Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

2031 349 5547 1 10 20201113

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

PENERAPAN METODE AHP DAN TOPSIS PADA PERANGKINGAN SUPPLIER BAHAN


BAKU PLATE PEMBUATAN HOPPER
(Studi Kasus: PT Semen Indonesia Logistik)

Dhimas Safaatur Rochman1, Deny Andesta2, Dzakiyah Widyaningrum3


1
Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik
2,3
Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik Jl. Sumatera No. 101
GKB-Gresik 61121, Jawa Timur, Indonesia
Email:dhimassafaatur214@gmail.com

ABSTRAK
PT Semen Indonesia Logistik adalah sebuah perusahaan dalam bidang usaha barang industri. Dimana di
dalam perusahaan tersebut memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh sebuah industri, baik kontruksi,
akomodasi dan lain-lain yang berhubungan dengan barang industri. Perusahaan ini terkadang mempunyai masalah
pada bahan baku(plate) produksi, yaitu sering terlambatnya kedatangan bahan baku(plate) dari supplier. Supplier
tersebut adalah PT Krakatau Steel, PT Gunung Raja paksi, PT Gunawan Dianjaya Steel. Dari keterlambatan tersebut
akan berakibat terganggunya proses produksi di perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria,
subkriteria dan supplier terbaik dengan pembobotan dan perangkingan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah AHP digunakan pembobotan terhadap kriteria, subkriteria dan TOPSIS untuk perangkingan. Nilai yang
didapat dari hasil kuesioner oleh 3 orang responden. Hasil dari penelitian ini terdapat 9 kriteria dan 23 subkriteria.
Dari hasil pembobotan dengan AHP kriteria terbesar adalah kriteria kualitas (0,29), sedangkan dari metode TOPSIS
rangking terbesar adalah PT Gunawan Dianjaya Steel dengan nilai preferensi 0.521447. Supplier terbaik harus
memiliki jarak terdekat dari solusi ideal positif (0.39281) dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif (0.428019)
dibanding supplier lainnya.
Kata kunci: AHP, TOPSIS, Supplier, bahan baku
1. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan supplier. Hal tersebut membuat proses produksi
teknologi pada saat ini semakin tumbuh pesat, perusahaan ini terhambat. PT Krakatau Steel, PT
terutama dalam bidang teknologi informasi. Gunung Raja Paksi, PT Gunawan Dianjaya Steel
Perusahaan saat ini dituntut untuk melakukan mengalami keterlambatan pengiriman bahan
kegiatan pengiriman barang yang cepat dan tepat baku(plate). Dari semua supplier yang ada,
waktu serta memiliki mesin yang baik dan mengalami keterlambatan pengiriman 1 hari
tangguh untuk dapat memenuhi target bagi sampai 3 hari. Hal ini akan berakibat masing-
perusahaan tersebut. masing supplier akan didenda/disanksi oleh
PT Semen Indonesia Logistik adalah sebuah perusahaan. Hal ini juga berakibat terganggunya
perusahaan dalam bidang usaha barang industri. proses produksi di perusahaan tersebut dan
Dimana di dalam perusahaan tersebut membuat waktu tunggu kedatangan bahan baku
memproduksi barang-barang yang dibutuhkan cukup lama.
oleh sebuah industri, baik kontruksi, akomodasi Dalam hal ini perusahaan agar melakukan
dan lain-lain yang berhubungan dengan barang penilaian terhadap supplier yang ada dengan cara
industri. Di dalam PT Semen Indonesia Logistik perangkingan, perusahaan sebelumnya memakai
ini produk akan di buat jika ada pesanan dari software dalam menentukan perangkingan.
konsumen. PT Semen Indonesia Logistik banyak banyak metode yang dapat digunakan untuk
memproduksi barang industri, sebagai contoh menilai kinerja supplier, salah satunya dengan
pembuatan Hopper. Hopper merupakan sebuah metode Analythical Hierarcy Process (AHP).
alat atau tempat penampung sementara untuk Metode AHP merupakan sebuah kerangka
bahan baku berupa bebatuan, pasir, atau serbuk. pengambilan keputusan yang efektif dalam
Alat ini mempermudah proses pembuatan produk. menyelesaikan persoalan yang kompleks dengan
agar cepat selesai. Oleh karena itu bahan baku menyederhanakan masalah dan menyusunnya
utama yaitu plate harus selalu tersedia. dalam hirarki (Nurhasanah & Tamam, 2013).
Perusahaan ini mempunyai masalah pada Penggunaan metode AHP adalah metode
bahan baku(plate) produksi, yaitu sering sistematis dan tidak membutuhkan waktu yang
terlambatnya kedatangan bahan baku(plate) dari lama, dan dapat memperlihatkan bobot prioritas

