Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kian Anggun Pitasari

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 138

APLIKASI PENGATURAN POSISI QUARTER PRONE DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA BAYI


PREMATUR MELALUI PENDEKATAN TEORI KONSERVASI
LEVINE DI RUANGAN NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT
(NICU) RSUP.PROF.Dr.R.D. KANDOU MANADO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Profesi Ners Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

OLEH :
Anggun Pitasari,S.Tr.Kep
NIM.711490121003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
2021/2022

i
ii
iii
Anggun Pitasari. 2022. Aplikasi Pengaturan Posisi Quarter prone dengan
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas pada Bayi Prematur
melalui Pendekatan Teori Konservasi Levine diruang Neonatal Intensive
Care Unit (NICU) RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. (Dibimbing oleh
Ns.D.Sisfiani Sarimin, M.Kep, Sp.Kep.An sebagai pembimbing 1 dan Kusmiyati,
S.Kep, Ns, M.Kes sebagai pembimbing 2)

ABSTRAK

Latar Belakang : Bayi resiko tinggi adalah bayi yang memiliki resiko morbiditas
dan mortalitas tinggi dibandingkan bayi lainnya tanpa melihat usia gestasi atau
berat badan, salah satunya yaitu bayi prematur. Bayi prematur memiliki resiko
mengalami beberapa masalah, salah satunya yaitu gangguan pernapasan yang
dapat dilakukan untuk memaksimalkan fungsi oksigenasi bayi prematur dengan
memberikan posisi quarter prone. Posisi quarter prone pada bayi merupakan
posisi yang sangat direkomendasikan karena pada posisi ini dapat meningkatkan
fungsi paru-paru secara optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengaplikasikan
pengaturan posisi Quarter Prone dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
pola napas pada bayi prematur melalui pendekatan teori konservasi Levine
diruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof Dr.R.D Kandou
Manado.
Metode : Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, melihat catatan medis, tindakan keperawatan dan mengaplikasikan
Evidence Based Nursing pada bayi prematur.
Hasil, kesimpulan dan Saran : Setelah melakukan asuhan keperawatan pada
By.Ny.S.AN, By.Ny.I.R, By.Ny.E.S, By.Ny.J.D dengan prematur didapatkan
masalah keperawatan yaitu Pola nafas tidak efektif, ketidakefektifan
termoregulasi, resiko infeksi, resiko gangguan perkembangan. Hasil dari
penerapan Evidence Based Nursing pada keempat pasien menunjukan ada
pengaruh penerapan posisi quarter prone terhadap peningkatan saturasi oksigen
dan kestabilan frekuensi napas pada bayi prematur. Untuk itu diharapkan
pengaturan posisi quarter prone dapat menjadi intervensi mandiri yang dapat
diterapkan pada bayi dengan masalah oksigenasi.

Kata Kunci : Bayi prematur, Posisi quarter prone, Oksigenasi

iv
Anggun Pitasari. 2022. Application of Setting The Quarter Prone Position with
Nursing Problems of Ineffective Breating Patterns In Premature Infants Through The
Levine Conservation Nursing Theory Approach At The Neonatal Intensive Care Unit
(NICU) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado . (Supervised by Ns.D.Sisfiani
Sarimin, M.Kep, Sp.Kep.An as the 1st Supervisor and Kusmiyati, S.Kep, Ns, M.Kes
as the 2nd Supervisor)
ABSTRACT
Background: High risk babies are babies who have a high risk of morbidity and
mortality compared to other babies regardless of gestational age or weight, one
of which is premature babies. Premature babies have a risk of experiencing
several problems, one of which is respiratory disorders which can be done to
maximize the oxygenation function of premature babies by providing a quarter
prone position. The quarter prone position in infants is a highly recommended
position because this position can improve lung function optimally. The purpose
of this study was to apply the Quarter Prone positioning to the nursing problem of
ineffective breathing patterns in premature infants through the Levine
conservation theory approach in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP
PROF. Dr.R.D Kandou Manado.
Methods: This research method is a descriptive research method with a case
study approach. Data was collected by means of observation, interviews, viewing
medical records, nursing actions and applying Evidence Based Nursing in
premature babies.
Results, Conclusions and Suggestions: After performing nursing care on
By.Ny.S.AN, By.Ny.I.R, By.Ny.E.S, By.Ny.J.D prematurely, nursing problems were
found, namely ineffective breathing patterns, ineffective thermoregulation, risk of
infection, risk of developmental disorders. The results of the implementation of
Evidence Based Nursing in the four patients showed that there was an effect of
applying the quarter prone position to the increase in oxygen saturation and
stability of the respiratory rate in premature infants. For this reason, it is hoped
that the setting of the quarter prone position can be an independent intervention
that can be applied to infants with oxygenation problems.

Keywords: Premature Baby, Quarter Prone Position, Oxygen

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.

Penyusunan karya ilmiah ini dapat terselesaikan oleh karena adanya bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes, Apt selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado.

2. Henry S. Imbar, S.Pd, M.Kes, sebagai Wakil Direktur I Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado.

3. Sandra G. J. Tombokan, S.Pd, S.SiT, M.Si, sebagai Wakil Direktur II

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

4. Selfi P.J. Ulaen, S.Si, S.Pd, M.Kes, sebagai Wakil Direktur III Politeknik

Kesehatan Kemenkes Manado.

5. Jon W. Tangka, M.Kep., Ns., Sp.KMB selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

6. Semuel Tambuwun, SKM, M.Kes, Selaku Sekertaris Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

7. Dorce Sisfiani Sarimin, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An selaku Ketua Program Studi

Ners Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

Sekaligus Sebagai Dosen Pembimbing I dan penguji III yang telah

memberikan koreksi, motivasi, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran

vi
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Kusmiyati, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Pembimbing II Sekaligus Penguji IV

yang penuh kesabaran, Perhatian dan telah menyediakan waktu memberikan

koreksi, motivasi, tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini.

9. Ns. Tinneke Tololiu, S.Kep, M.Kes, selaku Sekertaris Program Studi Ners

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado. selaku penguji I yang

telah menyediakan waktu memberikan koreksi, motivasi, tenaga dan pikiran

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

10. Tati S. Ponidjan, M.Kep, Ns, Sp.Kep.An sebagai Penguji II yang telah

memberi masukan, pembelajaran dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

11. Djoni Ransun, S.Pd, M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang selama ini

selalu membimbing serta memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

12. Papa, Mama, dan Kakak yang selalu memberikan Doa, dukungan, semangat

dan motivasi untuk penulis selama mengikuti pendidikan hingga dapat

menyelesaikan pendidikan tepat waktu.

13. Teman-teman angkatan 2021 Profesi Ners yang telah bersama-sama melewati

masa pendidikan baik suka maupun duka.

vii
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang tidak

dapat disebut satu per satu.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dan kesalahan baik dari segi materi maupun dalam teknik penulisan. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi

kesempurnaan karya ilmiah akhir ners ini.

Manado, Juni 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4
D. Manfaat penulisan................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Penyakit......................................................................................6
B. Teori Asuhan Keperawatan................................................................17
C. Teori Keperawatan.............................................................................22
D. Aplikasi Teori Keperawatan Pada Asuhan Keperawatan...................25
E. Analisis Evidence Based Nursing.......................................................40
F. Sop Keterampilan...............................................................................43
BAB III. METODE
A. Desain.................................................................................................49
B. Penetapan sampel...............................................................................49
C. Lokasi dan waktu penelitian...............................................................49
D. Metode dan Teknik pengumpulan data..............................................50
E. Etika penelitian ..................................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil....................................................................................................52
B. Penerapan Evidence Based Nursing (EBN).....................................115
C. Pembahasan......................................................................................117
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................122
B. Saran.................................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap bayi baru lahir mengalami berbagai perubahan yang diakibatkan

proses adaptasi dengan kondisi di ektra uterin. Proses adaptasi akan menjadi

sulit pada bayi – bayi yang resiko tinggi. Bayi resiko tinggi adalah bayi yang

dilahirkan tanpa melihat usia gestasi atau berat badan tetapi memiliki resiko

mobiditas dan mortalitas tinggi, diantaranya adanya bayi prematur

(Angraeni,2019).

Menurut WHO tahun 2019 memperkirakan setiap tahunnya jumlah bayi

yang lahir akan meningkat, dari 184 negara tingkat kelahiran prematur

berkisar dari 5% sampai 18%. Data WHO mengungkapkan Indonesia

menempati urutan kelima sebagai negara dengan jumlah bayi prematur

terbanyak didunia dan kelahiran prematur diidentifikasi sebagai penyumbang

terbesar angka kematian bayi. Kematian neonatal ditahun 2017 sebanyak

72.000 kasus, salah satu penyebab paling banyak adalah berat bayi lahir

rendah (BBLR) dan prematur 19% dari jumlah pertahunnya di Indonesia.

Kematian bayi tersebut berasal dari gangguan sistem pernapasan dengan

saturasi oksigen yang menurun pada 30% kelahiran bayi prematur (Rakernas,

2019).

Penyebab utama kematian pada bayi prematur yaitu disebabkan karena

asfiksia, infeksi dan prematuritas (Kemenkes,2017). Prematuritas merupakan

penyebab kematian ke-3 pada bayi yang disebabkan karena sebagian besar

organ tubuh belum matang dalam melakukan proses adaptasi terhadap

1
lingkungan ekstra uterin. Masalah yang paling sering terjadi pada bayi

prematur dan memiliki berat badan kurang adalah imaturitas pada system

pernapasan, system kardiovaskuler, system susunan saraf pusat, hematologik,

gastrointestinal, ginjal dan termoregulasi. Pada dasarnya tatalaksana pada bayi

dengan gangguan sistem pernapasan dapat dibantu dengan ventilasi mekanik.

Ventilasi mekanik dapat dilepas jika bayi dikatakan stabil dengan indikator

tanpa sesak, saturasi dalam batas normal, serta bernapas secara spontan.

Penanganan yang biasa dilakukan pada bayi dengan masalah pernapasan yaitu

penanganan dengan menggunakan alat bantu napas berupa CPAP dan terapi

O2 nasal (Sarwo et all., 2016)

Akan tetapi selain menggunakan alat bantu napas, pemberian posisi yang

tepat juga dapat meningkatkan kualitas tidur bayi, dan keluaran klinis berupa

peningkatan fungsi paru dengan optimalisasi strategi melalui positioning pada

bayi prematur yang sedang dirawat di unit khusus maupun intensif yang

ditunjukan dengan peningkatan SaO2 dan volume tidal lebih tinggi. Adapun

salah satu intervensi yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan

pengaturan posisi Quarter prone. Posisi Quarter prone merupakan posisi bayi

miring kiri atau kanan dengan kepala di atas gulungan kain dan seperti

memeluk guling namun posisi hampir seperti tengkurap dan tangan bayi fleksi

dan sedekat mungkin dengan mulut bayi, kaki sedekat mungkin dengan perut

bayi (Defi, dkk 2019). Hasil penelitian menurut (Deni,2019) menunjukkan

bahwa posisi Quarter prone pada bayi merupakan posisi yang sangat

2
direkomendasikan karena pada posisi ini dapat meningkatkan fungsi paru-paru

secara optimal.

Maka dari itu, dalam menjalankan asuhan keperawatan ini penulis

menggunakan model keperawatan konservasi yang diperkenalkan oleh Myra

Esterina Levine yaitu sebagai Levine’s Conservation Model. Levine’s

Conservation Model mampu meningkatkan bayi untuk beradaptasi terhadap

perubahan yang terjadi namun respon organismik terhadap tindakan masing-

masing pasien berbeda tergantung dari kemampuan dan penyakit yang

diderita. Perawat perlu membantu bayi untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi

agar tubuh dapat melanjutkan fungsi sehingga anak kuat dan mampu melawan

ketidakmampuan. Hal ini sesuai dengan prinsip konservasi levine yiatu

perawat mampu mencapai tujuan asuhan keperawatan melalui konservasi

energi, konservasi integritas struktur, konservasi integritas personal dan

konservasi integritas sosial ( Mariyam & Tri, 2013)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada perawat ruangan didapatkan

bahwa kasus bayi dengan prematur adalah kasus yang sering ditemukan

diruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan masalah gangguan

pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya. Berdasarkan observasi yang

dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa terdapat lebih dari tiga kasus yang

menggunakan alat bantu napas berupa CPAP. Sehingga dari uraian di atas

penulis tertarik untuk melakukan studi kasus terkait dengan “Aplikasi

pengaturan posisi Quarter Prone dengan masalah keperawatan

ketidakefektifan pola napas pada bayi prematur melalui pendekatan teori

3
konservasi Livine diruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof

Dr.R.D Kandou Manado”.

B. Rumusan masalah

Bagaimana Aplikasi pengaturan posisi Quarter Prone dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan pola napas pada bayi prematur melalui

pendekatan teori Konservasi Levine diruangan Neonatal Intensive Care Unit

(NICU) RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado ?

C. Tujuan

a. Tujuan umum

Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk

mengaplikasikan pengaturan posisi Quarter Prone dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan pola napas pada bayi prematur melalui

pendekatan teori konservasi Levine diruang Neonatal Intensive Care Unit

(NICU) RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado

b. Tujuan khusus

1. Melakukan pengkajian dalam asuhan keperawatan pada bayi prematur

dengan pendekatan teori konservasi Levine diruang Neonatal Intensive

Care Unit (NICU) RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada bayi prematur dengan

pendekatan teori konservasi Levine diruang Neonatal Intensive Care

Unit (NICU) RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado

4
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada bayi prematur dengan

pendekatan teori konservasi Levine diruang Neonatal Intensive Care

Unit (NICU) RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado

4. Melakukan Tindakan keperawatan aplikasi Evidence Based Nursing

dengan pengaturan posisi Quarter Prone dengan masalah keperawatan

ketidakefektifan pola napas pada bayi prematur melalui pendekatan

teori konservasi Levine diruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada bayi prematur dengan

pendekatan teori konservasi Levine diruang Neonatal Intensive Care

Unit (NICU) RSUP Prof. Dr.R.D Kandou Manado

D. Manfaat penulisan

a. Bagi institusi Pendidikan

Sebagai informasi untuk menambah ilmu keperawatan anak di institusi

khususnya di Jurusan Keperawatan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes

Manado, serta dapat mendukung bahan ajaran Ilmu Keperawatan Anak.

b. Bagi institusi pelayanan

Sebagai pendukung asuhan keperawatan yang merujuk pada hasil aplikasi

Evidence Based Nursing dengan pengaturan posisi Quarter Prone yang

berpengaruh terhadap status oksigenasi

c. Bagi penulis

Dapat memberikan informasi perkembangan ilmu keperawatan dalam

pemberian asuhan keperawatan pada bayi prematur.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Penyakit

1. Defenisi

Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup

sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid

terakhir). Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur

kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar

bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Prematur juga

sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat

badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga

disebut sebagai neonatus imatur. Secara historis, bayi dengan berat badan

lahir 2500 gram atau kurang disebut bayi prematur (Behrman, dkk,

2000). Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara

37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus

28 hari. Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan

mencapai 37 minggu disebut dengan persalinan prematur (Sulistiarini &

Berliana, 2016).

2. Klasifikasi bayi prematur

Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran

prematur dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)

Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang

6
lahir dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya

sesuai dengan usia kehamilan. Derajat prematuritas dapat digolongkan

menjadi 3 kelompok antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bayi sangat prematur (extremely premature) : 24-30 minggu

2. Bayi prematur sedang (moderately premature) : 31-36 minggu

3. Borderline premature : 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat

prematur dan matur. Beratnya seperti bayi matur akan tetapi

sering timbul masalah seperti yang dialami bayi prematur

misalnya gangguan pernapasan, hiperbilirubinemia dan daya isap

yang lemah.

b. Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)

Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi

yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya

untuk masa gestasi tersebut. Banyak istilah yang dipergunakan

untuk menunjukkan bahwa bayi KMK ini dapat menderita gangguan

pertumbuhan di dalam uterus (intrauterine retardation = IUGR)

seperti pseudopremature, small for dates, dysmature, fetal

malnutrition syndrome, chronis fetal distress, IUGR dan small for

gestational age (SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan

post matur) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan

masa gestasinya. Gambaran kliniknya tergantung dari pada lamanya,

intensitas dan timbulnya gangguan pertumbuhan yang mempengaruhi

bayi tersebut. IUGR dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

7
1. Proportinate IUGR : janin menderita distres yang lama, gangguan

pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan

sebelum bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala

dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih

di bawah masa gestasi yang sebenarnya.

2. Disproportinate IUGR : terjadi akibat distres sub akut. Gangguan

terjadi beberapa minggu atau beberapa hari sebelum janin lahir.

Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi

berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda-tandanya adalah

sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering, keriput dan

mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.

3. Etiologi

Bayi dengan kelahiran prematur dapat disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu sebagai berikut:

a. Faktor ibu

Faktor ibu merupakan hal dominan dalam mempengaruhi

kejadian prematur, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:

1. Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).

2. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum,

malnutrisi dan anemia sel sabit.

3. Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).

4. Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).

5. Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala

8
panas tinggi (misal: thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit

kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal).

a) Trauma pada masa kehamilan, antara lain jatuh.

b) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan

alkohol).

c) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari

35 tahun.

d) Bekerja yang terlalu berat

e) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat (Hansen et al.,2016)

b. Faktor Janin

Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian prematur

antara lain kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat

bawaan, kelainan kromosom, infeksi (misal: rubella, sifilis,

toksoplasmosis), insufensi plasenta, inkompatibilitas darah ibu dari

janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan O), infeksi dalam rahim

(Hockenberry et al,2016)

c. Faktor lain

Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor plasenta,

seperti plasenta previa dan solusio plasenta, faktor lingkungan, radiasi

atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan,

pekerjaan yang melelahkan dan merokok.

Menurut Proverawati & Sulistyorini (2010), berdasarkan

klasifikasinya penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibedakan

9
menjadi sebagai berikut:

1. Bayi prematur tipe SMK disebabkan oleh:

a) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,

kehamilan kembar.

b) Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.

c) Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak

mampu menahan berat bayi dalam rahim).

d) Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum

hemorrhage).

e) Ibu hamil yang sedang sakit.

