Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Evaluasi Pembelajaran (Mdta, MDTW, Mdtu)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI PEMBELAJARAN

MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Madrasah Diniyyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA)

Kelompok 13
Ainun Atikah
21030011

Dosen Pengampu :
Ali Masran Daulay, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A.2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
alam.Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa penulis bersyukur atas tersusunnya
makalah ini. Sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah memberikan kami kesempatan untuk membahas Makalah
yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah”
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya
ilmu pengetahuan kita semua dan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-
pihak yang membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh...

Panyabungan, Oktober 2024

Ainun Atikah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Evaluasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah 3
B. Proses Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah 4
C. Fungsi Evaluasi Pembelajaran 6
D. Sistem Evaluasi Pembelajaran MDT 6
E. Tahap Evaluasi 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas belajar mengajar merupakan suatu hubungan timbal balik juga
proses interaksi antara seorang guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.
Didalam pembelajaran, seorang pendidik sangat berperan penting didalam setiap
prosesnya karena pendidiklah yang memberi arahan juga memegang kendali
bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu seorang
guru/pendidik harus dapat membuat suasana proses belajar mengajar menjadi
lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat peserta didik merasa senang dan hasil akhir yang diharapkan adalah
mendapat nilai yang baik dalam kegiatan evaluasi pembelajaran juga hasil
belajarnya sendiri. Dalam rangkaian proses pembelajaran pasti ada yang
dinamakan evaluasi pembelajaran dimana guru dapat mengetahui kuantitas juga
kualitas dari rangkaian proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Begitu pula
yang dilakukan oleh guru di MDTA, dimana dengan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran guru di MDTA ini mengharapkan hasil belajar yang maksimal dari
para peserta didik. Media atau alat evaluasi pembelajaran sendiri ada beragam
jenisnya yang masing-masing darinya memiliki kekurangan dan juga kelebihan,
maka pemilihan media yang efektif dan efisien harus benar-benar dipikirkan oleh
pendidik supaya mempermudah pengumpulan nilai juga pengukuran kualitas
belajar peserta didik. Proses evaluasi pembelajaran mata pelajaran fiqih biasanya
dilakukan dengan metode konvensional, dimana untuk evaluasi berbentuk lisan
yang berupa hafalan, guru mengetes langsung peserta didik satu persatu. Dan
untuk evaluasi berbentuk tulisan, guru membuat lembar kerja (LK) yang berisi
beberapa butir soal untuk dibagikan dan dikerjakan didalam kelas pada jam mata
pelajaran dan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Awal mula lahirnya lembaga pendidikan Islam di Indonesia dimulai dengan
keberaadaan masjid, pesantren, Surau (langgar) dan madrasah. Seiring dengan
perkembangan zaman, maka fungsi dari lembaga-lembaga tersebut mengalami
pergeseran. Mungkin saat ini hanya pesantren dan madrasah saja eksistensinya
4

masih berfungsi sebagai lembaga pendidikan Islam. Madrasah sendiri adalah


lembaga pendidikan Islam yang lahir dari kebutuhan masyarakat oleh masyarakat
dan untuk masyarakat.
MDT merupakan lembaga pendidikan keagamaan non formal yang cukup
mengakar di masyarakat. Ia tumbuh dari masyarakat oleh masyarakat, dan untuk
masyarakat. Dukungan, dorongan dan pembinaan tang dilakukan Pemerintah
terhadap lembaga ini bersifat fasilitatif. Artinya masyarakat tetap mempunyai
kewenangan untuk melakukan inovasi dan berbagai Pengembangan pada model
pendidikan tersebut. Pemerintah hanya memberikan batasan-batasan umum yang
dirasa perlu bagi pengembangan Madrasah Diniyah Takmiliyah.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah
Awaliyah?
2. Bagaimana Proses Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah?
3. Apa saja Fungsi Evaluasi Pembelajaran?
4. Bagaimana Sistem Evaluasi Pembelajaran MDT?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun Tujuan dari penulisan makaah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah
Awaliyah!
2. Bagaimana Proses Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah!
3. Apa saja Fungsi Evaluasi Pembelajaran!
4. Bagaimana Sistem Evaluasi Pembelajaran MDT!
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah


Evaluasi (penilaian) pembelajaran adalah suatu usaha untuk
mengumpulkan bebagai informasi secara berkesinambungan, menyeluruh
dan obyektif terhadaap proses dan hasil belajar santri yang dijadikan dasar
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.1 Prinsip Evaluasi Prinsip-
prinsip evaluasi pembelajaran pada Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah
sebagai berikut:
a. Menyeluruh
Evaluasi pembelajaran tidak hanya diarahkan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman santri terhadap mata pelajaran, tetapi juga
kemampuan pengamalan dan perubahan tingkah lakunya. Oleh sebab
itu, seluruh aspek yang bisa dilihat dalam diri santri harus diperhatikan,
baik pengetahuan, sikap, perilaku keseharian, aktifitas pembelajaran dan
kreatifitasnya secara individual maupun kolektif. Substansi penilaian
harus mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
b. Berkesinambungan
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara terencana terhadap proses
pembelajaran dan terus menerus untuk memperoleh gambaran
menyeluruh tentang perubahan yang ada pada diri santri, sehingga
terlihat ketercapaian tujuan pembelajaran yang diikuti.
c. Obyektif
Evaluasi pembelajaran harus dapat menggambarkan kondisi yang
sebenarnya dari seluruh aspek yang dinilai, baik aspek kognitif,
psikomotorik maupun afektif. Penilaian seperti ini sangat tergantung
pada tingkat reliabilitas (keandalan) dan validitas (kesesuaian) instrumen
atau alat penilaian yang digunakan.
Oleh sebab itu, pembuatan instrumen penilaian harus dibuat secara
hati-hati dan memperhatikan perkembangan aspek-aspek yang dinilai.
1 Moch. Djahid, Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Ponorogo,
Muaddib Vol. 6, hal 20
6

Sasaran Evaluasi Sasaran evaluasi pembelajaran meliputi semua komponen


yang menyangkut proses dan hasil belajar santri, baik dalam kegiatan
pembelajaran kurikuler maupun ekstrakurikuler.2

B. Proses Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah


MDTA (Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah), yaitu satuan
pendidikan keagamaan Islam bukan formal yang menyelenggarakan
pendidikan keagamaan Islam sebagai pelengkap pelajar SD/MI/sederajat
maupun anak usia pendidikan setingkat. Jenjang dasar ini ditempuh dalam
waktu 4 tahun dan sekurang-kurangnya 18 jam pelajaran dalam seminggu.
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, yang selanjutnya disingkat
MDTA adalah satuan pendidikan keagamaan Islam non formal yang
menyelenggarakan pendidikan agama Islam sebagai pelengkap pengajaran
pendidikan.
Kegiatan pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah
mengintegrasikan penguasaan teori, pemantapan praktek, dan pembiasaan
akhlakul karimah melalui suri tauladan (uswatun hasanah). Sistem
pembelajaran disusun secara efektif, efisien, kreatif, inovatif,
menyenangkan dan mampu mendorong santri untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah
terbagi dalam dua kegiatan, yaitu kurikuler dan ekstrakurikuler.
a. Kegiatan Kurikuker
Kegiatan kurikuler meliputi kegiatan pembelajaran yang alokasi
waktunya telah diten- tukan dalam program. Kegiatan merupakan
pelaksanaan atau struktur kurikulum yang telah ditetapkan untuk
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata
pelajaran. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan tatap muka antara
santri dan guru, termasuk di dalamnya tugas mandiri, perbaikan dan
pengayaan. Pelaksanakan kegitan kurikuler harus memperhatian
beberapa hal berikut::

2 M. Ishom El-Saha, Dinamika Madrasah Diniyah di Indonesia: Menelusuri Akar Sejarah


Pendidikan, (Ciputat: Transwacana, 2008),hal. 35
7

1) Waktu yang terjadwal dalam struktur kurikulum dan optimalisasi


sarana dan media pembelajaraan yang dimiliki;
2) Standar kompetensi mata pelajaran dari masing-masing jenjang
pendidikan;
3) Kesesuaian antara sifat mata pelajaran dengan sumber, media
dan metodologi pembelajarannya;
4) Kesesuaian antara sifat karakteristik dan potensi masing-masing
santri dengan aspek- aspek pembelajaran yang diterapkan dan
diikuti.3
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
yang dilakukan dengan tujuan memperkuat aspek kognitif, psikomotorik
dan afektif santri dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Kegiatan
ini dilakukan secara berkala dan terencana dengan memperhatikan
relevansinya terhadap pencapaian tujuan pendidikan, khususnya
pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah. Bentuk-bentuk kegiatan
harus terkait dengan pengembangan diri, baik kepribadian maupun
keterampilan dibidangkegamaan. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan
keagamaan yang berjalan di lingkungan Madrasah Diniyah Takmiliyah
juga menjadi salah satu media bagi dilaksanakannya kegiatan
ekstrakurikuler ini. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
1) Materi kegiatan yang dapat memberi pengayaan bagi santri;
2) Sejauh mungkin tidak terlalu membebani santri;
3) Memanfaatkan potensi santri dan lingkungan;
4) Mempertimbangkan kearifan lokal.

C. Fungsi Evaluasi Madrasah Diniyah Takmiliyah


Evaluasi pembelajaran di Madrasah Diniyah Takmiliyah berfungsi
sebagai berikut :
3 M. Ishom El-Saha, Dinamika Madrasah Diniyah di Indonesia: Menelusuri Akar Sejarah
Pendidikan, (Ciputat: Transwacana, 2008), hal. 44
8

1. Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar memperbaiki cara


mengajar, mengadakan perbaikan bagi santri dalam hal cara belajar dan
penggunaan waktu belajar
2. Menentukan hasil kemajuan belajar santri yang diperlukan sebagai
laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas atau penentuan
lulus tidaknya santri
3. Menempatkan santri dalam situasi belajar yang tepat. Fungsi ini
dimanfaatkan untuk mencarikan tempat duduk santri yang sesuai dengan
kondisi fisiknya, menentukan anggota kelompok belajarnya yang serasi.
4. Mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar santri dari segi psikologis,
fisik, sosial dan lingkungan dan lain sebagainya. Fungsi ini sebagai
dasar untuk memecahkan masalah kesulitan belajar santri serta dasar
untuk melakukan bimbingan yang sebaik-baiknya.

D. Sistem Evaluasi Madrasah Diniyah Takmiliyah


Evaluasi dilakukan dalam berbagai bentuk. Menurut tujuan
pelaksanaannya, evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk penilaian
formatif dan sumatif. Menurut jenisnya, bisa dilakukan evaluasi test dan non
test, yakni pengamatan terhadap perilaku dan kinerja santri. Adapun
menurut waktunya, evaluasi dilaksanakan dalam bentuk ulangan harian,
ujian semester, ujian akhir semester, ujian akhir.
a. Ulangan Harian
Ulangan harian dilakukan untuk mengevaluasi penguasaan santri
terhadap kompetensi dasar yang telah ditentukan dalam silabus mata
pelajaran. Ulangan harian bisa dilakukan dalam bentuk test dan non test.
Ulangan ini merupakan jenis penilaian formatif, karena digunakan juga
untuk mengevaluasi metode pembelajaran yang sudah dijalankan. Hasil
ulangan harian menjadi dasar untuk perbaikan dan penyesuaian metode
pembelajaran yang digunakan.
b. Ujian Tengah Semester
Ujian tengah semester (UTS) juga dilakukan sebagai upaya untuk
melihat hasil belajar santri pada pertengahan semester. UTS merupakan
9

bentuk penilaian formatif yang dilakukan untuk memperoleh informasi


mengenai perubahan aspek kognitif psikomotorik, dan afektif santri
sebelum santri menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam satu
semester. Ulangan ini bisa dilakukan dalam bentuk test dan non test.
c. Ujian Akhir Semester
Ujian akhir semester (UAS) dilakukan di akhir program semester
untuk mengetahui perubahan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif
santri setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 1
(satu) semester. Hasil penilaian UAS digunakan sebagai acuan tingkat
keberhasilan santri dalam penguasaan standar kompetensi. 4 Model
evaluasi yang digunakan biasanya berbentuk test. Namun untuk mata
pelajaran tertentu yang membutuhkan praktek, maka dilakukan juga
ujian nontest sebagai pelengkap.
d. Ujian Akhir
Ujian akhir diikuti oleh santri tingkat akhir disemua jenjang, baik
Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula, Madrasah Diniyah Takmiliyah
Wustha, maupun Madrasah Diniyah Takmiliyah Ulya.5 Yang diujikan
meliputi seluruh materi yang diberikan dari tahun pertama seluruh
materi yang diberikan dari tahun pertama sampai tahun terakhir. Hasil
ujian akhir menjadi acuan untuk memberikan ijazah kelulusan kepada
santri.

E. Tahapan Evaluasi
Evaluasi pembelajaran memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahapan Perencanaan

4Saha,M.Ishom. Dinamika Madrasah Diniyah diIndonesia:Menelusuri Akar Sejarah


Pendidikan Nonformal. Jakarta:PustakaMutiara,2005, hal.65
5Tim Penulis Litbang Gagasan Standarisasi Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah:
Sebuah Alternatif Pendidikan AgamaIslam diIndonesia,Jakarta:Kementerian Agam RI Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama,2015, hal. 34
10

Tahapan perencanaan merupakan tahap dilakukannya penyusunan


kisi-kisi instrumen penilaian atau butir soal dengan mengacu pada
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil
belajar. Dalam penyusunan ini harus dipertimbangkan secara matang
seluruh aspek yang terkait dengan proses pembelajaran yang sudah
dijalankan, baik materi, media, sumber, sarana pembelajaran maupun
kondisi santri.
Soal yang dibuat hendaknya berurutan, baik dari yang mudah ke
yang sulit, atau sebaliknya, dari yang sulit ke yang mudah. Bentuk
kalimat dan istilahistilah yang digunakan harus mudah dipahami oleh
santri dan sesuai dengan apa yang berkembang selamna santri mengikuti
pembelajaran. Agar santri dapat mengikuti evaluasi dengan tertib dan
lancar, perlu pula dibuat panduan atau petunjuk teknis pengisian yang
dibutuhkan. Sebelum evaluasi dilaksanakan, intrumen sebaiknya diuji
terlebih dahulu untuk menganalisis kelemahan yang mungkin terdapat di
dalamnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah instrumen evaluasi disusun dan diuji validitas dan
reliabilitasnya, maka diselenggarakan ujian sebagai bentuk pelaksanaan
evaluasi pembelajaran. Lingkungan atau suasana ujian hendaknya
tenang, nyaman, dan bebas dari gangguan. Jadwal pelaksanaan ujian
juga tidak boleh mengganggu jadwal pembelajaran yang sudah disusun,
sehingga tidak menimbulkan kecemasan atau ganguan psikologis santri
ketika melaksanakan ujian. Evaluasi jenis tes bisa dilakukan bentuk tes
tertulis, lisan, ataupun praktik. Sedangkan evaluasi nontest dilakukan
dalam bentuk pengamatan (observasi) terhadap perilaku dan akhlak
santri. Karena itu, evaluasi nontes tidak harus dilakukan dalam waktu
tertentu, tetapi berjalan sejauh sasaran penilaian bisa diamati.

3. Tahap Analisis
Setelah evaluasi dilakukan, tahap selanjutnya adalah menentukan
hasilnya. Hasil inilah yang menjadi indikator sejauh mana perubahan
11

yang terjadi pada diri santri, baik aspek pengetahuan, keterampilan


pengamalan, maupun perilaku dan akhlak. Ada 2 (dua) bentuk nilai yang
bisa diberikan, vaitu: nilai kuantitatif dan kualitatif.
Pelaporan hasil evaluasi diberikan setelah diselesaikannya analisis
terhadap hasil ujian dan pengamatan perilaku. Guru harus mempunyai
buku nilai yang tersusun secara rapi yang merangkum nilai santri, baik
nilai ulangan harian, ujian tengah semester, catatan hasil analisis
perilaku, dan sebagainya. Setiap hasil evaluasi dilaporkan kepada santri
sebagai motivasi bagi proses berikutnya. Ijazah diberikan sebagai tanda
kelulusan disertai nilai yang diambil dari rata-rata pencapaian nilai santri
selama mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir pada
jenjangnya masing-masing. Ijazah dikeluarkan oleh Madrasah Diniyah
Takmiliyah dan ditandatangani oleh kepala Madrasah Diniyah
Takmiliyah masing- masing (contoh ljazah terlampir).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) adalah satuan
pendidikan keagamaan Islam bersifat non formal yang menyelenggarakan
pendidikan tingkat dasar setara SD/sederajat dengan masa belajar 4 (empat)
tahun dan jumlah jam belajar 18 (delapan belas) jam per minggu. Madrasah
Diniyah (MD) atau pada saat ini disebut Madrasah Diniyah Takmiliah
Awaliyah (MDTA) adalah lembaga pendidikan Islam yang dikenal sejak lama
bersamaan dengan masa penyiaran Islam di Nusantara. Pengajaran dan
pendidikan Islam timbul secara alamiah melalui proses akulturasi yang
berjalan secara halus, perlahan sesuai kebutuhan masyarakat sekitar.
Pelaporan hasil evaluasi diberikan setelah diselesaikannya analisis terhadap
hasil ujian dan pengamatan perilaku. Guru harus mempunyai buku nilai yang
tersusun secara rapi yang merangkum nilai santri, baik nilai ulangan harian,
ujian tengah semester, catatan hasil analisis perilaku, dan sebagainya

B. Saran
Dalam makalah ini penulis sadar bahwa masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu diperlukan kritik dan saran dari pembaca sekalian agar makalah ini
dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi kita semua . diharapkan juga adanya
makalah lain yang menyempurnakan makalah ini sehingga dapat bermanfaat
bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

Moch. Djahid, Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di


Ponorogo, Muaddib Vol. 6 No. 1, Tahun 2016
M. Ishom El-Saha, Dinamika Madrasah Diniyah di Indonesia: Menelusuri Akar
Sejarah Pendidikan, (Ciputat: Transwacana, 2008)
M. Ishom El-Saha, Dinamika Madrasah Diniyah di Indonesia: Menelusuri Akar
Sejarah Pendidikan, (Ciputat: Transwacana, 2008)
Manpan Drajat, Sejarah Madrasah Di Indonesia, Jurnal Al-Afkar Vol. 1 No. 1,
Tahun 2018
Saha,M.Ishom. Dinamika Madrasah Diniyah diIndonesia:Menelusuri Akar
Sejarah Pendidikan Nonformal.Jakarta:PustakaMutiara,2005
Tim Penulis Litbang Gagasan Standarisasi Pendidikan Madrasah Diniyah
Takmiliyah: Sebuah Alternatif Pendidikan AgamaIslam
diIndonesia,Jakarta:Kementerian Agam RI Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama,2015
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SISDIKNAS,
(Bandung: Citra Umbara, 2006)
Perda Kota Medan No. 5 Tahun 2014, Tentang Wajib Belajar Madrasah Diniyah
Takmiliyah Awaliyah,

11

Anda mungkin juga menyukai