Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Artikel Sil

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Artikel Sistem Informasi Laboratorium

SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

Hanum Mutia Kasih


1
Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Jurusan Analis Kesehatan,
Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Wolter Monginsidi No. 115 Pendurungan Tengah 50192 Telp (024) 6710378
Email: hanumutia1406@gmail.com

Abstrak

Salah satu permasalah di era digital ini adalah menyesuaikan digitalisasi di era
modernisasi. Tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat beberapa di wilayah
Indonesia masih kerkurangan dalam penyebaran internet dan penyebarluasan dunia
sistem informasi. Selain itu, masih juga mengalami kesulitan mengakses
kemodernan. Sistem informasi laboratorium juga sangat menarik dalam berdirinya
sebuah laboratorium karena memudahkan tenaga laboratorium untuk input data
mulai dari pendaftaran pasien hingga penyerahan hasil pemeriksaan dan seluruh
hal yang menyangkut terpenuhinya kebutuhan laboratorium. Artikel ini ditujukan
kepada seluruh elemen masyarakat yang mempunyai minta dalam dunia sistem
informasi. Selain itu bertujuan untuk mengukur seberapa penting sistem informasi
laboratorium ini untuk berdirinya sebuah laboratorium klinik. Artikel diambil dari
berbagai sumber dan pengalaman yang telah terjadi di kehidupan sehari-hari. Dari
hasil penulisan ini yang diambil dari berbagai sumber menunjukkan bahwa sitem
informasi laboratorium adalah suatu sistem yang dibuat untuk memudahkan seluruh
pekerjaan yang berkaitan dengan pekerja analis yang ada di laboratorium.

Kata kunci: pentingnya sistem informasi laboratorium

Pendahuluan
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik diperlukan suatu badan atau

1
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

organisasi yang berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang memadai seperti
puskesmas. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal di lingkungan masyarakat, perlu adanya sarana
yang menangani proses pencatatan data dan informasi kunjungan pasien yang disebut rekam
medis.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan yang bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pembangungan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai penyelenggara
layanan kesehatan, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional
merupakan pelayanan tingkat pertama yang selain pelayanan medis puskesmas juga mempunyai
jenis pelayanan penunjang medis. Penunjang medis adalah pelayanan yang bersifat menunjang
pelayan medis yang berfungsi agar pengobatan dan perawatan menjadi lebih optimal.
Laboratorium kesehatan adalah fasilitas atau tempat di mana dilakukan berbagai jenis
pengujian dan analisis untuk mendukung diagnosis, pengobatan, dan pemantauan kondisi
kesehatan manusia. Tujuan utamanya adalah untuk membantu dalam identifikasi penyakit,
pemantauan kondisi kesehatan, dan penelitian ilmiah dalam bidang medis. Laboratorium
kesehatan sering kali menjadi bagian integral dari sistem layanan kesehatan, bekerja sama
dengan dokter, perawat, dan ahli medis lainnya untuk memberikan diagnosis yang akurat,
pengobatan yang efektif, dan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Memasuki era digitalisasi dan modernisasi diperlukan suatu perubahan untuk mengikuti
kemajuan zaman dunia yang semakin lama semakin pesat yang tidak mengenal ruang dan waktu.
Dalam dunia kesehatan pun sebetulnya sudah mengalami kemajuan yang sangat signifikan sejak
era 4.0 berlaku di dunia. Salah satu implementasi dari kemajuan teknologi di bidang kesehatan
adalah terciptanya sistem informasi laboratorium.
Menurut PERMENKES Nomor 411 tentang Laboratorium klinik menjelaskan bahwa di
Indonesia mempunyai tiga jenis laboratorium klinik umum, yaitu laboratorium klinik pratama,
laboratoroium klinik madya, dan laboratorium klinik umum utama. Laboratorium klinik itu
sendiri adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen
klinis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang
upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Sebelumnya sistem infromasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari
suatu organisasi yang terdiri dari operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak,

