Manajemen Proyek#ahmad Ro'pat Tanjung
Manajemen Proyek#ahmad Ro'pat Tanjung
Manajemen Proyek#ahmad Ro'pat Tanjung
Jurusan : FASTEK
Program Studi : Teknik Elektro
Nama Mata Kuliah : Manajemen Industridan Proyek
Waktu : 3 hari
Tanggal : 18 Maret 2020
DosenPengampu : Melly Andriana, ST. MT
Nama : Ahmad Ro’pat Tanjung
NPM : 1924210347
(wikipedia)
suatu proyek bukanlah merupakan rangkaian kegiatan rutin yang akan dilaksanakan
secara terus menerus. Suatu proyek merupakan rangkaian kegiatan dengan batas waktu
tertentu. Dengan berakhirnya batas waktu tersebut, maka diharapkan telah tercapai suatu hasil
tertentu yang diinginkan, sehingga dengan demikian berakhir pula proyek yang bersangkutan.
Sering kali dengan berakhirnya suatu proyek, akan disusul oleh kegiatan rutin yang
merupakan tindak lanjut (follow-up) dari proyek itu sendiri. Misalnya dengan selesainya
proyek pembangunan perluasan pabrik, maka akan disusul kegiatan rutin yang berupa
memanfaatkan perluasan pabrik itu, berproduksi dari hari ke hari secara terus menerus.
Dengan telah selesainya pembangunan bendungan, maka akan disusul dengan kegiatan rutin
yang berupa pemanfaatan bendungan tersebut untuk memproduksi tenaga listrik, untuk
mengairi sawah, untuk jasa pariwisata, dan sebagainya. Jadi, jelas bahwa kegagalan suatu
proyek tidak hanya akan dirasakan oleh proyek itu sendiri tetapi juga akan dirasakan oleh
kegiatan rutin yang merupakan tindak lanjut dari proyek bersangkutan. Ini berarti,
manajemen proyek mempunyai peranan yang sangat penting agar tujuan proyek yang
bersangkutan dapat tercapai dengan lancar, sehingga secara beruntun akan membawa sukses
pula pada kegiatan selanjutnya (multiplier effect). Karena suatu proyek biasanya merupakan
suatu awal dari kegiatan tindak lanjut, maka pada umumnya suatu proyek merupakan suatu
kegiatan yang relatif besar, lebih besar dari pada kegiatan rutin sehari- hari. Dengan demikian
di dalam proyek terkandung pula suatu risiko yang cukup besar untuk dipertaruhkan. Ini
berarti bahwa manajemen proyek memegang peranan yang teramat penting, agar risiko cukup
besar tersebut dapat dihindarkan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Di sisi lain,
suatu proyek merupakan suatu kegiatan yang insidental (tidak rutin), sehingga jarang
dilakukan, bahkan dapat merupakan sesuatu yang baru yang berbeda dengan apa yang secara
rutin terbiasa dilakukan. Akibatnya diperlukan kehati-hatian serta kecermatan yang matang
dalam menangani proyek tersebut. Ini berarti manajemen proyek memegang peranan yang
penting agar proyek dapat terlaksana dengan baik. Suatu proyek selalu memiliki spesifikasi
dan ciri-ciri tersendiri, dengan perbedaan pada masing-masing proyek tersebut, maka akan
berbeda pula cara pengelolaannya, hal ini menunjukkan bahwa manajemen proyek
merupakan pemegang peranan yang cukup penting.
Sebuah proses adalah serangkaian tindakan dan aktivitas yang saling terkait untuk
membuat suatu spesifikasi produk, layanan, atau hasil. Setiap proses ditandai dengan input,
alat dan teknik yang dapat diterapkan, dan output yang dihasilkan. Pada Manajemen Proyek
terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan. Masing-masing proses mencerminkan suatu
aktivitas mulai dari proyek dimulai sampai dengan proyek berakhir. Proses Manajemen
Proyek ini memberikan pedoman dan kriteria untuk menyesuaikan proses organisasi dengan
kebutuhan spesifik proyek. Menurut PMBOK proses yang terjadi dalam aktivitas proyek
dibagi menjadi lima tahapan utama atau yang dikenal dengan istilah Project Management
Process Groups (Process Groups).
1. Initiating — Tahap permulaan ketika sponsor memberikan mandat kerja kepada PM.
2. Planning — Tahap perencanaan yang berisi Project Scope dan pendefinisian aktivitas
untuk menyelesaikan suatu proyek.
3. Execution — Tahap pelaksanaan proyek dimana pengendalian jadwal, anggaran, dan
pengawasan mutu menjadi tugas utama yang harus dilakukan oleh manajer proyek.
4. Monitoring & Controlling – Tahap pengendalian sejak tahap perencanaan hingga
proses eksekusi selesai dilaksanakan.
5. Closing — Tahap untuk mengakhiri sebuah proyek dimana Project Manager secara
resmi mendokumentasikan seluruh arsip proyek dan catatan hasil pembelajaran
proyek (lessons learned).
Interaksi Proses Manajemen Proyek
initiation
Sebuah proyek dikatakan memasuki tahap ini jika sudah mendapatkan beberapa
dokumen seperti SPK (Surat Perintah Kerja), Agreement, Statement of Work (SOW),
Purchase Order atau bentuk kesepakatan lainnya. Proses dari tahap ini menghasilkan dua
dokumen penting, yaitu
Walaupun Project Charter dibuat dalam fase ini, terdapat hal-hal lain yang masuk ke
dalam batasan proyek (Project Boundaries) seperti Business Case Assessment, persetujuan
Stakeholder dan pembiayaan proyek. Batasan proyek ini didefinisikan sebagai suatu titik
waktu dimana proyek atau fase proyek dikatakan sudah selesai dengan lengkap. Tujuan
utama dari proses ini adalah untuk manangani ekspektasi stakeholder dan memberikan
gambaran kepada mereka mengenai scope dan objetive suatu proyek.
Project Boundaries
Planning
Target utama dari tahap ini adalah menghasilkan dokumen perencanaan proyek atau
Project Management Plan. Proses utama terkait kegiatan perencanaan dan pembuatan Project
Management Plan adalah:
Execution
Tugas pengelola proyek dalam tahap ini adalah memfasilitasi dan mengawasi tim agar
dapat bekerja sesuai dokumen perencanaan terutama mengawal tim agar tidak behind
schedule maupun over budget. Apabila terdapat perubahan atau perbedaan antara
perencanaan dan pelaksanaan, maka disarankan untuk melakukan analisis dampak terhadap
biaya, waktu, mutu dan risiko, sebelum perubahan diterapkan dalam bentuk baseline
(patokan) baru.
Proses utama dalam tahap ini adalah mengarahkan dan mengelola pelaksanaan proyek
ke arah penyelesaian, sesuai dokumen perencanaan. Seorang Manajer Proyek cukup
mengarahkan, menjelaskan dan memotivasi tim agar proyek dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Beberapa tugas Manajer Proyek dalam tahap ini antara lain:
Closing
Memastikan persetujuan resmi dari sponsor atau klien terkait penyelesaian pekerjaan.
Mengadakan evaluasi akhir proyek (lessons learned).
Mengkaji apakah metodologi manajemen proyek perlu diperbaiki.
Merapikan arsip dan dokumentasi proyek.
Memberi masukan kepada manajemen perusahaan terkait hal-hal yang dirasakan
bermanfaat selama proyek dijalankan.
Menyelesaikan kewajiban dengan pihak-pihak, terutama pihak pemasok (supplier/
vendor), outsourcing dan sebagainya.
(adikristanto.net)
Perbedaan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasi
Tabel 2.1 Perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional
Kegiatan proyek Kegiatan Operasional
Bercorak dinamis, non rutin Berulang-ulang, rutin
Siklus proyek relatif pendek Berlangsung dalam jangka panjang
Intensitas kegiatan di dalam periode siklus proyek berubah-ubah (naik turun)
Itensitas kegiatan relatif sama Kegiatan harus diselesaikan bedasarkan
anggaran dan jadwal yang ditentukanBatasan anggaran dan jadwal tidak
setajam proyek.
Terdiri dari bermacam-macam kegiatan
yang memerlukan disiplin ilmu Macam kegiatan tidak banyak
Keperluan sumber daya berubah, baik
macam maupun volumenya
Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan
(Iman soeharto, “ Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional”,2002.)
Bar Chart: Yang hanya menerangkan flow time dari setiap pekerjaan dan tanpa
keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini paling baik digunakan pada presentasi
Network diagram: Yang menunjukkan keterkaitan antar tugas dan mengidentifikasi
saat kritis pada jadwal.
Kesalahpahaman
Beberapa ahli dalam ilmu manajemen untuk menentukan manajemen strategis dengan cara
yang berbeda. Ketchen (2009) mendefinisikan analisis manajemen strategis, keputusan dan
tindakan oleh perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen
strategis dari perusahaan yang terkait dengan proses yang berjalan (proses yang
berkelanjutan): analisis, keputusan dan tindakan.
Menurut Nawawi
“Strategic Management is that a set of managerial decisions and actions that determines the
long-run performance of a corporation”, dan jika diterjemahkan secara bebas maka
Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang manajerial.
Menurut Thomas L. Wheelen
Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang manajerial.
Manajemen strategi adalah kombinasi dari tiga kegiatan analisis strategi, perumusan strategi
dan strategi implentasi.
Manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi,
perumusan strategi dan implentasi strategi.
Dikatakan bahwa manajemen stratejik adalah pengumpulan dan tindakan yang menyebabkan
perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Robinson (1997)
Manajemen strategi adalah seperangkat strategi dan tindakan yang menyebabkan perumusan
(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan
organisasi.
Manajemen strategi adalah seni dan ilmu merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang ingin mereka capai, dan bagaimana mereka harus mencapai hasil yang berharga.
Manajemen strategis adalah proses membantu organisasi dalam mengidentifikasi yang ingin
mereka capai, dan bagaimana mereka harus mencapai hasil yang bernimai.
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.
Strategi manajemen adalah sesuatu yang membuat perusahaan secara keseluruhan berjumlah
lebih dari bagian-bagian sehingga tidak ada unsur sinergi di dalamnya.
Menurut Porter (1996)
Mendefinisikan strategi sebagai “penciptaan posis unik dan berharga yang diperoleh dengan
melakukan serangkaian kegiatan.”.
Manajemen strategi adalah analisis logis dari bagaimana perusahaan dapat beradaptasi
dengan lingkungan baik ancaman dan peluang dalam berbagai kegiatan.
Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
perumusan strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan
perusahaan.
Posisi strategis
Porter menjabarkan tiga basis posisi strategis. Ketiganya tidak mutually exclusive dan
seringkali saling bersinggungan. Basis pertama didapatkan dengan memproduksi bagian kecil
(subset) sebuah produk dari industri tertentu. Porter menyebutnya sebagai variety-based
positioning karena posisi ini berasal dari pemilihan produk, bukan berdasarkan segmentasi
konsumen.
Dengan kata lain, perusahaan berusaha memenuhi sedikit kebutuhan dari banyak
orang. Porter menyontohkan Jiff Lube International yang hanya memproduksi pelicin
(lubricant) otomotif dan tidak menawarkan produk perawatan lainnya. Variety-based
positioning efektif bila perusahaan memiliki kemampuan menciptakan produk subset tersebut
dengan baik, jauh lebih unggul dibanding pesaingnya.
Pembentukan Strategi
Pembentukan strategi adalah kombinasi dari tiga proses utama sebagai berikut:
Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun
eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro.
Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat
paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang.
Maka di sini juga termasuk di dalamnya penyusunan pernyataan visi (cara pandang
jauh ke depan dari masa depan yang dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana
peran organisasi terhadap lingkungan publik), tujuan perusahaan secara umum (baik
finansial maupun strategis), tujuan unit bisnis strategis (baik finansial maupun
strategis), dan tujuan taktis.
▪ Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien.
▪ Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai
penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
7. mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan
tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan,
8. mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang
dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan
sistem penghargaan ditekankan,
9. mengevalasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di
masa mendatang.
7. Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk mengoreksi
keputusan yang salah atau tidak terencana.
8. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf.
9. Membantu mengintegrasikan perilaku individu kedalam usaha bersama.
10. Memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggungjawab individu.