TABEL KELAS OIL PELUMAS
Kelas
Penggunaan
Baru Lama
CA DG Diesel engine natural aspirated , Operasi ringan
CB DH Diesel engine natural aspirated , Operasi menengah
CC DM Diesel engine , Turbocharger , Operasi menengah
CD DS Diesel engine , Tubocharger , Operasi berat
4. Cooling System
A. Cooling System HD 785-5
1. Radiator
2. Cooling fan
3. Water pump
4. After cooler
5. Oil Cooler
6. Corrosion resistor
7. Air Compressor
8. Thermostat housing
9. Oil cooler
10. Oil cooler By – pass
A: Lubrication Oil
1. Radiator
2. Cooling fan
2A. Hydraulic fan motor
3. Water pump
4. Oil Cooler (for Engine)
5. Corrosion resistor
6. Thermostat housing
7. Oil Cooler (for Power Train)
8. Oil Cooler by pass circuit
(for Power Train)
9. Air Bleeding
10. Turbocharger
A: Lubrication Oil
Thermostat bertipe piston ketika body pengindra dipanasi volume lilin pada body pengindra
( sensing body ) mengembang dan lewat sebuah jarum, yang ditanam pada karet
menyebabkan valve membuka saluran yang menuju ke radiator.
THERMOSTAT HOUSING
Rumah - rumah thermostat terdiri atas dua thermostat dengan type piston, plate bagian bawah
( dasar ) dari rumah – rumah thermostat dilengkapi dengan sebuah lubang yang
mana melewati. Lubang inilah bagian – bagian pendingin ( air pendingin )
mengalir kembali ke cylinder block.
Pada kondisi begini aliran yang melewati radiator dikurangi apalagi bila thermostat –
thermostat sepenuhnya membuka.
4. WATER PUMP : Men-supply / memompakan air dengan aliran yang bertekanan tinggi
kedalam system pendingin.
5. Electric System
b. Pengetahuan Dasar
Fungsi
System Kelistrikan pada suatu unit berfungsi sebagai sarana untuk penyediaan
arus listrik untuk berbagai keperluan unit, mulai dari pemanasan awal, sampai dengan
unit beroperasi (Untuk memenuhi kebutuhan pada semua system elektriknya).
Prinsip Kerja
Saat preheating switch di-ON-kan, arus listrik akan mengalir dari battery ke
glow plug. Glow plug merubah listrik menjadi tenaga panas sehingga udara yang ada
di intake manifold menjadi panas dan engine mudah untuk dihidupkan pada saat cuaca
dingin. Jika terjadi short pada sirkuit ini, maka circuit breaker akan memutus arus
sehingga mencegah terjadinya kebakaran pada sistem kelistrikan unit.
b.2 Starting
Gambaran Umum
Sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menghidupkan starter motor. Adapun gambar
skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :
Prinsip Kerja
Saat starting switch di posisikan START, maka aliran listrik akan mengalir dari
battery ke starting motor. Starting motor akan merubah tenaga listrik menjadi tenaga
gerak sehingga dapat memutarkan flywheel dan engine akan hidup. Saat engine sudah
hidup/putar, safety relay akan memutuskan arus listrik ke starting motor sehingga
starting motor berhenti berputar dan disengaged dari flywheel
b.3 Charging
Gambaran Umum
Menghasilkan dan mengirimkan arus dari alternator ke battery. Adapun gambar skema
dari rangkaian sistem pengisian, adalah sebagai berikut :
Prinsip Kerja
Saat engine sudah hidup, altenator juga mulai berputar dan menghasilkan arus listrik
untuk disupply ke battery. Agar voltage dan arus yang keluar dari alternator tetap
stabil, maka diatur oleh regulator.
b.4 Lighting
Gambaran Umum
Sistem ini bertujuan untuk mengaktifkan lampu-lampu yang ada pada unit. Adapun
gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :
Prinsip Kerja
Saat salah satu switch lampu / monitor diaktifkan, maka arus dari battery akan
mengalir ke lampu, sehingga lampu akan menyala.
2. Battery
Fungsi : Sebagai penyimpan arus listrik dengan cara merubah tenaga kimia menjadi
tenaga elektrik.
3. Battery Relay
Fungsi : Secara otomatis memutus dan menghubungkan battrey dengan ground dan
mencegah hubungan singkat bila battery tidak digunakan.
4. Safety Relay
Fungsi : Mencegah / pengaman agar starting motor tidak berputar pada saat engine
hidup atau kunci kontak di posisi START.
5. Regulator
Fungsi :
Menjaga agar tegangan yang keluar dari alternator / generator tetap konstan 28-
29V.
Menjaga agar arus yang keluar dari generator tidak lebih dari 13A.
Menghubungkan generator dengan battery bila tegangan generator lebih tinggi
dari batery dan memutuskan bila tegangan battery lebih tinggi dari generator.
6. Starting Switch
Fungsi : Memutuskan dan menghubungkan arus sumber listrik dengan komponen
sistem Elektrik lainnya.
8. Glow plug
Fungsi : Sebuah alat pemanas yang dengan komponen-kompoenen lain akan
memanaskan Udara untuk pembakaran pada engine.
9. Circuit Breaker
Fungsi : Mencegah kerusakan komponen-komponen dan kabel-kabel pada sistem
pemanas awal yang dikarenakan hubungan singkat.
Type Battery
1. Battery Type Basah : Battery type ini adalah terdiri dari element –element yang
telah diisi penuh dengan muatan listrik atau ( full charger ) dan dalam
penyimpanannya telah diisi pula dengan electrolite. Battery ini tidak bisa
dipertahankan dalam kondisi full charde , sehingga harus diisi secara periodik.
2. Battery Type Kering : Terdiri dari plate – plate ( positip& negatip ) yang telah
diisi penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan
electrolite. Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering.
Perawatan Battery
Beberapa point yang harus kita lakukan atau patuhi untuk Antara lain :
1. Air battery harus standart
2. Vent plug battery harus terbuka , bersih jangan sampai tersumbat
3. Terminal – terminal battery harus kencang dan kutub – kutubnya harus bersih
4. Menghindari terjadinya hubungan singkat
5. Menjaga kebersihan battery
6. Menghindari start engine yang terlalu panjang melebihi dari 10 s/d 20 detik
7. Apabila terjadi start yang gagal maka tunggulah sekitar 2 menit baru diulangi lagi
2. Recharging
Fungsi : Sebagai proses pengisian kembali battery yang kapasitasnya terpakai saat
Discharging
3. Larutan Electrolite
Fungsi : Hasil campuran antara asam sulfat 30% dan air 64% akan menghasilkan
electrolite yang berat jenisnya 1.270 pada 80o F (27o C).
4. Kapasitas Battery
Fungsi : Adalah muatan listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap
sampai mencapai voltage akhir ( terminal voltage ).
5. Terminal Voltage
Fungsi : Batas tegangan battery yang diijinkan pada saat discharging dan recharging.
6. Pengetesan Battery
Fungsi : Bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah battery harus dicharging atau
diganti ( rusak ). Methode pengetesan battery ada 2 cara :
a. Specific grafity test : Adalah pengetesan pada berat jenis electrolite dengan
menggunakan alat hydrometer
b. High rate discharge : Alat yang digunakan adalah variable resistor dengan
meter dan lain – lain.
2. Fuel System
a. Pastikan persediaan bahan bakar dalam fuel tank sebelum operasi.
b. Isilah bahan bakar jika persediaan bahan bakar tinggal ¼ dari jumlah volume fuel tank.
c. Buang ( drain ) endapan, kotoran atau air yang berada di dasar fuel tank.
d. Periksalah water separator ( jika mungkin ).
e. Gantilah fuel filter sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
f. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem bahan bakar ini.
g. Isilah bahan bakar setelah selesai operasi untuk menghindari terjadinya kondensasi
( penguapan ) air dalam fuel tank.
3. Lubricating System
a. Periksalah kondisi dan permukaan oil sebelum menghidupkan engine.
b. Gantilah oil dan filternya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan .
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pelumasan ini.
4. Cooling System
a. Periksalah kondisi dan permukaan air pendingin (radiator).
b. Perhatikan jadwal penggantian air pendingin berikut zat anti karatnya
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pendinginan ini
a. Oil Up
Adalah kasus naiknya oil ke ruang bakar yang disebabkan keausan pada ring piston
atau cylinder liner, sehingga oil tersebut akan terbakar. Peristiwa ini terjadi karena
ketidakmampuan ring piston mengikis oil yang ada di dinding liner, disebabkan clereance
antara dinding liner dengan ring piston sudah melebihi batas toleransi. Tentunya saat
langkah piston dari TMA ke TMB.
b. Oil Down
Adalah kasus turunnya oil keruang pembakaran yang disebabkan keausan pada valve g
uide atau insert valve, sehingga oil akan menyelusuri batang valve dan berakhir jatuh ke
ruang bakar dan terbakar saat proses pembakaran.
c. Blow By
Adalah kasus kebocoran tekanan compressi yang disebabkan keausan pada ring
compressi piston atau cylinder liner yang mengakibatkan sebagian tekanan tersebut meniup
ke arah oil pan dan memaksa oil yang ada di dalam oil pan menguap
keluar melalui breather engine. Peristiwa ini terjadi pada saat piston bergerak dari TMB ke
TMA.
d. Engine Hunting
Merupakan kasus tidak normalnya suplay bahan bakar yang masuk ke sistem
pembakaran yang disebabkan adanya gelembung – gelembung udara
pada saluran mauk bahan bakar.
e. Over Fueling
Adalah kasus berlebihan bahan bakar didalam nozzle karena saluran bahan bakar
yang kembali ke fuel tank ( Fuel Return ) mengalami hambatan. Akibatnya engine agak
sulit dimatikan.
f. Over Running
Adalah kasus kecepatan unit melebihi putaran engine ( Rpm ).
Komponen utama dari vibration dumper pada produk komatsu type HD 785 adalah rubber
( karet ).
1. Fungsi :
a. Meredam gaya puntir yang dihasilkan oleh torque engine pada saat accelerasi.
b. Melindungi engine dari hentakan / goncangan (tidak normal) yang berasal
dari power train.
2. Lokasi :
Terpasang pada flywheel engine (outer body terpasang pada engine, sedangkan inner
body terpasang pada out put shaft atau power train).
3. Prinsip Kerja :
Tenaga engine dipindahkan ke flywheel dan outher body dan inner body
(Power train ) dibatasi oleh karet / rubber, yang berfungsi sebagai peredam.
Akhirnya tenaga engine diteruskan melalui inner body atau out put shaft ke torque convert
er / power train lainnya.
3. DRIVE SHAFT
Berfungsi sebagai penghubung (meneruskan putaran) komponen-komponen power
train.
- Front drive shaft menghubungkan output shaft dengan pto
- Rear drive shaft menghubungkan transmission dengan differential.
- Axle drive shaft menghubungkan differential dengan final drive.
5. TORQUE CONVERTER
a. Pengetahuan Dasar / Umum
1. Lokasi : Lokasi dari torque converter antara engine dengan torqflow transmission
2. Fungsi: Sebagai pemindah tenaga dari engine ke transmisi dengan media perantara
zat cair (oil).
3. Prinsip Kerja: Mengubah tenaga mekanis engine menjadi tenaga kinetis (oil flow),
kemudian tenaga kinetis tersebut diubah kembali menjadi energy mekanis melalui
output shaftnya.
b. Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan
Karena torque converter ini menggunakan oil, didapatkan keuntungan antara
lain tidak berisik dan dapat meredam getaran-getaran yang ditimbulkan baik
datangnya dari engine maupun dari power train.
Semua getaran-getaran tersebut dapat diredam oleh oil yang ada di dalam
torque converter itu sendiri. Di samping itu, satu keunggulan dari torque converter ini
adalah torque output pun yang dihasilkan dapat berubah-ubah sesuai dengan besar
kecilnya beban unit tanpa terjadi stall.
2. Kerugian
Pemindahan tenaga dari engine ke transmisi tidak 100%, rawan kebocoran,
perubahan temperature dapat mempengaruhi effesiensinya dan konstruksinya rumit,
sehingga harganya mahal.
A. PUMP ( IMPELLER )
Merubah tenaga mekanis dari engine menjadi tenaga flow kinetis energy kepada oil
yang diberikan kepada sudut-sudutnya. Inlet dari diameter dalam pump, sedang
outlet keluar dari sudut-sudut diameter pump oleh gaya centrifugal .
B. TURBIN ( RUNNER )
Menerima tenaga kinetis oil pump kedalam sudut-sudutnya dan merubah menjadi
tenaga mekanis kembali, kemudian tenaga tersebut disalurkan menuju output shaftnya. Oil
masuk melalui diameter luar turbin, kemudian keluar melalui diameter dalam turbin.
C. STATOR (REACTOR)
Mengarahkan oli yang mengalir dari turbin kembali ke pump.
- PUMP ( IMPELLER )
Dasar kerja : Diputar oleh shaft penggerak , motor atau engine (menerima tenaga kinetis).
Fungsi : Merubah tenaga mekanis menjadi tenaga kinetis .
- TURBIN ( RUNNER )
Dasar kerja : Menerima tenaga flow / aliran air , udara atau oil .
Fungsi : Merubah tenaga kinetis menjadi tenaga mekanis .
Dapat dikatakan bahwa putaran turbin selalu lebih lambat dari pada putaran pump
(Engine), akan tetapi torque (Daya dorong) nya lebih besar dari pada torque engine. Kecuali
dalam kondisi tertentu, adakalanya putaran turbin lebih cepat dari pada putaran pump.
Misalnya sewaktu unit mengalami over speed dijalan turunan (Miss Operation).
Tingkat Effeciency
Perbandingan ( speed ratio ) antara power output (Turbin) dengan power input (Pump)
dalam persen. Jenis-jenis tingkat efficiency dari torque converter adalah :
Keterangan
1. Transmission Case
2. Oil Strainer
3. Transmission Oil Pump
4. Transmission Oil Filter
5. Transmission Control Valve
6. Relief Valve
7. Pump (Impeller )
8. Turbin (Runner )
9. Stator ( Reactor )
10. Torque Converter Temperature
Gauge
11. Regulator Valve
12. Oil Cooler
13. Torque Converter Case
14. Scavenging Pump
15. Oil Filter By Pass Valve
Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Torque Converter
1. STALL : Suatu keadaan dimana kecepatan turbin sama dengan nol, atau berhenti karena
beban berlebihan, sedangkan kecepatan pump masih ada sesuai dengan kecepatan engine.
2. ELEMEN : Jumlah komponen utama dalam torque converter yang berhubungan dengan
oil flow.
3. STAGE :Sesuatu yang berhubungan langsung dengan output shaft, dalam hal ini
adalah jumlah turbin.
4. PHASE : Perubahan kenaikan efisiensi dari torque converter (perubahan fungsi stator),
berhubungan dengan konstruksi stator.
5. STALL SPEED : Besarnya maksimum speed dari pump pada saat turbin berhenti,
karena diberi beban berlebihan
Di bawah ini adalah Torqflow Transmission dengan single pinion type planetary system
Pada saat travel forward and reverse, ECMV Clutch Lock-Up bekerja dengan kecepatan
yang lebih cepat dari pada speed yang diatur dari transmission controller.
- Transmission Controller
Transmission controller dirancang untuk mengatur mengatur transmission system, di
dalamnya terdapat micro computer.
HD 785-5 HD 785-7
7. PROPELLER SHAFT
Pengetahuan Dasar
1. Lokasi
Terpasang antara out put shaft dengan transmissi dan transmissi dengan differential .
2. Fungsi
Sebagai poros penggerak ( penerus putaran ) dari suatu komponen ke komponen yang
lain.
8. DIFFERENTIAL
Pengetahuan Dasar
1. Lokasi
Terletak antara transmissi dengan roda kanan dan kiri atau antara propeller shaft
dengan roda kanan dan kiri.
2. Fungsi
Meneruskan putaran dari transmissi ke final drive dengan sifat putarannya yang
berbeda, dan sangat tergantung dari beban yang diterimanya. Mereduksi putaran dari
transmissi.
3. Prinsip Kerja
Putaran yang masuk dari transmissi ke differential melalui propeller shaft, kemudian
putaran tersebut diproses oleh gigi-gigi utama yang ada didalamnya seperti : Bevel gear,
pinion gear, side gear, dll. Sehingga menghasilkan out put putaran ke roda kanan dan kiri
yang berbeda, serta bisa juga berputar secara berlawanan.
Gerakan axle differential adalah memiliki kemampuan untuk mengunci differential
100 % dan hubungan reduction (final drive) pada planetary. Semua axle mempunyai
saluran pernapasan melalui atas (breather filter).
4. Konstruksi Differential
9. FINAL DRIVE
Pengetahuan Dasar
1. Lokasi
Terletak pada bagian akhir urutan power train setelah differential.
2. Fungsi
Mereduksi putaran akhir yang bertujuan untuk mendapatkan daya dorong yang lebih
besar.
3. Prinsip Kerja
Putaran yang masuk kedalam final drive direduksi ( diperkecil ) oleh gigi-gigi utama
didalamnya seperti : Sun gear, Planetry gear, dan Ring gear, sehingga hasil akhir putaran
out put menjadi lebih kecil.
10. WHEELS
a. FRONT WHEEL
1. Stud ( x 16 )
2. Clamp ( x 8 )
3. Nut ( x 16 )
4. Valve
5. Rim Assembly
6. Tyre
Specification
Rim size
Standart : 17.00 x 49
Option : 19.50 x 49
Tyre size
Standart : 24.00 – 49 – 48PR
Option : 27.00 – 49 – 42PR
b. REAR WHEEL
Specification
Rim size
Standart : 17.00 x 49
Option : 19.50 x 49
Tyre size
Standart : 24.00 – 49 – 48PR
Option : 27.00 – 49 – 42PR
Fungsi :
Cylinder suspensi bekerja sebagai
peredam kejutan (Shock Absorber) dan
sebagai pegas / per. Suatu volume yang
konstant dari oil mengalir dari chamber
(7) melalui orifice (5) dan (6) dan
kemudian masuk ke cavity (3) aliran
oil dihambat oleh orifice dan
menghasilkan suatu efek peredam.
Cara Kerja :
Dengan dilengkapi sistem suspensi, kemungkinan truck dapat dijalankan pada kecepatan
tinggi tanpa adanya goncangan walaupun dalam keadaan tidak rata dan menaikkan keamanan
operasi. Sistem suspensi yang digunakan adalah sistem suspensi Hydro suspensi macam ini
cylinder suspensi diisi oleh oli dan gas Nitrogen (N2). Bila terjadi suatu gaya kejutan pada
chassis dari tanah, maka oli dan gas Nitrogen akan menyerap kejutan tadi karena sifat gas
tersebut yang Compressible dan Expansion.
1. Feed valve
2. Retainer
3. Flange
4. Stopper
5. Cylinder
6. Rod
7. Wear ring
A : Port
B : Port
Suspension Cylinder
1. Feed valve
2. Retainer
3. Flange
4. Cylinder
5. Rod
6. Air bleed valve
7. Air bleed valve
8. Ball
Hydraulic Piping
(Steering, Hoist and Brake Cooling)
Pengetahuan Dasar
1. Jenis – Jenis Brake Dan Bidang Kontaknya
Bidang Kontak
No Jenis Brake Aplikasi
HD785-5 HD785-7
2 Roda depan + 2 Roda
1 Retarder Brake 2 Roda belakang Untuk mengurangi kecepatan unit
Belakang
Service Brake / Foot 2 Roda depan + 2 2 Roda depan + 2 Roda Untuk menghentikan unit saat
2
Brake Roda Belakang Belakang kecepatan unit < 10 km/jam
2 Roda depan + 2 Roda Mencegah unit bergerak saat unit
3 Parking Brake Rear Drive Shaft
Belakang dalam posisi parkir
Semua Brake Aktif
Semua Brake Aktif Untuk menghentikan unit saat dalam
4 Emergency Brake (semua roda + rear
(semua roda) keadaan emergency
drive shaft)
Exhaust Brake
5 Saluran Buang Saluran Buang Untuk mengurangi kecepatan unit
(optional)
d. Front Brake
d.1 Front Brake HD 785-5
Komponen brake ini adalah tipe caliper disc (Disc dan Pad). Untuk power engage pad
menggunakan tenaga udara dan oil yang bertekanan.
e. Rear Brake
e.2 Rear Brake HD 785-5
Brake ini menggunakan tipe multi disc ( disc dan Plate ). Terdiri dari susunan
disc dan plate yang berjumlah banyak. Adapun power untuk mengengege adalah
tenaga udara dan oil yang bertekanan. Kelebihan dari brake ini terletak pada system
pendinginnya, dimana susunan multi disc dan plate tersebut direndam dengan oil yang
cukup banyak.
e.2 Rear Brake HD 785-7
Merupakan tipe Oil Cooled Multiple Disc Type dan dapat digunakan sebagai
parking brake dengan menggunakan kekuatan spring.
Specification :
Type : Caliper disk brake
Specifications
Type : Caliper disc type
h. Emergency Brake
Komponen utama brake ini hanya tergantung kepada brake – brake yang
diikutinya yaitu : Front brake, rear brake dan parking brake, semuanya menjadi satu
dengan brake tersebut, hanya saluran masuk pada udaranya saja yang berbeda.
i. Parking Brake Solenoid Valve (HD 785-7)
Saat pakring switch diposisikan parking, solenoid valve tidak mendapatkan arus
listrik sehingga tidak bekerja dan menutup tekanan oli yang masuk ke parking brake
yang selanjutnya spring pada parking brake bekerja mengaktifkan parking brake.
j. Proporsional Reducing Valve (HD 785-7)
Merupakan valve yang digunakan untuk mengatur atau memvariasi tekanan oli
sesuai dengan sudut putar retarder control lever sehingga efek pengeraman yang
terjadi pada retarder brake dapat diatur sesuai dengan keinginan.
l. Slack Adjuster
1. Body
2. Cylinder
3. Piston
4. Spring
5. Bleader
6. Cover
7. Spring
8. Cap
9. Valve
10. Seat
A. To brake piston
B. To brake piston
C. From brake chamber
D. From brake chamber
- Slack adjuster dipasang di sekeliling antara chamber brake dan piston brake.
- Langkah kembali slack adjuster control dari piston brake (mengontrol jumlah dari oil
kembali) dan menyediakan pergerakan dengan kelambanan waktu yang konstant untuk
brake, tanpa memperhatikan apakah disc brake baru atau terselimuti.
Spesifikasi
Penggantian volume oil : 231.2 cc (tiap sisi)
Area effektif : 50,3 cm
Langkah : 46 mm
Tekanan normal : 53 kg / cm
Tekanan maks. Yang ada : 65 kg / cm
FUNGSI :
3. Fungsi Adjuster
(Ketika volume brake piston lebih besar dari
pada volume adjuster). Ketika pedal brake
ditekan oil dalam volume yang sama dengan
langkah S akan diberhentikan oleh piston (4).
Oil yang sama akan kurang volumenya pada
brake piston dan akan disuplai melalui poppet
valve, menimbulkan tekanan dalam brake
chamber. Konsekuensinya, effek pengereman
akan sama ketika volume brake piston dan
volume adjuster sama.
1. Spring Fungsi :
2. Piston Tekanan udara dari parking brake valve mendorong spring (1)
3. Cylinder dan menekannya sehingga parking brake bebas. Biasanya
parking brake tersebut menahan gerak spring (1), maka unit
4. Boot
dicegah untuk berjalan.
5. Rod
1. Piston
2. Push rod
3. Air cylinder
4. Master cylinder
5. Piston
1. Piston
2. Push rod
3. Air cylinder
4. Master cylinder
5. Piston
6. Ball
a. Gambaran Umum
b. Prinsip Kerja
Saat engine hidup, air compressor akan bekerja dan menghasilkan udara bertekanan. Udara
bertekanan tersebut ditampung dalam air tank (wet tank dan dry tank + pilot tank) sehingga
tekanannya mencapai standarnya. Jika tekanannya berlebih, udara akan dibuang melalui air
governor. Udara yang tertampung di tank didistribusikan ke relay valve dan standby di sana.
Jika lever/switch brake diaktifkan, maka udara yang standby di relay valve akan mengalir ke
chamber brake. Pada komponen ini tekanan udara digunakan untuk melawan spring (brake
lepas) atau dirubah menjadi tenaga hidrolik (oil) untuk mendorong pad ataupun disc dan plate
sehingga brake bekerja.
15 Hydraulic System
Prinsip Kerja
a. Brake Cooling
Oli pada hydraulic oil dan brake cooling oil tank dialirkan ke system oleh hydraulic
pump.
Pada saat retarder tidak digunakan :
Oli langsung di bypass melewati BCV, lalu ke oil filter untuk disaring dan kembali lagi ke
oil tank.
Pada saat retarder digunakan :
Oli akan menuju ke rear brake, setelah itu melewati oil cooler untuk didinginkan. Oli
kemudian disaring di oil filter dan kembali lagi ke oil tank.
c. Steering System
1. Tyre
2. Steering Cylinder
3. Tie Rod
4. Crossover Relief Valve
5. Steering Wheel
6. Steering Control Valve
7. Knuckle Arm
8. Arm ( A Frame )
A. To Hydrolic Tank
B. From Demand Valve
C. To Hoist Valve
Prinsip Kerja
System steering adalah dari type self metering power steering. Ketika roda steering (5)
digerakkan, steering control valve (6) bekerja, oil mengalir ke steering cylinder (2) dengan
memanjangkan atau memendekkan steering in (2) truck atau unit dapat dikemudikan sesuai
kemauan. Jika putaran roda steering di stop sebelum mencapai langkah akhir, steering
control valve (6) akan kembali sejenak ke posisi netral dan menghentikan steering cylinder
(2) secara serentak.
Fungsi dari komponen-komponen steering system:
1. Tire
Sebagai penentu arah (lihat pada fungsi wheel)
2. Steering Cylinder
Sebagai penggerak tire (penentu arah tire) dengan mengubah gerakan pada rod
cylinder tire menjadi gerak kanan/kiri pada tire.
3. Tie Rod
Sebagai penyeimbang roda kiri dan kanan ketika steering digunakan.
4. Crossover Relief Valve
Mengatasi atau menghindari hentakan pada cylinder steering yang disbabkan jalan
yang tidak rata.
5. Steering Wheel
Berfungsi mengarahkan Oil melalui Seteering Control Velve ke Cylinder Steering
sesuai dengan arah putaran Steering wheel.
6. Steering Control Valve
Mengarahkan aliran oil ke cylinder steering sesuai dengan arah putaran steering
wheel.
7. Knuckle
Sebagai dudukan suspensi, bantalan tire
8. Arm
Sebagai pendukung komponen-komponen yang ada diatasnya.
9. Demand Valve
Berfungsi sebagai pendistribusi oli atau pembagi aliran oli yang datang dari
Steering pump dan dari work equipment pump ke steering circuit dan work equipoment
circuit sesuai dengan kecapatan engine (putaran pompa menyesuaikan dengan
kecapatan engine).
Steering Wheel
Steering Linkage
Steering Valve
1. Center level
2. Tie Rod
3. A- Frame
4. Knuckle Arm
1. Inpu shaft
2. Upper cover
3. Valve spool
4. Housing
5. Ball
6. Stator
7. Lower valve
8. Ball
9. Torsion bar
10. Link
11. Sleeve
12. Rotor
13. Manifold
14. Commutator
15. Orifice
i. Shift Indicator
Fungsi : Untuk mengetahui speed berapa yang digunakan . Ketika kunci
kontak diputar ke posisi ON dan engine masih keadaan mati kemudian
shift lever dipindah keposisi D, maka akan muncul angka “2”, dipindah
keposisi 5-L, muncul angka “1” dan jika dipindah ke posisi R maka
muncul “R” pada shift indikator.
2.6 Meters
a. Speedometer
Fungsi : Untuk mengetahui kecepatan unit
dalam km / jam . Speedometer ini dapat
disetting dalam km/jam ataupun dalam
mil/jam (MPH).
b. Tachometer
Fungsi : Untuk mengetahui putaran Engine per menit.
Saat unit dioperasikan, jika RPM engine mencapai range
merah, maka secara simultan warning buzzer akan berbunyi
dan central warning lamp akan berkedip. Segera turunkan
putaran engine dan kecepatan travelling unit.
c. Hour Meter
Fungsi : Untuk mengetahui keseluruhan jam operasi unit meteran ini
akan bergerak apabila Engine sedang hidup , meteran akan maju 1 (
satu ) untuk setiap satu jam operasi , tanpa memperhatikan
kecepatan engine.
d. Odo Meter
Fungsi : Untuk mengetahui jarak keseluruhan perjalanan
unit dalam kilometer.
e. Fuel Gauge
Fungsi : Untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang ada dalam
fuel tank Ket : Daerah rentang hijau bahan bakar cukup daerah
rentang Merah bahan bakar di bawah 170 liter. Apabila rentang
daerah Merah menyala , tambahkan bahan bakar.
2.7 Switches
a. Starting Switch
- OFF : Untuk mematikan Engine
- ON : Posisi unit pada saat Engine hidup (Sedang Operasi)
- START : Untuk menstart ( menghidupkan engine )
b. Lamp Switch
Switch ini gunanya untuk menyalakan lampu kepala,
penerangan dalam Cabin dan lampu belakang.
- Posisi : 1 = OFF
- Posisi : 2 = >< Cleaner lamp, lampu belakang
penerangan dalam
- Posisi : 3 = > - : Lampu kepala menyala bersamaan dengan posisi : 2
c. Turn Signal Lever
Lever tersebut untuk mengoperasikan lampu belok.
1. : Belok kanan --- dorong lever kedepan
2. : Belok kiri --- dorong lever kebelakang
- Bila lever tersebut dioperasikan, Turn signal pilot
lamp akan menyala.
- Bila steering pada posisi lurus < Turn Signal lever akan kembali secara otomatis ke
posisi off. Jika tidak , kembalikan lever tersebut ke posisi Off secara manual.
PT PAMAPERSADA NUSANTARA HD 785-7
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
INSTRUMEN PANEL 99
d. Dimmer Switch
Switch ini untuk gunanya untuk menyalakan lampu
kepala , diantara lampu jauh (High Beam) dan lampu
dekat (low beam)
( A ) : Low Beam
( B ) : High Beam
i. Dimmer Switch
Switch ini digunakan untuk mengatur terang atau redupnya lampu
instrument,pengaturan sebagai berikut. Untuk menambah terang, putar
searah jarum jam. Untuk meredupkan, putar berlawanan arah jarum
jam.
k. Preheating Switch
System pemanas elektrik, untuk memanaskan udara yang akan masuk
kedalam ruang bakar.
- Posisi OFF : jika suhu lingkungan dibawah –5oC, pemanasan
awal akan bekerja secara otomatis.
- Posisi ON : Pemanasan awal dioperasikan. Tekan switch jika engine
tidak mau hidup juga.
q. Cigarette Lighter
Digunakan untuk menyalakan rokok.
r. Horn Button
Untuk membunyikan klakson apabila unit mau berjalan atau
memberikan tanda peringatan unit maupun orang
disekitarnya.
s. Wiper Switch
Switch ini untuk mengoperasikan Wiper
INT : Mengoperasikan secara berkala.
OFF : Tidak bekerja
LOW : Beroperasi pada kecepatan rendah.
HIGH : Beroperasi pada kecepatan tinggi.
Untuk mencuci kaca tekan switch .
a. Service Brake
Pedal ini untuk mengoperasikan brake pada roda depan
maupun roda belakang.
b. Accelerator Pedal
Pedal ini untuk mengatur kecepatan RPM Engine. Pedal ini
dapat mengendalikan kecepatan putaran engine dengan bebas ,
dari kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi.
kecepatan tinggi atau melakukan perjalanan pada jalan yang lunak atau beroperasi
membawa muatan di medan yang kurang baik.
Daerah rentang kecepatan untuk setiap posisi speed adalah sebagai berikut:
Bila mengoperasikan Gear Shift Lever, posisikan Lever pada setiap posisi dengan
aman. Bila lever diletakkan dengan posisi tidak sempurna, maka lampu tampilan
pada shift indicator akan hilang/mati dan lampu peringatan untuk Transmission
menyala.
Untuk perpindahan Speed dari Forward ke Reverse, atau sebaliknya , Unit harus
benar – benar berhenti.
Bila menghidupkan Engine, periksalah apakah Gear Shift Lever pada posisi Selain
“N” (netral). Jika pada posisi lain, Engine tidak bisa hidup.
Bila Starting Switch pada posisi ON dengan Gear Shift lever pada posisi selain “N”
(Netral) lampu peringatan pusat akan menyala dan bel alarm berbunyi.
Jika Gear Shift Lever dipindahkan dari posisi “N” waktu Parking Brake di
Operasikan, lampu peringatan akan menyala dan alarm berbunyi.
Jika Gear Shift Lever dipindahkan ke posisi selain “N” saat Dump Body Lever selain
Float lampu peringatan pusat akan menyala dan alarm berbunyi.
Bila sedang beroperasi ( Unit sedang berjalan ) jangan memindahkan Gear Shift
Lever ke posisi “N”.
Bila memindahkan Gear Shift Lever dari “N” ke Forward atau Reverse , Pedal gas
harus dilepas.
Bila memindahkan Gear Shift lever dari “N” ke “R” atau dari D ke 5, tekan Lock
Lever pada Gear Shift Lever sebelum memindahkan.
d. Safety Lock
Alat ini digunakan untuk mengunci dump lever.
Peringatan !
Saat menaikkan dump body untuk proses pemeriksaan unit,
pastikan dump lever pada posisi HOLD, fungsikan safety
lock, lalu pasang safety pinnya.
Penjelasan komponen instrument panel dan control lever yang berhubungan langsung
dengan ARSC system.
1. System Switch
Switch ini digunakan untuk menghidupkan/mematikan (ON/OFF) ARSC system.
- Display akan menampilkan angka 0 jika kecepatan yang telah di set dibatalkan.
- Ketika starting switch posisi ON atau systwm switch posisi ON, display menampilkan
“–“ , dan kemudian 0.
6. Ready Lamp
Lampu ini akan menyala ketika telah di set. Jika lampu padam berarti ARSC System
tidak bekerja. Lampu ini akan menyala selama 3 detik ketika starting switch posisi ON
untuk memastikan bahwa lampu hidup.
MACHINE MONITOR
Jika lampu tidak menyala ini memungkinkan adanya kegagalan atau tidak
terhubungkan, segera hubungi mekanik untuk memperbaiki
Apabila kunci starter diputar keposisi ON, jika shift lever tidak pada posisi netral,
setelah selesai system bekerja lampu pilot shift lever dan lampu peringatan cetral akan
menyala, dan buzzer alarm akan berbunyi terus menerus. Apabila ini terjadi, jika shift
lever diposisi ke netral ( N ) ditampilkan, lampu peringatan central mati, dan buzzer
berhenti
CHARACTER DISPLAY
Pada kondisi normal, odomater akan ditampilkan pada character display ini. Apabila unit
mengalami kerusakan atau terdapat beban yang berlebih pada unit dan atau jika diperlukan
suatu inspeksi atau kegiatan maintenance maka akan ditampilkan action code (E01, E02 dan
E03) pada character display. Character Display juga akan menampilkan kode ketika sudah
saatya dilakukan penggantian oli atau filter pada komponen unit.
E01
Kode ini menunjukkan apabila waktu kegiatan
maintenance harus segera dilakukan, contohnya
adalah Replacement Oil Filter. Segera laporkan ke
mekanik apabila kode tampil di layar charcter display. Pada baris pertama di layar display
akan ditampilkan kode E01 dan pada baris berikutya akan ditampilkan MAINTENANCE atau
ditampilkan juga lokasi yang memerlukan inspeksi (inspoection), pengisian (filling) atau
penggantian Replecement).
E02
Apabila ditampilkan overrun pada unit segera
turunkan kecepatan engine dan kecepatan unit
sementara unit tetap beroperasi. Namun apabila
ditampilkan kondisi Overheat pada unit, segera hentikan unit dan hidupkan engine pada
putaran kecepatan menengah sampai action code hilang. Apabila action code tetap tampil
dalam waktu yang lama segera laporkan kondisi tersebut ke atasan dan atau mekanik.
E03
Apabila kode ini muncul di character display
segera hentikan unit dan laporkan kondisi tersebut
ke atasan atau mekanik.
CAUTION ITEMS
Jika monitor menyala selama beroperasi, periksa lokasi yang bermasalah dengan
cepat dan ambil tindakan yang diperlukan !!!
Jika filter atau waktu penggantian oil dimunculkan pada character display, lampu akan
berkedip atau menyala.
SHIFT INDICATOR
Monitor ini (6) memperlihatkan tentang pergantian transmissi /
rentang kecepatan.
METERS
SPEEDOMETER
ENGINE TACHOMETER
FUEL GAUGE
Meteran ini (3) memperlihatkan jumlah bahan baker yang
tinggal dalam fuel tank. Apabila lampu peringatan level
bahan bakar menyala, mengindikasikan bahwa bahan bakar
kurang dari 225 liter ( 59.45 US galon ) yang tersisa dalam
tank, jadi periksa dan tambahkan
2. Ketika action code “E02” atau “E03” muncul pada character display
3. Jika parking brake digunakan, tapi shift lever tidak pada posisi N
4. Ketika lever dump tidak pada posisi FLOAT atau dump body terangkat dan shift lever
tidak posisi N
SWITCH
STARTING SWITCH
Switch (1) ini digunakan untuk menghidupkan dan mematikan engine.
Posisi Off :
Pada posisi ini kunci bisa dimasukkan dan diambil. Ketika kunci
diputar ke posisi ini semua sirkuit listrik putus dan engine mati.
Posisi On :
Pada posisi ini, arus listrik mengalir pada pengisian dan sirkuit-
sirkuit lampu. Tempatkan kunci pada posisi ini ketika engine
hidup.
Pada cuaca dingin, jika kunci stater diputar ke posisi On, Pre-hetaing dengan sendirinya
dimulai dan lampu pilot pre-hetaing. Setelah pemanasan selesai lampu pilot pre-heating mati.
Posisi Start :
Posisi ini adalah untuk menghidupkan engine. Lepaskan kunci dengan segera setelah engine
hidup. Kunci ini akan kembali ke posisi On kalau dilepas.
LAMP SWITCH
Switch ini (2) menyalakan lampu depan, lampu-lampu samping,
lampu ekor, menerangi monitor unit dan lampu belakang.
Posisi (a) : Off
Posisi (b) : Lampu samping, lampu ekor dan lampu monitor
Posisi (c) : Lampu depan menyala dengan tambahan lampu-
lampu pada posisi (b)
Switch lampu dapat dioperasikan tanpa menghiraukan dari posisi lever.
DIMMER SWITCH
Switch ini (2) digunakan untuk mengubah lampu depan antara
lampu panjang dan lampu pendek.
Tiap saat switch (2) digerakkan ke atas pada arah (a) lampu depan
berubah antara lampu panjang dan lampu pendek. Ketika switch
dilepas dengan sendirinya kembali ke posisi asal (b).
Ketika switch lampu Off. Jika switch lampu dioperasikan pada arah
(a) lampu depan menyala pada posisi lampu panjang.
Apabila emergency steering pada posisi ON dan switch parking brake pada posisi TRAVEL
saat unit berhenti, maka emergensy steering akan berfungsi setelah 1 detik. Jadi aktifkan
switch Parking Brake pada posisi PARKING.
Suhu air terdeteksi dan ketika dia pada suhu yang rendah, putaran engine dengan
sendirinya menjadi tinggi untuk mengurangi pemanasan.
Ketika berjalan pada malam hari symbol didalam switch menyala tanpa menghiraukan posisi
yang dipilih switch.
Ketika melakukan operasi dengan pintu terbuka penuh posisikan switch ke (a/Off).
BRAKE PEDAL
Pedal ini (1) digunakan untuk pemakaian rem roda
ACCELERATOR PEDAL
Pedal ini digunakan untuk menyetel kecepatan putaran engine.
Pedal ini juga dioperasikan dengan bebas antara putaran rendah
dan putaran tinggi
Posisi R
Digunakan agar unit dapar bergerak mundur, terdapat 2 gigi percepatan pada posisi ini (RL
dan RH). Apabila dump body pada posisi raise maka fungsi pada posisi ini tidak dapat
Posisi 6-L
Posisi ini digunakan pada kondisi-kondisi yang membutuhkan tenaga pada kecepatan tinggi
dan atau traksi yang besar. Atau dapat digunakan saat kondisi jalan menanjak ataupun
turunan. Selalu gunakan salah satu dari posisi ini ketika awal bergerak dengan muatan.
Apabila dump body pada posisi raise maka unit akan bergerak hanya pada speed 1. Oleh
sebab itu selalu posisikan dump body pada posisi lower saat travel. Rentang kecepatan dari
masing-masing posisi dapat dilihat pada tabel berikut :
Sebelum memindahkan speed dari maju ke mundur atau kebalikannya hentikan dahulu unit
dengan sempurna.