2
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

dan data yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh
informasi guna mendukung pengambilan keputusan. Sistem informasi laboratorium atau yang
biasa disingkat SIL merupakan sistem yang terdapat pada fasilitas kesehatan di mana bertujuan
untuk mengelola informasi hingga mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan kinerja laboratorium.
Dua hal penting yang mempengaruhi hasil pemeriksaan di laboratorium, yaitu ketepatan
(akurasi) dan kejituan (presisi). Mutu pemeriksaan dapat didefinisikan sebagai derajat
pemeriksaan yang sesuai dengan hasil pengukuran yang telah ditetapkan oleh laboratorium
terhadap nilai sebenarnya. Oleh karena itu, pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium dapat
diartikan bermutu bila memiliki nilai ketepatan dan kejituan yang baik sehingga bermanfaat bagi
konsumen laboratorium (Kahar, n.d. 2005).
Sistem informasi laboratorium sangat penting sekali dalam keberlangsungan kerja
berdirinya sebuah laboratorium maupun fasilitas kesehatan. Dalam SIL sendiri mengandung
banyak kompartemen yang membantu tenaga kerja dalam meringankan pekerjaannya. Semua
data yang keluar masuk akan terdeteksi dengan mudahnya. Namun, dengan diciptakannya SIL
tentu memiliki kekurangan dan kelebihan dalam perjalanan berdirinya SIL. SIL itu sendiri ada
yang masih manual dan otomatis. SIL manual harus memerlukan lebih banyak tenaga kerja
dibandingkan dengan SIL otomatis. Ketika memasukkan data atau kode data, semua akan
terlacak dengan baik karena semua hal yang menyangkut data input dimasukkan semua tanpa
terkecuali berdasarkan hal yang menyangkut entry data.
Sistem Informasi Laboratorium hadir sebagai solusi untuk mengelola semua aspek yang
terkait dengan operasional laboratorium, mulai dari pencatatan data pasien atau sampel,
manajemen inventaris, pengelolaan jadwal, hingga pelaporan hasil. Dengan adopsi sistem
informasi yang tepat, laboratorium dapat meningkatkan efisiensi proses, meningkatkan akurasi
data, dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna jasa.
Tujuan dari pembangunan sistem informasi laboratorium adalah untuk menyediakan
platform yang memungkinkan para profesional laboratorium bekerja secara lebih efisien dan
efektif. Sistem ini dirancang untuk mengurangi kegiatan manual yang rentan terhadap kesalahan
dan meningkatkan integrasi antara berbagai komponen sistem laboratorium.
SIL tentu saja sangat berpengaruh dalam dunia kesehatan di era arus globalisasi yang
serba digital. Era modernisasi menuntut semua pekerjaan harus berdasarkan keotomatisan sebuah
sistem yang berjalan di dalam suatu instansi. Hal ini berjalan dengan baik jika faktor-faktor di

3
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

dalam instansi saling berkesinambungan dan berkaitan satu sama lain. Pemerintah juga ikut andil
dalam permasalahan dalam perkembangan era globalisasi dengan cepat.
Masih banyak daerah khususnya di Indonesia ini yang masih tergolong daerah tertinggal
sehingga sangat minim sekali teknologi untuk masuk ke daerah tersebut. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi hal itu dapat terjadi. Efek yang terjadi di arus globalisasi ini adalah semua
data yang masuk masih dengan metode manual (memasukkan data dengan arsipan tertulis).
Segala permasalahan tersebut tidak menutup kemungkinan ke depannya sebuah improvisasi dari
berkembangnya teknologi akan masuk dengan mudah jika semua sektor dan seluruh elemen
masyarakat membantu dan mendukung secara maksimal.
Dalam artikel ini, penulis menyajikan sebuah informasi tentang sistem informasi
laboratorium, tujuan, dan manfaat dari terciptanya SIL sehingga laboratorium dapat berjalan
dengan sesuai dengan visi misi laboratorium terkait. Selain itu, SIL mampu berkerja secara
optimal dalam berjalannya sebuah sistem laboratorium dengan sangat baik.
Dalam artikel ini penulis akan mengulik tantangan yang akan terjadi dalam optimalisasi
pengoperasian SIL di sebuah laboratorium klinik sehingga kedepannya dapat menjadi sebuah
evaluasi dalam pengembangan SIL. Setiap hal yang diciptakan manusia pasti memupunyai
kelebihan dan kekurangan, sama halnya dengan terciptanya SIL ini. Penulis juga akan
menyajikan kelebihan dan kekurangan dengan terbentuknya SIL.