2. Bayi prematur tipe KMK disebabkan oleh:

a) Ibu hamil yang kekurangan nutrisi.

b) Ibu memiliki riwayat hipertensi, pre eklampsia dan anemia.

c) Kehamilan kembar.

d) Malaria kronik dan penyakit kronik lainnya.

e) Ibu hamil merokok.

4. Tanda dan gejala

Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan

gejala yang dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.

b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.

c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.

10
d. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.

e. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.

f. Rambut lanugo masih banyak.

g. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.

h. Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.

i. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.

j. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia

mayora dan klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum

turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang

(pada bayi laki-laki).

k. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya

lemah.

l. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah

m. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan

jaringan lemak masih kurang.

n. Vernix caseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

Menurut Proverawati & Sulistyorini (2010), bayi prematur

menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan

keadaan lemah, yaitu sebagai berikut:

1. Tanda-tanda bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK):

a. Kulit tipis dan mengkilap.

b. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk

dengan sempurna.

11
c. Lanugo (rambut halus atau lembut) masih banyak ditemukan

terutama pada daerah punggung.

d. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik.

e. Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia

minora.

f. Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan dan testis

kadang belum turun.

g. Garis telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum

terbentuk.

h. Kadang disertai dengan pernapasan yang tidak teratur.

i. Aktivitas dan tangisan lemah.

j. Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah.

2. Tanda-tanda bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK):

a. Umur bayi bisa cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi

beratnya kurang dari 2500 gram.

b. Gerakannya cukup aktif dan tangisannya cukup kuat.

c. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis.

d. Pada bayi laki-laki testis mungkin sudah turun.

e. Bila kurang bulan maka jaringan payudara dan puting kecil.

12
5. Pathway

13
6. Patofisiologi bayi prematur
Menurut Surasmi, dkk (2003), neonatus dengan imaturitas

pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat menghasilkan kalori melalui

peningkatan metabolisme. Hal itu disebabkan karena respon menggigil

pada bayi tidak ada atau kurang, sehingga bayi tidak dapat menambah

aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stres dingin atau suhu lingkungan

rendah adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respon terhadap

rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang

menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak coklat untuk

menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan. Stres

dapat menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia.

Peningkatan metabolisme sebagai respon terhadap stres dingin akan

meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia

tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang (hipoksia)

dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru menurun

akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang imatur).

Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin fetal (HbF) yang

dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lama

pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.

Stres dingin akan direspon oleh bayi dengan melepas norepinefrin

yang menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan

keefektifan ventilasi paru sehingga kadar oksigen darah berkurang.

Keadaaan ini menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan

glikolisis anaerob yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi

14
ini bersamaan dengan metabolisme lemak coklat yang menghasilkan asam

sehingga meningkatkan kontribusi terjadinya asidosis. Kegiatan

metabolisme anaerob meghilangkan glikogen lebih banyak dari pada

metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya hipoglikemia.

Kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit,

sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak adekuat (Surasmi,

dkk, 2003).

Bayi prematur umunya relatif kurang mampu untuk bertahan hidup

karena struktur anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya

belum bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut

berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur dan

mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi berisiko tinggi

lain juga mengalami kesulitan yang sama karena hambatan atau gangguan

pada fungsi anatomi, fisiologi, dan biokimia berhubungan dengan adanya

kelainan atau penyakit yang diderita. Bayi prematur atau imatur tidak

dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal karena pusat

pengatur suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen

dan lemak coklat sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya

lemak subkutan dan permukaan tubuh yang relatif lebih luas akan

menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih banyak. Respon

menggigil bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat

meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol reflek

kapiler kulit juga masih kurang (Surasmi, dkk, 2003).

15
7. Pemeriksaan penunjang pada bayi prematur

Menurut Nurarif & Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang

yang dapat dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah sebagai

berikut:

a. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga

23.000- 24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila

ada sepsis.

b. Hematokrit (Ht): 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih

menandakan polisitemia, sedangkan penurunan kadar

menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal.

c. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah

berhubungan dengan anemia atau hemolisis yang berlebihan.

d. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl

pada 1-2 hari, dan 12 gr/dl pada 3-5 hari.

e. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah

kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada

hari ketiga.

f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): dalam batas normal pada awal

kehidupan.

g. Pemeriksaan analisa gas darah.

8. Penatalaksanaan pada bayi prematur

Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan

atau penanganan yang dapat diberikan pada bayi prematur adalah

16
sebagai berikut:

a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah

mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus

dipertahankan dengan ketat.

b. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan

dengan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi

termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.

c. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum

sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan

dengan cermat.

d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan

kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan

tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan

dengan ketat

e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering

dan bersih serta pertahankan suhu tetap hangat.

f. Tali pusat dalam keadaan bersih.

g. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI

B. Teori Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data

secara subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui

metode anamnesa dan data objektif (data hasil pengukuran atau

17
observasi).

Menurut Nurarif (2015), pengkajian yang harus dilakukan adalah :

a. Pengkajian Primer : Airway, breathing, circulation, disability

b. Data Demografi : Identitas pasien dan penanggung jawab

c. Status Kesehatan saat ini

1) Keluhan Utama : Bayi kurang bulan

2) Riwayat penyakit sekarang: bayi kecil, lemah, sesak, adanya resiko

hipotermi, tangisan masih lemah, Berat badan < 2500 gram.

3) Riwayat penyakit dahulu: Riwayat pre natal, natal, dan post natal.

Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor

predisposisi.

4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga

yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai

penyebab prematur

5) Riwayat imunisasi

6) Riwayar tumbuh kembang

d. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum: pada umunya klien dengan prematur dalam

keadaan lemah, bayi terlihat kecil, pergerakan masih kurang dan

lemah, berat badan < 2500 gram, dan tangisan masih lemah

2) Kesadaran: tergantung tingkat keparahan pasien

3) Tanda-tanda vital: pada umumnya terjadi gangguan pada

sistem tubuh termasuk pernapasan klien, suhu tubuh mudah

18
terjadi hipotermi

4) Kepala: bentuk kepala kecil, fontanela mayor dan minor masih

cekung, lingkar kepala kurang dari 33cm

5) Mata: biasanya konjungtiva dan sklera berwarna normal, lihat reflek

kedip baik atau tidak, terdapat radang atau tidak. Pada pupil terjadi

miosis saat diberikan cahaya

6) Hidung: biasanya terdapat pernapasan cuping hidung, terdapat

secret berlebih dan terpasang alat bantu napas

7) Thoraks

a. Inspeksi : napas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam.

Pada lingkar dada kurang dari 30cm

b. Auskultasi : adanya stridor atau weezing menunjukkan tanda

bahaya

8) Kulit dan kelamin : pada kulit terlihat keriput, tipis, penuh lanugo,

pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan. Pertumbuhan genetalia

belum sempurna

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada bayi prematur

menggunakan acuan tim pokja SDKI DPP PPNI 2016 :

a. Pola napas tidak efektif

b. Resiko defisit nutrisi

c. Resiko infeksi

19
3. Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
D.0005 L.01004 (Pola Napas) I.01012 (Manajemen
Setelah dilakukan Jalan Nafas)
Pola napas tidak efektif
intervensi selama 3x24 Observasi:
jam, maka pola nafas - Monitor pola nafas
membaik, dengan
kriteria hasil :
- Monitor bunyi nafas
- Dispnea menurun - Monitor sputum
- Penggunaan otot
Terapeutik:
bantu nafas menurun - Pertahankan
- Napas cuping hidup kepatenan jalan nafas
menurun
- Lakukan fisioterapi
- Frekuensi nafas dada, jika perlu
membaik
- Berikan oksigen, jika
- Kedalaman nafas perlu
membaik
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator, jika
perlu
D.0019 L.030330 I.03119 (Manajemen
Resiko Defisit Nutrisi Setelah dillakukan Nutrisi)
tindakan 3x24 jam , Observasi
maka status nutrisi - Identifikasi status
bayi membaik, dengan nutrisi
kriterian hasil :
- Identifikasi
- Berat bada perlunya selang
meningkat nasogastrik
- Panjang badan
meningkat
- Monitor berat
badan
- Kulit kening
I.03126 (Pemberian
menurun
Makanan Enteral)
- Pucat menurun
Observasi
- Periksa posisi
NGT/OGT dengan
memeriksa residu
lambung atau
mengauskultasi
hembusan udara
Terapeutik
- Gunakan tehnik
bersih dalam
pemberian makanan

20
via selang
- Bicara dengan bayi
selama diberikan
makanan untuk
menstimulus bayi
D.0142 L.14137 (Tingkat I.14539 (Pencegahan
Infeksi) Infeksi)
Resiko Infeki
Setelah dilakukan Observasi
intervensi - Monitor tanda dan
keperawatan selama gejala infeksi
3x24 jam, makan
tingkat infekesi Terapeutik
menurun, dengan - Batasi jumlah
kriteria hasil : pengunung
- Kebersihan tangan - Cuci tangan
meningkat
sebelum dan
- Kebersihan tubuh sesudah kontak
meningkat dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan tehnik
aseptic pada pasien
beresiko tinggi

21
C. Teori Keperawatan Myra Estin Levine
Teori keperawatan merupakan suatu kerangka kerja yang

dirancang untuk mengatur pengetahuan dan menjelaskan fenomena dalam

keperawatan, pada tingkat yang lebih kongkrit dan spesifik. Salah satu teori

keperawatan yang banyak berkembang adalah teori menurut Myra Estin

Levine yang dikenal dengan model konservasi. Model konservasi Levine

didasari tiga konsep utama yaitu adaptasi wholeness dan konservasi. Fokus

model tersebut adalah mempromosikan adaptasi secara keseluruhan

(wholeness) dengan menggunakan prinsip konservasi (Levine, 1967 dalam

Tomey & Alligood, 2006)

1. Adaptasi

Levine (1991, dalam Tomey & Alligood, 2010) menyatakan

bahwa adaptasi merupakan sebuah proses berkesinambungan yang

terkait antara individu dengan lingkungannya. Levine menyatakan

bahwa lingkungan terbagi ke dalam dua bagian yaitu lingkungan

internal dan lingkungan eksternal. Levine mendefinisikan adaptasi

sebagai sebuah proses yang dilakukan individu dalam rangka menjaga

integritas kehidupannya dengan cara menyelaraskan lingkungan

internal dengan lingkungan eksternalnya, dengan mempertimbangkan

pola dan kemampuan adaptasi tiap individu.

2. Wholeness
Levine menganggap bahwa Wholeness merupakan system terbuka

22
dan menggabungkan semua bagian untuk mencapai suatu keutuhan

dalam mengahadapi perubahan lingkungan. Wholeness merupakan

keutuhan individu yang berada dalam kondisi sehat dengan terciptanya

keseimbangan antara konservasi energi, struktur, personal, dan sosial.

Hal ini ditemukan saat individu berinteraksi dan beradaptasi secara

konstan dengan lingkungan sehingga integritasnya tetap terjaga

(Levine, 1967 dalam Tomey & Alligood, 2006). Konsep wholeness

pada bayi prematur dilihat dengan membandingkan tingkat kemampuan

perkembangan bayi prematur dengan kemampuan perkembangan yang

diharapkan pada bayi sesuai dengan usianya (Mefford,2011)

3. Konservasi (Conservation)
Konservasi menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampu

melaksanakan fungsi tubuh ketika terjadi tantangan yang buruk.

Melalui konservasi ini individu mampu menghadapi tantangan,

melakukan adaptasi dan tetap mempertahankan keunikan pribadi.

Perhatian utama pada konservasi adalah menjaga keutuhan individu.

Konsep utama konservasi terdiri dari konservasi energi, konservasi

integritas struktur, konservasi integritas personal dan konservasi

integritas sosial (Levine, 1967 dalam Tomey & Alligood, 2006)

a. Konservasi energi

Merupakan keseimbangan dan perbaikan energi yang

dibutuhkan individu untuk melakukan aktivitas. Hal tersebut juga

23
termasuk keseimbangan energi yang masuk dan energi yang keluar

untuk menghindari kelemahan yang berlebihan. Intervensi

keperawatan dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap

pemenuhan kebutuhan

b. Konservasi integritas struktur

Peyembuhan adalah proses perbaikan integritas struktur dan

fungsi dalam mempertahankan keutuhan diri. Peran perawat dalam

memberikan intervensi adalah membantu individu untuk menuju

tingkat adaptasi baru.

c. Konservasi integritas personal

Menyadari pentingnya harga diri dan identitas diri klien serta

penghormatan terhadap privasi. Perawat dalam melakukan intervensi

keperawatan harus menghargai keberadaannya seperti menghargai

nilai dan norma yang dianut serta keinginannya, menyapa dengan

sopan, meminta izin sebelum melakukan Tindakan dan melakukan

tahapan terminasi setelah melakukan Tindakan dan sebelum

meninggalkan klien. Perawat juga memahami, menghargai dan

melindungi kebutuhan akan jarak (space)

d. Konservasi integritas sosial

Anggota keluarga terlibat dalam pemenuhan kebutuhan

keagamaan atau spiritual dan penggunaan hubungan interpersonal.

Individu mendapatkan makna kehidupan melalui komunitas sosial.

24
Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga dan

menggunakan hubungan interpersonal untuk menjaga integritas

sosial

D. Aplikasi Teori Konservasi pada Bayi Prematur

Perawat dalam menerapkan teori keperawatan yang sesuai dengan

bayi prematur yang bertujuan memberikan asuhan dalam proses

keperawatan. Salah satu dalam teori keperawatan yang diterapkan adalah

teori konservasi Levine (Mefford & Alligood, 2011).

Perubahan yang terjadi pada lingkungan intrauterin ke ekstrauterin

merupakan tatangan bayi prematur karena imaturitas fungsi organ dan

gangguan pada Riwayat kehamilan. Bayi prematur beradaptasi dengan

lingkungan eksternal untuk mempertahankan eksistensi dirinya seperti

paparan suhu, bau, cahaya, postur, dan posisi bayi prematur. Paparan bayi

ekstrauterin dapat menimbulkan stress dan ancaman gangguan Kesehatan

salah satunya yaitu gangguan pola napas, sehingga pada periode adaptasi

tersebut diperlukan penerapan teori konservasi Levine yang bersifat holistic

(Zimmerman & Bauersachs, 2012).

Teori konservasi Levine berfokus pada bayi prematur adalah

individu yang holistik dan berinteraksi dengan lingkungan, kemudian

melakukan adaptasi dengan lingkungan untuk mencapai wholeness atau

keutuhan (Mefford & Alligood, 2011). Teori ini membagi dua yaitu

lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal meliputi lingkungan

25
fisiologis dan patofisiologis sedangkan lingkungan eksternal meliputi tiga

komponen yaitu perseptual, operasional atau kontekstual dan konseptual

(Mefford,2004).

Proses keperawatan dengan masalah oksigenasi yang dapat dialami

bayi yang lahir prematur dengan menggunakan pendekatan teori Levine

yaitu meliputi pengkajian gangguan fisiologis, gangguan integritas

struktural, gangguan persyarafan yang berdampak pada gangguan integritas

personal, dan gangguan proses keluarga yang berdampak pada gangguan

integritas sosial. Gangguan tersebut dapat menurunkan kualitas hidup bayi

prematur (Mefford,2004).

1. Pengkajian

a. Pengkajian konservasi energi

Pengkajian konservasi energi berfokus pada keseimbangan

antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan untuk

mencegah keletihan. Pengkajian konservasi energi pada bayi

prematur terdiri dari :

1. Status nutrisi dan cairan

Jenis makanan/minum, frekuensi makan, pola makan minum/jam

2. Eliminasi

BAB dan BAK pengkajian meliputi : Frekuensi , warna ,

konsistensi dan bau

3. Istirahat dan tidur

26
Hal yang dikaji terkait dengan kebiasaan tidur pada bayi

prematur

4. Kebersihan Diri

Hal yang dikaji terkait dengan kebiasaan mandi pada bayi

prematur

b. Pengkajian integritas struktur

Konservasi integritas struktur pada bayi prematur dalam hal ini

berkaitan dengan ketidakmatangan struktur bayi prematur dan

kondisi organ tubuh. Pengkajian dalam hal ini terdiri dari :

1. Keadaan umum dan tingkat kesadaran pada bayi prematur.

Beberapa kasus bayi prematur ditemui keadaan umumnya lemah,

sesak, sedangkan untuk kesadarannya sebisa mungkin dijaga

composmentis dengan GCS 15

2. Tanda-tanda vital yang tidak normal seperti respirasi lebih dari

40-60x/menit, suhu tubuh bayi terpantau dalam incubator

3. Pengukuran antropometri bayi

a) Pemeriksaan Fisik

Kepala : Bentuk kepala bulat dan simetris, rambut dan kulit

kepala bersih, penyebaran rambut merata. Palpasi : Fontanel

lunak

Mata : Skela tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis

Hidung : Bentuk simetris, ada cuping hidung, terdapat retraksi

27
dinding dada, sulit bernapas, terpasang alat bantu napas.

Telinga : Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna,

tidak ada cairan abnormal.

Mulut : Bibir tidak sianois , membrane mukosa lembab

Leher : Lihat apakah ada pembesaran kelenjar tyroid. Namun pada

bayi baru lahir pembesaran kelenjar tyroid jarang ditemukan

Dada : apakah bentuknya simetris atau tidak, retraksi dinding dada,

tekanan ekspirasi dan inspirasi menurun, kedalaman dan upaya

bernapas

Jantung : biasanya denyut jantung 100-160x/menit.

Paru-paru : terdengar suara napas tambahan

Abdomen : tali pusat berwarna putih dan masih basah

Kulit : Turgor kulit halus dan mengkilap, kulit tampak transparan,

warna kulit merah muda, akral dingin, terdapat lanugo

c. Pengkajian integritas personal

Konservasi integritas personal pada bayi prematur dikaitkan

dengan nilai personal perawat terhadap menghargai dengan selalu

mengomunikasikan setiap Tindakan yang dilakukan terhadap pasien

serta menjaga privasi pasien selama perawatan.

d. Pengkajian integritas sosial

Pengakajian konservasi integritas sosial menjamin bayi

mendapatkan perawatan secara wholeness. Hal ini di penting di

28
karenakan integritas sosial menyediakan stimulus yang diperlukan

bayi untuk tumbuh dan berkembang. Perawat mengkaji konservasi

integritas sosial pasien dengan menggali informasi tentang

karakteristik sistem keluarga saat bayi lahir. Kelahiran bayi

prematur merupakan krisis yang mengganggu fungsi keluarga

(Mefford, 2011). Kemampuan keluarga untuk beradaptasi

dipengaruhi oleh karakteristik sistem keluarga. Karakteristik sistem

keluarga saat lahir termasuk usia ibu, ras, status sosial ekonomi

(Mefford,2011).

2. Trophicognosis

Diagnosa keperawatan menyimpulkan fakta provokatif. Fakta

provokatif disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan kemungkinan

beberapa masalah keperawatan yang dapat diangkat berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

3. Hipotesis

Hipotesis merupakan rencana penerapan intervensi keperawatan

berdasarkan prinsip-prinsip konservasi yang bertujuan untuk ketakutan

yang berhubungan dengan lingkungan yang tidak biasa, dan prosedur

yang menimbulkan stress.

4. Evaluasi

Observasi respon pasien terhadap intervensi yang telah dilakukan.

Hasil dievaluasi dengan mengobservasi Tindakan pengaturan posisi

29
pada bayi prematur dengan masalah oksigenasi.

5. Format pengkajian menurut teori Levine

a. PENGKAJIAN

1. Identitas umum

Nama :………….. Alamat :……………

Tempat tanggal lahir : …………. Agama :……………

Usia : …………. Suku Bangsa : …….

Nama ayah/ibu : ………….

Pendidikan ayah : ………….

Pekerjaan ayah : …………..

Pendidikan ibu : …………..


Pekerjaan ibu : …………..

2. Lingkungan Internal

1. Alasan masuk :………………………………………

2. Faktor pencetus :………………………………………

3. Keluhan Utama :……………………………….

4. Diagnosa Medik :………………………………………

3. Lingkungan Eksternal

1. Riwayat Kesehatan Dahulu

a. Penyakit waktu kecil :

b. Pernah dirawat di Rs :

c. Obat-obatan yang digunakan :

30
d. Tindakan (operasi) :

e. Alergi :

f. Kecelakaan :

g. Imunisasi :

2. Lingkungan

Karakteristik rumah (yang beresiko terhadap Kesehatan)

(jelaskan keadaan rumah terutama yang membahayakan Kesehatan

seperti sirkulasi udara, sinar matahari, tangga, lantai yang

licin,dsb)

3. Praktik kebudayaan yang mempengaruhi Kesehatan (misalnya

pantangan untuk memberi imunisasi pada anak, bayi diberi

makanan lebih awal, dll)

4. Fasilitas Kesehatan yang tersedia (Tulis fasilitas Kesehatan

disekitar rumah atau yang biasa dimanfaatkan keluarga seperti

puskesmas, dokter praktek,dsb)

4. Pengkajian konservasi

A. Konservasi energi

1. Status nutrisi dan cairan

Kebiasaan Sebelum sakit Selama sakit


Makanan/minuman yang
disukai/tidak disukai
Selera makan/minum
Alat makan/minum yang
dipakai

31
Pola makan minum/jam

2. Eliminasi

Kebiasaan Sebelum sakit Selama sakit


BAB Frekuensi,
Warna,
konsistensi
BAK Frekuensi,
Warna,
Bau

3. Istirahat dan tidur

Kebiasaan Sebelum sakit Sesudah sakit


Pola tidur
Kebiasaan sebelum tidur (perlu
mainan, dibacakan cerita, benda
yang dibawa saat tidur,dll)
Tidur siang

4. Aktivitas bermain

Kebiasaan Sebelum sakit Sesudah sakit


Jenis permainan
Frekuensi bermain

5. Kebersihan diri

Kebiasaan Sebelum sakit Sesudah sakit


Penampilan secara umum
Frekuensi mandi
Frekuensi mengganti pakaian
Frekuensi menggosok gigi

B. Konservasi Integritas Struktur

1. Keadaan umum dan kesadaran :

32
2. Tanda-tanda vital

a. Suhu :

b. Frekuensi napas :

c. Tekanan darah :

d. Nadi :

3. Pengukuran antropometri

a. Berat badan :

b. Panjang badan :

c. Lingkar kepala :

d. Lingkar dada :

e. Lingkar perut :

f. Lingkar lengan :

4. Pemeriksaan fisik (HeadtoToe)

a. Kepala

1. Inspeksi

a) Bentuk dan kesimetrisan

b) Kebersihan rambut & kulit kepala

c) Lesi

d) Penyebaran rambut

2. Palpasi

a) Benjolan (ada/tidak)

b) Nyeri tekan (ada/tidak)

33
c) Tekstur rambut

3. Mata

a) Pelpebra : edema/tidak

Radang/tidak

b) Sclera : Icterus/Ikterik

c) Konjungtiva : Radang/tidak

Anemis/pink

d) Pupil : Isokor/anisokor

Myosis/midriasis

Refleks pupil terhadap

4. Cahaya

b) Posisi mata : Simetris/tidak

c) Gerakan bola mata :

d) Penutupan kelopak mata :

e) Keadaan bulu mata :

f) Kemampuan visual :

5. Hidung

a) Bentuk :

b) Struktur :

c) Perforasi septum :

d) Secret/cairan :

34
6. Telinga

a) Posisi telinga :

b) Ukuran/bentuk telinga :

c) Lubang telinga : bersih/serumen/nanah

d) Pemakaian alat bantu :

7. Mulut

a) Gigi

- Keadaan gigi :

- Karang gigi/karies :

- Gigi berlubang :

b) Gusi : normal/edema

c) Lidah : (mikroglosia/makroglosia/glosoptosis

d) Mukosa mulut : lembab/kering

e) Tonsil : normal/bengkak

f) Palatum : labiopalatoskisis/tidak

g) Pengeluaran saliva berlebih : ada/tidak

8. Faring

a) Hyperemia : ada/tidak

b) Edema faring :ada/tidak

c) Abses pada retroaringeal/peritonsillar : ada/tidak

9. Laring

Obstruksi pada laring : ada/tidak

35
10. Pemeriksaan paru

a) Inspeksi

1) Kesimetrisan : simetris/tidak

2) Gerakan dada : sama antara kanan/kiri

atautidak

3) Deformitas : ada/tidak

4) Penonjolan :ada/tidak

5) Pembengkakan : ada/tidak

b) Palpasi

1) Kesimetrisan :

2) Vocal fremitus :

3) Krepitasi subcutis :

c) Perkusi

1) Pembesaran paru :

2) Suara : resonan/pekak

d) Auskultasi : vesikuler/ronchi/cracles

11. Jantung

a) Inspeksi :

denyut apek :

b) Perkusi :

pembesaran :

c) Auskultasi

36
1) BJ 1 :

2) BJ 2 :

3) BJ 3 :

4) Bunyi jantung tambahan :

12. Abdomen

a) Inspeksi

1) Ukuran & bentuk :

2) Lesi/luka post opersi :

3) Stoma :

b) Auskultasi

Peristaltic usus : x/menit

c) Perkusi : tympani/redup

d) Palpasi :

1) Organ hati

2) Limpa

3) Ketegangan dinding perut

4) Turgor kulit

13. Pemeriksaan genetalia

a) Laki-laki

1) Ukuran

2) bentuk penis : hipospadi/epispadias/normal

3) peradangan

37
4) testis

5) fimosis

b) perempuan

1) labia minora tertutup oleh labia mayora

2) lubang uretra dan vagina terpisah

3) kebersihan vagina

14. Pemeriksaan anus

1) adanya luka post op : ada/tidak

2) kebersihan

3) anus : ada/tidak

15. Pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas atas dan

bawah:

a) kelainan tulang belakang :

lordosis/kifosis/scoliosis

b) spasme otot : ada/tidak

c) paralysis : ada/tidak

d) atropi/hipertropi

e) kelemahan/kelumpuhan

16. Pemeriksaan kulit

a) turgor kulit :

b) warna kulit

c) kelembaban

38
d) penyakit pada kulit

5. Pemeriksaan tingkat perkembangan

a. Kemadirian dan bergaul : sesuai umur ( ) tidak sesuai umur

()

b. Motorik halus : sesuai umur ( ) tidak sesuai umur ( )

c. Kognitif dan bahasa : sesuai umur ( ) tidak sesuai umur ( )

d. Motorik kasar : sesuai umur ( ) tidak sesuai umur ( )

6. Data tambahan

a) Hasil labolatorium :

b) Rontgen :

c) USG :

C. Konservasi Integritas Personal

a. Identitas diri : Baik ( ) tidak baik ( ) lainnya (sebutkan)

b. Harga diri : Baik ( ) tidak baik ( ) lainnya (sebutkan)

c. Stress dan koping : Baik ( ) tidak baik ( ) lainnya (sebutkan)

D. Konservasi integritas sosial

a. Pembawaan secara umum : Baik ( ) tidak baik ( ) lainnya

(sebutkan)

b. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik ( ) tidak baik ( )

lainnya (sebutkan)

c. Support keluarga : Baik ( ) tidak baik ( ) lainnya (sebutkan)

d. Harapan keluarga terhadap Tindakan petugas Kesehatan

39
5. Triphicognosis

Model konservasi Myra Levine merekomendasikan

Triphicognosis sebagai suatu alternatif diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan yaitu memberi arti atau makna data atau fakta

yang telah dikumpulkan sesuai dengan kondisi pasien.

6. Hipotesis

Hipotesis merupakan rencana penerapan intervensi keperawatan

berdasarkan prinsip-prinsip konservasi yang bertujuan untuk ketakutan

yang berhubungan dengan lingkungan yang tidak biasa, dan prosedur

yang menimbulkan stress.

7. Implementasi dan evaluasi

Triphocognosis/ Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


Diagnosa dan (SIKI)
keperawatan kriteria
(SDKI) hasil
(SLKI)

E. Analisis Evidence Based Nursing (EBN)

ANALISA JURNAL DENGAN METODE PICO

“Quarter Turn From Prone Position Increases Oxygen Saturation

In Premature Babies With Respiratory Distress Syndrome”

Puji Lestari, Dian Susmarini, Sidik Awaludin (2018)

40
PROBLEM :

Bayi dengan prematur membutuhkan posisi yang tepat untuk meningkatkan

saturasi oksigen dan tingkat kenyamanannya. Bayi prematur memiliki resiko

mengalami beberapa masalah, salah satunya yaitu gangguan pernapasan yang

dapat mempengaruhi status oksigenasi bayi prematur. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi Quarter prone untuk

meningkatkan saturasi oksigen pada bayi prematur, dengan jumlah sampel 20

responden.

INTERVENTION :

Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan one group pre

post test design. Sampel dipilih dengan Consecutive sampling. Kriteria inklusi

antara lain bayi prematur dengan usia kehamilan 28-36 minggu, berat lahir

800-2400 gram, menderita RDS ringan dan sedang. Ditempatkan di inkubator

dengan suhu 36,5-37,5oC, dan mendapat terapi oksigen menggunakan CPAP

dengan fiO2 25-40%. Sedangkan kriteria eksklusi adalah bayi prematur

dengan kelainan kardiorespirasi, hemodinamik fluktuatif, dan anemia.

Awalnya informed consent diberikan kepada orangtua. Dengan persetujuan

orang tua, bayi kemudian di skrining untuk mengetahui kemampuannya untuk

diikutsertakan dalam penelitian ini. Sebanyak 20 responden dipilih. Semua

responden dilakukan intervensi, tanpa kelompok kontrol. Saturasi oksigen

diukur sebelum intervensi Quarter prone. Sebuah bantal diletakkan dibawah

perut untuk menjaga tubuh tetap dalam posisi quarter prone. Bayi

41
dipertahankan dalam posisi ini selama 2 jam , setelah 2 jam akan dilakukan

pengukuran saturasi oksigen kembali.

COMPARISSION :

Penelitian yang dilakukan oleh Puji lestari, dkk (2018) yang menemukan

bahwa posisi Quarter prone dapat meningkatkan saturasi oksigen dan

penggunaan obat penenang serta meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.

Ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang yang menunjukkan bahwa nilai

median SPO2 sebelum pemberian posisi Quarter prone adalah 94%, setelah

diberikan intervensi selama 2 jam nilainya adalah 96,5%. Ini sebanding

dengan penelitian yang dilakukan oleh Montgomery et al (2014) menunjukkan

bahwa seperempat putaran dari posisi tengkurap memiliki efektifitas yang

sama dengan posisi tengkurap dalam meningkatkan respirasi dan oksigenasi.

Namun seperempat putaran dari posisi tengkurap lebih nyaman bagi bayi

karena bantal diletakkan untuk menopang tubuh.

OUTCOME :

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian posisi

Quarter prone terhadap saturasi oksigen pada bayi prematur. Posisi Quarter

prone pada bayi merupakan posisi yang dapat memberikan pengaruh yang

maksimal bagi ventilasi bayi prematur

42
F. Standar Operasional Prosedur Keterampilan

STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)

MENGUKUR PERNAPASAN PADA BAYI

Defenisi: Pemeriksaan pernapasan merupakan menghitung jumlah/frekuensi,

irama dan kedalaman pernapasan yang dihitung dalam 1 menit yang bertujuan

untuk mengetahui jumlah dan sifat pernapasan, keadaan umum pasien,

perkembangan penyakit.

Tujuan : Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam satu menit serta

untuk mengetahui keadaan umum bayi

N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI
. 1 2 3
1 PERSIAPAN ALAT :
. 1. Jam/Stopwatch
2. Buku catatan
3. Sarung Tangan
2 TAHAP PRA INTERAKSI :
. 1. Baca catatan keperawatan
2. Menyiapkan dan menempatkan alat-alat
didekat pasien
3. Mencuci tangan
3 TAHAP ORIENTASI :
. 1. Berikan salam, panggil klien / keluarga
dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan waktu tindakan
kepada keluarga

43
4 TAHAP KERJA :
. 1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Petugas mengatur posisi pasien dengan tidur
terlentang
4. Petugas melakukan pengukuran dengan
membuka baju bagian atas dada dan bagian
bawahnya atau menempatkan tangan
pemeriksa langsung pada abdomen pasien
sambil melihat pergerakan dinding dada
5. Petugas menghitung ferkuensi, irama dan
pola napas selama 1 menit
6. Petugas mencatat hasil di rekam medis
7. Lepas Sarung tangan
8. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI :
• Mendokumentasikan tindakan keperawatan

STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)


POSISI QUARTER PRONE
Defenisi : Posisi Quarter prone/semi prone adalah posisi bayi miring kanan atau

44
kiri dengan tangan posisi fleksi ka arah mulut bayi
Tujuan : Membantu stabilisasi frekuensi napas pada bayi
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI
1 2 3

1. PERSIAPAN ALAT :
1. Monitor
2. Pulse Oksimetri
3. Bedong bayi
4. Sarung Tangan
2. TAHAP PRA INTERAKSI :
1. Baca catatan keperawatan
2. Menyiapkan dan menempatkan alat-alat
didekat pasien
3. Mencuci tangan
3. TAHAP ORIENTASI :
1. Berikan salam, panggil klien / keluarga
dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan waktu tindakan
kepada keluarga
3. Menanyakan kesiapan pasien dan
persetujuan keluarga
4. TAHAP KERJA :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Siapkan linen sebanyak 2 buah
4. Gulung masing-masing kedua kain menjadi
kecil
5. Letakkan kain satu yang sudah digulung
pada bagian satu sisi bayi
6. Posisikan bayi miring kanan atau miring kiri
(sesuaikan kebutuhan bayi)
7. Posisikan sisi bagian kepala diatas gulungan
kain, secara berbarengan posisikan tangan
dan kaki kanan atau kiri seperti memeluk
guling namun posisi hampir seperti prone
(tengkurap)
8. Perhatikan tangan bayi fleksi dan sedekat
mungkin dekat dengan perut
9. Berikan kain ke dua yang sudah digulung
melingkari bagian kaki dengan membentuk
“U”

45
10. Posisi dipertahankan selama 2 jam dan
sesuai kebutuhan bayi
11. Lepas Sarung tangan
12. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI :
1. Mendokumentasikan tindakan keperawatan

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMASANGAN CPAP

Penilaian
STANDAR OPERASIONAL
Hari/Tgl : PROSEDUR (SOP)
PEMASANGN CPAP Ya Tidak
Definisi CPAP adalah salah satu alat yaang di
gunakan sebagai tatalaksanan respiratory
distres pada neonatus continuos positive
airway pressure (CPAP) merupakan suatu

46
alat untuk
mempertahankan tekanan positiv pada
saluran napas neonatus selama pernafasan
spontan
Tujuan - Menurunkan kesulitan bernafas
- Mengurangi ketergantungn terhadap
oksigen Membantu memperbaiki dan
mempertahankan kapasitas residuan paru
- Mencegah obstruksi saluran nafas bagian
atas, dan mencegah kollaps paru
- Mengurangi apneu,bradikardi dan
episode sianosis,serta mengurangi
kebutuhan untuk
- dirawat di ruang intensif
Prosedur a. Tempelkan selang oksigen dan udara
ke pencampur dan flowmeter, lalu
hubungkan ke alat pengatur
kelembapan. Pasang flow meter
antara 5-10
b. Tempelkan 1 selang ringa, lemas dan
berkerut ke alat pengatur
kelembapan. Hubungkan probel
kelembapan dan suhu ke selang
kerut yang masuk ke bayi pastikan
probel suhu tetap diluar inkubator
atau tidak di dekat sumber panas
dari penghangat
c. Siapkan 1 botol air steril di dekat
alat pengatur kelembapan
d. Jaga kebersihan ujung selang
Untuk menghubungkan sistem ke bayi.
Langkah- langkahnya sebagai berikut :
a. Posiskan bayi dan naikkan kepala
tempat tidur 30 derajat
b. Hisap lendir dari mulut, hidung dan
faring pastikan bayi tidak mengalami
atresia choana.
c. Letakkan gulungan kain di bawah
bahu bayi,sehingga leher bayi dalam
posisi ekstensi untuk menjaga jalan
nafas tetap terbuka
d. Lembabkan prong dengan air steril
atau Nacl 0,9 % sebelum
memasukkan kedalam hidung bayi,
masukkan dengan posisi lengkungan

47
ke bawah,sesuai sudut prong dan
kemudian sesuaikan selang kerut
dengan posisi yang sesuai.
e. Masukkan pipa orogastrik (OGT)
dan lakukan aspirasi isi perut, kita
boleh membiarkan pipa lambung
tetap di tempatnya untuk mencegah
distensi lambung.
f. Pergunakan topi untuk menjaga
kehangantan bayi
g. Setelah bayi nyaman dan stabil
dengan CPAP, barulah kita
melakukan fiksasi agar nasal prong
tidak bergeser dari tempatnya.
Dokumentasi Mendokumentasikn hasil tindakan yang
diberikan

BAB III

METODE

A. Desain

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus

(Prastowo 2014). Desain yang digunakan adalah single case desain yaitu satu

penelitian studi kasus yang menekankan penelitian hanya pada sebuah unit

48
kasus saja. Kasus yang diambil berjumlah 4 kasus bayi prematur di ruangan

Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof. Dr.R.D Kandou Manado.

B. Penetapan sampel

Sampel pada penelitian ini berjumlah 4 bayi prematur dengan masalah

oksigenasi. Kasus ini terdiri dari satu kasus kelolaan dan tiga lainnya kasus

resume. Adapun indikasi dan kontraindikasi dari sampel yang akan dilakukan

tindakan pengaturan posisi quarter prone yaitu :

1. Indikasi

- Bayi prematur dengan masalah oksigenasi

2. Kontraindikasi

- Bayi post operasi thoraks dan atau abdomen

- Bayi dengan intraventrikuler hemorrhage (IVH)

C. Lokasi dan waktu pelaksanaan

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado

bertempat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 7 minggu

D. Metode dan Teknik pengumpulan data

Metode dan Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi.

Sedangkan data Riwayat perawatan dan Riwayat penyakit pasien di ambil dari

catatan medis, catatan perawatan pasien serta pemeriksaan fisik dan observasi

49
pasien. Bayi yang mengalami masalah oksigensasi diberikan perawatan

dengan menerapkan teori Konservasi Levine yang meliputi : Konservasi

energi, konservasi integritas struktur, konservasi integritas personal, dan

konservasi integritas sosial. Penerapan model tersebut dilakukan pada tiap

tahap asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa

(Tropikognosis), intervensi, implementasi dan evaluasi. Data hasil penerapan

model konservasi Levine pada tiap-tiap kasus disajikan secara naratif berupa

gambaran kasus.

E. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia. Penelitian ini menekankan pada masalah etik yang meliputi Informed

concent, anonymity, confidentiality, dan justice (Hidayat, 2007).

1. Informed concent

Informed concent adalah lembar persetujuan yang diberikan kepada

subjek penelitian. Peneliti menjelaskan manfaat, tujuan, prosedur, dan

dampak dari penelitian yang dilakukan. Setelah dijelaskan, lembar informed

consent diberikan ke subjek penelitian, jika setuju maka informed concent

harus di tanda tangani oleh subjek penelitian (Hidayat, 2007).

2. Anonimity

Anonymity adalah Tindakan menjaga kerahasiaan subjek penelitian

dengan tidak mencantumkan nama pada informed concent dan kuesioner,

50
cukup dengan inisal dan memberi nomor atau kode pada masing-masing

lembar tersebut.

3. Confidentiality

Confidentiality adalah menjaga semua kerahasiaan semua informasi

yang didapat dari subjek penelitian. Beberapa kelompok data yang

diperlukan akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Data yang dilaporkan

berupa data yang menunjang hasil penelitian. Selain itu, semua data dan

informasi yang telah terkumpul dijamin kerahasiaannya oleh peneliti

4. Justice

Justice Adalah keadilan, peneliti akan memperlakukan semua

responden dengan baik dan adil, semua responden akan mendapatkan

perlakuan yang sama dari penelitian yang dilakukan peneliti (Hidayat,

2007).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Asuhan keperawatan kasus 1

a. Pengkajian kasus 1

1) Identitas pasien

51
Nama :By.Ny.S.A.N

Tempat tanggal lahir : Manado, 11 Februari 2022

Usia : 1 hari

Alamat : Tomboriri Timur

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Minahasa

Nama ayah/ibu : Ny.S.A.N

Pendidikan ayah : SMA

Pekerjaan ayah : Swasta

Pendidikan ibu : SMA

Pekerjaan ibu : IRT

2) Lingkungan Internal

Alasan masuk : Bayi rujukan dari RS bayangkara dengan keluhan

sesak napas. Bayi lahir tanggal 11/2//2022 pukul 09.30

wita secara spontan, dengan BBL 1200gr, PBL 40cm,

apgar score 4-6( dikatakan lahir langsung menangis)

bayi lahir dari ibu G0P1A0 , hamil 24-25 minggu.

Faktor pencetus : Bayi lahir kurang bulan dengan usia kehamilan

24-25 minggu

Keluhan Utama : Sesak napas

Diagnosa Medik : Prematur

3) Lingkungan Eksternal

52
a) Riwayat Kesehatan Dahulu

(Khusus untuk Anak Usia 0-5 Tahun)

1. Pre Natal Care

a. Bayi lahir dari ibu G0P1A0

b. Ibu By.Ny.S.A.N ketika bersalin berusia 22 tahun

c. Riwayat alergi : Tidak ada

d. Keluhan selama hamil : Muntah-muntah

2. Natal

a. Tempat melahirkan : Di RS Bayangkara

b. Lama dan jenis persalinan : Spontan

c. Usia gestasi 24-25 minggu

3. Post Natal

a. Kondisi bayi : BB Lahir : 1200gr, PBL: 40cm

b. Pernah dirawat diinkubator : tidak

c. Apakah anak mengalami penyakit : kuning (-) , kebiruan (-),

kemerahan(-)

b) Lingkungan

Bayi belum terpapar dengan lingkungan eksternal

c) Praktik kebudayaan yang mempengaruhi Kesehatan

Keluarga mengatakan tidak ada faktor budaya yang mempengaruhi

kesehatan

d) Fasilitas Kesehatan yang tersedia

53
Keluarga mengatakan fasilitas Kesehatan terdekat di daerah

tomboriri timur yaitu puskesmas, dokter praktik dan bidan desa

4) Pengkajian Konservasi

a) Konservasi Energi

1. Status nutrisi dan cairan

Bayi mendapatkan intake oral ASI 8 x 3cc melalui OGT. Tidak

terdapat residu. Pasien terpasang IVFD nutrimix 9ml/jam.

2. Eliminasi

Bayi BAB 1 x sehari meconium sedikit ± 1ml, urin dari jam 8-

14 210 cc

3. Istirahat dan tidur

Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis lemah

4. Personal Hygiene

Bayi mandi didalam inkubator secara sponge bath setiap pagi

hari dan sekaligus dilakukan perawatan tali pusat. Popok diganti

setiap selesai mandi dan tiap bayi BAB serta popok sudah

penuh dengan BAK. Bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda

iritasi.

b) Konservasi integritas struktural

1. Keadaan Umum dan kesadaran

54
Gerak kurang aktif, menangis lemah, banyak tidur, kesadaran

composmentis

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 78/43 mmHg

Nadi :141x/m

Frekuensi Napas : 37x/m

Suhu : 36,7 oC

SPO2 : 88%

3. Pengukuran antropometri

Berat badan : 1200gr

Panjang badan : 40cm

Lingkar kepala : 29cm

Lingkar dada : 25cm

Lingkar perut : 23cm

Lingkar lengan : 7cm

4. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

a. Kepala

1) Inspeksi : Bentuk kepala bulat dan simetris, rambut dan

kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata

2) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, fontanel lunak

b. Mata

55
1) Pelpebra : Tidak adanya edema atau radang pada daerah

pelpebra

2) Sklera : Tidak ikterus

3) Konjungtiva : Anemis

4) Pupil : Isokor, terdapat refleks terhadap cahaya

5) Posisi mata : Simetris

c. Hidung

Bentuk hidung simetris, terpasang CPAP pada daerah hidung

d. Telinga

Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna,

tidak ada cairan abnormal.

e. Mulut

Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis dan

tidak terdapat kelainan labio palate schizis. Terpasang OGT

pada mulut bayi untuk pemberian nutrisi dan mengetahui

residu ASI.

f. Pemeriksaan paru

1) Inspeksi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

b) Gerakan dada : terdapat retraksi dinding dada

c) Deformitas : tidak terdapat kelainan

d) Penonjolan : tidak terdapat penonjolan

56
e) Pembengkakan : tidak terdapat pembengkakan

2) Palpasi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

3) Perkusi :

a) Pembesaran paru : tidak terdapat pembesaran paru

b) Suara : resonan

4) Auskultasi : vesikuler

g. Jantung

1) Inspeksi : Tidak tampak iktus cordis

2) Perkusi : Iktus cordis di sub intra costa 5 teraba

3) Auskultasi :

a) BJ 1 : Reguler

b) BJ 2 : Reguler

h. Abdomen

1) Inspeksi :

a) Bentuk : Datar

b) Lesi/luka post operasi : tidak terdapat lesi/luka post

operasi

2) Auskultasi : Peristaltik usus 12x/m

3) Perkusi : Tympani

4) Palpasi : Tidak ada massa

i. Pemeriksaan genetalia

57
Laki – laki : Skrotum belum berkembang sempurna dengan

ruga yang kecil dan testis belum turun ke dalam skrotum

j. Anus

Tidak terdapat kelainan pada daerah anus

k. Pemeriksaan ekstremitas

1) Terpasang IVFD/PICC pada tangan kiri

2) Terpasang INT ditangan kanan

3) Tidak terdapat pembengkakan atau kelainan pada

ekstermitas atas dan bawah

l. Pemeriksaan kulit

Turgor kulit halus dan mengkilap, kulit tampak transparan,

warna kulit merah muda, terdapat lanugo

m. Pemeriksaan tingkat perkembangan

1) Kemandirian dan bergaul : Bayi belum mengerti

2) Motorik halus : kemampuan menghisap ada tetapi lemah

3) Kognitif dan bahasa : Bayi menangis jika ada rangsangan

dan haus

4) Motorik kasar : Bayi menggerakkan kaki dan tangan jika

ada respon dari sekitar

n. Data tambahan

1. Terapi

58
Nama Terapi Dosis Frekuensi Cara Pemberian
Nutrimix 7 ml Perjam IV
Heparin 0.1 ml Perjam IV
Aminofilin 3 mg Per 12 jam IV
Ceftazidime 60 mg Per 12 jam IV
Amikacin 9 mg Per 18 jam IV
Vit K 1 mg Per 8 jam IV
ASI 3 ml 8 x sehari OGT

2. Hasil Laboratorium

Nama : By.Ny.S.A.N

Nomor RM : 00753923

Hari / Tanggal : 13-02-2022

Paramatar Hasil Nilai Satuan


Rujukan
HEMATOLOGI
Leukosit 18.7 6.0 - 10^3/uL
22.0
Eritrosit 4.64 3.90 - 6.30 10^3/uL
Hemoglobin 8.8 13.5 - 21.5 g/dL
Hematokrit 29.6 42.0 - %
66.0
Trombosit 450 160 - 500 10^3/uL
MCH 29.7 27.0 - 35.0 pg
MCHC 29.7 28.0 - 38.0 %
001 Eosofil 1 1-5 %
002 Basofi 0 0-1 %
003 Netrofil Batang 0 2-8 %
004 Netrofil Segmen 77 50 - %
70
005 Limfosit 17 20- 40 %
006 Monosit 5 2-8 %
MCV 63.8 86.0 - fL
128.0
KIMIA KLINIK
SGOT 35 < 33 U/L

59
SGPT 5 < 43 U/L
Bilirubi Total 1.10 0.10 - 1.20 mg/dL
Bilirubin Direct 0.28 < 0.30 mg/dL
Ureum Serum 30 10 - 40 mg/dL
Creatinin Serum 0.9 0.5 – 1.5 mg/dL
Fosfor 2.6 2.5 - 4.5 mEq/L
Magnesium 2.10 1.70 - mEq/L
2. 50
Albumin 2.69 3.50-
5.70
Kalium Serum 4.6 3.5 - 5.1 mEq/L
Natrium Serum 133 135 - 153 mEq/L
Calsium 9 8.62 mEq/L
. -
6 10.3
4 1
IMUNOLOGI
CRT 48.00 <6.00 mg/dL

c) Konservasi Integritas personal

1. Identitas diri :

Bayi berusia 1 hari, bayi lahir dari ibu berusia 22 tahun G0P1A0

dengan usia kehamilan 24-25 minggu dengan berat badan lahir

1200 gram, PB 40cm, pasien belum mampu bernapas secara

optimal, menggunakan alat bantu napas berupa CPAP, menangis

lemah, reflek menghisap dan menelan masih lemah, apgar score

4-6 dengan down score 4. Bayi dirawat diinkubator akibat

perkembangan fungsi neorologis yang belum sempurna sehingga

belum mampu hidup di lingkungan luar rahim.

2. Harga diri :

60
Perawat dan petugas kesehatan lainnya selalu menghargai diri

pasien dengan melakukan tindakan secara berhati-hati dan

memberikan sentuhan yang lembut pada pasien agar membuat

pasien merasa lebih aman dan nyaman, walaupun pasien belum

mengerti dan belum mampu mengungkapkan perasaan secara

verbal, tetapi setiap tindakan yang diberikan selalu

dikomunikasikan kepada pasien.

d) Konservasi integritas sosial

1. Support keluarga

Keluarga mengharapkan pasien kondisinya semakin membaik

ditandai dengan adanya peningkatan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan dari pasien. Sedangkan ibu dari pasien adalah ibu

yang masih berusia 22 tahun, ibu bayi mengatakan akan merawat

anaknya dengan baik jika anaknya sembuh, keluarga merasa

khawatir dengan kondisi bayi yang lahir secara prematur

2. Harapan keluarga terhadap petugas Kesehatan

Keluarga pasien mengharapkan petugas kesehatan dapat

memberikan perawatan optimal agar keadaan pasien semakin

membaik.

b. Triphicognosis

Data Triphicognosis

61
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 25% PEEP 5
- RR : 37 x/menit
- HR : 141x/Menit
- SPO2 : 88%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri, lumen
hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam lumen orens
dialiri cairan nutrimix 9ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 25% PEEP 5
- Klien terpasang OGT

Data Subjektif : - Resiko gangguan


Data Objektif : perkembangan
- Bayi lahir belum cukup bulan (D.0107)
- BBL 1200 gram
- Bayi menangis lemah
- Reflek menghisap dan menelan masih lemah

c. Hipotesis perawatan model konservasi Levine

No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam masalah pola napas tidak efektif dapat teratasi,
dengan kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal 40-60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan Nafas)
Konservasi energi :
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu napas yang
sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu upaya, irama,
pola, frekuensi dan jalan napas
- Pantau saturasi oksigen

62
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat napas
- Kolaborasi dalam pemberian obat untuk
memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk kestabilan
tanda-tanda vital bayi
2. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam masalah infeksi menurun, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa
Hipotesis : I.14539 (Pencegahan Infeksi)
Konservasi energi :
- Lakukan tindakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat antibiotik, bila
perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh informasi dari
dokter mengenai tindakan medis yang dilakukan
pada bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang dilakukan pada
bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada orangtua/keluarga untuk
berinteraksi dan terlibat dalam proses perawatan
3. Resiko gangguan L.10101 (Status perkembangan)
perkembangan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
(D.0107) jam, status perkembangan membaik, dengan kriteria
hasil :
- Bayi menunjukkan perilaku tenang saat waktu
handling dan tidur saat periode istirahat
- Orangtua mau belajar cara merawat bayinya
Hipotesis : I.10339 (Perawatan perkembangan)

63
Konservasi energi :
- Berikan posisi bayi yang nyaman dengan
menggunkan nesting untuk mempertahankan
posisi bayi
- Pantau toleransi bayi selama perawatan dalam
inkubator
Integritas struktur :
- Pantau perubahan berat badan bayi. Berat badan
bayi pada minggu awal kehidupan cenderung
turun tetapi tidak lebih dari 10% dari berat badan
lahir
Integritas personal :
- Ajarkan orangtua menyentuh bayi
- Motivasi orangtua untuk berinteraksi dengan
bayinya.

d. Implementasi dan evaluasi

Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
12 -02-2022 Pola nafas - Memantau pernapasan Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- tidak efektif bayi yaitu yaitu upaya, S:-
14.00 wita (D.0005) irama, pola, frekuensi O:
dan jalan napas - Tidak ada suara
Hasil : Tidak ada napas napas tambahan
cuping hidung, adanya - Terdapat retraksi
retraksi dada, frekuensi dinding dada
napas 37x/m, irama - Frekuensi napas
ireguler, terlihat secret 39x/m dengan
pada mulut bantuan alat bantu
- Mengauskultasi bunyi napas CPAP FiO2
napas 25% PEEP 5
Hasil : Bunyi napas - Adanya perubahan
vesikuler pada saturasi
- Memantau saturasi oksigen setelah
oksigen dilakukan
Hasil : SPO2 88% Tindakan
- Mengatur posisi quarter pengaturan posisi
prone quarter prone,
Hasil : setelah SPO2 90% , RR:
pemberian posisi quarter 39x/m
prone selama kurang A : Masalah pola
lebih 2 jam terjadi napas belum teratasi
perubahan pada saturasi P : Intervensi
O2 dari 88% menjadi dilanjutkan

64
90%, RR : 37x/m
menjadi 39x/m
- Mengobservasi toleransi
bayi terhadap terapi
oksigen yang diberikan
Hasil : Bayi terpasang
CPAP FiO2 25% PEEP
5
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 3mg/12 jam

Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita


14.00 wita (D.0142) mencuci tangan sebelum S:
dan sesudah kontak - Orangtua pasien
dengan bayi mengatakan
Hasil : Petugas menyetujui semua
kesehatan selalu tindakan yang
melakukan tindakan cuci diberikan demi
tangan sebelum dan kesembuhan
sesudah kontak dengan bayinya
pasien untuk - Orangtua pasien
meminimalisir mengatakan
penyebaran infeksi mengerti dan akan
- Memantau adanya mematuhi aturan
tanda-tanda infeksi untuk mencuci
Hasil : tidak adanya tangan sebelum
tanda-tanda infeksi dan sesudah
- Menggunakan teknik kontak dengan
aseptik dalam bayinya
melakukan tindakan O:
Hasil : Petugas - Terpasang
kesehatan selalu IVFD/PICC
memperhatikan teknik ditangan kanan
aseptik dalam - Terpasang INT
pelaksanaan tindakan ditangan kiri
- Berkolaborasi dalam - Terpasang alat
pemberian obat bantu napas CPAP
antibiotik FiO2 25% PEEP
Hasil : Pasien diberikan 5
obat antibiotik - Terpasang OGT
ceftazidine 60mg/12jam, A: masalah resiko
amikasin 9mg/18jam infeksi terhadap
- Memfasilitasi keluarga tindakan medis belum
memperoleh informasi teratasi
dari dokter mengenai P : Lanjutkan

65
tindakan medis yang intervensi
dilakukan pada bayi
Hasil : Semua prosedur
tindakan yang dilakukan
pada bayi selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan dari
orangtua pasien
- Menjelaskan prosedur
perawatan yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur
Tindakan yang diberikan
terhadap pasien, baik itu
penjelasan via telfon
maupun secara langsung
disaat orangtua bayi
berkunjung
Jam : 08.00- Resiko - Memposisikan bayi Jam : 14.00 wita
14.00 wita gangguan setengah tengkurap S:
perkembangan selama 2 jam dengan - Ayah pasien
(D.0107) tangan difleksikan mengatakan
dengan nesting untuk senang dapat
mempertahankan posisi menyentuh
bayi bayinya
- Memberikan periode O:
istirahat, meminimalkan - Reflek hisap ada
gangguan dengan tapi lemah
menutup inkubator - Bayi sesekali
dengan kain penutup terbangun karena
inkubator yang berwarna stimulus saat
gelap, menjauhkan alat- dilakukan
alat yang beresiko tindakan medis
menimbulkan bunyi dari A: Resiko
kepala bayi keterlambatan
- Memantau toleransi bayi perkembangan belum
selama perawatan dalam teratasi
inkubator P : Intervensi
Hasil : bayi menagis dilanjutkan
lemah, reflek hisap
lemah, banyak tidur
- Memantau berat badan
bayi
Hasil : BBL 1200 gram,

66
BBS : 1150 gram
- Menganjurkan ayah
berinteraksi dengan
bayinya
Hasil : mengajarkan
ayah bayi untuk mencuci
tangan dan mengajarkan
menyentuh bayinya
- Memberi kesempatan
orangtua bayi untuk
berinteraksi dengan
bayinya
- Menganjurkan ayah
untuk berkunjung
kembali bersama ibu
untuk berinteraksi dan
terlibat dalam perawatan
bayinya
Hasil : ayah mengatakan
akan kembali besok
dengan istrinya untuk
mengunjungi bayinya

CATATAN PERKEMBANGAN
Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
13 -02-2022 Pola nafas tidak - Memeriksa kebersihan Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) jalan napas bayi S:-
14.00 wita Hasil : Bunyi napas O:
vesikuler, adanya retraksi - Terdapat
dada, frekuensi napas retraksi dinding
40x/m, irama ireguler, dada

67
tidak terlihat sekret - RR 43x/m
dihidung, sedikit sekret (dalam rentang
mulut normal) masih
- Membersihkan sekret dengan alat
dimulut bayi dengan kasa bantu napas
- Memantau saturasi CPAP FiO2
oksigen 25% PEEP 5
Hasil : SPO2 90% - Adanya
- Mengatur posisi quarter perubahan pada
prone saturasi
Hasil : setelah pemberian oksigen setelah
posisi quarter prone dilakukan
selama kurang lebih 2 jam Tindakan
terjadi perubahan pada pengaturan
saturasi O2 dari 90% posisi quarter
menjadi 92% , RR: 40x/m prone SPO2
menjadi 43x/m 92%, RR:
- Memberikan aminofilin 43x/m
3mg/12jam dan A : Masalah pola
mempertahankan napas belum
pemberian CPAP FiO2 teratasi
25% PEEP 5 P : Intervensi
dilanjutkan
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan sebelum S:
dan sesudah kontak - Orangtua
dengan bayi pasien
Hasil : Petugas kesehatan mengatakan
selalu melakukan tindakan mengerti dan
cuci tangan sebelum dan akan mematuhi
sesudah kontak dengan aturan untuk
pasien untuk mencuci tangan
meminimalisir penyebaran sebelum dan
infeksi sesudah kontak
- Memantau adanya tanda- dengan bayinya
tanda infeksi O:
Hasil : tidak adanya tanda- - Terpasang
tanda infeksi IVFD/PICC
- Menggunakan teknik ditangan kanan
aseptik dalam melakukan - Terpasang INT
tindakan ditangan kiri
Hasil : Petugas kesehatan - Terpasang alat
selalu memperhatikan bantu napas
teknik aseptik dalam CPAP FiO2
pelaksanaan Tindakan 25% PEEP 5
- Berkolaborasi dalam - Terpasang

68
pemberian obat antibiotik OGT
Hasil : Pasien diberikan A: masalah resiko
obat antibiotik ceftazidine infeksi terhadap
60mg/12jam, amikasin tindakan medis
9mg/18jam belum teratasi
- Menjelaskan prosedur P : Lanjutkan
perawatan yang dilakukan intervensi
pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur Tindakan
yang diberikan terhadap
pasien, baik itu penjelasan
via telfon maupun secara
langsung disaat orangtua
bayi berkunjung
Jam : 08.00- Resiko - Memantau berat badan Jam : 14.00 wita
14.00 wita gangguan bayi S:
perkembangan Hasil : BBL 1200 gram, - Ibu pasien
(D.0107) BBS : 1141 gram mengatakan
- Memantau toleransi bayi senang dapat
selama perawatan dalam menyentuh
inkubator bayinya
Hasil : bayi menagis O:
lemah, reflek hisap masih - Bayi banyak
lemah, banyak tidur tidur
- Menganjurkan ibu untuk - Reflek hisap
berinteraksi dengan masih lemah
bayinya A: Resiko
Hasil : Mengajarkan ibu keterlambatan
cara menyentuh bayi, perkembangan
prosedur cuci tangan, teratasi sebagian
menghangatkan tangan P : Intervensi
sebelum menyentuh bayi dilanjutkan
dan menyentuh bagian
kepala, sebagian
punggung dan bokong
bayi pada posisi miring
kekanan dan tangan fleksi
- Memberi kesempatan ibu
bayi untuk berinteraksi
dengan bayinya
Hasil : ibu senang
berkomunikasi dengan
bayinya

69
CATATAN PERKEMBANGAN
Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
14 -02-2022 Pola nafas tidak - Mengatur settingan CPAP Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) sesuai instruksi dokter S:-
14.00 wita Hasil : CPAP FiO2 30% O:
PEEP 5 - Frekuensi napas
- Memantau adanya dalam rentang
perubahan pola napas normal 48x/m
Hasil : tidak ada apnea, dengan bantuan
frekuensi napas 44x/m alat bantu napas
- Memantau saturasi CPAP FiO2
oksigen 30% PEEP 5
Hasil : SPO2 94% - Adanya
- Mengatur posisi quarter perubahan pada
prone saturasi oksigen
Hasil : setelah pemberian setelah
posisi quarter prone dilakukan
selama kurang lebih 2 jam Tindakan
terjadi perubahan pada pengaturan
saturasi O2 dari 94% posisi quarter
menjadi 97% , RR: 44x/m prone, SPO2
menjadi 48x/m 97%, RR:
- Pemberian terapi 48x/m
aminofilin 3mg/12jam A : Masalah pola
dilanjutkan napas teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan sebelum S:
dan sesudah kontak - Orangtua
dengan bayi pasien
Hasil : Petugas kesehatan mengatakan
selalu melakukan tindakan mengerti dan
cuci tangan sebelum dan akan mematuhi
sesudah kontak dengan aturan untuk
pasien untuk mencuci tangan
meminimalisir penyebaran sebelum dan
infeksi sesudah kontak
- Memantau adanya tanda- dengan bayinya
tanda infeksi O:
Hasil : tidak adanya - Terpasang
tanda-tanda infeksi IVFD/PICC
- Menggunakan teknik ditangan kanan

70
aseptik dalam melakukan - Terpasang INT
tindakan ditangan kiri
Hasil : Petugas kesehatan - Terpasang alat
selalu memperhatikan bantu napas
teknik aseptik dalam CPAP FiO2
pelaksanaan Tindakan 30% PEEP 5
- Berkolaborasi dalam - Terpasang OGT
pemberian obat antibiotik A: masalah resiko
Hasil : Pasien diberikan infeksi terhadap
obat antibiotik ceftazidine tindakan medis
60mg/12jam, amikasin belum teratasi
9mg/18jam P : Lanjutkan
- Menjelaskan prosedur intervensi
perawatan yang dilakukan
pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur Tindakan
yang diberikan terhadap
pasien, baik itu penjelasan
via telfon maupun secara
langsung disaat orangtua
bayi berkunjung
Jam : 08.00- Resiko - Memantau berat badan Jam : 14.00 wita
14.00 wita gangguan bayi S:
perkembangan Hasil : BBL 1200 gram, - Ibu pasien
(D.0107) BBS : 1120 gram mengatakan
- Memberi kesempatan ibu senang dapat
bayi untuk berinteraksi menyentuh dan
dengan bayinya berkomunikasi
Hasil : ibu senang dengan bayinya
berkomunikasi dengan O:
bayinya - Bayi banyak
- Mengatur posisi bayi tidur, reflek
dengan posisi quarter hisap lemah
prone selama kurang lebih A: Resiko
2 jam dan memantau keterlambatan
toleransi bayi terhadap perkembangan
posisi teratasi sebagian
Hasil : Bayi menunjukan P : Intervensi
perbaikan status dilanjutkan
oksigenasi stelah
diberikan posisi quarter
prone

71
2. Asuhan keperawatan kasus 2

a. Pengkajian kasus 2

1) Identitas pasien

Nama :By.Ny.I.R

Tempat tanggal lahir : Manado, 14 Februari 2022

Usia : 1 hari

Alamat : Tewasen

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Minahasa selatan

Nama ayah/ibu : Ny.I.R

Pendidikan ayah : SMP

Pekerjaan ayah : Belum Bekerja

Pendidikan ibu : SMP

Pekerjaan ibu : Belum bekerja/pelajar

2) Lingkungan Internal

Alasan masuk : Bayi rujukan dari RS bayangkara, lahir

tanggal 14/2//2022 pukul 07.27 wita secara

spontan dari ibu G0P1A0 berusia 14 tahun

dengan BBL 1900gr, PBL 43cm, apgar score

4-6., hamil 30-31 minggu. Setelah lahir bayi

sesak napas dan merintih.

72
Faktor pencetus : Lahir dari ibu berusia 14 tahun, Bayi lahir

kurang bulan dengan usia kehamilan 30-31

minggu,

Keluhan Utama : Sesak napas

Diagnosa Medik: Prematur

3) Lingkungan Eksternal

1. Riwayat Kesehatan Dahulu

(Khusus untuk Anak Usia 0-5 Tahun)

1. Pre Natal Care

a. Bayi lahir dari ibu G0P1A0

b. Ibu By.Ny.I.R ketika bersalin berusia 14 tahun

c. Riwayat alergi : Tidak ada

d. Keluhan selama hamil : Muntah-muntah

2. Natal

a. Tempat melahirkan : Di RS Bayangkara

b. Lama dan jenis persalinan : Spontan

c. Usia gestasi 30-31 minggu

3. Post Natal

a. Kondisi bayi : BB Lahir : 1900gr, PBL: 43cm

b. Pernah dirawat diinkubator : tidak

c. Apakah anak mengalami penyakit : kuning (-) ,

kebiruan (-), kemerahan(-)

73
2. Lingkungan

Bayi belum terpapar dengan lingkungan eksternal

3. Praktik kebudayaan yang mempengaruhi Kesehatan

Keluarga mengatakan tidak ada faktor budaya yang

mempengaruhi Kesehatan

4. Fasilitas Kesehatan yang tersedia

Keluarga mengatakan fasilitas Kesehatan terdekat di daerah

tewasen yaitu puskesmas dan dokter praktik

4) Pengkajian Konservasi

a) Konservasi Energi

1. Status nutrisi dan cairan

Bayi mendapatkan intake oral ASI 6 x 5cc melalui OGT.

Tidak terdapat residu. Pasien terpasang IVFD nutrimix

10ml/jam.

2. Eliminasi

Bayi BAB 1 x sehari meconium sedikit ± 1ml, urin dari

jam 8-14 20ml/jam

3. Istirahat dan tidur

Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis kuat

4. Personal Hygiene

Bayi mandi didalam inkubator secara sponge bath setiap

pagi hari dan sekaligus dilakukan perawatan tali pusat.

Popok diganti setiap selesai mandi dan tiap bayi BAB

74
serta popok sudah penuh dengan BAK. Bayi tampak

bersih dan tidak tampak tanda iritasi.

b) Konservasi integritas struktural

1. Keadaan Umum dan kesadaran

Gerak kurang aktif, menangis kuat, banyak tidur,

kesadaran composmentis

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 65/48 mmHg

Nadi :150x/m

Frekuensi Napas : 39x/m

Suhu : 36,2 oC

SPO2 : 95%

3. Pengukuran antropometri

Berat badan : 1900gr

Panjang badan : 43cm

Lingkar kepala : 30cm

Lingkar dada : 26cm

Lingkar perut : 24cm

Lingkar lengan : 8cm

4. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

a. Kepala

1) Inspeksi : Bentuk kepala bulat dan simetris, rambut

dan kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata

75
2) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, fontanel lunak

b. Mata

1) Pelpebra : Tidak adanya edema atau radang pada

daerah pelpebra

2) Sklera : Tidak ikterus

3) Konjungtiva : Anemis

4) Pupil : Isokor, terdapat refleks terhadap cahaya

5) Posisi mata : Simetris

c. Hidung

Bentuk hidung simetris, terpasang CPAP pada daerah

hidung

d. Telinga

Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum

sempurna, tidak ada cairan abnormal.

e. Mulut

Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis

dan tidak terdapat kelainan labio palate schizis.

Terpasang OGT pada mulut bayi untuk pemberian

nutrisi dan mengetahui residu ASI.

f. Pemeriksaan paru

1) Inspeksi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

b) Gerakan dada : terdapat retraksi dinding dada

76
c) Deformitas : tidak terdapat kelainan

d) Penonjolan : tidak terdapat penonjolan

e) Pembengkakan : tidak terdapat pembengkakan

2) Palpasi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

3) Perkusi :

a) Pembesaran paru : tidak terdapat pembesaran

paru

b) Suara : resonan

4) Auskultasi : vesikuler

g. Jantung

1) Inspeksi : tidak tampak iktus cordis

2) Perkusi : Iktus cordis di sub intra costa 5 teraba

3) Auskultasi :

a) BJ 1 : Reguler

b) BJ 2 : Reguler

h. Abdomen

1) Inspeksi :

a) Bentuk : Datar

b) Lesi/luka post operasi : tidak terdapat lesi/luka

post operasi

2) Auskultasi : Peristaltik usus 6x/m

3) Perkusi : Tympani

77
4) Palpasi : Tidak ada massa

i. Pemeriksaan genetalia

Perempuan : tampak labia mayora tertutup oleh labia

mayora, tampak lubang uretra dan vagina terpisah

j. Anus

Tidak terdapat kelainan pada daerah anus

k. Pemeriksaan kulit

Turgor kulit halus dan mengkilap, kulit tampak

transparan, warna kulit merah muda, akral dingin,

terdapat lanugo, CRT>3 detik

l. Data tambahan

1. Terapi

Cara
Nama Terapi Dosis Frekuensi
Pemberian
Nutrimix 10 ml Perjam IV
Heparin 0.1 ml Perjam IV
Aminofilin 5 mg Per 12 jam IV
Meropenem 75 mg Per 8 jam IV
ASI 5 ml 6 x sehari OGT

2. Hasil Laboratorium

Nama : By.Ny.I.R

Nomor RM : 00755266

Hari / Tanggal : 15-02-2022

Paramatar Hasil Nilai Satuan


Rujukan
HEMATOLOGI
Leukosit 15.9 6.0 - 22.0 10^3/uL
Eritrosit 4.64 3.90 - 6.30 10^3/uL

78
Hemoglobin 14.7 13.5 - 21.5 g/dL
Hematokrit 42.9 42.0 - 66.0 %
Trombosit 379 160 - 500 10^3/uL
MCH 28.7 27.0 - 35.0 pg
MCHC 28.7 28.0 - 38.0 %
001 Eosofil 1 1-5 %
002 Basofi 0 0-1 %
003 Netrofil 0 2-8 %
Batang
004 Netrofil 75 50 - 70 %
Segmen
005 Limfosit 20 20- 40 %
006 Monosit 4 2-8 %
MCV 72.8 86.0 - 128.0 fL
KIMIA KLINIK
SGOT 31 < 33 U/L
SGPT 25 < 43 U/L
Bilirubi Total 0.10 0.10 - 1.20 mg/dL
Bilirubin Direct 0.25 < 0.30 mg/dL
Ureum Serum 34 10 - 40 mg/dL
Creatinin Serum 0.7 0.5 – 1.5 mg/dL
Fosfor 1.4 2.5 - 4.5 mEq/L
Magnesium 1.92 1.70 - 2. 50 mEq/L
Albumin 4.13 3.50-5.70
Kalium Serum 4.6 3.5 - 5.1 mEq/L
Natrium Serum 132 135 - 153 mEq/L
Calsium 9.23 8.62 - 10.31 mEq/L
IMUNOLOGI
CRT 48.00 <6.00 mg/dL

c) Konservasi Integritas personal

1. Identitas diri :

Bayi berusia 1 hari, bayi lahir dari ibu berusia 14 tahun

G0P1A0 dengan usia kehamilan 31-32 minggu dengan berat

badan lahir 1900 gram, PB 43cm, pasien belum mampu

bernapas secara optimal, menggunakan alat bantu napas

79
berupa CPAP, menangis kuat, reflek menghisap dan

menelan masih lemah, apgar score 4-6, down score 4.

