Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Ilmu Jiwa Perkembangan Klp. 8

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELOMPOK

MATA KULIAH:
ILMU JIWA PERKEMBANGAN

JUDUL:
MASA ANAK SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU:
Drs. ABD. GANI, M.PDI

DISUSUN OLEH:
SUSINTA (105191109823)
NADIRA RAHMANSYAH (105191111623)

PROGRAM STUDI:
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2024

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua,
terutama kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini tepat waktu. Dan tak
lupa pula kita kirimkan sholawat dan salam kepada Baginda Nabi besar
Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah membawa kita dari alam gelap gulita hinga terang
benderang sampai detik ini.

Penulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ilmu Jiwa Perkembangan dengan judul “Masa Anak Sekolah”.

Adapun penulisan makalah ini, susunan secara sistematis dan berdasarkan


metode-metode yang ada, agar mudah dipelajari dan dipahami sehingga dapat
menambah wawasan pemikiran para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya adanya


kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun kami dari
para pembaca agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 26 Mei 2024

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I .................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Anak-Anak Usia Sekolah Dasar ............................................................... 3


B. Anak Usia SMP ........................................................................................ 7
C. Usia SMA ................................................................................................. 10

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

iii
A. Latar Belakang

Pendidikan bagi anak usia dini adalah suatu pendidikan yang


sengaja dilakukan bagi anak yang berada di usia 0 – 8 tahun. Pendidikan
ini dapat dilakukan dalam jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan
luar sekolah, dan bentuk pendidikan pun dapat dilakukan di Taman
Kanak-kanak, Play Group, Tempat Penitipan Anak, atau di TKA/TPA dan
RA. Artinya, bentuk pendidikan seperti apapun yang diikuti anak usia dini
pada intinya adalah sama, untuk membantu meningkatkan derajat dan
kualitas anak didiknya, dan membantu proses perkembangan anak
seoptimal mungkin.

Anak usia dini adalah anak yang sedang dalam proses tumbuh
kembang. Pada usia ini segala aspek perkembangan anak mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Aspek perkembangan yang ada pada anak
usia dini meliputi aspek intelektual, fisikmotorik, sosio-emosional, bahasa,
moral dan keagamaan. Semua aspek perkembangan yang ada pada diri
anak ini selayaknya menjadi perhatian para pendidik agar aspek
perkembangan ini dapat berkembang secara optimal. Tidak
berkembangnya aspek perkembangan anak ini akan berakibat di masa
yang akan datang, tidak saja anak mengalami hambatan dalam
perkembangan pada masa perkembangan di usia berikutnya, tetapi anak
juga akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupan di masa
yang akan datang.

Membantu proses pengembangan berbagai aspek perkembangan


anak perlu diawali dengan pemahaman tentang Psikologi Perkembangan
Anak, karena perkembangan anak berbeda dengan perkembangan anak
remaja atau orang dewasa. Anak memiliki karakteristik tersendiri dan anak
memiliki dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini, kita perlu
dibekali pemahaman tentang dunia anak dan bagaimana proses
perkembangan anak. Dengan pemahaman ini diharapkan para pendidik
anak usia dini memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menentukan
proses pembelajaran ataupun perlakuan pada anak yang dibinanya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan anak-anak usia sekolah dasar
2. Bagaimanakah masa anak usia SMP
3. Bagimana perkembangan Usia SMA

C. Tujuan
1. Untuk menganalisis perkembangan anak-anak usia sekolah dasar
2. Untuk menelaah masa anak usia SMP

iv
3. Untuk mengetahui perkembangan Usia SMA

BAB II

PEMBAHASAN

v
A. Anak-Anak Usia Sekolah Dasar

Tumbuh kembang anak tidak selalu sama, termasuk dalam hal


perkembangan psikologi anak. Perkembangan ini sendiri memang
merupakan hal yang tidak diamati semudah pertumbuhan fisik atau
kognitif.

Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD


adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini
merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa
yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD


biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah
mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek,
berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata,
senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle


childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak
untuk belajar. Hal ini dikarenakan anakanak menginginkan untuk
menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di
sekolah, bahwa salah satu tanda permulaan periode bersekolah ini ialah
sikap anak terhadap keluarga tidak lagi egosentris melainkan objektif dan
empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada sikap
intelektualitas sehingga mas ini disebut periode intelektual. Hal ini sejalan
dengan pendapat bahwa masa usia sekolah ini sering disebut sebagai masa
intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa ini secara relatif anak-
anak mudah untuk dididik daripada masa sebelumnya dan sesudahnya.

Memahami tentang murid berarti memahami gejala atau kondisi


yang dimiliki. Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa SD, terlebih
dahulu perlu untuk memahami tingkat perkembangan siswa SD menurut
tingkat usianya. Secara umum sifat siswa SD antara lain:

1. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai


mahluk biologis.
2. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
3. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.

vi
4. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
5. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari 6. Mengembangkan kata
hati.
6. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
7. Mengembangkan sifat positif.
8. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.
9. Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.
10. Suka membandingkan diri dengan orang lain.
11. Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggap
tidak penting.
12. Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar.
13. Kecenderungan melakukan kegiatan kehidupan yang bersifat praktis
dan nyata.
14. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal yang khusus
pada mata pelajaran, bakat dan minat.
15. gemar membentuk kelompok teman sebaya untuk bermain bersama.

Pada jenjang pendidikan SD dapat diperinci menjadi dua fase,


yaitu:

1. Masa kelas rendah SD, kira-kira umur 6 tahun atau 7 tahun - umur 9
tahun atau 10 tahun.

Secara khusus karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas 1,


kelas 2, dan kelas 3) adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik umum
1) Waktu reaksinya lambat.
2) Koordinasi otot tidak sempurna.
3) Suka berkelahi.
4) Gemar bergerak, bermain, memanjat.
5) Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur.
b. Karakteristik kecerdasan
1) Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian.
2) Kemauan berpikir sangat terbatas.
3) Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan.
c. Karakteristik sosial
1) Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama.
2) Berkhayal dan suka meniru.
3) Gemar akan keadaan alam.
4) Senang akan cerita-cerita.
5) Sifat pemberani.
6) Senang mendapat pujian.

vii
d. Kegiatan gerrak yang dilakukan
1) Menirukan.Anak-anakSDpada tingkat rendah, dalam bermain
senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa
yang dilihat di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung
dilakukan oleh orang lain, teman ataupun binatang.
2) Manipulasi. Anak-anak kelas rendah secara spontan
menampilkan gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi
dari pengamatan objek tersebut anak menampilkan gerak yang
disukainya.
2. Masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12
tahun atau 13 tahun. Sedangkan karakteristik anak SD pada tingkat
tinggi memiliki sedikit persamaan dengan kelas rendah. Karakteristik
kelas tinggi yang dimaksud antara lain:
a. Karakteristik umum
1) Waktu reaksinya cepat.
2) Koordinasi otot sempurna.
3) Gemar bergerak dan bermain.
b. Karakteristi kecerdasan
1) Mempunyai kemampuan pemusatan perhatian.
2) Kemampuan berpikir lebih banyak
c. Karakterisitk sosial
1) Tidak suka pada hal-hal yang bersifat drama.
2) Gemar pada lingkungan sosial.
3) Senang pada cerita-cerita lingkungan sosial.
4) Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika.
d. Kegiatan gerak yang dilakukan
1) Anak memiliki kemamouan dalam menampilkan suatu kegiatan
yang lebih tinggi. Jadi mempunyai kemampuan untuk
mengekspresikan dari kegiatan yang dilakukan.
2) Artikulasi.

Tugas-tugas perkembangan selama masa sekolah dasar

Anak-anak yang memasuki kelas satu sekolah dasar berada dalam


periode transisi dari pertumbuhan pesat masa anak-anak awal ke fase
perkembangan yang lebih bertahap. Perubahan dalam perkembangan
mental maupun sosial menjadi ciri khas masa-asa sekolah awal. Beberapa
tahun kemudian, ketik anak-anak mnecapai kelas sekolah dasar yang lebih
tinggi, mereka mendekati akhir masa anak-anak dan memasuki masa pra-
remaja. Keberhasilan anak-anak di sekolah khususnya berperan penting
selama masa-masa sekolah awal, karena pada saat sekolah dasarlah
mereka terutama mendefinisikan diri sebagai siswa.

viii
Ketika anak-anak melewati kelas-kelas sekolah dasar,
perkembangan fisik mereka mengalami perlambatan kalau dibandingkan
dengan masa anak-anak lebih awal. Anak-anak berubah relatif sedikit
dalam ukuran tubuh selama masa-masa sekolah dasar. Untuk
menggambarkan anak khas pada masa-masa sekolah dasar, kita harus
menggambarkan seorang anak dalam kondisi fisik yang baik. Anak
perempuan sedikit lebih pendek dan lebih ringan daripada anak laki-laki
hingga sekitar usia 9 tahun, ketika tinggi dan bobot badan kirakira sama
untuk laki-laki dan perempuan. Perkembangan otot dikalahkan
perkembangan tulang dan kerangka. Hal ini dapat menyebabkan penyakit
yang umumnya dikenal sebagai growing pain (penyakit kaki anak-anak
yang sedang mengalami pertumbuhan). Juga, otototot yang sedang tumbuh
membutuhkan banyak olahraga, dan kebutuhan ini mungkin saja
mempunyai andil bagi ketidakmampuan anak sekolah dasar berdiam
dengan tenang dalam waktu lama. Pada saat anak-anak memasuki sekolah
dasar, mereka telah mengembangkan banyak kemampuan motorik dasar
yang mereka butuhkan untuk keseimbangan, berlari, melompat, dan
melempar. Selama bagian terakhir kelas empat, banyak anak perempuan
memulai dorongan pertumbuhan utama yang akan berhenti hingga masa
puber. Dorongan ini mulai dengan pertumbuhan pesat lengan dan kaki.
Pada saat ini tidak ada perubahan yang menyertainya dalam ukuran bagian
badan. Hasilnya ialah penampilan yang kurus atau yang seluruhnya terdiri
atas lengan dan kaki. Karena pertumbuhan tulang ini terjadi sebelum
perkembangan otot dan tulang rawan terkait, anak-anak pada tahap
pertumbuhan ini untuk sementara kehilangan beberapa koordinasi dan
kekuatan tubuh.

Pada awal kelas lima, hampir semua anak perempuan memulai


dorongan pertumbuhan mereka. Selain itu, pertumbuhan otot dan tulang
rawan anggota tubuh mulai terjadi dalam diri wanita mengalami
kedewasaan lebih awal, dan mereka mendapatkan kembali kekuatan dan
koordinasi mereka. Pada akhir kelas lima, anak perempuan biasanya akan
lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki-laki. Pria berada
12 hingga 18 bulan di belakang wanita dalam pertumbuhan, sehingga
bahkan anak laki-laki yang mengalami kedewasaan awal tidak memulai
dorongan pertumbuhan mereka hingga usia 11 tahun. Karena itu, pada
awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan akan mendekati puncak
dorongan pertumbuhan mereka, dan semua anak laki-laki yang mengalami
kedewasaan awal akan melanjutkan pertumbuhan lambat dan tetap masa-
masa anak-anak akhir. Anak perempuan biasanya akan memulai periode
menstruasi mereka pada usia 13 tahun. Bagi anak laki-laki, akhir masa

ix
praremaja dan permulaan awal remaja diukur oleh ejakulasi pertama, yang
terjadi antara usia 13 dan 16 tahun.

Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-
sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa
peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai
menjelang masa pra-pubertas. Pada umumnya setelah mencapai usia 6
tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna.

Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannyapun


semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi
yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka. Dengan kita
mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya maka
sebagai orangtua maupun guru dapat memenuhi kebutuhan apa yang
diperlukan dalam setiap perkembangannya agar tidak terjadi
penyimpangan perilaku.

B. Anak Usia SMP

Anak usia SMP (Sekolah Menengah Pertama) merupakan anak


yang usianya ternasuk dalam kategori remaja awal, yaitu usi 13-15 tahun.
Masa remaja secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu masa remaja
awal dengan usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan dengan usia 15-
18, dan masa remaja akhir dengan usia 19-22 tahun. Usia 13-15 tahun
termasuk dalam periode sosial atau masa pemuda. Maka dari itu pada usia
13-15 tahun, anak mengalami penyesuaian diri baik dengan dirinya
sendiri, orang sekitarnya, maupun lingkungan sekitarnya.

Masa remaja merupakan masaa transisi atau peralihan dari masa


kanak-kanak menuju masa dewasa. Yang mana pada masa ini, remaja
mengalami berbagai perubahan, baik fisik (haid pada anak perempuan dan
mimpi basah pada anak laki-laki) maupun psikis (emosional). Akibat dari
banyaknya perubahan yang terjadi pada remaja, maka remaja mulai
memasuki masa penuh guncangan dan tantangan.