Engine tidak dapat distart apabila gear shift lever pada posisi selain Netral. Ketika Starting
switch pada posisi ON, apabila gear shift lever pada posisi selain netral, position shift lever
pilot lamp akan menyala, central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.
Apabila parking brake diaktifkan dan atau posisi gear shift lever pada posisi selain netral
maka central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.
Apabila gear shift lever pada posisi selain netral dan posisi dump body selain Float maka
central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.
Sebelum memindahkan gear shift lever dari N ke R atau dari posisi D ke 6, tekan lock
button pada gear shift lever sebelum memindahkan ke posisi yang diinginkan.
DUMP LEVER
Untuk mencegah kerusakan pada dump body melalui vibrasi dari
permukaan jalan selalu turunkan dump body sebelum berjalan.
Lever ini digunakan untuk mengoperasikan dump body.
A. Raise : Untuk menaikkan Dump Body
B. Hold : Dump body berhenti dan ditahan pada posisi ini
C. Float : Dump body bergerak dengan bebas karen berat dump
body
D. Lower : Untuk menurunkan Dump Body
Selalu set di posisi Float ketika berjalan.
FIRE EXTINGUISHER
Fire Extinguisher terletak di sebelah kiri depan pada unit.
AIR CONDITIONER
ON/OFF SWITCH
Switch ini digunakan untuk mengaktifkan switch.
FAN SWITCH
Switch ini digunakan untuk mengatur aliran udara dari fan sampai 4 level. Tekan ”˄” untuk
menaikkan aliran udara, tekan ”˅”. Satuan tekanan udara dapat dilihat pada monitor air
conditioner
AIR CONDITIONER SWITCH
Gunakan switch ini untuk mengoperasikan fungsi
cooling, heating dan dehumidiying atau
menghrntikan air conditioner. Ketika swtich
ditekan Sismbol Air Conditioner dalam keadaan
aktif (B) akan tampil pada monitor. Ketika Switch
ditekan kembali, Air Conditioner akan mati diikuti
dengan simbol yang juga mati.
DEF SWITCH
Gunakan switch ini untuk mengatur tenperatur udara yang keluar dari vent. Terdapat 8 tingkat
pengaturan dari Low Temperature sampai High Temperature. Tekan > untuk menaikkan
temperature dan < untuk menurunkan temperature.
Parkir unit ditempat yang aman dan matikan engine ketika melakukan penyetelan operator seat.
Setel tempat duduk sebelum mulai operasi atau ketika berganti operator
Setel tempat duduk sehingga anda mampu menekan pedal brake secara penuh dengan punggung
anda melawan sandaran.
Pengaturan kemiringan
Tarik lever (2) keatas, dan tekan kebawah pada bagian
belakang kursi untuk memiringkan kebelakang.
Dorong lever (2) kebawah dan tekan kebawah pada bagian
depan kursi untuk memiringkan kedepan.
Rentang penyetelan: 130 sudut kemiringan ke atas dan ke
bawah.
Pengaturan berat
Putar grip (3) dibawah tempat duduk untuk menyetel
kekuatan dari suspension.
Rentang penyetelan: 50 kg ~ 120 kg (110 ~ 265 lb)
Pengaturan ketinggian
Gerakan lever (2) ke atas, set tempat duduk ke posisi yang diinginkan, kemudian lepaskan levernya.
Rentang penyetelan: 60 mm (2.4 in)
Lumbar support
Putar grip (5) untuk mengatur kekencangan lower back
Sebelum mengencangkan seat belt, periksa bahwa seat belt tersebut tidak mengalami kerusakan pada
pengikat atau beltnya.
Dimana tidak mengalami kerusakan ganti seat belt tersebut setiap 3 tahun. Tanggal perbuatan
terdapat di balik seat belt.
Atur dan pasangkan seat belt sebelum mulai jalan.
Selalu gunakan seat belt selama operasi.
Jangan gunakan seat belt dengan salah satu atau seat belt melipat.
Atur Posisi TEMPAT DUDUK dan SANDARAN agar Posisi Kaki dengan Pedal bisa sesuai dengan postur.
Atur Posisi Kemudi (STEERING WHEEL) agar dapat bergerak dengan leluasa yaitu : Pergelangan
tangan tepat pada Steering wheel bagian paling depan/atas, sehingga saat memutar steering wheel
dapat bebas dan leluasa.
Posisikan Tangan ke Kemudi (STEERING WHEEL) Pada kondisi Normal yaitu TANGAN KIRI pada
arah jam 09.00, dan TANGAN KANAN pada jam 03.00. Posisi IBU JARI jangan MELINGKAR pada
Steering Wheel !!!
BERSANDAR pada kursi dengan MANTAP agar Syaraf peka terhadap gerakan badan kendaraan yang
tidak normal / miring.
SISTEM KOORDINASI Tubuh dapat Tidak Responsif apabila sikap tubuh TIDAK SIAP berada pada
KONTROL KENDARAAN, HINDARKAN sikap/posisi lengan bersandar pada pintu !!!
MIRROR A:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin A dan di sekitar area titik kontak ban dengan
tanah (A) dan dump body bagian ujung atas.
MIRROR B:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin B.
MIRROR C:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin C dan bagian dari truck.
MIRROR D:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin D dan di sekitar area titik kontak ban dengan
tanah (A) dan dump body bagian ujung atas.
MIRROR E:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin E dan bagian dari truck.
Nilai-nilai di bawah ini merupakan acuan untuk batas jarak pandang kaca spion:
Ketika menghidupkan Engine, periksa bahwa shift lever pada posisi N (netral) dan parking brake
switch pada posisi PARKING
Sebelum berdiri dari tempat duduk , yakinkan bahwa lever trasmisi N (netral) dan lever parkir brake
posisi PARKING
MENGHIDUPKAN ENGINE
Ketika starting key pada posisi ON dan jika suhu air pada engine pada 5° atau lebih maka tidak perlu
dilakukan preheating pada engine. Sehingga pada kondisi ini tidak diperlukan preheating saat engine
distart.
2. Setelah preheater pilot lamp mati, putar starting key pada posisi Start
yang kemudian engine akan start.
Ketika starting engine, lampu monitor akan menyala selama starting motor
masih mekerja, akan tetapi lampu monitor akan mati setetlah engine
menyala.
Apabila engine silit untuk dinyalakan, kembalikan starting key ke posisi OFF dan start kembali engine
seperti dijelaskan pada langkah-langkah tadi. Apabila Starting switch tidak dikembalikan pada posisi OFF
maka Automatic Preheater tidak beroperasi.
4. Setelah Engine start, jangan injak pedal eccelarator namun jalankan engine pada putara sedang samapai
dengan 15 detik.
Biarkan engine pada putaran idle selama 5 menit, hal ini ditujukan untuk mendapatkan temparatur
kerja engine, sirkulasi pelumasan dan mengetahui ketidaknormalan.
Setelah pemanasan lakukan pengecekan terhadap machine monitor.
Jika ada ketidaknormalan, lakukan perawatan dan perbaikan.
Ketika switch AISS LOW pada posisi AUTO dan temperatur water engine masih rendah, putaran high
idle secara otomatis diperbaiki.
Check ketidaknormalan dari operasi steering, nyala lampu, suara klakson, warna gas buang, suara dan
getaran. Jika ditemukan ketidaknormalan segera perbaiki.
Ketika temperatur oil steering masih rendah, steering jadi agak berat sehingga hindari pengoperasian
steering pada saat travel dengan kecepatan tinggi.
Hindari pengoperasian dengan beban berat atau pada kecepatan tinggi.
Segera setelah starting engine, hindari start secara mendadak, maju mendadak, berhenti mendadak
dan merubah arah mendadak.
MEMATIKAN ENGINE
Jika Engine tiba-tiba dimatikan tanpa adanya pendinginan, hal ini sangat membahayakan dan mengurangi
umur Engine parts. Oleh karena itu jangan sekali-kali mematikan engine mendadak kecuali keadaan darurat.
1. Set shift lever keposisi N (netral), lalu set switch parking brake keposisi
PARKING.
2. Turunkan dump body dan set dump lever keposisi HOLD.
3. Biarkan Engine pada putaran rendah selama 5 menit untuk pendinginan.
4. Putar switch starter (1) ke posisi OFF untuk mematikan Engine
5. Tarik kunci dari starter switch
Terdapat dua gigi kecepatan ketika unit bergerak mundur (RL dan RH). Hal tersebut dapt dilihat pada
machine monitor.
Letakkan lever transmisi (1) pada posisi R, dan injak pedal gas (2) secara bertahap untuk
menggerakkan unit.
Jika lever Dump selain posisi FLOAT, unit tidak dapat bergerak mundur. Letak lever Dump
pada posisi FLOAT sebelum lever trasmisi pada posisi R.
Apabila gear shift lever pada posisi R dan unit bergerak maju pada kecepatan 4 km/jam atau
lebih, transmissi akan berada pada posisi Netral (N) sampai kecepatan unit turun, dan brake
akan beroperasi secara otomatis.
Bila memindahkan antara MAJU dan MUNDUR, selalu hentikan unit dengan lengkap sebelum
memindahkan lever transmisi.
Ketika memindahkan dari MAJU ke MUNDUR hentikan unit dengan lengkap dan biarkan
Engine pada putaran rendah ketika memindahkan shift lever. Setelah memindahkan shift lever
jangan menginjak pedal gas sampai anda mengetahui bahwa clutch transmisi terhubung.
Jangan memindahkan lever transmisi pada saat pedal gas di injak.Tindakan ini kan
menyebabkan guncangan yang keras, dan juga akan memperpendek umur dari unit tersebut.
MENGHENTIKAN UNIT
BERHENTI NORMAL
Lepas pedal gas (1) dan injak pedal rem (2) untuk menghentikan
unit.
BERHENTI DARURAT
MERUBAH GEAR
Jangan memindahkan Gear Shift Lever ke posisi N ketika unit sedang berjalan di turunan.
Apabila transmissi pada posisi Netral, engine tidak dapat memberikan efek pengereman dan steering wheel
akan mejadi lebih berat.
Setelah lever transmisi dipindah jangan langsung menginjak pedal gas hingga
merasakan bahwa clutch transmisi bener-benar terhubung.
Jangan memindah lever transmisi ketika pedal gas masih diinjak. Karena hal ini
akan menimbulkan hentakan yang sangat besar dan akan memperccepat
kerusakan unit.
MENAIKKAN KECEPATAN
1. Ketika pedal gas (2) diinjak untuk menambah kecepatan unit, lockup
clutch terhubung untuk merubah trasmisi menjadi direct drive
2. Jika diinjak lebih dalam secara otomatis akan terjadi penambahan
tingkat kecepatan.
MENURUNKAN KECEPATAN
Jika pedal gas(2) dilepas kecepata unit akan berkurang dan secera
otomatis transmisi akan menurunkan tingkat kecepatan.
SKIP SHIFT
Untuk gearshift normal transmisi berpindah 1X setiap satu range.
Saat mendaki dan kecepatan turun tiba-tiba, trasmisi melewati 1 gear range turun untuk mengurangi
kejutan transmisi (misal dari 5 ke 3, dari 4 ke 2 )
Skip shift ini menggunakan teknologi K-ATOMICS (Komatsu Advanced Transmission with Optimum
Modulation Control System) yang menjamin tekanan modulasi clutch dengan benar ketika clutch
engage.
BERJALAN MENURUN
Ketika berjalan menurun, jalankan unit pada kecepatan yang aman sesuai dengan lebar dari jalan, kondisi
dari permukaan jalan dan kondisi lain dari job Site misalnya peraturan kecepatan jalan di tambang.
Jika unit berhenti, jika diperlukan letakkan balok ganjal di bawah roda.
Untuk menjaga agar oil retarder tidak over heat, pertahankan putaran engine pada 1800 Rpm.
Untuk mempertahankan kecepatan maximum pada saat turunan gunakan Retarder, lihat grapik
kemampuan brake pada saat turunan jarak dan sudut tertentu.
Berjalan pada turunan secara terus menerus dengan kecepatan melibihi yang diizinkan akan
berbahaya dan dapat merusak rem .
Jika lampu monitor temperatur oli retarder berkedip ketika menggunakan retarder, turunkan
kecepatan untuk berjalan menurun.
(Ketika ini terjadi, lampu peringatan pusat berkedip dan buzzer alarm akan bunyi)
Jika lampu monitor tidak mau mati setelah kecepatan transmisi diturunkan, Hentikan unit saat itu
juga, atur lever transmisi pada posisi N, putaran engine pada 1900 rpm, dan tunggu hingga lampu
monitor mati.
Jika retarder tidak berfungsi pada saat di gunakan pada jalan turunan, ikuti langkah-langkah berikut
ini:
1. Lepas retarder brake secara penuh, lalu tarik kembali lever barake retarder.
2. Jia tida ada reaksi setelah lever retarder di tarik kembali, kembalikan kembali lever retarder pada
posisi releas(tidak rem) secara penuh, lalu injak pedal brake untuk menghentikan unit.
Gunakan retarder perlahan-lahan, jika rem diaktifkan secara mendadak, hal ini sangat berbahaya
karena ban unit dan akan slip.
Jika transmissi pada posisi Netral, maka engine tidak dapat memberikan efek pengereman dan
steering wheel menjadi berat.
Sebagai tambahan, apabila terjadi kekurangan Oli pendinging retarder akan menyebabkan sesuatu
yang berbahaya yakni terjadinya overheat atau sistem kerja retarder tidak optimal.
Hal ini juga dapat mengakibatkan kerusakan pada transmissi dan part lainnya pada istem power train
dan juga bahaya dari kejadian-kejadian yang ttidak diinginkan.
Apabila retarder control lever dioperasikan pada kondisi jalanan yang menurun, transmissi akan shift down
lebih cepat dibandingkan dengan kondisi penurunan kecepatan secara normal. Hal tersebut juga
memungkinkan travel tanpa shift up.
Jangan melakukan shfit up ataupun melakukan accelerasi kecepatan engine ketika menggunakan retarder.
Kecepatan engine akan naik dan ini akan mengakibatkan buzzer alarm berbunyi dan central warning lamp
akan menyala.
1. Sebelum mulai berjalan menurun, lepas pedal gas (1) dan operasikan retarder lever (2) untuk mengurangi
unit menurun.
2. Gerakkan lever transmisi pada posisi (6, 5, 4, 3, 2) lalu atur kecepatan sesuai
dengan kecepatan maksimum yang diizinkan dan sesuai dengan kemampuan
rem.
Ketika dump truck sedang berjalan diturunan, jika switch ditekan maka kecepatan truck dapat dikendalikan.
Retarder secara otomatis aktif untuk mencegah kecepatan truck melebihi kecepatan yang telah diatur, jadi hal
ini membuat pengoprasian retarder menjadi mudah.
6. Accelerator pedal
ARSC hanya bekerja ketika pedal accelerator (6) tidak di injak
7. Brake pedal
Meskipun ARSC sedang aktif, wheel brake dapat dikendalikan oleh pedal ini (7).
Saat berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dari set speed yang ditampilkan pada layar/display
kecepatan jalan, ARSC tidak aktif bahkan saat pedal gas dibebaskan.
Ketika hal ini terjadi, Lampu READY (hijau) juga tidak menyala. Selalu melakukan penyetelan
kecepatan jalan kecepatan yang lebih rendah dari set speed yang ditampilkan pada layar/display
kecepatan jalan, dan check bawah lampu READY menyala.
Methode 1 :
Jika Switch pembatalan dioperasikan lebih dari 1 detik, kontrol berhenti, saat hal ini terjadi,
layar/display kecepatan jalan menunjukkan O.
Methode 2
Jika Switch sistim diputar ke OFF, kontrol dibatalkan. Ketika hal ini terjadi layar/display kecepatan
jalan akan padam.
Untuk metode 1, Switch harus dioperasikan lebih dari 1 (satu) detik (berbeda dengan Switch yang
lain) untuk membatalkan kontrol. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada kontrol saat sedang
dibatalkan jika Switch ditekan dengan kesalahan/tidak benar.
MENGEMUDIKAN UNIT
Jika unit berbelok pada kecepatan tinggi atau pada darah miring, hal ini sangat berbahaya unit dapat terbalik,
jangan mengoperasikan steering pada kondisi ini.
Ketika berjalan di daerah sebuah kurva, lepas pedal gas sebelum masuk daerah kurva, turunkan kecepatan
pada kecepatan rendah, lalu injak pedal gas secara bertahap unTuk melewati daerah kurva. Jangan melewati
daerah berpasir dengan kecepatan tinggi.
METODE LOADING
Pada metoda ini posisi excavator lebih tinggi dari posisi dump truck.
Tempatkan dump truck dengan posisi mundur lurus dengan track dari excavator, bila pengambilan
material dari samping kanan excavator.
Tempatkan dump truck melintang di sebelah kiri dari posisi track excavator, bila pengambilan
material dari depan excavator.
Pada saat mundur perhatikan posisi bucket excavator yang siap loading, usahakan radius putar
pada saat maneuver untuk mundur sekecil mungkin
Posisi ban depan dan belakang lurus
Jangan keluar dari cabin selama proses loading berlangsung dan aktifkan retarder atau parking
brake
Ikuti kode/signal dari operator excavator
TOP LOADING
Pada metoda pengisian ini (top loading) posisi dump truck dan excavator berada pada satu bidang
yang rata.
Metode ini kurang aman untuk digunakan, karena area blind spot yang lebih sempit.
Tempatkan dump truck membelakangi excavator searah dengan letak track excavator (bila posisi
excavator searah dengan posisi dump truck)
Tempatkan dump truck tegak lurus dengan excavator pada jarak jangkauan operasi excavator (bila
posisi excavator melintang/tegak lurus dengan posisi dump truck)
Pada saat mundur perhatikan posisi bucket excavator yang siap loading dilihat dari kaca spion.
Ikuti aba-aba dari operator excavator
Jangan keluar dari ruang operator (cabin) selama pengisian.
Pada metoda ini (cab side loading) posisi dump truck berada di samping alat pemuat
(excavator/shovel) pada posisi di samping kiri ruang oparator (cabin) alat pemuat dalam satu
bidang rata.
Cara tersebut dilakukan dimana tidak bisa tercipta dimensi kerja untuk operasional “double side
loading”.
Tempatkan dump truck disamping kiri alat pemuat (excavator/shovel) dan usahakan posisi ban
sejajar dengan track excavator/shovel dengan posisi dump truck mundur.
Pada saat mundur, perhatikan melalui kaca sepion sebelah kiri kedudukan bucket terlihat di bibir
vessel.
Jarak antara roda/ban dengan track = 1,5 x lebar dump truck.
Misalnya untuk excavator dengan kapasitas bucket + 13 m3, jarak antara roda ban dengan track +
6 s.d 7 meter.
Posisi ban depan lurus/searah dengan ban belakang
Posisi dump truck yang keliru di tempat pemuatan (loading point), biasanya terjadi karena jarak
antara dump truck dan excavator terlalu dekat, atau posisi ban belakang dan ban depan dump
truck tidak lurus / searah, sehingga gerakkan swing excavator akan mengena kepada dump truck.
Hati-hati dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius.
1½ SIDE LOADING
Pada metode ini unit dump truck yang antri untuk diisi membentuk sudut + 45o.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi soptting time, apabila metode double side loading tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan.
Posisi seperti tersebut diharapkan Dump Truck yang antri dapat melihat dump truck yang sedang
diisi sehingga harapannya unsur keselamatan tetap terjaga.
Metoda ini akan menghasilkan produksi dump truck lebih besar karena dump truck tidak perlu
menunggu bucket excavator/shovel siap pada posisinya yang akan memperkecil waktu siklus (cycle
time) dump truck
Tempatkan dump truck di sisi kiri dan kanan dari excavator, perhatikan jarak antara track
excavator dengan ban dump truck, terutama untuk dump truck yang berada di sisi kanan
excavator.
Perhatikan aba-aba dari operator excavator, terutama untuk dump truck yang berada di sisi kanan
diperlukan kehati-hatian yang tinggi.
Jangan menempatkan dump truck terlalu dekat dengan excavator, karena akan sangat berbahaya
terutama pada saat swing yang dapat mengakibatkan kecelakaan serius
Posisi ban depan harus searah dengan ban belakang
Selama menunggu dan pengisian, operator dump truck tidak boleh keluar dari ruang operator
(cabin), akan sangat berbahaya bagi operator.
Sebagai acuan bagi operator dump truck makas Spotting hose harus digantung pada bagian tengah
counterweight pada excavator dan diberi lampu, setiap sudut counterweight juga diberi lampu.