2. Harga diri :

Perawat dan petugas Kesehatan lainnya selalu menghargai

diri pasien dengan melakukan Tindakan secara berhati-hati

dan memberikan sentuhan yang lembut pada pasien agar

membuat pasien merasa lebih aman dan nyaman,

walaupun pasien belum mengerti dan belum mampu

mengungkapkan perasaan secara verbal, tetapi setiap

Tindakan yang diberikan selalu dikomunikasikan kepada

pasien.

d) Konservasi integritas sosial

Orang tua belum berkunjung

b. Triphicognosis

Data Triphicognosis
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 6
- RR : 39 x/menit
- HR : 150x/Menit
- SPO2 : 95%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Ketidakefektifan
Data Objektif : termoregulasi
- Akral dingin (D.0149)
- CRT> 3 detik
- TD : 65/48 mmHg
N : 150x/m
R : 39x/m
S : 36,2oC

80
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri,
lumen hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam
lumen orens dialiri cairan nutrimix
10ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 40% PEEP
6
- Klien terpasang OGT

c. Hipotesis perawatan model konservasi Levine

No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan keperawatan
masalah pola napas tidak efektif dapat
teratasi, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal
40-60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan
Nafas)
Konservasi energi :
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu
napas yang sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu
upaya, irama, pola, frekuensi dan jalan
napas
- Pantau saturasi oksigen
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat
napas
- Kolaborasi dalam pemberian obat
untuk memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk
kestabilan tanda-tanda vital bayi
2. Ketidakefektifan L.14134 (Termoregulasi membaik)
termoregulasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan
(D.0149) masalah ketidakefektifan termoregulasi
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal 36,5
o
C-37,5 oC
- TTV dalam batas normal
- CRT <3 detik

81
- Suhu kulit membaik
Hipotesis: I.14578 (Regulasi
temperatur)
Konservasi energi :
- Hindari perpindahan suhu dari dan ke
lingkungan
- Buka penutup inkubator seperlunya
- Hangatkan benda-benda dan tangan
sebelum disentuhkan ke bayi
Integritas struktur :
- Pantau suhu bayi
- Pantau TTV bayi
- Kaji kemungkinan penyebab masalah
termoregulasi pada bayi
- Gunakan teknik aseptik dalam
melakukan tindakan
- Pantau suhu tubuh bayi setiap 2 jam
- Pertahankan kelembapan inkubator
50%atau lebih untuk mengurangi
kehilangan panas karena proses
evaporasi
Integritas personal :
- Tingkatkan suhu pada inkubator
Integritas sosial :
- Fasilitasi untuk PMK untuk kestabilan
suhu tubuh bayi
3. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan keperawatan
masalah infeksi menurun, dengan kriteria
hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa
Hipotesis : I.14539 (Pencegahan Infeksi)
Konservasi energi :
- Lakukan tindakan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam
melakukan tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat
antibiotik, bila perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh

82
informasi dari dokter mengenai
tindakan medis yang dilakukan pada
bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang
dilakukan pada bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada
orangtua/keluarga untuk berinteraksi
dan terlibat dalam proses perawatan

d. Implementasi dan evaluasi

Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
15 -02-2022 Pola nafas tidak - Memantau Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) pernapasan bayi yaitu S:-
14.00 wita yaitu upaya, irama, O:
pola, frekuensi dan - Tidak ada suara
jalan napas napas
Hasil : Tidak ada tambahan
napas cuping hidung, - Terdapat
adanya retraksi dada, retraksi dinding
frekuensi napas dada
39x/m, irama Frekuensi
ireguler, terlihat napas 45x/m
secret pada mulut dengan bantuan
- Mengauskultasi alat bantu
bunyi napas napas CPAP
Hasil : Bunyi napas FiO2 40%
vesikuler PEEP 6
- Memantau saturasi - Adanya
oksigen perubahan pada
Hasil : SPO2 95% saturasi
- Mengatur posisi oksigen setelah
quarter prone dilakukan
Hasil : setelah Tindakan
pemberian posisi pengaturan
quarter prone selama posisi quarter
kurang lebih 2 jam prone, SPO2
terjadi perubahan 98%, RR:
pada saturasi O2 dari 45x/m
95% menjadi 98%, A : Masalah pola
RR : 39x/m menjadi napas belum
45x/m teratasi
- Mengobservasi P : Intervensi
toleransi bayi dilanjutkan
terhadap terapi

83
oksigen yang
diberikan
Hasil : Bayi
terpasang CPAP FiO2
40% PEEP 6
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 5mg/12
jam

Jam : 08.00- Ketidakefektifan - Membuka jendela Jam : 14.00 wita


14.00 wita termoregulasi inkubator seperlunya S:-
(D.0149) saat handling O : - S : 36,5oC
- Menghangatkan A : masalah
semua benda-benda ganggguan
yang akan termoregulasi
disentuhkan kepada teratasi Sebagian
bayi termasuk tangan P : Lanjutkan
perawat, diapers, intervensi
kasa, thermometer,
dan stetoskop
- Memeriksa suhu bayi
Hasil : Suhu :36,2o C
- Memonitor TTV
Hasil :
TD : 65/48 mmHg
N : 150x/m
R : 39x/m
S : 36,2oC
- Menggunakan
Teknik aseptik dalam
melakukan tindakan
- Menaikan suhu
inkubator
Hasil : suhu
inkubator dinaikan
33o
- Mempertahankan
kelembapan
inkubator
Hasil : kelembapan
inkubator 40%
- Memeriksa Kembali
suhu tubuh bayi
Hasil : Suhu :36,5o C
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan S:
sebelum dan sesudah - Keluarga
kontak dengan bayi pasien

84
Hasil : Petugas mengatakan
kesehatan selalu setelah
melakukan tindakan diberikan
cuci tangan sebelum edukasi oleh
dan sesudah kontak dokter via
dengan pasien untuk telfon keluarga
meminimalisir menyetujui
penyebaran infeksi semua tindakan
- Memantau adanya yang diberikan
tanda-tanda infeksi demi
Hasil : tidak adanya kesembuhan
tanda-tanda infeksi bayinya
- Menggunakan teknik O:
aseptik dalam - Terpasang
melakukan tindakan IVFD/PICC
Hasil : Petugas ditangan kanan
kesehatan selalu - Terpasang INT
memperhatikan ditangan kiri
teknik aseptik dalam - Terpasang alat
pelaksanaan bantu napas
Tindakan CPAP FiO2
- Berkolaborasi dalam 40% PEEP 6
pemberian obat - Terpasang
antibiotik OGT
Hasil : Pasien A: masalah resiko
diberikan obat infeksi terhadap
antibiotik tindakan medis
meropenem belum teratasi
75mg/8jam P : Lanjutkan
- Memfasilitasi intervensi
keluarga memperoleh
informasi dari dokter
mengenai tindakan
medis yang dilakukan
pada bayi
Hasil : Semua
prosedur tindakan
yang dilakukan pada
bayi selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan
dari orangtua pasien
- Menjelaskan
prosedur perawatan
yang dilakukan pada
bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan
penjelasan setiap
prosedur Tindakan

85
yang diberikan
terhadap pasien, baik
itu penjelasan via
telfon maupun secara
langsung disaat orang
tua bayi berkunjung

3. Asuhan keperawatan kasus 3

a. Pengkajian kasus 3

1) Identitas pasien

Nama :By.Ny.E.S

Tempat tanggal lahir : Manado, 18 Februari 2022

Usia : 0 hari

Alamat : Maasing

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Minahasa

Nama ayah/ibu : Ny.E.S

Pendidikan ayah : SMA

Pekerjaan ayah : Swasta

Pendidikan ibu : SMA

Pekerjaan ibu : IRT

2) Lingkungan Internal

Alasan masuk : Bayi lahir di RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado.

Bayi lahir tanggal 18/2//2022 pukul 07.18 wita

jenis kelamin laki-laki lahir secara sectio seasarea,

dengan BBL 1700gr, PBL 41cm, apgar score 4-6

bayi lahir dari ibu G0P1A0 23 tahun. hamil 31-32

86
minggu. Bayi dirawat diruang NICU dengan

keluhan sesak napas, down score 4 (adanya gagal

napas).

Faktor pencetus : Bayi lahir kurang bulan dengan usia kehamilan 31-

32 minggu

Keluhan Utama : Sesak napas

Diagnosa Medik: Prematur

3) Lingkungan Eksternal

1. Riwayat Kesehatan Dahulu

(Khusus untuk Anak Usia 0-5 Tahun)

1. Pre Natal Care

a. Bayi lahir dari ibu G0P1A0

b. Ibu By.Ny.E.S ketika bersalin berusia 23 tahun

c. Riwayat alergi : Tidak ada

d. Keluhan selama hamil : Muntah-muntah

2. Natal

a. Tempat melahirkan : Di RS Kandou

b. Lama dan jenis persalinan : Secio Seasarea

c. Usia gestasi 31-32 minggu

3. Post Natal

a. Kondisi bayi : BB Lahir : 1700gr, PBL: 41cm

b. Pernah dirawat diinkubator : tidak

c. Apakah anak mengalami penyakit : kuning (-) , kebiruan

87
(-), kemerahan(-)

2. Lingkungan

Bayi belum terpapar dengan lingkungan eksternal

3. Praktik kebudayaan yang mempengaruhi Kesehatan

Keluarga mengatakan tidak ada faktor budaya yang

mempengaruhi kesehatan

4. Fasilitas Kesehatan yang tersedia

Keluarga mengatakan fasilitas Kesehatan terdekat di daerah

maasing yaitu puskesmas, dokter praktik dan bidan desa

4) Pengkajian Konservasi

a) Konservasi Energi

1. Status nutrisi dan cairan

Bayi mendapatkan intake oral ASI 8 x 5cc melalui OGT.

Tidak terdapat residu. Pasien terpasang IVFD nutrimix

11ml/jam.

2. Eliminasi

Bayi BAB 1 kali, mekonium sedikit, urine dari jam 8-14

200cc

3. Istirahat dan tidur

Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis kuat

4. Personal Hygiene

Bayi mandi didalam inkubator secara sponge bath setiap pagi

hari dan sekaligus dilakukan perawatan tali pusat. Popok

88
diganti setiap selesai mandi dan tiap bayi BAB serta popok

sudah penuh dengan BAK. Bayi tampak bersih dan tidak

tampak tanda iritasi.

b) Konservasi integritas struktural

1. Keadaan Umum dan kesadaran

Menangis kuat, banyak tidur, kesadaran composmentis

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 68/41 mmHg

Nadi :140x/m

Frekuensi Napas : 38x/m

Suhu : 36 oC

SPO2 : 90%

3. Pengukuran antropometri

Berat badan : 1700gr

Panjang badan : 41cm

Lingkar kepala : 27cm

Lingkar dada : 24cm

Lingkar perut : 22cm

Lingkar lengan : 7cm

4. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

a. Kepala

1) Inspeksi : Bentuk kepala bulat dan simetris, rambut

dan kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata

89
2) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, fontanel lunak

b. Mata

1) Pelpebra : Tidak adanya edema atau radang pada

daerah pelpebra

2) Sklera : Tidak ikterus

3) Konjungtiva : Anemis

4) Pupil : Isokor, terdapat refleks terhadap cahaya

5) Posisi mata : Simetris

c. Hidung

Bentuk hidung simetris, terpasang CPAP pada daerah

hidung

d. Telinga

Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna,

tidak ada cairan abnormal.

e. Mulut

Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis

dan tidak terdapat kelainan labio palate schizis. Terpasang

OGT pada mulut bayi untuk pemberian nutrisi dan

mengetahui residu ASI.

f. Pemeriksaan paru

1) Inspeksi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

b) Gerakan dada : terdapat retraksi dinding dada

90
c) Deformitas : tidak terdapat kelainan

d) Penonjolan : tidak terdapat penonjolan

e) Pembengkakan : tidak terdapat pembengkakan

2) Palpasi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

3) Perkusi :

a) Pembesaran paru : tidak terdapat pembesaran paru

b) Suara : resonan

4) Auskultasi : vesikuler

g. Jantung

1) Inspeksi : Tidak tampak iktus cordis

2) Perkusi : Iktus cordis di sub intra costa 5 teraba

3) Auskultasi :

a) BJ 1 : Reguler

b) BJ 2 : Reguler

h. Abdomen

1) Inspeksi :

a) Bentuk : Datar

b) Lesi/luka post operasi : tidak terdapat lesi/luka post

operasi

2) Auskultasi : Peristaltik usus 8x/m

3) Perkusi : Tympani

4) Palpasi : Tidak ada massa

91
i. Pemeriksaan genetalia

Laki – laki : Skrotum belum berkembang sempurna

dengan ruga yang kecil dan testis belum turun ke dalam

skrotum

j. Anus

Tidak terdapat kelainan pada daerah anus

k. Pemeriksaan kulit

Turgor kulit halus dan mengkilap, kulit tampak transparan,

warna kulit merah muda, akral dingin, terdapat lanugo,

CRT > 3 detik.

l. Data tambahan

1. Terapi

Nama Terapi Dosis Frekuensi Cara Pemberian


Nutrimix 11 ml Perjam IV
Heparin 0.1 ml Perjam IV
Aminofilin 3 mg Per 12 jam IV
Meropenem 50 mg Per 8 jam IV
ASI 5 ml 8 x sehari OGT

2. Hasil Laboratorium

Nama : By.Ny.E.S

Nomor RM : 00755365

Hari / Tanggal : 18-02-2022

Paramatar Hasil Nilai Satuan


Rujukan
HEMATOLOGI
Leukosit 10.0 6.0 - 22.0 10^3/uL

92
Eritrosit 4.73 3.90 - 6.30 10^3/uL
Hemoglobin 15.8 13.5 - 21.5 g/dL
Hematokrit 55.6 42.0 - 66.0 %
Trombosit 285 160 - 500 10^3/uL
MCH 34.3 27.0 - 35.0 pg
MCHC 36.0 28.0 - 38.0 %
001 Eosofil 2 1-5 %
002 Basofi 0 0-1 %
003 Netrofil Batang 2 2-8 %
004 Netrofil 57 50 - 70 %
Segmen
005 Limfosit 29 20- 40 %
006 Monosit 8 2-8 %
MCV 95.4 86.0 - 128.0 fL
KIMIA KLINIK
SGOT 18 < 33 U/L
SGPT 5 < 43 U/L
Bilirubi Total 1.07 0.10 - 1.20 mg/dL
Bilirubin Direct 0.28 < 0.30 mg/dL
Ureum Serum 38 10 - 40 mg/dL
Creatinin Serum 0.8 0.5 – 1.5 mg/dL
Fosfor 2.8 2.5 - 4.5 mEq/L
Magnesium 2.28 1.70 - 2. 50 mEq/L
Albumin 3.62 3.50-5.70
Kalium Serum 4.8 3.5 - 5.1 mEq/L
Natrium Serum 138 135 - 153 mEq/L
Calsium 9.35 8.62 10.31 mEq/L

c) Konservasi Integritas personal

1. Identitas diri :

Bayi berusia 0 hari, bayi lahir dari ibu berusia 23 tahun G0P1A0

dengan usia kehamilan 31-32 minggu dengan berat badan lahir

1700 gram, PB 41cm, pasien belum mampu bernapas secara

optimal, menggunakan alat bantu napas berupa CPAP,

93
menangis lemah, reflek menghisap dan menelan masih lemah,

apgar score 4-6. Down score 4.

2. Harga diri :

Perawat dan petugas Kesehatan lainnya selalu menghargai diri

pasien dengan melakukan Tindakan secara berhati-hati dan

memberikan sentuhan yang lembut pada pasien agar membuat

pasien merasa lebih aman dan nyaman, walaupun pasien belum

mengerti dan belum mampu mengungkapkan perasaan secara

verbal, tetapi setiap Tindakan yang diberikan selalu

dikomunikasikan kepada pasien.

d) Konservasi integritas sosial

1. Support keluarga

Keluarga pasien mengharapkan pasien kondisinya semakin

membaik ditandai dengan adanya peningkatan terhadap

pertumbuhan dan perkembangan dari pasien.

