1 SM
1 SM
1 SM
JMR
Jurnal Manajemen Rekayasa
(Journal of Engineering Management)
e-ISSN: 2685-3752
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis Menganalisis penjadwalan proyek Rehabilitasi Jalan RA. Kartini,
Kendari Sulawesi Tenggara, dengan Metode PERT (Program Evaluation and Review Technigue). Sampel yang digunakan
sebanyak 4 orang yang terlibat dalam proyek dan analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan desain
alur kerja (network planning). Hasil penelitian diperoleh bahwa Penjadwalan proyek Rehabilitasi Jalan RA. Kartini, Kendari
Sulawesi Tenggara, dengan Metode PERT (Program Evaluation and Review Technigue) membantu dalam mempercepat
pelaksanaan dengan menghemat waktu kerja sampai 12 hari kerja. Hal ini dilihat dari penjadwalan tanpa menggunakan
metode PERT pada pekerjaan Rehabilitasi Jalan RA. Kartini – Kendari, Sulawesi Tenggara menghasilkan waktu
pelaksanaan proyek selama 120 hari dan menggunakan metode PERT selama 108 hari. Jika melihat perbandingan jadwal
menggunakan metode PERT selama 108 hari kerja dengan jadwal existing proyek yaitu selama 120 hari kerja, pada
pekerjaan Rehabilitasi Jalan RA. Kartini – Kendari, Sulawesi Tenggara , maka jadwal rencana menggunakan PERT jauh
lebih cepat daripada realisasi pelaksanaan proyek. Kemungkinan (probability) proyek selesai pada target yang diinginkan
TD= 120 hari adalah sebesar 74,22%.
ABSTRACT
This research was conducted with the aim of analyzing the project scheduling for the Rehabilitation of RA. Kartini Road in
Kendari, Southeast Sulawesi, using the PERT (Program Evaluation and Review Technique) method. The sample consisted
of 4 individuals involved in the project, and the analysis used multiple linear regression and network planning design. The
research findings revealed that the project scheduling for the Rehabilitation of RA. Kartini Road in Kendari, Southeast
Sulawesi, using the PERT method helped expedite the implementation by saving working time up to 12 working days. This
was observed by comparing the scheduling without using the PERT method, which resulted in a project duration of 120
days, with the PERT method, which resulted in a duration of 108 days for the Rehabilitation of RA. Kartini Road in
Kendari, Southeast Sulawesi. Considering the comparison between the PERT schedule of 108 working days and the existing
project schedule of 120 working days, it can be concluded that the planned schedule using PERT is significantly faster than
the actual project implementation. The probability of completing the project within the desired target of 120 days is
estimated to be 74.22%.
Keywords: Project Scheduling, PERT Method
26
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Pendahuluan
Perkembangan manajemen proyek terus meningkat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tujuan proyek konstruksi adalah mencapai target penyelesaian sesuai jadwal yang ditentukan.
Penjadwalan proyek umumnya sudah mempertimbangkan estimasi durasi, namun ada faktor-faktor tertentu
yang membuat durasi setiap pekerjaan tidak dapat dipastikan dengan pasti. Dalam pelaksanaan proyek, biaya,
waktu, dan kualitas merupakan tiga aspek penting yang harus diperhatikan. Perencanaan biaya bertujuan untuk
mengendalikan pengeluaran selama pelaksanaan proyek. Penjadwalan proyek dilakukan untuk memonitor
kemajuan proyek agar selesai tepat waktu. Kualitas proyek yang memuaskan klien menjadi indikator
kesuksesan proyek. Oleh karena itu, perencanaan waktu yang efisien diperlukan agar biaya dapat
diminimalkan.
Kegagalan pelaksanaan proyek seringkali disebabkan oleh kurangnya perencanaan yang efektif.
