Pertemuan 4 - Perkembangan Sistem, Batasan Sistem, Batasan Waktu Dan Anggaran
Pertemuan 4 - Perkembangan Sistem, Batasan Sistem, Batasan Waktu Dan Anggaran
Pertemuan 4 - Perkembangan Sistem, Batasan Sistem, Batasan Waktu Dan Anggaran
Secara tidak langsung, manajemen proyek merupakan sarana yang sangat baik dalam
mengelola berbagai proyek yang akan atau sedang dijalankan oleh perusahaan.
Manajemen proyek dapat diterapkan dalam berbagai industri dan sektor untuk
mengelola proyek-proyek yang beragam, mulai dari pengembangan perangkat lunak,
konstruksi, penelitian, hingga acara-acara besar.
Manajemen proyek adalah disiplin ilmu yang akan mengajarkan Anda untuk mampu
mengorganisir, merencanakan, dan mengerjakan proyek secara sederhana.
Melalui manajemen proyek, Anda akan diajarkan untuk membuat berbagai tools yang
dapat menghemat waktu dan biaya dalam mengerjakan tugas di perusahaan.
Tujuan dari manajemen proyek adalah memastikan bahwa suatu proyek dapat
diselesaikan dengan efisien dan efektif, mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta
memenuhi kebutuhan dan harapan para pemangku kepentingan atau stakeholders.
Beberapa tujuan utama dari manajemen proyek melibatkan aspek-aspek berikut:
Menjelaskan dan mendefinisikan dengan jelas tujuan dan hasil yang diharapkan dari
proyek. Ini dapat mencakup pencapaian spesifik, seperti pengembangan produk atau
layanan baru, perubahan sistem, atau pembangunan infrastruktur.
Memahami dan mengendalikan ruang lingkup proyek untuk memastikan bahwa proyek
tetap fokus pada tujuan utama dan tidak terjadi perubahan yang tidak direncanakan
atau tidak terkendali.
3. Mengelola Waktu
Menetapkan jadwal proyek, mengidentifikasi jalur kritis, dan memastikan bahwa proyek
diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Manajemen waktu melibatkan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian waktu.
4. Mengelola Biaya
Memastikan bahwa proyek tetap dalam anggaran yang telah ditetapkan. Pengelolaan
biaya melibatkan perencanaan dan pemantauan biaya, pengelolaan sumber daya, serta
identifikasi dan penanganan risiko keuangan.
Membangun, mengatur, dan mengelola tim proyek serta sumber daya lainnya, seperti
peralatan, material, dan teknologi. Memastikan bahwa sumber daya digunakan secara
efisien.
6. Mengelola Risiko
Menjamin bahwa produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan. Manajemen proyek harus memastikan bahwa kontrol kualitas
diterapkan secara konsisten selama seluruh siklus proyek.
Memastikan bahwa semua tugas dan deliverables proyek diselesaikan dengan baik,
evaluasi proyek dilakukan, dan pelajaran yang dipetik untuk meningkatkan manajemen
proyek di masa mendatang. Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, manajemen proyek
berkontribusi pada keberhasilan proyek dan memastikan bahwa proyek tersebut
memberikan nilai tambah yang diinginkan oleh pemangku kepentingan.
Tahapan Manajemen Proyek
1. Inisiasi (Initiation)
Tahap inisiasi adalah awal dari proyek di mana ide atau kebutuhan untuk proyek
diidentifikasi. Pada tahap ini, perluasan gagasan dan perencanaan awal proyek terjadi,
termasuk identifikasi pemangku kepentingan utama dan tujuan proyek.
2. Perencanaan (Planning)
3. Eksekusi (Execution)
Pada tahap eksekusi, rencana proyek diimplementasikan. Tim proyek bekerja untuk
menyelesaikan tugas-tugas dan menghasilkan deliverables sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan. Manajer proyek memainkan peran penting dalam
mengkoordinasikan aktivitas dan memastikan penggunaan sumber daya yang efisien.
Pada tahap ini, kemajuan proyek dipantau secara rutin untuk memastikan bahwa
proyek berjalan sesuai rencana. Pengendalian dilakukan untuk menangani perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi dan memastikan bahwa proyek tetap berada dalam
kendali.
5. Penutupan (Closing)
Setelah proyek mencapai tujuan utama dan semua kegiatan telah diselesaikan, tahap
penutupan dimulai. Ini melibatkan penyelesaian dan pengiriman deliverables, evaluasi
kinerja proyek, pemenuhan kontrak, dan pembuatan laporan akhir. Tim proyek juga
mengevaluasi pelajaran yang dipetik dari proyek untuk perbaikan di masa mendatang.
Bagaimana Cara Menerapkan Manajemen Proyek?
Untuk dapat menerapkan manajemen proyek, ada dua proses yang perlu Anda kuasai,
yaitu:
alam mengerjakkan Process Group Initiation (IGP), terdapat dua proses penting yang
harus Anda lakukan, yaitu membuat Project Charter (PC), dan mengidentifikasi
stakeholder.
Pada proses pertama, Anda akan diminta untuk membuat dokumen yang berisikan data
proyek dan gambaran dasar perencanaan proyek seperti objektif, tujuan proyek, ide
kasar, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek, serta stakeholder dan
milestone inti.
Dari dokumen tersebut, Anda dapat melihat urgensi proyek serta bagaimana
dampaknya untuk perusahaan. Jika Anda mengerjakan beberapa proyek dalam waktu
bersamaan, Project Charter akan sangat membantu untuk menentukan proyek mana
yang paling menguntungkan dan perlu dijalankan lebih dahulu.
Karena itulah Project Charter akan sangat menghemat waktu, tenaga, dan uang
perusahaan, sebab hasil dari PC dapat Anda berikan pada pihak atasan/sponsor untuk
mendapatkan persetujuan. Jika proyek dirasa mendesak, maka dapat segera
dijalankan.
Namun, jika stakeholder melihat proyek tidak terlalu penting, maka dapat diberhentikan
saat itu juga sehingga Anda tidak perlu membuang tenaga untuk lanjut ke tahap
perencanaan. Di sisi lain, indikator dalam setiap dokumen PC dapat berbeda
tergantung dari skala proyek, kebutuhan, serta jenis industri tempat Anda bekerja.
Mengidentifikasi Stekholder
Selanjutnya pada proses mengidentifikasi stakeholder, Anda akan membuat daftar dari
stakeholder atau pihak yang diharapkan dapat bekerja sama dalam proyek. Untuk
mempermudah, Anda dapat membuat dokumen pada Excel yang berisikan nama
stakeholder, jabatan, serta informasi kontak.
Mengidentifikasi stakeholder dengan jelas menjadi proses yang tidak boleh Anda
lewatkan, karena hal ini akan membantu Anda mengetahui pihak mana saja yang
berkaitan dengan proyek. Proses ini juga mencegah terlalu banyak pihak ikut campur
dalam proyek yang sedang dijalankan.
Setelah proses inisiasi grup selesai, Anda dapat lanjut ke tahap project planning atau
perencanaan. Denis Sazal, seorang Manager PwC Consulting dan Founder The Career
Mastery menjelaskan, proses perencanaan merupakan lanjutan dari proses inisiasi di
mana dokumen-dokumen yang telah Anda buat.
Dalam proses inisiasi akan dijabarkan lebih rinci melalui dokumen kebutuhan proyek.
Dalam dokumen tersebut, ada beberapa elemen yang diikutsertakan, yaitu definisi
ruang lingkup proyek, WBS (Work Breakdown Structure), biaya, jadwal, dan kualitas.
Pada tahap mendefinisikan ruang lingkup proyek, Anda harus membuat lembar
pernyataan cakupan proyek yang berisikan latar belakang proyek, goals dari proyek,
Key Performance Individual (KPI) proyek, dan kriteria goals proyek. Untuk bisa
membuat dokumen ini, Anda membutuhkan project charter yang telah dibuat
sebelumnya, sebagai acuan dan batasan dalam menjelaskan lembar pernyataan
cakupan proyek supaya tetap sesuai rancangan awal.
Kemudian pada tahap WBS atau Work Breakdown Structure, Anda ditugaskan untuk
membedah setiap proses pengerjaan proyek dalam cakupan yang lebih kecil dan
dijelaskan secara detail.
Jika proyek yang akan Anda jalankan adalah membangun sebuah gedung rumah sakit,
maka pada tahap WBS Anda bisa membagi tahap pengerjaan gedung menjadi tahap
pembangunan fondasi, pemasangan rangka gedung, memasang bata dan semen,
sampai dengan pemasangan kaca jendela. Jelaskan setiap proses tersebut sampai
Anda dapat memberikan estimasi waktu pengerjaan dan biaya yang dibutuhkan untuk
setiap tahap.
Gantt Chart
Setelah menyelesaikan proses WBS, Anda dapat lanjut ke pembuatan Gantt Chart.
Pada tahap ini Anda akan menjabarkan setiap tahap dalam WBS ke dalam tabel
timeline untuk menentukan kisaran waktu pengerjaan setiap tahap. Dengan demikian,
Anda akan memiliki acuan tentang deadline setiap tahapan proyek sehingga dapat
terkontrol dengan baik.
Budget Management