2. Harapan keluarga terhadap petugas Kesehatan

Keluarga pasien mengharapkan petugas Kesehatan dapat

memberikan perawatan optimal agar keadaan pasien semakin

membaik.

b. Triphicognosis

Data Triphicognosis

94
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 6
- RR : 38 x/menit
- HR : 140x/Menit
- SPO2 : 90%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Ketidakefektifan
Data Objektif : termoregulasi
- Akral dingin (D.0149)
- CRT> 3 detik
- TD : 68/41 mmHg
N : 140x/m
R : 38x/m
S : 36oC
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri, lumen
hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam lumen orens
dialiri cairan nutrimix 11ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 6
- Klien terpasang OGT

c. Hipotesis perawatan model konservasi Levine

No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah
pola napas tidak efektif dapat teratasi, dengan
kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal 40-
60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan Nafas)
Konservasi energi :
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu napas
yang sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu upaya,
irama, pola, frekuensi dan jalan napas
- Pantau saturasi oksigen
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat napas

95
- Kolaborasi dalam pemberian obat untuk
memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk kestabilan
tanda-tanda vital bayi
2. Ketidakefektifan L. 14134 (Termoregulasi membaik)
termoregulasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah
(D.0149) ketidakefektifan termoregulasi dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal 36,5 oC-37,5 oC
- TTV dalam batas normal
- CRT <3 detik
- Suhu kulit membaik
Hipotesis : I. 14578 (Regulasi temperatur)
Konservasi energi :
- Hindari perpindahan suhu dari dan ke
lingkungan
- Buka penutup inkubator seperlunya
- Hangatkan benda-benda dan tangan sebelum
disentuhkan ke bayi
Integritas struktur :
- Pantau suhu bayi
- Pantau TTV bayi
- Kaji kemungkinan penyebab masalah
termoregulasi pada bayi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Pantau suhu tubuh bayi setiap 2 jam
- Pertahankan kelembapan inkubator 50%atau
lebih untuk mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi
Integritas personal :
- Tingkatkan suhu pada inkubator
Integritas sosial :
Fasilitasi untuk PMK untuk kestabilan suhu tubuh
bayi
3. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah
infeksi menurun, dengan kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa

Hipotesis : I.14539 (Pencegahan Infeksi)


Konservasi energi :
- Lakukan tindakan mencuci tangan sebelum dan

96
sesudah kontak dengan bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat antibiotik, bila
perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh informasi dari
dokter mengenai tindakan medis yang dilakukan
pada bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang dilakukan
pada bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada orangtua/keluarga
untuk berinteraksi dan terlibat dalam proses
perawatan

d. Implementasi dan evaluasi

Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
18 -02-2022 Pola nafas tidak - Memantau pernapasan Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) bayi yaitu yaitu upaya, S:-
14.00 wita irama, pola, frekuensi O:
dan jalan napas - Tidak ada suara
Hasil : Tidak ada napas napas
cuping hidung, adanya tambahan
retraksi dada, frekuensi - Terdapat
napas 38x/m, irama retraksi dinding
ireguler, terlihat secret dada
pada mulut Frekuensi
- Mengauskultasi bunyi napas 43x/m
napas dengan bantuan
Hasil : Bunyi napas alat bantu
vesikuler napas CPAP
- Memantau saturasi FiO2 40%
oksigen PEEP 6
Hasil : SPO2 90% - Adanya
- Mengatur posisi quarter perubahan pada
prone saturasi
Hasil : setelah oksigen setelah
pemberian posisi dilakukan
quarter prone selama Tindakan
kurang lebih 2 jam pengaturan
terjadi perubahan pada posisi quarter

97
saturasi O2 dari 90% prone, SPO2
menjadi 94% , RR: 94%, RR:
38x/m menjadi 43x/m 43x/m
- Mengobservasi A : Masalah pola
toleransi bayi terhadap napas belum
terapi oksigen yang teratasi
diberikan P : Intervensi
Hasil : Bayi terpasang dilanjutkan
CPAP FiO2 40% PEEP
6
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 3mg/12 jam
Jam : 08.00- Ketidakefektifan - Membuka jendela Jam : 14.00 wita
14.00 wita termoregulasi inkubator seperlunya S:-
(D.0149) saat handling O : - S : 36,5oC
- Menghangatkan semua A : masalah
benda-benda yang akan ganggguan
disentuhkan kepada termoregulasi
bayi termasuk tangan teratasi Sebagian
perawat, diapers, kasa, P : Lanjutkan
thermometer, dan intervensi
stetoskop
- Memeriksa suhu bayi
Hasil : Suhu :36o C
- Memonitor TTV
Hasil :
TD : 68/41 mmHg
N : 140x/m
R : 38x/m
S : 36oC
- Menggunakan Teknik
aseptik dalam
melakukan tindakan
- Menaikan suhu
inkubator
Hasil : suhu inkubator
dinaikan 30o
- Mempertahankan
kelembapan inkubator
Hasil : kelembapan
inkubator 40%
- Memeriksa kembali
suhu tubuh bayi
Hasil : Suhu :36,5o C
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan S:
sebelum dan sesudah - Keluarga
kontak dengan bayi pasien

98
Hasil : Petugas mengatakan
kesehatan selalu setelah
melakukan tindakan diberikan
cuci tangan sebelum edukasi oleh
dan sesudah kontak dokter via
dengan pasien untuk telfon keluarga
meminimalisir menyetujui
penyebaran infeksi semua tindakan
- Memantau adanya yang diberikan
tanda-tanda infeksi demi
Hasil : tidak adanya kesembuhan
tanda-tanda infeksi bayinya
- Menggunakan teknik O:
aseptik dalam - Terpasang
melakukan tindakan IVFD/PICC
Hasil : Petugas ditangan kanan
kesehatan selalu - Terpasang INT
memperhatikan teknik ditangan kiri
aseptik dalam - Terpasang alat
pelaksanaan Tindakan bantu napas
- Berkolaborasi dalam CPAP FiO2
pemberian obat 40% PEEP 6
antibiotik - Terpasang
Hasil : Pasien diberikan OGT
obat antibiotik A: masalah resiko
meropenem 50mg/8jam infeksi terhadap
- Memfasilitasi keluarga tindakan medis
memperoleh informasi belum teratasi
dari dokter mengenai P : Lanjutkan
tindakan medis yang intervensi
dilakukan pada bayi
Hasil : Semua prosedur
tindakan yang
dilakukan pada bayi
selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan
dari orangtua pasien
- Menjelaskan prosedur
perawatan yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur
Tindakan yang
diberikan terhadap
pasien, baik itu
penjelasan via telfon
maupun secara
langsung disaat orang

99
tua bayi berkunjung

d. Asuhan keperawatan kasus 4

a. Pengkajian kasus 4

1) Identitas pasien

Nama :By.Ny.J.D

Tempat tanggal lahir : Manado, 21 Februari 2022

Usia : 3 hari

Alamat : Pineleng 2

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Minahasa

Nama ayah/ibu : Tn.A/Ny.J.D

Pendidikan ayah : SMA

Pekerjaan ayah : Swasta

Pendidikan ibu : SMA

Pekerjaan ibu : IRT

2) Lingkungan Internal

Alasan masuk : Bayi rujukan dari RSIA kasih ibu dengan keluhan

sesak napas. Bayi lahir tanggal 21/2//2022 pukul

09.18 wita jenis kelamin laki-laki lahir secara

sectio seasarea, dengan BBL 1800gr, PBL 41cm,

apgar score 4-6 bayi lahir dari ibu G0P1A0 21 tahun.

hamil 31-32 minggu. Bayi dirawat diruang NICU

100
dengan keluhan sesak napas, down score 4 (adanya

gagal napas).

Faktor pencetus : Bayi lahir kurang bulan dengan usia kehamilan


31-32 minggu
Keluhan Utama : Sesak napas

Diagnosa Medik : Prematur

3) Lingkungan Eksternal

1. Riwayat Kesehatan Dahulu

(Khusus untuk Anak Usia 0-5 Tahun)

1. Pre Natal Care

a. Bayi lahir dari ibu G0P1A0

b. Ibu By.Ny.J.D ketika bersalin berusia 21 tahun

c. Riwayat alergi : Tidak ada

d. Keluhan selama hamil : Muntah-muntah

2. Natal

a. Tempat melahirkan : Di RS Kasih ibu

b. Lama dan jenis persalinan : Secio Seasarea

c. Usia gestasi 31-32 minggu

3. Post Natal

a. Kondisi bayi : BB Lahir : 1800gr, PBL: 41cm

b. Pernah dirawat diinkubator : tidak

c. Apakah anak mengalami penyakit : kuning (-) ,

kebiruan (-), kemerahan (-)

101
2. Lingkungan

Bayi belum terpapar dengan lingkungan eksternal

3. Praktik kebudayaan yang mempengaruhi Kesehatan

Keluarga mengatakan tidak ada faktor budaya yang

mempengaruhi Kesehatan

4. Fasilitas Kesehatan yang tersedia

Keluarga mengatakan fasilitas Kesehatan terdekat di daerah

maasing yaitu puskesmas, dokter praktik dan bidan desa

4) Pengkajian Konservasi

a) Konservasi Energi

1. Status nutrisi dan cairan

Bayi mendapatkan intake oral ASI 6 x 3cc melalui OGT.

Tidak terdapat residu. Pasien terpasang IVFD nutrimix

10ml/jam.

2. Eliminasi

Bayi BAB 1 kali, meconium sedikit, urine dari jam 8-14

250cc

3. Istirahat dan tidur

Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis kuat

4. Personal Hygiene

Bayi mandi didalam inkubator secara sponge bath setiap

pagi hari dan sekaligus dilakukan perawatan tali pusat.

Popok diganti setiap selesai mandi dan tiap bayi BAB serta

102
popok penuh dengan BAK. Bayi tampak bersih dan tidak

tampak tanda iritasi.

b) Konservasi integritas struktural

1. Keadaan Umum dan kesadaran

Gerak kurang aktif, menangis kuat, banyak tidur, kesadaran

composmentis

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 63/45 mmHg

Nadi :148x/m

Frekuensi Napas : 37x/m

Suhu : 36,2 oC

SPO2 : 91%

3. Pengukuran antropometri

Berat badan : 1800gr

Panjang badan : 41cm

Lingkar kepala : 28cm

Lingkar dada : 24cm

Lingkar perut : 22cm

Lingkar lengan : 7cm

4. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

a. Kepala

1) Inspeksi : Bentuk kepala bulat dan simetris, rambut dan

kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata

103
2) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, fontanel lunak

b. Mata

1) Pelpebra : Tidak adanya edema atau radang pada daerah

pelpebra

2) Sklera : Tidk ikterus

3) Konjungtiva : Anemis

4) Pupil : Isokor, terdapat refleks terhadap cahaya

5) Posisi mata : Simetris

c. Hidung

Bentuk hidung simetris, terpasang CPAP pada daerah

hidung

d. Telinga

Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna,

tidak ada cairan abnormal.

e. Mulut

Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis

dan tidak terdapat kelainan labio palate schizis. Terpasang

OGT pada mulut bayi untuk pemberian nutrisi dan

mengetahui residu ASI.

f. Pemeriksaan paru

1) Inspeksi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

b) Gerakan dada : terdapat retraksi dinding dada

104
c) Deformitas : tidak terdapat kelainan

d) Penonjolan : tidak terdapat penonjolan

e) Pembengkakan : tidak terdapat pembengkakan

2) Palpasi :

a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

3) Perkusi :

a) Pembesaran paru : tidak terdapat pembesaran paru

b) Suara : resonan

4) Auskultasi : vesikuler

g. Jantung

1) Inspeksi : Tidak tampak iktus cordis

2) Perkusi : Iktus cordis di sub intra costa 5 teraba

3) Auskultasi :

a) BJ 1 : Reguler

b) BJ 2 : Reguler

h. Abdomen

1) Inspeksi :

a) Bentuk : Datar

b) Lesi/luka post operasi : tidak terdapat lesi/luka post

operasi

2) Auskultasi : Peristaltik usus 12x/m

3) Perkusi : Tympani

4) Palpasi : Tidak ada massa

105
i. Pemeriksaan genetalia

Laki – laki : Skrotum belum berkembang sempurna

dengan ruga yang kecil dan testis belum turun ke dalam

skrotum

j. Anus

Tidak terdapat kelainan pada daerah anus

k. Pemeriksaan kulit

Turgor kulit halus dan mengkilap, kulit tampak transparan,

warna kulit merah muda, akral dingin, terdapat lanugo,

CRT >3 detik.

l. Data tambahan

1. Terapi

Nama Terapi Dosis Frekuensi Cara Pemberian


Nutrimix 11 ml Perjam IV
Heparin 0.1 ml Perjam IV
Aminofilin 3 mg Per 12 jam IV
Meropenenm 125 mg Per 8 jam IV
Vit K 1 mg Per 8 jam IV
ASI 3 ml 6 x sehari OGT

2. Hasil Laboratorium

Nama : By.Ny.J.D

Nomor RM : 00753924

Hari / Tanggal : 24-02-2022

Paramatar Hasil Nilai Satuan


Rujukan
HEMATOLOGI
Leukosit 11.6 6.0 - 22.0 10^3/uL

106
Eritrosit 4.84 3.90 - 6.30 10^3/uL

Hemoglobin 17.1 13.5 - 21.5 g/dL

Hematokrit 35.6 42.0 - 66.0 %

Trombosit 325 160 - 500 10^3/uL

MCH 30.7 27.0 - 35.0 pg

MCHC 30.7 28.0 - 38.0 %

001 Eosofil 1 1-5 %

002 Basofi 0 0-1 %

003 Netrofil Batang 2 2-8 %

004 Netrofil Segmen 77 50 - 70 %

005 Limfosit 17 20- 40 %

006 Monosit 5 2-8 %

MCV 67.8 86.0 - 128.0 fL

KIMIA KLINIK
SGOT 30 < 33 U/L

SGPT 5 < 43 U/L

Bilirubi Total 0.8 0.10 - 1.20 mg/dL

Bilirubin Direct 0.22 < 0.30 mg/dL

Ureum Serum 64 10 - 40 mg/dL

Creatinin Serum 1.2 0.5 – 1.5 mg/dL

Fosfor 2.4 2.5 - 4.5 mEq/L

Magnesium 1.77 1.70 - 2. 50 mEq/L

Albumin 3.65 3.50-5.70

Kalium Serum 4.6 3.5 - 5.1 mEq/L

Natrium Serum 138 135 - 153 mEq/L

Calsium 8.64 8.62 - 10.31 mEq/L

c) Konservasi Integritas personal

107
1. Identitas diri :

Bayi berusia 3 hari, bayi lahir dari ibu berusia 21 tahun

G0P1A0 dengan usia kehamilan 31-32 minggu dengan berat

badan lahir 1800 gram, PB 41cm, pasien belum mampu

bernapas secara optimal, menggunakan alat bantu napas

berupa CPAP, menangis lemah, reflek menghisap dan

menelan masih lemah, apgar score 4-6. Down score 4.

2. Harga diri :

Perawat dan petugas Kesehatan lainnya selalu menghargai

diri pasien dengan melakukan Tindakan secara berhati-hati

dan memberikan sentuhan yang lembut pada pasien agar

membuat pasien merasa lebih aman dan nyaman, walaupun

pasien belum mengerti dan belum mampu mengungkapkan

perasaan secara verbal, tetapi setiap Tindakan yang diberikan

selalu dikomunikasikan kepada pasien.

d) Konservasi integritas sosial

1. Support keluarga

Keluarga pasien mengharapkan pasien kondisinya semakin

membaik ditandai dengan adanya peningkatan terhadap

pertumbuhan dan perkembangan dari pasien.

2. Harapan keluarga terhadap petugas Kesehatan

108
Keluarga pasien mengharapkan petugas Kesehatan dapat

memberikan perawatan optimal agar keadaan pasien semakin

membaik.

b. Triphicognosis

Data Triphicognosis
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 7
- RR : 37 x/menit
- HR : 148x/Menit
- SPO2 : 91%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Ketidakefektifan
Data Objektif : termoregulasi
- Akral dingin (D.0149)
- CRT> 3 detik
- TD : 65/45 mmHg
N : 148x/m
R : 37x/m
S : 36,2oC
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri, lumen
hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam lumen orens
dialiri cairan nutrimix 10ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 7
- Klien terpasang OGT

c. Hipotesis perawatan model konservasi Levine

No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan masalah pola napas
tidak efektif dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal 40-
60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan Nafas)
Konservasi energi :

109
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu napas
yang sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu upaya,
irama, pola, frekuensi dan jalan napas
- Pantau saturasi oksigen
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat napas
- Kolaborasi dalam pemberian obat untuk
memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk kestabilan
tanda-tanda vital bayi

2. Ketidakefektifan L. 14134 (Termoregulasi membaik)


termoregulasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah
(D.0149) ketidakefektifan termoregulasi dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal 36,5 oC-37,5 oC
- TTV dalam batas normal
- CRT <3 detik
- Suhu kulit membaik
Hipotesis : I. 14578 (Regulasi temperatur)
Konservasi energi :
- Hindari perpindahan suhu dari dan ke
lingkungan
- Buka penutup inkubator seperlunya
- Hangatkan benda-benda dan tangan sebelum
disentuhkan ke bayi
Integritas struktur :
- Pantau suhu bayi
- Pantau TTV bayi
- Kaji kemungkinan penyebab masalah
termoregulasi pada bayi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Pantau suhu tubuh bayi setiap 2 jam
- Pertahankan kelembapan inkubator 50%atau
lebih untuk mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi

Integritas personal :
- Tingkatkan suhu pada inkubator
Integritas sosial :
- Fasilitasi PMK untuk kestabilan suhu bayi
3. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan masalah infeksi

110
menurun, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa
Hipotesis : I.14539 (Pencegahan Infeksi)
Konservasi energi :
- Lakukan tindakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat antibiotik,
bila perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh informasi dari
dokter mengenai tindakan medis yang
dilakukan pada bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang dilakukan
pada bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada orangtua/keluarga
untuk berinteraksi dan terlibat dalam proses
perawatan

d. Implementasi dan evaluasi


Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
24 -02-2022 Pola nafas tidak - Memantau pernapasan Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) bayi yaitu yaitu upaya, S:-
14.00 wita irama, pola, frekuensi O:
dan jalan napas - Tidak ada
Hasil : Tidak ada suara napas
napas cuping hidung, tambahan
adanya retraksi dada, - Terdapat
frekuensi napas retraksi
37x/m, irama ireguler, dinding dada
terlihat secret pada Frekuensi
mulut napas 40x/m
- Mengauskultasi bunyi dengan
napas bantuan alat
Hasil : Bunyi napas bantu napas
vesikuler CPAP FiO2

111
- Memantau saturasi 40% PEEP 7
oksigen - Adanya
Hasil : SPO2 91% perubahan
- Mengatur posisi pada saturasi
quarter prone oksigen setelah
Hasil : setelah dilakukan
pemberian posisi Tindakan
quarter prone selama pengaturan
kurang lebih 2 jam posisi quarter
terjadi perubahan pada prone, SPO2
saturasi O2 dari 91% 95%, RR:
menjadi 95%, RR: 40x/m
37x/m menjadi 40x/m A : Masalah pola
- Mengobservasi napas belum
toleransi bayi terhadap teratasi
terapi oksigen yang P : Intervensi
diberikan dilanjutkan
Hasil : Bayi terpasang
CPAP FiO2 40% PEEP
7
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 3mg/12
jam
Jam : 08.00- Ketidakefektifan - Membuka jendela Jam : 14.00 wita
14.00 wita termoregulasi inkubator seperlunya S:-
(D.0149) saat handling O : - S : 36,5oC
- Menghangatkan A : masalah
semua benda-benda ganggguan
yang akan disentuhkan termoregulasi
kepada bayi termasuk teratasi Sebagian
tangan perawat, P : Lanjutkan
diapers, kasa, intervensi
thermometer, dan
stetoskop
- Memeriksa suhu bayi
Hasil : Suhu :36o C
- Memonitor TTV
Hasil :
TD : 65/45 mmHg
N : 148x/m
R : 37x/m
S : 36,2oC
- Menggunakan Teknik
aseptik dalam
melakukan tindakan
- Menaikan suhu
inkubator
Hasil : suhu inkubator

112
dinaikan 30o
- Mempertahankan
kelembapan inkubator
Hasil : kelembapan
inkubator 40%
- Memeriksa kembali
suhu tubuh bayi
Hasil : Suhu :36,5o C
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan S:
sebelum dan sesudah - Keluarga
kontak dengan bayi pasien
Hasil : Petugas mengatakan
kesehatan selalu setelah
melakukan tindakan diberikan
cuci tangan sebelum edukasi oleh
dan sesudah kontak dokter via
dengan pasien untuk telfon keluarga
meminimalisir menyetujui
penyebaran infeksi semua tindakan
- Memantau adanya yang diberikan
tanda-tanda infeksi demi
Hasil : tidak adanya kesembuhan
tanda-tanda infeksi bayinya
- Menggunakan teknik O:
aseptik dalam - Terpasang
melakukan tindakan IVFD/PICC
Hasil : Petugas ditangan kanan
kesehatan selalu - Terpasang INT
memperhatikan teknik ditangan kiri
aseptik dalam - Terpasang alat
pelaksanaan Tindakan bantu napas
- Berkolaborasi dalam CPAP FiO2
pemberian obat 40% PEEP 7
antibiotik - Terpasang
Hasil : Pasien OGT
diberikan obat A: masalah resiko
antibiotik meropenem infeksi terhadap
125mg/8jam tindakan medis
- Memfasilitasi keluarga belum teratasi
memperoleh informasi P : Lanjutkan
dari dokter mengenai intervensi
tindakan medis yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Semua
prosedur tindakan
yang dilakukan pada
bayi selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan

113
dari orangtua pasien
- Menjelaskan prosedur
perawatan yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan
penjelasan setiap
prosedur Tindakan
yang diberikan
terhadap pasien, baik
itu penjelasan via
telfon maupun secara
langsung disaat orang
tua bayi berkunjung

B. Penerapan Evidence Based Nursing Practice (EBN)

Metode yang diterapkan dalam asuhan keperawatan ini yaitu studi

kasus. Populasi dan sampel adalah bayi dengan prematur di ruangan

Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou Manado

dan data yang diperoleh dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik,

pengamatan. Hasil pengkajian pada keempat kasus mengarah pada

trophicognosis pola napas tidak efektif, ketidakefektifan termoregulasi,

resiko infeksi, dan resiko gangguan perkembangan.

Penerapan Evidence Based Nursing Practice (EBN) dalam asuhan

keperawatan yaitu dilakukan pengaturan posisi quarter prone (setengah

tengkurap) yang merupakan metode non farmakologi sebagai upaya

meningkatkan saturasi oksigen pada bayi .Cara kerja yang dilakukan untuk

menerapkan EBN ini adalah dengan mengukur frekuensi napas dan saturasi

oksigen sebelum dan sesudah dilakukan pengaturan posisi. Intervensi

dilakukan kurang lebih selama 2 jam. Intervensi pengaturan posisi quarter

114
prone dilakukan pada 4 responden By.Ny.S.AN, By.Ny.I.R, By,Ny.S.E,

By.Ny.J.D dengan diagnosa medis lahir prematur, data yang didapatkan pada

saat pengkajian, pasien sesak napas dengan frekuensi pernapasan yang

berbeda-beda, By.Ny.S.A.N dengan RR 37x/m, By.Ny.I.R dengan RR

35x/m, By.Ny.E.S dengan RR 38x/m, dan By.Ny.J.D dengan RR 37x/m, ke 4

bayi terpasang alat bantu napas CPAP, SPO2 pada masing-masing bayi

berbeda, terdapat retraksi dinding dada, fase ekspirasi memanjang dengan

masalah aktual pola napas tidak efektif.

Dari hasil penerapan EBN terkait pengaturan posisi quarter prone di

dapatkan hasil seperti pada tabel dibawah ini :

Sebelum diberikan posisi Sesudah diberikan posisi


Nama bayi
quarter prone quarter prone
By.Ny.S.A.N RR: 37x/m, SPO2 88% RR: 41x/m, SPO2 92%
By.Ny.I.R RR: 39x/m, SPO2 95% RR: 45x/m, SPO2 98%
By.Ny.E.S RR: 38x/m, SPO2 90% RR: 43x/m, SPO2 94%
By.Ny.J.D RR: 37x/m, SPO2 91% RR: 48x/m, SPO2 95%

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa ditemukan ada perubahan

terhadap saturasi okesigen setelah diberikan intervensi pengaturan posisi

quarter prone dengan durasi pemberian kurang lebih selama 2 jam. Hasil

penelitian yang telah dilakukan pada By.Ny.S.A.N terdapat perubahan pada

status hemodinamik dengan frekuensi napas sebelum dilakukan intervensi

37x/m, setelah dilakukan intervensi frekuensi napas dalam batas normal yaitu

41x/m. Saturasi oksigen sebelum dilakukan intervensi 88% setelah

dilakukan intervensi meningkat menjadi 91%. Pada By.Ny.I.R frekuensi

napas sebelum diberikan intervensi 39x/m setelah dilakukan intervensi

115
frekuensi napas dalam batas normal yaitu 45x/m. Saturasi oksigen sebelum

dilakukan intervensi 95%, setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi

98%. Pada By.Ny.E.S frekuensi napas sebelum diberikan intervensi 38x/m,

setelah dilakukan intervensi frekuensi napas dalam batas normal yaitu 43x/m.

Saturasi oksigen sebelum dilakukan intervensi 90%, setelah dilakukan

intervensi meningkat menjadi 94%. Pada By.Ny.J.D frekuensi napas sebelum

dilakukan intervensi 37x/m, setelah dilakukan intervensi frekuensi napas

masih dalam batas rentang normal yaitu 48x/m. Saturasi oksigen sebelum

dilakukan intervensi 91%, setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi

95%.

C. Pembahasan

Penerapan Evidence Based Nursing (EBN) pengaturan posisi quarter

prone dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pola napas pada bayi

prematur diruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof Dr.R.D

Kandou Manado mengambil 4 sampel yaitu satu pasien sebagai fokus kasus

kelolaan dan tiga pasien lainnya sebagai kasus resume yang diberikan

implementasi yang sama. Dari hasil pengkajian keempat bayi memiliki usia

gestasi berbeda-beda. Semua bayi merupakan bayi yang sedang dirawat

diruang neonatus level III. Masalah pola napas tidak efektif merupakan

masalah yang menjadi fokus utama penulis. Sehingga penulis tertarik untuk

melakukan fokus terhadap intervensi pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Masalah terkait pernapasan adalah masalah yang paling sering terjadi pada

kasus bayi prematur (Kozier,et al,2011)

116
Penulis melakukan pengkajian pada By.Ny.S.A.N tanggal 12

Februari 2022 di dapatkan frekuensi napas: 37x/m dengan SPO 2 88%.

By.Ny.I.R tanggal 15 Februari 2022 frekuensi napas: 39x/m, SPO 2 95%,

By.Ny.E.S tanggal 18 Februari 2022 frekuensi napas: RR: 38x/m, SPO 2 90%,

dan By.Ny.J.D tanggal 24 Februari 2022 frekuensi napas: RR: 37x/m, SPO 2

91%. Selain itu keempat pasien di dapatkan data yang sama berkaitan

dengan masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu bayi mengalami

sesak napas, frekuensi napas tidak teratur, saturasi oksigen yang tidak stabil,

tanda vital yang tidak stabil, adanya retraksi dinding dada, terpasang alat

bantu napas CPAP. Pengkajian yang dilakukan pada keempat pasien

menggunakan pengkajian dengan pendekatan teori keperawatan Konservasi

Levine.

Dari data yang temukan pada ke 4 pasien, penulis kemudian

menetapkan diagnosa/ trophicognosis berdasarkan SDKI, menyusun

intervensi keperawatan atau hipotesis berdasarkan SIKI, SLKI dan empat

prinsip konservasi (Konservasi energi, konservasi integritas struktur,

konservasi integritas personal, konservasi integritas sosial). Pada keempat

pasien didapatkan masalah keperawatan/ trophicognosis pola napas tidak

efektif, ketidakefektifan termoregulasi, resiko infeksi, dan resiko gangguan

perkembangan. Berdasarkan trophicognosis disusun rencana keperawatan

untuk membantu mengatasi masalah pola napas tidak efektif tindakan yang

dilakukan adalah dengan melakukan penerapan EBN pengaturan posisi

quarter prone. Defi Efendi,dkk 2019 menjelaskan dalam penelitiannya

117
bahwa posisi semi/quarter prone dapat membantu stabilisasi frekuensi napas

pada bayi prematur yang menggunakan CPAP.

Stabilisasi suhu juga perlu dilakukan, baik dengan cara farmakologis

maupun non farmakologis. Keterkaitan antara stabilisasi suhu dengan

oksigenasi yaitu bahwa adanya peningkatan suhu tubuh dapat meningkatkan

metabolisme dalam tubuh sehingga kebutuhan oksigen dijaringan akan

meningkat (Andarmoyo,2012). Implementasi yang sudah dilakukan untuk

menjaga keseimbangan suhu tubuh diantaranya pantau suhu bayi, kaji

penyebab masalah termoregulasi pada bayi, buka penutup inkubator

seperlunya, naikan suhu inkubator, pertahankan kelembapan inkubator.

Tindakan-tindakan tersebut dapat membantu keseimbangan suhu tubuh bayi

prematur.

Resiko infeksi pada bayi prematur juga perlu diperhatikan, terlebih

bayi yang dalam proses perawatan intensif yang terpasang berbagai alat

medis untuk menunjang perawatan bayi. Menurut Ward, et all (2011)

menjelaskan bahwa bayi lebih rentan terhadap infeksi karena respon imunitas

mereka masih belum berkembang dengan baik. Implementasi yang sudah

dilakukan untuk menjaga resiko infeksi diantaranya memantau tanda-tanda

infeksi, menggunakan teknik aseptik dalam melakukan tindakan, lakukan

tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.

Dari implementasi yang sudah dilakukan terkait masalah

keperawatan pada ke 4 pasien peneliti mengevaluasi uji hipotesis dengan

menilai respon organismik. Respon organismik pada masalah utama pola

118
napas tidak efektif pada ke 4 bayi setelah dilakukan penerapan Evidence

Based Practice (EBN) pengaturan posisi quarter prone selama kurang lebih

2 jam menunjukkan adanya kestabilan frekuensi napas dan peningkatan nilai

saturasi oksigen. Pemberian intervensi selama 2 jam telah terbukti efektif

untuk mengatasi masalah oksigenasi pada bayi prematur. Hal ini

berhubungan dengan salah satu konsep teori Levine yaitu konservasi energi.

Dimana konservasi energi merupakan keseimbangan energi yang sangat

dibutuhkan oleh mahkluk hidup, dalam hal ini ialah oksigen. Jika bayi dalam

kondisi sakit akan meningkatkan permintaan energi. Posisi quarter prone

merupakan posisi badan miring ke salah satu sisi dengan lutut tertekuk

dibawah perut dan tubuh menghadap kebawah, terkadang kita menyebutnya

dengan posisi setengah tengkurap, sehingga posisi quarter prone dapat

membantu stabilisasi frekuensi napas pada bayi prematur. Hal ini didukung

oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Utario, et all (2017) pemberian

posisi quarter prone sangat efektif dalam meningkatkan status oksigenasi

pada bayi prematur dengan CPAP. Dimana penelitian tersebut juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Karly mantgomery et all 2014 yang

menyatakan bahwa terdapat hasil yang signifikan pada frekuensi napas bayi

yang diberikan posisi quarter prone di bandingkan bayi yang diberikan posisi

lateral.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Puji lestari, et all

(2018) dimana terdapat pengaruh yang signifikan pemberian posisi quarter

turn from prone terhadap saturasi oksigen pada bayi prematur dengan RDS.

119
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yin, et all (2016)

yang menyatakan bahwa seperempat dari posisi pronasi yang diberikan

mempengaruhi status saturasi oksigen bayi prematur.

Berdasarkan hasil penerapan EBN dan didukung oleh hasil

penelitian terkait pengaturan posisi, peneliti berpendapat bahwa Intervensi

pengaturan posisi merupakan intervensi mandiri perawat yang dapat

dilakukan untuk membantu mengatasi masalah gangguan oksigenasi pada

bayi prematur. Salah satu posisi yang di anjurkan untuk mengatasi masalah

oksigenasi yaitu posisi quarter prone. Posisi quarter prone telah dibuktikan

dapat membantu menstabilkan frekuensi napas dan saturasi oksigen pada

bayi prematur.

120
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian pada keempat kasus disesuaikan dengan Model Konservasi

Levine yaitu meliputi ancaman dari lingkungan internal dan eksternal,

ancaman pada konservasi energi, integritas struktur, integritas personal

dan integritas sosial.

2. Hasil pengkajian pada keempat kasus mengarah pada trophicognosis pola

napas tidak efektif, ketidakefektifan termoregulasi, resiko infeksi, dan

resiko gangguan perkembangan

3. Hipotesis untuk masalah pola napas tidak efektif adalah dengan

mengaplikasikan pengaturan posisi quarter prone untuk melihat perubahan

dari frekuensi napas dan saturasi oksigen pada bayi

121
4. Intervensi diberikan dengan atur posisi bayi dalam posisi quarter prone

selama kurang lebih 2 jam, setelah itu dievaluasi dengan melihat

perubahan frekuensi napas dan saturasi oksigen pada bayi prematur.

5. Intervensi pemberian posisi quarter prone dapat membantu frekuensi

napas lebih stabil pada bayi prematur menggunakan alat bantu napas

CPAP. Hal ini dipengaruhi oleh anatomi tubuh yaitu ketika bayi di

posisikan setengan tengkurap (quarter prone), pada bagian belakang

(posterior) organ paru memiliki distribusi ventilasi lebih tinggi di

bandingkan dengan bagian depan (anterior) organ paru, sehingga posisi

tubuh quarter prone memaksimalkan distribusi ventilasi.

B. Saran

1. Bagi Ruangan NICU

Diharapkan melalui karya tulis ini dapat menjadi sarana yang bermanfaat

dalam memaksimalkan implementasi asuhan keperawatan pada bayi

prematur dengan menggunakan pendekatan teori Levine

2. Bagi Jurusan Keperawatan

Diharapkan melalui karya tulis ini dapat menjadi referensi untuk

mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan pada bayi prematur

menggunakan pendekatan teori Levine dan sebagai bahan ajar mata

kuliah keperawatan anak

3. Bagi Penulis

122
Diharapkan melalui karya tulis ilmiah ini penulis dapat menambah

pengetahuan dan lebih inovatif serta aktif dalam hal memberikan asuhan

keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

A, Aziz Hidayat. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta : Salemba Medika
Alligood, M.R, & Tomey, A.M. (2010). Nursing Theories and Their Work (7th ed).
USA : Elsevier
Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia : Personal and
Environment Hygiene, Ponorogo: Akademik Keperawatan Universitas
Muhammadiyah
Anggraeni, L. D. (2019). Pengaruh Posisi Pronasi pada Bayi Prematur Terhadap
perubahan Homodinamik. Journal of Holistic Nursing Science, 6(2), 9-
14.
Deni Kartika Maharani (2019). Perbedaan Pengaruh Pemberian Posisi Supine
dan Quarter Prone terhadap Status Oksigenasi pada Bayi Prematur
diruang Neonatologi RSUD dr.Saiful anwar Malang. Universitas
Brawijaya

123
Hockenbbery, M, Wilson, D. (2016). Wong’s Nursing Care of Infant and
Children, Ten edition. USA:Elsevier
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2017. Ministry of Health Indonesia (2018). doi:10.1002/qj
Kozier, et all. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses &
Praktik ( 1st ed). Jakarta : EGC
Mefford, L.C., (2011). Testing a Theory of Health Promotion for Preterm Infant
Based on Levine’s Conservation Model of Nursing. The Journal of
Theory Construction & Testing, 15(2), 41.47.
Nurarif, A.H., & Kusuma.H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa dan Nanda NIC NOC Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction
Puji, L,et all. (2018). Quarter Turn From Prone position Increases oxygen
Saturation in Premature Babies with Respiratory Distress Syndrome.
13(1). 38-44-2018
Proverawati A, Sulistyorini CI. (2010). Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta :
Nuha Medika
Prastowo, A. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Rukiyah, A.Y. & Yulianti, I, 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Media
Surasmi, A, Handayani Siti, Nur Kusuma.H. 2003. Perawatan bayi resiko tinggi.
Jakarta:EGC
Utario, Y., Rustiana, Y., & Waluyanti, F.T. (2017). The Quarter Prone Position
Increases Oxygen Saturation in Premature Infants using Continuous
Positive Airway Pressure. Comprehensive Child and Adolescent
Nursing, 40 (sup1), 95-1-1,
https://doi.org/10.1080/24694193.2017.1386976
Wilion, Hockenberry. (2016). Nursing Care of Infants and Children. Ed. Morby :
Elsevier
Yin, T., Yuh, Y.s., Liaw, J.J., Chen, Y.Y., & Wang, K.W.K. (2016). Semi-Prone
Position can Influence variability in respiratory rate of premature
infants using nasal CPAP. Journal of Pediatric Nursing.

124
LAMPIRAN
Lampiran 1. Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Identitas

Nama : Anggun Pitasari

Nim : 711490121003

Tempat/Tanggal Lahir : Pangkalan Bun, 09 Agustus 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Akebooca Kel. Soa, Kec.Ternate Utara, Kota


Ternate, Provinsi Maluku Utara

Riwayat Pendidikan

Tahun 2004-2010 : SD Negeri Kenari Tinggi 3 Ternate

Tahun 2010-2013 : SMP Negeri 1 Ternate

Tahun 2013-2016 : SMK Pelayaran Putra Bahari Ternate

Tahun 2016-2020 : D-IV Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes


Ternate

Tahun 2021-Sekarang : Terdaftar sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan


Kemenkes Manado Jurusan Keperawatan Prodi
Profesi Ners
Lampiran 2. Pernyataan Peneliti
Lampiran 3. Kesediaan Membimbing

Anda mungkin juga menyukai