METODE HAULING
Metode hauling dapat dilihat pada materi mengemudikan unit dan berbagai materi yang berhubungan dengan
teknik pengereman.
Didalam menjalankan Truck Produksi yang harus diperhatikan untuk mencapai produksi yang tinggi dan
selamat yaitu :
Jangan mengoperasikan unit bila didalam cabin terdapat service tag.
Jaga jarak dengan unit yang berada didepannya.
Kecepatan diusahakan sama (Km/Jam) = pandangan kecepatan (M x 0.7).
Pastikan Vessel sudah benar-benar dalam posisinya.
Perhatiak tekanan udara.
Informasikan kepada atasan bila menemukan jalan yang bergelombang dan debu tebal.
Informasikan kepada atasan jalan kurang atau tidak sesuai dengan standard berikut :
No Deskripsi Parameter
1 Design Speed - 60 Km/jam
2 Lebar Jalan - Min 3,5 L (L=lebar alat hauling terbesar)
3 Grade Jalan - Max 8% untuk Rigid, 12% untuk Articulated
4 Horizontal Curve Radius - Min 50 meter (S-C-S)
5 Superelevasi - Max 5%
6 Cross Fall - Max 5%, Shoulder 4-8%
7 Sight Distance - Min 80 meter
8 Drainage - Min slope 1 %
9 Safety Berm - Min 2/3 D (D=tinggi ban alat hauling terbesar)
METODE DUMPING
1. Tempatkan shift lever (1) ke posisi N (netral) dan set switch parking brake (2)
ke posisi PARKING.
2. Letakkan lever dump (3) pada posisi RAISE, injak pedal gas untuk menaikkan
dump body. Jika dump lever dilepas pada posisi RAISE. Lever akan tertahan
pada posisi RAISE dan Dump body akan terus bergerak naik. Kecepatan naik
sebanding dengan kecepatan engine.
3. Bila dump body naik pada posisi yang ditetapkan (posisi pengukur body yang
disetel), lever dump (3) kembali keposisi HOLD. Selanjutnya dump body
tersebut akan tertahan pada posisi ini. Jika diperlukan dump body naik lebih
lanjut, operasikan dump lever (3) ke posisi RIASE dan dump body akan naik.
Jika dump lever (3) dilepas, dump lever (3) akan kembali ke posisi HOLD dan
dump body akan berhenti pada posisinya.
4. Pindahkan lever dump body (3) ke posisi LOWER dan Body dump akan mulai
turun.
5. Setelah menurunkan dump body hingga pada suatu posisi, pindahkan lever
dump body (3) ke posisi FLOAT. (Lepaskan lever tersebut dan lever akan
kembali secara otomatis ke posisi FLOAT). Dump Body akan turun karena gaya
beratnya.
Bila lever transmisi dipindahkan keposisi selain N (netral) saat lever dump body tidak pada posisi tidak pada
posisi FLOAT, lampu peringatan pusat akan menyala dan Alarm akan berbunyi.
Bila menaikkan dump body kurangi tekanan pada pedal gas saat dump body mendekati sudut maksimum
untuk mengurangi beban kejut pada rangkaian hidrolik dan silinder pengangkat.
Tanpa memperhatikan set kecepatan pada gear shift lever. Unit akan tetap bergerak pada kecepatan 1 apabila
dump body pada posisi Raise.
Bergerak ke depan kurang lebih 3 meter untuk menumpahkan semua material.
Pastikan unit berhenti ketika menurunkan dump body.
TINDAKAN PENCEGAHAN
1. Ketika travel pada keadaan hujan, bersalju, berlumpur atau tanah lembek pertimbangkan kondisi
beban dari unit dan hati-hati jangan sampai roda slip atau unit berputar dan tertanam ketanah.
2. Jika Engine mati ketika unit travel, hentikan unit dengan segera kemudian gerakkan shift lever ke
posisi N (netral) dan hidupkan kembali Engine.
3. Jika sedang operasi lampu peringatan utama dan lampu petunjuk dari EMERGENCY machine monitor
berkedip dan buzzer alarm bunyi, hentikan unit dengan segera dan cari penyebab kerusakan.
4. Ketika sedang loading behati-hati agar beban merata keseluruhan dump body dan lebih khusus lagi
jangan terlalu banyak beban bagian depan.
5. Pada permukaan jalan yang licin gunakan control retarder pelan-pelan kemudian turunkan trasmisi
untuk mencegah roda belakang terhenti
6. Ketika melewati genangan air, air dapat masuk ke front brake dan menyebabkan penerunan
kemampuan brake jadi hati-hatilah mengemudikan di temat seperti itu, andaikan air masuk ke brake
injak pedal brake beberapa kali agar menghasilkan panas akibat gesekan antara pad dan disc.
MEMARKIR UNIT
1. Lepas pedal gas (1) lalu injak pedal rem (2) untuk menghentikan
unit.
3. Dimana operator masih berada di dalam cabin, tarik lever retarder (5) untuk mengaktifkan rem
retarder.
Retarder tidak untuk digunkan sebagai Parking Brake, Jangan gunakan retarder brake untuk waktu yang
lama, tanpa memperhatikan kecepatan engine.
Gunakan monitor panel untuk memeriksa suhu air engine, tekanan oil engine, dan jumlah bahan bakar. Jika
engine terjadi panas yang berlebihan jangan matikan engine dulu, sebelum dimatikan biarkan engine berputar
dengan putaran sedang hingga temperaturnya turun.
Lakukan juga hal-hal berikut :
1. Periksa perlengkapan kerja bagian bawah, body, komponen bawah terhadap kebocoran oli dan air.
2. Isi tangki bahan bakar.
3. Bersihkan ruangan sekitar engine dari kertah atau material lainnya yang mudah terbakar.
MENGUNCI
Switch starter dapat digunakan untuk mengunci (1) dan (2) tersebut
diatas.
PRODUKTIVITAS
Yang dimaksud dengan Produktivitas adalah Produksi dibagi waktu kerja efektif perjam (PRODUKSI/
UTILISASI)
Sedangkan Produksi adalah Akumulasi hasil kerja dalam suatu kurun waktu tertentu (BCM).
Ultilisasi adalah Waktu yang tersedia untuk beroperasi dari waktu unit RFU.
1. Kondisi material
Kondisi material akan menyangkut atau mempengaruhi kapasitas blade atau bucket, yang
dikaitkan dengan kemudahan atau sulitnya penanganan/ pemindahannya
a. mudah digali (tanah lepas, tanah lempung, pasir, kerikil halus)
b. rata-rata/agak mudah (tanah liat, kerikil kasar)
c. sulit (tanah padas, batu, granit, dan biasanya didahului dengan peledakan atau ripping)
2. Kondisi medan
Medan kerja pada ketinggian tertentu yang menyangkut altitude, dimana makin tinggi medan
kerja akan makin tipis kadar oksigennya dan akan mempengaruhi tenaga engine. Medan kerja
yang memiliki kelandaian akan sangat berpengaruh terhadap waktu siklus dump truck yaitu pada
waktu siklus pengangkutan muatan dari loading point ke disposal area, yang berarti berpengaruh
terhadap produksi.
3. Kondisi alat
Menyangkut kemampuan alat untuk mengatasi hambatan (resistance), daya yang tersedia, tenaga
untuk mengatasi traksi dan lain-lain.
CYCLE TIME
SAFETY OPERASI
1. Sebelum naik atau turun dari dump truck, apabila ada minyak (oli), gemuk atau Lumpur pada
tangga dan pegangannya, bersihkan terlebih dahulu. Harus dijaga agar bagian ini bersih, dan
segera perbaiki bila ada kerusakan dan kencangkan setiap ada baut yang longgar
2. Bila akan naik ke dalam dump truck, bersihkan alas sepatu dari oli atau lumpur karena akan
sangat berbahaya bila sepatu licin menginjak pedal, dapat menimbulkan
kecelakaan.
3. Jangan meloncat dari dump truck bila akan turun, gunakan selalu anak
tangga.
4. Jangan naik atau turun dari dump truck bila dump truck dalam keadaan
jalan.
5. Bila akan naik atau turun dari dump truck, selalu menghadap ke mesin
dan dijaga agar minimal tiga anggota badan melekat pada tangga (dua
kaki satu tangan atau satu tangan dua kaki)
6. Berhati-hatilah apabila membawa barang (agak berat) ke ruang
operator, akan lebih baik apabila dimasukkan ke dalam tas
7. Jangan menyentuh tuas atau control bila naik atau turun dari dump truck.
SELAMA PENGOPERASIAN
Selama perjalanan
a. Jangan diputar kunci kontak ke posisi OFF selama perjalanan, akan sangat berbahaya bila
engine mati sedangkan truck masih berjalan karena pada saat itu steer tidak dapat
dikendalikan.
b. Selalu konsentrasi pada pekerjaan, sangat berbahaya bila perhatian terpecah.
c. Dapat menimbulkan bahaya bila Menjalankan terlalu cepat, Start engine yang mendadak, Stop
dump truck secara mendadak, Menikung secara tiba-tiba, Dan menjalankan dump truck
dengan zig zag
d. Bila dalam perjalanan ada hal-hal yang mencurigakan (suara, getaran, bau, meteran yang
tidak bekerja normal, kebocoran udara/angin, oli dan sebagainya) berhentilah segera dan
periksa penyebabnya.
e. Jangan memutar steer secara mendadak, dapat menghilangkan keseimbangan dump truck
dan merusak permukaan jalan.
f. Bila berjalan di jalan yang jelek, hindarkan dari perpindahan gigi yang mendadak, dan
berjalanlah dengan kecepatan yang rendah (aman)
g. Selama dalam perjalanan jaga jarak untuk mencegah tabrakan dengan kendaraan lain.
h. Bila menjalankan dump truck melalui jembatan atau bangunan, periksa jembatan atau
bangunan tersebut apakan dapat menahan berat dump truck. Bila akan berjalan di jalan
umum hubungi pejabat setempat dan patuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku.
i. Jangan menjalankan dump truck sambil dump body terangkat.
Unit Terguling
a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani keadaan tersebut.
Fokuskan untuk berpegangan pada steering wheel.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela karena
kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Segera matika engine apabila tidak memungkinkan gunakan switch engine stop.
d. Ketika unit sudah diam, lepaskan seat belt secara perlahan dan ekstra hati-hati keluarlah dari
unit.
e. Laporkan kondisi tersebut ke pengawas.
