Kian Anggun Pitasari
Kian Anggun Pitasari
Kian Anggun Pitasari
OLEH :
Anggun Pitasari,S.Tr.Kep
NIM.711490121003
i
ii
iii
Anggun Pitasari. 2022. Aplikasi Pengaturan Posisi Quarter prone dengan
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas pada Bayi Prematur
melalui Pendekatan Teori Konservasi Levine diruang Neonatal Intensive
Care Unit (NICU) RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. (Dibimbing oleh
Ns.D.Sisfiani Sarimin, M.Kep, Sp.Kep.An sebagai pembimbing 1 dan Kusmiyati,
S.Kep, Ns, M.Kes sebagai pembimbing 2)
ABSTRAK
Latar Belakang : Bayi resiko tinggi adalah bayi yang memiliki resiko morbiditas
dan mortalitas tinggi dibandingkan bayi lainnya tanpa melihat usia gestasi atau
berat badan, salah satunya yaitu bayi prematur. Bayi prematur memiliki resiko
mengalami beberapa masalah, salah satunya yaitu gangguan pernapasan yang
dapat dilakukan untuk memaksimalkan fungsi oksigenasi bayi prematur dengan
memberikan posisi quarter prone. Posisi quarter prone pada bayi merupakan
posisi yang sangat direkomendasikan karena pada posisi ini dapat meningkatkan
fungsi paru-paru secara optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengaplikasikan
pengaturan posisi Quarter Prone dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
pola napas pada bayi prematur melalui pendekatan teori konservasi Levine
diruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof Dr.R.D Kandou
Manado.
Metode : Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, melihat catatan medis, tindakan keperawatan dan mengaplikasikan
Evidence Based Nursing pada bayi prematur.
Hasil, kesimpulan dan Saran : Setelah melakukan asuhan keperawatan pada
By.Ny.S.AN, By.Ny.I.R, By.Ny.E.S, By.Ny.J.D dengan prematur didapatkan
masalah keperawatan yaitu Pola nafas tidak efektif, ketidakefektifan
termoregulasi, resiko infeksi, resiko gangguan perkembangan. Hasil dari
penerapan Evidence Based Nursing pada keempat pasien menunjukan ada
pengaruh penerapan posisi quarter prone terhadap peningkatan saturasi oksigen
dan kestabilan frekuensi napas pada bayi prematur. Untuk itu diharapkan
pengaturan posisi quarter prone dapat menjadi intervensi mandiri yang dapat
diterapkan pada bayi dengan masalah oksigenasi.
iv
Anggun Pitasari. 2022. Application of Setting The Quarter Prone Position with
Nursing Problems of Ineffective Breating Patterns In Premature Infants Through The
Levine Conservation Nursing Theory Approach At The Neonatal Intensive Care Unit
(NICU) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado . (Supervised by Ns.D.Sisfiani
Sarimin, M.Kep, Sp.Kep.An as the 1st Supervisor and Kusmiyati, S.Kep, Ns, M.Kes
as the 2nd Supervisor)
ABSTRACT
Background: High risk babies are babies who have a high risk of morbidity and
mortality compared to other babies regardless of gestational age or weight, one
of which is premature babies. Premature babies have a risk of experiencing
several problems, one of which is respiratory disorders which can be done to
maximize the oxygenation function of premature babies by providing a quarter
prone position. The quarter prone position in infants is a highly recommended
position because this position can improve lung function optimally. The purpose
of this study was to apply the Quarter Prone positioning to the nursing problem of
ineffective breathing patterns in premature infants through the Levine
conservation theory approach in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP
PROF. Dr.R.D Kandou Manado.
Methods: This research method is a descriptive research method with a case
study approach. Data was collected by means of observation, interviews, viewing
medical records, nursing actions and applying Evidence Based Nursing in
premature babies.
Results, Conclusions and Suggestions: After performing nursing care on
By.Ny.S.AN, By.Ny.I.R, By.Ny.E.S, By.Ny.J.D prematurely, nursing problems were
found, namely ineffective breathing patterns, ineffective thermoregulation, risk of
infection, risk of developmental disorders. The results of the implementation of
Evidence Based Nursing in the four patients showed that there was an effect of
applying the quarter prone position to the increase in oxygen saturation and
stability of the respiratory rate in premature infants. For this reason, it is hoped
that the setting of the quarter prone position can be an independent intervention
that can be applied to infants with oxygenation problems.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
Penyusunan karya ilmiah ini dapat terselesaikan oleh karena adanya bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
Kemenkes Manado.
Kemenkes Manado.
4. Selfi P.J. Ulaen, S.Si, S.Pd, M.Kes, sebagai Wakil Direktur III Politeknik
7. Dorce Sisfiani Sarimin, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An selaku Ketua Program Studi
vi
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
9. Ns. Tinneke Tololiu, S.Kep, M.Kes, selaku Sekertaris Program Studi Ners
10. Tati S. Ponidjan, M.Kep, Ns, Sp.Kep.An sebagai Penguji II yang telah
skripsi ini.
11. Djoni Ransun, S.Pd, M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang selama ini
12. Papa, Mama, dan Kakak yang selalu memberikan Doa, dukungan, semangat
13. Teman-teman angkatan 2021 Profesi Ners yang telah bersama-sama melewati
vii
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebut satu per satu.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik dari segi materi maupun dalam teknik penulisan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4
D. Manfaat penulisan................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Penyakit......................................................................................6
B. Teori Asuhan Keperawatan................................................................17
C. Teori Keperawatan.............................................................................22
D. Aplikasi Teori Keperawatan Pada Asuhan Keperawatan...................25
E. Analisis Evidence Based Nursing.......................................................40
F. Sop Keterampilan...............................................................................43
BAB III. METODE
A. Desain.................................................................................................49
B. Penetapan sampel...............................................................................49
C. Lokasi dan waktu penelitian...............................................................49
D. Metode dan Teknik pengumpulan data..............................................50
E. Etika penelitian ..................................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil....................................................................................................52
B. Penerapan Evidence Based Nursing (EBN).....................................115
C. Pembahasan......................................................................................117
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................122
B. Saran.................................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
proses adaptasi dengan kondisi di ektra uterin. Proses adaptasi akan menjadi
sulit pada bayi – bayi yang resiko tinggi. Bayi resiko tinggi adalah bayi yang
dilahirkan tanpa melihat usia gestasi atau berat badan tetapi memiliki resiko
(Angraeni,2019).
yang lahir akan meningkat, dari 184 negara tingkat kelahiran prematur
72.000 kasus, salah satu penyebab paling banyak adalah berat bayi lahir
saturasi oksigen yang menurun pada 30% kelahiran bayi prematur (Rakernas,
2019).
penyebab kematian ke-3 pada bayi yang disebabkan karena sebagian besar
1
lingkungan ekstra uterin. Masalah yang paling sering terjadi pada bayi
prematur dan memiliki berat badan kurang adalah imaturitas pada system
Ventilasi mekanik dapat dilepas jika bayi dikatakan stabil dengan indikator
tanpa sesak, saturasi dalam batas normal, serta bernapas secara spontan.
Penanganan yang biasa dilakukan pada bayi dengan masalah pernapasan yaitu
penanganan dengan menggunakan alat bantu napas berupa CPAP dan terapi
Akan tetapi selain menggunakan alat bantu napas, pemberian posisi yang
tepat juga dapat meningkatkan kualitas tidur bayi, dan keluaran klinis berupa
bayi prematur yang sedang dirawat di unit khusus maupun intensif yang
ditunjukan dengan peningkatan SaO2 dan volume tidal lebih tinggi. Adapun
pengaturan posisi Quarter prone. Posisi Quarter prone merupakan posisi bayi
miring kiri atau kanan dengan kepala di atas gulungan kain dan seperti
memeluk guling namun posisi hampir seperti tengkurap dan tangan bayi fleksi
dan sedekat mungkin dengan mulut bayi, kaki sedekat mungkin dengan perut
bahwa posisi Quarter prone pada bayi merupakan posisi yang sangat
2
direkomendasikan karena pada posisi ini dapat meningkatkan fungsi paru-paru
secara optimal.
agar tubuh dapat melanjutkan fungsi sehingga anak kuat dan mampu melawan
bahwa kasus bayi dengan prematur adalah kasus yang sering ditemukan
dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa terdapat lebih dari tiga kasus yang
menggunakan alat bantu napas berupa CPAP. Sehingga dari uraian di atas
3
konservasi Livine diruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
4
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada bayi prematur dengan
D. Manfaat penulisan
c. Bagi penulis
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Penyakit
1. Defenisi
terakhir). Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur
bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Prematur juga
badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga
disebut sebagai neonatus imatur. Secara historis, bayi dengan berat badan
lahir 2500 gram atau kurang disebut bayi prematur (Behrman, dkk,
37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus
Berliana, 2016).
6
lahir dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya
yang lemah.
yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
gestational age (SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan
post matur) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan
7
1. Proportinate IUGR : janin menderita distres yang lama, gangguan
Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi
3. Etiologi
a. Faktor ibu
8
panas tinggi (misal: thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit
alkohol).
c) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun.
b. Faktor Janin
janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan O), infeksi dalam rahim
(Hockenberry et al,2016)
c. Faktor lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor plasenta,
9
menjadi sebagai berikut:
a) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,
kehamilan kembar.
hemorrhage).
c) Kehamilan kembar.
gejala yang dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai
berikut:
10
d. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
lemah.
l. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
dengan sempurna.
11
c. Lanugo (rambut halus atau lembut) masih banyak ditemukan
minora.
terbentuk.
12
5. Pathway
13
6. Patofisiologi bayi prematur
Menurut Surasmi, dkk (2003), neonatus dengan imaturitas
pada bayi tidak ada atau kurang, sehingga bayi tidak dapat menambah
aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stres dingin atau suhu lingkungan
dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru menurun
akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang imatur).
Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin fetal (HbF) yang
dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lama
14
ini bersamaan dengan metabolisme lemak coklat yang menghasilkan asam
Kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit,
dkk, 2003).
karena struktur anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya
lain juga mengalami kesulitan yang sama karena hambatan atau gangguan
kelainan atau penyakit yang diderita. Bayi prematur atau imatur tidak
pengatur suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen
dan lemak coklat sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya
lemak subkutan dan permukaan tubuh yang relatif lebih luas akan
menggigil bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat
15
7. Pemeriksaan penunjang pada bayi prematur
yang dapat dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah sebagai
berikut:
ada sepsis.
hari ketiga.
kehidupan.
16
sebagai berikut:
dengan cermat.
dengan ketat
1. Pengkajian
17
observasi).
3) Riwayat penyakit dahulu: Riwayat pre natal, natal, dan post natal.
predisposisi.
penyebab prematur
5) Riwayat imunisasi
d. Pemeriksaan fisik
lemah, berat badan < 2500 gram, dan tangisan masih lemah
18
terjadi hipotermi
kedip baik atau tidak, terdapat radang atau tidak. Pada pupil terjadi
7) Thoraks
bahaya
8) Kulit dan kelamin : pada kulit terlihat keriput, tipis, penuh lanugo,
belum sempurna
2. Diagnosa Keperawatan
c. Resiko infeksi
19
3. Intervensi
20
via selang
- Bicara dengan bayi
selama diberikan
makanan untuk
menstimulus bayi
D.0142 L.14137 (Tingkat I.14539 (Pencegahan
Infeksi) Infeksi)
Resiko Infeki
Setelah dilakukan Observasi
intervensi - Monitor tanda dan
keperawatan selama gejala infeksi
3x24 jam, makan
tingkat infekesi Terapeutik
menurun, dengan - Batasi jumlah
kriteria hasil : pengunung
- Kebersihan tangan - Cuci tangan
meningkat
sebelum dan
- Kebersihan tubuh sesudah kontak
meningkat dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan tehnik
aseptic pada pasien
beresiko tinggi
21
C. Teori Keperawatan Myra Estin Levine
Teori keperawatan merupakan suatu kerangka kerja yang
keperawatan, pada tingkat yang lebih kongkrit dan spesifik. Salah satu teori
didasari tiga konsep utama yaitu adaptasi wholeness dan konservasi. Fokus
1. Adaptasi
2. Wholeness
Levine menganggap bahwa Wholeness merupakan system terbuka
22
dan menggabungkan semua bagian untuk mencapai suatu keutuhan
3. Konservasi (Conservation)
Konservasi menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampu
a. Konservasi energi
23
termasuk keseimbangan energi yang masuk dan energi yang keluar
pemenuhan kebutuhan
24
Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga dan
sosial
paparan suhu, bau, cahaya, postur, dan posisi bayi prematur. Paparan bayi
salah satunya yaitu gangguan pola napas, sehingga pada periode adaptasi
keutuhan (Mefford & Alligood, 2011). Teori ini membagi dua yaitu
25
fisiologis dan patofisiologis sedangkan lingkungan eksternal meliputi tiga
(Mefford,2004).
prematur (Mefford,2004).
1. Pengkajian
2. Eliminasi
26
Hal yang dikaji terkait dengan kebiasaan tidur pada bayi
prematur
4. Kebersihan Diri
prematur
a) Pemeriksaan Fisik
lunak
27
dinding dada, sulit bernapas, terpasang alat bantu napas.
bernapas
28
karenakan integritas sosial menyediakan stimulus yang diperlukan
keluarga saat lahir termasuk usia ibu, ras, status sosial ekonomi
(Mefford,2011).
2. Trophicognosis
3. Hipotesis
4. Evaluasi
29
pada bayi prematur dengan masalah oksigenasi.
a. PENGKAJIAN
1. Identitas umum
2. Lingkungan Internal
3. Lingkungan Eksternal
b. Pernah dirawat di Rs :
30
d. Tindakan (operasi) :
e. Alergi :
f. Kecelakaan :
g. Imunisasi :
2. Lingkungan
licin,dsb)
4. Pengkajian konservasi
A. Konservasi energi
31
Pola makan minum/jam
2. Eliminasi
4. Aktivitas bermain
5. Kebersihan diri
32
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu :
b. Frekuensi napas :
c. Tekanan darah :
d. Nadi :
3. Pengukuran antropometri
a. Berat badan :
b. Panjang badan :
c. Lingkar kepala :
d. Lingkar dada :
e. Lingkar perut :
f. Lingkar lengan :
a. Kepala
1. Inspeksi
c) Lesi
d) Penyebaran rambut
2. Palpasi
a) Benjolan (ada/tidak)
33
c) Tekstur rambut
3. Mata
a) Pelpebra : edema/tidak
Radang/tidak
b) Sclera : Icterus/Ikterik
c) Konjungtiva : Radang/tidak
Anemis/pink
d) Pupil : Isokor/anisokor
Myosis/midriasis
4. Cahaya
f) Kemampuan visual :
5. Hidung
a) Bentuk :
b) Struktur :
c) Perforasi septum :
d) Secret/cairan :
34
6. Telinga
a) Posisi telinga :
b) Ukuran/bentuk telinga :
7. Mulut
a) Gigi
- Keadaan gigi :
- Karang gigi/karies :
- Gigi berlubang :
b) Gusi : normal/edema
c) Lidah : (mikroglosia/makroglosia/glosoptosis
e) Tonsil : normal/bengkak
f) Palatum : labiopalatoskisis/tidak
8. Faring
a) Hyperemia : ada/tidak
9. Laring
35
10. Pemeriksaan paru
a) Inspeksi
1) Kesimetrisan : simetris/tidak
atautidak
3) Deformitas : ada/tidak
4) Penonjolan :ada/tidak
5) Pembengkakan : ada/tidak
b) Palpasi
1) Kesimetrisan :
2) Vocal fremitus :
3) Krepitasi subcutis :
c) Perkusi
1) Pembesaran paru :
2) Suara : resonan/pekak
d) Auskultasi : vesikuler/ronchi/cracles
11. Jantung
a) Inspeksi :
denyut apek :
b) Perkusi :
pembesaran :
c) Auskultasi
36
1) BJ 1 :
2) BJ 2 :
3) BJ 3 :
12. Abdomen
a) Inspeksi
3) Stoma :
b) Auskultasi
c) Perkusi : tympani/redup
d) Palpasi :
1) Organ hati
2) Limpa
4) Turgor kulit
a) Laki-laki
1) Ukuran
3) peradangan
37
4) testis
5) fimosis
b) perempuan
3) kebersihan vagina
2) kebersihan
3) anus : ada/tidak
bawah:
lordosis/kifosis/scoliosis
c) paralysis : ada/tidak
d) atropi/hipertropi
e) kelemahan/kelumpuhan
a) turgor kulit :
b) warna kulit
c) kelembaban
38
d) penyakit pada kulit
()
6. Data tambahan
a) Hasil labolatorium :
b) Rontgen :
c) USG :
(sebutkan)
lainnya (sebutkan)
39
5. Triphicognosis
Diagnosa keperawatan yaitu memberi arti atau makna data atau fakta
6. Hipotesis
40
PROBLEM :
responden.
INTERVENTION :
Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan one group pre
post test design. Sampel dipilih dengan Consecutive sampling. Kriteria inklusi
antara lain bayi prematur dengan usia kehamilan 28-36 minggu, berat lahir
perut untuk menjaga tubuh tetap dalam posisi quarter prone. Bayi
41
dipertahankan dalam posisi ini selama 2 jam , setelah 2 jam akan dilakukan
COMPARISSION :
Penelitian yang dilakukan oleh Puji lestari, dkk (2018) yang menemukan
Ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang yang menunjukkan bahwa nilai
median SPO2 sebelum pemberian posisi Quarter prone adalah 94%, setelah
Namun seperempat putaran dari posisi tengkurap lebih nyaman bagi bayi
OUTCOME :
Quarter prone terhadap saturasi oksigen pada bayi prematur. Posisi Quarter
prone pada bayi merupakan posisi yang dapat memberikan pengaruh yang
42
F. Standar Operasional Prosedur Keterampilan
irama dan kedalaman pernapasan yang dihitung dalam 1 menit yang bertujuan
perkembangan penyakit.
Tujuan : Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam satu menit serta
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI
. 1 2 3
1 PERSIAPAN ALAT :
. 1. Jam/Stopwatch
2. Buku catatan
3. Sarung Tangan
2 TAHAP PRA INTERAKSI :
. 1. Baca catatan keperawatan
2. Menyiapkan dan menempatkan alat-alat
didekat pasien
3. Mencuci tangan
3 TAHAP ORIENTASI :
. 1. Berikan salam, panggil klien / keluarga
dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan waktu tindakan
kepada keluarga
43
4 TAHAP KERJA :
. 1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Petugas mengatur posisi pasien dengan tidur
terlentang
4. Petugas melakukan pengukuran dengan
membuka baju bagian atas dada dan bagian
bawahnya atau menempatkan tangan
pemeriksa langsung pada abdomen pasien
sambil melihat pergerakan dinding dada
5. Petugas menghitung ferkuensi, irama dan
pola napas selama 1 menit
6. Petugas mencatat hasil di rekam medis
7. Lepas Sarung tangan
8. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI :
• Mendokumentasikan tindakan keperawatan
44
kiri dengan tangan posisi fleksi ka arah mulut bayi
Tujuan : Membantu stabilisasi frekuensi napas pada bayi
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI
1 2 3
1. PERSIAPAN ALAT :
1. Monitor
2. Pulse Oksimetri
3. Bedong bayi
4. Sarung Tangan
2. TAHAP PRA INTERAKSI :
1. Baca catatan keperawatan
2. Menyiapkan dan menempatkan alat-alat
didekat pasien
3. Mencuci tangan
3. TAHAP ORIENTASI :
1. Berikan salam, panggil klien / keluarga
dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan waktu tindakan
kepada keluarga
3. Menanyakan kesiapan pasien dan
persetujuan keluarga
4. TAHAP KERJA :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Siapkan linen sebanyak 2 buah
4. Gulung masing-masing kedua kain menjadi
kecil
5. Letakkan kain satu yang sudah digulung
pada bagian satu sisi bayi
6. Posisikan bayi miring kanan atau miring kiri
(sesuaikan kebutuhan bayi)
7. Posisikan sisi bagian kepala diatas gulungan
kain, secara berbarengan posisikan tangan
dan kaki kanan atau kiri seperti memeluk
guling namun posisi hampir seperti prone
(tengkurap)
8. Perhatikan tangan bayi fleksi dan sedekat
mungkin dekat dengan perut
9. Berikan kain ke dua yang sudah digulung
melingkari bagian kaki dengan membentuk
“U”
45
10. Posisi dipertahankan selama 2 jam dan
sesuai kebutuhan bayi
11. Lepas Sarung tangan
12. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI :
1. Mendokumentasikan tindakan keperawatan
Penilaian
STANDAR OPERASIONAL
Hari/Tgl : PROSEDUR (SOP)
PEMASANGN CPAP Ya Tidak
Definisi CPAP adalah salah satu alat yaang di
gunakan sebagai tatalaksanan respiratory
distres pada neonatus continuos positive
airway pressure (CPAP) merupakan suatu
46
alat untuk
mempertahankan tekanan positiv pada
saluran napas neonatus selama pernafasan
spontan
Tujuan - Menurunkan kesulitan bernafas
- Mengurangi ketergantungn terhadap
oksigen Membantu memperbaiki dan
mempertahankan kapasitas residuan paru
- Mencegah obstruksi saluran nafas bagian
atas, dan mencegah kollaps paru
- Mengurangi apneu,bradikardi dan
episode sianosis,serta mengurangi
kebutuhan untuk
- dirawat di ruang intensif
Prosedur a. Tempelkan selang oksigen dan udara
ke pencampur dan flowmeter, lalu
hubungkan ke alat pengatur
kelembapan. Pasang flow meter
antara 5-10
b. Tempelkan 1 selang ringa, lemas dan
berkerut ke alat pengatur
kelembapan. Hubungkan probel
kelembapan dan suhu ke selang
kerut yang masuk ke bayi pastikan
probel suhu tetap diluar inkubator
atau tidak di dekat sumber panas
dari penghangat
c. Siapkan 1 botol air steril di dekat
alat pengatur kelembapan
d. Jaga kebersihan ujung selang
Untuk menghubungkan sistem ke bayi.
Langkah- langkahnya sebagai berikut :
a. Posiskan bayi dan naikkan kepala
tempat tidur 30 derajat
b. Hisap lendir dari mulut, hidung dan
faring pastikan bayi tidak mengalami
atresia choana.
c. Letakkan gulungan kain di bawah
bahu bayi,sehingga leher bayi dalam
posisi ekstensi untuk menjaga jalan
nafas tetap terbuka
d. Lembabkan prong dengan air steril
atau Nacl 0,9 % sebelum
memasukkan kedalam hidung bayi,
masukkan dengan posisi lengkungan
47
ke bawah,sesuai sudut prong dan
kemudian sesuaikan selang kerut
dengan posisi yang sesuai.
e. Masukkan pipa orogastrik (OGT)
dan lakukan aspirasi isi perut, kita
boleh membiarkan pipa lambung
tetap di tempatnya untuk mencegah
distensi lambung.
f. Pergunakan topi untuk menjaga
kehangantan bayi
g. Setelah bayi nyaman dan stabil
dengan CPAP, barulah kita
melakukan fiksasi agar nasal prong
tidak bergeser dari tempatnya.
Dokumentasi Mendokumentasikn hasil tindakan yang
diberikan
BAB III
METODE
A. Desain
(Prastowo 2014). Desain yang digunakan adalah single case desain yaitu satu
penelitian studi kasus yang menekankan penelitian hanya pada sebuah unit
48
kasus saja. Kasus yang diambil berjumlah 4 kasus bayi prematur di ruangan
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof. Dr.R.D Kandou Manado.
B. Penetapan sampel
oksigenasi. Kasus ini terdiri dari satu kasus kelolaan dan tiga lainnya kasus
resume. Adapun indikasi dan kontraindikasi dari sampel yang akan dilakukan
1. Indikasi
2. Kontraindikasi
1. Lokasi
2. Waktu penelitian
Sedangkan data Riwayat perawatan dan Riwayat penyakit pasien di ambil dari
catatan medis, catatan perawatan pasien serta pemeriksaan fisik dan observasi
49
pasien. Bayi yang mengalami masalah oksigensasi diberikan perawatan
model konservasi Levine pada tiap-tiap kasus disajikan secara naratif berupa
gambaran kasus.
E. Etika Penelitian
manusia. Penelitian ini menekankan pada masalah etik yang meliputi Informed
1. Informed concent
2. Anonimity
50
cukup dengan inisal dan memberi nomor atau kode pada masing-masing
lembar tersebut.
3. Confidentiality
berupa data yang menunjang hasil penelitian. Selain itu, semua data dan
4. Justice
2007).
BAB IV
A. Hasil
a. Pengkajian kasus 1
1) Identitas pasien
51
Nama :By.Ny.S.A.N
Usia : 1 hari
2) Lingkungan Internal
24-25 minggu
3) Lingkungan Eksternal
52
a) Riwayat Kesehatan Dahulu
2. Natal
3. Post Natal
kemerahan(-)
b) Lingkungan
kesehatan
53
Keluarga mengatakan fasilitas Kesehatan terdekat di daerah
4) Pengkajian Konservasi
a) Konservasi Energi
2. Eliminasi
14 210 cc
4. Personal Hygiene
setiap selesai mandi dan tiap bayi BAB serta popok sudah
penuh dengan BAK. Bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda
iritasi.
54
Gerak kurang aktif, menangis lemah, banyak tidur, kesadaran
composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi :141x/m
Suhu : 36,7 oC
SPO2 : 88%
3. Pengukuran antropometri
a. Kepala
b. Mata
55
1) Pelpebra : Tidak adanya edema atau radang pada daerah
pelpebra
3) Konjungtiva : Anemis
c. Hidung
d. Telinga
e. Mulut
residu ASI.
f. Pemeriksaan paru
1) Inspeksi :
56
e) Pembengkakan : tidak terdapat pembengkakan
2) Palpasi :
3) Perkusi :
b) Suara : resonan
4) Auskultasi : vesikuler
g. Jantung
3) Auskultasi :
a) BJ 1 : Reguler
b) BJ 2 : Reguler
h. Abdomen
1) Inspeksi :
a) Bentuk : Datar
operasi
3) Perkusi : Tympani
i. Pemeriksaan genetalia
57
Laki – laki : Skrotum belum berkembang sempurna dengan
j. Anus
k. Pemeriksaan ekstremitas
l. Pemeriksaan kulit
dan haus
n. Data tambahan
1. Terapi
58
Nama Terapi Dosis Frekuensi Cara Pemberian
Nutrimix 7 ml Perjam IV
Heparin 0.1 ml Perjam IV
Aminofilin 3 mg Per 12 jam IV
Ceftazidime 60 mg Per 12 jam IV
Amikacin 9 mg Per 18 jam IV
Vit K 1 mg Per 8 jam IV
ASI 3 ml 8 x sehari OGT
2. Hasil Laboratorium
Nama : By.Ny.S.A.N
Nomor RM : 00753923
59
SGPT 5 < 43 U/L
Bilirubi Total 1.10 0.10 - 1.20 mg/dL
Bilirubin Direct 0.28 < 0.30 mg/dL
Ureum Serum 30 10 - 40 mg/dL
Creatinin Serum 0.9 0.5 – 1.5 mg/dL
Fosfor 2.6 2.5 - 4.5 mEq/L
Magnesium 2.10 1.70 - mEq/L
2. 50
Albumin 2.69 3.50-
5.70
Kalium Serum 4.6 3.5 - 5.1 mEq/L
Natrium Serum 133 135 - 153 mEq/L
Calsium 9 8.62 mEq/L
. -
6 10.3
4 1
IMUNOLOGI
CRT 48.00 <6.00 mg/dL
1. Identitas diri :
Bayi berusia 1 hari, bayi lahir dari ibu berusia 22 tahun G0P1A0
2. Harga diri :
60
Perawat dan petugas kesehatan lainnya selalu menghargai diri
1. Support keluarga
membaik.
