Vokal: Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Spanduk Dan Papan Reklame Sebagai Media Promosi
Vokal: Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Spanduk Dan Papan Reklame Sebagai Media Promosi
Vokal: Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Spanduk Dan Papan Reklame Sebagai Media Promosi
artikel disubmit: 25 Januari 2024, direvisi: 6 Mei 2024 , diterima: 31 Mei 2024
Abstract
Banners and billboards are promotional media that are widely used by people to promote their
businesses. It is not uncommon for the words or sentences used to influence the reader. However, many
banner and billboard makers ignore the rules of writing. This research aims to analyze language errors
on banners and billboards in Kudus Regency. The research method used is descriptive qualitative. The
research data is the use of Indonesian on banners and billboards. The data analysis technique uses the
intralingual matching method. The research results found several language errors on banners and
billboards including standard word errors, writing foreign terms, writing abbreviations, and writing
numbers. By knowing the language errors that arise, it can help writers to be more careful in their
writing and must follow the rules or writing rules in the guidelines.
Abstrak
Spanduk dan papan reklame merupakan media promosi yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk
mempromosikan usahanya. Tidak jarang kata atau kalimat yang digunakan dapat mempengaruhi
pembaca. Namun pembuat spanduk dan papan reklame banyak yang mengabaikan kaidah penulisan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa pada sapnduk dan papan reklame di
Kabupaten Kudus. Metode penelitian yang digunakan yakni deskripstif kualitatif. Data penelitian ini
adalah penggunaan bahasa Indonesia pada spanduk dan papan reklame. Teknik analisis data
menggunakan metode padan intalingual. Hasil penelitian ditemukan beberapa kesalahan berbahasa
pada spanduk dan papan reklame meliputi kesalahan kata baku, penulisan istilah asing, penulisan
singkatan, dan penulisan angka. Dengan mengetahui kesalahan berbahasa yang muncul maka dapat
membantu para penulis untuk lebih teliti dalam penulisan dan wajib mengikuti kaidah atau aturan
penulisan dalam pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Pada papan nama pertokoan tersebut Pada spanduk promo sebuah toko
terdapat kesalahan pada penulisan tersebut terdapat tiga kesalahan penulisan
“Apotik”. Berdasarkan kaidah EYD V yakni kata “buanyak”, “bener”, dan
penulisan “Apotik” tersebut tidak baku, “kalsiboard”. Kata “buanyak” merupakan
penulisan yang tepat sesuai dengan kaidah bentuk kata tidak baku dari kata baku
EYD V yakni “Apotek”. Kata “Apotek” “banyak”. Berdasarkan KBBI kata
bukan dari bahasa Indonesia merupakan “banyak” memiliki makna jumlah yang
serapan dari Belanda yakni “Apotheek” besar, tidak sedikit, sangat, dan berlebih.
Selanjtnya kata tersebut diserap oleh Penulisan kata “buanyak” dalam iklan
bahasa Indonesia menjadi “Apotek”. tersebut digunakan untuk melebihkan
Dalam bahasa Indonesia huruf “th” diserap sesuatu agar dapat menarik perhatian dari
menjadi “t” dan gabungan huruf “ee” pelanggan untuk membeli produk yang
menjadi “e”. Maka penulisan “Apotik” dijual di toko tersebut. Dalam bahasa iklan
yang tepat yakni “Apotek”. tetap harus memperhatikan kaidah
penulisan yang tepat mengacu pada EYD V
maka pembetulannya adalah “banyak”.
Kesalahan kedua yakni penulisan kata
“bener”. Penulisan kata “bener” merupakan
bentuk kata tidak baku dari kata “benar”.
Penulisan kata “bener” pada spanduk
tersebut mengacu pada pelafalan atau
pengucapan bahasa daerah yakni bahasa
Jawa. Penggunaan kata yang terpengaruh
oleh bahasa Jawa menjadi salah satu
penyebab kata menjadi tidak baku. Kesalah
ketiga yakni penulisan kata “kalsiboard”.
Gambar 2. Data Spanduk Warung Makan Kata “kalsiboard” merupakan kata asing.
Kaidah penulisan istilah asing dalam
Pada spanduk warung makan tersebut bahasa Indonesia telah diatur pada EYD V
terdapat kesalahan penulisan kata yakni menggunakan huruf miring. Maka
“sambel”. Kata “sambel” adalah bentuk pembetulannya yakni “kalsiboard”.
kata tidak baku dari “sambal”. Sambal
merupakan olahan makanan yang terbuat
dari cabai, garam, dan bumbu yang
dihaluskan atau ditumbuk. Penulisan kata
“sambel” pada spanduk di atas terpengaruh
oleh bahasa daerah yakni bahasa Jawa yang
menyebut “sambal” dengan “sambel”.
Pada spanduk pembuatan stempel Kata yang merupakan bahasa asing harus
tersebut terdapat dua kesalahan, yakni ditulis dengan huruf miring (Herwani,
penulisan kata “gak” dan “sampe”. Kedua 2022). Sesuai pendapat tersebut, maka
kata tersebut menggunakan penulisan kata penulisan yang benar adalah ‘SWEETY
tidak baku. Pembetulannya “gak” diubah BRONZE’ dan ‘SWEETY SILVER’.
menjadi “tidak” dan kata “sampe” menjadi
“sampai”. Kata “gak’ merupakan bentuk
penulisan SIMPULAN
Spanduk dan papan reklame sering
digunakan untuk mempromosikan usaha,
namun banyak yang mengabaikan aturan
penulisan yang baik dan benar, terutama di
Kabupaten Kudus. Kesalahan yang sering
terjadi meliputi penggunaan kata baku yang
kurang tepat, penulisan istilah asing,
singkatan, dan angka, yang sering kali
dipengaruhi oleh bahasa daerah. Untuk
menghindari kesalahan ini, penting bagi
pembuat tulisan untuk memahami tata cara
penulisan ejaan yang benar dan melakukan
pengecekan sebelum pencetakan agar
sesuai dengan kaidah EYD.
Herwani, U. M. dan S. (2022). Bahasa Padilah Sabrina, S., Mustika, I., & Dwi
Indonesia di Perguruan Tinggi. CV Lestari, R. (2020). Analisis Kesalahan
Sinar Jaya Mandiri. Berbahasa Pada Penulisan Media Luar
Ruang Di Kecamatan Cihampelas,
Husnul, I. C. S., & Yuhdi, A. (2022). Bandung Barat. Jurnal Pendidikan
Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(1),
Bahasa Ejaan pada Pamflet di 59–70.
Lingkungan Sekolah Smk N 1 Lubuk
Pakam Ismi Chairani Sartika Husnul, Ratu, W., & Rayan. (2021). Analisis
Achmad Yuhdi. Jurnal Pendidikan Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada
Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), Papan Nama Toko Dan Reklame Di
125–126. Jalan Jenderal Sudirman Palembang.
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu
Megawati, H. A. S. dan F. (2015). Analisis Kebahasaan Dan Kesastraan, 19(1),
Kesalahan Bahasa dan Makna Bahasa 41–52.
pada Sapnduk di Sepanjang Jalan https://doi.org/10.26499/mm.v19i1.34
Siliwangi Kabupaten Kuningan 17
Periode Februari 2015. Fon: Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Sa’diyah, I., Berlianti, S. N., Mubarok, M.
Indonesia, 6(1), 1689–1699. Z., & Redani, Y. E. (2023). Analisis
Kesalahan Berbahasa dalam Konten
Muhammad Maulana Yusuf dan, & Iklan Produk Kecantikan di Media
Muhammad Farhan. (2022). Analisis Sosial Instagram. Narasi: Jurnal
Kesalahan Berbahasa dalam Berita Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, Dan
Online “Makna Di Balik Keris Tidak Pengajarannya, 1(2), 134–148.
Melulu Soal Hal Mistis” https://doi.org/10.30762/narasi.v1i2.1
Kompas.com. Populer: Jurnal 696
Penelitian Mahasiswa, 1(4), 115–122.
https://doi.org/10.58192/populer.v1i4. Syawir, M., Fadly Akbar, Ahmad, A., &
289 Gubais Wali. (2022). Analisis
Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia
Nisa, K. (2018). Analisis Kesalahan Pada Spanduk Iklan Di Namlea
Berbahasa Pada Berita Dalam Media Kabupaten Buru Dan
Surat Kabar Sinar Indonesia Baru. Implementasinya Dalam Pengajaran
Jurnal Bindo Sastra, 2(2), 218. Bahasa Indonesia Khususnya Pada
https://doi.org/10.32502/jbs.v2i2.126 Aspek Keterampilan Menulis. Jurnal
1 Sosial Humaniora Dan Pendidikan,
1(1), 47–57.
Oktafiani, N., Solihat, I., & Sultan Ageng https://doi.org/10.55606/inovasi.v1i1.
Tirtayasa, U. (2022). Analisis 171
Kesalahan Berbahasa Pada Artikel Telutci, T., & Oktavia, Y. (2021). Analisis
Pendidikan Koran Radar Banten Dan Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada
Implikasinya Dalam Pembelajaran Papan Spanduk Di Seputaran
Bahasa Indonesia Di Sd Dilaraf Lingkungkan Kota Batam. E Science
Islamic School. Tadarus Tarbawy, Journal Humanity, 2(1), 53–57.
4(2), 133–142.