42
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

dari kriteria dan pemasok yang terpilih (Viarani 3. pengolahan data


& Zadry, 2015). Dari metode AHP diketahui a. Mendefinisikan masalah yang terjadi dan
bobot dari masing-masing kriteria yang bisa menentukan solusi yang diinginkan dengan
dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih membuat struktur hirarki yang diawali dengan
supplier. tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria,
Metode AHP banyak digunakan untuk sub kriteria dan alternatif - alternatif pilihan yang
menyelesaikan strategi yang bersifat kompleks. ingin diurutkan.
Metode AHP mempunyai kekurangan pada b. Membentuk matriks perbandingan berpasangan
prinsip perbandingan berpasangan, membutuhkan antar kriteria, antar subkriteria dan alternatif dari
waktu, dan terpenuhinya indeks konsistensi hasil kuesioner 3 responden.
(Santoso, 2016). Metode TOPSIS dapat digunakan c. Menormalisasi hasil dari matriks perbandingan
untuk menentukan keputusan yang praktis. berpasangan yaitu dengan membagi nilai dari
Menurut Usman & Moengin (2017) metode setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan
TOPSIS dilakukan dengan prinsip alternatif yang dengan nilai total dari setiap kolom.
terpilih harus mempunyai jarak terpanjang dari d. Menghitung nilai eigen vector atau bobot
solusi ideal negatif dan jarak terdekat dari solusi dengan cara merata-rata jumlah baris dengan
ideal positif dari sudut pandang geometri. jumlah kriteria atau subkriteria.
e. Menguji konsistensi, dari hasil perhitungan
2. METODE PENELITIAN pembobotan digunakan untuk menghitung
konsistensi. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,1
Penelitian ini meneliti tentang perangkingan maka penilaian harus diulang kembali.
supplier mengunakan metode AHP dan TOPSIS. Hasil metode AHP digunakan sebagai
Penelitian kuantitatif yaitu penelitian dengan input metode TOPSIS (Hwang dan Yoon, 1981)
maksud memperoleh data yang berbentuk angka dengan langkah-langkah berikut :
atau data kualitatif yang diangkakan. Pada a. TOPSIS dimulai dengan membangun sebuah
penelitian kuantitatif ini, pengumpulan datanya matriks keputusan.
didapatkan dari penelitian lapangan yang berupa . 𝑥1 𝑥2 𝑥3 . . . 𝑥𝑛
wawancara ataupun pengamatan langsung 𝑎1 𝑥11 𝑥12 𝑥13 . . . 𝑥1𝑛
terhadap keadaan yang sebenarnya dalam 𝑎2 𝑥21 𝑥22 𝑥23 . . . 𝑥2𝑛
perusahaan dan data hasil kuisioner yang 𝑎3 𝑥31 𝑥32 𝑥33 . . . 𝑥3𝑛
𝑋= . . . . . . . .
didapatkan dari responden yang ditentukan sesuai
dengan kebutuhan. . . . . . . . .
. . . . . . . .
3. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN 𝑎𝑚 𝑥𝑚1 𝑥𝑚2 𝑥𝑚3 . . . 𝑥𝑚𝑛
Langkah – langkah yang dilakukan dalam
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: b. Membangun normalized decision matrix.
1. Studi literatur dan studi lapangan Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix
Studi literatur sangat dibutuhkan sebagai dasar dengan metode Euclidean length of a vector
serta pijakan dalam menyelesaikan penelitian ini. adalah :
Literatur yang digunakan yaitu jurnal 3 jurnal 𝑥𝑖𝑗
𝑟𝑖𝑗 = 𝑛
nasional dengan tentang pemilihan supplier √∑𝑖=1 𝑥𝑖𝑗 2
dengan metode AHP dan TOPSIS. Studi lapangan
yang dilakukan yaitu melihat kondisi langsung di c. Membangun weighted normalized decision
tempat penyimpanan bahan baku plate apa benar matrix. Dengan bobot W=(w1,w2,…..,wn), maka
bahan baku plate sering terlambat. normalisasi bobot matriks V adalah :
2. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, dilakukan pengumpulan 𝑤1 𝑟11 𝑤2 𝑟12 … 𝑤𝑛 𝑟1𝑛
data yaitu data primer dan data sekunder. 𝑤1 𝑟21 . . .
V=[ . . . . ]
a. Data primer merupakan data hasil kuisioner,
wawancara berupa matriks perbandingan 𝑤1𝑟 𝑚1 𝑤2 𝑟𝑚2 … 𝑤𝑛 𝑟𝑚𝑛
berpasangan antar kriteria, subkriteria, alternatif.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari sumber yang sudah ada berupa data kriteria d. Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal
dan subkriteria dari sumber lain/penelitian negatif :
terdahulu 𝐴+ = { max𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J , min𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J′′ ,

43
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

i = 1,2,3, ....., m }
= { 1+, 𝑣2+, ....., 𝑣𝑛+ } Tabel 4.2 Kriteria dan Subkriteria Pemilihan
𝐴- = { min𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J , max𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J′′ , Supplier
i = 1,2,3, ....., m } Kriteria Sub kriteria
= { 1, 𝑣2 ,....., 𝑣𝑛− } Kepantasan harga dengan kualitas
e. Menghitung separasi, Si+ adalah jarak alternatif barang yang dihasilkan, Kemampuan
dari solusi ideal didefinisikan sebagai: untuk memberikan potongan harga
Harga
𝑛 (diskon) pada pemesanan dalam
𝑆𝑖+ = √∑ (𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑗+ )2 , jumlah tertentu, Cara pembayaran
𝑗=1 barang
dengan i=1,2,..m kesesuaian barang dengan spesifikasi
Dan jarak terhadap solusi negatif-ideal yang sudah ditetapkan, penyediaan
Kualitas
didefinisikan sebagai : barang tanpa cacat, kemampuan
𝑛 memberikan kualitas yang konsisten
𝑆𝑖− = √∑ (𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑗− )2 , kemudahan untuk dihubungi,
𝑗=1 kemampuan untuk memberikan
dengan i=1,2,..m informasi secara jelas dan mudah
Layanan
untuk dimengerti, cepat tanggap
f. Menghitung kedekatan relatif terhadap solusi dalam menanggapi permintaan dan
ideal : keluhan pelanggan
𝑠𝑖− Ketepata kemampuan untuk mengirimkan
𝐶𝑖+ = + , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0 < 𝐶𝑖+ < 1
𝑠𝑖 + 𝑠𝑖− n barang sesuai dengan tanggal yang
Pengirim telah disepakati, kemampuan dalam
dan i = 1, 2, 3,.., m an hal penanganan sistem transportasi
g. Merangking Alternatif, Alternatif dapat Ketepata ketepatan dan kesesuaian jumlah
dirangking berdasarkan urutan 𝐶𝑖+. Maka dari itu, n Jumlah dalam pengiriman, Kemudahan
alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarak penambahan atau pengurangan
terpendek terhadap solusi ideal dan berjarak jumlah pemesanan
terjauh dengan solusi negatif-ideal. Garansi Memberikan jaminan atau garansi
dan terhadap barang, Dapat memberikan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN kebijakan bantuan dalam keadaan darurat,
4.1 Supplier bahan baku plate Kemampuan menjaga kesepakatan
Terdapat 3 supplier bahan baku plate yang ada Sistem Jenis komunikasi yang digunakan,
di PT Semen Indonesia Logistik, berikut nama Komunik Tingkat konsistensi terhadap
supplier : asi pertukaran informasi
Tabel 4.1Nama Supplier Kemamp Kompetensi tenaga kerja, Fasilitas
NAMA BAHAN uan permesinan produksi supplier
SUPPLIER BAKU Teknis
Plate Manajem Kelengkapan dokumen perusahaan,
PT Krakatau Steel en dan Kelengkapan dokumen penawaran
PT Gunung Raja Plate Organisas barang, Sertifikasi Penggunaaan
Paksi i peralatan safety standard
PT Gunawan Plate 4.3 kriteria dan subkriteria
Dianajaya Steel Setelah diketahui kriteria dan subkriteria,
Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden
4.2 Kriteria dan subkriteria yaitu Pengisian matriks perbandingan
kriteria dan subkriteria berdasarkan dari hasil berpasangan yang berdasarkan pertimbangan
wawancara dan penelitian terdahulu (Riyan, Yeni, dianggap memahami supplier yang ada. Daftar
Ceria, 2014) yang dianggap penting digunakan responden dapat dilihat di bawah ini :
pada PT Semen Indonesia Logistik adalah sebagai
berikut :

44
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Tabel 4.3 Daftar Responden c. Setelah didapat hasil normalisasi, hitung vector
Nama Jabatan eigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris
Responden 1 kepala PPIC & QC dari normalisasi dengan jumlah subkriteria.
Responden 2 petugas QC Tabel 4.6 Bobot Subkriteria
Responden 3 petugas pemasaran Jumlah baris Bobot
& admin keuangan 2.369 0.79
0.525 0.17
4.4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner 0.106 0.04
Setelah melakukan penyebaran kuesioner 3.000 1.00
untuk pembobotan kriteria, subkriteria maka akan
dilakukan rekapitulasi terhadap data kuesioner d. Menghitung rasio konsistensi
dengan menggunakan rata - rata geometric. Tabel 4.7 Matriks Awal Dan Bobot Subkriteria
Rumus rata-rata geometrik sebagai berikut: Sub Bobot
𝑛 H1 H2 H3
𝐺 = √𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 … … … 𝑋 kriteria
4.5 Matriks Perbandingan Kriteria Pada H1 1 5.94 18.33 0.79
Subkriteria H2 0.17 1.00 6.32 0.17
Contoh perhitungan rata-rata geometrik kriteria H3 0.05 0.16 1 0.04
harga subkriteria H1 dengan H2 :
3
G = √6 x 7 x 5 e. Kalikan nilai matriks perbandingan awal
3 dengan bobot, didapatkan matriks sebagai berikut:
G = √210
G = 5,94 Tabel 4.8 Perhitungan Rasio Konsistensi
Kriteria Harga Sub Jumlah
H1 H2 H3
H 1 = Kepantasan harga dengan kualitas barang kriteria Baris
yang dihasilkan H1 0.79 1.04 0.65 2.48
H 2 = Kemampuan untuk memberikan potongan H2 0.13 0.17 0.22 0.53
harga (diskon) pada pemesanan dalam jumlah H3 0.04 0.03 0.04 0.11
tertentu
H 3 = Cara pembayaran barang f. Bagi jumlah baris dengan bobot
Kriteria harga Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Konsitensi
a. Matriks perbandingan berpasangan diperoleh Sub Jumlah
Bobot Hasil bagi
dari penilaian responden, kemudian di jumlah. kriteria baris
Tabel 4.4 Matriks Awal Perbandingan H1 2.48 0.79 3.1354
Berpasangan H2 0.53 0.17 3.0347
Sub H3 0.11 0.04 3.0050
H1 H2 H3
kriteria
H1 1 5.94 18.33 g. Menghitung nilai λ maks
H2 0.17 1.00 6.32 λ maks = (3.1354+3.0347+3.0050)/3 =
H3 0.05 0.16 1 9.1751/3 =3.0583558
Jumlah h. Menghitung nilai Consistency Index (CI)
1.22 7.10 25.65 λ maks−n
kolom CI =
𝑛−1
CI = (3.0583558-3) / (3-1) =0.058356
b. Bagi masing-masing elemen pada kolom /2 = 0.029178
tertentu dengan nilai jumlah kolom tersebut. Hasil i. Menghitung nilai rasio konsistensi (CR), yaitu
tersebut adalah normalisasi matriks antar membagi CI dengan indeks random (RI). Untuk
subkriteria orde matriks n=3 maka nilai RI adalah 0,58.
Tabel 4.5 Normalisasi Matriks CR = CI/RI
Sub H1 H2 H3 = 0.029178/0,58
Kriteria = 0,050
H1 0.818 0.837 0.715 Rasio konsistensi sebesar 0,050 kurang dari batas
H2 0.138 0.141 0.246 toleransi 0,1. Maka matriks perbandingan
H3 0.045 0.022 0.039 berpasangan pada kritera ini dikatakan konsisten.
Total 1.000 1.000 1.000 Hal ini menunjukkan bahwa penilaian tidak perlu
diperbaiki/diulang.

45
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Tabel 4.12 Bobot


4.6 Penentuan Peringkat Supplier dengan Jumlah baris Bobot
Perhitungan TOPSIS 1.37 0.46
a. TOPSIS dimulai dengan membangun sebuah 0.51 0.17
matriks keputusan. Matriks keputusan di dapatkan 1.12 0.37
dari hasil penyebaran kuesioner. 3.00 1.00
Kriteria Harga
Subkriteria : Kepantasan harga dengan kualitas d. Setelah mendapatkan nilai matriks keputusan,
barang (H1) selanjutnya membentuk matriks ternormalisasi.
Tabel 4.10 Matriks Awal Perbandingan Matriks ternormalisasi subkriteria H1 kolom PT
Alternatif Krakatau Steel. Hasil normalisasi matriks didapat
PT PT dari pembagian antara matriks keputusan dibagi
PT
Gunawan Gunung dengan akar dari jumlah kolom.
Alternatif Krakatau 𝑥𝑖𝑗
Dianajaya Raja
Steel
Steel Paksi 𝑟𝑖𝑗 = 𝑛
√∑𝑖=1 𝑥𝑖𝑗 2
PT
Krakatau 1 2.62 1.26
Steel
PT
Gunawan
0.38 1 0.44
Dianajaya
Steel
PT
Gunung 0.79 2.27 1
Raja Paksi
Jumlah
2.18 5.89 2.7
kolom

b. Bagi masing-masing elemen pada kolom


tertentu dengan nilai jumlah kolom tersebut. Hasil
tersebut adalah normalisasi matriks antar
alternatif.
e. Membentuk matriks ternormalisasi terbobot,
Tabel 4.11 Normalisasi Matriks untuk mendapatkan matriks ternormalisasi
terbobot maka dilakukan perkalian matriks
PT PT ternormalisasi dengan bobot tiap subkriteria.
PT
Gunawan Gunung Berikut contoh perhitungan matriks ternormalisasi
Alternatif Krakatau
Dianajaya Raja terbobot : Matriks ternormalisasi Subkriteria H1
Steel
Steel Paksi kolom PT Krakatau Steel.
PT 0.211855631 x 0.79 = 0.17.
Krakatau 0.46 0.44 0.47 f. Menentukan solusi ideal positif (A+) dan solusi
Steel ideal negatif (A-)
PT A+ 0.21 0.20 0.18
Gunawan
0.18 0.17 0.16
Dianajaya
Steel Untuk menentukan solusi ideal positif maka
PT dilakukan dengan mencari nilai terbesar (nilai
Gunung 0.36 0.39 0.37 maksimal) dari seluruh alternatif pada setiap
Raja Paksi subkriteria . Misalkan untuk kolom PT Krakatau
Total 1.00 1.00 1.00 Steel maka nilai maksimalnya terdapat pada
subkriteria KP1 sebesar 0.21.
c. Setelah didapat hasil normalisasi, hitung vector A- 0.01 0.01 0.01
eigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris
dari normalisasi dengan jumlah alternatif.

46
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Untuk menentukan solusi ideal negatif dilakukan (0.17 − 0.01)2 + (0.04 − 0.01)2 +
dengan mencari nilai terkecil (nilai minimal) dari (0.01 − 0.01)2 + (0.10 − 0.01)2 +
seluruh alternatif pada setiap subkriteria, Misalkan (0.07 − 0.01)2 + (0.05 − 0.01)2 +
untuk kolom PT Krakatau Steel maka nilai
(0.08 − 0.01)2 + (0.05 − 0.01)2 +
terkecilnya terdapat pada subkriteria H3 sebesar
0.01. (0.05 − 0.01)2 + (0.21 − 0.01)2 +
g. Menentukan jarak antara nilai terbobot setiap (0.05 − 0.01)2 + (0.14 − 0.01)2 +
alternatif terhadap solusi ideal positif (Si+) dan (0.11 − 0.01)2 + (0.10 − 0.01)2 +
solusi ideal negatif (Si-). (0.03 − 0.01)2 + (0.04 − 0.01)2 +
Tabel 4.13 Jarak Terhadap Solusi Ideal Positif (0.10 − 0.01)2 + (0.08 − 0.01)2 +
Alternatif Si+ (0.20 − 0.01)2 + (0.03 − 0.01)2 +
PT Krakatau Steel 0.435431 (0.07 − 0.01)2 + (0.06 − 0.01)2 +
PT Gunung Raja paksi 0.42872 (0.03 − 0.01)2

PT Gunawan Dianjaya
0.39281 = √0.2136
Steel
= 0.462169
h. menghitung kedekatan relatif terhadap solusi
Berikut adalah contoh perhitungan jarak terhadap
ideal Nilai kedekatan relatif terhadap solusi
solusi ideal positif di kolom PT Krakatau Steel :
ideal didapatkan dari pembagian antara nilai
𝑛
separasi negatif dengan penjumlahan nilai
𝑆𝑖+ = √∑ (𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑗+ )2 ,
𝑗=1 separasi positif dan negatif.

(0.17 − 0.21)2 + (0.04 − 0.21)2 + Berikut contoh perhitungan pada PT Krakatau


(0.01 − 0.21)2 + (0.10 − 0.21)2 + Steel :
(0.07 − 0.21)2 + (0.05 − 0.21)2 + 𝑠𝑖−
𝐶𝑖+ = + , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0 < 𝐶𝑖+ < 1
(0.08 − 0.21)2 + (0.05 − 0.21)2 + 𝑠𝑖 + 𝑠𝑖−
(0.05 − 0.21)2 + (0.21 − 0.21)2 +
(0.05 − 0.21)2 + (0.14 − 0.21)2 + 0.462169
= 0.514894
(0.11 − 0.21)2 + (0.10 − 0.21)2 + 0.435431 + 0.462169
(0.03 − 0.21)2 + (0.04 − 0.21)2 +
(0.10 − 0.21)2 + (0.08 − 0.21)2 + Tabel 4.15 Nilai Preferensi
(0.20 − 0.21)2 + (0.03 − 0.21)2 +
Supplier Nilai preferensi
(0.07 − 0.21)2 + (0.06 − 0.21)2 + PT Krakatau Steel 0.514894
√ (0.03 − 0.21)2 PT Gunung Raja
0.503817
= √0.1896 paksi
= 0.435431 PT Gunawan
0.521447
Tabel 4.14 Jarak Terhadap Solusi Ideal Negatif Dianjaya Steel
Alternatif Si-
PT Krakatau Steel 0.462169 Dapat di lihat tabel di atas bahwa nilai preferensi
PT Gunung Raja paksi 0.435316 terbesar adalah PT Gunawan Dianjaya Steel dengan
PT Gunawan Dianjaya nilai 0.521447.
0.428019
Steel
5. KESIMPULAN
Berikut adalah contoh perhitungan jarak terhadap 1. Dalam menentukan peringkat supplier terbaik
solusi ideal negatif di kolom PT Krakatau Steel : ada beberapa kriteria yaitu kriteria harga
(0,25), kualitas (0,29), layanan (0,10),
𝑛 ketepatan pengiriman (0,10), ketepatan jumlah
𝑆𝑖− = √∑ (𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑗− )2 , (0,11), garansi dan kebijakan (0,06), sistem
𝑗=1 komunikasi (0,03), kemampuan teknis (0,03),
manajemen dan organisasi(0,02).
2. Sedangkan subkriteria sebagai berikut :
a. Kriteria harga : Kepantasan harga dengan
kualitas barang yang dihasilkan (0.79),
Kemampuan untuk memberikan potongan

47
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

harga (diskon) pada pemesanan dalam Di PT XYZ. Jurnal Teknik Industri, 3(3),
jumlah tertentu (0.17), Cara pembayaran 234–244.
barang (0.04). Santoso, I. (2016). Integrasi Analisis Product Life
b. Kriteria kuaitas : kesesuaian barang dengan Cycle dan Metode AHP-TOPSIS Dalam
spesifikasi yang sudah ditetapkan (0.36), Perumusan Strategi Pengembangan Produk.
penyediaan barang tanpa cacat (0.37), Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 26(2),
kemampuan memberikan kualitas yang 227–235.
konsisten (0.27). Kriteria layanan : Taufik, R, Sumantri, Y, Tantrika, Mada, F. C. S.
kemudahan untuk dihubungi (0.41), (2014). Penerapan Pemilihan Supplier
kemampuan untuk memberikan informasi Bahan Baku Ready Mix Berdasarkan
secara jelas dan mudah untuk dimengerti Integrasi Metode Ahp Dan Topsis (Studi
(0.33), cepat tanggap dalam menanggapi Kasus Pada PT Merak Jaya Beton, Malang)
permintaan dan keluhan pelanggan (0.26). , 1067-1076.
c. Kriteria ketepatan pengiriman : Usman, H., & Moengin, P. (2017). Model Sistem
kemampuan untuk mengirimkan barang Pemilihan Material Baker Dengan Metode
sesuai dengan tanggal yang telah disepakati Topsis Di Pt . Multi Kreasi Mandiri. Jurnal
(0.80), kemampuan dalam hal penanganan Teknik Industri, 6(1), 45–52.
sistem transportasi (0.20). Viarani, S. O., & Zadry, H. R. (2015). Analisis
d. Kriteria ketepatan jumlah : ketepatan dan Pemilihan Pemasok dengan Metode
kesesuaian jumlah dalam pengiriman (0.5), Analitycal Hierarchy Process di Proyek
Kemudahan penambahan atau pengurangan Indarung VI PT Semen Padang. Jurnal
jumlah pemesanan (0.5). Optimasi Sistem Industri, 14(1), 55–70.
e. Kriteria garansi dan kebijakan :
Memberikan jaminan atau garansi terhadap
barang (0.67), Dapat memberikan bantuan
dalam keadaan darurat (0.15), Kemampuan
menjaga kesepakatan (0.18).
f. Kriteria sistem komunikasi : Jenis
komunikasi yang digunakan (0.56), Tingkat
konsistensi terhadap pertukaran informasi
(0.44).
g. Kriteria kemampuan teknis : Kompetensi
tenaga kerja (0.85), Fasilitas permesinan
produksi supplier (0.15).
h. Kriteria manajamen dan organisasi :
Kelengkapan dokumen perusahaan (0.44),
Kelengkapan dokumen penawaran barang
(0.41), Sertifikasi Penggunaaan peralatan
safety standard (0.15).
3. Berdasarkan perhitungan dengan metode AHP
dan TOPSIS nilai preferensi terbesar adalah PT
Gunawan Dianjaya Steel dengan nilai
0.521447, PT Krakatau Steel dengan nilai
0.514894 dan PT Gunung Raja paksi dengan
nilai 0.503817.

6. DAFTAR PUSTAKA
Hwang dan Yoon. (1981), Multiple Attribute
Decision Making: Methods and
Applications, Springer-Verlag, New York.
Nurhasanah, N., & Tamam, M. A. (2013). Analisis
Pemilihan Supplier Untuk Pemesanan
Bahan Baku Yang Optimal Menggunakan
Metode Ahp Dan Fuzzy Ahp: Studi Kasus

48

Anda mungkin juga menyukai