b. Triphicognosis
Data Triphicognosis
61
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 25% PEEP 5
- RR : 37 x/menit
- HR : 141x/Menit
- SPO2 : 88%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri, lumen
hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam lumen orens
dialiri cairan nutrimix 9ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 25% PEEP 5
- Klien terpasang OGT
No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam masalah pola napas tidak efektif dapat teratasi,
dengan kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal 40-60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan Nafas)
Konservasi energi :
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu napas yang
sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu upaya, irama,
pola, frekuensi dan jalan napas
- Pantau saturasi oksigen
62
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat napas
- Kolaborasi dalam pemberian obat untuk
memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk kestabilan
tanda-tanda vital bayi
2. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam masalah infeksi menurun, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa
Hipotesis : I.14539 (Pencegahan Infeksi)
Konservasi energi :
- Lakukan tindakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat antibiotik, bila
perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh informasi dari
dokter mengenai tindakan medis yang dilakukan
pada bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang dilakukan pada
bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada orangtua/keluarga untuk
berinteraksi dan terlibat dalam proses perawatan
3. Resiko gangguan L.10101 (Status perkembangan)
perkembangan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
(D.0107) jam, status perkembangan membaik, dengan kriteria
hasil :
- Bayi menunjukkan perilaku tenang saat waktu
handling dan tidur saat periode istirahat
- Orangtua mau belajar cara merawat bayinya
Hipotesis : I.10339 (Perawatan perkembangan)
63
Konservasi energi :
- Berikan posisi bayi yang nyaman dengan
menggunkan nesting untuk mempertahankan
posisi bayi
- Pantau toleransi bayi selama perawatan dalam
inkubator
Integritas struktur :
- Pantau perubahan berat badan bayi. Berat badan
bayi pada minggu awal kehidupan cenderung
turun tetapi tidak lebih dari 10% dari berat badan
lahir
Integritas personal :
- Ajarkan orangtua menyentuh bayi
- Motivasi orangtua untuk berinteraksi dengan
bayinya.
Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
12 -02-2022 Pola nafas - Memantau pernapasan Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- tidak efektif bayi yaitu yaitu upaya, S:-
14.00 wita (D.0005) irama, pola, frekuensi O:
dan jalan napas - Tidak ada suara
Hasil : Tidak ada napas napas tambahan
cuping hidung, adanya - Terdapat retraksi
retraksi dada, frekuensi dinding dada
napas 37x/m, irama - Frekuensi napas
ireguler, terlihat secret 39x/m dengan
pada mulut bantuan alat bantu
- Mengauskultasi bunyi napas CPAP FiO2
napas 25% PEEP 5
Hasil : Bunyi napas - Adanya perubahan
vesikuler pada saturasi
- Memantau saturasi oksigen setelah
oksigen dilakukan
Hasil : SPO2 88% Tindakan
- Mengatur posisi quarter pengaturan posisi
prone quarter prone,
Hasil : setelah SPO2 90% , RR:
pemberian posisi quarter 39x/m
prone selama kurang A : Masalah pola
lebih 2 jam terjadi napas belum teratasi
perubahan pada saturasi P : Intervensi
O2 dari 88% menjadi dilanjutkan
64
90%, RR : 37x/m
menjadi 39x/m
- Mengobservasi toleransi
bayi terhadap terapi
oksigen yang diberikan
Hasil : Bayi terpasang
CPAP FiO2 25% PEEP
5
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 3mg/12 jam
65
tindakan medis yang intervensi
dilakukan pada bayi
Hasil : Semua prosedur
tindakan yang dilakukan
pada bayi selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan dari
orangtua pasien
- Menjelaskan prosedur
perawatan yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur
Tindakan yang diberikan
terhadap pasien, baik itu
penjelasan via telfon
maupun secara langsung
disaat orangtua bayi
berkunjung
Jam : 08.00- Resiko - Memposisikan bayi Jam : 14.00 wita
14.00 wita gangguan setengah tengkurap S:
perkembangan selama 2 jam dengan - Ayah pasien
(D.0107) tangan difleksikan mengatakan
dengan nesting untuk senang dapat
mempertahankan posisi menyentuh
bayi bayinya
- Memberikan periode O:
istirahat, meminimalkan - Reflek hisap ada
gangguan dengan tapi lemah
menutup inkubator - Bayi sesekali
dengan kain penutup terbangun karena
inkubator yang berwarna stimulus saat
gelap, menjauhkan alat- dilakukan
alat yang beresiko tindakan medis
menimbulkan bunyi dari A: Resiko
kepala bayi keterlambatan
- Memantau toleransi bayi perkembangan belum
selama perawatan dalam teratasi
inkubator P : Intervensi
Hasil : bayi menagis dilanjutkan
lemah, reflek hisap
lemah, banyak tidur
- Memantau berat badan
bayi
Hasil : BBL 1200 gram,
66
BBS : 1150 gram
- Menganjurkan ayah
berinteraksi dengan
bayinya
Hasil : mengajarkan
ayah bayi untuk mencuci
tangan dan mengajarkan
menyentuh bayinya
- Memberi kesempatan
orangtua bayi untuk
berinteraksi dengan
bayinya
- Menganjurkan ayah
untuk berkunjung
kembali bersama ibu
untuk berinteraksi dan
terlibat dalam perawatan
bayinya
Hasil : ayah mengatakan
akan kembali besok
dengan istrinya untuk
mengunjungi bayinya
CATATAN PERKEMBANGAN
Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
13 -02-2022 Pola nafas tidak - Memeriksa kebersihan Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) jalan napas bayi S:-
14.00 wita Hasil : Bunyi napas O:
vesikuler, adanya retraksi - Terdapat
dada, frekuensi napas retraksi dinding
40x/m, irama ireguler, dada
67
tidak terlihat sekret - RR 43x/m
dihidung, sedikit sekret (dalam rentang
mulut normal) masih
- Membersihkan sekret dengan alat
dimulut bayi dengan kasa bantu napas
- Memantau saturasi CPAP FiO2
oksigen 25% PEEP 5
Hasil : SPO2 90% - Adanya
- Mengatur posisi quarter perubahan pada
prone saturasi
Hasil : setelah pemberian oksigen setelah
posisi quarter prone dilakukan
selama kurang lebih 2 jam Tindakan
terjadi perubahan pada pengaturan
saturasi O2 dari 90% posisi quarter
menjadi 92% , RR: 40x/m prone SPO2
menjadi 43x/m 92%, RR:
- Memberikan aminofilin 43x/m
3mg/12jam dan A : Masalah pola
mempertahankan napas belum
pemberian CPAP FiO2 teratasi
25% PEEP 5 P : Intervensi
dilanjutkan
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan sebelum S:
dan sesudah kontak - Orangtua
dengan bayi pasien
Hasil : Petugas kesehatan mengatakan
selalu melakukan tindakan mengerti dan
cuci tangan sebelum dan akan mematuhi
sesudah kontak dengan aturan untuk
pasien untuk mencuci tangan
meminimalisir penyebaran sebelum dan
infeksi sesudah kontak
- Memantau adanya tanda- dengan bayinya
tanda infeksi O:
Hasil : tidak adanya tanda- - Terpasang
tanda infeksi IVFD/PICC
- Menggunakan teknik ditangan kanan
aseptik dalam melakukan - Terpasang INT
tindakan ditangan kiri
Hasil : Petugas kesehatan - Terpasang alat
selalu memperhatikan bantu napas
teknik aseptik dalam CPAP FiO2
pelaksanaan Tindakan 25% PEEP 5
- Berkolaborasi dalam - Terpasang
68
pemberian obat antibiotik OGT
Hasil : Pasien diberikan A: masalah resiko
obat antibiotik ceftazidine infeksi terhadap
60mg/12jam, amikasin tindakan medis
9mg/18jam belum teratasi
- Menjelaskan prosedur P : Lanjutkan
perawatan yang dilakukan intervensi
pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur Tindakan
yang diberikan terhadap
pasien, baik itu penjelasan
via telfon maupun secara
langsung disaat orangtua
bayi berkunjung
Jam : 08.00- Resiko - Memantau berat badan Jam : 14.00 wita
14.00 wita gangguan bayi S:
perkembangan Hasil : BBL 1200 gram, - Ibu pasien
(D.0107) BBS : 1141 gram mengatakan
- Memantau toleransi bayi senang dapat
selama perawatan dalam menyentuh
inkubator bayinya
Hasil : bayi menagis O:
lemah, reflek hisap masih - Bayi banyak
lemah, banyak tidur tidur
- Menganjurkan ibu untuk - Reflek hisap
berinteraksi dengan masih lemah
bayinya A: Resiko
Hasil : Mengajarkan ibu keterlambatan
cara menyentuh bayi, perkembangan
prosedur cuci tangan, teratasi sebagian
menghangatkan tangan P : Intervensi
sebelum menyentuh bayi dilanjutkan
dan menyentuh bagian
kepala, sebagian
punggung dan bokong
bayi pada posisi miring
kekanan dan tangan fleksi
- Memberi kesempatan ibu
bayi untuk berinteraksi
dengan bayinya
Hasil : ibu senang
berkomunikasi dengan
bayinya
69
CATATAN PERKEMBANGAN
Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
14 -02-2022 Pola nafas tidak - Mengatur settingan CPAP Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) sesuai instruksi dokter S:-
14.00 wita Hasil : CPAP FiO2 30% O:
PEEP 5 - Frekuensi napas
- Memantau adanya dalam rentang
perubahan pola napas normal 48x/m
Hasil : tidak ada apnea, dengan bantuan
frekuensi napas 44x/m alat bantu napas
- Memantau saturasi CPAP FiO2
oksigen 30% PEEP 5
Hasil : SPO2 94% - Adanya
- Mengatur posisi quarter perubahan pada
prone saturasi oksigen
Hasil : setelah pemberian setelah
posisi quarter prone dilakukan
selama kurang lebih 2 jam Tindakan
terjadi perubahan pada pengaturan
saturasi O2 dari 94% posisi quarter
menjadi 97% , RR: 44x/m prone, SPO2
menjadi 48x/m 97%, RR:
- Pemberian terapi 48x/m
aminofilin 3mg/12jam A : Masalah pola
dilanjutkan napas teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan sebelum S:
dan sesudah kontak - Orangtua
dengan bayi pasien
Hasil : Petugas kesehatan mengatakan
selalu melakukan tindakan mengerti dan
cuci tangan sebelum dan akan mematuhi
sesudah kontak dengan aturan untuk
pasien untuk mencuci tangan
meminimalisir penyebaran sebelum dan
infeksi sesudah kontak
- Memantau adanya tanda- dengan bayinya
tanda infeksi O:
Hasil : tidak adanya - Terpasang
tanda-tanda infeksi IVFD/PICC
- Menggunakan teknik ditangan kanan
70
aseptik dalam melakukan - Terpasang INT
tindakan ditangan kiri
Hasil : Petugas kesehatan - Terpasang alat
selalu memperhatikan bantu napas
teknik aseptik dalam CPAP FiO2
pelaksanaan Tindakan 30% PEEP 5
- Berkolaborasi dalam - Terpasang OGT
pemberian obat antibiotik A: masalah resiko
Hasil : Pasien diberikan infeksi terhadap
obat antibiotik ceftazidine tindakan medis
60mg/12jam, amikasin belum teratasi
9mg/18jam P : Lanjutkan
- Menjelaskan prosedur intervensi
perawatan yang dilakukan
pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur Tindakan
yang diberikan terhadap
pasien, baik itu penjelasan
via telfon maupun secara
langsung disaat orangtua
bayi berkunjung
Jam : 08.00- Resiko - Memantau berat badan Jam : 14.00 wita
14.00 wita gangguan bayi S:
perkembangan Hasil : BBL 1200 gram, - Ibu pasien
(D.0107) BBS : 1120 gram mengatakan
- Memberi kesempatan ibu senang dapat
bayi untuk berinteraksi menyentuh dan
dengan bayinya berkomunikasi
Hasil : ibu senang dengan bayinya
berkomunikasi dengan O:
bayinya - Bayi banyak
- Mengatur posisi bayi tidur, reflek
dengan posisi quarter hisap lemah
prone selama kurang lebih A: Resiko
2 jam dan memantau keterlambatan
toleransi bayi terhadap perkembangan
posisi teratasi sebagian
Hasil : Bayi menunjukan P : Intervensi
perbaikan status dilanjutkan
oksigenasi stelah
diberikan posisi quarter
prone
71
2. Asuhan keperawatan kasus 2
a. Pengkajian kasus 2
1) Identitas pasien
Nama :By.Ny.I.R
Usia : 1 hari
Alamat : Tewasen
2) Lingkungan Internal
72
Faktor pencetus : Lahir dari ibu berusia 14 tahun, Bayi lahir
minggu,
3) Lingkungan Eksternal
2. Natal
3. Post Natal
73
2. Lingkungan
mempengaruhi Kesehatan
4) Pengkajian Konservasi
a) Konservasi Energi
10ml/jam.
2. Eliminasi
4. Personal Hygiene
74
serta popok sudah penuh dengan BAK. Bayi tampak
kesadaran composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi :150x/m
Suhu : 36,2 oC
SPO2 : 95%
3. Pengukuran antropometri
a. Kepala
75
2) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, fontanel lunak
b. Mata
daerah pelpebra
3) Konjungtiva : Anemis
c. Hidung
hidung
d. Telinga
e. Mulut
f. Pemeriksaan paru
1) Inspeksi :
76
c) Deformitas : tidak terdapat kelainan
2) Palpasi :
3) Perkusi :
paru
b) Suara : resonan
4) Auskultasi : vesikuler
g. Jantung
3) Auskultasi :
a) BJ 1 : Reguler
b) BJ 2 : Reguler
h. Abdomen
1) Inspeksi :
a) Bentuk : Datar
post operasi
3) Perkusi : Tympani
77
4) Palpasi : Tidak ada massa
i. Pemeriksaan genetalia
j. Anus
k. Pemeriksaan kulit
l. Data tambahan
1. Terapi
Cara
Nama Terapi Dosis Frekuensi
Pemberian
Nutrimix 10 ml Perjam IV
Heparin 0.1 ml Perjam IV
Aminofilin 5 mg Per 12 jam IV
Meropenem 75 mg Per 8 jam IV
ASI 5 ml 6 x sehari OGT
2. Hasil Laboratorium
Nama : By.Ny.I.R
Nomor RM : 00755266
78
Hemoglobin 14.7 13.5 - 21.5 g/dL
Hematokrit 42.9 42.0 - 66.0 %
Trombosit 379 160 - 500 10^3/uL
MCH 28.7 27.0 - 35.0 pg
MCHC 28.7 28.0 - 38.0 %
001 Eosofil 1 1-5 %
002 Basofi 0 0-1 %
003 Netrofil 0 2-8 %
Batang
004 Netrofil 75 50 - 70 %
Segmen
005 Limfosit 20 20- 40 %
006 Monosit 4 2-8 %
MCV 72.8 86.0 - 128.0 fL
KIMIA KLINIK
SGOT 31 < 33 U/L
SGPT 25 < 43 U/L
Bilirubi Total 0.10 0.10 - 1.20 mg/dL
Bilirubin Direct 0.25 < 0.30 mg/dL
Ureum Serum 34 10 - 40 mg/dL
Creatinin Serum 0.7 0.5 – 1.5 mg/dL
Fosfor 1.4 2.5 - 4.5 mEq/L
Magnesium 1.92 1.70 - 2. 50 mEq/L
Albumin 4.13 3.50-5.70
Kalium Serum 4.6 3.5 - 5.1 mEq/L
Natrium Serum 132 135 - 153 mEq/L
Calsium 9.23 8.62 - 10.31 mEq/L
IMUNOLOGI
CRT 48.00 <6.00 mg/dL
1. Identitas diri :
79
berupa CPAP, menangis kuat, reflek menghisap dan
2. Harga diri :
pasien.
