Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Gejala Bahasa Pleonasme Tia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PEMAKAIAN GEJALA BAHASA PLEONASME

DALAM MEDIA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas individu


Mata Kuliah : Indonesian For Academic Purpose
Dosen pengampu: Drs. I Wayan Subaker, M.Hum

OLEH :
Nama : Ni Made Tia Pratiwi
Nim : 23212017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP SARASWATI TABANAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penelitian Pemakaian Gejala
Bahasa Pleonasme Dalam Media Indonesia dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan dan pembuatan penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Indonesian For Academic Purpose yang penyusun bahas dalam penelitian
ini, yaitu mengenai Pemakaian Gejala Bahasa Pleonasme Dalam Media Indonesia.
Sebelumnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. I
Wayan Subaker, M.Hum atas bimbingannya yang telah diberikan kepada
penyusun. Dengan segala kesederhanaan tulisan ini, penyusun tetap
mengharapkan saran dan kritik demi menyempurnakan penelitian ini.

Tabanan, 14 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................2
1.4 Manfaat Hasil Penelitian..............................................................................2
1.4.1 Manfaat Teoritis..................................................................................2
1.4.2 Manfaat Praktis...................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................3
1.5.1 Subjek..................................................................................................3
1.5.2 Objek...................................................................................................3
1.5.3 Tempat.................................................................................................3
1.5.4 Waktu..................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4
2.1 Pengertian Gejala Bahasa Pleonasme..........................................................4
2.2 Jenis-Jenis Gejala Bahasa Pleonasme..........................................................4
2.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Timbulnya Gejala Bahasa Pleonasme. .5
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................6
3.1 Jenis-Jenis Gejala Bahasa Pleonasme..........................................................6
3.1.1 Gejala Bahasa Pleonasme Bentuk Pertama ........................................6
3.1.2 Gejala Bahasa Pleonasme Bentuk Kedua............................................6
3.1.3 Gejala Bahasa Pleonasme Bentuk Ketiga...........................................6
3.2 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pemakaian Gejala Bahasa Pleonasme di
dalam berita Media Indonesia......................................................................6
BAB IV PENUTUP.................................................................................................7
4.1 Kesimpulan...................................................................................................7

iii
4.2 Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Gejala bahasa merupakan peristiwa yang berhubungan dengan bentuk
kata atau kalimat dengan segala macam proses pembentukannya.
Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, karena bahasa merupakan
sarana pengungkapan seseorang yang tidak dapat terhindar dari pengaruh
masyarakat pemakainya. Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar, yang
seharusnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, ternyata masih
menunjukkan beberapa gejala penyimpangan.Dari sekian banyak penyimpangan
yang terjadi, ada salah satu gejala penyimpangan berbahasa yang menarik minat
penulis untuk menelitinya, yaitu gejala pleonasme dengan alasan apabila masalah
tersebut dibiarkan tanpa ada upaya untuk mengatasinya, maka akan menimbulkan
kesalahan yang berkesinambungan.Dalam kegiatan berbahasa, gejala pleonasme
ini sering muncul tanpa kita sadari.Jika dilihat secara sepintas, seolah-olah tidak
terjadi kesalahan, padahal bila kita perhatikan secara saksama akan tampak
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam bahasa lisan maupun
bahasa tulisan
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-
tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang
kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas gejala bahasa pleonasme dengan segala
permasalahannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
diketahui bahwa perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan gejala bahasa pleonasme?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan gejala bahasa pleonasme terjadi
dalam berita media Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu,
tujuan umum dan tujuan khusus:
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan bentuk gejala bahasa pleonasme di dalam media Indonesia.
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mencari:
1. Untuk mendeskripsikan bentuk gejala bahasa kontaminasi.
2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor gejala bahasa kontaminasi yang
terjadi dalam media Indonesia.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
berikutnya dan menambah teori-teori baru untuk penelitian yang sejenis.

2
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung dan
sebagai bahan evaluasi tentang cara melaksanakan penelitian gejala
bahasa melalui metode membaca berita di dalam media indonesia.

2. Bagi peneliti Manfaat penelitian yaitu dapat menjadi media dalam


mengaplikasikan kemampuan yang diperoleh selama menjalani
perkuliahan dan dapat memberikan gambaran mengenai penggunaan
bahasa yang baik dan benar,serta menambah wawasan baru tentang gejala
bahasa pleonasme.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN


1.5.1 Subjek
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh
penulis berita di dalam media Indonesia
1.5.2 Objek
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian gejala bahasa
pleonasme yang terjadi dalam Media Indonesia.
1.5.3 Tempat
Tempat dilakuannya penelitian ialah dirumah peneliti itu sendiri.
1.5.4 Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan ialah pada tanggal 14 oktober 2023 dan
revisi pada tanggal 20 oktober 2023.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Gejala Bahasa Pleonasme


Pleonasme berasal dari bahasa latin "pleonasmus" dalam bahasa Grika
"pleonazein" artinya kata yang berlebih-lebihan. Gejala pleonasme timbul karena
beberapa kemungkinan antara lain:
 Pembicara tidak sadar bahwa apa yang diucapkan itu mengandung sifat
yang berlebih-lebihan. Jadi, dibuat dengan tidak sengaja:
 Dibuat bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa
kata-kata yang digunakan mengandung pengertian yang berlebih-lebihan.
 Dibuat dengan sengaja sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk
memberikan tekanan pada arti (intensitas).

2.2 Jenis-Jenis Gejala Bahasa Pleonasme


Jenis-Jenis gejala bahasa pleonasme ada tiga yaitu:
1. Bentuk searti dalam satu frasa berarti terdapat dua kata atau lebih yang
sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan. Terjadi
pleonasme karena penulis tidak menyadari bahwa apa yang tuliskannya
mengandung sifat yang berlebihan seperti berserakan di mana-mana, tidak
lain tidak bukan hanyalah, mestinya kita harus, justru malah, disebabkan
karena, hanya separuh saja, suasana hati dan perasaan, dan mulai dari.
Frasa-frasa di atas jika digunakan secara bersamaan hanya menimbulkan
kata mubazir. Dengan demikian, sebaiknya gunakan salah satu kata dari
frasa tersebut untuk menghindari kemubaziran.
2. Adapun pada bentuk pleonasme kata kedua tidak perlu merupakan
ungkapan yang terdiri atas dua kata tetapi kata kedua sebenarnya tidak
diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam kata
sebelumnya.Bentuk gejala bahasa pleonasme kata kedua yaitu masuk ke
dalam, seperti misalnya, anak muda remaja, perbuatan dan kelakuan, dan
turun ke bawah. Semua kata yang berada di depan sudah menyiratkan
maksud yang sama pada kata kedua. Dengan demikian, tidak perlu lagi
digunakan kata kedua.
3. Jenis pleonasme bentuk ketiga jamak dinyatakan dua kali maksudnya
sebuah kata yang telah didahului atau diikuti oleh bentuk jamak secara
gramatikal, tetapi masih sering dijadikan bentuk berulang dengan maksud
mengungkapkan makna jamaknya., yaitu penyakit-penyakit lainnya,

4
2.3 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Gejala Bahasa Pleonasme
Faktor penyebab timbulnya gejala bahasa pleonasme itu ada tiga, yaitu :
1. Faktor ketidak tahuan.
2. Faktor ketidak sengajaan.
3. Faktor kesengajaan dengan tujuan penekanan makna atau arti.

5
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 JENIS-JENIS GEJALA BAHASA PLEONASME


3.1.1 Gejala Bahasa Pleonasme Bentuk Pertama
1. Para siswa riang gembira menyambut hari libur panjang pada akhir
tahun pembelajaran.

Kata "riang" dan "gembira" merupakan sinonim atau punya arti


yang sama, sehingga termasuk dalam pemborosan kata.
3.1.2 Gejala Bahasa Pleonasme bentuk Kedua
1. Disaat terjadinya pembunuhan saya melihat kejadian itu dengan
mata kepala sendiri.

Kalimat ini mengandung unsur berlebihan karena menggunakan


kata "melihat" dan "mata". Kata melihat secara tidak langsung
sudah menjelaskan bahwa menggunakan mata untuk menyaksikan
kejadian tersebut.
3.1.3 Gejala Bahasa Pleonasme bentuk Ketiga
1. The Untitled Road berkisah tentang setelah enam hari kepergian
Bapak yang tewas ditabrak iringan-iringan polisi.

Kalimat ini mengandung unsur pengulangan kata sebanyak dua


kali menyebabkan kalimat tersebut menjadi boros. Karena terjadi
pengulangan kata yang membuat artinya menjadi jamak.

3.2 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pemakaian Gejala Bahasa


Pleonasme
di dalam berita Media Indonesia
1. Kurang memahami kaidah bahasa.
2. Pada saat dilaksanakan proses editing kurang maksimal.
3. Penggunaan repetisi dan bombastisme bahasa yang dapat menimbulkan
gejala ploenasme.

6
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pleonasme adalah pengulangan informasi yang berlebihan dengan bentuk lain
yang dapat mewakili maksud. Namun, dalam penerapannya pleonasme tidak
mengakibatkan perubahan makna, baik itu penambahan, maupun pengurangan
makna. Kesan yang dimunculkan oleh pelonasme adalah penambahan intensitas,
tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi makna dasarnya.
Pleonasme memiliki 3 bentuk, searti dalam satu frasa terdapat dua kata atau
lebih yang sama maknanya, kata kedua tidak perlu merupakan ungkapan yang
terdiri atas dua kata tetapi kata kedua sebenarnya tidak diperlukan lagi,yang
terakhir Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali maksudnya sebuah kata yang
telah didahului atau diikuti oleh bentuk jamak secara gramatikal, tetapi masih
sering dijadikan bentuk berulang dengan maksud mengungkapkan makna
jamaknya.
Adapun Faktor yang Menyebabkan Pemakaian Gejala Bahasa Pleonasme dan
dalam berita Media Indonesia kurangnya memahami kaidah bahasa, pada saat
dilaksanakan proses editing kurang maksimal.

4.2 Saran
Masyarakat pemakai bahasa harus memperhatikan kaidah-kaidah dalam bahasa
Indonesia, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam menulis dan berbicara.
Agar dapat mengantisipasi kesalah pahaman serta melancarkan proses
penyampaian maupun penerimaan informasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Badudu.1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Jakarta: Gramedia.


https://www.cnnindonesia.com/
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/download/
2839/1847/8734
https://jurnal.polgan.ac.id/index.php/juripol/article/download/10959/496
https://m.mediaindonesia.com/

Anda mungkin juga menyukai