Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Full Text

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 80

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 3-5


TAHUN DENGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR
RENDAH DI PUSKESMAS PEMBANTU
SELOTAMBAK KECAMATAN KRATON
KABUPATEN PASURUAN

SKRIPSI

Oleh:

WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


NIM: 021011137

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA BHMN

SURABAYA

2014

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI


Skripsi ini telah diuji pada tanggal 27 Januari 2014

PANITIA PENGUJI SKRIPSI


1. Roesanto Heroesoebekti, drg., SU (ketua penguji)
2. Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes (anggota)
3. Taufan Bramantoro, drg., M.Kes (anggota)
4. Adi Hapsoro, drg., MS (pembimbing utama)
5. Dr. Titiek Bernijanti, drg M.Kes (pembimbing serta)

iii

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat-Nya, penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keparahan
karies gigi pada anak usia 3-5 tahun dengan riwayat berat badan lahir rendah di
Puskesmas Selotambak kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program Studi S-1 Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya. Penulis
mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan skripsi ini, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Prof Coen Pramono D, drg., SU., SpBM(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Unversitas Airlangga yang telah memberi kesempatan
untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga.
2. Adi Hapsoro, drg., MS selaku Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Masyarakat (IKGM) yang telah memberikan ijin untuk pembuatan skripsi
dan bantuan dalam pengarahan analisis data.
3. Adi Hapsoro, drg., MS, selaku pembimbing utama, yang dengan penuh
perhatian dan kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan
petunjuk, koreksi, saran, motivasi, teladan, serta selalu mengingatkan
penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Titiek Bernijanti, drg., M.Kes selaku pembimbing serta yang telah
memberikan memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi serta
motivasi yang diberikan serta serta selalu mengingatkan penulis agar segera
menyelesaikan skripsi ini.
5. Roesanto Heroesoebekti, drg., SU., Dr. R. Darmawan Setijanto,
drg.,M.Kes M.S, Taufan Bramantoro, drg.,M.Kes , selaku penguji skripsi,
yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan baik proposal dan skripsi ini.
6. Teruntuk kedua orang tua, ayah (Drs. Nur Atim, MM), mama (Mastinah,
Amd.Keb), dan kedua adik (M. Daud Al Abror dan M. Farid Al Farizi)

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

serta seluruh anggota keluarga besar yang penulis cintai, yang tidak
hentinya memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini serta
mendoakan kesuksesan penulis.
7. Irma Ayu K, Ekky Putriana, Nanda Akbar Wibisono, Febry Ramadhani,
Anita Fitria, Adinda Irfanul, Dezy Putri dan seluruh sahabat FKG angkatan
2010 yang selalu mendukung, memotivasi dan membantu penulis dalam
proses penelitian dan pembuatan skripsi ini.
8. Sahabat Puspita Aprilliani,S.Keb, Desy Nur Fadilah, Enny Aditia, Helmi
Irianto dan Ika Mirnawati yang senantiasa mendukung dan memberikan
motivasi serta perhatian penuh dalam pembuatan skripsi ini.
9. Segenap staf pengajar dan pegawai, para sahabat dan semua pihak lain
yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini, serta selama menjalani
masa studi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan


dan perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini memberi manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran gigi.

Surabaya, Januari 2014


Penulis

vi

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

The Severity of Dental Caries on Children aged 3-5 years with Low Birth
Weight at the Selotambak Local Clinic, District Kraton, Pasuruan

Gambaran Karies Gigi pada Anak Usia 3-5 Tahun dengan Riwayat Berat
Badan Lahir Rendah di Puskesmas Selotambak Kecamatan Kraton
Kabupaten Pasuruan

ABSTRACT

Background. Low Birth Weight (LBW) and dental caries are the major problems
in both developed and developing countries. There is a mechanism how LBW
history can lead to dental caries. A disturbance in amelogenesis process will
cause a porous enamel leading to plaque adhesion that cause a caries. Purpose.
The aim of this research was to know the description of dental caries on Children
aged 3-5 years with LBW history at the Selotambak Local Clinic, District Kraton,
Pasuruan. Method. The type of this research was an observational descriptive.
Samples were 41 children with LBW history at the Selotambak Local Clinic.
Caries measurement that used was def index and oral hygiene measurement using
PHP index. Result. In this research found that the dental caries severity in
children aged 3-5 years with LBW at Local Clinic Selotambak showed a high
category of def score with average 6.68 and the average of PHP score index that
have a bad category was 3.26. The average of caries score on children with LBW
are 7,8 and children with VLBW are 6,52. Conclusion. Children with LBW had a
high caries severity.
Keywords: children aged 3-5 years old, Caries, LBW.

vii

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Sampul Luar

Sampul Dalam ................................................................................................ i

Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii

Penetapan Panitia Penguji ............................................................................ iii

Surat Pernyataan Orisinilitas ........................................................................ iv

Kata Pengantar ............................................................................................. v

Abstract ........................................................................................................ vi

Daftar Isi .................................................................................................... vii

Daftar Tabel .................................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3 Tujuan ........................................................................................ 3

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 4

1.4 Manfaat ...................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prevalensi Karies Gigi ................................................................ 5

2.2 Prevalensi BBLR ........................................................................ 6

2.3 Proses Karies Gigi pada Anak dengan Riwayat Berat Badan

Lahir Rendah ............................................................................. 7

2.3.1 Perkembangan Intra Uterine pada Anak BBLR ......................... 7

viii

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.2 BBLR dan kaitannya dengan Kondisi Gigi Geligi ..................... 8

2.3.3 BBLR dan kaitannya dengan defek enamel ............................... 9

2.4 Faktor Resiko Terjadinya Karies Gigi ..................................... 11

2.4.1 Frekuensi Menyikat Gigi .......................................................... 11

2.4.2 Cara Menyikat Gigi .................................................................. 12

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual .............................................................. 13

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 16

4.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 16

4.3 Populasi dan Sampel ................................................................ 16

4.4 Variabel yang diukur ............................................................... 16

4.5 Definisi Operasional Variabel ................................................. 17

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................ 18

4.7 Kriteria Pengukuran ................................................................. 20

4.8 Bahan dan Alat Penelitian ....................................................... 21

4.9 Prosedur atau Pengumpulan Data ........................................... 21

4.10 Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 22

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS DATA

5.1 Karakteristik Subyek Penelitian ............................................... 23

5.1.1 Jenis Kelamin Subyek .............................................................. 23

5.1.2 Usia Subyek Penelitian............................................................. 24

5.1.3 Berat Badan Lahir Subyek Penelitian ..................................... 25

5.2 Kebersihan Mulut .................................................................... 25

ix

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.3 Karies Gigi .............................................................................. 26

5.4 Deskriptif Efek menurut Faktor Resiko ................................... 26

5.4.1 Berat Badan Lahir Rendah ....................................................... 27

5.5 Keparahan Karies Gigi ............................................................. 33

BAB 6 PEMBAHASAN ........................................................................... 39

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ....................................................................................... 42

7.2 Saran ................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 43

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Subyek Penelitian ......................... 24

Tabel 5.2 Distribusi Usia Subyek Penelitian ......................................... 24

Tabel 5.3 Distribusi Berat Badan Lahir Subyek Penelitian ................... 25

Tabel 5.4 Indeks Plak Subyek Penelitian ............................................... 25

Tabel 5.5 Distribusi def-t Subyek Penelitian ........................................ 26

Tabel 5.6 Distribusi Berat Badan Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin

Subyek Penelitian .................................................................. 27

Tabel 5.7 Distribusi Berat Badan Lahir Berdasarkan Susunan Gigi Geligi

Subyek Penelitian .................................................................. 28

Tabel 5.8 Distribusi Berat Badan Lahir Berdasarkan Kategori Indeks PHP

Subyek Penelitian .................................................................. 28

Tabel 5.9 Distribusi Berat Badan Lahir Berdasarkan Kategori Keparahan

Karies Gigi Subyek Penelitian ............................................... 29

Tabel 5.10 Rata-rata Karies Gigi Berdasarkan Kategori BBLR .............. 30

Tabel 5.11 Distribusi PHP Berdasarkan Susunan Gigi Geligi Subyek

Penelitian ............................................................................... 31

Tabel 5.12 Distribusi PHP Berdasarkan Frekuensi Menyikat Gigi Subyek

Penelitian ............................................................................... 32

Tabel 5.13 Distribusi PHP Berdasarkan Cara Menyikat Gigi Subyek

Penelitian .............................................................................. 33

Tabel 5.14 Distribusi Karies Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 34

xi

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.15 Distribusi Karies Gigi Berdasarkan Usia Subyek Penelitian 34

Tabel 5.16 Distribusi Karies Gigi Berdasarkan Susunan Gigi Geligi

Subyek Penelitian .................................................................. 35

Tabel 5.17 Distribusi Karies Gigi Berdasarkan Cara Menyikat Gigi

Subyek Penelitian .................................................................. 36

Tabel 5.18 Distribusi Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Menyikat Gigi

Subyek Penelitian .................................................................. 37

Tabel 5.19 Distribusi PHP Berdasarkan Kategori Indeks PHP .............. 38

xii

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia penyakit gigi dan mulut yang bersumber dari karies gigi

menjadi urutan tertinggi yaitu sebesar 45,68% dan termasuk dalam 10 besar

penyakit yang diderita oleh masyarakat (Sugito, 2000). Karies ini menyerang

semua tingkatan umur dan semua ras dari seluruh tempat di dunia sehingga telah

menjadi masalah umum masyarakat dan perlu perhatian yang serius karena

prevalensinya yang cepat meningkat di banyak negara. Survei Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) nasional tahun 2007 (Depkes RI, 2008) menunjukkan

prevalensi karies di Indonesia mencapai 72,1% dan melaporkan skor DMF-T

(decayed, missing, filling teeth) di Indonesia mencapai 4,85%. Angka ini

menunjukkan bahwa jumlah penderita karies di Indonesia sangat tinggi. Pada

Penelitian pendahuluan yang dilakukan ditempat penelitian, ditemukan 96,56%

karies gigi pada anak.

BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram dibandingkan dengan berat badan seharusnya untuk

masa gestasi bayi itu (Marmi dan Rahardjo, 2012). Angka kejadian di Indonesia

sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Berdasarkan hasil riset

kesehatan dasar tahun 2007, diketahui berat badan bayi hasil penimbangan baru

lahir, 11,5% bayi lahir dengan berat badan kurang. Tiga Provinsi dengan

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

persentase BBLR tertinggi adalah Papua sebesar 27%, Papua Barat sebesar 23,8%

dan NTT sebesar 20,3%. Sementara itu jumlah BBLR yang dilaporkan di Propinsi

Jawa Timur sebanyak 12.922 (2,02%) dari 640.271 bayi lahir hidup (Dinkes

Jatim, 2008). Kejadian bayi lahir rendah di kabupaten Pasuruan dari 3509 bayi

yang lahir, 598 diantaranya adalah bayi dengan berat badan lahir rendah atau

17,04% (Dinkes Kab.Pasuruan, 2010).

Diantara penyakit di dalam rongga mulut yang paling umum dialami anak

dengan BBLR adalah defek enamel atau hipoplasi enamel (Gravina, 2006).

Hipoplasi adalah suatu kondisi di mana enamel gigi menjadi lemah. Kondisi ini

dapat terjadi sejak lahir atau akibat kelahiran prematur, infeksi selama masa

kanak-kanak, tidak mendapatkan cukup nutrisi (Pascoe, 1994), dan berat lahir

rendah (Lai, 1997). Kondisi ini lebih umum di antara orang-orang pribumi dari

kalangan warga Australia (AHMAC, 2008). Kepadatan mineral tulang tulang

secara signifikan lebih rendah saat lahir pada bayi berat lahir rendah daripada bayi

dengan berat lahir normal. Hal ini menunjukkan bahwa berat lahir rendah dapat

dikaitkan dengan kerusakan enamel dan karies pada gigi sulung (Burt, 2001).

Kerusakan enamel ini menyebabkan permukaan enamel menjadi kasar dan

memudahkan penumpukan plak. Penumpukan plak pada gigi yang mengalami

defek ini akan menjadi faktor predisposisi pembentukan karies gigi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa gigi anak BBLR sangat rentan terhadap karies gigi (Seow,

1997).

Selain karena adanya riwayat berat badan lahir rendah, terjadinya karies

gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko karies yang lain seperti level

Streptococcus mutans, pemberian suplemen fluoride, skor plak, frekuensi

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

menyikat gigi dan asupan gula harian (Lai, 1997). Jadi walaupun anak dengan

BBLR memiliki resiko karies gigi namun orangtuanya memberikan perhatian

terhadap kesehatan mulut anaknya maka terjadinya karies gigi dapat dicegah.

Karena adanya beberapa keterkaitan yang menunjukkan bahwa anak

dengan BBLR memiliki faktor resiko terhadap kesehatan mulutnya yang dapat

memperburuk keadaannya dan besarnya prevalensi karies serta tingginya angka

kejadian bayi lahir dengan berat badan rendah di daerah tersebut, maka peneliti

ingin meneliti tentang karies pada anak usia 3-5 tahun dengan riwayat berat badan

lahir rendah, sehingga dapat memberikan masukan kepada petugas kesehatan

tentang kondisi kesehatan gigi dan mulut terhadap faktor resikonya.

1.2 Masalah

1. Bagaimanakah gambaran tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 3–5

tahun yang mempunyai riwayat berat badan lahir rendah di Puskesmas

Pembantu Selotambak Kabupaten Pasuruan?

2. Bagaimanakah gambaran tingkat kebersihan mulut pada anak usia 3–5 tahun

yang mempunyai riwayat berat badan lahir rendah di Puskesmas Pembantu

Selotambak Kabupaten Pasuruan?

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

1.3 Tujuan

Tujuan Umum:

Untuk mengetahui gambaran tingkat keparahan karies gigi pada anak usia

3-5 yang memiliki riwayat BBLR di Puskesmas Pembantu Selotambak

kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 3-5 tahun

yang mempunyai riwayat BBLR di Puskesmas Pembantu Selotambak

Kabupaten Pasuruan.

2. Untuk mengetahui tingkat kebersihan mulut pada anak usia 3-5 tahun yang

mempunyai riwayat BBLR di Puskesmas Pembantu Selotambak Kabupaten

Pasuruan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritik

Untuk dapat digunakan sebagai data untuk melakukan penelitian terkait

dengan faktor beresiko yang berhubungan dengan terjadinya karies gigi.

1.3.2 Manfaat Praktis

Untuk dapat memberikan masukan kepada petugas kesehatan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prevalensi Karies Gigi

Kesehatan mulut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

kesehatan gigi dan gusi seseorang. Kesehatan mulut yang baik berarti bahwa

seseorang dapat makan, berbicara, dan bersosialisasi dengan kenyamanan dan

tidak merasa malu tentang gigi dan gusi mereka (DOSD, 2005). Kesehatan mulut

juga dapat mempengaruhi kesehatan umum seseorang, jika seseorang memiliki

kesehatan mulut yang buruk dapat mempengaruhi sistem tubuh lainnya seperti

sistem kardiovaskular (jantung dan sistem peredaran darah) (Ylostalo et al, 2006).

Kesehatan mulut yang buruk juga terkait dengan diabetes (Taylor & Bornakke,

2008), stroke (Joshipura et al, 2003), dan melahirkan prematur dan berat lahir

rendah bayi (Xiong et al, 2006).

Karies gigi adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau

biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan

oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi

demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk

kejadiannya (Putri et al, 2012).

Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan anak. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 menyatakan angka kejadian karies ada

anak masih sebesar 60-90%. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia

sekolah di seluruh dunia dan sebagian orang dewasa pernah menderita karies.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi

terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit

kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma

(Bagramiam et al, 2009).

Berdasarkan survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004, prevalensi

karies di Indonesia mencapai 90,05% (Handayana A, 2008). Di Surabaya, sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Wulansari (2007) yang dilakukan di SDN Sutorejo

I dan Mulyorejo I Surabaya pada 87 anak kelas IV dan V SD terdapat 80% anak

dengan karies gigi (Wulansari, 2007). Pada Penelitian pendahuluan yang

dilakukan ditempat penelitian, ditemukan 96,56% karies gigi pada anak.

2.2 Prevalensi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang

ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (IDAI, 2004).

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-

negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan

90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35

kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram

(WHO, 2007). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain. Riskesdas 2007, mendata berat badan bayi baru lahir dalam

12 bulan terakhir. Dari bayi yang diketahui berat badan hasil penimbangan waktu

baru lahir, 11,5% lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram atau BBLR.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

Tiga Provinsi dengan persentase BBLR tertinggi adalah Papua sebesar 27%,

Papua Barat sebesar 23,8% dan NTT sebesar 20,3%. Jika dilihat dari jenis

kelamin, persentase BBLR lebih tinggi pada bayi perempuan dibandingkan laki-

laki yaitu 13% dan 10% (Depkes RI, 2009). Sementara itu jumlah BBLR yang

dilaporkan di Propinsi Jawa Timur sebanyak 12.922 (2,02 %) dari 640.271 bayi

lahir hidup. Kejadian bayi lahir rendah di kabupaten Pasuruan termasuk tinggi.

Dari 3509 bayi yang lahir, 598 diantaranya adalah bayi dengan berat badan lahir

rendah atau 17,04%. (Dinkes Kab.Pasuruan, 2010).

2.3 Proses Karies Gigi pada Anak dengan Riwayat Berat Badan Lahir

Rendah

2.3.1 Perkembangan intra uterine pada anak BBLR

Defek enamel terjadi pada anak dengan riwayat berat badan lahir rendah,

ini dikarenakan adanya gangguan selama selama kehamilan saat gigi masih pada

tahap amelogenesis. Defek ini menyebabkan kerusakan pada permukaan dan

penurunan ketebalan enamel yang dikenal sebagai abnormalitas enamel atau

enamel hipoplasia. Secara klinis kerusakan enamel ini mengganggu estetik dan

dapat mempengaruhi akumulasi plak dan karies. Patogenesis defek enamel terjadi

karena adanya gangguan sistemik saat periode kehamilan pada anak BBLR yaitu

adanya gangguan metabolisme kalsium. Defek enamel terjadi saat sintesis matriks

dari proses resorbsi dibatasi dan mengganggu mineralisasi saat pembentukan

enamel. Kalsium berpartisipasi dalam tahapan amelogenesis dimana terjadi

kekurangan protein dari matriks serta asupan kalsium dari pembuluh darah yang

berkontribusi terhadap terbentuknya enamel. Ketika gangguan tersebut terjadi,

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

maka jumlah enamel akan menurun dan bahkan tidak terbentuk. Kondisi tersebut

terjadi selama 16 minggu sebelum lahir (Seowondo, 2012).

2.3.2 BBLR dan Kaitannya dengan Kondisi Gigi Geligi

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi

yang timbul sejak kehidupan. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting

terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah. Kadang-kadang suatu kelainan

kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi baru

ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi. Pertumbuhan dan

perkembangan wajah serta rongga mulut merupakan suatu proses yang sangat

kompleks. Bila terdapat gangguan pada waktu pertumbuhan dan perkembangan

wajah serta mulut embrio, akan timbul kelainan kongenital. Kelainan kongenital

merupakan suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang

ditemukan pada bayi ketika dilahirkan. Gangguan pola normal pertumbuhan

wajah dalam bentuk defisiensi processus merupakan penyebab gangguan

perkembangan. Karena tidak menyatunya sebagian atau seluruh processus maksila

dengan processus nasalis medialis pada satu atau kedua sisi.

Kelainan wajah ini terjadi karena ada gangguan pada organogenesis

antara minggu keempat sampai minggu kedelapan masa embrio. Gangguan ini

akan menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan yang menyebabkan

maloklusi atau ketidakteraturan gigi geligi dan tidak sesuai dengan relasi rahang

(Sudiono, 2008). Karies gigi adalah penyakit jaringan mineralisasi gigi. Namun,

maloklusi seperti gigi berdesakan menyebabkan kontak yang tidak tepat antara

gigi tetangga dan membuat kebersihan mulut yang buruk. Kesulitan dalam

membersihkan gigi yang berdesakan dapat meningkatkan akumulasi plak dan

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

menyebabkan pengembangan karies gigi dan penyakit periodontal. Maloklusi

memiliki pengaruh pada perkembangan karies gigi dan penyakit periodontal.

Namun adanya maloklusi menyebabkan gigi menjadi lebih rentan terhadap karies

gigi (Katedra, 2010).

2.3.3 BBLR dan kaitannya dengan defek enamel yang menyebabkan Karies

Gigi

Kalsium (Ca) dan fosfor (P) penting untuk mineralisasi tulang janin

padamasa kehamilan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah akan kehilangan

pasokan kalsium, mempengaruhi perkembangan tulang. Seiring dengan

pertumbuhan tulang, kalsium dan fosfor harus disediakan dalam jumlah yang

tepat sehingga akan terjadi mineralisasi. Pada bayi lahir dengan berat badan yang

sangat rendah sulit untuk mencapai pertumbuhan dan mineralisasi, oleh karena itu

gangguan tulang dan metabolik terjadi pada sekitar 50 % dari bayi ini. Penelitian

yang dilakukan oleh Wang et al pada tahun 2007 menunjukkan bahwa anak

dengan berat badan lahir rendah massa tulangnya berkurang pada usia 5 sampai

10 tahun sehingga ada kecenderungan gangguan pada tulangnya (Wang et al,

2007). Pada densitas tulang yang rendah lebih rentan terhadap karies gigi daripada

yang yang normal karena adanya perbedaan kandungan mineral dan perbedaan

morfologi (Gerardo, 2013).

Diantara penyakit mulut yang paling umum pada anak-anak dengan

riwayat BBLR adalah enamel gigi dan hipoplasia (Gravina, 2006). Ini

berhubungan dengan gangguan selama amelogenesis. Daerah hipoplastik sangat

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

rentan terhadap karies gigi, sebagai analisis ultrastruktur menunjukkan enamel

lebih berpori kurang mineralisasi dengan permukaan tidak teratur. Ini

memungkinkan akumulasi bakteri dan mempromosikan kolonisasi Streptococcus

mutans, sehingga beresiko karies. Mengingat multifaktorial etiologi karies, harus

diperhatikan faktor resiko yang terkait sehingga mengurangi yang prevalensi dan

mencegah rasa sakit anak-anak (Dini, 2000).

Resiko yang sering pada rongga mulut keterlambatan erupsi dan hipoplasia

enamel. Hipoplasia adalah suatu kondisi di mana enamel gigi menjadi lemah.

Kondisi ini dapat terjadi sejak lahir atau akibat kelahiran prematur, infeksi selama

masa kanak-kanak, tidak mendapatkan cukup nutrisi (Pascoe, 1994), dan berat

lahir rendah (Lai, 1997). Kondisi ini lebih umum di antara orang-orang Pribumi

dari kalangan warga Australia lainnya (AHMAC, 2008). Kepadatan mineral

tulang tulang secara signifikan lebih rendah saat lahir pada bayi berat lahir rendah

dari pada bayi berat lahir normal. Ini menunjukkan bahwa berat lahir rendah dapat

dikaitkan dengan kerusakan enamel dan karies pada gigi primer tetapi mungkin

memiliki sedikit efek pada gigi permanen, sebagian besar yang mengalami

kalsifikasi setelah usia tersebut (Burt, 2001). Kerusakan enamel ini menyebabkan

permukaan enamel menjadi kasar dan memudahkan penumpukan plak.

Penumpukan plak pada gigi yang mengalami defek ini akan menjadi faktor

predisposisi kepada pembentukan karies. Ini menunjukkan bahwa gigi anak

tersebut sebenarnya begitu rentan terhadap karies gigi (Seow, 1997). Selain itu,

defek pada enamel dapat mempengaruhi akumulasi plak dan karies dan dalam

kasus yang parah bahkan dapat menyebabkan hilangnya maloklusi (Bansal et al,

2012).

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

Ada bukti bahwa bayi dengan berat lahir rendah memiliki tingkat serum

yang lebih rendah dari IgG, IgM, IgA dan titer antibodi yang lebih rendah, angka

sirkulasi T-sel yang rendah dan komplemen faktor. Oleh karena itu

mengakibatkan insiden infeksi lebih tinggi dan sebaliknya bayi berat lahir yang

normal mencapai fungsi kekebalan tubuh normal. Penurunan immunofungsi dari

bayi dengan berat lahir rendah dapat mengakibatkan cepatnya kolonisasi oleh

organisme kariogenik (Chandra, 1988).

2.4 Faktor Resiko terjadinya Karies Gigi

2.4.1 Frekuensi Menyikat Gigi

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter maupun

perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh

90% penduduk Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita

masyarakat di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi,

sumber dari kedua penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan

mulut, sehingga terjadilah akumulasi plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat

erat di permukaan gigi serta mengandung kumpulan bakteri. Berdasarkan teori

Blum, status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi

oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial

budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut,

perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan

gigi dan mulut. Di samping mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara

langsung, perilaku dapat juga mempengaruhi faktor lingkungan dan pelayanan

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

kesehatan. Sehubungan dengan pendapat di atas, maka frekuensi membersihkan

gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi baik atau buruknya

kebersihan gigi dan mulut, di mana akan mempengaruhi juga angka karies dan

penyakit penyangga gigi (Hawkins, 2000).

2.4.2 Cara Menyikat Gigi

Kemampuan anak-anak untuk memanipulasi sikat gigi di rongga mulut

bervariasi sesuai dengan ketangkasan mereka pada berbagai tahap perkembangan

fisik dan neurologis mereka. Menyikat gigi memerlukan teknik agar dapat

membersihkan permukaan gigi maupun tempat yang tidak terjangkau oleh sikat

gigi, yang mungkin tidak mungkin untuk anak kecil. Kebanyakan anak menyikat

gigi dengan menggosok horisontal. Beberapa studi melaporkan bahwa menggosok

horisontal adalah metode pilihan anak-anak karena mereka tidak dapat

menggunakan metode menyikat gigi lainnya. Pengembangan keterampilan

motorik yang berhubungan dengan perilaku menyikat gigi pada anak-anak

dipengaruh oleh usia. Teknik menyikat gigi biasanya terdiri horisontal, vertikal,

dan gerakan melingkar. Menyikat secara horisontal dapat menghilangkan plak

dari permukaan luar dan dalam permukaan gigi, namun umumnya dianggap

merugikan karena menggosok kuat dapat menyebabkan resesi gingiva. Pasta gigi

dan sikat gigi bertekstur keras dapat membuat daerah abrasi pada gigi. Oleh

karena itu, anak-anak diajarkan menyikat gigi yang benar yaitu gerakan memutar

secara vertikal agar dapat meminimalkan trauma gingiva dan meningkatkan

efisiensi penghilangan biofilm dari permukaan gigi (Sarika, 2012).

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Berat Badan Lahir


Rendah

Frekuensi Menyikat
Maloklusi Enamel Defek Gigi

Cara menyikat Gigi:


Jenis Kondisi Gigi:
1. Vertikal
1. Normal 2. Horizontal
2. Berdesakan

Tingkat Kebersihan Gigi dan


Mulut pada Anak BBLR usia 3-5
tahun

Tingkat Keparahan Karies


Gigi pada Anak BBLR usia
3-5 tahun

13

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

Penyakit di dalam rongga mulut yang paling umum dialami anak dengan

BBLR adalah gangguan pada enamel yang menyebabkan enamel gigi menjadi

lemah. Ini terjadi karena kepadatan mineral tulang tulang secara signifikan lebih

rendah saat lahir pada bayi berat lahir rendah daripada bayi dengan berat lahir

normal. Hal ini menunjukkan bahwa berat lahir rendah berpengaruh terhadap

gangguan pada enamel. Gangguan pada enamel ini menyebabkan permukaan

enamel menjadi kasar dan memudahkan penumpukan plak. Penumpukan plak

dapat digunakan sebagai indikasi tingkat kebersihan mulut. Penumpukan plak

pada gigi yang mengalami defek ini akan menjadi faktor predisposisi

pembentukan karies. Hal tersebut menunjukkan bahwa gigi anak BBLR sangat

rentan terhadap karies gigi.

Selain gangguan pada enamel, terjadi gangguan yang menyebabkan

ketidakteraturan gigi. Kelainan wajah ini terjadi karena ada gangguan pada

organogenesis antara minggu keempat sampai minggu kedelapan masa embrio.

Gangguan ini akan menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan yang

menyebabkan maloklusi atau ketidakteraturan gigi geligi dan tidak sesuai dengan

relasi rahang. Maloklusi terjadi karena gangguan pada saat kehamilan yaitu

kekurangan nutrisi. Pada maloklusi bisa dilihat dari susunan gigi anak, yaitu

normal atau berdesakan. Gigi yang berdesakan dapat menyebabkan mudah

terjadinya akumulasi plak dan akan berpengaruh terhadap kebersihan mulut anak.

Disamping itu, keadaan mulut anak dapat dilihat dari frekuensi dan cara menyikat

gigi yang biasa dilakukan anak. Cara menyikat gigi yang biasa dilakukan anak

adalah dengan cara vertikal atau horisontal. Pada anak yang menyikat gigi secara

vertikal, kebersihan mulutnya lebih bagus daripada anak yang menyikat gigi

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

secara horisontal. Frekuensi dan cara menyikat gigi juga dapat dikaitkan dengan

tingkat kebersihan mulut yang dapat berpengaruh pada terjadinya karies gigi.

Anak yang lebih banyak menyikat gigi memiliki kebersihan mulut yang lebih

bagus daripada anak yang jarang dan tidak menyikat gigi.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional.

4.2 Lokasi Penelitian

Wilayah Puskesmas Pembantu Selotambak, kecamatan Kraton, Kabupaten

Pasuruan.

4.3 Kriteria Sampel

Metode penarikan sampel dilakukan dengan cara total sampling, dengan

sampel yang memenuhi kriteria inklusi, kriteria inklusi merupakan kriteria

yang memenuhi syarat variabel penelitian, antara lain :

a. Anak laki-laki atau perempuan usia 3-5tahun, tidak dibedakan berdasarkan

jenis kelamin.

b. Memiliki riwayat BBLR

c. Diambil berdasarkan persamaan sosioekonomi, ras dan lingkungan tempat

tinggal

4.4 Variabel yang Diukur

1. Tingkat keparahan karies gigi subyek penelitian

2. Berat badan anak saat lahir

16

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

3. Tingkat kebersihan mulut subyek penelitian

4. Kondisi intra oral subyek penelitian

a. Susunan gigi geligi

5. Perilaku menjaga kebersihan mulut subyek penelitian

a. Frekuensi menyikat gigi

b. Cara menyikat gigi

4.5 Definisi Operasional Variabel

1. Yang dimaksud tingkat keparahan karies gigi sulung pada penelitian ini

adalah jumlah gigi pada anak usia 3-5 tahun, baik pada anterior maupun

gigi posterior rahang atas dan rahang bawah yang mengalami kerusakan

akibat proses patologis. Diukur dengan indeks karies gigi sulung yaitu

indeks def-t.

2. Berat badan anak saat lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang

pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir (Depkes RI,

2009). Data ini didapatkan melalui rekam medik petugas kesehatan di

tempat tersebut.

