Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Aku Dan 3 Anggota Kelompok PEMALASSSS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SHALAT BERJAMAAH & SHALAT JAMA’ DAN QASHAR

Untuk Memenuhi Tugas Fiqhi Dari Dosen Pengampuh Dwi Pratiwi


Lestari S.Pd.I, M,Pd.

Di Susun Oleh :

Haerul Ahyar 223121078


Muhammad Dzikri Abdillah 223121061
Rahim 223121057
Mutiara Syamrah 223121057

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta‟alayang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya serta yang telah memberikan kekuatan, ketabahan danilmu
yang bermanfaat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahuntuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktik Ibadah dengan judul materi “
ShalatBerjamaah”
Kami berharap, semoga makalah ini dapat membantu,
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan menjadi sumbangan
pemikirankepada pembaca
.Demikian makalah ini kami susun, dan kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kamimem
inta agar sekiranya pembaca dapat memberikan masukan dan sarannya
demikebaikan kami dalam penulisan makalah kedepannya.Akhir kata semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Wassalamu‟alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pengertian Shalat Berjamaah.........................................................................2
B. Syarat Sah salat Berjamaah...........................................................................2
C. Makmum Masbuq..........................................................................................3
D. Halangan shalat Berjamaah...........................................................................4
BAB III.........................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. JAMA’...........................................................................................................5
 Definisi Jama’............................................................................................5
 Jamak Taqdim dan Jamak Ta`khir.............................................................5
 Sebab Bolehnya menjamak Shala..............................................................5
 Niat jamak taqdim......................................................................................5
B. Definisi Sholat Qashar...................................................................................7
Dalil disyariatkanya..............................................................................................7
 Syarat diperbolehkannya Qashar Salat......................................................7
 Niat Qashar................................................................................................7
BAB IV.......................................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................10
B. Kritik dan Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang mempunyai aturan dan ajaran-ajaran yang
lengkap dan sempurna. Kelengkapan dan kesempurnaan ajaran-ajarannya dapat
dilihat dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang menjadi
perhatian Islam tidak hanya aspek kehidupan yang berhubungan langsung dengan
Allah Subhanahu wa Ta‟ala sebagai Dzat Pencipta dan satusatunya Dzat yang wajib
disembah (habl min Allah); akan tetapi aspek kehidupan itu juga meliputi hubungan
sesama manusia (habl min al-nas) maupun hubungan dengan makhluk lainnya,
seperti tumbuh-tumbuhan danhewan (habl min al-„alam).
Dalam hubungan secara langsung dengan Allah, Islam telah memberikan
tata cara khusus yang harus dilakukan oleh umat Islam. Tata cara yang mengatur
hubungan langsung dengan Allah secara khusus adalah shalat.Sebagai ibadah
madhah, shalat merupakan satu-satunya ibadah langsung yangdapat menjembatani
hubungan batin manusia dengan Allah, yaitu hubunganmakhluk dengan penciptanya.
Dan bahkan karena urgensinya, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‟Alaihi
waSallam dalam menerima titah shalat iniharus di isra‟ mi‟rajkan, Rasulullah secara
langsung bertemu dengan Allah beliau diperintah oleh Allah untuk mendirikan
shalat. Shalat berjamaah dikatakan syiar Islam yang sangat agung, dandiwajibkan
secara khusus bagi laki-laki Muslim yang terkena kewajibanmelaksanakan shalat.
Dengan adanya kewajiban shalat berjamaah ini, ajaranIslam terlihat lebih hidup dan
eksis, kerukunan umat Islam lebih mudah tercipta dan tampak indah, bisa saling
ta‟awun dalam kebaikan dan ketakwaan. Sehingga tepatlah, jika syariat memberikan
banyak pahala bagimereka yang menghidupkan syiar ini, di samping memberikan
ancaman berat bagi yang meninggalkannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dituliskan rumusan masalahsebagai berikut :


1. Pengertian Shalat Berjamaah
2. Syarat Sah Shalat Berjamaah
3. Makmum Masbuq
4. Halangan Shalat Berjamaah
5. Definisi jama,
6. Penyebab bolehnya menjamak sholat
7. Definisi qashar

1
8. Penyebab di perbolehkanya qashar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Berjamaah


Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih
secara bersama-sama dan salah seorang dari mereka menjadi imam, sedangkan yang
lainnya menjadi makmum.
Nah, salat lima waktu yang kita lakukan sangat diutamakan untuk
dikerjakan secara berjamaah, bukan sendiri-sendiri (munfarid). Kalian perlu tahu
bahwa hukum salat wajib berjamaah adalah sunnah muakkadh, yaitu sunnah yang
sangat dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama mengatakan hukum salat berjamaah
adalah fardu kifayah.
Keutamaan salat berjamaah bila dibandingkan salat munfarid adalah
dilipatkan 27 derajat. Hadis Rasulullah saw.: “Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw.
bersabda, “salat berjamaah lebih utama dibandingkan salat sendirian dengan dua
puluh tujuh derajat.”(H.R. Bukhari dan Muslim)

Keistimewaan lain bagi orang yang rajin salat berjamaah adalah akan
dibebaskan oleh Allah Swt. dari api neraka. Perhatikan keterangan dari hadis berikut
ini:

“Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi Muhammad saw., sesungguhnya
beliau bersabda: “Barang siapa salat di masjid dengan berjamaah selama empat
puluh malam, dan tidak pernah tertinggal pada rakaat pertama dari salat Isya,
maka Allah akan membebaskan baginya dari api neraka.” (H.R. Ibnu Majah).

B. Syarat Sah salat Berjamaah


Salat berjamaah sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Ada imam.
2. Makmum berniat untuk mengikuti imam.
3. Salat dikerjakan dalam satu majelis.
4. Salat makmum sesuai dengan salat-nya imam.

Kedudukan imam dalam salat berjamaah sangat penting. Dia akan menjadi
pemimpin seluruh jamaah salat sehingga untuk menjadi imam ada syarat tersendiri.
Syarat yang dimaksud adalah :

2
1. Mengetahui syarat dan rukun salat, serta perkara yang membatalkan
salat,
2. Fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an,
3. Paling luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain,
4. Berakal sehat,
5. Ballig,
6. Berdiri pada posisi paling depan,
7. Seorang laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam kalau
makmumnya perempuan semua), dan
8. Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.

Sedangkan syarat-syarat menjadi makmum adalah seperti berikut:

1. Makmum berniat mengikuti imam,


2. Mengetahui gerakan salat imam,
3. Berada dalam satu tempat dengan imam,
4. Posisinya di belakang imam, dan
5. Hendaklah salat makmum sesuai dengan salat imam, misalnya imam

C. Makmum Masbuq

Makmum Masbuq adalah makmum yang tidak sempat membaca surat al-
Fatihah bersama imam di rakaat pertama. Lawan katanya adalah makmum muwafiq,
yakni makmum yang dapat mengikuti seluruh rangkaian salat berjamaah bersama
imam.

Jika kalian dalam kondisi ketinggalan berjamaah seperti ini, perlu kecermatan dalam
tata cara menghitung jumlah rakaat.

Untuk itu, perhatikan beberapa ilustrasi peristiwa berikut. Penjelasan ini sangat
penting, siapa tahu kalian mengalaminya:

Ilustrasi 1
Pada saat makmum datang untuk berjamaah salat Asar, imam masih berdiri
pada rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan membaca al-Fatihah.
Namun, sebelum selesai membaca al-Fatihah imam rukuk, maka dalam keadaan ini
makmum harus segera rukuk mengikuti imam tanpa harus menyelesaikan bacaan al-
Fatihah. Makmum semacam ini masih dinyatakan mendapatkan seluruh rakaat

3
bersama imam. Jadi, Pada saat imam menutup salat dengan salam, makmum tersebut
ikut salam.

Ilustrasi 2
Pada saat makmum datang untuk berjamaah salat ‘Asar, imam sedang rukuk
untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan membaca al-Fatihah
meskipun hanya satu ayat. Lalu, makmum segera rukuk mengikuti imam tanpa harus
menyelesaikan bacaan al-Fatihah. Makmum semacam ini masih dinyatakan
mendapatkan seluruh rakaat bersama imam. Jadi, pada saat imam menutup salat
dengan salam, makmum tersebut ikut salam.

Ilustrasi 3
Pada saat makmum datang untuk berjamaah ¡alat asar, imam
sedang i‘tidal atau sujud untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram,
dan langsung i‘tidal atau sujud bersama imam. Pada saat imam menutup salat
dengan salam, makmum berdiri lagi untuk menambah kekurangan rakaat yang belum
selesai.

D. Halangan shalat Berjamaah

Salat berjamaah dapat ditinggalkan, kemudian melakukan salat sendirian


(munfarid). Faktor yang menjadi halangan itu adalah :

1. Hujan yang mengakibatkan susah menuju ke tempat salat berjamaah,


2. Angin kencang yang sangat membahayakan,
3. Sakit yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat salat berjamaah,
4. Sangat ingin buang air besar atau buang air kecil, dan
5. Karena baru makan makanan yang baunya sukar dihilangkan, seperti bawang,
petai, dan jengkol.

4
BAB III

PEMBAHASAN
A. JAMA’
 Definisi Jama’

Shalat jamak adalah mengumpulan dua shalat pada satu waktu, seperti
shhalat dzuhur dengan asar dan shalat maghrib dengan isya`.

 Jamak Taqdim dan Jamak Ta`khir

Jika dua shalat dikumpulkan pada waktu salat pertama, maka disebut
dengan jamak taqdim (dzuhur dengan ashar di waktu dzuhur, magrib dengan isya di
waktu magrib).

Jika dua shalat dikumpulkan pada waktu salat kedua, maka disebut dengan jamak
ta`khir (ashar dengan dzuhur di waktu ashar, isya dengan magrib di waktu isya`).

 Sebab Bolehnya menjamak Shala


1. Sebab bolehnya jamak shalat ada 3, yaitu:
2. Safar (perjalanan): jamak takdim dan ta`khir
3. Hujan: jamak taqdim saja
4. Sakit: jamak takdim dan ta`khir

Syarat jamak takdim

1. Memulai dengan shalat pertama (dzuhur lalu ashar, magrib lalu isya`)
2. Niat jamak pada saat shalat pertama, yaitu jarak antara takbiratul ihram
dengan salam pertama. Utamanya niat pada takbiratul ihram.
3. Waktu salat yang pertama belum habis
4. Terus menerus antara dua shalat, jangan terpisah dengan waktu yang
minimal cukup untuk dua rakaat shalat.
5. Sholat pertama dipastikan sah, meskipun berupa dugaan kuat (dhon).
6. Masih dalam udzur (safar, hujan, sakit) hingga selesai takbiratul ihram
shalat yang kedua.
7. Mengetahui kebolehan jamak salat

 Niat jamak taqdim

 Niat shalat Dhuhur dan Ashar dengan jamak taqdim:

5
‫ُأَص ِّلى َفْر َض الُّظْهِر َأْر َبَع َر َك َع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا ِباْلَع ْص ِر َجْمَع َتْقِد ْيٍم ِهّٰلِل َتَع اَلى‬

“Saya niat shalat fardlu Dhuhur empat rakaat dijamak bersama Ashar dengan jamak
taqdim karena Allah Taala”.

 Niat shalat Qashar dhuhur dan ashar dengan jamak taqdim:

‫ُأَص ِّلى َفْر َض الُّظْهِر َر ْك َع َتْيِن َقْص ًرا َم ْج ُم ْو ًعا ِباْلَع ْص ِر َجْمَع َتْقِد ْيٍم ِهّٰلِل َتَع اَلى‬

Saya niat shalat fardlu Dhuhur dua rakaat dijamak bersama Ashar dengan jamak
taqdim karena Allah Taala.

 Niat shalat Maghrib dan Isya dengan jamak taqdim:

‫ُأَص ِّلى َفْر َض الَم ْغ ِر ِب َثاَل َث َر َك َع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا ِبالِع َش اِء َجْمَع َتْقِد ْيٍم ِهّٰلِل َتَع اَلى‬

Saya niat shalat fardlu Maghrib tiga rakaat dijamak bersama Isya dengan jamak
taqdim karena Allah Taala.

Jamak Ta`khir

Syarat jamak takhir ada dua, yaitu:

1. Niat melakukan jamak takhir pada waktu salat pertama yang cukup untuk
melaksanakan shalat.
2. Masih dalam udzur (safar, hujan, sakit) hingga selesai shalat yang
kedua.

6
B. Definisi Sholat Qashar

 Qashar aldalah memperpendek atau meriangkas rakaat shalat wajib, dari 4


rakaat menjadi 2 rakaat sebagai keringanan (rukhsah) bagi musyafir

Dalil disyariatkanya :

          
          
  

101. dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-
qashar[343]

 Syarat diperbolehkannya Qashar Salat

Syarat dibolehkannya qashar ada 11, jika tidak memenuhi maka tidak boleh atau
tidak sah qasharnya.

1) Salat yang diqashar adalah salat rakaat, seperti dzuhur, asar dan ‘isya`.
2) Tempat tujuannya jelas, sehingga tidak boleh qashar bagi orang yang tak
punya tempat tujuan yang jelas.
3) Perjalanannya hukumnya mubah, bukan perjalanan maksiat
4) Perjalanannya karena tujuan yang baik, seperti berdagang, haji dan umrah,
silaturahim, dan sebagainya.
5) Perjalanannya mencapai 2 marhalah, yaitu kurang lebih 82 km.
6) Telah melewati batas desa.
7) Mengetahui hukum diperbolehkannya qashar salat, sehingga tidak sah
qasharnya orang yang tidak mengetahui hukum bolehnya qasar.
8) Masih ada dalam status perjalanan hingga salat selesai.
9) Niat melakukan salat qashar ketika takbiratul ihram.
10) Menjaga hal-hal yang berlawanan dengan niat qashar saat salat, seperti niat
untuk muqim, rag-ragu dalam kebolehan qasr atau niat muqim di tengah-
tengah salat.
11) Tidak bermakmum kepada orang yang menyempurnakan salat (4 rakaat).

 Niat Qashar

Niat berbarengan dengan takbiratul ihram di dalam hati yang bunyinya, sebagai
berikut:

‫ُأَص ِّلى َفْر َض الُّظْهِر َر ْك َع َتْيِن ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َقْص ًرا ِهّٰلِل َتَع اٰل ى‬

7
Ushalli fardhad dhuhri rak’ataini mustaqbilal qiblati qasran lillahi ta’la.

"Aku niat salat dhuhur dua rakaat menghadap qiblat keadaan qashar karena Allah,".

8
Keterangan Jamak Taqdim Jama Ta'khir
Pada Waktu Shalat Pertama hingga
tersisa waktu cukup untuk shalat
Pada saat shalat pertama (contoh: Dzuhur waktunya 12.00
1Waktu niat (Antara takbir dan salam sampai 15.30 dan shalat dzuhur
pertama) lamanya 5 menit, maka ia boleh niat
jamak takhir pada jeda waktu 12.00
s.d 15.25)
Hingga selesai takbiratul
2Udzur Hingga selesai shalat kedua
ihram pada shalat kedua
Wajib, sehingga tidak
boleh terpisah dengan
Terus Menerus
3 minimal waktu yang Tidak wajib
antaradua Shalat
cukup untuk shalat dua
rakaat.
Wajib, sehingga harus
4Tertib (Berurutan) shalat pertama dulu baru Tidak wajib, hanya sunnat.
kemudian shalat kedua

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Shalat Berjamaah
1. Sholat berjamaah adalah, sholat yang dilakukan secara bersama-sama,
baik dua prang atau lebih dengan memilih seorang imam untuk
memimpin.
2. Banyak sekali hikmah dan manfaat sholat berjamaah, diantaranya adalah:
o Setan menjauh darinya dikarenakan mendengar suara adzan.
o Merespon panggilan muadzin dengan berniat sholat berjamaah.
o Berharap agar amiin yang diucapkan bebarengan
dengan amiinnya imam dan amiinnya para malaikat.
o Terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.

 Jama’ Dan Qashar

Shalat jama’ adalah mengumpulkan shalat Dzuhur dan shalat Ashar atau
shalat Maghrib dan shalat Isya’ di waktu shalat yang pertama yang disebut jama’
taqdim atau di waktu shalat kedua yang disebut jama’ ta’khir. Sedangkan shalat
Qashar adalah melaksanakan shalat Dzuhur, Ashar atau Isya’ dengan dua rakaat
oleh seorang musafir

Ada beberapa dasar hukum yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadis, yaitu:

          
          
  

101. dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-
qashar[343] sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

B. Kritik dan Saran

 Shalat Berjamaah

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, Abu Yusuf. BUKU PINTAR SHALAT LENGKAP. Jalamitra


Media:2009.
Muiz, Yusuf. Panduan Shalat Terlengkap. Pustaka Makmur.

Ahmad Mudjab Mahalli, HADIS-HADIS AHKAM, (Jakarta Utara : PT.Raja


Grafindo Persada), 2003, hal 246-247
Ust. Abdul Mu’iz, Panduan Sholat Lengkap, (PUSTAKA MAKMUR),
hlm113-115
al-Bugha, Musthafa Dib. 2012.Al-Tadzhib fi Adillati Matn al-Ghayah Kwa
al-Taqrib, diterjemahkan oleh Toto Edidarmo, Ringkasan Fikih Madzhab Syafi’i
Penjelasan Kitab Matan Abu Syuja’ dengan Dalil al-Qur’an dan Hadis. Jakarta:
Naoura Books.
al-Dimasyiqi, Syaikh al-Alamah Muhammad bin ‘Abdurrahman. 2015. Fikih
Empat Madzhab.Bandung: Hasyimi.
al-Husaini, Al-Imam Taqiyyudin Abu Bakar. 1983.Kifayatl Akhyar, alih
bahasa: Anas Thohir Syamsuddin. Surabaya: Bina Ilmu.
ar-Rahbawi, Syaikh Abdul Qadir. 2007. as-Sholah ala al-Madzahib
al-‘Arba’ah, alih bahasa: Ahmad Yaman, Panduan Lengkap Shalat menurut Empat
Madzhab.Jakarta: Pustaka al-Kautsar.

12

Anda mungkin juga menyukai