b. Triphicognosis
Data Triphicognosis
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 6
- RR : 39 x/menit
- HR : 150x/Menit
- SPO2 : 95%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Ketidakefektifan
Data Objektif : termoregulasi
- Akral dingin (D.0149)
- CRT> 3 detik
- TD : 65/48 mmHg
N : 150x/m
R : 39x/m
S : 36,2oC
80
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri,
lumen hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam
lumen orens dialiri cairan nutrimix
10ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 40% PEEP
6
- Klien terpasang OGT
No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan keperawatan
masalah pola napas tidak efektif dapat
teratasi, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal
40-60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan
Nafas)
Konservasi energi :
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu
napas yang sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu
upaya, irama, pola, frekuensi dan jalan
napas
- Pantau saturasi oksigen
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat
napas
- Kolaborasi dalam pemberian obat
untuk memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk
kestabilan tanda-tanda vital bayi
2. Ketidakefektifan L.14134 (Termoregulasi membaik)
termoregulasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan
(D.0149) masalah ketidakefektifan termoregulasi
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal 36,5
o
C-37,5 oC
- TTV dalam batas normal
- CRT <3 detik
81
- Suhu kulit membaik
Hipotesis: I.14578 (Regulasi
temperatur)
Konservasi energi :
- Hindari perpindahan suhu dari dan ke
lingkungan
- Buka penutup inkubator seperlunya
- Hangatkan benda-benda dan tangan
sebelum disentuhkan ke bayi
Integritas struktur :
- Pantau suhu bayi
- Pantau TTV bayi
- Kaji kemungkinan penyebab masalah
termoregulasi pada bayi
- Gunakan teknik aseptik dalam
melakukan tindakan
- Pantau suhu tubuh bayi setiap 2 jam
- Pertahankan kelembapan inkubator
50%atau lebih untuk mengurangi
kehilangan panas karena proses
evaporasi
Integritas personal :
- Tingkatkan suhu pada inkubator
Integritas sosial :
- Fasilitasi untuk PMK untuk kestabilan
suhu tubuh bayi
3. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan keperawatan
masalah infeksi menurun, dengan kriteria
hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa
Hipotesis : I.14539 (Pencegahan Infeksi)
Konservasi energi :
- Lakukan tindakan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam
melakukan tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat
antibiotik, bila perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh
82
informasi dari dokter mengenai
tindakan medis yang dilakukan pada
bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang
dilakukan pada bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada
orangtua/keluarga untuk berinteraksi
dan terlibat dalam proses perawatan
Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
15 -02-2022 Pola nafas tidak - Memantau Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) pernapasan bayi yaitu S:-
14.00 wita yaitu upaya, irama, O:
pola, frekuensi dan - Tidak ada suara
jalan napas napas
Hasil : Tidak ada tambahan
napas cuping hidung, - Terdapat
adanya retraksi dada, retraksi dinding
frekuensi napas dada
39x/m, irama Frekuensi
ireguler, terlihat napas 45x/m
secret pada mulut dengan bantuan
- Mengauskultasi alat bantu
bunyi napas napas CPAP
Hasil : Bunyi napas FiO2 40%
vesikuler PEEP 6
- Memantau saturasi - Adanya
oksigen perubahan pada
Hasil : SPO2 95% saturasi
- Mengatur posisi oksigen setelah
quarter prone dilakukan
Hasil : setelah Tindakan
pemberian posisi pengaturan
quarter prone selama posisi quarter
kurang lebih 2 jam prone, SPO2
terjadi perubahan 98%, RR:
pada saturasi O2 dari 45x/m
95% menjadi 98%, A : Masalah pola
RR : 39x/m menjadi napas belum
45x/m teratasi
- Mengobservasi P : Intervensi
toleransi bayi dilanjutkan
terhadap terapi
83
oksigen yang
diberikan
Hasil : Bayi
terpasang CPAP FiO2
40% PEEP 6
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 5mg/12
jam
84
Hasil : Petugas mengatakan
kesehatan selalu setelah
melakukan tindakan diberikan
cuci tangan sebelum edukasi oleh
dan sesudah kontak dokter via
dengan pasien untuk telfon keluarga
meminimalisir menyetujui
penyebaran infeksi semua tindakan
- Memantau adanya yang diberikan
tanda-tanda infeksi demi
Hasil : tidak adanya kesembuhan
tanda-tanda infeksi bayinya
- Menggunakan teknik O:
aseptik dalam - Terpasang
melakukan tindakan IVFD/PICC
Hasil : Petugas ditangan kanan
kesehatan selalu - Terpasang INT
memperhatikan ditangan kiri
teknik aseptik dalam - Terpasang alat
pelaksanaan bantu napas
Tindakan CPAP FiO2
- Berkolaborasi dalam 40% PEEP 6
pemberian obat - Terpasang
antibiotik OGT
Hasil : Pasien A: masalah resiko
diberikan obat infeksi terhadap
antibiotik tindakan medis
meropenem belum teratasi
75mg/8jam P : Lanjutkan
- Memfasilitasi intervensi
keluarga memperoleh
informasi dari dokter
mengenai tindakan
medis yang dilakukan
pada bayi
Hasil : Semua
prosedur tindakan
yang dilakukan pada
bayi selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan
dari orangtua pasien
- Menjelaskan
prosedur perawatan
yang dilakukan pada
bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan
penjelasan setiap
prosedur Tindakan
85
yang diberikan
terhadap pasien, baik
itu penjelasan via
telfon maupun secara
langsung disaat orang
tua bayi berkunjung
a. Pengkajian kasus 3
1) Identitas pasien
Nama :By.Ny.E.S
Usia : 0 hari
Alamat : Maasing
2) Lingkungan Internal
86
minggu. Bayi dirawat diruang NICU dengan
napas).
Faktor pencetus : Bayi lahir kurang bulan dengan usia kehamilan 31-
32 minggu
3) Lingkungan Eksternal
2. Natal
3. Post Natal
87
(-), kemerahan(-)
2. Lingkungan
mempengaruhi kesehatan
4) Pengkajian Konservasi
a) Konservasi Energi
11ml/jam.
2. Eliminasi
200cc
4. Personal Hygiene
88
diganti setiap selesai mandi dan tiap bayi BAB serta popok
2. Tanda-tanda vital
Nadi :140x/m
Suhu : 36 oC
SPO2 : 90%
3. Pengukuran antropometri
a. Kepala
89
2) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, fontanel lunak
b. Mata
daerah pelpebra
3) Konjungtiva : Anemis
c. Hidung
hidung
d. Telinga
e. Mulut
f. Pemeriksaan paru
1) Inspeksi :
90
c) Deformitas : tidak terdapat kelainan
2) Palpasi :
3) Perkusi :
b) Suara : resonan
4) Auskultasi : vesikuler
g. Jantung
3) Auskultasi :
a) BJ 1 : Reguler
b) BJ 2 : Reguler
h. Abdomen
1) Inspeksi :
a) Bentuk : Datar
operasi
3) Perkusi : Tympani
91
i. Pemeriksaan genetalia
skrotum
j. Anus
k. Pemeriksaan kulit
l. Data tambahan
1. Terapi
2. Hasil Laboratorium
Nama : By.Ny.E.S
Nomor RM : 00755365
92
Eritrosit 4.73 3.90 - 6.30 10^3/uL
Hemoglobin 15.8 13.5 - 21.5 g/dL
Hematokrit 55.6 42.0 - 66.0 %
Trombosit 285 160 - 500 10^3/uL
MCH 34.3 27.0 - 35.0 pg
MCHC 36.0 28.0 - 38.0 %
001 Eosofil 2 1-5 %
002 Basofi 0 0-1 %
003 Netrofil Batang 2 2-8 %
004 Netrofil 57 50 - 70 %
Segmen
005 Limfosit 29 20- 40 %
006 Monosit 8 2-8 %
MCV 95.4 86.0 - 128.0 fL
KIMIA KLINIK
SGOT 18 < 33 U/L
SGPT 5 < 43 U/L
Bilirubi Total 1.07 0.10 - 1.20 mg/dL
Bilirubin Direct 0.28 < 0.30 mg/dL
Ureum Serum 38 10 - 40 mg/dL
Creatinin Serum 0.8 0.5 – 1.5 mg/dL
Fosfor 2.8 2.5 - 4.5 mEq/L
Magnesium 2.28 1.70 - 2. 50 mEq/L
Albumin 3.62 3.50-5.70
Kalium Serum 4.8 3.5 - 5.1 mEq/L
Natrium Serum 138 135 - 153 mEq/L
Calsium 9.35 8.62 10.31 mEq/L
1. Identitas diri :
Bayi berusia 0 hari, bayi lahir dari ibu berusia 23 tahun G0P1A0
93
menangis lemah, reflek menghisap dan menelan masih lemah,
2. Harga diri :
1. Support keluarga
membaik.
b. Triphicognosis
Data Triphicognosis
94
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 6
- RR : 38 x/menit
- HR : 140x/Menit
- SPO2 : 90%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Ketidakefektifan
Data Objektif : termoregulasi
- Akral dingin (D.0149)
- CRT> 3 detik
- TD : 68/41 mmHg
N : 140x/m
R : 38x/m
S : 36oC
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri, lumen
hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam lumen orens
dialiri cairan nutrimix 11ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 6
- Klien terpasang OGT
No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah
pola napas tidak efektif dapat teratasi, dengan
kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal 40-
60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan Nafas)
Konservasi energi :
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu napas
yang sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu upaya,
irama, pola, frekuensi dan jalan napas
- Pantau saturasi oksigen
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat napas
95
- Kolaborasi dalam pemberian obat untuk
memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk kestabilan
tanda-tanda vital bayi
2. Ketidakefektifan L. 14134 (Termoregulasi membaik)
termoregulasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah
(D.0149) ketidakefektifan termoregulasi dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal 36,5 oC-37,5 oC
- TTV dalam batas normal
- CRT <3 detik
- Suhu kulit membaik
Hipotesis : I. 14578 (Regulasi temperatur)
Konservasi energi :
- Hindari perpindahan suhu dari dan ke
lingkungan
- Buka penutup inkubator seperlunya
- Hangatkan benda-benda dan tangan sebelum
disentuhkan ke bayi
Integritas struktur :
- Pantau suhu bayi
- Pantau TTV bayi
- Kaji kemungkinan penyebab masalah
termoregulasi pada bayi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Pantau suhu tubuh bayi setiap 2 jam
- Pertahankan kelembapan inkubator 50%atau
lebih untuk mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi
Integritas personal :
- Tingkatkan suhu pada inkubator
Integritas sosial :
Fasilitasi untuk PMK untuk kestabilan suhu tubuh
bayi
3. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan keperawatan masalah
infeksi menurun, dengan kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa
96
sesudah kontak dengan bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat antibiotik, bila
perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh informasi dari
dokter mengenai tindakan medis yang dilakukan
pada bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang dilakukan
pada bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada orangtua/keluarga
untuk berinteraksi dan terlibat dalam proses
perawatan
Evaluasi respon
Hari/Tanggal Triphicognosis Implementasi
organismik
18 -02-2022 Pola nafas tidak - Memantau pernapasan Jam : 14.00 wita
Jam : 08.00- efektif (D.0005) bayi yaitu yaitu upaya, S:-
14.00 wita irama, pola, frekuensi O:
dan jalan napas - Tidak ada suara
Hasil : Tidak ada napas napas
cuping hidung, adanya tambahan
retraksi dada, frekuensi - Terdapat
napas 38x/m, irama retraksi dinding
ireguler, terlihat secret dada
pada mulut Frekuensi
- Mengauskultasi bunyi napas 43x/m
napas dengan bantuan
Hasil : Bunyi napas alat bantu
vesikuler napas CPAP
- Memantau saturasi FiO2 40%
oksigen PEEP 6
Hasil : SPO2 90% - Adanya
- Mengatur posisi quarter perubahan pada
prone saturasi
Hasil : setelah oksigen setelah
pemberian posisi dilakukan
quarter prone selama Tindakan
kurang lebih 2 jam pengaturan
terjadi perubahan pada posisi quarter
97
saturasi O2 dari 90% prone, SPO2
menjadi 94% , RR: 94%, RR:
38x/m menjadi 43x/m 43x/m
- Mengobservasi A : Masalah pola
toleransi bayi terhadap napas belum
terapi oksigen yang teratasi
diberikan P : Intervensi
Hasil : Bayi terpasang dilanjutkan
CPAP FiO2 40% PEEP
6
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 3mg/12 jam
Jam : 08.00- Ketidakefektifan - Membuka jendela Jam : 14.00 wita
14.00 wita termoregulasi inkubator seperlunya S:-
(D.0149) saat handling O : - S : 36,5oC
- Menghangatkan semua A : masalah
benda-benda yang akan ganggguan
disentuhkan kepada termoregulasi
bayi termasuk tangan teratasi Sebagian
perawat, diapers, kasa, P : Lanjutkan
thermometer, dan intervensi
stetoskop
- Memeriksa suhu bayi
Hasil : Suhu :36o C
- Memonitor TTV
Hasil :
TD : 68/41 mmHg
N : 140x/m
R : 38x/m
S : 36oC
- Menggunakan Teknik
aseptik dalam
melakukan tindakan
- Menaikan suhu
inkubator
Hasil : suhu inkubator
dinaikan 30o
- Mempertahankan
kelembapan inkubator
Hasil : kelembapan
inkubator 40%
- Memeriksa kembali
suhu tubuh bayi
Hasil : Suhu :36,5o C
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan S:
sebelum dan sesudah - Keluarga
kontak dengan bayi pasien
98
Hasil : Petugas mengatakan
kesehatan selalu setelah
melakukan tindakan diberikan
cuci tangan sebelum edukasi oleh
dan sesudah kontak dokter via
dengan pasien untuk telfon keluarga
meminimalisir menyetujui
penyebaran infeksi semua tindakan
- Memantau adanya yang diberikan
tanda-tanda infeksi demi
Hasil : tidak adanya kesembuhan
tanda-tanda infeksi bayinya
- Menggunakan teknik O:
aseptik dalam - Terpasang
melakukan tindakan IVFD/PICC
Hasil : Petugas ditangan kanan
kesehatan selalu - Terpasang INT
memperhatikan teknik ditangan kiri
aseptik dalam - Terpasang alat
pelaksanaan Tindakan bantu napas
- Berkolaborasi dalam CPAP FiO2
pemberian obat 40% PEEP 6
antibiotik - Terpasang
Hasil : Pasien diberikan OGT
obat antibiotik A: masalah resiko
meropenem 50mg/8jam infeksi terhadap
- Memfasilitasi keluarga tindakan medis
memperoleh informasi belum teratasi
dari dokter mengenai P : Lanjutkan
tindakan medis yang intervensi
dilakukan pada bayi
Hasil : Semua prosedur
tindakan yang
dilakukan pada bayi
selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan
dari orangtua pasien
- Menjelaskan prosedur
perawatan yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap prosedur
Tindakan yang
diberikan terhadap
pasien, baik itu
penjelasan via telfon
maupun secara
langsung disaat orang
99
tua bayi berkunjung
a. Pengkajian kasus 4
1) Identitas pasien
Nama :By.Ny.J.D
Usia : 3 hari
Alamat : Pineleng 2
2) Lingkungan Internal
Alasan masuk : Bayi rujukan dari RSIA kasih ibu dengan keluhan
100
dengan keluhan sesak napas, down score 4 (adanya
gagal napas).
3) Lingkungan Eksternal
2. Natal
3. Post Natal
101
2. Lingkungan
mempengaruhi Kesehatan
4) Pengkajian Konservasi
a) Konservasi Energi
10ml/jam.
2. Eliminasi
250cc
4. Personal Hygiene
Popok diganti setiap selesai mandi dan tiap bayi BAB serta
102
popok penuh dengan BAK. Bayi tampak bersih dan tidak
composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi :148x/m
Suhu : 36,2 oC
SPO2 : 91%
3. Pengukuran antropometri
a. Kepala
103
2) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, fontanel lunak
b. Mata
pelpebra
3) Konjungtiva : Anemis
c. Hidung
hidung
d. Telinga
e. Mulut
f. Pemeriksaan paru
1) Inspeksi :
104
c) Deformitas : tidak terdapat kelainan
2) Palpasi :
3) Perkusi :
b) Suara : resonan
4) Auskultasi : vesikuler
g. Jantung
3) Auskultasi :
a) BJ 1 : Reguler
b) BJ 2 : Reguler
h. Abdomen
1) Inspeksi :
a) Bentuk : Datar
operasi
3) Perkusi : Tympani
105
i. Pemeriksaan genetalia
skrotum
j. Anus
k. Pemeriksaan kulit
l. Data tambahan
1. Terapi
2. Hasil Laboratorium
Nama : By.Ny.J.D
Nomor RM : 00753924
106
Eritrosit 4.84 3.90 - 6.30 10^3/uL
KIMIA KLINIK
SGOT 30 < 33 U/L
107
1. Identitas diri :
2. Harga diri :
1. Support keluarga
108
Keluarga pasien mengharapkan petugas Kesehatan dapat
membaik.
b. Triphicognosis
Data Triphicognosis
Data Subjektif : - Pola nafas tidak
Data Objektif : efektif (D.0005)
- Klien tampak sesak
- terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 7
- RR : 37 x/menit
- HR : 148x/Menit
- SPO2 : 91%
- Terdapat retraksi dinding dada
Data Subjektif : - Ketidakefektifan
Data Objektif : termoregulasi
- Akral dingin (D.0149)
- CRT> 3 detik
- TD : 65/45 mmHg
N : 148x/m
R : 37x/m
S : 36,2oC
Data Subjektif : - Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
- Terpasang IVFD/PICC di tangan kiri, lumen
hijau dialiri heparin 0,1 ml/jam lumen orens
dialiri cairan nutrimix 10ml/jam,
- Terpasang INT di tangan kanan,
- Pasien terpasang CPAP FiO2 40% PEEP 7
- Klien terpasang OGT
No Triphicognosis Hipotesis
1. Pola nafas tidak L.01004 (Pola Nafas)
efektif (D.0005) Setelah dilakukan asuhan masalah pola napas
tidak efektif dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada periode apnea>20 detik
- Frekuensi napas dalam rentang normal 40-
60x/m
Hipotesis : I.01012 (Manajemen Jalan Nafas)
Konservasi energi :
109
- Berikan posisi Quarter prone
- Kolaborasi untuk pemberian alat bantu napas
yang sesuai
Integritas struktur :
- Pantau pernapasan bayi yaitu yaitu upaya,
irama, pola, frekuensi dan jalan napas
- Pantau saturasi oksigen
- Bersihkan jalan napas dari lender/secret
- Periksa tanda-tanda adanya gawat napas
- Kolaborasi dalam pemberian obat untuk
memperbaiki pernapasan bayi
Integritas sosial :
- Fasilitasi perawatan inkubator untuk kestabilan
tanda-tanda vital bayi
Integritas personal :
- Tingkatkan suhu pada inkubator
Integritas sosial :
- Fasilitasi PMK untuk kestabilan suhu bayi
3. Resiko infeksi L.14137(Tingkat infeksi)
(D.0142) Setelah dilakukan asuhan masalah infeksi
110
menurun, dengan kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Dolor ( Nyeri )
Kalor ( Panas)
Tumor (Bengkak )
Rubor ( Kemerahan )
Fungsiolaesa
Hipotesis : I.14539 (Pencegahan Infeksi)
Konservasi energi :
- Lakukan tindakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan bayi
Integritas struktur :
- Pantau adanya tanda-tanda infeksi
- Gunakan teknik aseptik dalam melakukan
tindakan
- Kolaborasi pemberian terapi obat antibiotik,
bila perlu
Integritas personal :
- Fasilitasi keluarga memperoleh informasi dari
dokter mengenai tindakan medis yang
dilakukan pada bayi
Integritas sosial :
- Jelaskan prosedur perawatan yang dilakukan
pada bayi
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya
- Berikan kesempatan pada orangtua/keluarga
untuk berinteraksi dan terlibat dalam proses
perawatan
111
- Memantau saturasi 40% PEEP 7
oksigen - Adanya
Hasil : SPO2 91% perubahan
- Mengatur posisi pada saturasi
quarter prone oksigen setelah
Hasil : setelah dilakukan
pemberian posisi Tindakan
quarter prone selama pengaturan
kurang lebih 2 jam posisi quarter
terjadi perubahan pada prone, SPO2
saturasi O2 dari 91% 95%, RR:
menjadi 95%, RR: 40x/m
37x/m menjadi 40x/m A : Masalah pola
- Mengobservasi napas belum
toleransi bayi terhadap teratasi
terapi oksigen yang P : Intervensi
diberikan dilanjutkan
Hasil : Bayi terpasang
CPAP FiO2 40% PEEP
7
- Berkolaborasi dalam
pemberian obat
aminofilin 3mg/12
jam
Jam : 08.00- Ketidakefektifan - Membuka jendela Jam : 14.00 wita
14.00 wita termoregulasi inkubator seperlunya S:-
(D.0149) saat handling O : - S : 36,5oC
- Menghangatkan A : masalah
semua benda-benda ganggguan
yang akan disentuhkan termoregulasi
kepada bayi termasuk teratasi Sebagian
tangan perawat, P : Lanjutkan
diapers, kasa, intervensi
thermometer, dan
stetoskop
- Memeriksa suhu bayi
Hasil : Suhu :36o C
- Memonitor TTV
Hasil :
TD : 65/45 mmHg
N : 148x/m
R : 37x/m
S : 36,2oC
- Menggunakan Teknik
aseptik dalam
melakukan tindakan
- Menaikan suhu
inkubator
Hasil : suhu inkubator
112
dinaikan 30o
- Mempertahankan
kelembapan inkubator
Hasil : kelembapan
inkubator 40%
- Memeriksa kembali
suhu tubuh bayi
Hasil : Suhu :36,5o C
Jam : 08.00- Resiko infeksi - Melakukan tindakan Jam : 14.00 wita
14.00 wita (D.0142) mencuci tangan S:
sebelum dan sesudah - Keluarga
kontak dengan bayi pasien
Hasil : Petugas mengatakan
kesehatan selalu setelah
melakukan tindakan diberikan
cuci tangan sebelum edukasi oleh
dan sesudah kontak dokter via
dengan pasien untuk telfon keluarga
meminimalisir menyetujui
penyebaran infeksi semua tindakan
- Memantau adanya yang diberikan
tanda-tanda infeksi demi
Hasil : tidak adanya kesembuhan
tanda-tanda infeksi bayinya
- Menggunakan teknik O:
aseptik dalam - Terpasang
melakukan tindakan IVFD/PICC
Hasil : Petugas ditangan kanan
kesehatan selalu - Terpasang INT
memperhatikan teknik ditangan kiri
aseptik dalam - Terpasang alat
pelaksanaan Tindakan bantu napas
- Berkolaborasi dalam CPAP FiO2
pemberian obat 40% PEEP 7
antibiotik - Terpasang
Hasil : Pasien OGT
diberikan obat A: masalah resiko
antibiotik meropenem infeksi terhadap
125mg/8jam tindakan medis
- Memfasilitasi keluarga belum teratasi
memperoleh informasi P : Lanjutkan
dari dokter mengenai intervensi
tindakan medis yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Semua
prosedur tindakan
yang dilakukan pada
bayi selalu
dikomunikasikan/
dimintai persetujuan
113
dari orangtua pasien
- Menjelaskan prosedur
perawatan yang
dilakukan pada bayi
Hasil : Perawat selalu
memberikan
penjelasan setiap
prosedur Tindakan
yang diberikan
terhadap pasien, baik
itu penjelasan via
telfon maupun secara
langsung disaat orang
tua bayi berkunjung
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou Manado
meningkatkan saturasi oksigen pada bayi .Cara kerja yang dilakukan untuk
menerapkan EBN ini adalah dengan mengukur frekuensi napas dan saturasi
114
prone dilakukan pada 4 responden By.Ny.S.AN, By.Ny.I.R, By,Ny.S.E,
By.Ny.J.D dengan diagnosa medis lahir prematur, data yang didapatkan pada
bayi terpasang alat bantu napas CPAP, SPO2 pada masing-masing bayi
quarter prone dengan durasi pemberian kurang lebih selama 2 jam. Hasil
37x/m, setelah dilakukan intervensi frekuensi napas dalam batas normal yaitu
115
frekuensi napas dalam batas normal yaitu 45x/m. Saturasi oksigen sebelum
setelah dilakukan intervensi frekuensi napas dalam batas normal yaitu 43x/m.
masih dalam batas rentang normal yaitu 48x/m. Saturasi oksigen sebelum
95%.
C. Pembahasan
prematur diruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof Dr.R.D
Kandou Manado mengambil 4 sampel yaitu satu pasien sebagai fokus kasus
kelolaan dan tiga pasien lainnya sebagai kasus resume yang diberikan
implementasi yang sama. Dari hasil pengkajian keempat bayi memiliki usia
diruang neonatus level III. Masalah pola napas tidak efektif merupakan
masalah yang menjadi fokus utama penulis. Sehingga penulis tertarik untuk
Masalah terkait pernapasan adalah masalah yang paling sering terjadi pada
116
Penulis melakukan pengkajian pada By.Ny.S.A.N tanggal 12
By.Ny.E.S tanggal 18 Februari 2022 frekuensi napas: RR: 38x/m, SPO 2 90%,
dan By.Ny.J.D tanggal 24 Februari 2022 frekuensi napas: RR: 37x/m, SPO 2
91%. Selain itu keempat pasien di dapatkan data yang sama berkaitan
sesak napas, frekuensi napas tidak teratur, saturasi oksigen yang tidak stabil,
tanda vital yang tidak stabil, adanya retraksi dinding dada, terpasang alat
Levine.
untuk membantu mengatasi masalah pola napas tidak efektif tindakan yang
117
bahwa posisi semi/quarter prone dapat membantu stabilisasi frekuensi napas
prematur.
bayi yang dalam proses perawatan intensif yang terpasang berbagai alat
menjelaskan bahwa bayi lebih rentan terhadap infeksi karena respon imunitas
118
napas tidak efektif pada ke 4 bayi setelah dilakukan penerapan Evidence
Based Practice (EBN) pengaturan posisi quarter prone selama kurang lebih
berhubungan dengan salah satu konsep teori Levine yaitu konservasi energi.
dibutuhkan oleh mahkluk hidup, dalam hal ini ialah oksigen. Jika bayi dalam
merupakan posisi badan miring ke salah satu sisi dengan lutut tertekuk
membantu stabilisasi frekuensi napas pada bayi prematur. Hal ini didukung
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Utario, et all (2017) pemberian
pada bayi prematur dengan CPAP. Dimana penelitian tersebut juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Karly mantgomery et all 2014 yang
menyatakan bahwa terdapat hasil yang signifikan pada frekuensi napas bayi
yang diberikan posisi quarter prone di bandingkan bayi yang diberikan posisi
lateral.
turn from prone terhadap saturasi oksigen pada bayi prematur dengan RDS.
119
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yin, et all (2016)
bayi prematur. Salah satu posisi yang di anjurkan untuk mengatasi masalah
oksigenasi yaitu posisi quarter prone. Posisi quarter prone telah dibuktikan
bayi prematur.
120
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
121
4. Intervensi diberikan dengan atur posisi bayi dalam posisi quarter prone
napas lebih stabil pada bayi prematur menggunakan alat bantu napas
CPAP. Hal ini dipengaruhi oleh anatomi tubuh yaitu ketika bayi di
B. Saran
Diharapkan melalui karya tulis ini dapat menjadi sarana yang bermanfaat
3. Bagi Penulis
122
Diharapkan melalui karya tulis ilmiah ini penulis dapat menambah
pengetahuan dan lebih inovatif serta aktif dalam hal memberikan asuhan
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
123
Hockenbbery, M, Wilson, D. (2016). Wong’s Nursing Care of Infant and
Children, Ten edition. USA:Elsevier
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2017. Ministry of Health Indonesia (2018). doi:10.1002/qj
Kozier, et all. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses &
Praktik ( 1st ed). Jakarta : EGC
Mefford, L.C., (2011). Testing a Theory of Health Promotion for Preterm Infant
Based on Levine’s Conservation Model of Nursing. The Journal of
Theory Construction & Testing, 15(2), 41.47.
Nurarif, A.H., & Kusuma.H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa dan Nanda NIC NOC Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction
Puji, L,et all. (2018). Quarter Turn From Prone position Increases oxygen
Saturation in Premature Babies with Respiratory Distress Syndrome.
13(1). 38-44-2018
Proverawati A, Sulistyorini CI. (2010). Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta :
Nuha Medika
Prastowo, A. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Rukiyah, A.Y. & Yulianti, I, 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Media
Surasmi, A, Handayani Siti, Nur Kusuma.H. 2003. Perawatan bayi resiko tinggi.
Jakarta:EGC
Utario, Y., Rustiana, Y., & Waluyanti, F.T. (2017). The Quarter Prone Position
Increases Oxygen Saturation in Premature Infants using Continuous
Positive Airway Pressure. Comprehensive Child and Adolescent
Nursing, 40 (sup1), 95-1-1,
https://doi.org/10.1080/24694193.2017.1386976
Wilion, Hockenberry. (2016). Nursing Care of Infants and Children. Ed. Morby :
Elsevier
Yin, T., Yuh, Y.s., Liaw, J.J., Chen, Y.Y., & Wang, K.W.K. (2016). Semi-Prone
Position can Influence variability in respiratory rate of premature
infants using nasal CPAP. Journal of Pediatric Nursing.
124
LAMPIRAN
Lampiran 1. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Identitas
Nim : 711490121003
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan