lk KDPI
lk KDPI
lk KDPI
Dosen Pembimbing :
Euis Tuti Haryani S.Kep Ners, M.Kep
Oleh:
2024
FORMAT PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn.T
b. Jenis Kelamin : Laki - laki
c. Tanggal Lahir :15/06/1948
d. Umur : 76 th
e. Agama : Islam
f. Status Perkawinan : Kawin
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Pendidikan terakhir :SMA
i. Alamat :GG.H.SATIBA NO 20/194B, RT 009/RW 006
j. No.RM : 126660
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 43 th
c. Hubungan : anak ke 5
d. Alamat : GG.H.SATIBA NO 20/194B, RT 009/RW 006
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
Keluhan Utama
pasien mengatakan tidak pernah shalat selama dirawat RSBK
Tidak tampak adanya deformitas, ektremitas atas dan bawah tampak sejajar dan
proposional dan lengkap. Tidak terdapat perubahan warna, bengkak maupun
benjolan. Terpasang intravena line no. 22 pada tangan kiri masuk cairan parenteral.
Cara berjalan lancar.
Palpasi :
Tidak ada perubahan suhu, kelembaban kulit lembab, tidak ada krepitasi. Tidak ada
nyeri tekan atau nyeri gerak. Tonus otot kuat dengan skor ektremitas atas 5/5 dan
ektremitas bawah 5/5.
2. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi:
Warna kulit normal, tidak ada sianosis/mootling. Clubbing finger (-). Tidak tampak
peningkatan pada vena jugularis.
Palpasi :
Pulsasi nadi teraba kuat lambat (bradikardi), akral hangat. Pengisian kapiler < 3
detik. Edema (-). Frekuensi nadi 47 x/menit.
Perkusi :
Tak.
Auskultasi :
Bunyi jantung I dan II normal, tidak ada suara tambahan. Suara jantung terdengar
berdebar.
3. Sistem Respirasi
Inspeksi:
Pengembangan paru kanan dan kiri simetris, warna kulit sama dengan warna
sekitarnya. Struktur skeletal normal, tidak terdapat penggunaan otot bantu
nafas .Pada thorax bagian belakang tidak adanya kelainan bentuk dinding toraks
atau kelainan bentuk tulang punggung.
Palpasi :
Ekspansi paru baik, taktil fremitus. Area pemeriksaan tulang rusuk dan sela iga
tidak ada patah maupun cedera lainnya. Tidak teraba adanya masa maupun nyeri
tekan.
Perkusi :
Hasil perkusi terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Dinding toraks bagian
depan tidak adanya konsolidasi, cairan atau udara dalam rongga toraks. Batas paru
meliputi hepar, batas jantung dan lambung normal. Pada dinding toraks bagian
belakang batas paru, diafragma kiri dan kanan normal.
Auskultasi :
Pada dinding toraks bagian depan dan trakea terdengar suara nafas bersih atau
vesikuler. Tidak ditemukannya suara nafas tambahan.
4. Pasien berolahraga dengan jalan cepat
5. Pasien tidak mengguanakan alat bantu dalam beraktifitas
6. Tidak ada gangguan aktifitas
7. aktifitas klien saat sakit sekarang hanya berada di tempat tidur
TIDUR
Selama di rumahsakit, pasien mengatakan sangat sulit untuk tidur. Tidur tidak nyenyak,
hanya sebentar dan cepat terbangun kembali. Pasien merasa sangat terganggu dengan
kondisi ini, menyebabkan pasien gelisah dan pusing. Pasien tidak memiliki riwayat
menggunakan obat penenang sebelum tidur. Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan
khusus menjelang tidur. Selama sakit, saat di rumah, pasien mengalami gangguan tidur
insomnia. Akibatnya, pasien merasa pusing dan gelisah.
Tidak ditemukan gangguan penciuman pada lubang hitung kanan maupun kiri,
pasien mampu mengenali aroma familiar seperti kayu putih dan kopi.
2) Nervus II (Optikus)
4) Nervus V (Trigeminus)
Pada pemeriksaan motorik muskulus masseter dan temporalis kekuatan sisi
kanan dan kiri sama, dagu simetris, tidak ada kelumpuhan. Pemeriksaan sensorik
pasien mampu merasakan sensasi nyeri pada area dahi, pipi dan rahang bawah,
selain itu mampu membedakan sensasi suhu. Reflek kornea normal. Reflek
massester kontraksi muskulus masseter dan mulut menutup.
5) Nervus VII (Fasialis)
Pemeriksaan motorik pipi kanan dan kiri kekuatannya sama. Kelenjar lakrimalis
basah/kering, kelenjar sublingualis, mukosa hidung dan mulut lembab.
Pemeriksaan sensorik pasien mampu mengenali sensasi rasa manis, asan dab
pahit.
8) Nervus XI (Hipoglosus)
saraf motorik, untuk gerakan lidah, lidah sebelah kanan dan kiri bergerka
simetris.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
b. Laboratorium
ISDN SL PRN
Untuk mencegah dan
mengobati angina pektoris pada
penderita penyakit jantung koroner,
serta untuk pengobatan gagal
jantung
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS: Atreosklerosis Distress Spiritual
Pasien mengaku tidak
pernah Shalat. Pasien Akumulasi/ penimbunan
mengatakan "Jangankan Ateroma plak di intima
Shalat, membaca do'a arteri
pun sulit". Pasien merasa
kondisi yang ia alami Penyempitan lumen arteri,
saat ini sangat membatasi rupture plak, trombosisi dan
kegiatan termasuk spasme arteri
beribadah. Sebelum sakit,
pasien mengatakan jarang Aliran O2 arteri koroner
beribadah. menurun
DO:
Keadaan umum cukup, Iskemia
Pasien mengaku tidak
pernah shalat, karena Kerusakan otot miokardium
kondisi yang sedang
dialami EKG : T terbalik dan ST
TTV
TD: 97/65mmHg Sindrom koroner akut
HR:43x/ menit
RR : 18 x/ menit UAP
S: 36,8 °C
Therapi : Nyeri dada
Miniaspi, ISDN,
Eperison Distress Spiritual
1. PRIORITAS MASALAH
Distress Spiritual berhubungan dengan nyeri
2. RENCANA KEPERAWATAN
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim
rohaniawan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
11.00
R: pasien mengatakan pada saat
sebelum sakit pasien suka shalat
12.00 - Mengapresiasi setiap apa yang
diungkapkan oleh klien
R: Klien antusias bercerita
- Menyediakan waktu untuk mendengar
keluhan klien
R: Klien merasa nyaman bercerita
- Mendorong klien untuk berdoa dan
selalu mengingat Allah SWT
R: Klien mengatakan akan selalu ingat
ALLAH
- Membantu klien untuk mengingat
pengalaman spiritual pada masa lalu
SHIFT Siang 1 14.00 Distress Spiritual S: Pasien mengatakan sudah melakukan Dita
25/09/24 Perwati
- Menggunakan komunikasi terapeutik shalat tetapi masih ada yang terlewat
untuk membangun hubungan saling dan ingin mengetahui doa-doa untuk
percaya dan empati kesembuhan
15.00 R: Klien mengatakan bersedia
O: pasien tampak tenang
menerima semua intervensi yang akan
A: masalah belum teratasi
diberikan
sebagian
- Mengidentifikasi apa yang dirasakan
16.00 P: lanjutkan intervensi
oleh klien
R: pasien tampak tenang
- Menanyakan kegiatan spiritual pasien
R : Pasien mengatakan tidak tahu doa
17.00
untuk kesembuhan
- Membimbing pasien untuk berdoa
R : Pasien bersedia berdoa dan
membacakan doa-doa kesembuhan
18.00
SHIFT Pagi S: Pasien mengatakan sudah
Distress Spiritual
26/09/24 08.00
melakukan dan sudah tahu doa-
- Menggunakan komunikasi terapeutik
doa untuk kesembuhan
untuk membangun hubungan saling
percaya dan empati O: pasien tampak tenang
09.00
R: Klien mengatakan bersedia A: masalah belum teratasi
menerima semua intervensi yang akan P: intervensi dihentikan
diberikan
- Mengidentifikasi apa yang dirasakan
oleh klien
R: Klien mengatakan tidak dapat shalat
- Menanyakan kegiatan spiritual pasien
R : Pasien sudah tahu doa untuk
kesembuhan
- Membimbing pasien untuk berdoa
R : Pasien bersedia berdoa dan
membacakan doa-doa kesembuhan
EVALUASI KEPERAWATAN