Keterlambatan penyelesaian proyek merugikan dalam hal biaya dan waktu. Untuk itu, kontraktor harus
merencanakan penjadwalan yang efisien untuk menghindari penundaan dan peningkatan biaya. Penjadwalan
proyek melibatkan penetapan durasi kegiatan, sumber daya, tenaga kerja, serta waktu yang dibutuhkan untuk
setiap aktivitas. Penjadwalan merupakan elemen penting dalam perencanaan proyek yang memberikan
informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal biaya, tenaga kerja, peralatan, material, serta
rencana durasi dan progres waktu.
Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) digunakan dalam penjadwalan proyek
untuk mengoptimalkan waktu dan sumber daya. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode PERT
pada proyek telah berhasil mempercepat penyelesaian proyek. Analisis proyek Rehabilitasi Jalan RA. Kartini,
Kendari menggunakan metode PERT menunjukkan penghematan waktu kerja hingga 12 hari. Dalam
perencanaan proyek tersebut, terdapat peluang sebesar 74,22% bahwa proyek akan selesai tepat waktu dalam
durasi yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penjadwalan proyek tersebut
menggunakan metode PERT dan diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih lanjut tentang penggunaan
metode PERT dalam penjadwalan proyek dan kontribusinya terhadap efektivitas pelaksanaan proyek
rehabilitasi jalan.
Tinjauan Pustaka
Jadwal adalah perencanaan proyek yang diubah menjadi langkah-langkah pelaksanaan dengan
memperhatikan faktor waktu. Metode yang umum digunakan adalah analisis jaringan, yang menggambarkan
hubungan urutan pekerjaan proyek. Penjadwalan melibatkan penentuan waktu, urutan, dan durasi kegiatan
untuk menyelesaikan proyek (Soeharto, 1997: 114). Penjadwalan melibatkan pemikiran mendalam, pengujian
jalur logis, dan penyusunan tugas dalam rangka yang tepat (Ervianto, 2022: 154). Ini melibatkan pemecahan
berbagai masalah dan menyusun kegiatan dalam urutan yang logis dan waktu yang sesuai (Luthan dan
Syafiridi, 2006: 8).
Ada dua pendekatan penjadwalan dengan ketidakpastian:
a) mengabaikan ketidakpastian durasi dan menggunakan durasi yang paling mungkin, namun rentan terhadap
jadwal yang terlalu optimis dan memerlukan pemantauan yang ketat;
b) memasukkan kontingensi untuk menghindari jadwal yang terlalu optimis, dengan menggunakan durasi
yang lebih panjang dengan persentase kontingensi tertentu (Ervianto, 2004: 35).
Penjadwalan flow shop adalah pergerakan kontinu unit melalui serangkaian stasiun kerja berdasarkan
produk. Penjadwalan ini cocok untuk produk dengan desain stabil dan produksi dalam jumlah besar, dengan
tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan menghindari waktu menganggur (Ginting,
2009). Penjadwalan melibatkan pengurutan dan alokasi sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
waktu tertentu. Para ahli menyatakan bahwa penjadwalan adalah pengurutan pembuatan atau pengerjaan
produk pada beberapa mesin dalam jangka waktu tertentu, fungsi pengambilan keputusan yang
mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan optimal, serta pengurutan pembuatan atau pengerjaan
produk pada beberapa mesin dengan tujuan efisiensi produksi (Baker & Trietsch, 2013; Pinedo, 2016; Ginting,
2009).
Keberhasilan proyek dalam mencapai waktu yang tepat tergantung pada perencanaan dan penjadwalan
yang lengkap dan tepat. Keterlambatan proyek sering disebabkan oleh ketidaksesuaian antara rencana jadwal
27
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
dengan kondisi aktual (Arditi and Patel, 1989). Proses penjadwalan melibatkan enam tahap, yaitu identifikasi
aktivitas, estimasi durasi, penyusunan rencana kerja, penjadwalan aktivitas, peninjauan dan analisis jadwal,
serta penerapan jadwal (AGCA, 1994).
