Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Silvia Hardini

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama : Selvia Hardini

Tuges : Farmasi Fisik


Bidang : D3 Faramasi
1. Difusi didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang
dibawa oleh gerakan molekular secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan
konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya suatu membran polimer.
2. 1. Difusi Biasa. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atau tidak berpolar/berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam
membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan
energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate).
2. Difusi Khusus Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang
memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan
partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran
plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya
berfungsi untuk spesifik partikel
3. 1. Difusi molekuler atau permeas.
2. Difusi yang melalui pori suatu membran yang berisi pelarut, manakala difusi ini
dipengaruhi oleh ukuran relatif molekul yang menembus membran serta diameter dari pori
tersebut
3. Difusi melalui suatu membran dengan susunan anyaman polimer yang memiliki saluran
yang bercabang dan saling bersilangan.

4. 1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
6. Konsentrasi Obat Semakin besar konsentrasi obat, semakin cepat pula kecepatan
difusinya.
7. Koefisien difusi Semakin besar koefisien difusi, maka besar kecepatan difusinya.
8. Viskositas
9. Koefisien partisi Difusi pasif dipengaruhi oleh koefisien partisi, yaitu semakin besar
koefisien partisi maka semakin cepat difusi obat.

5. prinsip kerjanya yaitu pompa peristaltik menghisap cairan reseptor dari gelas kimia
kemudian dipompa ke sel difusi melewati penghilang gelembung sehingga aliran terjadi
secara hidrodinamis, kemudian cairan dialirkan kembali ke reseptor

6. Disolusi merupakan suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi
terlarut dalam suatu pelarut
Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi!
Answer : Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
1. Sifat fisika kimia obat berpengaruh besar terhadap kinetika disolusi berupa:
a). Sifat Kelarutan yaitu Laju disolusi akan diperbesar karena kelarutan terjadi
pada permukaan solut. Kelarutan obat dalam air juga memengaruhi laju
disolusi.
b). Luas permukaan efektif dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran
partake.
2. Faktor formulasi dan proses pembuatan memengaruhi laju disolusi yaitu:
a. Jumlah & tipe eksipien, seperti garam netral.
b. Tipe pembuatan tablet yang digunakan.
c. Ukuran granul dan distribusi ukuran granul.
d. Jumlah dan tipe penghancur serta metode pencampurannya.
e. Jumlah dan tipe surfaktan (kalau ditambahkan) serta metode
pencampurannya.

7. Kecepatan Pengadukan

Dalam Farmakope Indonesia edisi IV, tiap uji disolusi memiliki kecepatan pengadukan
yang ditetapkan dengan satuan rpm (revolutions per minutes). Jika ditetapkan,
kecepatan 100 rpm untuk alat 1 metode basket, dan 50 rpm untuk alat 2 metode dayung.
Kecepatan pengadukan harus sama selama pengujian.

Seringkali, selama berjalannya proses pengujian, motor pemutar pengaduk dapat


bergerak secara lambat atau cepat. Oleh karena itu, harus dilakukan pengecekan terlebih
dahulu sebelum dan sesudah dilakukan pengujian disolusi. Menentukan kecepatan
disolusi obat pada rentang pH larutan merupakan hal yang sangat penting karena dapat
digunakan untuk mengetahui berapa banyak jumlah persentase zat aktif dalam sediaan
obat yang dapat terlarut dan terabsorbsi atau terserap masuk ke dalam peredaran darah
sehingga dapat memberikan efek terapi pada tubuh.

Jika pengadukan dilakukan dengan cepat, maka proses disolusi juga semakin cepat.
Begitu pula sebaliknya, jika pengadukan dilakukan dengan lambat, maka proses disolusi
obat juga akan lambat. Pengadukan juga mempengaruhi tebal lapisan difusi. Bila
pengadukan cepat maka lapisan difusi kecil sehingga kecepatan disolusi bertambah.

Suhu Medium

Jika suhu pada proses disolusi tinggi, maka viskositas akan turun sehingga koefisien
difusi zat aktif dari sediaan obat otomatis akan naik.
pH Medium

Kecepatan pada proses disolusi akan menyebabkan kenaikan kadar asam lemah yang
ditandai dengan naiknya pH dan kecepatan disolusi basa lemah akan menurun dengan
turunnya nilai pH.

Viskositas medium

Viskositas yang besar akan memberikan suatu koefisien difusi yang kecil, sehingga
kecepatan disolusi menjadi lebih berkurang dari yang sebelumnya.

Sifat Fisika dan Kimia Bahan Aktif

Sifat fisika dan kimia bahan aktif termasuk dalam sifat hidrofil-hidrofob, jika bahan
hidrofob terdispersi pada media disolusi maka luas permukaan partikel yang
berhubungan dengan media disolusi menjadi lebih berkurang.

• Ukuran Partikel : semakin kecil ukuran partikel, maka luas permukaannya semakin
besar sehingga hasil disolusi obat juga akan semakin besar.
• Kelarutan : suatu kelarutan bahan aktif akan berbanding lurus dengan kecepatan
disolusi. Jadi, kelarutan zat aktif suatu obat tergantung dengan kecepatan disolusi yang
digunakan.

Tegangan permukaan antara bahan obat dengan medium disolusi

Kecepatan disolusi akan naik jika ada penambahan surfaktan pada senyawa hidrofob.
Pada proses ini, surfaktan akan menurunkan tegangan permukaan antara senyawa
tersebut dengan media sehingga proses disolusi menjadi naik, akibatnya kecepatan
disolusi akan menjadi lebih besar.

Faktor Formulasi

• Bahan Pengisi : Kecepatan disolusi akan semakin cepat jika granul yang digunakan
terbuat dari bahan pengisi yang bersifat hidrofil. Sehingga permukaan granul lebih
mudah terbasahi oleh medium disolusi terutama untuk bahan aktif yang bersifat
hidrofob.
• Pengikat : Kecepatan disolusi akan lambat jika menggunakan bahan pengikat yang
bersifat hidrofob, sedangkan kecepatan disolusi akan menjadi cepat jika menggunakan
bahan pengikat yang bersifat yang hidrofil.
• Penghancur : Penggunaan bahan penghancur akan menyebabkan terpecahnya granul
sehingga kontak bahan aktif dengan medium disolusi menjadi besar dan kecepatan
disolusi akan menjadi lebih besar dari yang sebelumnya.
• Ukuran granul : semakin kecil ukuran granul, maka kecepatan disolusi akan semakin
besar.
• Bahan lubrikan : Bahan lubrikan yang digunakan pada proses disolusi umumnya
bersifat hidrofob sehingga akan memperlambat kecepatan disolusi, tetapi lubrikan yang
bersifat menurunkan tegangan permukaan akan mempercepat disolusi.
• Bahan pembasah : surfaktan merupakan salah satu bahan pembasah. Tujuan
penambahan bahan surfaktan adalah untuk meningkatkan kelarutan dari senyawa yang
bersifat hidrofob sehingga dapat mempercepat proses disolusi.
Faktor Teknik Pembuatan

Kecepatan disolusi akan berkurang jika ditambahkan dengan daya kompressi ikat antar
partikel, tetapi jika dengan bertambahnya daya kompressi menyebabkan berkurangnya
daya ikat antar partikel, maka kecepatan disolusi akan bertambah besar.

Metode Penentuan Disolusi Obat

Ada dua metode disolusi obat yang biasa dilakukan pada suatu analisa kelarutan, yaitu:

Metode Suspensi

pada metode suspensi, serbuk zat padat yang ditambahkan ke dalam pelarut tanpa
pengontrolan terhadap luas permukaan partikelnya. Pengambilan suatu sampel hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu saja dan jumlah zat yang larut ditentukan dengan
cara yang sesuai atau sudah ditentukan pada proses disolusi.

Metode Permukaan Konstan

Suatu zat diletakkan dalam sebuah wadah yang sudah diketahui luasnya sehingga
variabel perbedaan luas permukaan efektif dapat diabaikan atau tidak terlalu penting.
Umumnya, zat diubah menjadi tablet terlebih dahulu, kemudian baru ditentukan seperti
pada metode suspensi.

8. Jelaskan peranan uji disolasi dalam bidang farmasi!

Answer : Uji disolasidalam bidang farmasi memiliki peranan penting yaitu : sebagai
salah satu untuk pengendalian mutu yang memprediksi bioavailabilitas
9. Sebutkan dua metode yang digunakan dalam uji disolasi?

Answer : Metode yang di gunakan dalam uji disolasi yaitu :


1. Medium Disolasi
2. Metodologi Disolasi
10. Jelaskan metodologi dalam pengujian disolasi!

Answer : Metodologi disolusi meliputi wadah, suhu, volume media disolusi, posisi
pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel, dan penentuan kadar zat
terlarut.
a. Wadah
Wadah untuk uji disolusi memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi. Wadah
yang digunakan dapat berupa gelas piala, labu alas bulat, labu khusus seperti
sel dialisis. Sebaiknya menggunakan wadah gelas dengan dasar bundar (bulat),
agar granul dapat terdispersi secara merata ke seluruh sisi dari gelas kimia,
sehingga hasil disolusi homogen.
b. Suhu
Suhu dalam wadah merupakan salah satu kondisi yang memengaruhi proses
disolusi suatu zat karena kelarutan zat bergantung dari suhu. Oleh karena itu,
suhu dalam wadah disolusi harus sesuai dengan syarat dan dapat dikendalikan
serta fluktuasi suhu selama pengujian harus dihindari. Untuk mengatur suhu
media, wadah dicelupkan ke dalam tangas air yang dilengkapi thermostat. Suhu
media adalah 37 ± 0,5 oC, karena suhu ini merupakan parameter suhu in vivo.
c. Volume media disolusi
Penentuan volume disolusi sangat dipengaruhi oleh kelarutan zat. Zat yang
memiliki kelarutan kecil memerlukan volume yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai