Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BelPem Kelompok 1 - Pendekatan Pembelajaran

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Pendekatan

Pembelajaran
Oleh Kelompok 1
- Ayunda Alifia Sari (2101025023)
- Farida Atasya Rengganis(2101025258)
- Nada Kencana M (2101025318)
- Zahra Filianisa P (2101025309)
A

PENDEKATAN,
STRATEGI, DAN
METODE
1. PENDEKATAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:


(1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach)
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered Approach)
1. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository ini menekankan
pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar kepada
warga belajar.

2. Pendekatan Inquiry
Pendekatan Inquiry ini memberikan
kesempatan kepada warga belajar untuk
dapat belajar melalui kegiatan pengajuan
berbagai permasalahan secara sistimatis,
sehingga dalam pembelajaran lebih
berpusat pada keaktifan warga belajar.
2. STRATEGI
Pengertian sempit
 trategi sama dengan metode yaitu sama² merupakan cara dalam rangka
pencapaian tujuan.

Pengertian luas
Menurut Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) terdapat empat
unsur strategi dalam konteks pembelajaran, yaitu :
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
(1) exposition-discovery learning
(2) group-individual learning

Ditinjau dari cara penyajian dan cara


pengolahannya, strategi pembelajaran
dibedakan menjadi 2 pula, yaitu :
1. Strategi pembelajaran induktif
2. Strategi pembelajaran deduktif
3. METODE
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam
mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan.
Ketepatan penggunaan suatu metode pembelajaran akan menunjukkan fungsionalnya
strategi dalam kegiatan pembelajaran.

Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1. Pemberian dorongan
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar
3. Penyampaian bahan belajar
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar
B. JENIS-JENIS
METODE
PEMBELAJARAN DAN
PENERAPANNYA
01 02 03 04

CERAMAH DEMONSTRASI DISKUSI SIMULASI


Suatu metode dimana Metode dimana Kegiatan belajar dimana
Metode dimana guru
guru menyajikan materi dibentuknya siswa ditugasi untuk
memperagakan atau
pelajaran secara lisan sekelompok siswa (3 memerankan atau
menunjukkan cara
mengenai suatu fakta orang atau lebih) menirukan perilaku
mengerjakan suatu
atau dalil dalil atau prosedur membahas suatu tokoh-tokoh dari suatu
prinsip. masalah ditinjau dari situasi atau kejadian
berbagai segi atau yang nyata
sudut pandang
05 06 07 08

LABORATORIUM PENGALAMAN BRAINSTORMING DEBAT


LAPANGAN Metode dimana guru Metode pembelajaran
Kegiatan belajar yang
dilaksanakan dalam suatu Kegiatan belajar melontarkan suatu masalah dimana siswa dilatih untuk
laboratorium yang secara langsung ke peserta, kemudian peserta mengemukakan pendapat
mempelajari suatu bidang praktek di lapangan menjawab, menyatakan terhadap suatu persoalan,
studi tertentu termasuk kerja yang pendapat, atau memberi maupun mengemukakan
memperaktekkan teori – teori
sesungguhnya. komentar sehingga bantahan, sanggahan,
dengan melalui pengamatan memungkinkan masalah atau pendapat yang
dan percobaan. tersebut berkembang berbeda, dengan disertai
menjadi masalah baru. alasan.
c.Pengorganisasian Peserta Didik/Mahasiswa
pendekatan klasikal
Pembelajaran dengan pendekatan klasikal merupakan pembelajaran konversioal yang telah lazim
dilakukan oleh guru karena dipandang lebih efisien.

Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas.


Dengan demikian peranan guru dalam hal ini adalah sebagai berikut:
.Penciptaan tertib belajar dikelas
.penciptaan suasana gembira dalam belajar
.pemusatan perhatian pada bahan ajar
.mengikutsertakan seluruh siswa untuk belajar aktif
. Mengorganisasikan belajar sesuai kondisi aktual siswa

pendekatan individual

pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan
bimbingan belajar kepada masing-masing individu.
D.Pendekatan Quantum Teaching
Pengertian Quantum Teaching

Quantum teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara menggunakan unsur yang pada siswa
dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi didalam kelas.
Persamaan Quantum Teacing ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu: E = m c²
Keterangan : E = Energi (antusiasme, efektivitas, belajar mengajar, semangat)
m = Massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = Interaksi (hubungan yang tercipta dikelas) Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses
pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada
peserta didik.
Prinsip Quantum Teaching.
Ada beberapa prinsip Quantum Teaching, yaitu:
1 . Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan
tentang belajar.
2 . Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan merekan mempelajari materi yang kita ajarkan.
3 . Pengalaman sebelum pemberian nama, otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah
mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
Mengajarkan 3 kunci keunggulan kepada siswa, bisa dengan cara berikan
teladan untuk perilaku yang ingin anda lihat dan perkenalkan kunci-kunci
ini melalui cerita dan perumpamaan, terapkan kunci-kunci ini kedalam
kurikulum anda, kunci tersebut antaralain:
1 . Keyakinan, yakinlah dengan kemampuan mengajar dan kemampuan
siswa belajar. Bertindaklah seolah-olah menjadi guru terhebat di dunia
dengan bersikap penuh percaya diri. Suatu guru akan percaya akan
kemampuannya sendiri.
2 . Kesepakatan, lebih formal dari pada peraturan dan merupakan daftar
cara sedehan dan konkrit untuk melancarkan jalannya pelajaran misalnya
mengikuti 8 kunci.
3 . Kebijakan, mendukung tujuan komunitas belajar dan menjelaskan
urutan tindakan untuk situasi tertentu. Misalnya jika siswa tidak dapat
hadir, mereka meminta tugas yang terlewat dari guru.
E. Pendekatan Multiple
Intelligences

Teori multiple intelligences ini dikembangkan oleh


Howard Gardner seorang psikolog yang menitik
beratkan pada pentingnya perbedaan dari setiap
individual.
Pendekatan menggunakan multiple intelligences ini
mengedepankan minat dan bakat peserta didik
dengan rancangan sesuai dengan kebutuhan intelek
setiap peserta didik. Pendekatan pembelajaran
multiple intelligences mengasumsikan bahwa
setiap anak cerdas, namun kecerdasan mereka
bervariasi.
1. Kecerdasan Linguistik
TIPE 2. Kecerdasan Logis-
KECERDASAN Matematis
MENURUT 3. Kecerdasan Spasial
4. Kecerdasan Musikal
GARDNER 5. Kecerdasan Badani
6. Kecerdasan Interpersonal
7. Kecerdasan Intrapersonal
8. Kecerdasan Naturalis
F.

Pendekatan e-learning
“E-learning is the use of electronic technologies to create
learning experiences.”
- Horton dalam buku “E-learning by Design”
E-learning
Pembelajaran menggunakan e-learning
saat ini sudah digunakan oleh hampir
seluruh civitas pendidikan, selain faktor
dari pandemi covid-19 e-learning ini juga
sangat berguna untuk mempersiapkan diri
dalam era society 5.0
Manfaat e-learning

a. Materi pembelajaran yang terstruktur atau terjadwal dapat


diakses dan dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik
b. Peserta didik bias mempelajari kembali atau mengulang
materi tanpa kendala tempat dan waktu
c. Peserta didik bisa mengakses internet secara mudah apabila
membutuhkan informasi lebih detil yang berhubungan dengan
materi pembelajaran
d. Pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi dan berdiskusi
melalui internet secara bersamaan sesuai jumlah siswa di kelas.
e. Peran siswa dapat lebih aktif.
f. Efisien dan lebih efektif.
G. Belajar Aktif –
Active Learning
Proses pendekatan dalam belajar yang
membangun keaktifan peserta didik
untuk membangun suasana
pembelajran yang interaktif.
Belajar Aktif (active learning)

Pembelajaran belajar aktif adalah sebuah proses pembelajaran


yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses
pembelajaran yang tidak hanya di tekankan pada proses
ceramah dan mencatat. Pengoptimalisasian pelibatan
intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran,
diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar
memperoleh dan memproses belajarnya tentang pengetahuan
keterampilan, sikap dan nilai. Dalam belajar aktif ini guru hanya
sebagai fasilitator supaya peserta didik dapat memiliki ruang
kesempatan yang lebih luas.
Ciri-Ciri Belajar Aktif (active learning)
1. Situasi tetap terkendali meskipun selama proses pembelajaran berlangsung
peserta didik ditantang untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara
bebas.
2. Pendidik lebih banyak memberi rangsangan berfikir pada peserta didik untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan, dengan begitu pendidik tidak
begitu mendominasi selama kegiatan pembelajaran namun siswa sendiri
yang selalu aktif mencari, sehingga pembelajaran akan lebih mudah diserap.
3. Kegaiatan pembelajaran berlangsung secara bervariasi, disesuaikan dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa. Karna pembelajaran yang bervariasi tidak
akan membuat peserta didik merasa bosan, terlebih melibatkannya secara
langsung.
4. Keberanian peserta didik untuk mengajukan pendapat-pendapatnya melalui
pertanyaan atau pernyataan yang sengaja dirangsang oleh pendidik untuk
melatih kepercayaan diri peserta didik.
H. Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata. Lalu diangkat
menjadi pembahasan konsep yang sedang diajarkan.
Siswa bisa mempraktikkan, menceritakan, berdialog,
atau tanya jawab.

Contoh :
-Guru mengajak peserta didik di daerah yang rawan
banjir maupun longsor untuk menjelaskan struktur
tanah
-Guru menampilkan gambar rangka manusia untuk
menunjukkan bagian-bagian rangka manusia
-Guru membawa contoh koran atau majalah sebagai
bahan untuk membahas berita.
I. Managemen Berbasis
Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah suatu pendekatan praktis
yang bertujuan untuk mendesain pengelolaan sekolah dengan
memberikan kekuasaan kepada sekolah dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup
guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat.

Tujuan Manegemen Berbasis Sekolah :


- Menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat sekolah
dan individu yang peduli terhadap pendidikan, khususnya peningkatan mutu
pendidikan.

- Mensosialisasikan konsep dasar manajemen peningkatan mutu berbasis


sekolah khususnya kepada masyarakat.

- Menggalang kesadaran masyarakat sekolah utuk ikut serta secara aktif dan
dinamis dalam mensukseskan peningkatkan mutu pendidikaan.
J. Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) adalah


metode pembelajaran dengan pendekatan yang menekankan
adanya kerja sama (kooperatif) antar siswa dalam kelompoknya
untuk mencapai tujuan belajar. Pada pembelajaran kooperatif
diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja
sama di dalam kelompoknya.

Siswa dilatih menjadi pendengar yang baik, memberikan


penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik.

Kelompok dapat dibentuk berdasarkan siswa yang memiliki


kemampuan (tinggi, sedang, rendah) ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda-beda.
~ Sekian ~
Dan
 Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai