Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Cerpen Berjudul "Telat"

Anda di halaman 1dari 4

TELAT

Dari: Krispy Pasta


“Ah tidak, aku telat” itulah kata-kata yang pertama kalia aku ucapkan ketika aku baru
melihat bahwa jam yang di dinding kamarku menunjukkan pukul 6:30. Karena bel masuk
sekolah berbunyi pada pukul 6:45, aku pun bergegas menuju ke kamar mandi dan
mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Aku selesai bersiap-siap pada pukul 6:50,
mengetahui hal itu aku langsung berangkat ke sekolah dengan terburu-buru. Saat aku sampai
di sekolah, gerbang sekolah sudah tertutup rapat, hanya ada guru yang menanti di belakang
gerbang. Guru tersebut memanggilku, dan dengan pasrah aku menemui guru tersebut. Lalu
guru tersebut memarahiku karena aku telat, dan menghukumku. Setelah menerima hukuman
tersebut, aku pun baru diperbolahkan masuk ke sekolah.
Aku bergegas menuju ke kelasku, disana tampak seorang guru dengan raut wajah
yang cukup tidak mengenakan menungguku di dalam kelas. Dengan wajah gelisah, aku pun
melangkahkan kaki ke kelas mengetahui bahwa diriku akan menjadi abu. Baru satu langkah
aku melangkahkan kakiku, guru tersebut memanggilku dengan suara keras “KEVIN!!
BERANINYA KAMU TELAT SAAT JAM PELAJARAN SAYA!!”. Ahh.. aku menyadari
bahwa aku akan gosong pada hari itu. Aku dimarari guru tersebut sembari ditertawai seisi
kelas, namun saat ku lihat ada 1 anak yang tidak ikut mentertawaiku. Siapa dia? Aku tak
pernah melihat dia sebelumnya, dia berada tepat di bangku sebelah kanan saya, wajahnya
rupawan, rambutnya hitam panjang dan rapi, aku sangat terpesona dengan dia, ini adalah
cinta pada pandangan pertama. Aku akan menanyakan tentang dia pada temanku nanti.
Dengan mendengarkan omelan yang cukup panjang dari guru tersebut, aku pun dihukum
untuk membuat esai yang memiliki panjang 1000 sampai 1500 kata. Lalu aku pun kembali ke
tempat duduk.
Bel istirahat berbunyi, terdengar suara siswa-siswi berbondong-bondong menuju
kantin. Aku dan temanku tetap berada di kelas karena kita setiap hari tidak pernah membawa
uang saku. Aku dengan penasaran menanyakan tentang anak tersebut kepada temanku. Dia
adalah Katelyn, Katelyn La Xaviera, sungguh nama yang indah. Sungguh indah, seperti
wajahnya. Dia adalah murid pindahan dari sekolah lain yang kebetulan dipindahkan di
kelasku hari ini. Dia cukup pintar, namun juga pendiam. Aku tak tau mengapa anak secantik
dirinya memiliki sikap pendiam. Namun meski begitu, aku tetap terpukau akan sosoknya.
Bel kedua berbunyi menandakan pelajaran akan kembali di mulai. Ini adalah
waktnnya pelajaran bahasa indonesia. Ah sial, aku lupa membawa buku bahasa indonesia
karena aku terburu-buru. Aku pun memberanikan diri bertanya untuk berbagi buku kepada
anak tersebut, karena ia satu satunya anak yang berada di sampingku. Dengan hati yang
berdebar, aku memberanikan diri meminta anak itu berbagi buku denganku, berharap dia
bersedia dengan tulus. Ternyata. . . dia bersedia berbagi buku denganku!!. Sungguh senang
sekali aku mendengarkan jawaban itu. Dia pun menggeser bangkunya dan mendekati bangku
ku untuk berbagi buku. Dia.. dia sekarang sangat dekat denganku.... aku bisa melihatnya
dengan lebih jelas, aku bisa melihat wajahnya yang cantik dengan lebih jelas!!. Oh tuhan. . .
aku ingin waktu seperti ini lebih lama lagi. Dia ternyata anak yang sangat asik, aku
berbincang banyak dengannya. Setelah itu, aku memberanikan diri untuk meminta nomor
teleponnya dengan dalih agar kita bisa berbagi informasi jika ada tugas lebih mudah, padahal
maksudku sebenarnya agar kita bisa terus berbincang meski kita tidak di sekolah.
Sejak saat itu, aku sering berbicara dengan dia, kita semakin dekat dari hari ke hari.
Sampai temanku heran, apakah kita memiliki hubungan spesial. Aku setiap hari selalu
menyapanya di sekolah, dirumah kami sering berbincang satu sama lain melalui pesan
WhatsApp. Kami berbincang tentang banyak hal, seperti tugas, cuaca, kegiatan, dan masih
banyak lagi. Sungguh aku baru pertama ini merasakan kebahaigaan yaang sebenarnya.
Pada minggu pagi, teleponku berdering, selama 3 tahun lamanya, akhirnya teleponku
berdering. Saat aku angkat telepon tersebut terdengar suara katelyn dengan nada lembut khas
miliknya berkata “Vin, bisa ke rumahku ga hari ini? Aku ada kesulitan nih sama tugas
ekonomi.” Wow, dia memintaku untuk datang ke rumahnya dan membantunya? Apakah aku
sedang bermimpi?. Tentu aku akan menerima tawaran tersebut. Dia pun akhirnya
mengirimkan lokasi rumahnya, dan tanpa menunda lagi, aku pun segera bergegas menuju
kesana dengan penuh semangat.
Aku pun sampai di rumah katelyn. Dan wow, aku sangat terpukau dengan rumahnya
yang besar dan luas. Katelyn pun menghampiri ku yang berada di depan rumahnya, lalu ia
mempersilahkanku untuk masuk ke rumahnya. Rumah tersebut sangat luas, rapi dan bersih.
Dia menyuruhku untuk pergi ke kamarnya yang berada di lantai 3. Kamarnya sangat harum,
banyak boneka-boneka lucu, mungkin dia penyuka boneka. Aku disuruh menunggu sebentar
di kamarnya, sedangkan ia lagi mempersiapkan sesuatu.
Tak lama kemudian, katelyn pun memasuki kamar dengan membawa suguhan.
Sungguh merepotkan sekali sampai dibuatkan hidangan olehnya. Diapun duduk disampingku
sembari memberitahu apa yang dia bingungkan. Hatiku sangat berdebar kencang sekali
karena ia berada tepat di sampingku waktu itu, meski begitu aku mencoba agar tetap fokus
untuk mmembantunya. Kulihat wajahnya selalu tersenyum ulus saat aku membantunya,
membuatku ikut senang dapat membantunya. Senyum di hari itu adalah senyum tertulus yang
pernah aku rasakan selama ini.
Hari-hari berlalu, hubungan kami semakin dekat dan dekat. Namun pada suatu hari,
aku lihat wajahnya sangat murung, aku tak pernah melihatnya semurung ini. Lalu aku pun
menanyakan apa yang sedang terjadi, dia hanya tersenyum tipis dan berkata “Aku ga kenapa-
kenapa kok...”. sungguh mencurigakan sekali sepertinya, aku pun mulai mencari tahu apa
yang sebenarnya terjadi. Aku membuntuti dia keanapun dia pergi, aku bahkan diam-diam
lewat di depan rumahnya, namun nihil, aku tak tau apapun.
Saat aku sedang merenung dan memikirkan masalah apa yang sedang ia hadapi, tiba-
tiba salah satu temanku datang ke padaku dan berkata “kamu tau gak kalau ada rumor tentang
si katelyn?”. Huh? Rumor? Aku tak pernah tau sebelumnya, apakah karena rumor ini dia
menjadi murung?. Dengan rasa penasaran, aku pun menanyakan perihal rumor tersebut. dia
berkata bahwa ada rumor yang mengatakan bahwa ternyata si katelyn adalah simpenan om-
om. Aku sangat marah mendengar hal itu, karena tidak mungkin bahwa rumor itu benar. Pasti
rumor itu hanya dibuat-buat oleh seseorang yang membencinya, menyadari bahwa si katelyn
adalah anak yang cukup pendiam di sekolah. Setelah mendengar hal itu akupun memutuskan
untuk menemui si katelyn, bukan untuk meluruskan hal tersebut, karena jika aku
memberitahunya bahwa aku tau rumor tentang dirinya, maka situasi akan semakin buruk.
Maka dari itu, daripada aku meluruskan dan malah memperparah situasi, aku lebih memilih
untuk meredakan suasana hatinya.
Akhirnya bel pulang pun berbunyi, aku langsung mendatangi si Katelyn. Aku
langsung menggandeng tangannya dan bilang “ayo ikut aku!”. Dia terkejut sembari aku
menggandeng tangannya. Aku mengajaknya keluar dan pergi ke taman kota. Disana aku dan
dia duduk bersama di bangku taman, aku mulai memanjakan dia dengan maksud agar
meredakan suasana di dalam hatinya. Aku membeli es krim untuk kita berdua, dan kita pun
memakan es krim tersebut bersama. Lalu dia bertanya mengapa aku membawanya kesini, dan
aku berkata “Ga kok, aku cuma pengen ngadem aja, gaada maksud lain.” Dia diam sebentar
lalu berkata “oh jadi kamu sudah tau toh? Aku baik-baik aja kok. . .” Oh tidak, dia telah
menyadarinya. . .. Belum aku menjawab, dia lalu bertanya kepadaku “Vin, kira-kira kalo aku
gaada di dunia ini, gimana perasaanmu?”. Pertanyaan macam apa ini? Apa maksud dari
pertanyaan ini?, aku pun menjawabnya “Aku bakal sedih banget si kalo kamu gaada, aku
kayaknya bakal gabisa tidur berhari-hari, karena kamu itu orang yang paling dekat
denganku...” dia menjawabnya “oh, gitu ya. Maaf...”. Dia pun kembali ceria, namun dia
seperti menutupi sesuatu, senyumannya tak seperti senyuman-senyuman sebelumnya. Apa
yang sebenarnya sedang terjadi?
Setelah berbincang cukup lama, kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing-
masing. Waktu itu sudah cukup malam, aku tiba di rumahku. Aku memutuskan untuk mandi
dan istirahat. Lalu aku pun kembali ke tempat tidur.
Suara notifikasi WhatsAppku berbunyi, aku pun mengeceknya. Ada 1 pesan dari
Katelyn yang baru dikirim. Pesan itu berkata “maaf ya vin, mungkin... Ini adalah pesan yang
terakhir kali aku sampaikan, maafkanku selama ini jika aku ada salah kepadamu. Kita
mungkin tidak akan bertemu lagi... Aku sebenarnya sudah menyukaimu sejak pertama kali
kita bertemu, kamu adalah orang paling baik yang pernah kutemui. Selamat tinggal ya vin,
love you..” Apa maksud dari pesan ini? Apa yang terjadi?. Aku langsung berlari menuju
rumahnya, aku berlari dengan sangat kencang pada malam itu. Aku tersandung oleh sebuah
batu, namun itu tidak menghentikanku. Aku akhirnya sampai di depan rumahnya. Banyak
sekali orang-orang yang berkerumun di depan rumahnya. Aku dengan panik langsung
menerobos kerumunan tersebut dan “Ah tidak, aku telat...” itu adalah kalimat pertama yang
kuucapkan setelah melihat tubuh Katelyn tergeletak di depan rumahnya berlumur darah.
Kenapa? Kenapa aku tak menyadarinya dari awal? Kenapa aku sangat bodoh sehingga tidak
menyadarinya? Kenapa aku tidak meluruskan rumor yang terjadi pada hari itu? Aku sangat
bodoh. Aku pun menangis sejadi-jadinya pada hari itu, Katelyn adalah orang yang sangat
spesial di hidupku. Seharusnya aku menyadari itu dari awal. Namun semuanya sudah telat,
kini... dia sudah tak bersamaku lagi...
Beristirahatlah dengan tenang Katelyn, mungkin inilah yang selama ini kau harapkan.
Sepertinya inilah jalan terbaik bagimu, aku sangat-sangat meminta maaf karena aku selama
ini bukannya meluruskan rumor itu. Aku malah memaksamu untuk melupakan rumor
tersebut. Terima kasih untuk segalanya yang telah kau berikan kepadaku. Dan maaf untuk
semua yang telah kuperbuat kepadamu, selamat jalan Katelyn... Aku sangat mencintaimu.

Anda mungkin juga menyukai