Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Manajemen Proyek#ahmad Ro'pat Tanjung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Perguruan Tinggi : Universitas Pembangunan Panca Budi

Jurusan : FASTEK
Program Studi : Teknik Elektro
Nama Mata Kuliah : Manajemen Industridan Proyek
Waktu : 3 hari
Tanggal : 18 Maret 2020
DosenPengampu : Melly Andriana, ST. MT
Nama : Ahmad Ro’pat Tanjung

NPM : 1924210347

Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,


pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu,
dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang
spesifik dan unik,[1] dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau
temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi) [2], dimana
Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktivitasnya biasanya bersifat
permanen atau mungkin semi permanen untuk
menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada
kedua sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen
strategis yang spesifik.

Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek


dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya.[3] Pada
umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan
dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga
batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam
menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan
batasan keempat yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana
mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan mengintegrasikannya untuk
mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan.

(wikipedia)
suatu proyek bukanlah merupakan rangkaian kegiatan rutin yang akan dilaksanakan
secara terus menerus. Suatu proyek merupakan rangkaian kegiatan dengan batas waktu
tertentu. Dengan berakhirnya batas waktu tersebut, maka diharapkan telah tercapai suatu hasil
tertentu yang diinginkan, sehingga dengan demikian berakhir pula proyek yang bersangkutan.
Sering kali dengan berakhirnya suatu proyek, akan disusul oleh kegiatan rutin yang
merupakan tindak lanjut (follow-up) dari proyek itu sendiri. Misalnya dengan selesainya
proyek pembangunan perluasan pabrik, maka akan disusul kegiatan rutin yang berupa
memanfaatkan perluasan pabrik itu, berproduksi dari hari ke hari secara terus menerus.
Dengan telah selesainya pembangunan bendungan, maka akan disusul dengan kegiatan rutin
yang berupa pemanfaatan bendungan tersebut untuk memproduksi tenaga listrik, untuk
mengairi sawah, untuk jasa pariwisata, dan sebagainya. Jadi, jelas bahwa kegagalan suatu
proyek tidak hanya akan dirasakan oleh proyek itu sendiri tetapi juga akan dirasakan oleh
kegiatan rutin yang merupakan tindak lanjut dari proyek bersangkutan. Ini berarti,
manajemen proyek mempunyai peranan yang sangat penting agar tujuan proyek yang
bersangkutan dapat tercapai dengan lancar, sehingga secara beruntun akan membawa sukses
pula pada kegiatan selanjutnya (multiplier effect). Karena suatu proyek biasanya merupakan
suatu awal dari kegiatan tindak lanjut, maka pada umumnya suatu proyek merupakan suatu
kegiatan yang relatif besar, lebih besar dari pada kegiatan rutin sehari- hari. Dengan demikian
di dalam proyek terkandung pula suatu risiko yang cukup besar untuk dipertaruhkan. Ini
berarti bahwa manajemen proyek memegang peranan yang teramat penting, agar risiko cukup
besar tersebut dapat dihindarkan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Di sisi lain,
suatu proyek merupakan suatu kegiatan yang insidental (tidak rutin), sehingga jarang
dilakukan, bahkan dapat merupakan sesuatu yang baru yang berbeda dengan apa yang secara
rutin terbiasa dilakukan. Akibatnya diperlukan kehati-hatian serta kecermatan yang matang
dalam menangani proyek tersebut. Ini berarti manajemen proyek memegang peranan yang
penting agar proyek dapat terlaksana dengan baik. Suatu proyek selalu memiliki spesifikasi
dan ciri-ciri tersendiri, dengan perbedaan pada masing-masing proyek tersebut, maka akan
berbeda pula cara pengelolaannya, hal ini menunjukkan bahwa manajemen proyek
merupakan pemegang peranan yang cukup penting.

(Konsep Manajemen Proyek Drs. Bambang Pujiyono, M.Si.)

Sebuah proses adalah serangkaian tindakan dan aktivitas yang saling terkait untuk
membuat suatu spesifikasi produk, layanan, atau hasil. Setiap proses ditandai dengan input,
alat dan teknik yang dapat diterapkan, dan output yang dihasilkan. Pada Manajemen Proyek
terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan. Masing-masing proses mencerminkan suatu
aktivitas mulai dari proyek dimulai sampai dengan proyek berakhir. Proses Manajemen
Proyek ini memberikan pedoman dan kriteria untuk menyesuaikan proses organisasi dengan
kebutuhan spesifik proyek. Menurut PMBOK proses yang terjadi dalam aktivitas proyek
dibagi menjadi lima tahapan utama atau yang dikenal dengan istilah Project Management
Process Groups (Process Groups).

1. Initiating — Tahap permulaan ketika sponsor memberikan mandat kerja kepada PM.
2. Planning — Tahap perencanaan yang berisi Project Scope dan pendefinisian aktivitas
untuk menyelesaikan suatu proyek.
3. Execution — Tahap pelaksanaan proyek dimana pengendalian jadwal, anggaran, dan
pengawasan mutu menjadi tugas utama yang harus dilakukan oleh manajer proyek.
4. Monitoring & Controlling –  Tahap pengendalian sejak tahap perencanaan hingga
proses eksekusi selesai dilaksanakan.
5. Closing — Tahap untuk mengakhiri sebuah proyek dimana Project Manager secara
resmi mendokumentasikan seluruh arsip proyek dan catatan hasil pembelajaran
proyek (lessons learned).
Interaksi Proses Manajemen Proyek

 initiation

Sebuah proyek dikatakan memasuki tahap ini jika sudah mendapatkan beberapa
dokumen seperti SPK (Surat Perintah Kerja), Agreement, Statement of Work (SOW),
Purchase Order atau bentuk kesepakatan lainnya. Proses dari tahap ini menghasilkan dua
dokumen penting, yaitu

1. Project Charter, berisi kebutuhan proyek, seperti:


 Project Manager
 Latar belakang kebutuhan organisasi terkait pelaksanaan suatu proyek
(Background)
 Target yang ingin dicapai (Goal)
 Penjelasan mengenai solusi atau produk yang akan diimplementasikan
(Product Description)
 Kriteria sukses suatu proyek (Project Success Criteria)
 Kendala-kendala yang akan dihadapi (Risk)
 Tanggung jawab dan aktivitas baik dari pelaksana proyek maupun dari
Customer (Responsibility)
 Anggaran dan durasi (Project Budget and Duration).
2. Stakeholder, Penyusunan daftar-daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam
suatu proyek. Data mengenai stakeholder ini sangat penting untuk mendapatkan
masukkan pada tahap perencanaan. Beberapa hal yang perlu dicatat mengenai
stakeholder antara lain: identitas diri, posisi di dalam organisasi, tingkat kekuasaan
(power), tingkat kepentingan (interest), ekspektasi, strategi penanganan. Klasifikasi
stakeholder akan memengaruhi strategi penanganan mereka.
 Power Rendah, Interest Rendah: cukup melakukan pemantauan (monitoring).
Co: pegawai baru.
 Power Tinggi, Interest Rendah: pembuatan laporan secara berkala. Co:
pengambil kebijakan.
 Power Rendah, Interest Tinggi: informasi perkembangan proyek secara rutin.
Co: anggota proyek.
 Power Tinggi, Interest Tinggi: penanganan secara intensif baik hubungan
formal maupun informal. Co: project owner

Walaupun Project Charter dibuat dalam fase ini, terdapat hal-hal lain yang masuk ke
dalam batasan proyek (Project Boundaries) seperti Business Case Assessment, persetujuan
Stakeholder dan pembiayaan proyek. Batasan proyek ini didefinisikan sebagai suatu titik
waktu dimana proyek atau fase proyek dikatakan sudah selesai dengan lengkap. Tujuan
utama dari proses ini adalah untuk manangani ekspektasi stakeholder dan memberikan
gambaran kepada mereka mengenai scope dan objetive suatu proyek.
Project Boundaries

Planning

Target utama dari tahap ini adalah menghasilkan dokumen perencanaan proyek atau
Project Management Plan. Proses utama terkait kegiatan perencanaan dan pembuatan Project
Management Plan adalah:

 Merangkum kebutuhan dan keinginan klien, memastikan batasan pekerjaan, serta


membuat uraian pekerjaan.
 Merinci unit-unit pekerjaan, menentukan urutan pekerjaan, estimasi sumber daya,
estimasi durasi, dan finalisasi jadwal proyek.
 Estimasi biaya untuk masing-masing kegiatan.
 Menentukan proses yang baik (quality assurance) dan standar mutu yang disepakati
(quality control).
 Perencanaan sumber daya manusia.
 Perencanaan komunikasi antara stakeholder.
 Perencanaan manajemen risiko.

Execution
Tugas pengelola proyek dalam tahap ini adalah memfasilitasi dan mengawasi tim agar
dapat bekerja sesuai dokumen perencanaan terutama mengawal tim agar tidak behind
schedule maupun over budget. Apabila terdapat perubahan atau perbedaan antara
perencanaan dan pelaksanaan, maka disarankan untuk melakukan analisis dampak terhadap
biaya, waktu, mutu dan risiko, sebelum perubahan diterapkan dalam bentuk baseline
(patokan) baru.

Proses utama dalam tahap ini adalah mengarahkan dan mengelola pelaksanaan proyek
ke arah penyelesaian, sesuai dokumen perencanaan. Seorang Manajer Proyek cukup
mengarahkan, menjelaskan dan memotivasi tim agar proyek dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Beberapa tugas Manajer Proyek dalam tahap ini antara lain:

 Mengevaluasi jalannya proses pelaksanaan kegiatan.


 Meningkatkan kinerja tim dan mengelola tim.
 Melaksanakan proses pembelian dan pengadaan barang dan jasa.
 Distribusi informasi dan laporan kepada stakeholder.
 Melakukan tindakan-tindakan untuk mengelola ekspektasi stakeholder.

Monitoring and Control

Selain melakukan perencanaan, mengawasi dan memotivasi tim, tugas seorang


Manajer Proyek adalah melakukan pengawasan dan pemantauan. Tujuan utama dalam tahap
pengawasan adalah memastikan agar pelaksanaan proyek tidak jauh menyimpang dari
rencana. Terutama dari sisi waktu, biaya, mutu, dan ruang lingkup pekerjaan. Manfaat utama
dari proses ini adalah bahwa kinerja proyek diukur dan dianalisis secara berkala. Beberapa
poin penting proses Monitoring dan Controlling:

 Mengontrol perubahan dan merekomendasikan tindakan perbaikan atau pencegahan


untuk mengantisipasi kemungkinan masalah.
 Pemantauan kegiatan proyek yang sedang berlangsung terhadap rencana manajemen
proyek
 Mempengaruhi faktor-faktor yang bisa menggagalkan kontrol terhadap perubahan,
jadi hanya perubahan yang disetujui yang dapat diimplementasikan.
Beberapa proses kunci dalam tahap ini adalah:

 Pelaporan dan pemantauan rutin. Konsep penting dalam melaporkan progress


pekerjaan disebut dengan Earned Value Management (EVM).
 Prosentasi penyelesaian pekerjaan perlu selalu dilaporkan dan dibandingkan dengan
target pencapaian.
 Nilai Earned Value (EV) tersebut kemudian dibandingkan dengan Actual Cost (AC)
untuk melihat apakah pada suatu masa pelaporan kemajuan proyek, biaya aktualnya
melebihi, sesuai, atau lebih rendah dari nilai progres yang dilaporkan. Apabila
terdapat selisih (over budget) atau hasil yang negatif dari perhitungan EV-AC, maka
diperlukan langkah-langkah perbaikan (corrective actions). Sehingga selisih tidak
semakin besar dan bahkan dapat dikembalikan ke posisi yang lebih baik.
 Dari sisi penjadwalan. EV dapat dibandingkan dengan Planned Value (PV). Apabila
hasil perhitungan EV-PV bernilai negatif, maka dapat dikatakan progress pekerjaan
telah mengalami keterlambatan. Dan sebaliknya, apabila hasilnya positif maka
progress pekerjaan lebih cepat dari jadwal.
 Deliverable yang diserahkan oleh tim proyek memerlukan verifikasi bersama dengan
klien. Apabila terdapat hal yang belum disepakati klien atau pengguna maka
pekerjaan akan kembali masuk dalam proses eksekusi.

Closing

Berikut beberapa aktivitas yang penting dilakukan dalam tahap closing:

 Memastikan persetujuan resmi dari sponsor atau klien terkait penyelesaian pekerjaan.
 Mengadakan evaluasi akhir proyek (lessons learned).
 Mengkaji apakah metodologi manajemen proyek perlu diperbaiki.
 Merapikan arsip dan dokumentasi proyek.
 Memberi masukan kepada manajemen perusahaan terkait hal-hal yang dirasakan
bermanfaat selama proyek dijalankan.
 Menyelesaikan kewajiban dengan pihak-pihak, terutama pihak pemasok (supplier/
vendor), outsourcing dan sebagainya.
(adikristanto.net)
Perbedaan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasi
Tabel 2.1 Perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional
Kegiatan proyek Kegiatan Operasional
Bercorak dinamis, non rutin Berulang-ulang, rutin
Siklus proyek relatif pendek Berlangsung dalam jangka panjang
Intensitas kegiatan di dalam periode siklus proyek berubah-ubah (naik turun)
Itensitas kegiatan relatif sama Kegiatan harus diselesaikan bedasarkan
anggaran dan jadwal yang ditentukanBatasan anggaran dan jadwal tidak
setajam proyek.
Terdiri dari bermacam-macam kegiatan
yang memerlukan disiplin ilmu Macam kegiatan tidak banyak
Keperluan sumber daya berubah, baik
macam maupun volumenya
Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan
(Iman soeharto, “ Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional”,2002.)

Work breakdown structure (WBS) adalah suatu metode pengorganisasian proyek


menjadi struktur pelaporan hierarakis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau
memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail.hal ini dimaksudkan agar proses
perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik.

WBS disusun berdasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi


kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian
dengan mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup
terperinci.

Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top-down secara hirarki,


menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan
dengannya.

Model WBS memberikan beberapa keuntungan, antara lain:

• Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan


• Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun jadwal,
dan menghitung biaya

• Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun suatu


proyek.

etelah WBS berhasil disusun dan perkiraan lama waktu pelaksanaan telah dihitung,


selanjutnya dilakukan penyusunan jadwal kerja. Pada dasarnya ada dua jenis model deskripsi
penjadwalan, yaitu:

 Bar Chart: Yang hanya menerangkan flow time dari setiap pekerjaan dan tanpa
keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini paling baik digunakan pada presentasi
 Network diagram: Yang menunjukkan keterkaitan antar tugas dan mengidentifikasi
saat kritis pada jadwal.

Kesalahpahaman

 Sebuah WBS bukanlah daftar tugas yang terlalu rinci. WBS justru merupakan


klasifikasi komprehensif dari sebuah lingkup projek.
 Sebuah WBS bukanlah rencana proyek, jadwal proyek, atapun diagram kronologis
lainnya. WBS menspesifikasikan apa yang akan dikerjakan, bukan caranya ataupun
kapan.
 Sebuah WBS bukanlah untuk menggambarkan hirarki organisasi,
walaupun WBS dapat digunakan untuk menetapkan tugas dan tanggung jawab bagi
anggota.
(wikipedia)

Manajemen strategis menggabungkan kegiatan dari berbagai bagian fungsional suatu


bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan dalam manajemen strategis,
formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

Manajemen strategis adalah kegiatan manajemen tertinggi biasanya disiapkan oleh


dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO organisasi dan tim eksekutif. Manajemen strategis
memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku
organisasi.
Inti dari manajemen strategis adalah untuk mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber
daya, dan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan secara efektif untuk memenuhi
tujuan strategis. Manajemen strategis pada saat ini harus memberikan fondasi dasar atau
pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

Definisi Manajemen Strategi

Beberapa ahli dalam ilmu manajemen untuk menentukan manajemen strategis dengan cara
yang berbeda. Ketchen (2009) mendefinisikan analisis manajemen strategis, keputusan dan
tindakan oleh perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen
strategis dari perusahaan yang terkait dengan proses yang berjalan (proses yang
berkelanjutan): analisis, keputusan dan tindakan.

Pengertian Manajemen Strategi Menurut Para Ahli

Berikut ini merupakan pengertian Manajemen strategi menurut para ahli :

 Menurut Nawawi

Manajemen strategi adalah Perencanaan berskala besar (disebut perencanaan


strategis) yang berorientasi untuk mencapai masa depan yang jauh (disebut visi), dan
didefinisikan sebagai keputusan pemimpin tertinggi ini (keputusan yang fundamental dan
pokok), sehingga memungkinkan organisasi untuk berinteraksi secara efektif (disebut misi),
dalam upaya untuk menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan
barang dan / atau jasa serta layanan) kualitas, optimasi diarahkan pada pencapaian tujuan
(disebut tujuan strategis) dan sasaran (tujuan operasional) ‘organisasi.

 Menurut J. David Hunger

“Strategic Management is that a set of managerial decisions and actions that determines the
long-run performance of a corporation”, dan jika diterjemahkan secara bebas maka
Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang manajerial.
 Menurut Thomas L. Wheelen

Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang manajerial.

 Menurut Gregory  G Dees (Djaslim Saladin, 2003)

Manajemen strategi adalah kombinasi dari tiga kegiatan analisis strategi, perumusan strategi
dan strategi implentasi.

 Menurut Alex Miller (2003)

Manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi,
perumusan strategi dan implentasi strategi.

 Menurut Pearch (1997)

Dikatakan bahwa manajemen stratejik adalah pengumpulan dan tindakan yang menyebabkan
perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan organisasi.

 Menurut Robinson (1997)

Manajemen strategi adalah seperangkat strategi dan tindakan yang menyebabkan perumusan
(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan
organisasi.

 Menurut Fred R. David

Manajemen strategi adalah seni dan ilmu merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.

 Menurut Husein Umar (1999 : 86)


Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (merumuskan),
aplikasi (aplikasi) dan evaluasi (evaluasi) keputusan strategis antara fungsi yang
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan di masa depan.

 Menurut Michael A. Hitt (1997,XV).

Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang ingin mereka capai, dan bagaimana mereka harus mencapai hasil yang berharga.

 Menurut Robert E. Hoslisson (1997,XV)

Manajemen strategis adalah proses membantu organisasi dalam mengidentifikasi  yang ingin
mereka capai, dan bagaimana mereka harus mencapai hasil yang bernimai.

 Menurut R. Duane Ireland (1997,XV)

Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.

 Menurut Michael Polter

Strategi manajemen adalah sesuatu yang membuat perusahaan secara keseluruhan berjumlah
lebih dari bagian-bagian sehingga tidak ada unsur sinergi di dalamnya.

 Menurut Porter (1996)

Mendefinisikan strategi sebagai “penciptaan posis unik dan berharga yang diperoleh dengan
melakukan serangkaian kegiatan.”.

 Menurut H. Igor Ansoff

Manajemen strategi adalah analisis logis dari bagaimana perusahaan dapat beradaptasi
dengan lingkungan baik ancaman dan peluang dalam berbagai kegiatan.

 Menurut  Lawrence R. Jauch (Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan,


1998)
Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
perumusan strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan
perusahaan.

 Menurut  Wiliam F. Gluech (1998)

Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
perumusan strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan
perusahaan.

Posisi strategis

Porter menjabarkan tiga basis posisi strategis. Ketiganya tidak mutually exclusive dan
seringkali saling bersinggungan. Basis pertama didapatkan dengan memproduksi bagian kecil
(subset) sebuah produk dari industri tertentu. Porter menyebutnya sebagai variety-based
positioning karena posisi ini berasal dari pemilihan produk, bukan berdasarkan segmentasi
konsumen.

Dengan kata lain, perusahaan berusaha memenuhi sedikit kebutuhan dari banyak
orang. Porter menyontohkan Jiff Lube International yang hanya memproduksi pelicin
(lubricant) otomotif dan tidak menawarkan produk perawatan lainnya. Variety-based
positioning efektif bila perusahaan memiliki kemampuan menciptakan produk subset tersebut
dengan baik, jauh lebih unggul dibanding pesaingnya.

Pembentukan Strategi

Pembentukan strategi adalah kombinasi dari tiga proses utama sebagai berikut:

 Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun
eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro.
 Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat
paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang.
 Maka di sini juga termasuk di dalamnya penyusunan pernyataan visi (cara pandang
jauh ke depan dari masa depan yang dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana
peran organisasi terhadap lingkungan publik), tujuan perusahaan secara umum (baik
finansial maupun strategis), tujuan unit bisnis strategis (baik finansial maupun
strategis), dan tujuan taktis.

Komponen Proses Manajemen Strategis

Manajemen strategis secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang


berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi untuk membuat keputusan hari ini
untuk memposisikan diri untuk kesuksesan pada masa mendatang.

Pandangan yang lebih tradisional dari manajemen strategis menggunakan pendekatan


linear dimana pertama dilakukan pemantauan terhadap lingkungan organisasi (baik internal
dan eksternal), strategi dirumuskan, strategi yang diimplementasikan dan lantas kemajuan
organisasi terhadap strategi kemudian dievaluasi.

Tujuan Manajemen Strategi

▪ Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien.
▪ Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai
penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.

▪ Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan


lingkungan eksternal.
▪ Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang ada.
▪ Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen.

Tugas Manajemen strategis

Manajemen strategis terdiri atas sembilan tugas penting:

1. merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud,


filosofi, dan sasaran perusahaan,
2. melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal
perusahaan,
3. menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor
kontekstual umum lainnya,

4. menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara


menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal,
5. mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap
pilihan berdasarkan misi perusahaan,
6. memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan
pilihan paling menguntungkan tersebut,

7. mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan
tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan,
8. mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang
dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan
sistem penghargaan ditekankan,
9. mengevalasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di
masa mendatang.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Manajemen Investasi


Beserta Portofolio Dan Contohnya
Manfaat Manajemen Strategi

Menurut Greenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat berikut ini :

1. Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang.


2. Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen.
3. Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dan koordinasi yang lebih
baik.

4. Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang jelek.


5. Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung dengan lebih baik tujuan
yang telah ditetapkan.
6. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk peluang yang
telah terindentifikasi.

7. Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk mengoreksi
keputusan yang salah atau tidak terencana.
8. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf.
9. Membantu mengintegrasikan perilaku individu kedalam usaha bersama.
10. Memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggungjawab individu.

11. Mendorong pemikiran ke masa depan.


12. Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi
masalah dan peluang.
13. Mendorong terciptanya sikap positif akan perubahan.
14. Memberikan tingkat kedisiplinan dan fomralitas kepada manajemen suatu bisnis.
(gurupendidikan.co.id)

Anda mungkin juga menyukai