Unit Amblas
a. Lakukan secara menyeluruh terhadap semua komponen dan sistem dalam unit. Pastikan
semua sistem dan komponen dalam keadaan aman.
b. Dalam kondisi aman, buang muatan terlebih dahulu.
c. Gunakan gear rendah pada unit untuk menggerakkan maju dan mundur. Lakukan hal tersebut
sampai 3 kali.
d. Apabila degan cara di atas unit belum dapat keluar dari lokasi amblas, laporkan ke pengawas
untuk tindakan lebih lanjut. Gunakan seling untuk menarik unit dengan bantuan Bulldozer.
PERAWATAN
DEFINISI
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan
pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur rencana yang telah ditetapkan .
SASARAN PERAWATAN
1. Memaksimumkan waktu operasi / produksi
2. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi / produksi.
3. Mengetahui kondisi mesin yang digunakan untuk menyiapkan suku cadang.
4. Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat.
5. Memanfaatkan mesin / unit dalam keadaan layak operasi selama mungkin.
6. Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
7. Meminimalkan biaya perawatan.
TUJUAN PERAWATAN
1. High Availability
(Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi).
2. Best Performance
(Kondisi unit yang paling baik).
3. Reduce Cost
(Menekan biaya perbaikan).
DIAGRAM PERAWATAN
PREVENTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu yang maksudnya untuk meniadakan kemungkinan
terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan mesin
PERIODIC SERVICE
Program perawatan unit yang dilakukan secara berkala dengan interval 250, 500, 1000, 2000 HM.
A. Mendeteksi kerusakan lebih dini
B. Menjamin fungsi utama keselamatan berjalan dengan baik ( steering, brake, dll )
C. Mencegah kerusakan akibat penurunan performa dari suatu unit
CORRECTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan mesin pada standart yang diperlukan . bisa berupa
reparasi atau penyetelan bagian – bagian mesin
OVERHAUL
Proses pemeliharaan berjangka untuk meremajakan kondisi komponen yang mengalami penurunan unjuk
kerja dalam kurun waktu tertentu yang sudah dijadwalkan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh
pabrik/standar yang dibuat oleh management perusahaan, dilakukan tiap 10000 HM atau lebih.
Tujuan OVERHAUL :
1. Optimalisasi lifetime component unit
2. Mengembalikan performance dari komponen sesuai dengan referensi pabrik
3. Memperpanjang umur pakai dari komponen
Sebelum menghidupkan engine, lihat sekeliling unit dan dibawahnya untuk memeriksa mur atau baut
yang lepas, kebocoran oli, bahan bakar, air pendingin dan kondisi system hydraulic.
Periksa juga kabel-kabel yang lepas dan tumpukan debu di dekat suhu panas yang extreme.
Kebocoran Oli atau bahan bakar atau tumpukan material yang mudah terbakar seputar battry atau dekat
suhu yang extreme sepeerti Turbocharger atau engine muffler, dapat menyebabkan kebakaran. Periksa
dengan teliti dan jika ada kelainan ditemukan, perbaikilah atau hubungi mekanik.
1. Cek Dump Body, frame, tyre, cylinder, linkage, hose untuk keretakan, aus, atau play, dan lakukan
perbaikan jika kelainan ditemukan.
2. Buanglah debu dari seputar engine, battery, radiator dan after ooler. Cek juga bahwa disana tidak
ada material yang mudah terbakar.
3. Cek kebocoran oli, air pendingin seputar negine. Cek bahwa disana tidak ada kebocoran oli dari
engine dan air pendingin dari cooling system. Jika kebocoran ditemukan perbaikilah.
4. Cek kebocoran oli dari transmission case, differentiak case, final drive case, hydraulic tank, brake
control oil tank, hose-hose dan joint. Jika kebocoran ditemukan perbaikilah.
5. Cek untuk lepasnya baut mlunting air cleaner. Cek bahwa disana tidak ada baut mounting yang
lepas. Jika ada baut yang lepas ditemukan segera kencangkan.
6. Cek Rubber mount Dump Body. Cek untuk keretakan, tersisip benda asing atau baut yang lepas.
7. Cek kerusakan tangga, baut-baut lepas/kendor. Perbaiki kerusakan dan kencangkan baut yang
kendor.
8. Cek kerusakan pada gauge-gauge, lampu pada Instrument panel, dan baut kendor. Jika kelainan
lain ditemukan, gantilah part yang rusak, bersihkan kotoran debu dari permukaan.
9. Cek Rear view mirror, jika kaca rusak gantilah dan bersihkan kaca dari debu yang menempel dan
stel sudut kacanya agar object terlihat dari tempat duduk operator.
10. Cek kerusakan seat belt dan clamp mounting. Jika ada kerusakan ganti dengan part yang baru.
Dan kencangkan bautnya jika ada yang kendor.
INSPEKSI TIRE
Jika ban-ban yang aus atau rusak digunakan, ban dapat pecah dan menyebabkan kecelakaan yang
serius atau kematian. Untuk alasan safety, jangan gunakan ban-ban sbb:
Keausan :
Ban dengan tread groove kurang dari 15% dari yang baru
Ban dengan keausan yang extreme atau ban dengan tapak aus
Ban Rusak :
Ban yang rusak dimana cord nya terlihat, atau retak pada rubbernya
Ban yang teriris atau cord nya tertarik
Ban dengan permukannya terpisah
Ban dengan kerusakan pada bead nya
Kebocoran atau ban yang diperbaiki tidak layak
Ban yang bentuknya rusak, rusak tidak normal
Inspeksi Rim :
Cek Rim (roda) dan ring dari kelainan bentuk, karat dan keretakan. Secara terpisah, cek ring sisi, ring
lock, dan ring flange.
Jangan membuka tutup radiator pada saat engine panas, selalu tunggu engine dingin dan cek coolant level
pada subtank.
Setelah engine dimatikan, coolant bersuhu tinggi dan radiator pun bertekanan tinggi, jika tutup dibuka
untuk mengecek coolant pada kodisi ini, berbahaya, tunggu sampai suhu turun kemudian putar dengan
perlahan untuk melepas tekanan sebelum membukanya.
Bagian-bagian dan oli bersuhu tinggi setelah engine dimatikan, bisa menyebabkan bahaya luka bakar
yang serius. Tunggu suhu dingin sebelum memulai operasi.
5. Jika oli ada di atas tanda H, buka drain plug (1) dan
kendorkan drain valve untuk membuang kelebihan
oli, dan periksa oli engine lagi.
Ketika pemeriksaan level oli setelah dioperasikan, tunggu kurang lebih 15 menit setelah engine dimatikan.
Dipstick ditandai pada kedua sisinya : ENGINE STOPPED untuk mengukur ketika engine mati dan ENGINE
IDLING untuk mengukur ketika engine Low Idle.
Ketika pemeriksaan oli, matikan engine periksa dengan sisi ENGINE STOPPED dari dipstick. Hal ini juga
memungkinkan untuk pemeriksaan pada saat engine Low Idle, tapi prosedur berikut ini harus digunakan :
- Periksa bahwa suhu air pendingin berada di rentang putih
- Gunakan sisi ENGINE IDLING dipstick
- Buka tutup penambah oli
Level oil berubah sesuai suhu oli, jadi periksa level oli setelah
menyelesaikan pemanasan.
Selama operasi atau ketika engine beroperasi pada posisi idle
Ketika engine distart level oli pada sight gauge mungkin akan
turun sementara, hal ini bukan berarti terjadi ketidaknormalan.
Periksa bahwa tidak ada kebocoran oli pada overflow tube (1) pada brake oil recovery tank.
Depan Belakang
Kendorkan valve (1) di bawah fuel tank dan buang air serta endapan yang terkumpul pada dasar tank
bersamaan dengan fuel.
Terdapat dua buah fuel filter cartridge, masing-masing disebelah kiri dan kanan. Buang air dari kedua buah
pre-fuel filter tersebut dengan jalan yang sama :
PEMERIKSAAAN FUEL
Ketika menambah fuel, jangan sampai muncrat berlebih ini akan menyebabkan kebakaran, jika ada tumpahan
fuel bersihkan dengan cermat. Fuel mudah terbakar dan berbahaya. Jangan membawa api dekat fuel.
Jika lubang pernapasan tutup (1) tersumbat, tekanan didalam tank akan turun dan fuel tidak mengalir,
bersihkan lubang pernapasan setiap saat.
Untuk mencegah angin terhisap ke dalam engine, jangan membiarkan fuel dalam tank terlalu kurang.
Kelebihan fuel memungkinkan terjadinya tumpah yang berakibat adanya insiden lingkungan dan suhu yang
berlebihan. Oleh sebab itu pastikan tidak tejadi kelebihan fuel saat pengisian.
Jika ada Instrument yang tidak bekerja, ada kemungkinan rusak, jadi
segera hubungi mekanik.
Periksa parking brake, foot brake, dan retarder brake. Jika ada kelainan segera hubungi mekanik. Berikut
adalah teknis pelaksanaan pengetesan brake :
1. Unit berhenti ditempat yang rata dan tarik/injak jenis brake yang akan ditest sampai penuh.
2. Set shift lever ke posisi D, secara bertahap naikkan kecepatan putaran engine sesuai dengan
jenis brake yang ditest seperti dalam tabel. Jika unit tidak bergerak walaupun ketika putaran
engine mencapai yang disebutkan dalam table, maka hal ini dinyatakan normal.
3. Turunkan putaran engine, set parking brake ke posisi PARKING. Jika ada kelainan ditemukan,
hubungi mekaanik untuk segera diperbaiki.
PEMERIKSAAN KELISTRIKAN
Jika fuse sering putus, atau jika ada bekas konslet, cari penyebabnya dengan segera dan lakukan
perbaikan dan hubungi mechanic.
Jaga kebersihan battery dan periksa lubang pernapasan pada tutup battery. Jika tersumbat kotoran atau
debu, cuci tutup battery untuk membersihkan lubang pernapasan
Periksa kerusakan dan kapasitas fuse yang salah dan kabel putus atau sirkuit yang konslet pada kabel lisrik.
Periksa juga terminal yang kendor dan kencangkan bagian-bagian yang kendor.
Periksa kabel-kabel pada battery, starting motor, alternator dengan hati-hati.
Selalu periksa jika ada tumpukan yang mudah terbakar seputar battery dan buanglah material tsb.
Periksa kondisi wall apakah terdapat yang robek, bila diketemukan segera laporkan.
Periksa kekencangan Nut pada Rim.