Masa penuh guncangan dan tantangan yang terjadi pada remaja


pada saat anak berusia 13-15 tahun, anak memasuki periode guncangan
kedua (guncangan pertama pada usia 3-4 tahun) yang mengakibatkan anak
mengalami perubahan mencolok dalam dirinya yang menimbulkan reaksi
emosional dan perilaku radikal dalam diri anak. Perilaku yang seringkali
ditunjukkan dengan adanya sikap mampu berdiri sendiri, mampu
mengerjakan sesuatu secara sendiri, dan merasa tidak terlalu
membutuhkan bantuan orang lain sehingga seringkali menimbulkan sikap

x
menentang terhadap orang lain ketika ada hal-hal yang kurang sesuai
dengan kehendaknya.

Masa remaja memiliki keunikan tersendiri dalam kehidupan yaitu


terjadinya tiga perubahan fundamental terhadap remaja seperti perubahan
biologis, kognitif, dan sosial.5 Namun hal paling menarik yang sering
ditonjolkan oleh para ahli kebanyakan perubahan kognitif remaja.6 Dalam
hal ini, remaja sudah mulai mampu berfikir abstrak (memikirkan sesuatu
yang belum terjadi tetapi akan terjadi) seperti orang dewasa. 7 Namun
dibalik perubahan kognitif tersebut, remaja juga mengalami tahap
perkembangan emosi yang kurang stabil berdasarkan uraian di atas. Maka
dari itu, untuk mengantisipasi penyelewengan yang dapat terjadi akibat
pemikiran abstrak serta emosi yang kurang stabil pada remaja diperlukan
benteng berupa pendidikan agama Islam.

Pendidikan agama Islam harus diberikan ketika anak masih berada


dalam kandungan agar kelak ketika dewasa semakin mudah dalam
menjalankan segala kegiatan sesuai dengan tuntunan syariat. Dalam Islam,
dorongan keberagamaan merupakan faktor bawaan manusia yang perlu
dikembangkan oleh orang tuanya agar tidak stagnan. 8 Dorongan
keberagamaan tercantum dalam QS. al-A’raf (7): 172 yang secara dialogis
mengisyaratkan adanya pengakuan dan persaksian terhadap Tuhan yang
sejak manusia belum lahir secara fisik ke dunia sudah mengakui Allah
Swt. sebagai Tuhannya. Dalam hal ini mengisyaratkan bahwa manusia
telah dibimbing beragama Islam.

‫َاَخ َذ َر ُّبَك ِم ْۢن َبِنْٓي ٰا َد َم ِم ْن ُظُهْو ِرِهْم ُذ ِّر َّيَتُهْم َو َاْش َهَد ُهْم َع ٰٓلى َاْنُفِس ِهْۚم َاَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْۗم َقاُلْو ا‬ ‫َو ِاْذ‬
‫۝‬١٧٢ ‫َش ِهْدَنۛا َاْن َتُقْو ُلْو ا َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ِاَّنا ُكَّنا َع ْن ٰهَذ ا ٰغ ِفِلْيَۙن‬ ‫َبٰل ۛى‬

Terjemahan: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi


(tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “betul (engkau Tuhan
kami), kami bersaksi”. (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
Kiamat kamu tidak mengatakan, “sesungguhnya ketika itu kami lengah
terhadap ini.” QS. al-A’raf (7): 172.

Tafsir dari ayat di atas adalah bahwa di sini Allah Swt.


menjelaskan perjanjian yang bersifat umum (untuk Bani Israil dan
manusia secara keseluruhan) yaitu perjanjian dalam bentuk penghambaan.
Dalam ayat di atas Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu
mengeluarkan dari sulbi, yakni tulang belakang anak cucu Adam,
keturunan mereka yang melahirkan generasi-generasi selanjutnya. Dan
kemudian Dia memberi mereka buktibukti ketuhanan melalui alam raya

xi
ciptaan-Nya, sehingga dengan adanya bukti itu, secara fitrah akal dan hati
nurani mereka mengetahui dan mengakui ke MahaEsaan Tuhan. Karena
begitu banyak dan jelasnya bukti-bukti ke Esaan Tuhan di alam raya ini, se
akan-akan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka seraya
berfirman, “Bukankah Aku ini Tuhan Pemelihara-mu dan sudah berbuat
baik kepadamu?” Mereka menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami, kami
bersaksi bahwa Engkau Maha Esa.” Dengan demikian, pengetahuan
mereka akan bukti-bukti tersebut menjadi suatu bentuk penegasan, dan
dalam waktu yang sama, pengakuan akan ke MahaEsaan Tuhan. Kami
lakukan yang demikian itu agar di hari Kiamat kamu tidak lagi beralasan
dengan mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,
tidak tahu apa-apa mengenai ke Esaan Tuhan.”

Dalam tafsir di atas terkandung isyarat bahwa orang tua atau pun
pendidik perlu memberikan pendidikan agama Islam kepada peserta didik
agar hal-hal yang diketahui melalui penciptaan alam raya dan segala isi di
dalamnya diakui oleh hati dan akalnya bahwa ada pencipta yang MahaEsa
yang telah menjadikannya yaitu Allah Swt. yang wajib disembah dan
ditaati segala perintah serta dijauhi juga segala larangannya melalui ajaran
agama Islam yang dibawa baginda Nabi Muhammad Saw.. Melalui akal
yang diberikan oleh Allah Swt. inilah, maka seorang pendidik dapat
memasukkan pendidikan agama Islam secara lembut dan kasih sayang,
sehingga mampu merasuk dalam hati melalui pola pikir anak agar tertata
dan terarah secara rapi pada saat mulai dari awal pendidikan berlangsung
sampai selesai sesuai dengan tuntunan syariat Islam, yangmana
manfaatnya nanti akan dirasakan oleh dirinya sendiri, orang lain, maupun
lingkungan sekitarnya. Dan karena pola pikir ini lambat laun dapat
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, maka dari itu perlu
adanya pengarahan secara perlahan dan terusmenerus kearah yang lebih
baik agar anak tidak mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang melanggar
aturan agama, budaya, maupun negara.

Pendidikan agama Islam perlu diberikan terus-menerus mengingat


pola pikir seseorang khususnya anak usia SMP dari hari ke hari senantiasa
mengalami perkembangan sesuai apa yang dilihat, didengar dan diterima
dari lingkungan sekitarnya. Pola pikir tiap umur berbeda-beda sesuai
tingkatan pemikirannya. Terlebih pola asuh orang tua juga menunjang
keberhasilan pendidikan agama Islam. Karena keluarga merupakan tempat
awal anak bersosialisasi dan mendapatkan pendidikan, khususnya
pendidikan agama Islam yang perlu dan harus sangat diperkuat.

Pola asuh orang tua khususnya pola asuh permisif adalah cara
mengasuh orang tua terhadap anak dengan memberikan kebebasan penuh

xii
pada anak dalam berbuat.12 Pola asuh orang tua permisif ini kurang cocok
dalam membentuk pola pikir anak usia SMP agar menjadi baik, kecuali
dibantu dengan pendidikan agama Islam yang signifikan.

Pelajaran pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah


hanyalah sebagian kecil dari pengetahuan agama yang wajib diketahui
oleh anak. Dalam hal ini, orang tua lah yang nantinya akan semakin
memperkuat pemahaman anak melalui bimbingan dan arahan dari orang
tua. Di sini, peran orang tua melalui pola asuhnya dapat mempengaruhi
segala hal yang ada dalam diri anak lebih khususnya pada pola pikir anak
usia SMP.

Pendidikan agama Islam itu sendiri sekarang sudah menjadi salah


satu mata pelajaran wajib di sekolah yang harus diberikan kepada peserta
didik yang beragama Islam. Asumsi tersebut sesuai dengan Permenag RI
Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada
Sekolah dalam Pasal 1 yang berbunyi ”pendidikan agama adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,
kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran
agama nya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran
pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

Berdasarkan fenomena yang ada di dusun Pesisir Kaduara Timur


Pragaan Sumenep yaitu terjadinya pola asuh permisif terhadap anak usia
SMP. Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif rata-rata keduanya
bekerja. Bapak bekerja sebagai nelayan, dan ibu sebagai pedagang
rumahan. Bapak yang bekerja sebagai nelayan dapat berkumpul bersama
anak pada saat siang dan terkadang malam. Bapak yang bekerja sebagai
nelayan walaupun datang pada siang hari, kurang mengontrol anak
mengenai kegiatan belajar anak di sekolah, misalnya mengecek
pembelajaran anak dan lain sebagainya. Sedangkan ibu, walaupun
berdagang di rumah juga sering sibuk dengan dagangannya sehingga
mengakibatkan anak merasa kurang diperhatikan oleh orang tua.

C. Usia SMA
1. Fisik
Perubahan fisik selama masa SMA dibagi menjadi dua tahap
yaitu perubhan eksternal dan perubahan internal:
a. Perubahan Eksternal
1) Tingi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tingkat
kematangan pada usia antara 17 dan 18 tahun, rata-rata anak
laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan

xiii
remaja mempengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada
anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih
tinggi pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak
yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit
sehingga pertumbuhannya terlambat.
2) Berat Badan

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama


dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi
akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya
mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung
lemak. Kebalikan perubahan tinggi badan dengan berat badan
menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan
tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh
anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika
perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan,
maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik (gemuk pendek).

3) Proposal Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai


perbandingan yang tumbuh dengan baik. Misalnya, badan
melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi
terlihat terlalu dipandang.

4) Organ Seks

Baik laki-laki maupun perempuan, organ seks


mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, namun
fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

5) Ciri-ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya


matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut
antara lain ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada
laki-laki, sedangkan pada perempuan ditandai dengan
membesarnya payudara.

b. Perubahan Internal

Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan


tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi
kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:

1) Sistem Pencernaan

xiv
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau
berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar,
otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal
dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah
panjang.

2) Sistem Peredaran Darah

Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17


atau 18, beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan
tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat
kematangan bilamana jantung sudah matang.

3) Sistem Pernafasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang


pada usia 17 tahun; anak laki-laki mencapai tingkat
kematangan baru beberapa tahun kemudian.

4) Sistem Endokrin

Aktivitas gonad yang meningkat pada masa puber


menyebabkan ketidakstabilan sementara dari seluruh sistem
endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks
berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai
ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa
dewasa.

5) Jaringan Tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18


tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan
otot, terus berkembang hingga tulang mencapai ukuran yang
matang.

Implikasi Perkembangan Intelek Remaja terhadap Penyelenggaraan


Pendidikan

Piaget menyebutkan bahwa sebagian besar remaja mampu


memahami dan mengkaji konsep-konsep abstrak dalam batas-batas
tertentu. Menurut Bruner, siswa usia remaja ini dapat menggunakan
bentuk-bentuk simbol dengan cara yang canggih. Guru dapat membantu
mereka dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses ( discover
approach ) dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep
abstrak.

xv
Karena siswa pada usia remaja ini masih dalam proses
penyempurnaan penalaran, guru hendaknya tidak berasumsi bahwa mereka
berpikir dengan cara yang sama dengan guru. Untuk itu, guru perlu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi secara
baik serta memberikab tugas-tugas penulisan makalah. Dalam hal ini, guru
bermaksud mengamati kecenderungan-kecenderungan remaja untuk
melibatkan diri dalam hal-hal yang tidak tergali. Cara yang baik dalam
mengatasi bentuk-bentuk pemikiran yang belum matang adalah membantu
siswa menyadari bahwa mereka telah melupakan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Namun, bila permasalahan tersebut merupakan
masalah kompleks dengan bobot emosi yang cukup, hal itu bukanlah tugas
yang mudah.

Implikasi Pengembangan Kemampuan Bahasa Remaja terhadap


Penyelenggaraan Pendidikan

Kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang memiliki variasi


bahasa yang berbeda-beda, baik kemampuan maupun polanya.
Sehubungan dengan itu, dalam mengembangkan strategi belajar mengajar
di bidang bahasa, guru perlu fokus pada kemampuan dan keragaman
bahasa anak. Anak diminta untuk melakukan pengulangan (menceritakan
kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata-kata yang disusun
sendiri.

Dengan cara ini, guru dapat mengetahui tentang pola dan tingkat
kemampuan bahasa mereka. Kalimat atau cerita anak tentang isi pelajaran
perlu diperkaya dan diperkaya oleh guru agar mereka mampu menyusun
cerita yang lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajarinya
dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.

Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian


secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan dasarkan pada bahan
bacaan akan mengembangkan lebih banyak kemampuan dan membentuk
pola bahasa anak. Dalam penggunaan model ini, guru harus banyak
memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau
komunikasi bebas. Oleh karena itu, sarana pengembangan berbahasa,
seperti buku bacaan, surat kabar, majalah, dan lain-lain hendaknya
disediakan di sekolah.

Implikasi Perkembangan Moral dalam Pendidikan

Para remaja sering berpikir kritis, menentang nilai-nilai dan dasar


kehidupan orang tua dan orang dewasa lainnya. Akan tetapi mereka tetap
menginginkan suatu sistem nilai yang akan menjadi pegangan dan

xvi
petunjuk bagi perilaku mereka. Bagi remaja, moral merupakan suatu
kebutuhan untuk menumbuhkan identitas dirinya menuju kepribadian yang
matang dan menghindari diri dari konflik yang sering terjadi. Nilai agama
juga perlu mendapat perhatian, karena agama juga mengajarkan perilaku
yang baik dan buruk.

Apa yang terjadi di dalam diri pribadi seseorang hanya dapat


dengan cara mempelajari gejala dan tingkah laku seseorang tersebut atau
membandingkannya dengan gejala serta tingkah laku orang lain. Tidak
semua individu mencapai tingkat perkembangan moral seperti yang
diharapkan. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan nilai, moral, dan sikap remaja adalah:

1. Mengembangkan komunikasi

Dalam komunikasi didahului dengan penyampaian informasi


tentang nilai-nilai dan moral.

a. Merangsang anak agar lebih aktif dalam tanggung jawab dan


pengambilan keputusan kelompok.
b. Mengikutsertakan remaja dalam beberapa percakapan dan
pengambilan keputusan keluarga maupun kelompok sebaya.
c. Memberi kesempatan remaja berpartisipasi untuk mengembangkan
aspek moral.

2. Menciptakan iklim lingkungan yang serasi

Usaha pengembangan tingkah laku nilai hidup hendaknya tidak


hanya mengutamakan pendekatan-pendekatan intelektual semata,
tetapi juga mengutamakan adanya lingkungan yang kondusif di mana
faktor-faktor lingkungan itu merupakan penjelmaan nyata dari nilai-
nilai hidup tersebut.

BAB III

PENUTUP

xvii
A. Kesimpulan

Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak dikaji dalam


psikologi perkembangan harus diketahui dan dipahami oleh para calon
guru dan para guru di sekolah. Batasan tentang anak dalam kajian ini ialah
usia anak sekolah di Taman Kanakkanak dan usia anak sekolah jenjang
pendidikan Sekolah Dasar (SD). Masa pertumbuhan anak usia TK dan
anak usia SD perlu diketahui dan dipahami oleh para calon guru dan para
guru di TK dan di SD, karena dengan mengetahui tentang seluk-beluk
pertumbuhan fisik yang dialami oleh anak TK dan murid SD, yang diajar,
para guru dapat menyesuaikan proses pembelajarannya di kelas dan
aktivitas manajemen kelas di kelas sesuai dengan pertumbuhan peserta
didik di TK di SD.

Pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai peserta didik, pada


remaja sebagai salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
dilalui manusia, juga makna pertumbuhan dan perkembangan menunjuk
kepada proses perubahan secara fisik dan psikis (jiwa) yang dialami oleh
remaja yang bersekolah pada jenjang pendidikan dasar (SLTP/SMP),
jenjang pendidikan menengah (SLTA/SMA), dan jenjang pendidikan
tinggi (khususnya mahasiswa baru).

Masalah pertumbuhan dan perkembangan remaja sebagai peserta


didik juga perlu menjadi perhatian bagi para calon dan para guru di SMP,
SMA, dan di Perguruan Tinggi (PT), karena dengan bekal pengetahuan
tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, para guru di SMP, di
SMA, dan PT dapat menyesuaikan proses pembelajarannya atau
perkuliahannya sesuai dengan kebutuhan belajar remaja. Kebutuhan
belajar remaja sebagai peserta didik akan difokuskan kepada pembahasan
tentang kebutuhan belajar remaja secara psikologis yang membutuhkan
proses pembelajaran atau pendidikan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan psikologis mereka sebagai remaja.

DAFTAR PUSTAKA

xviii
Sabani, F. (2019). Perkembangan Anak - Anak Selama Masa Sekolah Dasar (6 - 7
Tahun). Didakta: Jurnal Kependidikan, 8(2), 89–100.

Richter, L. E., Carlos, A., & Beber, D. M. (n.d.). No 主観的健康感を中心とし


た在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title.

Rahmah, M. (2020). Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Pola


Pikir Keagamaan Anak Usia SMP di Bawah Pola Asuh Orang Tua Permisif
di Dusun Pesisir Kaduara Timur Pragaan Sumenep. 5(3), 248–253.

xix

Anda mungkin juga menyukai