Monitoring waktu pelaksanaan proyek penting untuk pengendalian dan tindakan korektif guna
menghindari keterlambatan. Faktor-faktor penghambat kemajuan proyek sangat beragam, seperti
keterlambatan pengiriman sumber daya, salah penafsiran spesifikasi, metode pelaksanaan yang tidak tepat,
kurangnya koordinasi, gangguan alam, bencana, dan pengendalian yang tidak efektif. Fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan sumber daya, kepemimpinan, pengendalian) sangat penting
dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Terdapat 45 jenis penyebab keterlambatan yang dapat dikelompokkan
dalam enam aspek manajemen yang relevan, seperti perencanaan, lingkup, sistem organisasi, kesiapan sumber
daya, inspeksi, dan aspek lainnya (Proboyo, 1998).
Identifikasi aktivitas adalah langkah penting untuk mendapatkan pemahaman yang rinci tentang
kegiatan yang akan dilakukan dalam proyek. Dokumen kontrak proyek harus lengkap untuk memberikan
informasi yang komprehensif tentang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan. Estimasi durasi aktivitas
melibatkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap aktivitas. Durasi aktivitas ditentukan
oleh jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dan produktivitas yang dapat dicapai dengan
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia.
Penyusunan rencana kerja proyek dilakukan untuk menentukan urutan tahapan aktivitas dalam
pelaksanaan proyek. Urutan aktivitas ini penting untuk menggambarkan hubungan antara berbagai aktivitas
dalam proyek. Penjadwalan aktivitas proyek melibatkan penentuan waktu mulai dan selesai untuk setiap
aktivitas. Dengan mengurutkan dan menggabungkan aktivitas dengan durasi yang telah ditentukan, jadwal
pelaksanaan proyek dapat dibentuk. Peninjauan kembali jadwal bertujuan memastikan keberlanjutan dan
kelengkapan jadwal proyek, sedangkan analisis jadwal dilakukan untuk memastikan kelayakan jadwal dalam
hal sumber daya produksi dan manajerial yang tersedia.
Dalam penelitian ini, digunakan data kuantitatif yang berkaitan dengan penjadwalan proyek
rehabilitasi jalan RA Kartini. Data dikumpulkan dari dua sumber, yaitu data primer yang diperoleh
langsung di lapangan, dan data sekunder yang telah didokumentasikan sebelumnya.
a) Data Primer:
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dengan pihak terkait, dan pengisian
angket. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dan memastikan
keakuratan data yang dikumpulkan.
Berikut adalah contoh pertanyaan yang digunakan dalam wawancara:
Data Responden:
1) Nama
2) Jabatan
3) Lamanya terlibat dalam proyek pemerintah
Progress aktual di lapangan terhadap time schedule, Durasi atau rentang waktu yang ditetapkan untuk
mendapatkan nilai durasi optimis (a), durasi pesimis (b), dan durasi paling mungkin (m) pada
pelaksanaan proyek.
Hasil wawancara dengan berbagai sumber dan instalasi terkait menghasilkan data sebagai berikut:
a. Data durasi atau rentang waktu yang diperoleh dan tindakan yang diambil dalam pelaksanaan
proyek.
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi progress aktual pelaksanaan proyek.
b) Data Sekunder:
Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari literatur, laporan, dokumen proyek, dan
sumber lainnya. Data sekunder yang diperoleh antara lain:
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB):
Anggaran biaya proyek rehabilitasi jalan RA Kartini adalah Rp. 3.202.862.000,- termasuk PPN 10%.
b. Time Schedule:
28
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Jadwal waktu dalam SPK proyek menunjukkan waktu kerja selama 90 hari, namun mengalami
keterlambatan selama 30 hari sehingga menjadi 120 hari. Time schedule digunakan sebagai acuan
pencapaian target waktu pelaksanaan proyek.
c. Asbuilt Drawing adalah gambar rekaman akhir yang mencatat semua perubahan yang terjadi selama
proses konstruksi.
Melalui metode-metode ini, peneliti dapat memperoleh data yang mendalam dan komprehensif tentang
penjadwalan proyek rehabilitasi jalan RA Kartini. Data tersebut menjadi dasar untuk menganalisis
perbedaan antara jadwal yang direncanakan dengan yang terealisasi, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
a. Waktu Penelitian yang diambil ketika menentukan hari dan jam survei di lapangan berdasarkan
aktivitas/kondisi disekitar lokasi survei dan kondisi alam atau cuaca guna memastikan survei di
lapangan dapat dilaksanakan dengan lancar dan terkendali
b. Teknik pengumpulan data yang baik maka dapat dipergunakan metode atau teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara :
1. Observasi, teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap situasi objek.
2. Dokumentasi.
3. Survey kondisi jalan dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kerusakan dan tingkat kerusakan
jalan, serta mengukur luas kerusakan jalan yang dibagi menjadi beberapa segmen dengan setiap
segmen berjarak 100 m.
4. Survey Drainase Jalan dilakukan untuk mengidentifikasi terjadinya genangan air pada jalan dengan
menggunakan alat theodolit untuk mengukur kemiringan pada bahu jalan dan drainase jalan.
29
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Implikasi dari data ini adalah bahwa setiap responden memiliki pemahaman terhadap penjadwalan proyek
yang tidak sesuai dengan waktu terlayak, atau dengan kata lain terdapat waktu optimis dan waktu pesimistis.
b) Responden Menurut Pendidikan artinya bahwa pemilihan responden didasarkan juga pada tingkat pendidikan,
yaitu pendidikan dari responden adalah setingkat Sarjana. Dengan demikian diperoleh bahwa responden
dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki pendidikan yang bersinergi dengan pengetahuan
terhadap pekerjaan rehabilitasi jalan RA Kartini Kota Kendari.
30
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Durasi (Hari)
No. Uraian Pernyataan Durasi Durasi Durasi Paling
Optimis Pesimis Mungkin
a b m
A. UMUM
1. Mobilisasi 90 120 103
2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 90 120 103
3. Pengujian Parameter Kualitas Air Lainnya 9 17 13
Pengujian Vibrasi Lingkungan untuk Kenyamanan dan 8 17 11
4.
Keselamatan
5. Pengujian tingkat getaran kendaraan bermotor 13 22 18
6. Pengujian Parameter Kebisingan dan Getaran Lainnya 13 22 18
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 90 120 103
8. Manajemen Mutu 90 120 103
B. PEKERJAAN DRAINASE
1. Galian untuk solokan drainase dan saluran air 18 29 24
2. Pasangan Batu dengan Mortar 36 50 42
C. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
1. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian 8 14 11
2. Penyiapan Badan Jalan 8 14 11
D. PEKERJAAN BERBUTIR
1. Lapis Pondasi Agregat A 14 25 19
E. PERKERASAN ASPAL
1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair / Emulsi 12 21 16
Laston Lapis antara Asbuton Butir (AC-BC Asb Butir) 11 21 16
F. STRUKTUR
1. Beton Struktur fc' 20 Mpa 11 20 15
2. Beton , fc 15 Mpa 10 21 16
3. Baja Tulangan Polos BJTP 280 7 14 10
4. Pasangan Batu 7 14 10
G. PEKERJAAN HARIAN DAN PEK. LAIN-LAIN
1. Marka Jalan Thermoplastik 5 12 9
Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity 5 10 8
2.
Grade
H. PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN KINERJA
1. Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton 10 17 14
2. Pembersihan Drainase 13 21 17
Sumber : Hasil Olah Data, 2023
Berikut rekapitulasi perhitungan durasi yang diharapkan (TE) dapat dilihat pada Tabel 4.
Kemudian Activity on arrow atau arrow diagram terdiri dari anak panah dan lingkaran atau segi empat. Anak
panah menggambarkan kegiatan atau aktivitas, sedangkan lingkaran atau segi empat menggambarkan kejadian
(event). Dimulai dengan menyiapkan dan menyusun daftar kegiatan atau pekerjaan dalam rencana proyek dan
gambar sketsa proyek, sebagaimana yang di sajikan pada Tabel 5 bangunan proyek yang akan membantu
dalam pembentukan arrow diagram.
31
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
DIVISI 2. DRAINASE
1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 18 29 24 23.83 24
2 Pasangan Batu dengan Mortar 36 50 42 42.33 42
DIVISI 7. STRUKTUR
1 Beton Struktur fc' 20 Mpa 11 20 15 15.17 15
2 Beton , fc 15 Mpa. 10 21 16 15.83 16
3 Baja Tulangan Polos BJTP 280 7 14 10 10.17 10
4 Pasangan Batu 7 14 10 10.17 10
1 A Mobilisasi - 104
2 B Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas - 104
3 C Pengujian Parameter Kualitas Air Lainnya - 13
4 D Pengujian Vibrasi Lingkungan untuk Kenyamanan dan Keselamatan - 12
5 E Pengujian tingkat getaran kendaraan bermotor - 18
6 F Pengujian Parameter Kebisingan dan / atau Getaran Lainnya. - 18
7 G Keselamatan dan Kesehatan Kerja - 104
8 H Manajemen Mutu - 104
9 I Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air - 24
10 J Pasangan Batu dengan Mortar I 42
11 K Timbunan Pilihan dari Sumber Galian P 11
12 L Penyiapan Badan Jalan K 11
13 M Lapis Pondasi Agregat A L 19
14 N Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair / Emulsi M 16
15 O Laston Lapis antara Asbuton Butir (AC-BC Asb Butir) M 16
16 P Beton Struktur fc' 20 Mpa R 15
17 Q Beton , fc 15 Mpa. J 16
18 R Baja Tulangan Polos BJTP 280 I 10
19 S Pasangan Batu R 10
20 T Marka Jalan Thermoplastik W 9
21 U Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade W 8
22 V Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Q 14
23 W Pembersihan Drainase Q 17
32
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Pada penggambaran arrow diagram, kegiatan disimbolkan dengan huruf, sedangkan kejadian
disimbolkan dengan angka. Hasil penggambaran arrow diagram dan perhitungan durasinya dapat dilihat
pada gambar 2 berikut.
P K L M N
7 8 9 10 11 12
15 11 11 19 16
R
10 16
6 O
J 13
42
Q V
14 16 17
I S 16 14
24 10
W
17
15 T
1
18 20
9
12 8
D U
3 A,B, G, H
104 19
16
C
E& F 4
18 2
KETERANGAN
= AKTIVITAS KEGIATAN
= DUMMY
Menghitung besarnya nilai EET digunakan perhitungan ke depan (Forward Analysis/ Hitungan
Maju), mulai dari kegiatan paling awal dan dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya (Ervianto, 2003).
Perhitungan Earliest Start (ES) dapat di peroleh dari persamaan (2) berikut.
(2)
Dimana:
Hasil perhitungan nilai EET dalam arrow diagram. Jalur kritis ini ditentukan dengan 2 cara yaitu
perhitungan maju/ Earliest event Time (EET) dan perhitungan mundur/ Latest Event Time (LET).
Tabel 6. Hasil Nilai EET dalam arrow Diagram
Kegiatan
No. Jenis Kegiatan T (EET)i (EET)j
Sebelumnya
1 A - 104 0 104
2 B - 104 0 104
3 C - 13 0 13
4 D - 12 0 12
5 E - 18 0 18
6 F - 18 0 18
7 G - 104 0 104
8 H - 104 0 104
9 I - 24 0 24
10 J I 42 24 66
11 Q J 16 66 82
12 W Q 17 82 99
13 T W 9 99 108
14 U W 8 99 107
15 V Q 14 82 96
16 R I 10 24 34
17 S I 10 24 34
18 P R 15 34 49
19 K P 11 49 60
20 L K 11 60 71
21 M L 19 71 90
22 N M 16 90 106
23 O M 16 90 106
33
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Tabel 7. Menjelaskan dengan perhitungan maju membutuhkan waktu penyelesaian selama 108 hari.
Menghitung nilai LET digunakan hitungan ke belakang/ hitungan mundur (Backward Analisys), mulai
dari kegiatan paling akhir dan dilanjutkan dengan kegiatan sebelumnya (Ervianto,2023). Beberapa prinsip
yang digunakan dalam perhitungan mundur/ Latest Event Time (LET) diperoleh dari persamaan (3)
berikut.
(3)
Dimana:
Hasil dari perhitungan Latest Event Time (LET) untuk setiap kegiatan dapat dibentuk sesuai Tabel 7.
Lintasan kritis dalam suatu proyek adalah lintasan yang memerlukan waktu paling lama untuk
menyelesaikan proyek (Ervianto, 2003). Jika mengalami keterlambatan di sepanjang lintasan kritis, maka
berakibat pada keterlambatan penyelesaian seluruh pekerjaan proyek. Sebaliknya, jika suatu kegiatan
berada di luar lintasan kritis, jika kegiatan tersebut selesai terlambat atau lebih cepat sekalipun tidak akan
mempengaruhi total waktu penyelesaian proyek.
Kejadian kritis pada jaringan kerja memiliki tenggang waktu yang sama dengan persamaan slack
seperti pada persamaan (4) berikut.
(4)
Dimana:
34
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Diagram perhitungan Lintasan Kritis dapat dilihat pada Gambar 3. berikut dibawah ini :
P K L M N
34 49 60 71 90 106
7 8 9 10 11 12
15 11 11 19 16
36 51 62 73 92 108
R
10 16
24
6 O
24 106
J 13
42 V
66 Q 82 96 108
14 15 16
I S 16 14
24 10 66 82 108
34 W 17
0
1 99 108
17 T 19
0
66 9
99 108
12 8
D
12
3 A,B, G, H U
107
104 18
108
108
13
C
13
E& F 4
104
18 2
108
108
18
5
108
KETERANGAN
= JALUR LINTASAN KRITIS / CRITICAL PATH
= AKTIVITAS KEGIATAN
= DUMMY
Dalam penelitian ini, menggunakan metode PERT, gambar 3 menunjukkan jalur kerja yang dianalisis
untuk pekerjaan rehabilitasi jalan RA Kartini. Jalur kritis dalam penelitian ini adalah jalur I - J - Q - W - T,
ditandai dengan garis merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalur kritis proyek rehabilitasi jalan RA
Kartini membutuhkan waktu 108 hari. Hal ini menunjukkan bahwa penjadwalan dengan metode PERT dapat
menghasilkan waktu kerja yang efisien dengan durasi terbaik selama 108 hari.
Hasil analisis menggunakan metode PERT menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk proyek
Rehabilitasi Jalan RA. Kartini - Sulawesi Tenggara adalah 108 hari, sedangkan waktu rencana proyek yang ada
adalah 120 hari. Dengan demikian, terjadi percepatan proyek selama 12 hari. Perencanaan waktu lapangan,
meskipun tidak menggunakan tiga estimasi atau metode tertentu, telah mempertimbangkan kemungkinan
terburuk dan terbaik dalam pelaksanaan proyek. Namun, penggunaan metode PERT jauh lebih cepat karena
35
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
menggunakan tiga estimasi waktu, yaitu waktu optimis, waktu pesimis, dan waktu yang paling mungkin. Hal ini
membantu menghindari kemungkinan terburuk selama pelaksanaan proyek.
Dalam perhitungan menggunakan metode PERT, kemungkinan yang terjadi selama pelaksanaan telah
dipertimbangkan. Analisis deviasi standar dan varian kegiatan menunjukkan bahwa semakin kecil nilai varian,
semakin pasti kegiatan dapat diselesaikan. Namun, terdapat varians terbesar pada pekerjaan mobilisasi,
manajemen lalu lintas, keselamatan kerja, dan manajemen mutu. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya
deviasi dari durasi yang direncanakan. Berdasarkan analisis target jadwal penyelesaian, kemungkinan proyek
selesai tepat waktu adalah 74.22%. Observasi yang dilakukan dengan pelaksana proyek mengungkapkan bahwa
keterlambatan pelaksanaan proyek disebabkan oleh beberapa faktor, seperti hujan yang sering terjadi, kendala
pemadatan dan perataan tanah, ketersediaan dan pengadaan material, serta masalah dengan warga sekitar lokasi
proyek.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil evaluasi penjadwalan proyek Rehabilitasi Jalan RA. Kartini, Kendari Sulawesi Tenggara sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan Metode PERT (Program Evaluation and Review Technigue) menghasilkan waktu
pelaksanaan proyek selama 108 hari kerja dari rencana 120 hari kerja jika tidak menggunakan Metode PERT,
maka jadwal rencana menggunakan PERT jauh lebih cepat daripada realisasi pelaksanaan proyek.
2. Kemungkinan (probability) proyek selesai pada target yang diinginkan TD= 120 hari adalah sebesar 74.22%.
Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, berikut beberapa saran yang akan
disampaikan, antara lain.
1. Untuk melakukan penjadwalan proyek sebaiknya kontraktor menggunakan metode PERT dalam
merencanakan penjadwalan proyek karena metode ini mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan
terjadi, yang bersifat menghambat pelaksanaan proyek di masa mendatang. Metode ini dapat menghasilkan
waktu pelaksanaan yang tidak jauh berbeda bahkan bisa lebih cepat dibandingkan dengan waktu realisasi di
lapangan. Indikasi berapa persen kemungkinan tercapainya target jadwal suatu kegiatan, maka hal ini
merupakan informasi yang penting bagi pengelola proyek untuk mempersiapkan langkah-langkah yang
diperlukan.
Daftar Pustaka
Andreas Wibowo, 2001, Alternatif Metode Penjadwalan Proyek Konstruksi Menggunakan Teori Sent Samar,
Dimensi Teknik Sipil Vol. 3 No. 1 Maret 2001, 1 - 8
Arianto, 2010. Metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, Line of Balance dan Time Chainage Diagram dalam
Penjadwalan Proyek Konstruksi. Semarang: Universitas Diponegoro
Arditi and Patel, 1989. Impact analysis of owner directed acceleration. Journal of Construction Engineering and
Management, ASCE, vol 115, no.1, pp.144-157.
Baker and Trietsch, 2013. Principles Of Sequencing And Scheduling. New Jersey: John Wiley & Sons.
Budi Martami dan Robby Gunawan, 2002. Penentuan Produktivitas Tenaga Kerja Pada Proyek Gudang Struktur
Baja Berdasarkan Durasi PERT”. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra : Surabaya
Djojowirono,Soegeng., 2005. Manajemen Konstruksi- Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
Ervianto, 2022.. Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit : Andi, Yogyakarta.
Gray, dkk, 1992. Manajemen Proyek, Penerbit : Andi, Yokyakarta.
Handoko, T.H, 1999. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Heizer dan Render, 2005. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
Iman Soeharto, 1995 Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional, Penerbit Erlangga, Jakarta
Istimawan Dipohusodo, 1996. Manajemen Proyek & Konstruksi. Kanisius. Jogjakarta.
Luthan A, Putri Lynna dan Syafriandi, 2006. Aplikasi Microsoft Project Untuk Penjadwalan Teknik Sipil.
Yogyakarta: Andi
36
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
Proboyo, 1998. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Klasifikasi dan Peringkat dari Penyebab-
penyebabnya. Tesis, Universitas Kristen Petra Surabaya. Surabaya
Soeharto, 1999. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga.
Soeharto, 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: Erlangga
Tjolia, 1990. Manajemen Konstruksi Profesional, terj. Ir. Suninarto”. Erlangga. Jakarta.
37
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
38