Tinjauan Pustaka
Laboratorium kesehatan di puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan utama
yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap puskesmas. Peranan laboratorium di
puskesmas saat ini telah menjadi bagian yang penting, karena sangat dibutuhkan untuk
menentukan suatu diagnosa penyakit atau kondisi kesehatan. Pengelolaan laboratorium
kesehatan didasarkan pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 37 tahun
2012. Menurut peraturan menteri kesehatan yang dimaksud dengan laboratorium puskesmas
adalah sarana pelayanan kesehatan puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk menentukan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
Laboratorium Rumah Sakit ialah laboratorium di mana berbagai macam tes dilakukan
pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien. Labratorium ini

4
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

terdiri dari berbagai jenis Pemeriksaaan menurut Srisasi Gandahusada (2007:122) Dalam Buku
Parasitologi Klinik Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis, begitupun
jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba
patogen.
2. Parasitologi mengamati parasit.
3. Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan penghitungan
darah dan selaput darah.
4. Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi.
5. Kimia klinik biasanya menerima serum. Mereka menguji serum untuk komponen-
komponen yang berbeda.
6. Toksikologi menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, dan toksin lain.
7. Imunologi menguji antibodi.
8. Imunohematologi, atau bank darah menyediakan komponen, derivat, dan produk darah
untuk transfusi.
9. Serologi menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti hepatitisatau HIV.
10. Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit
11. Histologi memproses jaringan padat yang diambil dari tubuh untuk membuat di kaca
mikroskop dan menguji detail sel.
Laboratorium dikatakan bermutu jika data hasil pemeriksaan laboratorium tersebut dapat
memuaskan pelanggan dengan tetap memperhatikan aspek teknis, sehingga ketelitian dan
ketepatan hasil yang tinggi dapat dicapai. Data ini harus didokumentasikan dengan baik,
sehingga dapat dilakukan penelusuran dan memiliki kekuatan di bidang ilmiah dan hukum
(Prihatini, 2018).
Hal ini membutuhkan integrasi seluruh tahapan proses di laboratorium mulai dari
perencanaan, pengambilan spesimen, penanganan, pemeriksaan, kontrol kualitas, sampai
pengeluaran hasil ke pelanggan melalui suatu sistem informasi. Apabila suatu laboratorium tidak
menggunakan sistem informasi dalam menjalankan suatu proses, banyak kemungkinan human
error yang dapat terjadi dan mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium yang berdampak
terhadap keselamatan pasien. Oleh karenanya diperlukan suatu sistem yang dapat mengurangi
terjadinya kesalahan manusia dalam proses pemeriksaan di laboratorium (Prihatini, 2018).
Sistem Informasi adalah suatu sistem bantuan manusia yang secara umum terdiri atas
sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun,

5
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai (Kadir,
Abdul, 2010), Sebenarnya yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan
komputer.
Menurut World Health Organization (WHO) dalam buku “Design and Implementaiton of
Health Information System” (2000) bahwa suatu sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang
efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan semua jenjang.
Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen. WHO juga
menyebutkan bahwa SIK merupakan salah satu dari “building blocks” atau komponen utama
dalam suatu sistem kesehatan. Enam komponen Sistem kesehatan tersebut adalah:
1. pelaksanaan pelayanan kesehatan,
2. produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan,
3. tenaga medis,
4. sistem pembiayaan kesehatan,
5. sistem informasi kesehatan, dan
6. kepemimpinan dan pemerintahan, merujuk hasil pedoman dan hasil penelitian tentang
proses peningkatan pelayanan dalam bidang kesehatan tindakan yang tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan operasional laboratorium.
Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan tingkat pertama yang selain pelayanan
medis puskesmas juga mempunyai jenis pelayanan penunjang medis. Penunjang medis adalah
pelayanan yang bersifat menunjang pelayan medis yang berfungsi agar pengobatan dan
perawatan menjadi lebih optimal. Sistem Informasi Laboratorium (SIL) adalah suatu sistem di
fasilitas kesehatan yang bertujuan untuk mengelola informasi yang mendukung pelaksanaan
tindakan yang tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan operasional laboratorium.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah pengumpulan data
dari berbagai sumber dan pengalaman dari penulis. Metode pengumpulan data dengan studi
literatur yang diambil dari perpustakaan dan jurnal. Kedua sumber tersebut diambil dari media
elektronik (online). Sumber-sumber yang diambil berdasarkan hasil literatur dari penulis.
Metode pengumpulan data melalui literatur, atau sering disebut juga studi pustaka,
merupakan pendekatan yang memanfaatkan sumber-sumber tertulis seperti buku, jurnal ilmiah,
artikel, laporan penelitian, dan dokumen lainnya untuk mendapatkan informasi yang relevan.

6
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

Menurut Sugiyono (2018:224) “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang


paling strategis dalam sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data yang akurat, sehingga tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan”.

Hasil dan Pembahasan


Sistem Informasi Laboratorium adalah platform atau infrastruktur teknologi yang
dirancang khusus untuk mengelola dan memfasilitasi berbagai aspek operasional dalam sebuah
laboratorium. Sistem ini menyediakan berbagai fungsi dan fitur yang memungkinkan
pengelolaan efisien dan efektif atas data pasien, sampel, pengujian, analisis, dan pelaporan hasil
di lingkungan laboratorium medis, ilmiah, atau industri.
Sistem informasi laboratorium mencakup berbagai komponen, seperti perangkat lunak
aplikasi, perangkat keras komputer, jaringan, database, dan antarmuka pengguna. Tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas layanan, efisiensi operasional, dan keamanan data
dalam lingkungan laboratorium.
Fitur-fitur yang umumnya dimiliki oleh sistem informasi laboratorium termasuk:
1. Penerimaan dan registrasi sampel.
2. Pengelolaan inventaris dan persediaan.
3. Penjadwalan dan pelaksanaan pengujian.
4. Pencatatan hasil uji dan analisis.
5. Pembuatan laporan hasil uji.
6. Integrasi dengan sistem rekam medis elektronik.
7. Pelacakan dan audit jejak data.
8. Keamanan data dan privasi pasien.
9. Analisis data dan pelaporan kinerja.
Sistem informasi laboratorium dapat digunakan dalam berbagai jenis laboratorium,
termasuk laboratorium kesehatan, laboratorium diagnostik, laboratorium riset, laboratorium
industri, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan sistem informasi laboratorium yang tepat,
pengelola laboratorium dapat meningkatkan efisiensi proses, meningkatkan akurasi data, dan
meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pasien atau pelanggan.

7
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

 Bagian-Bagian Sistem Informasi Laboratorium


Sistem Informasi Laboratorium terdiri dari beberapa bagian yang bekerja bersama untuk
memfasilitasi operasi laboratorium. Berikut adalah beberapa bagian utama dalam sistem
informasi laboratorium
1. Modul Penerimaan Sampel
Modul ini memungkinkan penerimaan dan pencatatan sampel yang masuk ke
laboratorium. Ini mencakup proses identifikasi sampel, pencatatan informasi pasien, dan
spesimen, serta pelabelan dan pengelompokan sampel.
2. Modul Pengujian dan Analisis
Modul ini digunakan untuk memfasilitasi pengujian dan analisis sampel laboratorium. Ini
termasuk pemesanan uji, penjadwalan pengujian, pelaksanaan prosedur pengujian, dan
pencatatan hasil uji.
3. Modul Manajemen Inventaris
Modul ini bertanggung jawab atas manajemen inventaris laboratorium, termasuk
persediaan reagen, bahan kimia, peralatan, dan perlengkapan laboratorium lainnya. Ini
mencakup pemantauan stok, pembaruan inventaris, dan pemesanan ulang otomatis.
4. Modul Pelaporan Hasil
Modul ini digunakan untuk menghasilkan dan menyampaikan laporan hasil uji kepada
pihak yang berkepentingan, termasuk dokter, pasien, dan pihak terkait lainnya. Ini bisa
meliputi laporan hasil laboratorium, ringkasan hasil, dan interpretasi hasil.
5. Modul Manajemen Catatan Medis
Modul ini menyimpan dan mengelola catatan medis pasien, termasuk hasil uji
laboratorium, riwayat kesehatan, diagnosis, dan perawatan. Ini memungkinkan akses
yang mudah dan cepat terhadap informasi medis pasien untuk membuat keputusan klinis
yang tepat.
6. Modul Administrasi dan Manajemen
Modul ini mencakup fungsi administratif dan manajemen laboratorium, seperti
manajemen pengguna, pengaturan akses, pengelolaan keamanan data, pelaporan kinerja,
dan manajemen kebijakan dan prosedur.
7. Modul Integrasi dengan Sistem Eksternal
Modul ini memfasilitasi integrasi sistem informasi laboratorium dengan sistem eksternal
lainnya yang digunakan dalam organisasi, seperti sistem manajemen rumah sakit atau
sistem rekam medis elektronik, untuk pertukaran data yang lancar.

8
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

8. Modul Analisis Data


Modul ini menyediakan alat analisis yang kuat untuk mengeksplorasi data laboratorium,
mengidentifikasi tren, pola, dan anomali, serta membuat laporan yang rinci dan analisis
statistik untuk mendukung pengambilan keputusan yang berbasis bukti.
Setiap modul dalam sistem informasi laboratorium memiliki peran yang penting dalam
memastikan operasi laboratorium berjalan dengan lancar, efisien, dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Integrasi antara berbagai modul ini memungkinkan alur kerja yang terkoordinasi dan
sistematis dalam laboratorium.
 Manfaat Sistem Informasi Laboratorium
Penggunaan sistem informasi laboratorium memberikan berbagai manfaat bagi pengelola
laboratorium, staf medis, peneliti, dan pasien. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari
penggunaan sistem informasi laboratorium:
1. Peningkatan efisiensi operasional
a. Sistem informasi laboratorium mengotomatiskan proses pencatatan data, pengolahan
sampel, dan pelaporan hasil, mengurangi keterlambatan dan kesalahan yang terjadi
dalam proses manual.
b. Integrasi dengan peralatan laboratorium modern memungkinkan transfer data yang lebih
cepat dan akurat antara instrumen, sistem informasi, dan catatan medis.
2. Peningkatan akurasi data
a. Dengan mengurangi keterlibatan manusia dalam pencatatan dan pemrosesan data,
sistem informasi laboratorium membantu mengurangi kesalahan manusia dan
meningkatkan akurasi hasil uji.
b. Manajemen data yang terpusat memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap
integritas dan konsistensi data.
3. Peningkatan pelayanan pasien
a. Sistem informasi laboratorium memungkinkan akses cepat dan mudah terhadap hasil uji
dan catatan medis pasien, memungkinkan staf medis untuk membuat keputusan
diagnosis dan perawatan dengan lebih cepat dan akurat.
b. Kemampuan untuk memberikan laporan hasil uji secara online atau melalui portal
pasien meningkatkan keterlibatan pasien dalam manajemen kesehatan mereka sendiri.
4. Pengelolaan inventaris yang lebih efektif

9
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

a. Sistem informasi laboratorium memungkinkan pemantauan real-time atas stok dan


persediaan reagen, bahan kimia, dan peralatan laboratorium lainnya, memungkinkan
pengelolaan inventaris yang lebih efisien dan pembaruan yang tepat waktu.
b. Fungsi pengingat dan pemesanan otomatis membantu mencegah kekurangan persediaan
dan gangguan dalam operasi laboratorium.
5. Peningkatan keamanan data
a. Sistem informasi laboratorium menyediakan lapisan keamanan yang kuat untuk
melindungi data sensitif pasien dan informasi laboratorium dari akses yang tidak sah
atau peretasan.
b. Penerapan otorisasi akses yang tepat memastikan bahwa hanya personel yang
berwenang yang dapat mengakses dan memanipulasi data.
6. Analisis dan pelaporan yang lebih lanjut
a. Sistem informasi laboratorium menyediakan alat analisis yang kuat untuk
mengeksplorasi data laboratorium dan membuat laporan yang lebih rinci tentang tren,
pola, dan hasil uji.
b. Analisis data yang lebih mendalam membantu peneliti dalam penemuan ilmiah dan
pengembangan terapi atau penanganan penyakit baru.
Penggunaan sistem informasi laboratorium tidak hanya meningkatkan efisiensi
operasional laboratorium, tetapi juga meningkatkan kualitas pelayanan pasien, mengoptimalkan
pengelolaan inventaris, dan meningkatkan keamanan dan analisis data.
 Tujuan Sistem Informasi Laboratorium
Tujuan dari sistem informasi laboratorium adalah untuk meningkatkan efisiensi, akurasi,
dan kualitas operasional laboratorium. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari implementasi
sistem informasi laboratorium :
1. Automatisasi Proses
Mengotomatiskan proses pencatatan data, pengolahan sampel, dan pelaporan hasil uji
untuk mengurangi keterlambatan dan kesalahan yang terkait dengan proses manual.
2. Peningkatan Efisiensi
Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif
seperti pengolahan sampel, pencatatan data, dan pembuatan laporan sehingga staf
laboratorium dapat fokus pada kegiatan yang lebih penting.
3. Peningkatan Akurasi Data

10
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

Mengurangi risiko kesalahan manusia dalam pencatatan dan pemrosesan data, sehingga
meningkatkan akurasi dan keandalan hasil uji.
4. Peningkatan Aksesibilitas Informasi
Memungkinkan akses yang mudah dan cepat terhadap data laboratorium dan catatan
medis pasien bagi staf medis, peneliti, dan pasien, sehingga mendukung pengambilan
keputusan yang lebih cepat dan akurat.
5. Manajemen Inventaris yang Lebih Efisien
Mengoptimalkan pengelolaan persediaan reagen, bahan kimia, dan peralatan
laboratorium lainnya dengan pemantauan real-time dan fungsi pengingat otomatis.
6. Peningkatan Pelayanan Pasien
Meningkatkan kualitas pelayanan pasien dengan memberikan akses yang lebih baik
terhadap hasil uji dan informasi kesehatan, serta mendukung keterlibatan pasien dalam
manajemen kesehatan mereka sendiri.
7. Keamanan Data yang Ditingkatkan
Menyediakan lapisan keamanan yang kuat untuk melindungi data sensitif pasien dan
informasi laboratorium dari akses yang tidak sah atau peretasan.
8. Integrasi dengan Sistem Lain
Mengintegrasikan sistem informasi laboratorium dengan sistem manajemen rumah sakit
atau sistem rekam medis elektronik lainnya untuk meningkatkan koordinasi dan
kolaborasi antara departemen yang berbeda.
9. Analisis dan Pelaporan yang Lebih Lanjut
Memberikan alat analisis yang kuat untuk mengeksplorasi data laboratorium,
mengidentifikasi tren, pola, dan anomali, serta membuat laporan yang lebih rinci untuk
mendukung pengambilan keputusan yang berbasis bukti.
 Keuntungan Penggunaan Sistem Informasi Laboratorium Bagi Tenaga Kesehatan
Penggunaan sistem informasi laboratorium memberikan berbagai kelebihan bagi tenaga
kesehatan. Berikut adalah beberapa di antaranya
1. Akses Cepat dan Mudah terhadap Informasi
Tenaga kesehatan dapat dengan mudah mengakses data pasien dan hasil uji laboratorium
secara langsung melalui sistem informasi, tanpa harus mencari manual di berkas fisik
atau arsip.
2. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas

11
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

Sistem informasi laboratorium mengotomatiskan banyak tugas administratif, seperti


pencatatan data dan pembuatan laporan, sehingga memungkinkan tenaga kesehatan untuk
fokus pada pelayanan langsung kepada pasien.
3. Peningkatan Akurasi Diagnosis dan Pengobatan
Dengan akses yang cepat dan akurat terhadap hasil uji laboratorium, tenaga kesehatan
dapat membuat diagnosis yang lebih tepat dan meresepkan pengobatan yang sesuai
dengan kondisi pasien.
4. Integrasi dengan Sistem Rekam Medis Elektronik (EMR)
Integrasi sistem informasi laboratorium dengan EMR memungkinkan tenaga kesehatan
untuk melihat secara holistik data pasien, termasuk hasil uji laboratorium, riwayat
kesehatan, dan catatan medis lainnya, yang membantu dalam membuat keputusan
diagnosis dan pengobatan.
5. Peningkatan Keselamatan Pasien
Dengan sistem informasi laboratorium, informasi pasien disimpan dengan aman dan
terjamin kerahasiaannya, yang membantu mencegah kehilangan atau kebocoran
informasi yang dapat membahayakan pasien.
6. Pengurangan Kesalahan Manusia
Penggunaan sistem informasi laboratorium mengurangi risiko kesalahan manusia dalam
pencatatan dan pengolahan data, sehingga meningkatkan akurasi hasil uji dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam diagnosis atau pengobatan.
7. Peningkatan Kolaborasi Interprofesional
Sistem informasi laboratorium memungkinkan tenaga kesehatan untuk berbagi informasi
dan berkolaborasi dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya, seperti dokter,
perawat, dan farmasis, untuk merencanakan dan memberikan perawatan yang
terkoordinasi.
8. Pemantauan dan Analisis Data yang Lebih Baik
Sistem informasi laboratorium menyediakan alat analisis yang kuat untuk menganalisis
data laboratorium dan mengidentifikasi tren, pola, dan anomali, yang membantu tenaga
kesehatan dalam membuat keputusan yang didasarkan pada bukti.
 Kekurangan Sistem Informasi Laboratorium
Meskipun memiliki banyak keuntungan, sistem informasi laboratorium juga dapat
memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa
kekurangan yang mungkin terkait dengan sistem informasi laboratorium:

12
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

1. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan


Implementasi awal dan pemeliharaan sistem informasi laboratorium dapat memerlukan
investasi awal yang besar, termasuk biaya perangkat lunak, perangkat keras, pelatihan,
dan dukungan teknis.
2. Ketergantungan pada Teknologi
Sistem informasi laboratorium sangat tergantung pada teknologi, sehingga rentan
terhadap gangguan teknis, kegagalan sistem, atau kejadian luar biasa seperti pemadaman
listrik atau kerusakan perangkat keras.
3. Pelatihan dan Adaptasi Pengguna
Pengguna sistem informasi laboratorium memerlukan pelatihan yang cukup untuk dapat
menggunakan sistem dengan efektif dan efisien. Beberapa pengguna mungkin mengalami
kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh penggunaan sistem
baru.
4. Kehilangan Fleksibilitas
Implementasi sistem informasi laboratorium yang terlalu kaku atau tidak dapat
disesuaikan dengan kebutuhan unik laboratorium dapat mengurangi fleksibilitas dan
inovasi dalam operasi laboratorium.
5. Risiko Keamanan Data
Meskipun sistem informasi laboratorium dirancang untuk menjaga keamanan data, masih
ada risiko keamanan seperti akses yang tidak sah, peretasan sistem, atau kebocoran data
yang dapat membahayakan privasi pasien dan integritas informasi.
6. Keterbatasan Integrasi
Sistem informasi laboratorium mungkin menghadapi kesulitan dalam integrasi dengan
sistem lain yang digunakan dalam institusi kesehatan atau laboratorium, seperti sistem
manajemen rumah sakit atau sistem rekam medis elektronik.
7. Ketergantungan pada Penyedia Layanan
Organisasi yang mengandalkan penyedia layanan eksternal untuk sistem informasi
laboratorium harus mempertimbangkan risiko terkait ketergantungan pada pihak ketiga
dan perubahan kebijakan atau layanan dari penyedia tersebut.
8. Kesulitan Pembaruan dan Penyesuaian
Perubahan dalam kebutuhan atau persyaratan operasional laboratorium dapat
mengharuskan pembaruan atau penyesuaian sistem informasi laboratorium yang mungkin
memerlukan biaya tambahan dan waktu implementasi.

13
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

Kesimpulan
Berdasarkan artikel yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sistem
diciptakan pasti membawa manfaat, tujuan, kelebihan, dan kekurangan. Dalam konteks artikel
ini sistem yang dibuat adalah sistem informasi laboratorium atau SIL. SIL ini diciptakan dengan
tujuan utama untuk memudahkan tenaga kerja dalam melakukan aktivitas hilir keluar masuk data
yang datang di fasilitas kesehatan baik barang maupun pasien. Selain itu, SIL dibuat juga agar
mampu bersaing dalam dunia modernisasi era globalisasi yang sangat berputar dengan cepatnya
tidak mengenal ruang dan waktu. SIL hadir tentunya memerlukan biaya operasional dalam
pengoperasiannya sehingga SIL harus berada pada instansi yang benar-benar siap dalam
menghadapai segala perubahan yang kemungkinan ke depannya akan terjadi serta perlu juga
diadakan pelatihan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya dengan sistem ini. Dengan
adanya pelatihan maka sebuah instansi mampu menjalankan sistem sesuai dengan semestinya.

Daftar Pustaka
Susanto A, Choirozaq A, Hakim MM, Rismiyati R. Perancangan Sistem Informasi Laboratorium
(Studi Kasus Puskesmas Dersalam, Kudus). J Masy Inform. 2021;12(2):114-122.
doi:10.14710/jmasif.12.2.42333

Wait M, Handayani H. Sistem Informasi Laboratorium Pada Klinik Mulia Medika Berbasis Lan
Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. J Surya Inform. 2015;1(1):35-44.

Shollahuddin A, Saputro H. Sistem Informasi Laboratorium Di Rs Pku Muhammadiyah Mayong


Menggunakan Sistem Dashboard Berbasis Web. J Inf Syst Comput. 2021;1(1):36-42.
doi:10.34001/jister.v1i1.45

Mastika IN, Adnyana IBP, Setiawan IGNA. Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam
proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota Denpasar. e-Journal Progr Pascasarj Univ
Pendidik Ganesha. 2014;4:1-10.

Agustina P, Saputra A, Qonitat LM, Utami RD, Yohana. Kesesuaian Laboratorium Biologi
sebagai Penunjang Pembelajaran Biologi di SMA Muhammadiyah se-Surakarta dengan
Standar Laboratorium Biologi. Proceeding Biol Educ Conf. 2017;14(1):559-564.
https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/32612

14
Artikel Sistem Informasi Laboratorium

Emda A. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam Meningkatkan


Pengetahuan Dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. Lantanida J. 2017;5(1):83.
doi:10.22373/lj.v5i1.2061

15

Anda mungkin juga menyukai