3. Yang dimaksud tingkat kebersihan mulut dalam penelitian ini adalah

ada atau tidaknya debris dipermukaan gigi sulung sebagai indikator

kebersihan mulut gigi sulung. Variabel ini diukur dengan indeks plak

yaitu PHP (Personal Hygiene Performance)

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

4. Yang dimaksud susunan gigi geligi adalah jenis gigi geligi subyek

penelitian, yaitu normal dan berdesakan. Variabel ini diukur melalui

observasi langsung.

5. Variabel perilaku menjaga kebersihan mulut subyek penelitian terdiri

dari:

a. Subvariabel frekuensi menyikat gigi, yaitu jawaban dari orang tua

yang menunjukkan berapa kali subyek menyikat gigi dalam sehari.

b. Subvariabel cara menyikat gigi yaitu jawabab dari orang tua dari

orang tua cara yang paling sering dilakukan dalam menyikat gigi

anak (gerakan vertikal atau horizontal).

4.6 Instrumen Penelitian

1. Untuk mengukur karies gigi sulung dengan def-t.

Pemeriksaaan karies gigi sulung dilakukan dibawah penyinaran yang

terang dengan kaca mulut dan sonde. Skor def-t adalah jumlah decay

ditambah exfoliated ditambah filling

def – t ↔ d + e + f

Keterangan :

a. decay (d) : setiap gigi sulung dengan permukaan enamel yang

rusak oleh karies dan dengan sonde menyangkut dan terkait

lekukan-lekukan dengan tanda-tanda karies yang jelas, gigi yang

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

ditumpat tetapi terdapat karies ataupun gigi dengan tumpatan

sementara.

b. exfoliated (e) : setiap gigi sulung yang sudah atau indikasi cabut

karena karies

c. filling (f) : setiap gigi sulung yang ditambal dan tanpa karies

sekunder.

Catatan :

• Bila pada gigi terdapat lesi karies (decay) dan tumpatan (filling), maka

dianggap sebagai decay. def-t maksimum adalah 20

• Pada anak dengan kehilangan gigi sulung secara alamiah harus dibedakan

dengan gigi sulung yang hilang oleh karena karies. Selain karena karies,

gigi bias hilang karena karies atau perawatan orthodonti.

2. Untuk mengukur oral hygiene pada gigi sulung digunakan indeks plak.

Pemeriksaan diwakili oleh 6 gigi tertentu yang dapat mewakili keadaan

semua gigi subyek. Gigi yang diperiksa adalah gigi molar kedua sulung kiri

dan kanan atas bawah. Bila molar kedua sulung tidak memenuhi syarat,

dipakai molar pertama sulung. Pemeriksaan indeks debris tersebut dengan

cara meletakkan sonde secara mendatar pada 2/3 servikal mahkota gigi

bergerak kearah 1/3 servikal mahkota gigi. Penilaian dilakukan dengan

menghitung skor debris yang berada di permukaan bukal molar atas,

permukaan lingual molar bawah dan permukaan labial gigi anterior atas dan

bawah.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

3. Untuk memberikan kategori pada riwayat berat badan lahir rendah, dibagi

menjadi dua yaitu:

a. Berat badan lahir rendah, yaitu berat anak saat lahir dibawah 2500gr.

b. Berat badan lahir sangat rendah, yaitu berat anak saat lahir dibawah

2000gr.

4.7 Kriteria Pengukuran

a. Karies gigi sulung

Kriteria skor def-t menurut WHO sebagai berikut :

a. Sangat rendah : 0 – 1

b. Rendah :2

c. Sedang :3

d. Tinggi :4–5

e. Sangat tinggi : 6 – lebih

b. Indeks plak (angka) subjek yang diteliti didapat dari permukaan gigi sulung

yang di skor. Cara menentukan angka (skor) adanya plak dipermukaan gigi

sebagai berikut:

- Skor 0 bila tidak ada debris

- Skor 1 bila terdapat debris tidak lebih dari 1/3 servikal mahkota gigi

- Skor 2 bila terdapat debris lebih dari 1/3 tetapi tidak lebih dari 2/3

servikal mahkota gigi

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

- Skor 3 bila terdapat debris lebih dari 2/3 servikal mahkota gigi

Angka (indeks) debris adalah jumlah skor debris dibagi jumlah gigi yang dinilai

(diskor). Indeks debris yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga

kelompok nilai individual, yaitu:

- Nilai individual baik : 0 – 0,6

- Nilai individual cukup : 0,7 – 1,8

- Nilai individual jelek : 1,9 – 3,0

- Nilai individu sangat jelek : 3,1– lebih

4.8 Bahan dan Alat Penelitian

a. Kaca mulut

b. Pinset

c. Sonde

d. Alkohol 70%

e. Disclosing agent

f. Cotton Pellet

g. Nierbeckhen

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

4.9 Prosedur atau pengumpulan data

Anak usia 3-5 tahun yang mempunyai riwayat berat badan lahir rendah

yang ada di wilayah Puskesmas Pembantu Selotambak kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan diperiksa giginya, sehingga diperoleh skor def-t dan skor

indeks plak tiap anak, kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria skor

def-t dan klasifikasi kelompok nilai individual indeks debris.

4.10 Pengolahan dan Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 17.0 dengan analisis tabulasi silang (crosstab).

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 dan 30 November 2013 di

tempat Posyandu Puskesmas Pembantu Selotambak kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan yang dimulai pukul 09.00 sampai pukul 12.00 dan

dengan dibantu oleh bidan beserta 2 kader yang bertugas di posyandu

puskesmas. Sample penelitian yang digunakan berjumlah 41 subyek

penelitian yang berumur 3-4 tahun.

5.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Dari data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, karakteristik

subjek penelitian adalah jenis kelamin subjek, usia subjek dan berat badan

lahir subyek. Berikut deskripsi data subjek penelitian secara rinci disajikan

pada tabel dibawah ini.

5.1.1 Jenis Kelamin Subyek

Pada penelitian ini didapatkan perbedaan jumlah subyek penelitian

perempuan dibanding laki-laki, yaitu perempuan sebanyak 15 subyek

penelitian (36,58%) dan laki-laki sebanyak 26 subyek penelitian (63,42%)

dimana dari sebagian besar perempuan memiliki keparahan karies yang lebih

rendah dibandingkan dengan laki-laki. Berikut secara rinci disajikan pada

tabel 5.1.

23

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

Tabel 5.1 Distribusi jenis kelamin subjek penelitian


Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-Laki 26 63,4

Perempuan 15 36,6

Jumlah 41 100

Tabel 5.1 menunjukkan jenis kelamin, subjek kelamin mayoritas

berjenis kelamin laki-laki yaitu 26 anak (63,4%), sedangkan yang

perempuan yaitu 15 anak (36,6%).

5.1.2 Usia Subyek Penelitian

Penelitian mengenai keparahan karies ini diperoleh melalui sampel

penelitian yang berusia antara 3-5 tahun. Usia subyek penelitian adalah 3-5

tahun yang memiliki susunan gigi sulung. Secara rinci, distribusi usia

subyek penelitian disajikan dalam tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi usia subjek penelitian


Usia Jumlah %
3 14 34,1
4 15 36,6
5 12 29,3
Jumlah 41 100

Tabel 5.2. menunjukkan distribusi usia subjek penelitian, subjek

penelitian mayoritas berusia 4 tahun (36,6%) dan sisanya usia 3 tahun

(34,1%) dan usia 5 (29,3%).

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

5.1.3 Berat Badan Lahir Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian dipilih anak yang memiliki riwayat berat

badan lahir rendah menurut WHO, yaitu dibawah 2500gr. Secara rinci

disajikan pada tabel tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi Berat Badan Lahir Subyek Penelitian


Berat Badan Lahir N %

Sangat Rendah (1600gr-2000gr) 5 12,2

Rendah (2100gr-2500gr) 36 87,8

Total 41 100

Pada penelitian, berat badan tertinggi adalah 2400gr dan paling

rendah 1600gr, dengan nilai mean±SD 2.2293±0.2124. Berat badan subyek

penelitian pada saat lahir yang paling banyak adalah yang termasuk kategori

berat badan rendah, yaitu 36 anak (87,8%) dibandingkan dengan anak yang

termasuk kategori berat badan sangat rendah yaitu 5 anak (12,2%).

5.2 Kebersihan Mulut

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan rata-rata PHP

sebesar 3.263 yang masuk dalam kategori buruk dengan simpangan baku

0.4716. Berikut disajikan data kebersihan mulut menurut indeks PHP

(Personal Hygiene Performance) subjek dalam tabel 5.4.

Tabel 5.4 Indeks Plak Subyek Penelitian


Indeks PHP F %

Baik 10 24,4
Buruk 31 75,6

Total 41 100

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

Indeks PHP dikategorikan menjadi baik dan buruk. Dari hasil tersebut

didapatkan kategori skor PHP tertinggi yaitu kategori buruk (75,6%)

kemudian kategori baik (24,4%).

5.3 Derajat Karies Gigi

Penelitian ini untuk mengetahui dan mengukur derajat keparahan

karies gigi dan menggunakan indeks def-t. Secara rinci disajikan pada

tabel 5.5

Tabel 5.5 Distribusi def-t Subjek Penelitian


Def-t F %

Rendah 8 19,5

Tinggi 33 80,5

Total 41 100

Pengukuran karies gigi dilakukan dengan indeks def-t. Didapatkan

skor def-t terendah adalah 1 dan skor def tertinggi adalah 19, dengan nilai

mean±SD 6.6829±3.4017. Kemudian indeks def-t dikategorikan menjadi

sangat rendah dan tinggi. Dari hasil tersebut didapatkan kategori skor def-t

tertinggi yaitu 33 anak (80,5%) dengan kategori def-t tinggi.

5.4 Deskriptif Efek menurut Faktor Resiko

Kondisi keparahan karies gigi pada penelitian ini akan dibahas

yang terkait dengan berat badan lahir dan faktor resikonya. Faktor resiko

terjadinya karies dipengaruhi oleh frekuensi anak menyikat gigi, cara

menyikat gigi anak dan susunan gigi geligi anak. Peran keterkaitan ini bisa

dilihat pada tabulasi silang.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

5.4.1 Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir rendah dibagi menurut kategori WHO yaitu

rendah dan sangat rendah. Kemudian dibagi berdasarkan jenis kelamin

subyek penelitian yang disajikan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi Berat Badan Lahir Rendah berdasarkan Jenis Kelamin Subyek

Berat Badan Jenis Kelamin


Total
Lahir Laki-Laki Perempuan

Sangat F 3 2 5
Rendah % 60% 40% 100%

F 23 13 36
Rendah
% 63,9% 36,1% 100%

F 26 15 41
Jumlah
% 63,4% 36,6% 100%

Berdasarkan tabel 5.6 anak yang memiliki riwayat berat badan

lahir rendah mayoritas berjenis kelamin laki-laki (63,4%) dibandingkan

perempuan (36,6%) dan berat badan lahir rendah yang tertinggi yaitu pada

kategori BBLR rendah (63,9%).

Susunan gigi geligi subyek penelitian dibagi menjadi dua, yaitu

normal dan berdesakan. Kemudian dikaitkan dengan riwayat berat badan

lahir rendah.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

Tabel 5.7 Distribusi Berat Badan Lahir Rendah berdasarkan Susunan Gigi Geligi
Subyek

Berat Badan Susunan Gigi Geligi


Total
Lahir Berdesakan Normal

Sangat F 4 1 5
Rendah % 80% 20% 100%

F 31 5 36
Rendah
% 86,1% 13,9% 100%

F 35 15 41
Jumlah
% 85,4% 14,6% 100%

Berdasarkan tabel 5.7 susunan gigi anak yang memiliki riwayat

berat badan lahir rendah yang terbanyak pada anak yang mempunyai berat

badan lahir rendah yaitu berdesakan (86,1%). Pada anak yang mempunyai

berat badan lahir sangat rendah yang terbanyak yaitu susunan giginya

berdesakan (80%). Ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki riwayat

berat badan lahir rendah mempunyai susunan gigi geligi yang berdesakan.

Tabel 5.8 Distribusi Berat Badan Lahir Rendah berdasarkan Kategori Indeks PHP

Berat Badan Kategori PHP


Total
Lahir Baik Jelek

Sangat F 2 3 5
Rendah % 40% 60% 100%

F 8 28 36
Rendah
% 22,2% 77,8% 100%

F 10 31 41
Jumlah
% 24,4% 75,6% 100%

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

Pada distribusi berat badan lahir rendah berdasarkan kategori

indeks PHP pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa anak yang memiliki

kategori berat badan lahir yang rendah terbanyak yaitu memiliki skor

kategori indeks PHP yang jelek (77,8%). Pada anak yang memiliki riwayat

berat badan lahir sangat rendah juga mempunyai skor kategori indeks PHP

yang jelek (60%). Tabel tersebut menunjukkan bahwa anak yang memiliki

berat badan lahir rendah memiliki skor kategori indeks PHP yang jelek

daripada anak yang memiliki riwayat berat badan lahir sangat rendah.

Tabel 5.9 Distribusi Berat Badan Lahir Rendah berdasarkan Kategori Keparahan
Karies Gigi
Kategori deft-t
Kategori BBLR Total
Rendah Tinggi

Sangat F 0 5 5
Rendah % 0% 100% 100%

F 8 28 36
Rendah
% 22,2% 77,8% 100%

F 8 33 41
Jumlah
% 19,5% 80,5% 100%

Pada distribusi berat badan lahir rendah berdasarkan kategori

indeks keparahan karies deft pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa anak

yang memiliki kategori berat badan lahir yang rendah terbanyak memiliki

skor kategori indeks keparahan karies deft yang tinggi (77,8%). Pada anak

dengan riwayat berat badan lahir sangat rendah yang terbanyak adalah

kategori keparahan karies yang tinggi (100%). Ini menunjukkan bahwa

anak dengan riwayat berat badan lahir rendah memiliki skor kategori

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

keparahan karies yang tinggi, ini disebabkan karena berat badan lahir

rendah merupakan faktor predisposisi terjadinya karies.

Rata-rata skor karies gigi pada anak yang memiliki riwayat berat

badan lahir rendah dan berat badan lahir sangat rendah dibedakan, seperti

yang disajikan pada tabel 5.10.

Tabel 5.10 Rata-rata karies gigi berdasarkan kategori BBLR


Kategori Rata-rata

BBLR PHP Def-t


Sangat
3,22 6,52
Rendah
Rendah 3,54 7,8

Pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa karies pada anak dengan berat

badan lahir rendah lebih tinggi dibandingkan karies pada anak dengan

riwayat berat badan sangat rendah yaitu 3,54. Begitu juga dengan rata-rata

indeks PHP, skor indeks PHP pada anak dengan riwayat berat badan lahir

rendah lebih tinggi daripada anak dengan riwayat berat badan lahir sangat

rendah yaitu 7,8.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

5.5 Kebersihan Mulut (Indeks PHP)

Tabel 5.11 Distribusi PHP berdasarkan Susunan Gigi Geligi Subyek Penelitian
Kategori PHP
Susunan Gigi Total
Baik Jelek

F 10 25 35
Berdesakan
% 28,6% 71,4% 100%

F 0 6 31
Normal
% 0% 100% 100%

F 35 15 41
Jumlah
% 24,4% 75,6% 100%

Pada distribusi kebersihan mulut berdasarkan susunan gigi pada

tabel 5.11 menunjukkan bahwa anak dengan susunan geligi berdesakan

terbanyak memiliki tingkat kebersihan mulut yang jelek (71.4%). Pada anak

dengan susunan gigi normal yang terbanyak yaitu kategori tingkat kebersihan

mulut yang jelek (100%). Ini menunjukkan bahwa anak dengan susunan gigi

yang berdesakan memiliki skor tingkat kebersihan gigi yang jelek

dibandingkan dengan anak yang memiliki susunan gigi yang normal karena

pada anak yang memiliki gigi berdesakan mempermudah menempelnya plak

sehingga keadaan kebersihan rongga mulutnya jelek.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

Tabel 5.12 Distribusi PHP berdasarkan Frekuensi Menyikat Gigi Subyek


Penelitian

Frekuensi Kategori PHP


Total
Menyikat Baik Jelek
F 2 18 20
0
% 10% 90% 100%
F 4 10 14
1
% 28.6% 71.4% 100%
F 4 3 7
2
% 57.1% 42.9% 100%
F 10 31 41
Total
% 24.4% 75.6% 100%

Pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa frekuensi menyikat yang

paling banyak dilakukan oleh subyek penelitian adalah tidak menyikat gigi

dengan kategori keparahan karies yang jelek (90%). Pada anak yang

menyikatkan giginya sekali dalam sehari memiliki skor kategori

kebersihan mulut yang jelek (71,4%). Sedangkan pada anak yang

menyikatkan giginya dua kali sehari memiliki skor keparahan karies yang

baik (57,4%). Pada distribusi kebersihan mulut berdasarkan frekuensi

menyikat gigi pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa orang tua yang

menyikat gigi anak 2 kali dalam sehari memiliki tingkat kebersihan mulut

yang lebih baik. Semakin sedikit orang tua melakukan sikat gigi dalam

sehari, maka semakin jelek kebersihan mulut yang dimiliki oleh anak.

Setelah melihat susunan gigi geligi dan frekuensi menyikat gigi,

dilakukan juga wawancara tentang cara menyikat gigi subyek penelitian.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

Cara menyikat gigi subyek penelitian dibagi menjadi dua, yaitu vertikal

dan horisontal yang disajikan pada tabel 5.13.

Tabel 5.13 Distribusi PHP berdasarkan Cara Menyikat Gigi Subyek Penelitian
Kategori PHP
Cara Menyikat Total
Baik Jelek

F 3 1 4
Vertikal
% 75% 25% 100%

F 7 30 37
Horisontal
% 18,9% 81,1% 100%

F 10 31 41
Jumlah
% 24,4% 75,6% 100%

Pada distribusi kebersihan mulut berdasarkan cara menyikat gigi pada

tabel 5.13 menunjukkan bahwa cara menyikatkan gigi yang terbanyak adalah

secara horisontal dengan tingkat kebersihan mulut yang jelek (81,1%). Pada

anak yang menyikatkan giginya secara vertikal memiliki skor kategori PHP

yang baik (75%). Tabel 5.13 menunjukkan bahwa orang tua yang menyikat

gigi anak secara horisontal memiliki jumlah tingkat kebersihan mulut yang

jelek dibandingkan dengan orang tua yang menyikat gigi anak secara vertikal.

5.5 Keparahan Karies Gigi (Indeks def-t)

Keparahan karies gigi menggunakan indeks def-t dan dibedakan

menjadi kategori def-t rendah dan tinggi, kemudian dibedakan berdasarkan

jenis kelamin dan usia subyek penelitian yang disajikan ada tabel 5.14 dan

tabel 5.15.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

Tabel 5.14 Distribusi Karies Gigi berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin
Kategori def-t Total
Laki-laki Perempuan

F 3 5 8
Rendah
% 37,5% 62,5% 100%

F 23 10 33
Tinggi
% 69,7% 30,3% 100%

F 26 15 41
Jumlah
% 63,4% 36,6% 100%

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa jenis kelamin anak

yang tertinggi adalah laki-laki dan ketegori def-t tertinggi yaitu pada

kategori tinggi (69,7%). Pada perempuan yang paling banyak yaitu dengan

kategori berat badan rendah (62,5%).

Tabel 5.15 Distribusi Karies Gigi berdasarkan Usia Subyek Penelitian


Usia
Indeks def-t Total
3 4 5

F 2 5 1 8
Rendah
% 25% 62,5% 12,5% 100%

F 12 10 11 33
Tinggi
% 36,4% 30,3% 33,3% 100%

F 14 15 12 41
Jumlah
% 34,1% 36,6% 29,3% 100%

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa karies yang diukur

dengan menggunakan indeks def dengan kategori rendah dan tinggi. Untuk

kategori skor def-t tinggi terbanyak pada usia 3 tahun (36,4%).

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

Kategori karies gigi yang sudah dibagi menjadi rendah dan tinggi

kemudian dikaitkan dengan susunan gigi geligi subyek penelitian. Susunan

gigi geligi dibagi menjadi dua yaitu normal dan berdesakan, yang disajikan

pada tabel 5.16.

Tabel 5.16 Distribusi Karies Gigi berdasarkan Susunan Gigi Subyek Penelitian
Kategori def-t
Susunan Gigi Total
Rendah Tinggi

F 7 28 35
Berdesakan
% 20% 80% 100%

F 1 5 6
Normal
% 16,7% 83,3% 100%

F 8 33 41
Jumlah
% 19,5% 80,5% 100%

Pada distribusi keparahan karies berdasarkan susunan gigi pada

tabel 5.16 menunjukkan bahwa anak dengan susunan geligi berdesakan

memiliki jumlah keparahan karies gigi yang lebih tinggi dibandingkan

dengan responden dengan susunan geligi nomal yaitu sebesar 80%.

Sedangkan pada susunan gigi yang normal yang terbanyak yaitu dengan

kategori keparahan karies gigi yang tinggi (83,3%). Ini menunjukkan bahwa

anak yang memiliki susunan gigi geligi yang berdesakan memiliki tingkat

keparahan karies gigi yang tinggi daripada anak yang memiliki susunan gigi

geligi yang normal.

Kategori karies gigi juga dikaitkan dengan cara menyikat gigi

subyek penelitian, yaitu cara menyikat gigi secara horisontal dan vertikal,

yang disajikan pada tabel 5.17.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

Tabel 5.17 Distribusi Karies Gigi berdasarkan Cara Menyikat Gigi Subyek Penelitian
Kategori def-t
Cara Menyikat Total
Rendah Tinggi

F 3 1 4
Vertikal
% 75% 25% 100%

F 5 32 37
Horisontal
% 13,5% 86,5% 100%

F 8 33 41
Jumlah
% 19,5% 80,5% 100%

Pada tabel 5.17 cara menyikat terbanyak yang dilakukan oleh subyek

penelitian yaitu secara horizontal dengan keparahan karies gigi yang tinggi

(86,5%). Pada anak yang menyikatkan gigi secara vertical memiliki tingkat

keparahan karies gigi yang rendah (75%). Pada distribusi keparahan karies

gigi berdasarkan cara menyikat gigi pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa

orang tua yang menyikat gigi anak secara horisontal memiliki jumlah tingkat

keparahan karies yang tinggi dibandingkan dengan orang tua yang menyikat

gigi anak secara vertikal.

Selain dikaitkan dengan susunan gigi geligi dan cara menyikat gigi

subyek penelitian, keparahan karies gigi juga dikaitkan dengan frekuensi

menyikat gigi. Frekuensi menyikat gigi anak yaitu tidak menyikat gigi, sekali

dalam sehari dan dua kali dalam sehari. Tiga kategori ini dibagi menurut yang

ada pada sampel penelitian.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

Tabel 5.18 Distribusi Karies Gigi berdasarkan Frekuensi Menyikat Gigi Subyek
Penelitian

Frekuensi Kategori def-t


Total
Menyikat Rendah Tinggi
F 0 20 20
0
% 0% 100% 100%
F 2 12 14
1
% 14,3% 85,7% 100%
F 6 1 7
2
% 85,1% 14,3% 100%
F 8 33 41
Total
% 19,5% 80,5% 100%

Pada tabel 5.18 frekuensi menyikat yang paling banyak dilakukan

subyek penelitian adalah tidak menyikat gigi dengan kategori keparahan

karies gigi yang tinggi (100%). Pada anak yang menyikatkan giginya satu kali

sehari memiliki tingkat keparahan karies gigi yang tinggi (85,7%) dan pada

anak yang menyikatkan giginya dua kali sehari memiliki tingkat keparahan

karies gigi yang rendah (85,1%). Pada distribusi keparahan karies gigi

berdasarkan frekuensi menyikat gigi pada tabel 5.18 menunjukkan bahwa

orang tua yang menyikat gigi anak 2 kali dalam sehari memiliki tingkat

keparahan karies yang lebih rendah. Semakin sedikit orang tua melakukan

sikat gigi dalam sehari, maka semakin tinggi jumlah keparahan karies yang

dimiliki oleh anak

Kebersihan mulut merupakan suatu indikator yang ada kaitannya

dengan keparahan karies pada rongga mulut. Kebersihan mulut yang dihitung

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

dalam indeks PHP dikaitkan dengan tingkat keparahan karies (def-t) yang

disajikan pada tabel 5.19.

Tabel 5.19Distribusi Karies Gigi berdasarkan Kategori Indeks PHP


Kategori deft
Kategori PHP Total
Rendah Tinggi

F 4 6 10
Baik
% 40% 60% 100%

F 4 27 31
Jelek
% 12,9% 87,1% 100%

F 8 33 41
Jumlah
% 19,5% 80,5% 100%

Pada tabel 5.19 menunjukkan bahwa yang terbanyak yaitu anak

dengan kategori kebersihan mulut yang jelek dengan keparahan karies gigi

yang tinggi (87,1%). Sedangkan pada kategori kebersihan mulut yang baik

memiliki skor kategori keparahan karies yang tinggi (60%). Pada distribusi

keparahan karies gigi berdasarkan kategori skor indeks PHP pada tabel

5.19 menunjukkan bahwa anak yang memiliki indeks PHP jelek maka

keparahan kariesnya akan lebih tinggi.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 6

PEMBAHASAN

Pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Selotambak Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan, penelitian dilakukan pada anak usia 3-5 tahun karena

menurut Ichiba pada usia tersebut enamel tumbuh matang dan akan terlihat bila

ada gangguan pada gigi. Selain itu untuk menemukan keterkaitan antara

kerusakan yang terjadi pada enamel dengan terjadinya karies gigi.

Pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa subyek penelitian memiliki

skor indeks kebersihan mulut (indeks PHP) sebesar 3,26 yang dikategorikan

dalam keadaan buruk. Hal ini sesuai dengan teori Seow yang menyatakan bahwa

ada akumulasi plak yang tinggi pada anak dengan riwayat berat badan lahir

rendah.

Pada pemeriksaan keparahan karies gigi dengan indeks def-t didapatkan

skor rata-rata 6,68 yang termasuk kategori keparahan karies yang sangat tinggi

dalam skor yang dikategorikan oleh WHO. Pada hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada keterkaitan antara tingkat kebersihan mulut anak dengan tingkat

keparahan karies gigi pada anak, jadi pada kebersihan mulut anak yang jelek akan

berpengaruh pada keparahan karies yang buruk. Tingkat keparahan karies yang

tinggi dan jumlah anak yang terinfeksi karies mayoritas kebanyakan anak laki-

39

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

laki, karena anak perempuan lebih memerhatikan kondisi kebersihannya

dibandingkan anak laki-laki.

Pada hasil penelitian yaitu pada tabel 5.10 didapatkan bahwa pada anak

yang memiliki riwayat berat badan lahir rendah memiliki skor kebersihan mulut

dan keparahan karies gigi yang lebih buruk daripada anak yang memiliki riwayat

berat badan lahir sangat rendah. Hal ini tidak sesuai dengan teori Lai (1997) yang

menyatakan bahwa anak yang memiliki riwayat berat badan lahir sangat rendah

memiliki resiko karies lebih tinggi daripada anak dengan riwayat berat badan

rendah. Hal ini disebabkan karena adanya faktor resiko lain yang menyebabkan

terjadinya karies gigi, diantaranya adalah level Streptococcus mutans, pemberian

suplemen fluoride, skor plak, frekuensi menyikat gigi dan asupan gula harian (Lai, 1997).

Pada penelitian ini, yang menunjukkan hubungan bermakna pada

kebersihan mulut dan terjadinya karies adalah cara menyikat gigi dan frekuensi

anak menyikat gigi. Metode menyikat gigi menurut Sharika ada beberapa

diantaranya menyikat secara vertikal, horisontal dan circular. Kebanyakan anak-

anak menggunakan metode horisontal karena cara menggerakkannya mudah dan

mengikuti kemampuan motorik anak. Menyikat gigi secara horisontal dapat

menghilangkan plak dari permukaan gigi, namun umumnya dianggap merugikan

karena menggosok kuat dapat mendorong resesi gingiva dan dengan adanya pasta

gigi yang memiliki abrasivitas serta sikat gigi bertekstur keras yang dapat

membuat gigi abrasi. Cara menyikat gigi yang benar yaitu dengan gerakan

memutar secara vertikal untuk meminimalkan kerusakan pada gigi dan

meningkatkan efisiensi biofilm dari permukaan gigi (Sharika, 2012).

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

Pada penelitian ini, ada dua cara menyikat yang dilakukan subyek

penelitian, yaitu menyikat secara vertikal dan horisontal. Mayoritas subyek

penelitian menyikat gigi dengan arah horisontal sehingga menyebabkan

kebersihan gigi kurang yang akan mengakibatkan keparahan kariesnya menjadi

lebih tinggi. Pada distribusi keparahan karies gigi berdasarkan cara menyikat gigi

pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa 78% orang tua yang menyikat gigi anak

secara horisontal memiliki jumlah tingkat keparahan karies yang tinggi

dibandingkan dengan orang tua yang menyikat gigi anak secara vertikal.

Frekuensi menyikat gigi sangat berpengaruh terhadap terjadinya karies

gigi, pada penelitian ditemukan 3 kategori frekuensi menyikat gigi. Tidak

menyikat gigi, menyikat gigi sekali dalam sehari dan menyikat gigi dua kali

sehari. Pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwa orang tua yang menyikat gigi anak

2 kali dalam sehari memiliki tingkat kebersihan mulut yang lebih baik. Semakin

sedikit orang tua melakukan sikat gigi dalam sehari, maka semakin jelek

kebersihan mulut yang dimiliki oleh anak. Pada tabel 5.18 menunjukkan bahwa

orang tua yang menyikat gigi anak 2 kali dalam sehari memiliki tingkat keparahan

karies yang lebih rendah. Semakin sedikit orang tua melakukan sikat gigi dalam

sehari, maka semakin tinggi jumlah keparahan karies yang dimiliki oleh anak

Anak dengan riwayat berat badan lahir rendah memiliki faktor resiko

gangguan terhadap rongga mulutnya, yaitu enamel defek dan ketidakteraturan gigi

geligi atau relasi antar gigi yang buruk. Ini dapat dilihat dari banyaknya anak yang

memiliki gigi yang berdesakan (85,4%) daripada anak yang memiliki susunan gigi

yang normal (14,6%).

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

Berdasarkan susunan geligi anak (tabel 5.16) menunjukkan bahwa anak

dengan susunan geligi berdesakan memiliki jumlah keparahan karies gigi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan susunan geligi nomal yaitu

85,4%. Hasil ini sesuai dengan teori Cheng (2007) bahwa susunan gigi yang

berdesakan dan permukaan gigi yang berjejal atau halus dapat menyebabkan

sulitnya akses sikat gigi dan pembersih gigi sehingga mempengaruhi kebersihan

mulut anak. Kebersihan gigi anak yang buruk dapat mempermudah terjadinya

karies gigi.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7. 1 Kesimpulan

1. Tingkat Keparahan karies pada anak usia 3-5 tahun dengan riwayat berat

badan lahir rendah di Puskesmas Selotambak didapatkan skor def

kategori tinggi yaitu 80,5% dengan rata-rata 6.68.

2. Tingkat kebersihan mulut pada anak usia 3-5 tahun dengan riwayat berat

badan lahir rendah di Puskesmas Selotambak didapatkan skor indeks

kebersihan mulut (PHP) buruk yaitu 75,6% dengan rata-rata 3.26.

7.2 Saran

Penelitian mengenai pemeriksaan karies pada anak dengan riwayat

berat badan lahir rendah sebaiknya dilakukan dengan studi penelitian

longitudinal, karena akan didapatkan hasil yang lebih jelas dan akurat.

Sehingga diharapkan akan dilakukan penelitian-penelitian berikutnya guna

melengkapi penelitian ini.

43

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Australian Health Ministers’ Advisory Council (2008) Aboriginal and Torres


Strait Islander health performance framework report 2008. Canberra:
Department of Health and Ageing

Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan RI. Laporan hasil riset kesehatan
dasar nasional tahun 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
h.129-46

Bansal R, A Sharma, G Sidram. Effect Of Low Birth Weight And Very Low Birth
Weight On Primary Dentition In The Indian Population. 2012. Journal of
Pediatrics and Neonatology. Vol 14 no.2

Barker DJP. Mothers, babies and health in later life. Edinburgh: Churchill, and
Livingston; 1998.
Bharathi,M. Oral health status of 12-year-old children with disabilities and
controls in Southern India. South-East Asia Journal of Public Health
2012;1(3):330-338
Burt BA, Pai S. Does low birth weight increase the risk of caries? A systematic
review. J Dental Educ. 2001;65:1024–1027.
Chandra RK. Concentrations and production of IgG subclasses in preterm and
small-for-gestation low birth weight infants. Monogr Allergy 1988;23:156-9.
Cheng LL, Moor SL, & Christoper TC. 2007. Predisposing Factor to Dental
Caries in Children with cleft Lip and Palate: A review and Strategies for
Early Prevention. Cleft Palate-Craniofacial J: Vol 44 (1): pp. 67-72.
Cleide,T. Mineral in the Nutrition of Extremely Low Birth Infant. J Pediatr (Rio
J). 2005;81(1 Suppl):S43-S51
Dental and Ophthalmic Services Division (2005) Choosing better oral health: an
oral health plan for England. London: Department of Health, UK

44

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. 2010. Profil Kesehatan Kabupaten


Pasuruan tahun 2010.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2007. Narasi Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Timur.

Dini EL, Holt RD, Bedi R. Prevalence of caries and developmental defects of
enamel in 9-10 year old children living in areas in Brazil with differing
water fluoride histories.Br Dent J. 2000 Feb 12;188(3):146-9.

Gerardo J, Syozi Nakashima, Alireza, Toru Nikaido, Junji Tagami. Mineral


density, morphology and bond strength of natural versus artificial
caries-affected dentin. Dental Materials Journal 2013; 32(1): 138–143

Ghasempour, M, Kacho A, Sheikhi S. 2009. Dental Caries in Pre-term and Low


Birth-Weight Children and Related Factors. The Journal of Cotemporary
Practice Vol 10 (4)

Gravina DBL, Cruvinel VRN, Azevedo TDPL, Toledo OAD, Bezerra ACB.
Prevalence of dental caries in children born prematurely or at full
term. Braz Oral Res. 2006;20:353–357.

Harth SC, Thong YH: Sociodemographic and motivational characteristics of


parents who volunteer their children for clinical research: a controlled
study. Br Med J 300:1372-75, 1990.

Ichiba H, Shintaku H, Fujimaru M, Hirai C, Okano Y, Funato M. Bone mineral


density of the lumber spine in very low birthweight infants: a longitudinal
study. Euro J Pediatr 2000;159:215-8.

Idiculla Jose, Brave VR, Puranik RS, Vanaki. 2011. Enamel Hypoplasia and its
Correlation with Dental Caries In School Children of Bagalkot, Karnataka.
Journal of Oral Health and Community Dentistry. Department of Oral and
Maxillofacial Pathology. Vol.5 (1). Hal 31-36.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

Joshipura KJ, Hung HC, Rimm EB, Willet WC, Ascherio A (2003) Periodontal
disease, tooth loss and incidence of ischemic stroke. Stroke; 34(1): 47-52

Lai PY, Seow WK, Tudehope DI, Rogers Y (1997) Enamel hypoplasia and dental
caries in very-low birthweight children: a case-controlled, longitudinal
study. Pediatric Dentistry; 19(1): 42-49

Mason J, Pearce MS, Walls AW, Parker L, Steele JG (2006) How do factors at
different stages of the lifecourse contribute to oral-health related quality of
life in middle age for men and women?. Journal of Dental Research;
85(3): 257-261

Pascoe L, Seow K (1994) Enamel hypoplasia and dental caries in Australian


Aboriginal children: prevalence and correlation between the two
diseases. Pediatric Dentistry; 16(3): 193-199

Rogers A H. 2008. Molecular Oral Microbiology. Caister Academic Press. ISBN


978-1-904455-24-0

Seow W (1997) Effects of preterm birth on oral growth and


development. Australian Dental Journal; 42(2): 77–133

Sarika Sharma, Ramakrishna Yeluri, Amit A. Jain and Autar K. Munshi. Effect of
toothbrush grip on plaque removal during manual toothbrushing in
children. 2012. Journal of Oral Science, Vol. 54, No. 2, 183-190

Sheiham A. 2006. Dental Caries Affects Body Weight, Growth and Quality of
Life in Pre-School Children. DOI: 10.1038/sj.bdj.4814259. P 625-526.

Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan :
Universitas Sumatera Utara. 2004.

Sommerfeld, S. Influence of tooth crowding on the prevalence of dental caries. A


literature review. 2010;56(2):85-8.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

Sonis, Stephen T. "Dental Secrets: Questions and Answers Reveal the Secrets to
the Principles and Practice of Dentistry." 3rd edition. Hanley & Belfus,
Inc., 2003, p. 130. ISBN 1-56053-573-3.

Sugito FS. Peranan Teh dalam Mencegah Terjadinya Karies Gigi. Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2000; 7 (Edisi Khusus); 375-379.

Summit, James B., J. William Robbins, and Richard S. Schwartz. "Fundamentals


of Operative Dentistry: A Contemporary Approach." 2nd edition. Carol
Stream, Illinois, Quintessence Publishing Co, Inc, 2001, p. 128. ISBN
0-86715-382-2.

Soewondo, W. The incidens of enamel hypoplasia and hypocalcification in low


birth weight children according to the teeth type. 2012. Pediatric
Dentistry (Vol 2) p:200-205

Taylor GW, Bornakke WS (2008) Periodontal disease: associations with diabetes,


glycemic control and complications. Oral Diseases; 14(3): 191-203

Tove,I. Parental influences on dental caries development in preschool


children.Norsk Epidemiologi 2012; 22 (1): 13-19

United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low


Birthweight. UNICEF, New York, 2004. Avaliable from
: http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007
[diakses tanggal 2 Desember 2007].

Wang D, Vandermeulen J, Atkinson SA (2007) Early life factors predict abnormal


growth and bone accretion at prepuberty in former premature infants
with/without neonatal dexamethasone exposure. Pediatr Res 61: 111–116.

World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards


promoting optimal fetal growth. Avaliable from
: http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update :
January 2007 [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

Xiong X, Buekens P, Fraser WD, Beck J, Offenbacher S (2006) Periodontal


disease and adverse pregnancy outcomes: a systematic review. BJOG: An
International Journal of Obstetrics & Gynaecology; 113(2): 135-143

Yihong Li, Bromage Timothy, Caufield Page. 2011. Enamel Hypoplasia as a


Prerequisite to Rampant Caries. EHP: Beijing

Ylöstalo PV, Järvelin MR, Laitinen J, Knuuttila ML (2006) Gingivitis, dental


caries and tooth loss: risk factors for cardiovascular diseases or indicators
of elevated health risks. Journal of Clinical Periodontology; 33(2): 92-101

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001055.htm Dental
Cavities, MedlinePlus Medical Encyclopedia, page accessed August 14,
2006.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 1

LAIK ETIK

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 2

FORM PENELITIAN

Nama : ..........................................................................................

Umur : ................................................ L / P

BB Lahir : ..................... gram

BB Sekarang : ..................... kg

Deft

V IV III II I . I II III IV V

V IV III II I . I II III IV V

PHP 51
71
54
64
74
84

Frekuensi Menyikat Gigi :.............kali sehari.


Susunan Gigi Geligi : Berdesakan / Normal

Cara Menyikat Gigi : Vertikal / Horizontal

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nama Ayah :

Pekerjaan Ayah :

Nama Ibu :

Pekerjaan Ibu :

Keterangan Kesehatan : 1. Gangguan Perkembangan


2. Gangguan Pertumbuhan
3. Sistem Kardiovaskuler
4. Sistem Pernapasan
5. Sistem Pencernaan
6. Sistem Neurology
7. Sistem Immunologik
8. Kelainan frekuensi kelainan bawaan
9. Keseringan masuk rumah sakit

Pasuruan, ...................................2013
Tanda tangan orangtua

(..................................................)
*tanda tangan dan nama terang

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 3
STATISTIKA PENELITIAN

Statistics

JENISKELAMIN

N Valid 41

Missing 0

JENISKELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI-LAKI 26 63.4 63.4 63.4

PEREMPUAN 15 36.6 36.6 100.0

Total 41 100.0 100.0

Statistics

USIA

N Valid 41

Missing 0

USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 14 34.1 34.1 34.1

4 15 36.6 36.6 70.7

5 12 29.3 29.3 100.0

Total 41 100.0 100.0

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Statistics

Kategori_bblr

N Valid 41

Missing 0

Mean 1.8780

Median 2.0000

Mode 2.00

Std. Deviation .33129

Minimum 1.00

Maximum 2.00

Kategori_bblr

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sangat Rendah 5 12.2 12.2 12.2

Rendah 36 87.8 87.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

Statistics

kategori_php

N Valid 41

Missing 0

Mean 1.7561

Median 2.0000

Mode 2.00

Std. Deviation .43477

Minimum 1.00

Maximum 2.00

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kategori_php

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 10 24.4 24.4 24.4

Jelek 31 75.6 75.6 100.0

Total 41 100.0 100.0

Statistics

kategori_deft

N Valid 41

Missing 0

Mean 1.8049

Median 2.0000

Mode 2.00

Std. Deviation .40122

Minimum 1.00

Maximum 2.00

kategori_deft

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 8 19.5 19.5 19.5

Tinggi 33 80.5 80.5 100.0

Total 41 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori_bblr * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


JENISKELAMIN

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kategori_bblr * JENISKELAMIN Crosstabulation

JENISKELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN Total

Kategori_bblr Sangat Rendah Count 3 2 5

% within Kategori_bblr 60.0% 40.0% 100.0%

% of Total 7.3% 4.9% 12.2%

Rendah Count 23 13 36

% within Kategori_bblr 63.9% 36.1% 100.0%

% of Total 56.1% 31.7% 87.8%

Total Count 26 15 41

% within Kategori_bblr 63.4% 36.6% 100.0%

% of Total 63.4% 36.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .029a 1 .866

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .028 1 .866

Fisher's Exact Test 1.000 .613

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori_bblr * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


SUSUNANGIGI

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kategori_bblr * SUSUNANGIGI Crosstabulation

SUSUNANGIGI

Berdesakan Normal Total

Kategori_bblr Sangat Rendah Count 4 1 5

% within Kategori_bblr 80.0% 20.0% 100.0%

% of Total 9.8% 2.4% 12.2%

Rendah Count 31 5 36

% within Kategori_bblr 86.1% 13.9% 100.0%

% of Total 75.6% 12.2% 87.8%

Total Count 35 6 41

% within Kategori_bblr 85.4% 14.6% 100.0%

% of Total 85.4% 14.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .131a 1 .717

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .122 1 .727

Fisher's Exact Test .567 .567

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,73.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori_bblr * kategori_php 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kategori_bblr * kategori_php Crosstabulation

kategori_php

Baik Jelek Total

Kategori_bblr Sangat Rendah Count 2 3 5

% within Kategori_bblr 40.0% 60.0% 100.0%

% of Total 4.9% 7.3% 12.2%

Rendah Count 8 28 36

% within Kategori_bblr 22.2% 77.8% 100.0%

% of Total 19.5% 68.3% 87.8%

Total Count 10 31 41

% within Kategori_bblr 24.4% 75.6% 100.0%

% of Total 24.4% 75.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .752a 1 .386

Continuity Correctionb .097 1 .755

Likelihood Ratio .685 1 .408

Fisher's Exact Test .580 .353

Linear-by-Linear Association .734 1 .392

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,22.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori_bblr * kategori_deft 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kategori_bblr * kategori_deft Crosstabulation

kategori_deft

Rendah Tinggi Total

Kategori_bblr Sangat Rendah Count 0 5 5

% within Kategori_bblr .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% 12.2% 12.2%

Rendah Count 8 28 36

% within Kategori_bblr 22.2% 77.8% 100.0%

% of Total 19.5% 68.3% 87.8%

Total Count 8 33 41

% within Kategori_bblr 19.5% 80.5% 100.0%

% of Total 19.5% 80.5% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SUSUNANGIGI * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


kategori_php

SUSUNANGIGI * kategori_php Crosstabulation

kategori_php

Baik Jelek Total

SUSUNANGIGI Berdesakan Count 10 25 35

% within SUSUNANGIGI 28.6% 71.4% 100.0%

% of Total 24.4% 61.0% 85.4%

Normal Count 0 6 6

% within SUSUNANGIGI .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% 14.6% 14.6%

Total Count 10 31 41

% within SUSUNANGIGI 24.4% 75.6% 100.0%

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SUSUNANGIGI * kategori_php Crosstabulation

kategori_php

Baik Jelek Total

SUSUNANGIGI Berdesakan Count 10 25 35

% within SUSUNANGIGI 28.6% 71.4% 100.0%

% of Total 24.4% 61.0% 85.4%

Normal Count 0 6 6

% within SUSUNANGIGI .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% 14.6% 14.6%

Total Count 10 31 41

% within SUSUNANGIGI 24.4% 75.6% 100.0%

% of Total 24.4% 75.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 2.267a 1 .132

Continuity Correctionb .983 1 .322

Likelihood Ratio 3.675 1 .055

Fisher's Exact Test .307 .164

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,46.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_php * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


Frekuensi_menyikat

SUSUNANGIGI * Frekuensi_menyikat Crosstabulation

Frekuensi_menyikat

.00 1.00 2.00 Total

SUSUNANGIGI Berdesakan Count 17 12 6 35

% within SUSUNANGIGI 48.6% 34.3% 17.1% 100.0%

% of Total 41.5% 29.3% 14.6% 85.4%

Normal Count 3 2 1 6

% within SUSUNANGIGI 50.0% 33.3% 16.7% 100.0%

% of Total 7.3% 4.9% 2.4% 14.6%

Total Count 20 14 7 41

% within SUSUNANGIGI 48.8% 34.1% 17.1% 100.0%

% of Total 48.8% 34.1% 17.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 6.450a 2 .040

Likelihood Ratio 6.238 2 .044

Linear-by-Linear Association 6.183 1 .013

N of Valid Cases 41

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1,71.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_php * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


CARAMENYIKAT

kategori_php * CARAMENYIKAT Crosstabulation

CARAMENYIKAT

VERTIKAL HORISONTAL Total

kategori_php Baik Count 3 7 10

% within kategori_php 30.0% 70.0% 100.0%

% of Total 7.3% 17.1% 24.4%

Jelek Count 1 30 31

% within kategori_php 3.2% 96.8% 100.0%

% of Total 2.4% 73.2% 75.6%

Total Count 4 37 41

% within kategori_php 9.8% 90.2% 100.0%

% of Total 9.8% 90.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.156a 1 .013

Continuity Correctionb 3.491 1 .062

Likelihood Ratio 5.162 1 .023

Fisher's Exact Test .039 .039

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,98.

b. Computed only for a 2x2 table

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_deft * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


JENISKELAMIN

kategori_deft * JENISKELAMIN Crosstabulation

JENISKELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN Total

kategori_deft Rendah Count 3 5 8

% within kategori_deft 37.5% 62.5% 100.0%

% of Total 7.3% 12.2% 19.5%

Tinggi Count 23 10 33

% within kategori_deft 69.7% 30.3% 100.0%

% of Total 56.1% 24.4% 80.5%

Total Count 26 15 41

% within kategori_deft 63.4% 36.6% 100.0%

% of Total 63.4% 36.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 2.877a 1 .090

Continuity Correctionb 1.657 1 .198

Likelihood Ratio 2.780 1 .095

Fisher's Exact Test .117 .101

N of Valid Cases 41

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,93.

b. Computed only for a 2x2 table

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_deft * USIA 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%

kategori_deft * USIA Crosstabulation

USIA

3 4 5 Total

kategori_deft Rendah Count 2 5 1 8

% within kategori_deft 25.0% 62.5% 12.5% 100.0%

% of Total 4.9% 12.2% 2.4% 19.5%

Tinggi Count 12 10 11 33

% within kategori_deft 36.4% 30.3% 33.3% 100.0%

% of Total 29.3% 24.4% 26.8% 80.5%

Total Count 14 15 12 41

% within kategori_deft 34.1% 36.6% 29.3% 100.0%

% of Total 34.1% 36.6% 29.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 3.023a 2 .221

Likelihood Ratio 3.010 2 .222

N of Valid Cases 41

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 2,34.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_deft * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


SUSUNANGIGI

kategori_deft * SUSUNANGIGI Crosstabulation

SUSUNANGIGI

Berdesakan Normal Total

kategori_deft Rendah Count 7 1 8

% within kategori_deft 87.5% 12.5% 100.0%

% of Total 17.1% 2.4% 19.5%

Tinggi Count 28 5 33

% within kategori_deft 84.8% 15.2% 100.0%

% of Total 68.3% 12.2% 80.5%

Total Count 35 6 41

% within kategori_deft 85.4% 14.6% 100.0%

% of Total 85.4% 14.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .036a 1 .849

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .037 1 .847

Fisher's Exact Test 1.000 .669

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,17.

b. Computed only for a 2x2 table

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_deft * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


CARAMENYIKAT

kategori_deft * CARAMENYIKAT Crosstabulation

CARAMENYIKAT

VERTIKAL HORISONTAL Total

kategori_deft Rendah Count 3 5 8

% within kategori_deft 37.5% 62.5% 100.0%

% of Total 7.3% 12.2% 19.5%

Tinggi Count 1 32 33

% within kategori_deft 3.0% 97.0% 100.0%

% of Total 2.4% 78.0% 80.5%

Total Count 4 37 41

% within kategori_deft 9.8% 90.2% 100.0%

% of Total 9.8% 90.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.690a 1 .003

Continuity Correctionb 5.216 1 .022

Likelihood Ratio 6.667 1 .010

Fisher's Exact Test .019 .019

N of Valid Cases 41

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,78.

b. Computed only for a 2x2 table

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_deft * 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%


Frekuensi_menyikat

kategori_deft * Frekuensi_menyikat Crosstabulation

Frekuensi_menyikat

.00 1.00 2.00 Total

kategori_deft Rendah Count 0 2 6 8

% within kategori_deft .0% 25.0% 75.0% 100.0%

% of Total .0% 4.9% 14.6% 19.5%

Tinggi Count 20 12 1 33

% within kategori_deft 60.6% 36.4% 3.0% 100.0%

% of Total 48.8% 29.3% 2.4% 80.5%

Total Count 20 14 7 41

% within kategori_deft 48.8% 34.1% 17.1% 100.0%

% of Total 48.8% 34.1% 17.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 24.627a 2 .000

Likelihood Ratio 23.247 2 .000

Linear-by-Linear Association 19.787 1 .000

N of Valid Cases 41

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1,37.

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_php * kategori_deft 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%

kategori_php * kategori_deft Crosstabulation

kategori_deft

Rendah Tinggi Total

kategori_php Baik Count 4 6 10

% within kategori_php 40.0% 60.0% 100.0%

% of Total 9.8% 14.6% 24.4%

Jelek Count 4 27 31

% within kategori_php 12.9% 87.1% 100.0%

% of Total 9.8% 65.9% 75.6%

Total Count 8 33 41

% within kategori_php 19.5% 80.5% 100.0%

% of Total 19.5% 80.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3.535a 1 .060

Continuity Correctionb 2.020 1 .155

Likelihood Ratio 3.170 1 .075

Fisher's Exact Test .082 .082

Linear-by-Linear Association 3.449 1 .063

N of Valid Cases 41

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,95.

b. Computed only for a 2x2 table

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI KEPARAHAN KARIES GIGI... WAHYU LATIFATUL KHILMIAH

Anda mungkin juga menyukai