Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan195 halaman

Skripsi Full

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 195

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS

INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN


UNTUK SISWA KELAS X SMA

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
dalam Ilmu Biologi

Oleh:

YUYUN OKTARIA
NPM : 1211060151

Jurusan : Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2016 M

i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS
INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMA

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
dalam Ilmu Biologi

Oleh

YUYUN OKTARIA
1211060151

Jurusan : Pendidikan Biologi

Pembimbing I : Drs. H. Yahya A.D, M. Pd


Pembimbing II : Dwijowati Asih Saputri, M. Si

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2016 M

i
ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS


INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
UNTUK SISWA KELAS X SMA

Oleh

Yuyun Oktaria

Masalah dalam penelitian ini yaitu masalah Pembelajaran biologi di sekolah


seharusnya menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan hakikat biologi,
tetapi di sekolah belum terdapat bahan ajar yang sesuai dengan hakikat biologi
khususnya modul pembelajaran biologi. Subyek penelitian di SMA Negeri 10 Bandar
Lampung dan SMA Yadika Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa bahan ajar
yang digunakan yaitu buku cetak, LKS, dan powerpoint. Namun, di sekolah tersebut
belum ada Modul pembelajaran berbasis model Inkuiri terbimbing.
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk : 1) mengetahui
karakteristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing 2) mengetahui
kelayakan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing pada materi
Pencemaran Lingkungan untuk siswa SMA kelas X. Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode Research And Development atau (R & D) dengan
menggunakan prosedur Borg & Gall yang telah dimodifikasi yaitu 10 tahap. Pada
penelitian ini dibatasi sampai dengan tahap ke-7. Instrumen yang digunakan berupa
kriteria penilaian untuk mengetahui kelayakan modul pembelajaran biologi
mengetahui respon guru biologi dan peserta didik yaitu dengan menggunakan skala
likert dengan lima penilaian disusun dalam bentuk ceklist.analisis data yang
dilakukan yaitu mengumpulkan data kualitatif dari dosen ahli materi, ahli media, ahli
bahasa, respon guru biologi dan respon peserta didik kelas X.
Berdasarkan hasil validasi ahli materi diperoleh hasil 91,05%, ahli media
diperoleh hasil 81,00%,ahli bahasa diperoleh hasil 87,14% dengan demikian produk
yang dikembangkan dinyatakan sangat layak untuk digunakan. Setelah dilakukan
validasi produk ke dosen ahli kemudian produk diuji cobakan ke respon guru biologi
dan peserta didik. Diperoleh respon guru biologi dengan presentase 90%, untuk
mengetahui respon peserta didik terhadap modul yang dikembangkan dilakukan uji
coba luas ke peserta didik, dengan hasil respon peserta didik menunjukan persentase
100% dinyatakan dalam kriteria sangat menarik dan sangat layak, dengan demikian
modul yang dikembangkan sangat menarik dan layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.

Kata Kunci : Modul Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Pencemaran Lingkungan.

ii
iii
iv
MOTTO



Artinya : “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
(Q.S Al-Qashash Ayat 77)1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Syamil Cipta, 2005), h. 394

v
PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak

terhitung. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rasullullah

SAW.

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda cinta kasihku kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Mat Alimuddin dan Ibunda Sri Narti

dengan ketulusannya mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya serta

keikhlasan di dalam Do’a untuk mendidik, kesabaran dalam membimbing,

dan mengajarkan banyak hal dalam hidup ini hingga menghantarkan penulis

dalam tahap ini.

2. Adik-adikku tercinta Nurul Aulia dan Syifa Khulwiyah yang telah

mendukung, mendoakan, sekaligus memberikan semangat untuk menanti

keberhasilanku.

vi
RIWAYAT HIDUP

Yuyun Oktaria, dilahirkan di Desa Waylima,

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada

Tanggal 23 Oktober 1994, buah hati dari pasangan Ayah

Mat Alimuddin dan Emak Sri Narti merupakan Anak

pertama dari Tiga bersaudara yang bernama Nurul Aulia

dan Syifa Khulwiyah.

Masa Pendidikan penulis dimulai pada tahun 2000 Dasar di SD Negeri I Sukabumi

Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus dan berhasil lulus pada tahun

2006. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan Menengah tingkat

Pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Talang Padang dan berhasil lulus pada

tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan ke jenjang Pendidikan Sekolah Menengah

Atas di Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Landbaw Gisting Bawah dan berhasil

lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan penyetaraan program Strata I (S1)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi di Institut Agama Islam

Negeri Raden Intan Lampung. Penulis pernah menjadi pengurus Hima-J Jurusan

Pendidikan Biologi tahun 2013.

Selama menjadi mahasiswa penulis menemukan banyak pengalaman dan hal-

hal baru yang menambah wawasan semoga ilmu yang didapat selama dibangku

kuliah merupakan bekal awal untuk menjadi manusia yang lebih mencintai ilmu dan

bermanfaat untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan tak lupa

shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga dan sahabatnya termasuk kita selaku umatnya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengembangan Modul Pembelajaran

Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan

untuk Siswa Kelas X SMA”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

mencapai Gelar Sarjana (S. Pd) dalam Ilmu Pendidikan, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan di Prodi Pendidikan Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden Intan

Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai

pihak khususnya dari dosen pembimbing skripsi, sehingga kesulitan yang dihadapi

dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Melalui skripsi ini penulis menyampaikan

ucapan Terima Kasih kepada :

1. Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Insitut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Insitut Agama Islam Negeri Raden Intan

Lampung.

viii
3. Drs. H. Yahya AD, M. Pd selaku dosen pembimbing I dan Dwijowati Asih

Saputri, M. Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membimbing dan

mengarahkan penulis dengan ikhlas dan sabar sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

4. Untung Nopriansyah, M. Pd, Gres Maretta, M. Si, Suci Wulan Pawhestri, M. Si,

Nurul Hidayah, M. Pd, Nukhbatul Bidayati Haka, M. Pd dan Akbar Handoko,

M. Pd yang telah bersedia menjadi penimbang dan memberikan masukan pada

modul pembelajaran biologi dalam skripsi ini.

5. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Insitut Agama Islam Negeri Raden Intan

Lampung yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama menempuh

perkuliahan sampai selesai.

6. Endang Suhendris, S. Pd, Maryati, S. Pd dan Ranap Pasaribu, S. Pd selaku Guru

Mata Pelajaran Biologi serta Peserta didik Kelas X yang telah membantu menilai

dan memberikan respon baik terhadap produk yang telah dikembangkan.

7. Biologi angkatan 2012 dan Teman-teman Kelas Biologi D, kebersamaan kita

selalu terasa disetiap langkah, semoga kita semua selalu sukses dalam meraih

cita-cita dan meraih Ridho-Nya.

8. Sahabat-sahabat tercinta : Windarti, Dwi Selvana, Fitriyah, Lia Artika, Nur Asri

Luciana, Tria Ari Susanti, Ernawati, terima kasih atas doa, semangat dan

dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

ix
9. Eko Nurbiantoro selalu memberikan semangat dan doa yang tiada henti, akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan, terima kasih untuk selalu ada dalam setiap keluh

kesahku.

10. Teman-temanku satu atap : Vina, Icha, Desma, Tri, Indah, Yeyen, Tata, Suci,

Nana, Nadia, Zahtia, Kurnia, Endang, Siti Sarah, Belinda, Amilia dan Yulia yang

selalu menghiasi hari-hari penulis dengan canda tawa dan kebersamaan. Semoga

persahabatan dan tali silaturrahmi selalu terjaga dan dirahmati oleh Allah SWT.

11. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah

berjasa membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

12. Almamaterku Tercinta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan

Lampung tempatku menimba ilmu.

Semoga bantuan yang ikhlas dari semua pihak tersebut mendapat amal dan

balasan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Karya ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan

dalam penelitian ini. Akhirnya, semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dalam

dunia pendidikan.

Bandar Lampung, 2016


Penulis

Yuyun Oktaria
NPM. 1211060151

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


ABSTRAK ............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 11
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 12
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian....................................................................................... 13
F. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 14

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. . 15


A. Hakikat pembelajaran IPA Biologi ................................................................ 15
B. Karakteristik pembelajaran IPA .................................................................... 16
C. Pengertian Modul........................................................................................... 17
1. Tujuan Penulisan Modul Pembelajaran Biologi ...................................... 19
2. Tujuan, Fungsi, dan Kegunaan Modul .................................................... 20
3. Karakterisktik Modul ............................................................................... 22

xi
4. Unsur-unsur Modul Pembelajaran ........................................................... 24
5. Langkah-langkah Pembuatan Modul ....................................................... 24
6. Manfaat pembelajaran dengan menggunakan modul .............................. 30
7. Kelebihan dan Kelemahan Modul ........................................................... 31
D. Model Inkuiri............................................................................................... 32
1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .......................................... 32
2. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri .................................................................. 36
3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Inkuri ......................................... 37
4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri .................................... 40
E. Materi Pembelajaran Biologi Kelas X SMA/MA ....................................... 41
F. Pencemaran Lingkungan ............................................................................. 42
1. Lingkungan Hidup .................................................................................. 44
2. Macam-macam Pencemaran ................................................................... 46
G. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................ 54
H. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 55
I. Spesifikasi Produk ....................................................................................... 57

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 58


A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 58
1. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ............................................... 59
2. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ................................. 60
B. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data ................................ 70
A. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 70
a. Wawancara ...................................................................................... 70
b. Angket atau kuesioner (Questionnaire) ........................................... 70
1. Analisis kebutuhan .................................................................... 71
2. Angket validasi.......................................................................... 72
3. Angket respon guru dan siswa ................................................. 73

xii
4. Dokumentasi ............................................................................. 73
B. Teknik Analisis Data ....................................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 76
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 76
1. Hasil Pengembangan Produk ................................................................ 76
a. Validasi Oleh Ahli Materi................................................................ 77
b. Validasi Oleh Ahli Media ................................................................ 81
c. Validasi Oleh Ahli Bahasa ............................................................... 84
2. Hasil Respon Produk ............................................................................ 87
a. Respon Guru Biologi ....................................................................... 87
b. Respon Peserta Didik ...................................................................... 91
B. Pembahasan .............................................................................................. 94
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 109
A. Kesimpulan ......................................................................................... 109
B. Saran .................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1. Hasil Analisis Kebutuhan ............................................................................ 6
Tabel 2. Skala Likert ................................................................................................ 75
Tabel 3. Kriteria Kelayakan ..................................................................................... 75
Tabel 4. Tabulasi Uji Ahli Materi Pada Produk Awal ............................................. 77
Tabel 5. Tabulasi Uji Ahli Materi Pada Produk Perbaikan ...................................... 79
Tabel 6. Tabulasi Uji Ahli Media Pada Produk Awal ............................................. 81
Tabel 7. Tabulasi Uji Ahli Media Pada Produk Perbaikan ...................................... 82
Tabel 8. Tabulasi Uji Ahli Bahasa Pada Produk Awal ............................................ 84
Tabel 9. Tabulasi Uji Ahli Bahasa Pada Produk Perbaikan ..................................... 85
Tabel 10.Tabulasi Hasil Respon Produk Awal oleh Guru Biologi .......................... 88
Tabel 11.Tabulasi Hasil Respon Produk Akhir oleh Guru Biologi ......................... 89
Tabel 12.Tabulasi Hasil Respon Peserta Didik ....................................................... 91

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penelitian. ........................................................ 56
Gambar 2. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan . ................................. 60
Gambar 3. Tahap Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi ............................ 69
Gambar 4. Diagram Tabulasi Ahli Materi. .............................................................. 80
Gambar 5. Diagram Tabulasi Ahli Media. ............................................................... 83
Gambar 6. Diagram Tabulasi Ahli Bahasa .............................................................. 86
Gambar 7. Diagram Hasil Respon Guru Biologi ..................................................... 90
Gambar 8. Diagram Hasil Respon Peserta Didik ..................................................... 94
Gambar 9. Cover depan dan Cover Belakang Modul ............................................. 96
Gambar 10. Hasil Produk Awal dan Perbaikan Saran Ahli Materi.......................... 97
Gambar 11. Hasil Produk Awal dan Perbaikan Saran Ahli Bahasa ......................... 98
Gambar 12. Hasil Produk Awal dan Perbaikan Saran Ahli Media .......................... 99
Gambar 13. Hasil Produk Awal dan Perbaikan Saran Guru Biologi ..................... 100

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN
Silabus Pembelajaran ...........................................................................................110

LAMPIRAN 2 MATERI PEMBELAJARAN


Pencemaran Lingkungan ..................................................................................... 113

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN


Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Guru .............................................133
Analisis Kebutuhan oleh Guru .............................................................................134
Analisis Kebutuhan oleh Peserta Didik ...............................................................143

LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENILAIAN


Lembar Penilaian Ahli Materi .............................................................................145
Lembar Penilaian Ahli Media .............................................................................161
Lembar Penilaian Ahli Bahasa ............................................................................177
Angket Respon Guru Biologi ..............................................................................186
Angket Respon Peserta Didik ..............................................................................203
LAMPIRAN 5 DAFTAR NAMA VALIDATOR dan GURU
Daftar Nama Validator dan Guru .........................................................................211

LAMPIRAN 6 ANALISIS DATA


Hasil Tabulasi Validasi Ahli Materi ....................................................................212
Hasil Tabulasi Validasi Ahli Media .....................................................................214
Hasil Tabulasi Validasi Ahli Bahasa ...................................................................216
Hasil Penilaian Angket Respon Guru Biologi .....................................................218

xvi
Hasil Penilaian Respon Peserta Didik ..................................................................227
Dokumentasi Penelitian .......................................................................................230

LAMPIRAN 7 SURAT-SURAT
Pengesahan Proposal ............................................................................................231
Surat Permohonan Pra Penelitian .........................................................................232
Surat Balasan Pra Penelitian ................................................................................234
Surat Permohonan Penelitian ...............................................................................237
Surat Balasan Penelitian .......................................................................................239
Kartu Konsultasi ..................................................................................................241
Nota Dinas ..........................................................................................................242

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu wadah dalam meningkatkan kemajuan bagi

suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia yang

unggul dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk bersaing

secara nasional dan internasional dalam menghadapi persaingan global. Untuk

meningkatkan daya saing bangsa disegala bidang, diperlukan pendidikan yang

mampu mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta menghasilkan

sumber daya manusia yang mempunyai karakter dan berani membela kebenaran

untuk kepentingan bangsa.

Pendidikan merupakan salah satu sektor paling penting dalam pembangunan

nasional, dijadikan andalan utama agar berfungsi semaksimal mungkin untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, menjadi sumber segala motivasi kehidupan disegala bidang. Ilmu

merupakan hal penting dalam Islam. Perintah menuntut ilmu wajib bagi orang

yang beriman, karena orang yang menuntut ilmu akan memiliki kedudukan yang

mulia dihadapan-Nya.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashash Ayat

78 disebutkan:

1
             
   
     

             
Artinya : Karun berkata: "Sesungguhnya Aku hanya diberi harta itu, Karena
ilmu yang ada padaku". dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah
sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu ditanya
kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (Q.S: Al-
Qashash ayat 78).2

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan memberikan nikmat atau harta di

dunia apabila orang tersebut menggunakan ilmu yang dimiliki. Kemudian apabila

ilmu tidak digunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya menikmati kehidupan

duniawi saja maka manusia tersebut akan dibinasakan. Ilmu yang dimaksud adalah

ilmu yang membawa manfaat dan kebaikan bagi yang mengamalkannya.

Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan dalam Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3, dinyatakan

pendidikan memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3
Salah satu yang ditekankan sesuai dengan tujuan pendidikan di atas, yaitu

mengembangkan peserta didik yang berilmu untuk mencapai tujuan kehidupan

2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung:Al-Jumanatul Ali, 2005),
h. 395
3
Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional (Sikdiknas) UU No.20 Tahun 2003
(Yogyakarta:Dharma Bhakti, 2005), h. 8

2
yang lebih baik dan bermanfaat. Yaitu dapat membantu dalam mengatasi suatu

permasalahan dan memberi jalan terang dalam memberikan petunjuk, pengarahan

dan saran. Kreatif yang dimaksud memiliki kemampuan mengembangkan potensi

peserta didik melalui keterampilan dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru, berupa gagasan maupun ide-ide yang dimiliki untuk menjadi bekal

peserta didik nanti pada saat tujuan yang diharapkan.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional di atas, pembelajaran biologi

memiliki tujuan antara lain mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip

biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu (Inquiry) tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Mengembangkan pengetahuan peserta didik dapat

dilakukan dengan cara menemukan (Inquiry) untuk mengetahui ide-ide suatu

permasalahan.

Pentingnya inkuiri terbimbing adalah suatu proses untuk memperoleh

informasi dengan melakukan eksperimen untuk memecahkan masalah terhadap

4
Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006 h.167 di akses pada 13 februari 2016).

3
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.5

Inkuiri terbimbing menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik dapat menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan

berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan alam sekitar. Inkuiri melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu

masalah secara sistematis, kritis, dan analisis sehingga peserta didik dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Inkuiri dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

lingkungan belajar.6 Pendidik dan peserta didik merupakan faktor dalam

pendidikan, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Ketercapaian

tujuan pembelajaran ini merupakan indikator keberhasilan proses pembelajaran.

Ketercapaian pembelajaran tergantung pada pemilihan media yang tepat terutama

dalam upaya mengembangkan kreativitas dan keaktifan peserta didik. Daya

kreativitas dan keaktifitas peserta didik dapat dimunculkan dengan memposisikan

peserta didik sebagai subjek, bukan lagi sebagai objek didik. Peserta didik dilatih

untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

5
Desmaria Kristin S. et. al, “Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Elatisitas Dan Hukum Hooke” (Skripsi Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP
UNILA) h.107 diakses tanggal 19 januari 2016.
6
Badan Standar Nasional Pendidikan , Op. Cit. h. 3

4
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi yang

diwujudkan melalui kegiatan penyampaian informasi kepada peserta didik. Proses

pembelajaran yang baik harus terjadi secara sistematis dengan menggunakan

beberapa hal yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi

pembelajaran, media pembelajaran, serta evaluasi yang sesuai dengan hakikat

pembelajaran biologi. Suatu pembelajaran memerlukan bahan ajar sebagai media

pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk memahami suatu materi dan

sebagai panduan bagi guru dalam menyampaikan materi. dengan menggunakan

modul, peserta didik dapat mengukur tingkat penguasaannya terhadap materi yang

dibahas pada setiap satu satuan modul. Modul merupakan jenis bahan ajar cetak

yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu yang berisi satu

unit materi pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan agar mereka dapat belajar mandiri

dengan bantuan atau bimbingan dari guru.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

pesat, dunia pendidikan berkembang dengan pesat pula. Peserta didik dituntut

untuk aktif dan mampu mandiri dalam belajar. Ketersediaan sarana dan prasarana

terkadang tidak mencukupi untuk melaksanakan belajar secara mandiri atau belum

dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber belajar. Ketersediaan modul

sebagai bahan ajar cukup mudah untuk diperoleh, namun ketersediaan modul

berbasis inkuiri terbimbing masih jarang ditemui dan jarang digunakan sebagai

bahan ajar dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran.

5
Peneliti memilih SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA Yadika Bandar

Lampung karena sekolah telah berakreditasi A, sekolah memiliki letak yang

strategis sehingga mempermudah dalam melakukan penelitian.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis kebutuhan di SMA Negeri 10 Bandar

Lampung pada tanggal 28 Februari 2016 dan SMA Yadika Bandar Lampung pada

tanggal 1 Maret 2016 diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran belum

menggunakan modul, melainkan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), buku

cetak. Diketahui bahwa kedua sekolah ini belum terdapat modul pembelajaran

biologi berbasis Inkuiri terbimbing khususnya materi pencemaran lingkungan

untuk peserta didik kelas X SMA dengan alasan karena di sekolah masih

menggunakan buku cetak, dan diketahui juga bahwa guru belum pernah

mengembangkan modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing. Selain

itu guru juga belum memahami modul berbasis Inkuiri terbimbing.7

Tabel 1
Hasil Analisis Kebutuhan
di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA Yadika Bandar Lampung

No Aspek Indikator Ya Tidak Persentase


1. Minat peserta Mengetahui peserta didik
didik terhadap menyukai pembelajaran
pembelajaran biologi dengan memecahkan 43 17 71,66%
biologi masalah dengan membuat
hipotesis
Mengetahui peserta didik
50 10 83,33 %
menyukai belajar biologi

7
Hasil analisis kebutuhan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA Yadika Bandar
Lampung pada tanggal 28 Februari 2016 dan tanggal 1 Maret 2016.

6
yang di dalamnya dapat
menyelesaikan masalah
yang berkenaan dengan
perubahan lingkungan
2 Media Mengetahui peserta didik
pembelajaran menyukai belajar dengan
media pembelajaran yang 55 5 91,66%
disajikan dalam bentuk yang
bervariasi
Mengetahui peserta didik
menyukai belajar dengan
media pembelajaran dengan
menggunakan modul yang 53 7 88,33%
menarik untuk
meningkatkan motivasi
belajar peserta didik
Mengetahui peserta didik
menyukai media
pembelajaran yang disusun
dengan bahasa yang mudah 58 2 96,66%
dipahami dan dilengkapi
dengan ilustrasi gambar
yang menarik
Sumber: Hasil Analisis Kebutuhan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA
Yadika Bandar Lampung

Hal ini sesuai dengan tabel hasil analisis kebutuhan di atas, Hasil analisis

kebutuhan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA Yadika Bandar

Lampung diketahui 71,66% peserta didik menyukai pembelajaran dengan

memecahkan masalah dengan cara membuat hipotesis, 83,33% peserta didik

menyukai belajar biologi yang di dalamnya dapat menyelesaikan masalah yang

berkenaan dengan perubahan lingkungan, 91,66% Mengetahui peserta didik

menyukai belajar dengan media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk yang

bervariasi, 88,33% peserta didik menyukai belajar dengan media pembelajaran

7
dengan menggunakan modul yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik, dan 96,66% peserta didik menyukai media pembelajaran yang

disusun dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan ilustrasi

gambar yang menarik.

Hasil analisis kebutuhan oleh peserta didik di SMA Negeri 10 Bandar

Lampung dan SMA Yadika Bandar Lampung menyimpulkan bahwa peserta didik

menyukai pembelajaran dengan memecahkan masalah dengan cara membuat

hipotesis, peserta didik menyukai belajar biologi yang di dalamnya dapat

menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan perubahan lingkungan, peserta

didik menyukai belajar dengan media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk

yang bervariasi, peserta didik menyukai belajar dengan media pembelajaran

dengan menggunakan modul yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik, dan peserta didik menyukai media pembelajaran yang disusun

dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang

menarik. Maka salah satu solusi untuk memfasilitasinya adalah mengembangkan

modul pembelajaran biologi yang berbasis Inkuiri terbimbing.

Modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing yang dikembangkan

adalah media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam

menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan lingkungan sekitar. Dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri

terbimbing dilakukan melalui pemecahan masalah dengan membiasakan peserta

didik menghadapi dan memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir ilmiah,

8
sehingga peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan memecahkan

masalah.8 Tujuan pengembangan mata pelajaran biologi diharapkan dapat

menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan lingkungan sekitar dapat tercapai

dengan baik.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan pengembangan modul

pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing yang memberikan kesempatan

peserta didik untuk belajar menggunakan tehnik yang berbeda-beda dalam

memecahkan suatu masalah. Pada materi pencemaran lingkungan mencakup

pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Pembelajaran

menggunakan modul biologi berbasis inkuiri terbimbing berdasarkan fakta dan

fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan pembelajaran biologi dibutuhkan suatu media pembelajaran yang

sesuai dengan hakikat pembelajaran biologi untuk menyampaikan bahan

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Media pembelajaran merupakan sarana yang

dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.9

Modul adalah salah satu media pembelajaran yang sesuai dengan hakikat

pembelajaran biologi, dengan adanya modul, peserta didik dapat belajar secara

8
Saiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 92.
9
Nuryani R, Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang:Universitas Negeri Malang, 2005), h.
114.

9
tepat dan bervariasi dalam meningkatkan motivasi dan gairah belajar

mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan

dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar mandiri

sesuai kemampuan dan minatnya.10 Hal itu sesuai dengan hakikat pembelajaran

biologi yang berkaitan dengan mencari tahu (Inquiry) tentang alam secara

sistematis, proses penemuan, dan pemberian pengalaman langsung.11

Keunggulan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing yaitu

penyajian materi akan diperkuat dengan fakta yang terdapat di lingkungan sekitar

sekolah dan tempat tinggal siswa, yang dialami langsung oleh siswa dalam

kehidupan sehari-hari sehingga merangsang siswa untuk berpikir kritis dan

mengkaitkan fenomena tersebut dengan pengetahuan yang mereka miliki.

Membahas materi pencemaran lingkungan, siswa tidak hanya menghafal konsep

saja, tetapi juga memperoleh pengalaman nyata terkait objek yang peserta didik

pelajari.

Materi yang dipilih oleh peneliti adalah materi pencemaran lingkungan,

pencemaran lingkungan salah satu materi yang berkenaan dengan lingkungan

sekitar, sehingga tujuan pengembangan mata pelajaran biologi agar dapat

menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan alam sekitar dapat tercapai dengan

baik sesuai dengan kompetensi inti (KI) Memahami, menerapkan, menganalisis


10
Ervin Arif Mufid, “Pengembangan modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses
pada tema bunyi di SMP Kelas VIII”. (Skripsi Program Sarjana Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013). h. 8-9.
11
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SMA/MA (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), h.167.

10
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. dan

kompetensi dasar (KD) Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari

perubahan-perubahan tersebut bagi kehidupan. Kegiatan inkuiri ini yaitu siswa

berlatih menganalisis hasil observasi sesuai dengan masalah yang telah diberikan

oleh guru. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan studi untuk judul

“Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada

Materi Pencemaran lingkungan untuk Siswa Kelas X SMA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Peserta didik kurang termotivasi untuk belajar

2. Pembelajaran biologi di sekolah seharusnya menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan hakikat biologi, tetapi di sekolah belum

terdapat media pembelajaran yang sesuai dengan hakikat biologi khususnya

modul pembelajaran biologi.

3. Proses belajar mengajar pada materi biologi di sekolah seharusnya mampu

mengembangkan modul pembelajaran biologi, namun di sekolah belum

11
pernah mengembangkan modul pembelajaran biologi khususnya modul

pembelajaran biologi berbasis model Inkuiri Terbimbing.

4. Seharusnya guru mengetahui tentang komponen yang terlibat dalam

pembelajaran dengan baik, mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran bervariasi namun guru belum memahami tentang model dalam

pembelajaran biologi.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah di atas,

peneliti membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengembangkan

modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing untuk siswa kelas X

SMA.

2. Pengembangan modul pembelajaran biologi dalam penelitian ini dibatasi

sampai pada kelayakan modul, karena tidak dilakukan penelitian mengenai

keefektifan modul pembelajaran biologi.

3. Aspek inkuiri yang dimunculkan dalam modul pada penelitian ini yaitu dalam

kegiatan pembelajaran peserta didik diberikan aspek pembelajaran inkuiri

untuk menumbuhkan kemampuan berpikir peserta didik.

4. Materi yang akan dibahas hanya mencakup tentang pencemaran lingkungan.

dengan materi ini peserta didik dapat memecahkan masalah pencemaran serta

12
menumbuhkan kemampuan berpikir peserta didik tentang masalah yang

ditemukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah,

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri

terbimbing pada materi pencemaran lingkungan untuk siswa kelas X SMA ?

2. Apakah modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing pada materi

pencemaran lingkungan untuk siswa kelas X SMA layak digunakan ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik modul biologi berbasis inkuiri terbimbing materi

pencemaran lingkungan untuk siswa kelas X SMA.

2. Mengetahui kelayakan modul biologi berbasis inkuiri terbimbing materi

pencemaran lingkungan untuk siswa kelas X SMA.

F. Kegunaan Penelitian

a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan sebagai salah satu sumber belajar dalam

meningkatan pemahaman siswa pada materi pencemaran lingkungan.

13
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan selanjutnya untuk

lebih menekankan pada pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing serta

memberikan motivasi dan inspirasi untuk mengembangkan modul biologi

berbasis inkuiri terbimbing yang dapat digunakan dalam pelaksanaan mengajar

khususnya biologi pada materi pencemaran lingkungan.

c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah

pustaka sekolah untuk digunakan sebagai referensi, dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengembangan bahan ajar

biologi sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah yang bersangkutan.

d. Bagi peneliti, dapat berlatih dalam mengembangkan modul biologi serta

memberikan manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman baru dalam

penelitian ilmiah.

14
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran IPA Biologi

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang ilmiah yang dibangun

atas dasar sikap ilmiah.12 Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

tentang makhluk hidup (organisasi). Biologi mengkaji berbagai persoalan yang

berkaitan dengan berbagai fenomena kehidupan makhluk hidup pada berbagai

organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan.13 Pada

hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap

ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk dan

sebagai prosedur.14 Adapun hakikat pembelajaran biologi meliputi empat unsur

utama yaitu:

a. Sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta

hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat

dipecahkan melalui prosedur yang benar

b. Proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah

12
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta: Bumiaksara. 2012), h. 117.
13
Fifit Fitri Ani Muhidin, Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing terhadap hasil
belajar kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan, (Skripsi S1 IAIN Raden Intan Lampung 2015)
,h. 15
14
Ibid, h. 137

15
c. Produk : berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum

d. Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-

hari.

Keempat unsur di atas belajar biologi dapat membantu peserta didik

memahami alam dan gejalanya, karena itu belajar biologi banyak berkaitan

dengan penelitian. Selama proses pencarian ini peserta didik dapat

menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Beberapa sikap ilmiah yang

dapat dikembangkan melalui pembelajaran biologi antara lain sikap ingin tahu,

jujur, tekun, terbuka terhadap gagasan baru.

B. Karakteristik Pembelajaran IPA Biologi

Istilah Biologi berasal dari bahasa yunani yaitu, Bios yang artinya
15
kehidupan dan logos yang artinya ilmu. Biologi merupakan ilmu tentang

makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari dalam biologi

adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup. 16

Mata pelajaran biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:17

1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan

keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

15
Renan Rahardian dan Aznia Nanda. Top Pocket No. 1 Biologi SMA. (Jakarta: Wahyu Media,
2003) h. 2
16
Oman karmana. Cerdas Belajar Biologi Kelas X SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan
Alam, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), h. 4.
17
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SMA/MA (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), h.167-168.

16
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat

bekerjasama dengan orang lain.

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis

melalui percobaan, serta mengkomunikasikan percobaan secara lisan dan

tertulis.

4. Mengembangkan kemampuan berfikir analitis, induktif, dan deduktif

dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi.

5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling

keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap percaya diri.

6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi

sederhana yang berkaitan dngan kebutuhan manusia.

7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian

lingkungan.

C. Pengertian Modul

Modul adalah suatu satuan program belajar-mengajar yang dapat

dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari pihak guru. Satuan ini

berisikan tujuan yang harus dicapai secara praktis, petunjuk-petunjuk yang harus

dilakukan, materi dan alat-alat yang dibutuhkan, alat penilaian guru yang

mengukur keberhasilan murid dalam mengerjakan modul. 18

18
Fuad Ihsan. Dasar-dasar Kependidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 197.

17
Sedangkan menurut Abdul Majid, Modul akan bermakna kalau peserta

didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul

memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam

belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar

dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian, maka modul harus

menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik,

disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan

ilustrasi.19

Sembilan aspek yang harus diperhatikan pada saat mengembangkan

modul, kesembilan aspek yaitu:20 Pertama, membantu pembaca untuk

menemukan cara mempelajari modul. Kedua, menjelaskan hal-hal yang perlu

pembaca persiapkan sebelum mempelajari modul. Ketiga, menjelaskan hal-hal

yang diharapkan dari pembaca setelah selesai mempelajari modul. Keempat,

memberi pengantar tentang cara pembaca menghadapi atau mempelajari modul

yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bagian tertentu.

Kelima, menyajikan materi sejelas mungkin sehingga pembaca dapat mengaitkan

materi yang dipelajari dari modul dengan yang sudah diketahui sebelumnya.

Keenam, memberi dukungan kepada pembaca agar berani mencoba segala

langkah yang dibutuhkan untuk memahami materi modul. Ketujuh, melibatkan

19
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.
176.
20
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Yogyakarta:DIVA
Press,2011), h. 132-133

18
pembaca dalam latihan, serta kegiatan yang akan membuat pembaca berinteraksi

dengan materi yang sedang dipelajari. Kedelapan, memberikan umpan balik

(Feedback) pada latihan dan kegiatan yang dilakukan pembaca. Kesembilan,

membantu pembaca untuk meringkas dengan yang sudah dipelajari dari modul.

1. Tujuan Penulisan Modul Biologi

Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran

mandiri (Self-instruction). Karena fungsinya tersebut di atas, maka konsekuensi

lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah adanya kelengkapan isi, artinya isi

atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas lewat

sajian-sajian sehingga dengan begitu para pembaca merasa cukup memahami

bidang kajian tertentu dari hasil belajar melalui modul ini. Apabila pembaca

menginginkan pengembangan wawasan tentang bidang tersebut, bahkan

dianjurkan untuk menelusurinya lebih lanjut melalui daftar pustaka (bibliografi)

yang sering juga dilampirkan pada bagian akhir setiap modul. Isi suatu modul

hendaknya lengkap, baik di lihat dari pola sajiannya, apalagi isinya. Terkait

dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut:21

a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal.

b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar

maupun guru atau instruktur.

21
Esmiyati, Sri Haryati, Eling Purwantoyo, Pengembangan Modul IPA Terpadu Bervisi
SETS pada Tema Ekosistem (Semarang: Artikel jurnal Unnes, ISSN 2252-6609, 2013), h. 181

19
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan

motivasi dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam

berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang

memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan

minatnya.

d. Memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri

hasil belajarnya.

2. Tujuan, Fungsi, dan Kegunaan Modul

Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar

mandiri. Orang bisa belajar kapan saja dan dimana saja secara mandiri. Karena

konsep berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas

pada masalah tempat, bahkan orang yang berdiam ditempat yang jauh dari pusat

penyelenggaran pun bisa mengikuti pola belajar seperti ini. Modul adalah alat

atau sarana yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembuatan

modul dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tiga tujuan, sebagai berikut:22

1. Agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan

pendidik yang minimal.

2. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan

pembelajaran.

22
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik (Jakarta:
Kencana Prenamedia Group, 2014), h. 211

20
3. Agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang

dipelajarinya.

Modul merupakan sarana dalam kegiatan pembelajaran. Modul

merupakan salah satu media yang efektif untuk digunakan dan memiliki fungsi

dalam kegiatan pembelajaran. Modul memiliki empat fungsi, sebagai berikut:23

1. Bahan ajar mandiri

Penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa kehadiran

pendidik.

2. Mengganti fungsi pendidik

Modul adalah sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi

pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan

tingkat pengetahuan dan usianya. Sementara fungsi penjelas sesuatu juga

melekat pada pendidik. Maka dari itu, penggunaan modul dapat berfungsi

sebagai pengganti fungsi atau peran fasilitator atau pendidik.

3. Alat evaluasi

Dengan modul siswa dituntut dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat

penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan demikian,

modul juga sebagai alat evaluasi.

23
Ibid

21
Dilihat dari sisi kegunaannya, modul memiliki empat macam kegunaan dalam

proses pembelajaran yaitu:24

1. Modul sebagai penyedia informasi dasar. Di dalam modul disajikan berbagai

materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut.

2. Modul sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa.

3. Modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif.

4. Modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik dan

menjadi bahan untuk berlatih siswa dalam melakukan penilaian sendiri (Self

assessment).

3. Karakterisktik Modul

Menurut Daryanto, untuk menghasilkan modul yang mampu

meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan

karakteristik yang diperlukan sebagai modul. Karakteristik modul harus :25

1. Self Instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut

memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada

pihak lain.

2. Self Contained

Modul dikatakan Self Contained bila seluruh materi pembelajaran yang

dibutuhkan memuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah

24
Ibid, h. 212
25
Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar
(Yogyakarta : Gava Media, 2013) h. 9-11

22
memberikan kesempatan kepada peserta didik mempelajari materi pembelajaran

secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh.

Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar

kompetensi atau kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan keluasan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus

dikuasai oleh peserta didik.

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand Alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak

tergantung pada bahan ajar atau media lain, tidak harus digunakan bersama-sama

dengan bahan ajar. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan

ajar yang lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada modul tersebut,

jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain

selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan

sebagai modul yang berdiri sendiri.

4. Adaptif (Adaftive)

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi

terhadapperkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif, modul tersebut

dapat menyesuaikan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta

fleksibel digunakaan diberbagai perangkat keras (Hardware).

5. Bersahabat atau Akrab (User Friendly)

Modul hendaknya memenuhi kaidah User Friendly atau bersahabat dengan

pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat

23
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai

dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa

yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum

digunakan.

4. Unsur-unsur Modul

Dalam penyusunan modul terdapat unsur-unsur yang ada di dalam sebuah

modul. Secara teknis modul tersusun dalam empat unsur, sebagai berikut:

1. Judul modul. Judul ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah
tertentu.
2. Petunjuk umum. Unsur ini memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang
ditempuh dalam pembelajaran, seperti berikut: pertama, kompetensi dasar,
kedua, pokok bahasan, ketiga indikator pencapaian, keempat, referensi (diisi
tentang sumber buku yang digunakan), kelima, strategi pembelajaran,
keenam, menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang digunakan dalam
proses pembelajaran, ketujuh, lembar kegiatan pembelajaran, kedelapan,
petunjuk bagi peserta didik untuk memahami langkah-langkah dan materi,
dan kesembilan, evaluasi.
3. Materi modul. Berisi penjelasan terperinci tentang materi pada setiap
pertemuan.
4. Evaluasi semester. Evaluasi ini terdiri dari tengah dan akhir semester dengan
tujuan untuk mengukur kompetensi peserta didik sesuai materi yang
diberikan.26

5. Langkah-langkah Pembuatan Modul


Dalam menyusun sebuah modul, ada lima langkah yang harus dilalui, yaitu27:

1. Analisis kurikulum

Langkah pertama ini dimaksudkan untuk menentukan materi mana dari hasil

pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

26
Ibid, Andi Prastowo, h. 214
27
Prastowo Andi, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik
(Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2014), h. 217-223

24
2. Penentuan judul modul

Langkah berikutnya dalam menyusun modul adalah menentukan judul modul.

Untuk menentukan judul modul maka harus sesuai dengan kompetensi dasar

atau materi pokok yang ada dalam silabus.

3. Pemberian kode modul

Perlu diketahui bahwa dalam langkah-langkah penyusunan modul, guna

memudahkan untuk mengelola modul maka sangat dibutuhkan keberadaan

kode modul.

4. Penulisan modul

Ada lima hal penting yang dijadikan acuan dalam proses penulisan modul,

yaitu:

1. Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai rumusan kompetensi

dasar pada suatu modul adalah spesifikasi kualitas yang harus dikuasai

siswa setelah mempelajari modul. Kompetensi dasar yang tercantum

dalam modul diambil dari pedoman khusus Kurikulum 2006 (atau jika

berubah, maka mengikuti kurikulum yang sedang berlaku).

2. Menentukan alat evaluasi atau penilaian

Poin ini adalah mengenai Criterion items, yaitu sejumlah pertanyaan atau

tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

menguasai suatu kompetensi dasar dalam bentuk tingkah laku. Sementara

itu, karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi,

dimana sistem evaluasinya didasarkan pada penugasan kompetensi, maka

25
alat evaluasi yang cocok adalah menggunakan Penilaian Acuan Patokan

(PAP).

3. Penyusunan materi

Materi atau isi modul sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan

dicapai. Adapun untuk menyusun materi tersebut hendaknya digunakan

referensi termutakhir yang memiliki relevensi dari berbagai sumber

(contohnya: buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian).

4. Urutan Pengajaran

Perlu diketahui bahwa dalam kaitanya dengan urutan pengajaran, maka

hal ini dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan modul.

5. Stuktur bahan ajar (modul)

Secara umum, modul memuat paling tidak tujuh komponen utama, yaitu:

judul, petunjuk-petunjuk belajar (petunjuk siswa atau pendidik),

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan,

petunjuk kerja atau dapat pula berupa lembar kerja (LK), dan evaluasi.

Namun, harus kita mengerti bahwa dalam kenyataan di lapangan, struktur

modul dapat bervariasi. Hal ini terutama tergantung pada karakter materi

yang disajikan, ketersediaan sumber daya, dan kegiatan belajar yang akan

dilaksanakan.

26
5. Cara penulisan modul yang benar:

a. Halaman Sampul

Berisi antara lain: label kode modul, label milik negara, program studi

keahlian dan kompetensi keahlian, judul modul, gambar ilustrasi (mewakili

kegiatan yang dilaksanakan dalam pembahasan modul), tulisan lembaga seperti

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah, dan tahun modul penerbit.

b. Kata Pengantar

Memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran.

c. Daftar Isi

Memuat kerangka (Outline) modul dan dilengkapi dengan nomor

halaman.

d. Peta Kedudukan Modul

Diagram yang menunjukkan kedudukan modul dalam keseluruhan

program pembelajaran (sesuai dengan diagram pencapaian kompetensi yang

termuat dalam kurikulum yang berlaku).

I. PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi

Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul

B. Deskripsi

Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan

modul dengan modul lainnya, hasil belajar yang akan dicapai setelah

27
menyelesaikan modul, serta manfaat kompetensi tersebut dalam proses

pembelajaran dan kehidupan secara umum.

C. Waktu

Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi yang

menjadi target belajar.

D. Prasyarat

Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul

tersebut, baik berdasarkan bukti penguasaan modul lain maupun dengan

menyebut kemampuan spesifik yang diperlukan.

E. Petunjuk Penggunaan Modul

Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu:

1. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara

benar,

2. Perlengkapan, seperti sarana prasarana dan fasilitas yang harus dipersiapkan

sesuai dengan kebutuhan belajar

II. PEMBELAJARAN

A. Pembelajaran 1

1. Tujuan

Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan

belajar. Rumusan tujuan kegiatan belajar relatif tidak terikat dan tidak terlalu

rinci.

28
2. Uraian Materi

Berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi yang

sedang dipelajari.

3. Tugas

Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan pemahaman

terhadap konsep yang dipelajari. Bentuk-bentuk tugas dapat berupa:

1. Kegiatan observasi untuk mengenal fakta

2. Studi kasus

4. Rangkuman

Berisi ringkasan pengetahuan konsep yang terdapat pada uraian materi.

5. Glosarium

Memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan

asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (Alphabetis).

6. Kunci Jawaban

Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang diberikan pada setiap kegiatan

pembelajaran dan evaluasi pencapaian kompetensi, dilengkapi dengan kritria

penilaian pada setiap item tes.

7. Daftar Pustaka

Semua referensi atau literatur yang digunakan sebagai acuan pada saat

penyusunan modul.

29
6. Manfaat pembelajaran dengan menggunakan modul

Daryanto mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika

belajar dengan menggunakan modul antara lain :28

1. Meningkatkan efektifitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka

secara teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi

masyarakat.

2. Menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan belajar peserta didik

3. Mengetahui kelemahan yang belum dicapai peserta didik berdasarkan

kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga dapat membantu peserta

didik untuk memperbaiki belajarnya serta melakukan remediasi.

Sesuai dengan tugas yang diemban Badan Penelitian dan Pengembangan

Kebudayaan (BP3K) memilih modul sebagai satu sistem penyampaian pada

delapan PPSP dengan alasan :29

1. Modul mempunyai potensi untuk memecahkan masalah pemerataan

pendidikan, karena modul memungkinkan murid belajar sendiri tanpa

tergantung pada tempat dan waktu. Modul dalam arti sistem belajar mengajar

yang multimedia.

28
Dicky Yuseko Pengembangan Modul Fisika kelas X dengan pendekatan saintifik berbasisi
Al-Quran pada pokok bahasan optik geometris di MAN 1 pesisir barat” (Skripsi Program S1
Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, 2015), h. 15
29
Ibid, Andi Prastowo, h. 196

30
2. Modul mempunyai potensi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sistem

pengajaran dengan modul menekankan bahwa setiap siswa harus dapat

mencapai tingkat penguasaan tertentu (Mastery learning).

3. Modul mempunyai potensi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan waktu

dan fasilitas sebab dengan modul memungkinkan guru membantu dan

memperbaiki siswa selama belajar.

7. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul

Kegiatan pembelajaran di sekolah membutuhkan media pembelajaran

yang sebagai sarana yang membantu tersampainya materi pembelajaran guna

tercapainnya tujuan pembelajarana. Modul merupakan salah satu media yang

tepat untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kelebihan yang diperoleh

jika belajar menggunakan modul, antara lain:30

1. Motivasi peserta didik dipertinggi karena setiap kali peserta didik

mengerjakan tugas pembelajaran dibatasi dengan jelas dan sesuai

kemampuannya.

2. Sesudah pembelajaran selesai guru dan peserta didik mengetahui benar

peserta didik yang berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.

3. Peserta didik mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.

4. Beban belajar lebih merata sepanjang semester.

30
Eka Heryati, “Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk
Peserta Didik SMP Kelas VIII Pada Tema Energi adalah Sumber Kehidupan”.(Skripsi Program S1
Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2015), h. 15

31
Belajar dengan menggunakan modul juga Selain memiliki kelebihan juga

terdapat kekurangan-kekurangan sebagai berikut :31

1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.

2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh

peserta didik pada umumnya dan peserta didik yang belum matang pada

khususnya

3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari guru untuk terus menerus

memantau proses belajar peserta didik, memberi motivasi dan konsultasi

secara individu setiap waktu peserta didik membutuhkan.

D. Model Inkuiri

1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri dalam bahasa inggris Inquiry, berarti pertanyaan atau pemeriksaan

atau penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia
32
untuk mencari atau memahami informasi. Pada pembelajaran berbasis inkuiri

tidak lagi berpusat pada guru (Teacher centered instruction) tetapi inkuiri adalah

proses yang berpusat kepada siswa33. Pembelajaran berbasis inkuiri memberikan

kesempatan kepada guru untuk membantu siswa mempelajari isi dan konsep

materi pelajaran dengan meminta mereka mengembangkan pertanyaan serta

31
Ibid
32
Trianto Ibnu badar al-tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. (Jakarta : Prenadamedia Group. 2014), h. 78
33
Mohammad Jauhar, Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik.
(Jakarta: Prestasi pustaka. 2011), h. 64

32
mengembangkan hipotesis.34 Metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan

belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
35
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Inkuiri

terbimbing merupakan suatu kegiatan belajar mengajar dengan pemilihan masalah

yang ditentukan oleh guru, tetapi dalam penemuan konsep oleh murid dengan

cara memberikan pertanyaan yang mengarah pada penemuan konsep.36

Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi peserta didik untuk

membangun kecakapan berpikir terkait dengan proses berpikir yang menjadi

tujuan pendidikan. Tujuan umum dari pembelajaran inkuiri adalah menolong

peserta didik mengembangkan pikiran dan kemampuan secara mandiri melalui

suatu pola penyelidikan yang teratur.37 Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu

guru membimbing peserta didik melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan

awal dan mengarahkan pada diskusi. Pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan

bagi peserta didik yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.

Dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, peserta didik belajar lebih

mengutamakan pada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga peserta didik

dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pembelajaran inkuiri terbimbing

34
Khoirul Anam, Pembelajaran berbasis inkuiri metode dan aplikasi (Yogyakarta: Pustaka
pelajar, 2015), h. 13
35
Ibid
36
Friska octavia Rosa, Desain Pengembangan Modul Berbasis Model-model Pembelajaran
(Lampung: Gre Publishing, 2016) h. 18
37
Trianto Ibnu badar al-tabany, Op. Cit, h. 79

33
adalah pembelajaran penemuan atau mencari, karena peserta didik dibimbing

secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan

kepada siswa untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara

individu agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan

secara mandiri.38

Ada beberapa karakteristik inkuiri terbimbing yaitu : 39

a. Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi

b. Siswa dapat mempelajari proses mengamati kejadian atau objek yang sesuai

c. Guru mengontrol pembelajaran yang berupa peristiwa, objek, materi dan

berperan sebagai pemimpin kelas

d. Setiap siswa berusaha untuk mempelajari atau menguatkan proses pengujian

suatu kejadian atau objek dan menemukan generalisasi yang tepat dari

observasi.

e. Guru memotivasi semua siswa untuk mengomunikasikan hasil pendapatnya

sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa di dalam kelas

Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi peserta didik

untuk membangun kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan

proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari

pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk

membangun kemampuan itu. Sedangkan bagian dari materi biologi, inkuiri

38
Mohammad Jauhar Op cit, h. 69
39
Ibid, h. 18

34
merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik agar dapat

melakukan penyelidikan ilmiah.40 Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri

yaitu :41 1) Keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan

belajar. 2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pembelajaran. 3) Mengembangkan sikap percaya pada diri peserta didik tentang

apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. 4) Pendidik harus berusaha memberikan

semangat agar peserta didik berlatih mengkomunikasikan generalisasi yang telah

dikembangkan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model inkuiri

yang diorganisasikan lebih terstruktur. Dalam hal ini guru mengendalikan

keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur yang harus ditempuh

peserta didik. Peran guru adalah sebagai fasilitator, berperan aktif dalam

menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya, guru membimbing

peserta didik melakukan kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal

mengumpulkan dan menganalisis data dan membantu peserta didik untuk

menyimpulkan hasil penelitian dengan menyediakan worksheet yang berbentuk

kolom dan mengarahkan pada suatu diskusi.42 Pada pembelajaran ini peserta didik

akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan dengan diskusi

kelompok maupun secara individual.

Sedangkan, sebagai bagian dari materi pelajaran biologi, inkuiri

merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik agar dapat

40
Mohammad Jauhar Op Cit , h. 65
41
Trianto Ibnu badar al-tabany Op Cit, h. 78
42
Friska octavia Rosa,Op. Cit, h. 17

35
melakukan penyelidikan ilmiah. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak

peserta didik secara langsung pada proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat.

Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan metode pembelajaran yang memberi

ruang sebebas-bebasnya bagi peserta didik untuk menemukan gairah dan cara

belajarnya masing-masing.43 Dalam hal ini, pembelajaran inkuiri merupakan

metode ilmiah, baik sebagai proses maupun sebagai produk yang diterapkan secara

terintegrasi di dalam kelas.44

2. Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya : 45

1. Pembelajaran inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). Pada

pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber

belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

3. Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental,

akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar

menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan

potensi yang dimilikinya.

43
Mohammad Jauhar, Op. Cit , h. 66
44
Khoirul Anam, Loc. Cit, h. 12
45
Trianto Al-Tabany, Op. Cit, h. 80

36
3. Langkah-langkah dalam pembelajaran inkuri adalah : 46

1) Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membimbing suasana atau

kondisi pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan pada tahap orientasi ini

adalah :

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh peserta didik

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik

untuk mencapai tujuan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.

2) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik

pada suatu persoalan. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang

peserta didik untuk memecahkan masalah. dalam rumusan masalah tentu ada

jawabannya, dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri,

karena melalui proses tersebut peserta didik mendapatkan pengalaman yang

sangat berharga dalam upaya mengembangkan mantal melalui proses berpikir.

46
Mohammad Jauhar, Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik.
(Jakarta: Prestasi pustaka. 2011) , h. 67-68

37
3) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara

yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

(berhipotesis) pada setiap peserta didik adalah dengan mengajukan berbagai

pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan

jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan

jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan

motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikir. Pada tahap ini peserta didik

menyampaikan hasil percobaan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah

terkumpul.

5) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

38
Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya

kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,

didukung oleh data yang ditemukan dan dipertanggung jawabkan.

6) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan

sebaiknya guru mampu menunjuk kepada peserta didik menyuimpulkan hasil

percobaan berdasarkan data yang sudah terkumpul dengan bimbingan dari guru.

Tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau

mengembangkan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Peserta didik

tidak hanya dituntut untuk meguasai materi pelajaran, akan tetapi lebih baik

apabila peserta didik dapat menggunakan potensi yang dimilikinya untuk lebih

mengembangkan pemahamannya terhadap materi pelajaran tertentu. Dalam

strategi ini peserta didik memegang peran yang sangat penting pada proses

belajar mengajar berlangsung.47 Pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk

mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Peserta didik

dibimbing untuk menciptakan penemuan-penemuan baik yang berupa

47
Khoirul anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka
pelajar, 2015), h. 14

39
penyempurnaan yang sudah ada maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat

yang belum pernah ada sebelumnya.48

4. Kelebihan pembelajaran inkuiri : 49

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar peserta didik

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Peserta didik akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik

5. Membantu dalam menggunakan daya ingat

6. Mendorong siswa untuk berpikir dan merumuskan hipotesis

7. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

5. Kelemahan pembelajaran inkuiri :50

a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik

b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan

peserta didik dalam mengajar

48
Ibid h. 8-9
49
Ibid Mohammad Jauhar, h. 82-83
50
Ibid

40
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang

sangat lama sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang sudah

ditentukan

d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta

didik menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit untuk

diterapkan.

E. Materi pembelajaran biologi kelas X SMA/MA

Pokok bahasan pada pembelajaran biologi di kelas X sebagai berikut:51

Semester ganjil
a. Mengenal biologi sebagai ilmu
b. Keanekaragaman hayati
c. Virus
d. Monera
e. Protista
f. Jamur

Semester genap
g. Plantae
h. Animalia
i. Ekosistem
j. Perubahan Ekosistem
1) Perubahan keseimbangan lingkungan
2) Pencemaran lingkungan
3) Daur ulang limbah.

Pokok bahasan materi penelitian dan pengembangan pada penelitian ini adalah

sub materi pencemaran lingkungan kelas X SMA/MA. Sub materi pencemaran

lingkungan merupakan bagian dari pokok bahasan perubahan ekosistem dan

51
Moch Anshori, Djoko Martono, Biologi Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah
Aliyah (MA) Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 7.

41
merupakan sub materi yang dipelajari oleh peserta didik kelas X pada semester

genap.

Pada sub materi ini memiliki kompetensi inti atau KI3: 3.Memahami,

menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah. Selain kompetensi inti juga terdapat kompetensi

dasar atau KD: 3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari

perubahan-perubahan tersebut bagi kehidupan.52

F. Pencemaran Lingkungan

Telah banyak kerusakan-kerusakan di bumi yang dilakukan oleh manusia

seperti penebangan hutan, limbah industri, sampah rumah tangga. Akibat balik

yang timbul dari ulah manusia terhadap alam sekitarnya adalah manusia itu

sendiri yang akan merasakannya. Allah berfirman Q.S Ar-Ruum ayat 41:53

        


          



52
Rasti Septianing dan Anggarwal, Panduan Belajar Biologi SMA Kelas X 1B Cetakan
Kedua,. (Jakarta: Yudhistira, 2010), h. 6.
53
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung:Al-Jumanatul Ali, 2005),
h. 408

42
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang telah mengadakan kerusakan

baik di laut dan di bumi maka akan diperingatkan langsung oleh Allah, dunia

dengan banjir, kekeringan, kekurangan pangan, kebakaran hutan. Agar manusia

mau kembali kejalan yang benar dan bertaubat tetapi kalau setelah Allah

memberikan peringatan di dunia manusia tidak menghiraukannya, maka Allah

memperingatkan kepada mereka menunggu hari pembalasan54. Hal Ini penting

untuk diperhatikan oleh manusia karena kerusakan alam akan menimpa pula

kepada makhluk-makhluk lain yang ada di alam, serta akan mengganggu

kelangsungan hidupnya.

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat energi dan komponen lain kedalam lingkungan, atau

berubahnya tatanan lingkungan oleh proses kegiatan manusia atau oleh proses

alam sehingga kualitas tanah turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya.55

1. Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup terdiri dari beberapa komponen yang dikelompokan

menjadi dua kelompok besar yaitu: kelompok makhluk hidup (living group) yang

54
Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
90
55
Zaenal Arifin, Sukoco, pengendalian polusi kendaraan. (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 6

43
disebut juga kelompok biotik dan kelompok tak hidup (non living group) yang

disebut pula abiotik.56 Termasuk kelompok biotik adalah manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, bakteri dan fungsi yang kesemuanya dibangun dari bahan-

bahan kimia dan merupakan gudang proses kimia. Sedangkan yang termasuk

abiotik terdiri dari tiga faktor yaitu faktor energi matahari, faktor fisis, faktor

bahan kimia. Lingkungan Hidup dapat didekati dari semua disiplin ilmu antara

lain ilmu kimia, sehingga muncul Ilmu Kimia Lingkungan. Hal ini wajar karena

semua komponen baik kelompok biotik maupun kelompok abiotik yang

menyusun Lingkungan Hidup terdiri dari unsur dan senyawa kimia, dimana saja

akhirnya semua keadaan fisik memerlukan analisis dan penentuan-penentuan

secara proses kimia. Dengan demikian ilmu kimia memegang peranan penting

dan turut menentukan dalam penyelesaian serta memecahkan masalah

Lingkungan Hidup.

Menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan


Hidup Nomor: KEP02/MENKLH/I/1988 Tentang penetapan baku mutu
lingkungan adalah: masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Lingkungan Hidup sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an Al-Hijr ayat 19-21 :57

56
Achmad Lutfi. Pencemaran Lingkungan. (Departemen pendidikan nasional: Jakarta. 2004),
h. 9
57
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung:Al-Jumanatul Ali, 2005), h.
263

44
      
           
 

          
         

 
 
Artinya : “dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan
hidup, dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali
bukan pemberi rezki kepadanya. dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi
Kami-lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan
ukuran yang tertentu.”(QS:Al-Hijr ayat 19-21)

Ayat di atas sesuai dengan pengertian lingkungan hidup, adanya lingkungan

manusia bahkan makhluk hidup di muka bumi ini dapat beradaptasi dengan

lingkungannya. Kelestarian alam tetap terjaga tanpa merusaknya. Seharusnya

perlu dipahami untuk menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT telah

menciptakan bumi dan seisinya.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan.

Syarat-syarat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian

terhadap makhluk hidup.58 Menurut tempat terjadinya pencemaran dapat

digolongkan menjadi empat yaitu Pencemaran air, pencemaran udara,

pencemaran tanah dan pencemaran suara.59

2. Macam-macam Pencemaran :

A. Pencemaran Tanah

58
Ibid
59
Ibid h. 14

45
1. Tanah Subur

Tanah subur adalah tanah yang cukup mengandung nutrisi bagi tanaman

maupun mikroorganisme. Walaupun tidak semua wilayah di Indonesia

menunjukkan kriteria subur, tetapi umumnya tanah di sini mempunyai kesuburan

dari segi fisika, kimia dan biologi. Kesuburan tanah dapat hilang karena

menipisnya nutrisi tanaman yang mempengaruhi produksi pertanian serta

kapasitas air tanah.

Tanah menjadi faktor penting bagi kehidupan manusia dan makhluk

lainnya. Dalam kelangsungan hidup tidak dapat terlepas dari masalah tanah.

Tanah subur dapat rusak karena erosi. Tanah merupakan sumberdaya alam yang

mengandung benda organik dan anorganik yang mampu mendukung

pertumbuhan tanaman.

Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah

plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan Pencemaran tanah disebabkan

berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng. Plastik tidak dapat

hancur oleh proses pelapukan dan besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah

tidak bisa ditumbuhi tanaman. Penggunaan pestisida menyebabkan juga polusi

tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras karena jumlah garam yang

sangat besar akan menyerap air tanah.60 Pencemaran tanah dapat terjadi, karena

pencemaran secara langsung. Misalnya karena menggunakan pupuk secara

berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan pembuangan limbah yang


60
Khaelany, Op. Cit, h. 82-83

46
tidak dapat diuraikan contohnya Plastik. Kemudian deterjen yang tersisa, tidak

dapat teruraikan juga akan mencemari tanah. Sehingga zat-zat yang ada dalam

deterjen itu masuk ke dalam tanah dan meracuni tanah. Pencemaran tanah

sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah ayat 22:61

      


      
    
   

     


       
Artinya : Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, Padahal kamu mengetahui.
Ayat di atas menjelaskan bahwa islam memberikan motivasi yang sangat kuat

agar manusia dapat memanfaatkan tanahnya dengan baik, untuk memetik hasil

dari kekayaan tanah. Manusia dapat mengambil manfaat dari berbagai jenis-jenis

tumbuhan . Manusia agar dapat berpikir bahwa semua adalah kekuasaan Allah

SWT.

Guna mencegah dan mengurangi polusi tanah, maka pemakaian pupuk,

pestisida, dan insektisida hendaknya menurut aturan yang sudah ditetapkan.

Sampah dibuang ditempat sampah atau dibakar di tempat pembuangan, tempat

sampah karenanya perlu diatur dan disediakan secukupnya.62

61
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung:Al-Jumanatul Ali, 2005),
h. 4
62
Tresna Sastrawijaya, Loc Cit. h. 78

47
Cara Menanggulanginya : 63

1. Limbah domestik yang berjumlah sangat banyak memerlukan penanganan

khusus agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan

menjadi sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan oleh

mikroorganisme (Biodegradable) dan sampah anorganik yaitu sampah yang

tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Non biodegradable). Setiap

rumah tangga dapat memisahkan sampah atau limbah yaitu sampah organik

dan sampah anorganik ke dalam dua wadah yang berbeda sebelum diangkut

ketempat pembuangan akhir.

2. Sampah organik yang terbiodegradasi dapat diolah, misalnya dijadikan bahan

kebutuhan kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan

tanah yang dapat kita pakai kemudian dibuat kompos khusus kotoran hewan

dapat dibuat biogas.

3. Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara

penanganan yang terbaik dengan pendaur ulang sampah.

4. Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk

pemberantasan hama seperti pestisida.

5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh

mikroorganisme (non biodegradable). Misalnya mengganti plastik sebagai

63
Perdana Ginting, Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, (Bandung: Yrama
Widya, 2007) h. 37

48
bahan kemasan atau pembungkus dengan bahan yang ramah lingkungan

seperti dengan daun pisang atau daun jati.

B. Pencemaran Udara

a. Kebutuhan Manusia akan udara

Jumlah yang dibutuhkan manusia untuk pernafasan sangat besar

tergantung dari kegiatannya. Betapa besarnya kebutuhan udara yang dikonsumsi

oleh manusia per harinya. Setiap harinya manusia membutuhkan udara 125

milyar kg atau 125 ton udara. Yang dimaksud dengan pencemaran udara menurut

keputusan Menteri Lingkungan Hidup R.I. Nomor:Kep-02/MENKLH/I/1998

adalah masuk atau dimasukkannnya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen

lain ke udara dan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau proses

alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara menjadi berkurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya.64 Pencemaran udara mengandung pengertian mengenai

kualitas udara, maka perlu dipahami lebih dahulu komposisi udara normal.

Komposisi udara bersih , kering yang dipandang sebagai komposisi udara normal

dapat diukur di atas permukaan laut.

b. Partikel-partikel di udara

Sumber partikel-partikel ini adalah lubang asap pabrik-pabrik. Debu

akibat ledakan nuklir, kebakaran hutan, letusan gunung berapi, dan industri dapat

melayang-layang ribuan kilometer dari tempat asalnya. Partikel ini dapat berupa
64
Didik Sarudji, Kesehatan Lingkungan, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2010), h. 255

49
karbon, lemak, minyak, dan pecahan logam. Umumnya diperoleh karena erosi,

penyemprotan dan penumbukan.

c. Gas Buang Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor memberikan kontribusi yang besar terhadap

pencemaran udara. Pencemaran ini akan sangat dirasakan dengan bertambahnya

kendaraan bermotor yang beroperasi dijalanan umum, kepadatan lalu-lintas,

kemacetan lalu-lintas, dan pemakaian kendaraan pribadi. Kemacetan lalu lintas

akan menyebabkan pencemar udara disuatu area tertentu, hal ini area yang

tercemari di area padat lalu lintas adalah daerah perkotaan lebih berat dibanding

daerah pedesaan. Hal ini diperparah lagi dengan didirikannya industri atau pabrik

yang memberikan pengaruh besar terhadap pencemaran udara di sekitar wilayah

perkotaan.

d. Terbentuknya gas buang kendaraan bermotor

Kendaraan bermotor seperti bus, truk, jeep, sedan, sepeda motor, dan

sejenisnya menggunakan sumber energi dari bensin atau minyak disel. Gas buang

terdiri dari NO2, SO2, CO,dan CO2. Beberapa Jenis Polutan Udara terdiri dari :

1. Sulfur dioksida (SO2)

Sulfur dioksida termasuk pencemaran udara yang banyak dihasilkan oleh

pembakaran bahan bakar minyak. Ikatan belerang yang menarik untuk diamati

adalah SO2 (Sulfur dioksida), SO3 (Sulfur trioksida), H2SO3 (Asam sulfit) dan

50
H2SO4 (Asam sulfat). Sulfur dioksida adalah gas yang tidak dapat terbakar dan

tidak berwarna. Sulfur dioksida menyebabkan iritasi pada hidung dan

tenggorokan dan menyebabkan iritasi mata. Istilah SO2 digunakan untuk

menunjukkan adanya emisi campuran ikatan sulfur dengan oksigen ke udara.

2. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, mudah

terbakar, dan bila terbakar menimbulkan nyala berwarna ungu kebiruan. Gas ini

mudah larut dalam alkohol atau benzena. Kendaraan bermotor adalah penghasil

CO yang cukup banyak. Karbon monoksida adalah gas buang yang terbentuk

apabila oksidasi dari CO menjadi CO2 tidak sempurna. Umumnya hal ini

disebabkan karena kekurangan oksigen. Sepeda motor juga merupakan pengaruh

terbesar terhadap konsentrasi CO di udara khususnya di atas ruas jalan raya. Gas

buang ini berbahaya bagi kesehatan manusia karena melibatkan hemoglobin

dalam eritrosit. Hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen untuk dikonsumsi

ke dalam jaringan tubuh yang membutuhkan akhirnya mengikat CO karena daya

yang lebih tinggi.

3. Karbon Dioksida (CO2)

Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan biasanya tidak menimbulkan

bahaya langsung untuk kesehatan dalam kondisi tertentu, CO2 bisa menjadi

terkonsentrasi pada tingkat mematikan bagi manusia dan hewan. Gas Karbon

51
dioksida lebih berat daripada udara dan gas bisa mengalir ke dalam dataran

rendah. Menghirup udara dengan lebih dari 30% CO2 dengan cepat dapat

menyebabkan ketidaksadaran dan menyebabkan kematian.

4. Nitrogen oksida (NO2)

Nitrogen oksida sering disebut dengan NO karena nitrogen oksida

mempunyai dua macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO dan gas

NO2. Sifat gas NO2 adalah Gas berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak

berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau

tajam menyengat hidung. Nitrogen sebagai gas buang kendaraan bermotor karena

terlibat dalam proses masuknya udara. Efek yang disebabkan oleh gas ini adalah

iritasi pada mata, iritasi saluran pernafasan, kerusakan pada bronkiolus.

C. Pencemaran Air

Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Air

digunakan sebagai pelarut, pembersih dan keperluan rumah tangga, industri

maupun usaha lainnya. Untuk keperluan industri, air berfungsi sebagai pendingin

mesin, bahan baku, maupun pembersih atau pengolahan limbah.65 Air juga

berfungsi untuk usaha pertanian, perikanan, olahraga, rekreasi, dan pemadam

kebakaran. Hubungan air dengan kehidupan manusia, air dapat berperan sebagai

penularan penyakit maupun gangguan kesehatan karena kandungan bahan yang

ada di dalamnya. Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor.

82 tahun 2001 menyebutkan :


65
Ibid, h. 165

52
“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air dan atau
berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi lagi sesuai peruntukkannya”.

Pencemaran air sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah Ayat 164 :66


              
  
    

  


            
      

        


    
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dengan air semua makhluk hidup (manusia,

tumbuhan dan hewan) dapat melangsungkan hidupnya. Dan sebaliknya tanpa air

semua makhluk hidup dimuka bumi ini akan mati.

Adapun akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air yaitu:67

a. Terganggunya kehidupan organisme air.

b. Punahnya biota air seperti ikan.

c. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber.

d. Banjir akibat tersumbatnya saluran air.

66
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung:Al-Jumanatul Ali, 2005),
h. 25
67
Soekidjo Notoatmojo, Kesehatan Masyarakat , (Jakarta: Rineka cipta, 2011), h. 176

53
G. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian Uski Apriliyana, Herlina Fitrihidayati, Rahardjo dengan

jurnal Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pada Materi

Pencemaran Lingkungan Dalam Upaya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa Kelas X SMA Perangkat pembelajaran berbasis inkuiri yang

dikembangkan meliputi silabus, RPP, LKS, buku siswa, dan tes evaluasidengan

rata-rata penilaian kelayakan secara berturut-turut ialah 88,89%; 89,58%;

93,33%; 90,19%, dan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat

pembelajaran yang dikembangkan sangat layak digunakan pada proses

pembelajaran.

Hasil penelitian Sodikun, Sugiyarto, Baskoro Adi Prayitno dengan jurnal

Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Sistem

Pencernaan Makanan untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dengan

nilai hasil penilaian aspek modul, meliputi: skor isi modul rata-rata adalah 86%

dengan kategori sangat baik, skor aspek isi penyajian rata-rata adalah 91.75%

dengan kategori sangat baik, skor aspek bahasa atau keterbacaan modul rata-rata

adalah 82.5% dengan kategori baik dan secara keseluruhan siswa memberikan

skor rata-rata 86.73% dengan kategori sangat baik.

Hasil penelitian Sri Rosidha K. Hadi Suwono, Nuning Wulandari dengan

jurnal Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing

Materi Sel Untuk Siswa Kelas XI semester I SMA panjura malang dengan hasil

Nilai rerata dari penilaian validator ahli materi terhadap produk pengembangan

54
modul pembelajaran Biologi ini adalah 3,6. Modul yang telah direvisi kemudian

diujicobakan kepada 15 siswa kelas XI SMA Panjura Malang dan memperoleh

nilai rerata sebesar 3,8 yang memiliki kriteria valid. N-gain dalam uji coba

lapangan utama sebesar 0,62 yang memiliki kategori sedang.

H. Kerangka berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian dan pengembangan ini berawal dari

permasalahan yang ditemukan di sekolah yaitu salah satu bentuk bahan ajar yang

sering digunakan yaitu, buku cetak, LKS dan video pembelajaran. Di sekolah

belum ada modul, sebagian besar siswa belum mengetahui modul, baik bentuk

maupun isinya. Buku cetak sebagai sumber belajar dapat membantu dan

mempermudah peserta didik dalam belajar. Namun, biasanya peserta didik

cenderung bosan dalam menggunakan buku cetak yang bersifat informatif dan

kurang menarik dan tidak dilengkapi dengan warna yang menarik dan bahasa

yang sulit untuk dipahami. Sehingga peserta didik kurang termotivasi belajar.

Dari permasalahan tersebut diberikan solusi yaitu membuat bahan ajar berbentuk

modul. Dengan solusi tersebut, diharapkan siswa lebih tertarik dengan modul

pembelajaran yang dibuat. Sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dan meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Biologi. Berikut merupakan

kerangka berfikir pada penelitian ini terlihat pada gambar 1. :

Pembelajaran Biologi

55
Penelitian Pendahuluan dan Menganalisis Kebutuhan Bahan Ajar
dalam Proses Pembelajaran Materi Pencemaran Lingkungan

Membuat Produk Awal

Uji Validitas Ahli

Revisi Produk Berdasarkan Saran Para Ahli

Uji Coba Produk Secara Luas

Revisi Produk

Produk Akhir Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri


Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan

Gambar 1.
Alur Kerangka Berfikir Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan

I. Spesifikasi Produk

Produk dalam pengembangan ini memilki spesifikasi sebagai berikut:

1. Modul Pembelajaran merupakan media cetak berupa kertas Quarto

56
2. Modul pembelajaran berisi materi pencemaran lingkungan yang bertujuan

dalam meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dan meningkatkan

motivasi belajar peserta didik.

3. Modul Pembelajaran memuat materi biologi yang mengacu pada Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar Biologi SMA/MA berdasarkan kurikulum 2013.

4. Mendesain modul pembelajaran biologi menggunakan Corel Draw X4

5. Modul Pembelajaran dirancang secara ilustratif agar mudah dipahami dan lebih

menarik dilengkapi dengan gambar nyata, contoh masalah, informasi tambahan

(Tahukah kamu?), soal evaluasi yang dibuat berdasarkan indikator, glosarium

serta daftar pustaka

6. Karakteristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing fokus

pada mencari dan membimbing.

7. Modul Pembelajaran memenuhi komponen kualitas buku teks, yaitu kelayakan

isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan.

BAB III

METODE PENELITIAN

57
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Langkah-langkah dari proses ini

biasanya disebut dengan Research and Development atau R&D. Borg and Gall

mendefinisikan penelitian dan pengembangan sebagai berikut:

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop


and validate educational products. The steps of this process are usually
referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings
pertinent to the product to be developed, developing the products based on
these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually,
and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In
more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test
data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.68

Penelitian dan pengembangan siklus R&D, yang terdiri dari mempelajari

temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan,

mengembangkan produk berdasarkan temuan, pengujian produk dimana produk

tersebut akan digunakan akhirnya, tujuan merevisinya yaitu untuk memperbaiki

kekurangan yang ditemukan dalam tahap pengujian. Pada tahapan selanjutnya pada

penelitian R&D, siklus ini diulang sampai hasil uji coba menunjukkan bahwa produk

tersebut memenuhi tujuan atau layak digunakan.69

Pada penelitian ini, langkah-langkah penelitian dibatasi dan disederhanakan.

Langkah pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing ini

68
Borg and Gall, Educational Research, An Introduction. (New York and London:Longman
Inc, 1983), h. 772
69
Ibid, h. 772

58
akan disederhanakan dan dibatasi hanya dengan dihasilkannya produk setelah

dilakukan uji coba terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk

berupa Modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing pada materi

pencemaran lingkungan yang akan digunakan sebagai media belajar.

1. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur penelitian ini menggunakan model pengembangan yang

dikembangkan oleh Borg & Gall. Menurut Borg dan Gall yang menyatakan bahwa

pendekatan research and development (R&D) dalam pendidikan meliputi sepuluh

langkah. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut seperti ditunjukkan pada

gambar di bawah ini :

Gambar 2.
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg & Gall (1983)70

Merencanak Pengemban Uji Lapangan


Studi
an Penelitian gan Desain Terbatas
Pendahulu
an
70
Ibid, h. 773

59
Revisi Hasil Revisi Hasi Uji Uji Coba Revisi Hasil
Uji Lapangan Secara Uji Coba
Lapangan Lebih Luas Luas Lapangan
Lebih Luas Terbatas

Revisi Final Desiminasi dan


Hasil Uji Implementasi Produk
Kelayakan Akhir

Untuk menghasilkan produk yang baik, menurut Borg and Gall langkah-langkah di

atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)

Langkah Studi pendahuluan (Research and Information collecting) ini

meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur, penelitian skala kecil yang

dibutuhkan.

a. Analisis kebutuhan, untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa

kriteria, yaitu 1)Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan hal

yang penting bagi pendidikan? 2)Apakah produknya mempunyai

kemungkinan untuk dikembangkan? 3)Apakah SDM yang memiliki

keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang akan mengembangkan

produk tersebut ada? 4)Apakah waktu untuk mengembangkan produk tersebut

cukup?

60
b. Studi literatur ini dikerjakan untuk mengumpulkan informasi lain yang

bersangkutan dengan pengembangan produk yang direncanakan.

c. Penelitian skala kecil, Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak

bisa dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional.

Oleh karenanya pengembang perlu melakukan riset skala kecil untuk

mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.

2. Merencanakan Penelitian (Planning)

Setelah melakukan studi pendahuluan, langkah kedua yaitu merencanakan

penelitian. Perencanaan penelitian R & D meliputi : 1) Merumuskan tujuan

penelitian, 2) memperkirakan tenaga, dana dan waktu. 3) merumuskan

kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk dalam penelitian

3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)

Yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan

dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen

pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan

evaluasi terhadap kelayakan produk. Langkah pengembangan desain ini

meliputi : 1) Menentukan desain produk yang akan dikembangkan. 2)

Menentukan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses

penelitian dan pengembangan. 3) Menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji

desain di lapangan. 4) menentukan pihak yang terlibat dalam penelitian.

4. Uji Lapangan Terbatas (Preliminary Field Testing)

61
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji

lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah

dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan

produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif.

Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga

perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal. Langkah uji lapangan

terbatas meliputi : 1) melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk. 2)

bersifat terbatas. 3) uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang

sehingga diperoleh desain layak.

5. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas (Main Product Revision)

Yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan

berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih

dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas,

sehingga diperoleh draft produk utama yang siap diuji coba lebih luas. Pada-

tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan

pendekatan kualitatif.

6. Uji Coba Secara Luas (Main Field Test)

Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi

1) melakukan uji efektivitas desain produk 2) uji efektivitas desain, pada

umumnya, menggunakan teknik eksperimen model penggulangan 3) Hasil uji

62
lapangan adalah diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun

metodologi.

7. Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)

Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji

lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan

produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk

yang kita kembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya

dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan

adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal.

Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)

Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar: 1)

melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk 2) uji efektivitas

dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk 3) hasil uji

lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi

substansi maupun metodologi.

9. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Product Revision)

Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang

dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih

akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu

63
produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil

penyempurnaan produk akhir memiliki nilai “generalisasi” yang dapat

diandalkan.

10. Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination and Implementation)

Berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan yang

dikembangkan oleh Borg & Gall, peneliti melakukan penyederhanaan dan

pembatasan menjadi tujuh tahapan. Tahapan penelitian ini jika disandingkan

dengan tahapan berdasarkan buku karangan Sugiyono, penelitian ini sampai

pada tahap ketujuh dari sepuluh tahapan dalam penelitian R & D yaitu sampai

pada tahapan revisi produk setelah dilakukannya uji coba terbatas yaitu

kepada siswa dan guru untuk melihat respon terhadap produk yang

dikembangkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Borg & Gall yang

menyarankan dalam penelitian untuk jenjang Strata 1, penelitian dibatasi

dalam skala kecil yaitu sampai dihasilkan produk setelah uji coba terbatas dan

termasuk kemungkinan untuk membatasi langkah penelitian. Tahap penelitian

dan pengembangan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)

a. Mengidentifikasi potensi dan masalah, dimana hasilnya akan digunakan

sebagai acuan untuk pengembangan produk yang akan dibuat.

64
b. Melakukan tinjauan terhadap kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar

(KD) untuk menentukan indikator-indikator yang akan dicapai.

c. Mencari studi kasus terkait pencemaran lingkungan berdasarkan sintaks

inkuiri terbimbing

d. Melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan materi. Adapun materi

yang akan dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

pencemaran lingkungan.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

a. Pembuatan instrumen penilaian.

Dalam pembuatan instrumen penelitian, kriteria penilaian

disesuaikan dengan kategori masing-masing penilai seperti ahli materi, ahli

media, ahli bahasa, guru biologi dan peserta didik kelas X SMA.

b. Pembuatan produk yang akan dikembangkan.

Pembuatan modul ini dilakukan sendiri oleh peneliti dengan

bimbingan dengan pembimbing, kemudian divalidasi oleh para ahli materi,

ahli bahasa dan ahli media. Untuk memvalidasi modul diperlukan

instrument berupa lembar penilaian. Lembar penilaian dalam penelitian

pengembangan ini akan digunakan untuk memberikan penilaian terhadap

produk yang telah dibuat.

Ahli materi, ahli bahasa dan ahli media akan memberikan saran dan

penilaian dengan mengisi ceklist pada setiap butir penilaian dengan kriteria

layak atau tidak layak. Pada butir yang dinilai belum layak, para ahli akan

65
memberikan masukan perbaikannya. Lembar penilaian yang disusun ada

tiga macam yaitu:

1. Lembar penilaian untuk ahli materi.

2. Lembar penilaian untuk ahli media.

3. Lembar penilaian untuk ahli bahasa.

Setelah produk divalidasi langkah selanjutnya adalah uji coba produk.

Dalam uji coba produk ini diperlukan berupa instrumen :

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk sebagai acuan dalam

melakukan wawancara kepada praktisi yaitu guru biologi di SMA Negeri

10 Bandar Lampung dan guru biologi di SMA Yadika Bandar Lampung.

Pedoman wawancara ini dilakukan dengan melakukan wawancara secara

terstruktur dan tak struktur.

2. Angket respon peserta didik dan angket respon guru

Angket diberikan kepada peserta didik setelah dilakukan uji coba

produk yang telah dibuat. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat

memberikan masukan kepada peneliti tentang pendapat peserta didik

terhadap modul pembelajaran yang telah mereka gunakan saat ujicoba.

Lembar respon siswa dan guru setelah dilakukan uji coba terbatas. Lembar

observasi dan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui potensi

dan masalah dilapangan yang akan digunakan sebagai acuan dalam

pengembangan produk.

66
3. Tahap pengembangan desain produk (Develop Preliminary of Product)

a. Menyiapkan materi pencemaran lingkungan dari berbagai sumber yang

relevan yang disesuaikan dengan kurikulum K13 disesuaikan kompetensi

inti (KI) dan kompetensi dasar (KD).

b. Mengaitkan materi pencemaran lingkungan dengan model inkuiri

terbimbing dengan menggunakan sintaks inkuiri terbimbing.

c. Mendesain modul pembelajaran biologi menggunakan Corel Draw X4

d. Mencetak modul pembelajaran biologi.

4. Tahap validasi dan uji coba terbatas (Preliminary Field Testing)

a. Pembuatan instrumen validasi. Instrumen validasi yang akan digunakan

untuk penilaian para ahli. Lembar validasi ini digunakan untuk mengetahui

kelayakan modul pembelajaran biologi berdasarkan penilaian ahli materi,

ahli bahasa dan ahli media.

b. Validasi oleh tiga dosen ahli yaitu ahli materi, ahli bahasa dan ahli media.

c. Revisi tahap awal sampai dinyatakan layak

5. Tahap Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)

a. Perbaikan produk awal setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas

baik dari ahli materi,ahli bahasa dan ahli media. Revisi produk tahap I ini

dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai produk benar-benar

dinyatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar.

b. Revisi berdasarkan saran dan masukan dari dosen ahli pada uji coba

terbatas.

67
c. Hasil akhir produk modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing

pada materi pencemaran lingkungan untuk siswa kelas X SMA

6. Uji produk secara lebih luas (Main Field Test)

1) Penggunaan produk dalam proses pembelajaran biologi.

2) Pengisian angket respon guru dan peserta didik mengenai produk modul

pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing pada materi pencemaran

lingkungan untuk siswa kelas X SMA

7. Revisi hasil uji lapangan lebih luas (Operational Product Revision)

1) Perbaikan produk berdasarkan hasil uji lapangan lebih luas atau revisi

tahap II.

2) Hasil akhir produk media pembelajaran yaitu modul pembelajaran biologi

berbasis inkuiri terbimbing pada materi pencemaran lingkungan untuk

siswa kelas X SMA

Berdasarkan tahapan-tahapan pengembangan yang dikembangakan

oleh peneliti diatas, maka secara ringkas alur pengembangan dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Mengidentifikasi potensi dan masalah sebagai acuan dalam


pengembangan produk serta melakukan tinjauan pustaka terhadap
materi yang akan dikembangkan

Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang


akan dicapai sesuai dengan KD (Kompetensi Dasar)
68
Produk awal modul pembelajaran biologi

Pembuatan kisi-kisi lembar penilaian kelayakan modul


pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing

Pembuatan lembar penilaian kelayakan modul


pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing

Uji coba skala terbatas

Validasi oleh ahli Validasi oleh ahli Validasi oleh ahli


materi media bahasa

Revisi tahap I berdasarkan saran pada uji coba terbatas

Uji coba produk skala luas (Angket respon guru dan siswa)

Revisi tahap II berdasarkan penilaian dan masukan pada uji coba skala luas

Produk akhir modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing pada


materi pencemaran lingkungan untuk siswa kelas X SMA

Gambar 3. Tahap Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi

B. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

A. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari :

a. Wawancara

69
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan

data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif

kuantitatif.71 Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstuksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
72
lebih mendalam. Instrumen wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data

pada saat pra penelitian. Wawancara ditujukan kepada guru biologi untuk

mendapatkan informasi mengenai permasalahan dalam mengajar.

b. Angket atau kuesioner (Questionnaire)

Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak

langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau

alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus

dijawab atau pernyataan yang harus direspon oleh responden. Sama dengan pedoman

wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka,

pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.73

Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu : Angket terbuka dan angket

tertutup. Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa

71
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Remaja Rosdakarya:
Bandung, Cet. 8, 2012), h. 216
72
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Alfabeta:Bandung, Cet. 10, 2014), h. 72
73
Ibid, h. 219

70
sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan

keadaannya. Sedangkan Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda ceklist ( ) pada

kolom atau tempat yang sesuai. 74

Instrumen penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data penelitian ini

berupa angket. Jenis angket yang digunakan ialah angket terbuka (responden bebas

untuk menjawabnya karena memang tidak disediakan jawaban untuk dipilih) dan

angket tertutup (angket yang memuat jawaban atau menyediakan jawaban atau

responden tinggal memilih). Angket ini terdiri dari : Analisis kebutuhan, Angket

validasi, Angket respon guru dan Angket respon peserta didik setelah dilakukan uji

coba produk.

1. Analisis Kebutuhan (angket)

Angket kebutuhan digunakan untuk mengambil data mengenai kebutuhan

pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing pada materi

pencemaran lingkungan untuk siswa kelas X SMA. Angket berisi 10 item pertanyaan

untuk siswa dan 15 item pertanyaan untuk guru dengan jawaban semi terbuka oleh

peserta didik dan guru di sekolah. Urutan penulisan angket ialah judul, identitas

responden, petunjuk pengisian, kemudian item pertanyaan dan jawaban. Angket

kebutuhan ini disebar ke dua sekolah yaitu SMA Yadika Bandar Lampung dan SMA

Negeri 10 Bandar Lampung. Angket kebutuhan ini digunakan untuk mengambil data

74
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Rineka cipta: Jakarta. 2010), h. 103

71
awal sebagai acuan pengembangan Modul Biologi berbasis Inkuiri Terbimbing materi

Pencemaran Lingkungan Siswa SMA kelas X semester II.

2. Angket Validasi

Angket validasi ini terdiri dari tiga angket validasi yaitu angket validasi ahli

materi, angket validasi ahli bahasa dan angket validasi ahli media. Angket validasi

diisi oleh validator atau dosen pakar. Dari aspek materi, aspek media dan aspek

kebahasaan dikembangkan pertanyaan untuk menilai kesesuaian produk modul

pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing. Urutan penulisan instrumen

validasi ialah judul, pernyataan dari peneliti, tujuan penilaian, identitas validator,

petunjuk pengisian, kolom penilaian, saran, dan tanda tangan validator. Angket

validasi bersifat kuantitatif, sebagai data yang diperoleh dapat diolah dan disajikan

dalam bentuk persen dengan menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran.

Skala likert merupakan skala pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon

sebagai dasar penentuan nilai skalanya.75

3. Angket respon guru dan peserta didik setelah dilakukan uji coba produk.

Angket respon ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan

guru dan tanggapan peserta didik terhadap produk yang dikembangkan berupa modul

pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing. Angket tanggapan berisi

75
Saifudin Azwar, Sikap Manusia Teori Dan Pengukuran Edisi ke-2, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), h. 139

72
pertanyaan, urutan penulisannya adalah judul, pernyataan dari peneliti, identitas

responden, petunjuk pengisian, dan item pertanyaan. Angket tanggapan bersifat

kuantitatif data dapat diolah, kemudian data disajikan dalam bentuk persen dengan

menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat pengukuran data tertulis atau tentang fakta-fakta

yang akan dijadikan sebagai bukti penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini

berupa photo proses pembelajaran yang berlangsung yang bertujuan untuk data

analisis kebutuhan serta dokumentasi saat berlangsungnya uji coba produk.

B. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis. Data yang diperoleh

dalam penelitian ini berupa data kualitatif, yakni sebagai berikut:

a. Proses analisis data deskriptif kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari kuisioner yang diberikan kepada ahli tentang

modul yang dikembangkan. Data tersebut dianalisis dan dideskripsikan secara

kualitatif. Analisis data-data ini dilakukan sebagai berikut:

1) Menampilkan data

Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data dengan baik dan benar.

Peneliti menampilkan data hasil penilaian dan masukan dari dosen ahli dan hasil

wawancara praktisi secara deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan

73
pembaca memahami alur berpikir dan mengetahui segala tindakan yang terjadi

selama proses penelitian berlangsung.

2) Verifikasi dan interpretasi data

Kegiatan verifikasi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kegiatan penarikan kesimpulan berdasarkan data-data hasil wawancara yang

telah diperoleh. Berdasarkan data hasil penilaian dan masukan para ahli, dan

hasil wawancara praktisi, peneliti menarik suatu kesimpulan secara umum,

sehingga nampak jelas makna data yang diperoleh. Selanjutnya, data digunakan

sebagai tambahan pedoman revisi modul pembelajaran.

b. Proses analisis lembar validasi para ahli

Dalam kualitas modul pembelajaran biologi yang diperoleh dari pengisian

lembar penilaian oleh tiga dosen ahli dimuat dalam bentuk tabel kelayakan

produk dan saran perbaikan. Kemudian data dijadikan landasan untuk melakukan

revisi setiap komponen dari modul yang dikembangkan. Lembar penilaian yang

sudah diisi oleh para ahli selanjutnya dianalisis untuk mengetahui kualitas data

instrumen validasi ahli materi, bahasa dan media.

1) Langkah pertama adalah memberi skor pada tiap kriteria dengan ketentuan pada
Tabel .76
Tabel 2. Skala Likert
Kriteria Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2

76
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung:Alfabeta, 2009), h. 41

74
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2) Langkah kedua, dilakukan perhitungan tiap butir pertanyaan menggunakan rumus

sebagai berikut:77

Keterangan :

P = Persentase kelayakan

3) Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan berdasarkan aspek

dengan melihat Tabel 3. dibawah ini : 78

Tabel 3. Kriteria Kelayakan


Skor Persentase (%) Interpretasi
P > 80% Sangat Layak
61% < P ≤ 80% Layak
41% < P ≤ 60% Cukup Layak
20% < P ≤ 40% Kurang Layak
P ≤ 20% Sangat Kurang Layak

BAB IV

77
Ibid, h.142.
78
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 35.

75
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan yang dilakukan

penulis, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil Pengembangan Produk

Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran biologi berbasis

inkuiri terbimbing sebagai bahan ajar biologi dengan sub materi pencemaran

lingkungan untuk siswa kelas X SMA. Peneliti mengumpulkan informasi dari

SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA Yadika Bandar Lampung. Peneliti

mendesain produk awal modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing

pada materi pencemaran lingkungan, dengan menyesuaikan kompetensi inti

(KI) dan kompetensi dasar (KD ) sesuai silabus pada kurikulum K13. Modul

pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing pada materi pencemaran

lingkungan untuk siswa SMA kelas X semester II dilengkapi dengan kegiatan

inkuiri terbimbing terkait materi pencemaran lingkungan.

Setelah pembuatan produk awal modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri

terbimbing pada materi pencemaran lingkungan untuk siswa tingkat SMA

selesai, kemudian produk divalidasi oleh beberapa dosen ahli. Yaitu terdiri dari

2 dosen ahli materi biologi, 2 dosen ahli media dan 2 dosen ahli bahasa.

Validasi oleh dosen ahli dilakukan secara dua kali, yaitu validasi produk awal

76
dan validasi setelah perbaikan untuk penyempurnaan produk yaitu setelah

produk direvisi. Adapun hasil validasi oleh para ahli adalah sebagai berikut:

a. Validasi Oleh Ahli Materi

Produk awal yang telah selesai kemudian divalidasi menggunakan angket

validasi untuk ahli materi, satu dosen ahli materi biologi yaitu Gres Maretta, M.

Si dan satu dosen ahli materi Suci Wulan Pawhestri, M. Si. Penilaian dari kedua

ahli materi pada produk awal disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. Tabulasi Uji Ahli Materi Pada Produk Awal

Jml tiap Skor Presentase Kriteria


Aspek aspek maksimal
Cakupan Materi 28 40 70,00% Layak

Akurasi Materi 19 30 63,33% Layak

Materi pendukung 19 30 63,33% Layak

Kesesuaian dengan
kegiatan inkuiri 20 30 66,66% Layak
terbimbing

Wawasan produktivitas 18 30 60,00% Cukup Layak

Merangsang berpikir 17 30 Cukup Layak


56,66%
analistik

Jumlah Total 121

Skor Maksimal 190

Presentase 63,68%

Kriteria Layak

77
Tabel 4 di atas menunjukkan hasil tabulasi uji ahli materi pada produk

awal (Tabel) diperoleh jumlah 121 dengan skor maksimal 190 dengan 63,68%

dinyatakan dalam kriteria layak. pada aspek cakupan materi diperoleh skor 28

dari skor maksimal 40 dengan presentase 70,00% dinyatakan dalam kriteria

layak. Aspek akurasi materi memperoleh jumlah 19 dari skor maksimal 30 serta

presentase 63,33%. dinyatakan dalam kriteria layak. Aspek materi pendukung

memperoleh jumlah 19 dari skor maksimal 30 serta presentase 63,33%

dinyatakan dalam kriteria layak. Aspek kesesuaian materi dengan kegiatan

inkuiri terbimbing memperoleh jumlah 20 dari skor maksimal 30 serta dengan

presentase 66,66% dinyatakan dalam kriteria layak. Aspek wawasan

produktivitas memperoleh skor 18 dari skor maksimal 30 dengan presentase

60,00% dan dinyatakan dalam kriteria cukup layak. dan aspek merangsang

berpikir analistik memperoleh skor 17 dari skor maksimal 30 dengan presentase

56,66% dan dinyatakan dalam kriteria cukup layak.

Setelah produk divalidasi, produk awal direvisi sesuai dengan masukan

dan saran perbaikan dari para dosen ahli. Produk awal yang telah direvisi,

divalidasi kembali oleh dosen yang sama menggunakan angket yang sama,

guna mengetahui kelayakan produk untuk digunakan di Sekolah. Adapun hasil

validasi produk setelah perbaikan terdapat pada tabel berikut ini:

78
Tabel 5. Tabulasi Uji Ahli Materi Produk Setelah Perbaikan

Jml tiap Skor Presentase Kriteria


Aspek aspek maksimal
Cakupan Materi 39 40 97,5% Sangat
Layak

Akurasi Materi 29 30 Sangat


96,66%
Layak

Materi pendukung 29 30 Sangat


96,66%
Layak

Kesesuaian dengan Sangat


kegiatan inkuiri 29 30 96,66% Layak
terbimbing

Wawasan produktivitas 23 30 76,66% Layak

Merangsang berpikir 24 30 Sangat


80,00%
analistik Layak

Jumlah Total 173

Skor Maksimal 190

Presentase 91,05%

Kriteria Sangat Layak

79
Tabel 5 di atas menunjukkan tabulasi uji materi produk setelah revisi

didapat presentase 91,05% dengan kriteria sangat layak. Aspek cakupan materi

dengan presentase 97,5%, aspek akurasi materi dengan presentase 96,66%,

aspek materi pendukung dengan presentase 96,66% aspek kesesuaian dengan

kegiatan inkuiri terbimbing dengan presentase 96,66%, aspek wawasan

produktivitas dengan presentase 76,66%, aspek merangsang berpikir analistik

dengan presentase 80,00%, setelah direvisi kembali terdapat kenaikan jumlah

skor pada setiap aspek. Tabulasi hasil validasi oleh ahli materi pada produk

awal dan produk setelah direvisi disajikan dalam bentuk diagram pada gambar

sebagai berikut:

Hasil Validasi Ahli Materi


Persentase Produk Awal Persentase Produk Akhir
97.50% 96.66% 96.66% 97%
76.66% 80%
70.00% 67%
63.33% 63.33% 60.00% 57%

Gambar 4. Diagram Tabulasi Ahli Materi

80
Diagram di atas menggambarkan hasil validasi ahli materi produk awal dan

validasi produk setelah perbaikan. Validasi materi dilakukan oleh dosen ahli

dibidang biologi yaitu Suci Wulan Pawhestri, M. Si dan Gres Maretta, M. Si.

Hasil validasi produk awal mendapat nilai baik dari tiap aspek penilaian.

Dengan nilai terendah pada aspek wawasan produktivitas dengan presentase

yaitu 60,00% dan aspek merangsang berpikir analistik dengan presentase

56,66%. Menurut kritik dan saran dari ahli materi pada aspek tersebut masih

banyak kekurangan, penguasaan konsep dalam menggunakan modul masih

kurang, materi harus diperhatikan terutama pada penulisan nama ilmiah.

Kemudian setelah direvisi sesuai saran dan masukan ahli materi, aspek

wawasan produktivitas tersebut mendapatkan kenaikan presentase menjadi

76,66% dan aspek merangsang berpikir analistik menjadi 80,00%. Dengan hasil

demikian menyatakan bahwa saran dan masukan dari ahli materi memberikan

pengaruh yang sangat layak untuk digunakan bagi pengembangan materi dalam

modul. Selain aspek wawasan produktivitas dan aspek merangsang berpikir

analistik, aspek lain juga mengalami peningkatan presentase dari validasi

produk awal ke validasi produk setelah revisi.

b. Validasi Oleh Ahli Media

Bersamaan dengan validasi ahli materi, dilakukan juga validasi ahli media.

Dosen validasi ahli media terdiri dari 2 dosen ahli dibidang media pembelajaran

yaitu Akbar Handoko, M. Pd dan Nukhbatul Bidayati Haka, M. Pd. Dengan

81
menggunakan angket yang sama untuk kedua dosen ahli media. Penilaian ahli

media pada produk awal disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Tabulasi Uji Ahli Media Pada Produk Awal

Jml tiap Skor Presentase Kriteria


Aspek aspek maksimal
Komponen Penyajian 121 160 75,62% Layak

Komponen Kegrafikan 33 40 82,5% Sangat


Layak

Jumlah Total 154

Skor Maksimal 200

Presentase 77,00%

Kriteria Layak

Tabel 6 di atas menunjukkan hasil uji tabulasi ahli media diperoleh

jumlah total 154 dengan skor maksimal 200 serta presentase 77,00% dinyatakan

dalam kriteria layak. Aspek komponen penyajian memperoleh jumlah 121 dari

skor maksimal 160 dengan presentase 75,62% dinyatakan dalam kriteria layak.

dan Aspek komponen kegrafikan memperoleh skor 33 dari skor maksimal 40

dengan presentase 82,5% dinyatakan dalam kriteria sangat layak.

Setelah divalidasi, produk awal diperbaiki sesuai dengan saran perbaikan

dari dosen ahli. Produk awal yang telah direvisi, divalidasi kembali oleh dosen

ahli yang sama menggunakan angket yang sama untuk melihat peningkatan

skor yang diperoleh setelah revisi. Adapun hasil validasi produk akhir setelah

revisi terdapat pada tabel 7 sebagai berikut:

82
Tabel 7. Tabel Tabulasi Uji Ahli Media Pada Produk Setelah Perbaikan

Jml tiap Skor Presentase Kriteria


Aspek aspek maksimal
Komponen Penyajian 127 160 79,37% Layak

Komponen Kegrafikan 35 40 87,5% Sangat


Layak

Jumlah Total 162

Skor Maksimal 200

Presentase 81,00%

Kriteria Sangat Layak

Tabel 7 di atas menunjukkan tabulasi uji ahli media pada produk setelah

perbaikan diperoleh jumlah total 162 dengan skor maksimal 200 dengan

presentase 81,00% dinyatakan dalam kriteria sangat layak. Yaitu, aspek

komponen penyajian memperoleh skor 127 dari skor maksimal 160 dengan

presentase 79,37% dinyatakan dalam kriteria layak. Aspek komponen

kegrafikan memperoleh skor 35 dari skor maksimal 40 dengan presentase 87,5

dinyatakan dalam kriteria sangat layak.

Tabulasi hasil validasi ahli media pada produk awal dan produk setelah

diperbaiki disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

83
Hasil Tabulasi Ahli Media
Komponen Penyajian Komponen Kegrafikan

87.50%
82.50%

75.62% 79.37%

Persentase produk awal


Persentase produk
Perbaikan

Gambar 5. Diagram Tabulasi Ahli Media

Diagram di atas menggambarkan tabulasi ahli media di atas menunjukkan

hasil validasi pada presentase produk awal dan presentase produk setelah

perbaikan. Presentasae produk awal pada komponen penyajian memperoleh

presentase 75,62%, setelah perbaikan produk mengalami peningkatan skor dan

memperoleh presentase 79,37%. Presentase produk awal pada komponen

kegrafikan memperoleh presentasse 82,50%, setelah perbaikan mengalami

peningkatan menjadi 87,50%. Dari validasi ahli media keseluruhan dua

komponen mengalami peningkatan presentase setelah perbaikan produk.

84
c. Validasi Oleh Ahli Bahasa

Bersamaan dengan validasi ahli materi dan ahli media, dilakukan juga

validasi ahli bahasa. Dosen validasi ahli bahasa terdiri dari 2 dosen ahli

dibidang bahasa dan sastra yaitu Untung Nopriansyah, M. Pd dan Nurul

Hidayah, M. Pd. Dengan menggunakan angket yang sama untuk kedua dosen

ahli bahasa. Penilaian ahli bahasa pada produk awal disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 8. Tabulasi Uji Bahasa Pada Produk Awal

Jml tiap Skor Presentase Kriteria


Aspek aspek maksimal
Kesesuaian tingkat 16 20 Sangat
80,00%
kecerdasan peserta didik Layak

Komunikatif 36 50 72,00% Layak

Lugas 21 30 70,00% Layak

Kesesuaian dengan kaidah 35 40 Sangat


bahasa indonesia yang 87,5% Layak
benar

Jumlah Total 108

Skor Maksimal 140

Presentase 77,14%

Kriteria Layak

Tabel 8 di atas menunjukkan hasil uji tabulasi ahli bahasa diperoleh

jumlah total 108 dengan skor maksimal 140 dengan presentase 77,14%

dinyatakan dalam kriteria layak. Aspek Kesesuaian tingkat kecerdasan peserta

85
didik memperoleh jumlah 16 dengan skor maksimal 20 jumlah presentase

80,00% dinyatakan dalam kriteria sangat layak. Aspek komunikatif

memperoleh skor 36 dari skor maksimal 50 dengan jumlah presentase 72,00%

dinyatakan dalam kriteria layak. Aspek lugas memperoleh jumlah total 21 dari

skor maksimal 30 dengan presentase 70,00% dinyatakan dalam kriteria layak.

Aspek Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar memperoleh

jumlah skor 35 dari skor maksimal 40 dengan presentase 87,5% dinyatakan

dalam kriteria sangat layak.

Setelah divalidasi, produk awal diperbaiki sesuai dengan saran dan

masukan dari dosen ahli bahasa. Produk awal yang telah direvisi, divalidasi

kembali oleh dosen ahli yang sama menggunakan angket yang sama untuk

melihat peningkatan skor yang diperoleh setelah revisi. Adapun hasil validasi

produk akhir setelah revisi terdapat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Tabulasi Uji Ahli Bahasa pada Produk Setelah Perbaikan

Jml tiap Skor Presenta Kriteria


Aspek aspek maksimal se
Kesesuaian tingkat 17 20 Sangat Layak
85,00%
kecerdasan peserta didik

Komunikatif 44 50 88,00% Sangat Layak

Lugas 26 30 86,07% Sangat Layak

Kesesuaian dengan kaidah 35 40 Sangat Layak


bahasa indonesia yang 87,05%
benar

86
Jumlah Total 122

Skor Maksimal 140

Presentase 87,14%

Kriteria Sangat Layak

Tabel 9 di atas menunjukkan tabulasi uji ahli bahasa pada produk setelah

perbaikan diperoleh jumlah total 122 dengan skor maksimal 140 dengan

presentase 87,14% dinyatakan dalam kriteria sangat layak. Yaitu terdiri dari,

Aspek Kesesuaian tingkat kecerdasan peserta didik memperoleh jumlah 17

dengan skor maksimal 20 jumlah presentase 85,00% dinyatakan dalam kriteria

sangat layak. Aspek komunikatif memperoleh skor 44 dari skor maksimal 50

dengan jumlah presentase 88,00% dinyatakan dalam kriteria sangat layak.

Aspek lugas memperoleh jumlah total 26 dari skor maksimal 30 dengan

presentase 86,07% dinyatakan dalam kriteria sangat layak. Aspek kesesuaian

dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar memperoleh jumlah skor

35 dari skor maksimal 40 dengan presentase 87,05% dinyatakan dalam kriteria

sangat layak.

Tabulasi hasil validasi ahli bahasa pada produk awal dan produk setelah

di perbaiki disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

87
Hasil Validasi Ahli Bahasa
Hasil Validasi Produk Awal Hasil Validasi Produk Perbaikan

85.00% 88.00% 86.07% 87.50% 87.05%


80.00%
72.00% 70.00%

Kesesuaian Komunikatif Lugas Kesesuaian


Tingkat dengan Kaidah
Kecerdasan Bahasa Indonesia
Peserta Didik Yang Benar

Gambar 6. Diagram Tabulasi Ahli Bahasa

Diagram di atas menggambarkan hasil validasi ahli bahasa produk awal

dan validasi produk setelah perbaikan. Validasi bahasa dilakukan oleh dosen

ahli dibidang bahasa dan sastra yaitu Nurul Hidayah, M. Pd dan Untung

Nopriansyah, M. Pd. Hasil validasi produk awal mendapat nilai baik dari tiap

aspek penilaian. Berdasarkan diagram tabulasi ahli bahasa didapat hasil validasi

pada presentase produk awal dan presentase produk setelah perbaikan.

Presentase produk awal pada aspek tingkat kecerdasan peserta didik

memperoleh presentase 80,00%, setelah perbaikan produk mengalami

peningkatan skor dan memperoleh presentase 85,00%. Presentase produk awal

pada aspek komunikatif memperoleh presentasse 72,00%, setelah perbaikan

88
mengalami peningkatan menjadi 88,00%. Presentase produk awal pada aspek

lugas memperoleh presentase 70,00%, setelah perbaikan produk mengalami

peningkatan skor dan memperoleh presentase 86,07%. Pada presentase produk

awal aspek kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia yang benar

memperoleh skor 87,50%, setelah perbaikan produk mengalami persamaan

yaitu dengan presentase 87,05%. Dari validasi ahli bahasa keseluruhan empat

komponen mengalami peningkatan presentase setelah perbaikan produk.

2. Hasil Respon Produk

a. Respon Guru Biologi

Setelah produk selesai melalui tahap validasi oleh beberapa dosen ahli

materi ahli bahasa dan dosen ahli media selesai diperbaiki. Selanjutnya produk

diberikan ke guru biologi dari masing-masing sekolah tempat penelitian untuk

mengetahui respon produk yang dikembangkan. Respon guru biologi terdiri

dari dua guru dalam dua tempat penelitian yang berbeda, guru biologi yaitu

Endang Suhendris, S. Pd dari SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan Ranap

Pasaribu, S. Pd dari SMA Yayasan Abdi Karya (Yadika) Bandar Lampung.

Kemudian produk juga akan di uji cobakan ke siswa, yaitu uji coba luas.

Adapun hasil respon produk sebagai berikut:

Tabel 10. Tabulasi Hasil Respon Produk Awal oleh Guru Biologi
Aspek Jumlah Skor Persentase Kriteria
maksimal

89
Komponen Kelayakan 183 230 79,59%
Layak
Isi

Komponen 109 140 77,85%


Layak
Kebahasaan

Komponen Penyajian 55 70 78,57% Layak

Komponen Kegrafisan 30 40 75,00% Layak

Jumlah skor total 337

Skor maksimal 330

Persentase 90%

Kriteria Sangat Layak

Tabel 10 di atas menunjukkan informasi hasil respon produk awal oleh

guru Biologi. Pada aspek komponen kelayanan isi mendapat skor 183 dari skor

maksimal 230, dengan presentase 79,59% dan mendapat kriteria layak. Aspek

komponen kebahasaan mendapat skor 109 dari skor maksimal 140 dengan

presentase 77,85% dan mendapat kriteria layak. Aspek komponen penyajian

mendapat skor 55 dari skor maksimal 70 dengan presentase 78,57% dan

mendapat kriteria layak. dan aspek komponen kegrafisan mendapat skor 30 dari

skor maksimal 40 dengan presentase 75,00% dan mendapat kriteria layak.

Setelah respon produk awal dan telah di perbaiki, kemudian di berikan

lagi dengan guru biologi yang sama dan angket sama untuk mengetahui

90
kenaikan skor produk menarik atau tidak untuk digunakan ke peserta didik.

Berikut adalah tabel hasil respon produk setelah perbaikan oleh guru biologi :

Tabel 11. Tabulasi Hasil Respon Produk Akhir oleh Guru Biologi

Aspek Jumlah Skor Persentase Kriteria


maksimal

Komponen Kelayakan Isi 200 230 87,00% Sangat


Layak

Komponen Kebahasaan 126 140 90,00% Sangat


Layak

Komponen Penyajian 64 70 91,42% Sangat


Layak

Komponen Kegrafisan 35 40 87,50% Sangat


Layak

Jumlah skor total 465

Skor maksimal 330

Persentase 100%

Kriteria Sangat Layak

Tabel 11 di atas menunjukkan informasi hasil respon produk setelah

diperbaiki. Pada aspek komponen kelayanan isi mendapat skor 200 dari skor

maksimal 230, dengan presentase 87,00% dan mendapat kriteria sangat layak.

Aspek komponen kebahasaan mendapat skor 126 dari skor maksimal 140

dengan presentase 90,00% dan mendapat kriteria sangat layak. Aspek

komponen penyajian mendapat skor 64 dari skor maksimal 70 dengan

91
presentase 91,42% dan mendapat kriteria sangat layak, dan aspek komponen

kegrafisan mendapat skor 35 dari skor maksimal 40 dengan presentase 87,50%

dan mendapat kriteria sangat layak. Tabulasi hasil respon guru biologi disajikan

dalam gambar diagram sebagai berikut:

Diagram Perbandingan Guru Biologi pada Produk Awal


dan Produk Akhir
Persentase Produk Awal Persentase Produk Akhir
87.00% 90.00% 91.42% 87.50%
79.59% 77.85% 78.57% 75.00%

Komponen Komponen Komponen Komponen


Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kegrafikan

Gambar 7. Diagram Hasil Respon Guru Biologi

Gambar di atas menggambarkan hasil respon produk awal dan respon

produk setelah perbaikan oleh guru biologi. Presentase respon guru biologi

terhadap produk awal lebih rendah yaitu aspek kegrafikan mencapai presentase

75,00% karena pada respon awal produk yang dikembangkan masih banyak

kekurangan. Menurut masukan dari guru biologi, tabel lebih konsisten, diberi

row garis pada setiap-tiap tabel, ukuran tabel terlalu besar, huruf terlalu besar

dan tebal, warna cetakan modul lebih ditingkatkan, format spasi antar kata lebih

konsisten, ilustrasi gambar masih kurang tepat dan masih banyak lainnya.

92
Perbaikan pada produk akhir dapat meningkat dari presentase respon guru

dibandingkan dengan produk awal. Berdasarkan tingkatan rata-rata produk awal

yaitu 90% dan setelah diperbaiki kembali mendapat tingkatan rata-rata produk

akhir yaitu 100%. Hal ini menjelaskan bahwa komponen-komponen dalam

modul sudah baik dan lebih baik dari sebelumnya.

b. Respon Peserta Didik

Uji coba luas melibatkan pada 60 orang peserta didik dalam kelas pada

masing-masing tempat penelitian. Respon Peserta didik bertujuan untuk

menguji kelayakan produk yang sudah dibuat. Uji coba skala luas dilakukan di

SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X IPA 5 dan dilakukan di SMA

Yadika Bandar Lampung pada kelas X IPA 3 yaitu sebanyak 60 peserta didik.

Pelaksanaan uji coba ini bertujuan untuk mengetahui respon peserta didik

terhadap modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing pada materi

pencemaran lingkungan. Dalam pelaksanaan uji coba, langkah awal yang

dilakukan peneliti adalah membagikan modul pembelajaran biologi berbasis

Inkuiri terbimbing kepada peserta didik, kemudian peneliti menjelaskan

maksud dari tiap-tiap kegiatan inkuiri terbimbing yang ada pada produk.

Langkah selanjutnya yaitu memberikan angket penilaian respon peserta didik

terhadap produk yang dikembangkan. Diperoleh hasil penilaian dari 60 peserta

93
didik SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA Yadika Bandar Lampung

dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Tabulasi Hasil Respon Peserta didik

No Nama Peserta didik Jumlah Persentase Kriteria

1 ABDILLAH AKHYAR
Sangat Layak
JULYANSI 89 89

2 ANDLIAN RIZQI 100 100 Sangat Layak

3 AIRLANGGA SANI CAHYA 92 92 Sangat Layak

4 AMELIA FEBI YUSLINDA 91 91 Sangat Layak

5 ASYIFA ADINDA PUTRI 85 85 Sangat Layak

6 BUNGA SYAFIRA 96 96 Sangat Layak

7 DEVINA HERNANDA
Sangat Layak
PUTRI 95 95

8 DIAH AYU PANCA


Sangat Layak
PUSPITA 100 100

9 DINDA ARIANDINI 91 91 Sangat Layak

10 DINDA TRIANA JUNAZU 96 96 Sangat Layak

11 FEBIOLA ANGGITA
Sangat Layak
LARASATI 96 96

12 93 93 Sangat Layak
JELSI FATRIA KURNIA

94
AGUNG

13 M. NAJIB FARHAN 92 92 Sangat Layak

14 M.FIKRI KOMALIK 97 97 Sangat Layak

15 MUHAMMAD FIKRAN
Sangat Layak
HARDI 99 99

16 M. RAFLIE PANGESTU 94 94 Sangat Layak

17 MUHAMMAD RAFLY
Sangat Layak
ASSIDIQI 87 87

18 MUTIARA AZZAHRA 100 100 Sangat Layak

19 NADYA PRIARTANTI
Sangat Layak
RAHAYU 96 96

20 NAMIRA BUDIMAN 90 90 Sangat Layak

21 NARA SAFITRI 100 100 Sangat Layak

22 NURMA SAPITRI 84 84 Sangat Layak

23 NURMAULYANTI 100 100 Sangat Layak

24 RANI ANTIKA 99 99 Sangat Layak

25 RIZKA TRIANNA 97 97 Sangat Layak

26 SHAFFA AUDYA NURIN


Sangat Layak
PUTRI 91 91

27 SINTA ADELIA 91 91 Sangat Layak

95
28 SRI MELATI NUR
Sangat Layak
HIDAYAH 95 95

29 VANISA AUFA MAHARANI 97 97 Sangat Layak

30 ZUHAIRIA 91 91 Sangat Layak

31 ADINDA MEISYA 93 93 Sangat Layak

32 MADE RIKI ADITIA 93 93 Sangat Layak

33 SULI WINDI ASTUTI 89 89 Sangat Layak

34 IKHLASUL AMAL 92 92 Sangat Layak

35 NICHOLAS TANUJAYA 92 92 Sangat Layak

36 NOVA ALVIA 93 93 Sangat Layak

37 INTAN PUTRI BRAHMANA 91 91 Sangat Layak

38 R. A. AJENG SEKAR WATI 92 92 Sangat Layak

39 KETUT SUDIRE PREMANA 100 100 Sangat Layak

40 PUTRI ELMARIA 95 95 Sangat Layak

41 LUH SELVIN 100 100 Sangat Layak

42 KOMANG ARYA 91 91 Sangat Layak

43 WAHYU DWI SAPUTRO 92 92 Sangat Layak

44 BERLIANA PARAMITHA 92 92 Sangat Layak

45 OGI ANDRIAN 96 96 Sangat Layak

96
46 NYOMAN NANDA AYU
Sangat Layak
SAPUTRI 97 97

47 TIARA SETIA 84 84 Sangat Layak

48 I MADE SEDANAYASA 96 96 Sangat Layak

49 DEWI BERLIYANTI 89 89 Sangat Layak

50 SEFTYANA ERNAWATI 98 98 Sangat Layak

51 RANI SIMANOENGKALIT 93 93 Sangat Layak

52 YUSPITA SARI 99 99 Sangat Layak

53 FARHAN ADRIANSYAH 100 100 Sangat Layak

54 MELLY ANAPULI 98 98 Sangat Layak

55 NI WAYAN ANI
Sangat Layak
SULISTYAWATI 97 97

56 NILUH ARINDA RAHAYU 97 97 Sangat Layak

57 TRI SEPTIANA 95 95 Sangat Layak

58 BELLA DWI ANGGRAINI 100 100 Sangat Layak

59 ARINI KARO-KARO 95 95 Sangat Layak

60 WAYAN OKA DEPAYANA 84 84 Sangat Layak

Jumlah 5647 95,00% Sangat Layak

97
Tabel 12 di atas menunjukkan informasi hasil respon peserta didik terdiri

dari 60 peserta didik terhadap produk yang dikembangkan mendapatkan kriteria

sangat layak dengan persentase 95,00%. Berdasarkan tabel di atas disimpulkan

bahwa Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi

Pencemaran Lingkungan memiliki kriteria sangat layak (sangat menarik) untuk

digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil respon peserta didik terhadap

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi

Pencemaran Lingkungan untuk Kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan

SMA Yadika Bandar Lampung dari keseluruhan respon peserta didik dapat

dilihat pada gambar diagram sebagai berikut:

Hasil Respon Rata-rata dari 60


Peserta Didik
Hasil Respon Rata-rata dari 60 Peserta Didik
95%

Gambar 8. Diagram Hasil Respon Peserta Didik

B. Pembahasan

Pembuatan modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing ini

tidaklah mudah dilakukan. Terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam

pengembangan modul pembelajaran biologi ini, diantaranya yaitu penyesuaian

98
materi dengan kompotensi inti dan kompotensi dasar, penempatan tata letak

teks yang sesuai dengan materi dan gambar, dan pemberian masalah serta

perumusan masalah yang digunakan.

Proses penyusunan modul terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama,

menetapkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Pada

tahap ini, perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari kompetensi yang akan

dipelajari, karakteristik peserta didik, dan karakteristik konteks dan situasi

dimana modul akan digunakan. Kedua, memproduksi atau mewujudkan fisik

modul. Komponen isi modul antara lain meliputi: tujuan belajar, prasyarat

pembelajar yang diperlukan, substansi atau materi belajar, bentuk-bentuk

kegiatan belajar dan komponen pendukungnya. Ketiga, mengembangkan

perangkat penilaian. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar semua aspek

kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait) dapat dinilai

berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

Modul telah melalui tahap validasi para ahli, tahap respon guru biologi

dan diuji cobakan ke peserta didik dengan hasil sangat layak, produk yang

dikembangkan berupa Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri

Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa SMA Kelas X

sangat layak dan berhasil dikembangkan.

99
Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran biologi berbasis

Inkuiri Terbimbing sebagai media pembelajaran biologi dengan materi

pencemaran lingkungan untuk peserta didik kelas X SMA/MA. Tampilan

halaman judul modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri Terbimbing dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 9.
Cover Depan Belakang Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
Terbimbing

Proses pembuatan media pembelajaran berbentuk modul pembelajaran

biologi berbasis Inkuiri Terbimbing ini menggunakan aplikasi Microsoft Word

untuk membuat isi atau materi dari modul dan beberapa aplikasi lain seperti

Corel Draw X4 untuk mendesain cover dan materi modul pembelajaran biologi

berbasis Inkuiri Terbimbing

Gambar 9 di atas menunjukkan contoh cover modul pembelajaran

biologi, terdapat gambar macam-macam pencemaran lingkungan yang

menunjukkan pokok materi yang akan dibahas di dalam modul pembelajaran

biologi berbasis Inkuiri Terbimbing. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa

100
tahap yaitu analisis produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk

awal, validasi ahli, revisi tahap pertama, ujicoba, dan revisi tahap kedua.

a. Validasi Ahli Materi

Adapun perbaikan yang telah peneliti lakukan dapat dilihat pada gambar

berikut :

Sebelum revisi Sesudah revisi

Gambar 10.
Hasil Produk Awal dan Produk Perbaikan Sesuai Saran Para Ahli Materi

101
Hasil validasi produk awal mendapat nilai baik dari tiap aspek yang

dinilai ahli materi yaitu cakupan materi, aspek akurasi materi, aspek materi

pendukung, aspek kesesuaian dengan kegiatan inkuiri terbimbing, aspek

wawasan produktivitas, dan aspek merangsang berpikir analistik.

b. Validasi Ahli Bahasa

Penilaian produk sebelum revisi. Saat ini produk awal sudah direvisi

sesuai saran perbaikan yang diberikan oleh ahli bahasa, adapun perbaikan yang

telah peneliti lakukan dapat dilihat pada gambar berikut :

Sebelum revisi Sesudah revisi

Gambar 11

Hasil Produk Awal dan Produk Perbaikan Sesuai Saran Para Ahli Bahasa

Hasil validasi produk awal mendapat nilai baik dari tiap aspek yang

dinilai ahli bahasa yaitu aspek kesesuaian dengan tingkat kecerdasan peserta

didik, aspek komunikatif, aspek lugas, aspek kesesuaian dengan kaidah bahasa

indonesia yang baik dan benar.

102
c. Validasi Ahli Media

Penilaian produk sebelum revisi. Saat ini produk awal sudah direvisi

sesuai saran perbaikan yang diberikan oleh ahli media, adapun perbaikan yang

telah peneliti lakukan dapat dilihat pada gambar berikut :

Sebelum revisi Sesudah revisi

Gambar 12
Hasil Produk Awal dan Produk Perbaikan Sesuai Saran Para Ahli Media

Hasil validasi produk awal mendapat nilai baik dari tiap aspek yang dinilai

ahli media yaitu aspek komponen penyajian terdiri dari teknik penyajian, pendukung

penyajian dan aspek komponen kegrafikan.

103
d. Tanggapan Guru Biologi

Hasil tanggapan guru biologi terhadap produk awal menunjukkan kriteria

sangat layak pada tiap aspek. Namun, hasil tersebut adalah penilaian produk sebelum

revisi. Saat ini produk awal sudah direvisi sesuai saran perbaikan yang diberikan oleh

guru biologi, adapun perbaikan yang telah peneliti lakukan dapat dilihat pada gambar

berikut ini :

Sebelum revisi Sesudah revisi

Gambar 13
Hasil Produk Awal dan Produk Perbaikan Sesuai Saran Guru Biologi
Hasil dari respon produk awal dan respon produk setelah perbaikan oleh

guru biologi. Pada respon produk awal di dapat presentase lebih rendah dari

104
semua komponen, karena pada respon awal produk yang dikembangkan masih

banyak kekurangan, dari komponen kegrafisan memperoleh presentase lebih

rendah dibandingkan komponen yang lainnya, menurut masukan dari guru

biologi, tabel lebih konsisten, diberi row garis pada setiap-tiap tabel, ukuran

tabel terlalu besar, huruf terlalu besar dan tebal, warna cetakan modul lebih

ditingkatkan, format spasi antar kata lebih konsisten, ilustrasi gambar masih

kurang tepat dan masih banyak lainnya. Kemudian setelah diperbaiki kembali

mendapat kenaikan dari presentase sebelumnya. Hal ini menjelaskan bahwa

komponen-komponen dalam modul sudah baik dan lebih baik dari sebelumnya.

e. Hasil tanggapan Peserta Didik

Hasil Respon dari 60 peserta didik terhadap produk yang dikembangkan

mendapatkan kriteria sangat layak dengan persentase rata-rata 95%. Seluruh

Peserta didik yang memberikan penilaian dengan kriteria sangat menarik dan

sangat layak. Dengan demikian dapat dilihat disimpulkan bahwa modul

pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing pada materi pencemaran

lingkungan sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

Pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing

memperoleh hasil yang baik. Menurut penilaian para ahli, modul yang

dikembangkan telah sesuai dengan indikator penilaian yang telah ditentukan.

pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing yang dikembangkan dalam

penelitian ini memperlihatkan karakteristik sebagai berikut :

105
1) Berisi kegiatan yang menghadapkan peserta didik kepada suatu pemberian

masalah dan menguji hipotesis tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-

hari dengan bimbingan guru.

2) Disertai dengan gambar yang berwarna dan didasari ayat Al-Qur’an sehingga

menambah pengetahuan peserta didik.

3) Berisi kegiatan yang mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan

Inkuiri terbimbing yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.

4) Pada setiap akhir bab disediakan cara kerja praktikum dan soal evaluasi untuk

menguji pengusaan konsep peserta didik.

Peserta didik memberi respon yang positif terhadap pembelajaran biologi yang

menggunakan modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing pada

materi pencemaran lingkungan. Peserta didik juga menyatakan bahwa modul

pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing sangat menarik untuk

dijadikan media dalam pembelajaran. Peserta didik merasa termotivasi oleh

modul ini, karena memudahkan mereka dalam memahami materi pencemaran

lingkungan. Dengan demikian, modul yang dikembangkan sangat layak

diterapkan di sekolah.

Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan

fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang

dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa cara penulisan yang baik

106
dan benar, yaitu: format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan

konsistensi.

A. Beberapa format yang perlu diperhatikan terkait dengan format modul adalah

sebagai berikut:

1. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) penggunaan kolom tunggal

atau multi harus sesuai dengan bentuk dan ukuruan kertas yang digunakan.

2. Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal) yang tepat. Penggunaan

format kertas secara vertikal atau horizontal harus memperhatikan tata

letak dan format pengetikan.

3. Gunakan tanda-tanda (Icon) yang mudah yang bertujuan untuk

menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus. Tanda dapat

berupa gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.

B. Organisasi terdiri dari :

1. Tampilkan peta atau bagan yang menggambarkan cakupan materi yang

akan dibahas dalam modul.

2. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang

sistematis, sehingga memudahkan peserta didik memahami materi

pembelajaran.

3. Susunlah dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa

sehingga informasi mudah dimengerti oleh peserta didik.

107
4. Organisasikan antarbab, antarunit dan antar paragraph dengan susunan dan

alur yang memudahkan peserta didik memahaminya.

5. Organisasikan antar judul, subjudul dan uraian yang mudah diikuti oleh

peserta didik.

C. Daya Tarik Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:

1. Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan warna, gambar

(ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

2. Bagian isi modul dengan menempatkan kemenarikan berupa gambar atau

ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.

3. Tugas dan latihan dibuat sedemikian rupa sehingga menarik.

D. Bentuk dan Ukuran Huruf Persyaratan bentuk dan ukuran huruf pada modul

adalah:

1. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan

karakteristik umum peserta didik.

2. Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul, sub judul dan isi

naskah.

3. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat

proses membaca menjadi sulit.

E. Ruang (spasi kosong) Gunakan spasi atau ruang kosong pada gambar untuk

menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat berfungsi untuk

menambahkan catatan penting dan memberikan kesempatan jeda kepada

peserta didik. Gunakan dan tempatkan spasi kosong tersebut secara

108
proporsional. Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa tempat

seperti: 1) Ruangan sekitar judul bab dan subbab. 2) Batas tepi (margin)

3) Pergantian antar paragraf dan dimulai dengan huruf kapital. 4) Gunakan

bentuk dan huruf secara konsisten dari halaman ke halaman. Usahakan agar

tidak menggabungkan beberapa cetakan dengan bentuk dan ukuran huruf yang

terlalu banyak variasi. 7) Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antar judul

dengan baris pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi

yang tidak sama sering dianggap tidak rapih. 8) Gunakan tata letak pengetikan

yang konsisten, baik pola pengetikan maupun margin atau batas-batas

pengetikan.

F. Konsistensi yang terdapat pada modul baik yang terkait dengan format

penulisan, organisasi, bentuk huruf maupun ruang kosong harus konsisten.

Struktur modul yang baik dan benar yaitu: 1. Bagian pendahuluan: sampul, kata

pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, KI, KD, Indikator, tujuan

pembelajaran, pendahuluan, peta konsep. 2. Bagian isi: sub judul, apersepsi,

kata kunci, uraian materi (dilengkapi coba pikirkan, jelajah internet, tahukah

anda, tindak lanjut, pertanyaan penguasaan konsep), latihan soal per-kegiatan

pembelajaran, tes formatif, 3. Bagian akhir: rangkuman, kunci jawaban,

glosarium, daftar pustaka.

1. Sampul : Tampilan Awal Berupa Judul Besar Yang Akan Dibahas Di Dalam

Modul Ini

109
2. Daftar isi : memuat kerangka (Outline) modul yang dilengkapi dengan nomor

halaman.

3. Petunjuk penggunaan modul : memuat panduan tata cara menggunakan

modul, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul

secara benar. Panduan modul memuat pedoman bagi siswa dan guru.

4. KI dan KD : disesuaikan dengan kurikulum terbaru yang akan dipelajari

dicantumkan pada modul agar siswa dalam belajar tidak keluar dari konsep

dan terarah.

5. Indikator : yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul.

6. Tujuan pembelajaran : disajikan pada modul menyesuaikan KI dan KD yang

disusun dengan memperhatikan unsur ABCD (Audience, Behaviour,

Condition, Degree) dan memuat karakter. Peta konsep memuat bagan materi

yang ada pada modul serta konsepkonsep atau pokok-pokok materi yang ada

di dalam modul

7. Gambar: Tampilan Berupa Gambar Yang Memilki Keterkaitan Dengan

Materi Setiap Bab

8. Pendahuluan: Penjelasan singkat tentang materi yang akan dibahas

9. Apersepsi : gagasan yang bertujuan untuk menggali rasa keingintahuan

peserta didik terhadap materi yang akan dibahas

10. Kegiatan pembelajaran : menunjukkan tentang isi dari kegiatan pembelajaran

pemberian masalah menunjukkan tentang studi kasus yang akan memuat

penjelasan materi

110
11. Kegiatan inkuiri terbimbing : proses penyelidikan untuk memecahkan

memecahkan masalah, membuat hipotesis dan memberi kesimpulan terhadap

pemecahan masalah

12. Uraian materi : pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam materi setiap bab.

13. Info biologi : materi tambahan yang relevan dengan materi yang dibahas yang

bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta didik

14. Biolab : ruang khusus untuk mempraktikkan pemahaman peserta didik

menjadi terampil sains dan mengembangkan wawasan sebagai peneliti muda

(young scientist)

15. Rangkuman : intisari dari materi yang dibahas dalam setiap kegiatan

16. Soal evaluasi : berupa pertanyaan (butir soal) penguasaan konsep disetiap

akhir dari sub materi yang dipaparkan sebagai rangkuman pemikiran siswa

17. Glosarium : memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit

dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).

18. Sumber gambar : keterangan yang memuat sumber gambar yang diperoleh

dari situs yang relevan

19. Daftar Pustaka : keterangan yang memuat sumber materi yang terdapat dalam

modul pembelajaran biologi.

Modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri terbimbing Pada Materi

Pencemaran Lingkungan. Terdapat beberapa kelebihan modul yang

dikembangkan, diantaranya adalah:

111
a. Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi

Pencemaran Lingkungan memberikan pengetahuan baru kepada peserta didik, baik

dari segi materi biologi maupun keterkaitan Inkuiri terbimbing yang disajikan

dalam modul.

b. Modul ini dilengkapi dengan gambar ilustrasi, info biologi, glosarium, dan soal

analisis, membuat hipotesis yang sesuai dengan sintak Inkuiri terbimbing sehingga

peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang terdapat dalam modul.

Selain kelebihan yang dimiliki modul pembelajaran ini terdapat beberapa

kelemahan produk ini yaitu sebagai berikut:

a. Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi

Pencemaran Lingkungan hanya sampai pada langkah-langkah Inkuiri terbimbing

yaitu langkah merumuskan masalah, membuat hipotesis, dan membuat

kesimpulan

b. Materi dalam modul yang dikembangkan ini hanya terbatas pada satu pokok

bahasan yaitu materi pencemaran lingkungan

C. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini, yaitu

sebagai berikut:

112
a. Tahap pengembangan Modul pembelajaran biologi berbasis Inkuiri

terbimbing desain modul dengan menggunakan Corel Draw X4 hanya sampai

pada revisi II dan tidak melakukan Desiminasi dan Implementasi Produk

Akhir karena penelitian ini dibatasi sampai pada tahap ketujuh dari sepuluh

tahapan.

b. Penentuan standar kualitas modul pembelajaran biologi dalam penelitian

pengembangan ini sebatas melalui penilaian oleh 2 ahli materi, 2 ahli bahasa,

dan 2 ahli media pada mata pelajaran biologi dan terdiri dari 60 peserta didik.

Kualitas modul pembelajaran dapat berubah apabila diujikan dalam revisi

final hasil uji kelayakan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

113
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan

pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Karakteristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing

menekankan seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan, peran guru adalah membimbing untuk menemukan cara

terbaik dalam memecahkan masalah

2. Setelah dilakukan uji coba, didapatkan hasil respon guru diperoleh presentase

100% dan peserta didik diperoleh presentase 95%. Modul yang dikembangkan

adalah sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Penelitian pengembangan modul ini masih memerlukan tindak lanjut

agar diperoleh modul yang lebih berkualitas dan dapat digunakan dalam

pembelajaran biologi secara efektif. Peneliti menyarankan:

1. Perlu dikembangkan modul berbasis model Inkuiri terbimbing tetapi

dengan materi yang lainnya.

2. Bagi pembaca, dapat melakukan pengembangan lebih lanjut terhadap

produk berupa modul ini, agar dapat dihasilkan produk yang lebih inovatif

dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran.

3. Bagi peneliti, dapat melanjutkan pengembangan modul hingga tahap

Dissemination and Implementation atau Desiminasi dan Implementasi

114
Produk Akhir untuk menguji coba keefektifan modul serta mengetahui

pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran biologi

khususnya pada materi pencemaran lingkungan.

4. Bagi guru biologi yang akan menerapkan modul ini dalam pembelajaran

juga perlu memiliki kemampuan untuk mengatur waktu pembelajaran

secara efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran dalam modul dapat

tercapai secara terpenuhi.

115
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Jakarta: C.V. Andi, 2004.

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta:


Syamil Cipta, 2005.

Al-Tabany, Trianto I.B. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan


Kontekstual Jakarta : Prenadamedia Group, 2014.

Anam, Khoirul. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2015.

Anshori, Djoko Martono. Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah
Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

_________________ Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Azwar, Saifudin. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran (Edisi ke-2), Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015.

Badan Standar Nasional Pendidikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : 2006.

Borg, W.R. and Gall, M.D. Educational Research, An Introduction. New York and
London: Longman Inc, 1983.

Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar,
Yogyakarta : Gava Media, 2013.

Djamarah, Saiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013

Esmiyati, Haryati. Pengembangan Modul IPA Terpadu Bervis SETS pada Tema
Ekosistem. Semarang: (Jurnal Universitas Negeri Semarang), 2013.

Ginting, Perdana. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Bandung:


Yrama Widya, 2007

116
Heryanti, Eka. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Inquiry terbimbing
untuk peserta didik SMP kelas VIII pada tema Energi adalah sumber
kehidupan” (Skripsi Program S1 Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Institut Agaman Islam Negeri Raden Intan, Lampung, 2015).

Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Jauhar, Mohammad. Implementasi Paikem dari behavioristik sampai konstruktivistik


Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011.

Karmana, Oman. Cerdas Belajar Biologi Kelas X SMA/MA Program Ilmu


Pengetahuan Alam, Bandung : Grafindo Media Pratama, 2007.

Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Kristin, Desmaria. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing


Pada Materi Elatisitas Dan Hukum Hooke. (Skripsi Mahasiswa Pendidikan
Fisika Fkip Unila) diakses pada 19 januari 2016.

Lutfi, Achmad. Pencemaran Lingkungan. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta,


2004.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Mufid, Ervin Arif. “Pengembangan modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan


proses pada tema bunyi di SMP Kelas VIII”. Skripsi Program Sarjana
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,
Semarang : 2013.

Muhidin, Fifit F.A. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing terhadap hasil
belajar kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan. Skripsi S1 IAIN Raden
Intan Lampung, Lampung : 2015.

Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, Jakarta : Bumi
Aksara, 2006.

Notoatmojo, Soekidjo, Kesehatan Masyarakat , Jakarta: Rineka cipta, 2011.

Prastowo, Andi. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik
(Cet. I). Jakarta : Prenadamedia Group, 2014.

117
_____________. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Press, 2011

Rahardian, Renan dan Aznia Nanda. Top Pocket No. 1 Biologi SMA, Jakarta: Wahyu
Media, 2003

Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung : Alfabeta, 2009.

Rosa, Friska Octavia. Desain Pengembangan Modul Berbasis Model-model


Pembelajaran Lampung: Gre Publishing, 2016.

Rutaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang:Universitas Negeri


Malang, 2005.

Sari, S.N. Pengembangan Media Chart Tiga dimensi (3 D) Belajar menjahit celana
pada mata pelajaran PKK siswa kelas VIII SMP N 16 Yogyakarta (Skripsi
Pendidikan UNY, 2012).

Sarudji, Didik. Kesehatan Lingkungan, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2010

Sastrawijaya, Tresna. Pencemaran Lingkungan Jakarta : Rineka Cipta, 2009.

Septianing, Rasti dan Anggarwal, Panduan Belajar Biologi SMA Kelas X 1B Cetakan
Kedua, Jakarta: Yudhistira, 2010.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, Cet. 10, 2014

Sukmadinata, N.S. Metode Penelitian Pendidikan. (Cet. 8), Remaja Rosdakarya:


Bandung, 2012.

Sukoco, Z.A. Pengendalian Polusi Kendaraan Bandung: Alfabeta, 2009.

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,
2006

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumiaksara, 2012.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sikdiknas) UU No.20 Tahun 2003


Yogyakarta: Dharma Bakti, 2005.

118
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Cet.8), Jakarta:Bumi
Aksara, 2013.

Yuseko, Dicky. Pengembangan Modul Fisika kelas X dengan pendekatan saintifik


berbasisi Al-Quran pada pokok bahasan optik geometris di MAN 1 pesisir
barat (Skripsi Program S1 Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, 2015).

119
110

LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN


Silabus Pembelajaran
111

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM


MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas : X

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

10. PERUBAHAN LINGKUNGAN/IKLIM DAN DAUR ULANG LIMBAH


Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Penilaian Alokasi Media, Alat dan
Pokok Waktu Bahan
1.1. Mengagumi keteraturan dan Keseimbanga Mengamati Tugas 4 minggu x 4 Foto
kompleksitas ciptaan Tuhan n lingkungan Membaca hasil studi dari berbagai Membuat karya JP perubahan
tentang keanekaragaman hayati, laporan media mengenai perusakan daur ualng lingkungan
ekosistem dan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan, mendiskusikan secara limbah dari Charta
lingkungan/ kelompok untuk menemukan faktor mulai lingkungan
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pencemaran penyebab terjadinya perusakan. mendesain, alami dan
pikir ilmiah dalam kemampuan lingkungan. memilih bahan, lingkungan
mengamati bioproses Menanya membuat, yang rusak
 Pelestarian Apa yang dimaksud dengan menaksir harga LKS
1.3. Peka dan peduli terhadap
lingkungan ketidakseimbangan lingkungan dan satuan produk percobaan
permasalahan lingkungan hidup,
apa saja penyebabnya yang dihasilkan, pengaruh
menjaga dan menyayangi
112

lingkungan sebagai manisfestasi  Limbah dan mengkomunikasi polutan


pengamalan ajaran agama yang daur ulang. Mengumpulkan Data kan hasil karya terhadap
dianutnya  Jenis-jenis (Eksperimen/Eksplorasi) Membuat makhluk
limbah. Melakukan percobaan polusi air laporan media hidup
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,  Proses daur /udara untuk menemukan daya informasi
jujur terhadap data dan fakta, ulang tahan makhluk untuk populer tentang
disiplin, tanggung jawab, dan kelangsungan kehidupannya. kerusakan alam
peduli dalam observasi dan Melalui kerja kelompok. yang terjadi di
eksperimen, berani dan santun Mengumpulkan informasi sebagai wilayahnya baik
dalam mengajukan pertanyaan bahan diskusi atau sebagai topic laporan lisan,
dan berargumentasi, peduli yang akan didiskusikan mengenai tulisan, dalam
lingkungan, gotong royong, masalah perusakan lingkungan bentuk video,
bekerjasama, cinta damai, atau
Membuat usulan cara pencegahan
berpendapat secara ilmiah dan dan pemulihan kerusakan lukisan/banner/p
kritis, responsif dan proaktif lingkungan akibat polusi oster
dalam dalam setiap tindakan dan
Studi literature tentang jenis-jenis
dalam melakukan pengamatan Observasi
limbah serta pengaruhnya terhadap
dan percobaan di dalam Sikap ilmiah
kesehatan dan perubahan
kelas/laboratorium maupun di dalam
lingkungan
luar kelas/laboratorium mengamati,
Mendiskusikan tentang pemanasan
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri global, penipisan lapisan ozon dan berdiskusi,
dan lingkungan dengan efek rumah kaca apa penyebannya membuat karya,
menerapkan prinsip keselamatan dan bagaimana mencegah dan dan
kerja saat melakukan kegiatan menanggulanginya. merefleksikan
pengamatan dan percobaan di Membuat daur ulang limbah diri terhadap
laboratorium dan di lingkungan perilaku
sekitar Mengasosiasikan pengrusakan
Menyimpulkan hasil pengamatan, lingkungan
3.10. Menganalisis data perubahan diskusi, pengumpulan informasi Portofolio
lingkungan dan dampak dari serta studi literature tentang Usulan/ide/gagas
perubahan perubahan tersebut dampak kerusakan lingkungan an tindakan
bagi kehidupan penyebab, pencegahan serta nyata upaya
penanggulangannya. pelestarian
4.10. Memecahkan masalah lingkungan dan
113

lingkungan dengan membuat Mengkomunikasikan budaya hemat


desain produk daur ulang limbah Usulan / himbauan tindakan nyata energi
dan upaya pelestarian pelestarian lingkungan dan hemat Tes
lingkungan. energi yang harus dilakukan di Pemahaman
tingkat sekolah dan tiap individu tentang konsep
siswa yang dilakukan di rumah, kerusakan
sekolah, dan area pergaulan siswa lingkungan dan
Laporan hasil pengamatan secara upaya
tertulis pelestarian
Presentasi secara lisan tentang dengan
kerusakan lingkungan dan daur menggunakan
ulang limbah bagan/diagram
Konsep-konsep
baru tentang
pelestarian
lingkungan dan
pembuatan
produk daur
ulang
114

LAMPIRAN 2 MATERI PEMBELAJARAN


Materi Pencemaran Lingkungan
115

TINJAUAN PEMBELAJARAN MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pada kajian kurikulum 2013 materi pencemaran lingkungan memilki kompetensi dasar

yaitu menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-perubahan tersebut

bagi kehidupan dan memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur

ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan. Selain itu, materi pencemaran lingkungan

memilki indikator pencapaian kompetensi dan materi pembelajaran yaitu keseimbangan

lingkungan, kerusakan lingkungan atau pencemaran lingkungan, pelestarian lingkungan, Limbah

dan daur ulang, Jenis-jenis limbah dan Proses daur ulang.

KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.


116

Tabel 2.2
Kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan materi perubahan lingkungan
dan daur ulang limbah

Kompetensi dasar Indikator pencapaian Materi pembelajaran


kompetensi
3.10 Menganalisis data 1) Menjelaskan 1) Pencemaran
perubahan lingkungan dan pengertian
dampak dari perubahan pencemaran lingkungan/polusi
lingkungan beserta
perubahan tersebut bagi
faktor-faktor 2) Pelestarian
kehidupan penyebab kerusakan
lingkungan dan lingkungan
contohnya
2) Mendeskripsikan 3) Limbah dan daur
macam-macam
pencemaran ulang.
lingkungan beserta
contohnya 4) Jenis-jenis limbah.
3) Menganalisis masalah
pencemaran 5) Proses daur ulang
lingkungan
4) Menentukan cara
penanggulangan
pencemaran
lingkungan
4.10 Memecahkan masalah 1) Keterampilan
lingkungan dengan membuat berkomunikasi dan
desain produk daur ulang berdiskusi
limbah dan upaya pelestarian mengklasifikasikan
lingkungan jenis sampah organik
dan anorganik
2) Melakukan
percobaan polusi air
3) Melaksanakan
percobaan pengaruh
pencemaran air
terhadap
kelangsungan hidup
organisme
4) Mengumpulkan data
tentang masalah
perusakan
lingkungan
117

5) Membuat laporan
tertulis hasil
percobaan
6) Mempresentasikan
hasil percobaan
7) Melakukan proses
daur ulang limbah
8) Membuat produk
daur ulang yang
mempunyai nilai jual

Seiring pertumbuhan ukuran populasi manusia yang cepat aktivitas dan kemampuan

teknologi telah mengacaukan struktur trofik, aliran energi, dan pendauran unsur kimia di

lingkungan. Bahkan, sebagian besar siklus unsur kimia ini lebih dipengaruhi oleh aktivitas

manusia dari pada proses-proses alami.79

Masalah pencemaran atau kerusakan lingkungan mulai terangkat ke permukaan dunia dan

menjadi topik utama berkisar pada tahun lima puluhan. Tepatnya ketika ditemukan suatu

penyakit mental dan kelainan pada syaraf (penyakit minamata) yang diderita oleh penduduk yang

hidup sekitar teluk minamata Jepang. Pada tahun 1930-an, Chisso Corporation di Jepang

mendirikan pabrik dipantai teluk minamata yang bertujuan untuk memproduksi klorida vinil dan

falmaldehid. Proses pembuatan produk tersebut menimbulkan hasil samping yang mengandung

merkuri (Hg) yang dibuang kedalam perairan teluk. Melalui proses biomagnefikasi, ikan-ikan

laut dan kerang-kerangan mengakumulasi senyawa majemuk khlorida metil-merkuri yang sangat

beracun dalam konsentrasi tinggi. Ikan-ikan dan kerang-kerangan tersebut kemudian dikonsumsi

oleh penduduk disekitaran teluk. Setelah 15 tahun semenjak pembuangan merkuri di perairan

teluk tersebut dimulai, keanehan mental dan cacat syaraf secara permanen terlihat muncul

diantara penduduk setempat terutama pada anak-anak. Melalui diagnosis medis diketahui bahwa

79
Neil A Campbell, BIOLOGI edisi kedelapan jilid 3, (Jakarta: Erlangga, 2008),h. 421-428
118

penyakit tersebut disebabkan oleh keracunan logam merkuri. Kenyataan inilah yang kemudian

menjadi pemicu dari masalah-masalah pencemaran lingkungan kepermukaan duniaa

internasional.80

a. Perubahan Lingkungan Dan Dampaknya

Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia akan memengaruhi keseimbangan

alam. Apabila hal ini terjadi, maka kualitas lingkunganakan menurun, dan pada akhirnya

manusia juga yang akan merasakan akibatnya. Berbagai perusakan lingkungan yang sering

dilakukan manusia adalah penebangan hutan secara liar, konversi lahan subur menjadi

permukiman, serta efek samping intensifikasi pertanian.

Gambar 1. Penebangan Hutan Secara Liar


Sumber :http://sinarharapan.co/news/read/140915028/penebangan-liarmasih- marakspan-span-

Penebangan liar ini dilakukan oleh oknum-oknum yang hanya berorientasi pada

kepentingan pribadi dan mengabaikan kelestarian lingkungan. Eksploitasi alam secara tidak

bertanggungjawab ini pada akhirnya akan mengurangi berbagai fungsi hutan, terutama

berkurangnya kemampuan hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi

berkurang dan memengaruhi kehidupan satwa liar di dalamnya dan juga kehidupan manusia.

Selain itu, akibat penebangan liar, hutan pun menjadi gundul, sehingga apabila musim hujan tiba

dapat timbul bencana seperti banjir dan tanah longsor.81

80
Heryando Palar, Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 9-10
81
Ibid, h. 11
119

Perlu diketahui, kebakaran hutan di daerah tropis seperti negara kita ini bukan murni

terjadi akibat peristiwa alam, tetapi dipicu oleh kegiatan manusia seperti pembukaan hutan

dengan pembakaran dan kecerobohan manusia meninggalkan sumber api ketika beraktivitas di

dalam hutan. Sedangkan di daerah temperate atau daerah empat musim, kebakaran hutan

merupakan salah satu kejadian alami yang merupakan ciri ekosistem tersebut. Di sana, kebakaran

merupakan salah satu mekanisme alam untuk menjaga keseimbangan dinamisnya.

Gambar 2. Kebakaran hutan Gambar 3. Banjir


Sumber : http://rusgandaraju.blogspot.co.id/ Sumber:https://putriaurum.wordpress.com/2012/05/

b. Pencemaran Lingkungan

Setiap lingkungan manusia, termasuk daerah pedesaan, perkotaan, industri atau yang

berteknologi maju sekali pun menghasilkan jenis sampah tertentu dari hasil kegiatannya. Sampah

tersebut akan masuk kedalam biosfer dan mempengaruhi fungsi normal ekosistem dan memiliki

dampak yang luas terhadap tumbuhan, hewan, dan manusia serta menyebabkan pencemaran

lingkungan.

Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada
keaadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dan kondisi asal pada kondisi yang buruk
dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan
tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas
atau daya racun dari polutan inilah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran.82
Menurut undang-undang RI No.23 tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya

mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

82
Ibid, h. 10
120

manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu menyebabkan lingkungan hidup

tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya.83 Zat energi dan mahluk hidup yang di

masukkan kedalam lingkungan hidup biasanya berupa sisa usaha atau kegiatan manusia yang

disebut dengan limbah. Sebagian besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh adanya limbah

yang dibuang kelingkungan hingga daya dukungnya menurun. Kualitas lingkungan hidup

menurun berarti keseimbangan lingkungan terganggu.

Menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup Republik Indonesia nomor 13 tahun

2011 “Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau di masukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

melampaui baku lingkungan hidup yang telah di tetapkan.”84 Zat, energi, dan mahluk hidup yang

dimasukkan kedalam lingkungan hidup biasanya berupa sisa usaha atau kegiatan manusia yang

disebut dengan limbah. Sebagian besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh adanya limbah

yang dibuang ke lingkungan hingga daya dukungnya terlampaui.

Suatu lingkungan hidup dikatan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam

tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari

masuk atau dimasukkan suatu zat atau benda asing kedalam tatanan lingkungan itu. Perubahan

yang terjadi sebagai akibat dari kemasukan benda asing itu, memberikan pengaruh buruk

terhadap organisme yang sudah ada dan hidup dengan baik dalam tatanan lingkungan tersebut.

Sehingga pada tingkat lanjut dalam arti bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan

yang tinggi dapat membunuh dan bahkan menghapuskan satu atau lebih jenis organisme.85

83
Indarto, “Pencemaran Lingkungan”, (Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan Prodi
Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 23maret 2015)
84
Peraturan menteri negara lingkungan hidup Republik Indonesia nomor 13 tahun 2011 tentang ganti
kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, Pasal 1 ayat (6)
85
Heryando Palar,Op Cit, H. 10-11
121

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya pencemaran

lingkungan atau kerusakan lingkungan adalah terjadinya perubahan dalam suatu tatanan

lingkungan asli menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.

a. Jenis-Jenis Pencemaran Lingkungan

Menurut tempat terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi:

1) Pencemaran Udara

Udara di atmosfir bumi kita merupakan campuran dari gas nitrogen (78%), oksigen (21%),

gas argon (sekitar 1 %), CO2 (0,0035 %) dan sejumlah kecil uap air (sekitar 0,01 %). Komposisi

gas di atmosfer dapat mengalami perubahan karena polusi udara. Pelepasan CO2 ke udara oleh

berbagai aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar CO2 di udara.

Pencemaran udara adalah zat-zat pencemar baik fisik, kimia, atau biologi diudara yang

jumlahnya membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan seta mengganggu

kenyamanan. 86

a. Sumber pencemaran udara

Sumber diam seperti, pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sumber bergerak

seperti, kendaraan bermotor, mobil, dan transfortasi laut.87

b. Penyebab Pencemaran Udara

Beberapa kegiatan yang dapat menimbulkan polusi udara di antaranya sebagai berikut :88

1. Asap dari cerobong pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran atau kebakaran hutan,

asap rokok, yang membebaskan CO dan CO2 ke udara.

86
Indarto, Op Cit, h. 32
87
Ibid, h. 33
88
Agus Ichsan, “Dampak Dan Penggulangan Pencemaran Udara” (on-line), tersedia di:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-agusichsan-6547-3-babii.pdf (01 februari 2016)
122

2. Asap vulkanik dari aktivitas gunung berapi dan asap letusan gunung berapi yang

menebarkan partikel partikel debu ke udara.

3. Bahan dan partikel-partikel radioaktif dari bom atom atau percobaan nuklir yang

membebaskan partikel partikel debu radioaktif ke udara.

4. Asap dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik yang

membebaskan partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur.

5. Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran mesin pendingin

ruangan, kulkas, AC mobil.

Gambar 4. Asap Kendaraan Gambar 5. Asap Pabrik


Sumber : http://blogs.wsj.com/indonesiarealtime/2014/03/26/fightingto-
breathe-air-pollution-kills-millions-each-year-says-who/

Gambar 6. Kebakaran hutan


Sumber : http://oktaermayanti.blogspot.co.id/2011/10/polusiudara-akibat-kebakaran-hutan.html

a. Dampak Pencemaran Udara

Polusi udara menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Kenaikan kadar CO2 yang

melebihi ambang batas toleransi yang ditetapkan (sekitar 0,0035%) menimbulkan berbagai

akibat. Penurunan kualitas udara untuk respirasi semua organisme (terutama manusia) akan
123

menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Asap dari kebakaran hutan dapat menyebabkan

gangguan iritasi saluran pernapasan, bahkan terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Setiap terjadi kebakaran hutan selalu diikuti peningkatan kasus penyakit infeksi saluran

pernapasan. Asap kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak bumi seperti

bensin, menimbulkan polusi gas CO (karbon monoksida). Gas ini sangat reaktif terhadap

hemoglobin darah, afinitas hemoglobin (Hb) terhadap CO lebih tinggi dibandingkan afinitas Hb

terhadap O2. Akibatnya jika gas CO terhirup melalui saluran pernapasan dan berdifusi ke dalam

darah, maka CO akan terikat oleh Hb dan terbawa ke jaringan. Penumpukan CO dalam jaringan

dapat menimbulkan keracunan. Penggunaan mesin pendingin ruangan (AC), kulkas maupun

lemari es juga berdampak pada polusi udara. Akibat terjadinya kerusakan atau kebocoran alat-

alat tersebut menyebabkan terbebasnya CFC ke udara. Di bawah pengaruh radiasi sinar

ultraviolet berenergi tinggi CFC dapat terurai dan membebaskan atom klor (Cl). Setiap atom

Klor mampu mempercepat pemecahan 100.000 molekul ozon (O3) menjadi O2. Hal ini tentunya

dapat mengakibatkan penipisan lapisan ozon.89

b. Pencegahan dan penanggulangan Pencemaran Udara

Penghijauan dan reboisasi dapat menurunkan polusi udara oleh CO2. Demikian juga

pembuatan jalur hijau dikota-kota besar menjadi hal yang sangat berarti. Secara alamiah

tumbuhan menyerap CO2 untuk fotosintesis, dengan penghijauan berarti akan meningkatkan

pengambilan CO2 udara oleh tumbuhan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah memasang

penyaring udara pada cerobong asap pabrik untuk menyaring partikel-partikel yang bercampur

asap agar tidak terbebas ke udara. Menetapkan kawasan industri yang jauh dari kawasan

pemukiman warga, mengurangi pemakaian minyak bumi dan batu bara pada industri dan

pembangkit listrik. Memanfaatkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti energi
89
Ibid, h. 2-3
124

biogas, energi surya dan energi panas bumi untuk menggantikan energi minyak bumi dan batu

bara. Pengawasan yang ketat di wilayah hutan yang rawan terbakar dan melarang warga

membakar semak belukar di sekitar hutan dalam membuka lahan pertanian. Di samping itu perlu

diberikan sanksi yang tegas pada pihak-pihak yang secara sengaja melakukan pembakaran lahan

atau hutan. Memakai masker pada saat udara tercemar oleh asap menjadi penting untuk

dilakukan, paling tidak dapat mengurangi dampak yang lebih buruk. Perlunya ketentuan hukum

internasional yang mengikat bagi semua negara yang melakukan percobaan nuklir di kawasan

terbuka. Pemberian sanksi yang tegas bagi negara yang melakukan pelanggaran diharapkan dapat

mengurangi polusi radioaktif. Demikian juga pengawasan yang ketat pada reaktor nuklir dari

bahaya radiasi dan kebocoran.90

2) Pencemaran Air

Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Untuk

dapat dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik air layak

dikonsumsi jika tidak berbau, berasa,maupun tidak berwarna. Di samping itu air tidak boleh

mengandung racun maupun zat-zat kimia berbahaya (syarat kimia), dan tidak mengandung

bakteri, protozoa ataupun kuman kuman penyakit. Oleh karena itu kebersihan dan terbebasnya

air dari polutan menjadi hal yang sangat penting.

Pencemaran air adalah keadaan berkurangnya tau turunnya kualitas air pada sampai tingkat

tertentu yang mengakibatkan air tidak berfungsi sebagaimana mestinya.91

a. Penyebab pencemaran air

Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).

90
Joviana, Hubungan Konsentrasi Aktivitas….”(Skripsi FKM UI, Jakarta, 2009), h. 4
91
Indarto, h. 37
125

2. Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar

mandi.

3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.

4. Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.

5. Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.

6. Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.

7. Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai

Gambar 7. Sampah di sungai Gambar 8. Tumpahan minyak di laut


Sumber : http://www.bersatulah.com/2015/07/dampak-nyata-pencemaran-air-bagi-hidup.html

Gambar 9. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan


Sumber:http://www.gspradio.com/2015/01/penggunaanpestisida-berlebihan-ancam.html

b. Dampak pencemaran air

Perkembangan sektor industri yang ditandai dengan tumbuh pesatnya jumlah pabrik di

samping berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, ternyata juga berdampak negatif

terhadap lingkungan. Limbah cair pabrik dengan kandungan zat beracun serta logam-logam berat

seperti timbal (Pb), air raksa (Hg), cadmium (Cd) dan seng (Zn), menyebabkan air tidak baik
126

dikonsumsi, kematian ikan dan biota air lainnya, bahkan penurunan produksi pertanian. Limbah

dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT) dapat merangsang pertumbuhan kanker (bersifat

karsinogen), menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan kelahiran. DDT (Dikloro Difenil

Trikloretana) bersifat non biodegradabel (tidak dapat terurai secara alamiah), karena itu jika

dipergunakan dalam pemberantasan hama DDT akan mengalami perpindahan melalui rantai

makanan, akhirnya tertimbun dalam tubuh konsumen terakhir. Penggunaan racun dan bahan

peledak dalam menangkap ikan menimbulkan kerusakan ekosistem air. Bahan peledak dapat

menghancurkan terumbu karang. Di samping merusak ekosistem terumbu karang, penggunaan

bahan peledak juga merusak habitat dan tempat perlindungan ikan. Racun tidak hanya

membunuh hewan sasaran yaitu ikan yang berukuran besar, tapi juga memutuskan daur hidup

dan regenerasi ikan tersebut. Limbah rumah sakit dan limbah peternakan sangat berbahaya jika

langsung dibuang ke sungai. Kandungan organisme seperti bakteri, protozoa pathogen dapat

menjadi sumber penularan penyakit. Tumpahan minyak di laut karena kebocoran tanker atau

ledakan sumur minyak lepas pantai mengakibatkan kematian kerang, ikan, dan larva ikan di laut.

Hal ini karena aromatik hidrokarbon seperti benzene dan toluene bersifat toksik. Sebagian

minyak dapat membentuk lapisan mengambang dan lengket yang menyebabkan burung burung

laut tidak dapat terbang karena lengketnya sayap. Lapisan minyak di permukaan air dapat

menghalangi difusi oksigen ke air laut, sehingga berakibat terjadinya penurunan kadar oksigen

terlarut. Hal ini akan membahayakan kehidupan di laut.92

c. Pencegahan dan penanggulangan

Penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan pabrik

merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan pospat. Kompos dan

92
Arie Herlambang, “Pencemaran Air Dan Strategi Penggulangannya”, Jurnal lingkungan Vol. 2 No. 1
(2006), h. 20
127

pupuk organik di samping dapat memulihkan kandungan mineral dalam tanah juga dapat

memperbaiki struktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi. Demikian juga pemanfaatan

musuh alami dan parasitoid dalam pemberantasan hama lebih aman bagi lingkungan. Hama

pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak menimbulkan residu pestisida dalam tanah dan

dalam tubuh tanaman. Pertanian organik sudah dikembangkan di negaranegara maju. Di samping

menghasilkan produk yang aman bagi lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organik

memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Dalam menangkap ikan dihindari penggunaan racun dan

bahan peledak. Penggunaan jala dan pancing di samping lebih higienis juga tidak menimbulkan

kerusakan lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan juga dapat berlangsung baik.

Mengupayakan pencegahan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas pantai, kebocoran

tanker minyak yang dapat menimbulkan tumpahan minyak di laut. Jika terjadi tumpahan minyak

di pantai harus segera dibersihkan sebelum menimbulkan dampak lebih luas.

Pembangunan kawasan industri sebaiknya disertai dengan perencanaan AMDAL (Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan). Selain hal tersebut kawasan industri harus memenuhi syarat

telah memiliki instalasi pengolahan limbah, jauh dari pemukiman warga, serta seminimal

mungkin menghasilkan limbah. Limbah cair dari pabrik sebaiknya disaring, diencerkan,

diendapkan dan dinetralkan dulu sebelum dibuang ke sungai. Demikian pula rumah sakit dan

peternakan sebaiknya memiliki bak penampungan limbah (septick tank) untuk menampung

limbah yang dihasilkan. Untuk mencegah terjadinya banjir dan erosi lapisan tanah diupayakan

dengan gerakan penghijauan, reboisasi, pembuatan jalur hijau, mempertahankan areal resapan air

pada kawasan-kawasan penyangga. Pembuatan sengkedan dan terasering pada lahan miring juga
128

dapat memperkecil laju erosi, yang akhirnya dapat mengurangi tingkat pencemaran karena erosi

lapisan tanah.93

3) Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah kedaan dimana bahan yang sukar hancur atau terurai masuk dan

merubah lingkungan tanah alami.94

a. Penyebab pencemaran tanah

Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh beberapa sebab, di antaranya sebagai berikut.

1. Sampah plastik, pecahan kaca, logam maupun karet yang ditimbun dalam tanah.

2. Sisa pestisida dari kegiatan pertanian yang meresap ke tanah.

3. Limbah deterjen yang dibuang ke tanah.

4. Limbah pertambangan

5. Pengikisan lapisan humus (topsoil) oleh air.

6. Deposit senyawa asam dari peristiwa hujan asam

b. Dampak pencemaran tanah.95

Gambar 10. Sampah Padat Gambar 11. Proses Pertambangan


Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/07/ Sumber:http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/07/

Sampah plastik, pecahan kaca, logam dan karet yang ditimbun dalam tanah sulit diuraikan

pengurai dalam tanah. Keberadaannya dalam tanah dapat menurunkan kesuburan tanah.

Pembuangan limbah deterjen dan kandungan pestisida dalam tanah dapat membunuh organisme

93
Ibid, h. 24
94
Indarto, Op Cit, h. 9
95
Ibid, h. 9-10
129

pengurai dalam tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik. Terkikisnya

lapisan humus dari permukaan tanah dapat menurunkan produktivitas tanah, tanah menjadi

kurang subur. Deposit senyawa asam dari hujan asam dapat menyebabkan perubahan derajat

keasaman (pH) tanah, hal ini berdampak pada aktivitas organisme pengurai dalam tanah.

Perubahan keasaman tanah ini juga berpengaruh tidak baik terhadap penyerapan zat hara dari

tanah oleh tumbuhan.

c. Pencegahan dan penanggulangan

Pencegahan pencemaran tanah bisa diupayakan dengan melakukan daur ulang sampah

plastik, logam, kaca, karet. Limbah deterjen sebaiknya jangan dibuang ke tanah, tetapi

ditampung ke dalam bak penampungan untuk selanjutnya dilakukan pengendapan, penyaringan,

dan penjernihan. Untuk menghindari pengikisan lapisan humus oleh air hujan dapat dilakukan

dengan menjaga kelestarian tanaman, karena tanaman dapat menyerap air, seresah dedaunan

yang dihasilkan dapat menyerap dan menahan air, serta perakarannya dapat menahan dan

mengikat tanah agar tidak mudah tererosi.96

d. Pelestarian lingkungan

Dalam usaha mengelola lingkungan hidup, pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai

peraturan dan kebijakan untuk mendorong pelestarian lingkungan. Contohnya adalah disusunnya

undang-undang lingkungan hidup, kebijakan pembangunan berkelanjutan (sustainable

development), dan pembangunan berwawasan lingkungan (ecodevelopment). Dalam

pelaksanaannya, peran masyarakat merupakan hal yang sangat penting demi tercapainya

lingkungan yang lestari. Di Indonesia, dasar hukum pelestarian lingkungan adalah UU No. 5

Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya dan UU No. 51 Tahun

96
Iwan Setiawan, “Pencegahan Dan Penggulangan Pencemaran” (On-Line), tersedia di:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197106041999031IWAN_SETIAWAN/Pencegahan_
dan_penanggulangan_pencemaran.pdf (01 Februari 2015)
130

1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Penyusunan dokumen

AMDAL merupakan kewajiban bagi setiap industri atau kegiatan pembangunan yang berpotensi

menimbulkan dampak serius bagi lingkungan. Tujuannya adalah memperkecil pengaruh negatif

terhadap lingkungan, memaksimalkan pengaruh positif kegiatan manusia bagi lingkungan, serta

mendeteksi secara dini terjadinya pencemaran lingkungan.

Dasar hukum yang lain adalah UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

hidup yang merupakan pengganti UU No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksnaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.97

Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :

1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan

hidup.

2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap

dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.

3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.

4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan/atau

kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup.98

97
Yuyu Hendawati, “Pelestarian Lingkungan”, (On-Line), tersedia di: http://File.Upi.Edu/Direktori/Dual-
Modes/Konsep_Dasar_Bumi_Antariksa_Untuk_Sd/Bbm_5.Pdf (02 Februari 2016)
98
Ibid, h.24-25
131

Dalam berinteraksi dengan lingkungan, kita harus memahami etika lingkungan hidup dan

menerapkan konsep pengelolaan lingkungan dalam keseharian kita. Kita menyadari bahwa

manusia tidak akan dapat sepenuhnya mencegah terjadinya gangguan keseimbangan lingkungan

atau penurunan kualitasnya. Namun setidaknya kita dapat mengurangi kerusakan-kerusakan yang

terjadi sehingga lingkungan kita nyaman untuk dihuni dan diwariskan untuk generasi yang akan

datang. Di sinilah pentingnya etika lingkungan.

Etika lingkungan adalah kebijakan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.

Etika ini diperlukan agar manusia mempertimbangkan setiap aktivitasnya dengan cermat,

sehingga tidak merugikan keseimbangan lingkungan. Dalam menerapkan etika lingkungan, perlu

diperhatikan beberapa prinsip, yaitu:

1. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan, sehingga perlu

menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya.

2. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya menjaga kelestarian,

keseimbangan, dan keindahan alam.

3. Diperlukan kebijaksanaan dalam menggunakan sumber daya alam yang terbatas,

termasuk bahan energi.

4. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup

yang lain.

5. Ditetapkannya undang-undang sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap

lingkungan.99

99
Ibid, h.14-15
132

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN


1. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Guru
2. Analisis Kebutuhan oleh Guru
3. Analisis Kebutuhan oleh Peserta Didik
133

Kisi-kisi Instrumen Anilisis Kebutuhan Pengembangan


Modul Biologi Untuk Guru IPA

No Aspek Indikator No Soal

1 Media Pembelajaran Penggunaan media 1, 3, 4, 8, 9,11,


pembelajaran IPA dalam 12, 13, 15
proses pembelajaran

2 Pemanfaatan Teknologi Adanya pemanfaatan 5, 6, 7, 14


teknologi dalam proses
pembelajaran
3 Pembelajaran Inkuiri Aspek inkuiri dalam media 2, 10
dan proses pembelajaran
134

Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan


Modul Biologi Untuk Guru

Nama :
NIP :
Sekolah :
Hari / Tanggal :

Angket ini dibuat untuk mengetahui penggunaan modul pembelajaran yang selama ini
digunakan oleh Bapak/Ibu guru Biologi selama proses pembelajaran, mengetahui penggunaan
modul pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi, serta untuk mengetahui adanya aspek
inkuiri pada proses pembelajaran.

Pengisian lembar ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penulisan skripsi
untuk menyelesaikan studi Program Sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung,
dan bukan untuk kepentingan yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, mohon bantuan
Bapak/Ibu Guru untuk menjawab angket terlampir berdasarkan keadaan atau pendapat Bapak/Ibu
Guru.

Terimakasih atas kesedian Bapak/Ibu Guru dalam mengisi Angket ini.

Petunjuk pengisian :

1. Isi Identitas diri anda pada angket yang sudah tersedia


2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teliti
3. Berilah tanda silang ( × ) pada lembar pertanyaan di bawah ini
4. Mohon setiap item pertanyaan dapat diisi, tidak ada pertanyaan yang terlewatkan.
5. Setelah diisi mohon angket dikumpulkan ke peneliti.
135

Pertanyaan
1. Apakah anda selalu menggunakan media dalam mengajar?
A. Ya B. Tidak
2. Apakah media yang anda buat berbasis inkuiri?
A. Ya B. Tidak
3. Apakah anda membuat media pembelajaran yang berbeda-beda pada setiap materi?
A. Ya B. Tidak
4. Menggunakan media selain buku?
A. Ya B. Tidak
5. Media yang anda buat berbasis elektronik?
A. Ya B. Tidak
6. Tersedia fasilitas teknologi di sekolah?
A. Ya B. Tidak
7. Apakah media yang anda buat dengan memanfaatkan fasilitas teknologi ?
A. Ya B. Tidak
8. Apakah media yang anda buat praktis untuk digunakan?
A. Ya B. Tidak
9. Media yang anda gunakan selalu bervariasi?
A. Ya B. Tidak
10. Apakah anda melakukan pembelajaran dengan menerapakan aspek inkuiri?
A. Ya B. Tidak
11. Apakah Anda pernah membuat modul ?
A. Ya B. Tidak
12. Modul yang anda buat berbasis inkuiri?
A. Ya B. Tidak
13. Apakah anda menggunakan media berupa modul?
A. Ya B. Tidak
14. Apakah anda pernah membuat modul elektronik?
A. Ya B. Tidak
15. Apakah anda menguasai penggunaan elektronik?
A. Ya B. Tidak
136

Kisi-Kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Pengembangan


Modul Biologi Untuk Peserta Didik
SMA Kelas X

No Aspek Indikator No Soal

1 Modul Pembelajaran 1. Penggunaan modul 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,


pembelajaran IPA 9, 10
dalam proses
pembelajaran
2. Tanggapan
penggunaan modul
pembelajaran

2 Pembuatan modul 1. Ketersediaan sarana 11, 12, 13


teknologi yang
mendukung di sekolah
2. Adanya pemanfaatan
teknologi dalam
proses pembelajaran
137

Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Modul Biologi Untuk Peserta Didik SMA
Kelas X

Nama :
Kelas :
Sekolah :
Hari / Tanggal :

Angket ini dibuat untuk mengetahui penggunaan modul pembelajaran yang selama ini
digunakan oleh Bapak/Ibu guru Biologi selama proses pembelajaran, mengetahui penggunaan
modul pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi, serta untuk mengetahui adanya aspek
inkuiri pada proses pembelajaran.

Pengisian lembar ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penulisan skripsi
untuk menyelesaikan studi Program Sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung,
dan bukan untuk kepentingan yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, mohon bantuan
siswa/i untuk menjawab angket terlampir berdasarkan keadaan atau pendapat siswa/i sendiri.

Terimakasih atas kesedian siswa/i dalam mengisi angket ini

Petunjuk pengisian :

1. Isi Identitas diri anda pada angket yang sudah tersedia


2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teliti
3. Berilah tanda silang (X) pada lembar pertanyaan di bawah ini
4. Mohon setiap item pertanyaan dapat diisi, tidak ada yang terlewatkan.
5. Setelah diisi mohon angket dikumpulkan ke peneliti.
138

Pertanyaan

1. Apakah anda senang belajar IPA?


A. Ya B.Tidak
2. Apakah guru selalu menggunakan media dalam mengajar?
B. Ya B.Tidak
3. Apakah guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi?
A. Ya B.Tidak
4. Media yang digunakan praktis?
A. Ya B.Tidak
5. Guru mengajar menggunakan media selain buku ?
A. Ya B. Tidak
6. Apakah penggunaan media memberikan pengaruh yang sangat besar saat menerima pelajaran
IPA?
A. Ya B. Tidak
7. Apakah anda lebih mudah memahami pelajaran setelah guru menggunakan media?
A. Ya B. Tidak
8. Apakah guru menggunakan modul sebagai media pembelajaran?
A. Ya B. Tidak
9. Apakah modul yang digunakan membosankan dan tidak menarik?
A. Ya B. Tidak
10. Modul elektronik digunakan dalam pembelajaran?
A. Ya B. Tidak
11. Apakah tersedia fasilitas LCD Proyektor di sekolah anda?
A. Ya B. Tidak
12. Apakah fasilitas tersebut dimanfaatkan guru dalam mengajar?
A. Ya B. Tidak
13. Apakah guru menggunakan modul elektronik sebagai media pembelajaran?
A. Ya B. Tidak
139

LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENILAIAN


1. Lambar Penilaian Ahli Materi

2. Lembar Penilaian Ahli Media


3. Lembar Penilaian Ahli Bahasa
4. Angket Respon Guru Terhadap Produk
5. Angket Respon Peserta Didik Terhadap Produk
110

Lembar Penilaian Modul Pembelajaran Biologi


Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Ahli Materi

Judul Media : Modul Pembelajaran Biologi

Nama :

NIP :

Bidang Keahlian :

A. Petunjuk pengisian :
1. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan kolom kategori penilaian SK, K, C, B, atau SB pada tiap butir kriteria penilaian
sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu terhadap modul pembelajaran dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
SK = Sangat Kurang (1)
K = Kurang (2)
C = Cukup (3)
B = Baik (4)
SB = Sangat Baik (5)
2. Diharapakan Bapak/Ibu berkenan memberikan penilaian secara lengkap pada setiap butir kriteria penilaian. Kriteria dan
saran Bapak/Ibu terhadap “modul pembelajaran” harap dituliskan pada lembar masukan yang telah tersedia.
3. Setelah selesai mengisi seluruh item pertanyaan, tuliskan nama, NIP, dan tanda tangan Bapak/Ibu pada bagian yang
tersedia.
111

No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian


5 4 3 2 1 Saran

Komponen Isi

a. Cakupan materi dan kesesuaian materi dengan SK dan KD


1 Keluasan materi

2 Keruntutan materi

3 Kesesuaian materi dengan SK dan KD

4 Materi contoh dan kasus yang disajikan sesuai


dengan kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan SK dan KD.

b. Keakuratan materi
5 Keakuratan fakta dan konsep

6 Ketepatan penulisan nama ilmiah

7 Keakuratan ilustrasi dan sumber gambar

c. Materi pendukung pembelajaran


8 Kesesuaian fitur, contoh, dan rujukan

9 Kontekstual
112

10 Penyampaian pesan (materi) antar kalimat, antar


subbab, mencerminkan keruntutan dan
keterkaitan isi.

d. Kesesuaian dengan Inkuiri Terbimbing


11 Kesesuaian materi dengan inkuiri terbimbing

12 Materi dan kegiatan yang disajikan dapat


menambah wawasan siswa mengenai Inkuiri
terbimbing.

13 Kemampuan merangsang kedalaman berfikir


siswa melalui pemberian masalah, analisis kasus,
respons siswa dan membuat kesimpulan..

No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian


5 4 3 2 1 Saran

e. Mengandung wawasan produktivitas

14 Menumbuhkan penguasaan konsep

15 Menumbuhkan semangat inovatif atau kreativitas

16 Modul menyajikan materi dan kegiatan yang


dapat memotivasi siswa untuk memanfaatkan
informasi, menyelesaikan masalah, dan membuat
kesimpulan dalam memecahkan masalah.
113

f. Merangsang berpikir analistik

17 Menumbuhkan rasa ingin tahu

18 Kemampuan merangsang berpikir kreatif

19 Mendorong untuk mencari informasi

B. Kesimpulan
Setelah membaca dan menilai produk dalam penelitian “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan Untuk Siswa Kelas X SMA” maka saya sebagai validator menyimpulkan
bahwa * :
1. Produk layak digunakan untuk mengumpulkan data
2. Produk layak digunakan untuk mengumpulkan data dengan revisi sesuai saran dan masukan
3. Produk tidak layak digunakan
Ket :
: Lingkar salah satu
Bandar Lampung ................................................2016
Ahli Materi
114

Lembar Penilaian Modul Pembelajaran Biologi

Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Ahli Media

Judul Media : Modul Pembelajaran Biologi

Nama :

NIP :

Bidang Keahlian :

A. Petunjuk pengisian :
1. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan kolom kategori penilaian SK, K, C, B, atau SB pada tiap butir kriteria penilaian
sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu terhadap modul pembelajaran dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
SK = Sangat Kurang (1)
K = Kurang (2)
C = Cukup (3)
B = Baik (4)
SB = Sangat Baik (5)
2. Diharapakan Bapak/Ibu berkenan memberikan penilaian secara lengkap pada setiap butir kriteria penilaian. Kriteria dan
saran Bapak/Ibu terhadap “modul pembelajaran” harap dituliskan pada lembar masukan yang telah tersedia.
3. Setelah selesai mengisi seluruh item pertanyaan, tuliskan nama, NIP, dan tanda tangan Bapak/Ibu pada bagian yang
tersedia.
115

No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian


5 4 3 2 1 Saran

A. Komponen penyajian

1. Teknik Penyajiaan

1 Keruntutan konsep

2 Konsistensi sistematika penyajian

2. Pendukung Penyajiaan
3 Kesesuaian atau ketepatan ilustrasi dengan materi

Penyajiaan teks, tabel, gambar, dan lampiran


4 disertai rujukan atau sumber acuan
Kesesuaian identitas tabel, gambar, dan lampiran
5 dengan yang disebutkan dalam teks
Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar,
6 dan lampiran
7 Pengantar atau uraian isi modul dan cara
penggunaannya diawal modul
8 Daftar isi

9 Peta konsep
116

10 Apersepsi diawal kegiatan diberikan untuk


memotivasi belajar peserta didik
11 Materi

12 Informasi pendukung (Info Biologi)

13 Rangkuman

14 Soal evaluasi

15 Glosarium

16 Daftar Pustaka

B. Komponen Kegrafikan

17 Kesesuaian tampilan cover

18 Kesesuaian Isi Modul

19 Keterbacaan (kesesuaian dalam pemilihan huruf,


ilustrasi, dan gambar)
20 Kualitas cetakan (kejelasan dan warna cetakan
modul)
117

Rekomendasi / Saran :

.......................................................................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................................................................

B. Kesimpulan
Setelah membaca dan menilai produk dalam penelitian “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan Untuk Siswa Kelas X SMA” maka saya sebagai validator menyimpulkan
bahwa * :
1. Produk layak digunakan untuk mengumpulkan data
2. Produk layak digunakan untuk mengumpulkan data dengan revisi sesuai saran dan masukan
3. Produk tidak layak digunakan

Ket :
: Lingkar salah satu
Bandar Lampung ................................................2016
Ahli Media

NIP.
118

Lembar Penilaian Modul Pembelajaran Biologi


Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Ahli Bahasa

Judul Media : Modul Pembelajaran Biologi

Nama :

NIP :

Bidang Keahlian :

A. Petunjuk pengisian :
1. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan kolom kategori penilaian SK, K, C, B, atau SB pada tiap butir kriteria penilaian
sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu terhadap modul pembelajaran dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
SK = Sangat Kurang (1)
K = Kurang (2)
C = Cukup (3)
B = Baik (4)
SB = Sangat Baik (5)
2. Diharapakan Bapak/Ibu berkenan memberikan penilaian secara lengkap pada setiap butir kriteria penilaian. Kriteria dan
saran Bapak/Ibu terhadap “modul pembelajaran” harap dituliskan pada lembar masukan yang telah tersedia.
3. Setelah selesai mengisi seluruh item pertanyaan, tuliskan nama, NIP, dan tanda tangan Bapak/Ibu pada bagian yang
tersedia.
119

Komponen Bahasa
No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian Saran

5 4 3 2 1

A. Kesesuaian dengan tingkat kecerdasan peserta didik

1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir


peserta didik

2. Kesesuaian bahasa mendorong peserta didik untuk


berpikir

B. Komunikatif

3. Keterpahaman peserta didik terhadap pesan

4. Kesesuaian penggunaan kalimat yang komunikatif

5. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dipahami

6. Kemenarikan gaya bahasa yang digunakan

7. Ketepatan penggunaan tanda baca

C. Lugas

8. Ketepatan struktur kalimat


120

9. Ketepatan penggunaan istilah

10. Konsistensi penggunaan istilah

D. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar

11. Penggunaan kalimat sesuai dengan kaidah Bahasa


Indonesia yang baik dan benar.

12. Bahasa yang digunakan sederhana, lugas, dan mudah


dipahami siswa.

13. Ketepatan penggunaan ejaan mengacau pada pedoman


Ejaan Yang Disempurnakan.

14. Penggunaan bahasa tidak menimbulkan penafsiran


ganda

Rekomendasi / Saran :
.......................................................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................................................................

B. Kesimpulan
Setelah membaca dan menilai produk dalam penelitian “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan Untuk Siswa Kelas X SMA” maka saya sebagai validator menyimpulkan
bahwa * :
1. Produk layak digunakan untuk mengumpulkan data
2. Produk layak digunakan untuk mengumpulkan data dengan revisi sesuai saran dan masukan
3. Produk tidak layak digunakan
121

Ket :

: Lingkar salah satu


Bandar lampung ................................................2016
Ahli Bahasa

NIP.
110

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Sekolah :

Bidang keilmuaan :

Menyatakan bahwa saya telah memberikan penilaian dan masukan pada produk yang
dikembangkan dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
Terbimbing pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa SMA Kelas X” yang disusun
oleh:

Nama : Yuyun Oktaria

NPM : 1211060151

Program studi : Pendidikan Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Harapan saya, penilaian dan masukan yang saya berikan dapat digunakan untuk
menyempurnakan laporan akhir mahasiswa yang bersangkutan.

Bandar Lampung..............................2016

Guru Biologi

NIP.
111

LEMBAR PENILAIAN

“MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA


MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMA KELAS X”

OLEH : GURU

PETUNJUK PENGISIAN

1. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan kolom kategori penilaian SS, S, KS, TS, STS
pada tiap butir kriteria penilaian sesuai dengan penilaian anda terhadap modul
pembelajaran biologi dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju (5)
S = Setuju (4)
KS = Kurang Setuju (3)
TS = Tidak Setuju (2)
STS = Sangat Tidak Setuju (1)
2. Diharapakan Bapak/Ibu berkenan memberikan penilaian secara lengkap pada setiap butir
kriteria penilaian. Penilaian dan masukan Bapak/Ibu terhadap Modul pembelajaran harap
dituliskan pada lembar penilaian yang telah tersedia.
3. Setelah selesai mengisi seluruh item pertanyaan, tuliskan nama, NIP, dan tanda tangan
Bapak/Ibu pada bagian yang tersedia.
112

ANGKET TANGGAPAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI TERHADAP “MODUL


PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN”

Kategori Penilaian
No Aspek
SS S KS TS STS

A. KOMPONEN KELAYAKAN ISI


a. Cakupan materi dan kesesuaian materi dengan KI dan KD
1. Keluasan materi

2. Keruntutan materi

3. Kesesuaian materi dengan KI dan


KD

4. Materi contoh dan studi kasus yang


disajikan sesuai dengan kenyataan
dan efisien untuk meningkatkan KI
dan KD.

b. Keakuratan materi
5. Keakuratan fakta dan konsep

6. Ketepatan penulisan nama ilmiah

7. Keakuratan ilustrasi dan sumber


gambar

c. Materi pendukung pembelajaran


8. Kesesuaian fitur, contoh, dan
rujukan

9. Kontekstual

10. Penyampaian pesan (materi) antar


kalimat, antar subbab,
mencerminkan keruntutan dan
keterkaitan isi.

11. Keterkaitan uraian materi, contoh,


dan studi kasus yang disajikan.
113

d. Kesesuaian dengan Model Inkuiri Terbimbing


12. Kesesuaian materi dengan inkuiri
terbimbing

13. Materi dan kegiatan yang disajikan


dapat menambah wawasan peserta
didik mengenai Inkuiri terbimbing

14. Kemampuan merangsang


kedalaman berfikir peserta didik
melalui pemberian masalah,
analisis kasus, respons peserta
didik dan membuat kesimpulan.

e. Mengandung wawasan produktivitas


15. Menumbuhkan penguasaan konsep

16. Menumbuhkan semangat inovatif


atau kreativitas

17. Modul menyajikan materi dan


kegiatan yang dapat memotivasi
peserta didik untuk memanfaatkan
informasi, menyelesaikan masalah,
dan membuat kesimpulan dalam
memecahkan masalah.

18. Menumbuhkan semangat inovatif


atau kreativitas

f. Merangsang berpikir analistik


19. Menumbuhkan rasa ingin tahu

20. Kemampuan merangsang berpikir


kreatif

21. Mendorong untuk mencari


informasi

22. Modul menyajikan materi dan


kegiatan yang dapat memotivasi
peserta didik untuk berkomunikasi,
berinteraksi, dan bekerjasama
114

dengan orang lain.

23. Modul menyajikan materi dan


kegiatan yang dapat memotivasi
peserta didik untuk memanfaatkan
informasi, menyelesaikan masalah,
dan membuat keputusan dalam
kerja ilmiah.

B. KOMPONEN KEBAHASAAN
a. Kesesuaian dengan tingkat kecerdasan peserta didik
24. Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan berpikir peserta
didik

25. Kesesuaian bahasa mendorong


peserta didik untuk berpikir

b. Komunikatif
26. Kesesuaian penggunaan kalimat
yang komunikatif

27 Kalimat yang digunakan jelas dan


mudah dipahami

28. Ketepatan penggunaan tanda baca

29. Keterpahaman peserta didik


terhadap pesan

30 Kemenarikan gaya bahasa yang


digunakan

c. Lugas
31 Ketepatan struktur kalimat

32 Ketepatan penggunaan istilah

33 Konsistensi penggunaan istilah

d. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar


34 Penggunaan kalimat sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
115

35 Ketepatan penggunaan ejaan


mengacu pada pedoman Ejaan
Yang Disempurnakan.

36 Penggunaan bahasa tidak


menimbulkan penafsiran ganda

37 Ketepatan tata bahasa

C. Komponen penyajian
38. Konsistensi sistematika penyajian
materi pada setiap bab.

39 Kesesuaian atau ketepatan ilustrasi


dengan materi

40 Penyajiaan teks, tabel, gambar, dan


lampiran disertai rujukan atau
sumber acuan

41 Kesesuaian identitas tabel, gambar,


dan lampiran yang disebutkan
dalam teks

42 Ketepatan penomoran dan


penamaan tabel, gambar, dan
lampiran

43 Kemampuan merangsang
kedalaman berfikir peserta didik
melalui ilustrasi gambar yang
digunakan, memecahkan masalah,
kegiatan praktikum, analisis kasus,
dan soal evaluasi.

44 Ketersediaan Advance organizer


(pembangkit motivasi), petunjuk
penggunaan modul, daftar isi, peta
konsep, apersepsi diawal materi,
penggunaan pemecahan masalah,
informasi pendukung(Info biologi),
Rangkuman, Soal evaluasi,
glosarium, dan daftar pustaka
116

dalam modul.

D. Komponen Kegrafikan
45 Kesesuaian tampilan cover

46 Ketepatan desain isi Modul

47 Keterbacaan (kesesuaian dalam


pemilihan huruf, ilustrasi, format
dan gambar)

48 Kualitas cetakan (kejelasan dan


warna cetakan modul)

Kolom Kritik dan Saran

No Obyek Kritik Dan Saran

Bandar Lampung, ...........................2016

Guru,

NIP.
117

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Menyatakan bahwa saya telah memberikan penilaian dan masukan pada produk yang
dikembangakn dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
Terbimbing pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa SMA Kelas X” yang disusun
oleh:

Nama : Yuyun Oktaria

NPM : 1211060151

Program studi : Pendidikan Biologi

Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan

Harapan saya, penilaian dan masukan yang saya berikan dapat digunakan untuk
menyempurnakan laporan akhir mahasiswa yang bersangkutan.

Bandar lampung, ……………................2016

Peserta Didik,
118

LEMBAR ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP


MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PETUNJUK PENGISIAN

1. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan kolom kategori penilaian SS, S, KS, TS, STS
pada tiap butir kriteria penilaian sesuai dengan penilaian anda terhadap modul
pembelajaran biologi dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju (5)
S = Setuju (4)
KS = Kurang Setuju (3)
TS = Tidak Setuju (2)
STS = Sangat Tidak Setuju (1)
2. Berikan penilaian anda secara lengkap pada setiap butir kriteria penilaian. kritik, saran,
atau masukan anda terhadap modul pembelajaran biologi harap dituliskan pada lembar
masukan.
3. Diharapakan agar modul pembelajaran biologi dikembalikan dalam keadaan bersih
karena akan digunakan untuk penelitian lebih lanjut. atas kerjasamanya saya ucapkan
terima kasih.
4. Mintalah penjelasan apabila terdapat hal-hal yang belum dipahami
5. Jawaban anda tidak mempengaruhi nilai akademik anda
119

Penilaian
No Aspek
SS S KS TS STS

1. Desain sampul modul pembelajaran


biologi menarik

2. Materi yang disajikan dapat


meningkatkan motivasi belajar
serta kemampuan belajar mandiri
saya

3. Materi yang disajikan dalam modul


dapat menambah wawasan dan
pengetahuan saya

4. Studi kasus, gambar, dan petunjuk


masalah yang disajikan dapat
menambah pengetahuan saya

5. Pemecahan masalah yang disajikan


dapat memotivasi saya untuk
memanfaatkan informasi melalui
sumber jurnal ataupun situs lainnya
untuk melakukan penyelidikan
ilmiah terhadap suatu masalah

6. Contoh study kasus yang disajikan


menarik dan mencerminkan kondisi
terkini (Up to date)

7. Penyajian materi sangat


komunikatif sehingga saya merasa
senang dan terdorong untuk
mempelajari modul secara tuntas

8. Desain materi dan penulisan


dengan gambar sangat menarik
terutama penulisan merangsang
ketertarikan saya untuk membaca

9. Bahasa yang digunakan dalam


modul pembelajaran biologi
120

membuat saya memahami isinya

10. Modul pembelajaran biologi


disajikan dan dilengkapi dengan
gambar pendukung materi sehingga
memudahkan memahami materi

11. Tampilan isi modul pembelajaran


biologi disajikan sangat menarik
sehingga membantu saya
memahami materi yang disajikan

12. Modul ini menyajikan petunjuk


penggunaan modul, penjelasan
inkuiri terbimbing, rangkuman,
glosarium, dan daftar pustaka yang
memudahkan saya dalam
mempelajari materi

13. Soal evaluasi yang disajikan dalam


modul pembelajaran biologi mudah
dipahami dan membangkitkan
penguasaan konsep anda

14. Modul pembelajaran biologi ini


dapat memotivasi anda untuk
belajar

15. Modul pembelajaran biologi ini


membuat anda mampu
mengembangkan sikap ilmiah dan
keterampilan memecahkan masalah
dalam menangani pencemaran
lingkungan.

16. Informasi pendukung(Info Biologi)


yang disajikan dalam Modul
pembelajaran biologi mampu
menambah pengetahuan berpikir
anda

17. Modul pembelajaran biologi yang


dikembangakan dapat membuat
121

anda lebih menyadari pentingnya


sikap peduli terhadap lingkungan

18. Modul pembelajaran biologi dapat


menumbuhkan rasa ingin tahu,
memberikan informasi baru, dan
mendorong saya untuk mencari
tambahan informasi yang lebih
jauh

19. Penyampaian materi pencemaran


lingkungan lebih mudah dipahami
dengan menggunakan Modul
pembelajaran biologi

20. Pembelajaran materi pencemaran


lingkungan dalam modul
pembelajaran biologi memberikan
pengetahuan baru terkait model
inkuiri terbimbing terhadap
masalah penanggulangan
pencemaran lingkungan

Rekomendasi / Saran :

............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Bandar Lampung......................................2016

Peserta didik,
122

LAMPIRAN 5 DAFTAR NAMA

DAFTAR NAMA VALIDATOR DAN GURU


123

DAFTAR NAMA VALIDATOR DAN GURU BIOLOGI

Ahli Materi
Keterangan Validator I Validator 2
Nama Suci Wulan Pawhestri, M. Si Gres Maretta, M. Si
NIP - -
Instansi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Fakultas Tarbiyah dan
IAIN Raden Intan Lampung Prodi Keguruan IAIN Raden
Pendidikan Biologi Intan Lampung Prodi
Pendidikan Biologi

Ahli Media

Keterangan Validator I Validator 2


Nama Nukhbatul Bidayati Haka, M. Pd Akbar Handoko, M. Pd
NIP - -
Instansi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Fakultas Tarbiyah dan
IAIN Raden Intan Lampung Keguruan IAIN Raden Intan
Prodi Pendidikan Biologi Lampung Prodi Pendidikan
Biologi

Ahli Bahasa
Keterangan Validator I Validator 2
Nama Nurul Hidayah, M. Pd Untung Nopriansyah, M. Pd
NIP 1978 0505 2011 01 2 006 -
Instansi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Fakultas Tarbiyah dan
IAIN Raden Intan Lampung Keguruan IAIN Raden Intan
Prodi Pendidikan Guru Lampung Prodi Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Raudhatul Athfal (PGRA)

Guru Biologi

Keterangan Validator I Validator 2


Nama Endang Suhendris, S. Pd Ranap Pasaribu, S. Pd
NIP 19660905 199001 1 003 -
Instansi SMA Negeri 10 Bandar SMA Yayasan Abdi Karya
Lampung (Yadika)
124

DOKUMENTASI PENELITIAN
125

Anda mungkin juga menyukai