Pengetahuan Dasar Tentang Pastry
Pengetahuan Dasar Tentang Pastry
Pengetahuan Dasar Tentang Pastry
Medium Flour (Terigu Protein Sedang) Jenis terigu medium wheat mengandung 10%
sampai dengan 11%. Sebagian mengenalnya dengan sebutan all purpose flour atau
tepung serba guna. Tepung ini dibuat dari campuran tepung terigu hard wheat dan soft
wheat sehingga karakteristiknya diantara kedua jenis tepung tersebut. Tepung ini cocok
untuk membuat adonan fermentasi dengan tingkat pengembangan sedang, seperti
donat, aneka cake dan muffin.
Soft Flour (Terigu Protein Rendah) Tepung ini dibuat dari gandum lunak dengan
kandungan protein 8% sampai dengan 9%. Sifatnya, memiliki daya serap air yang rendah
sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar diuleni, tidak elastis, lengket dan daya
pengembangannya rendah. Cocok untuk membuat kue kering, biscuit, pastel dan kue-
kue yang tidak memerlukan proses fermentasi.
Pati
Komposisi rata-rata tepung (70%)
putih biasa : Air (13%)
Mineral
(0,5%)
Protein
tidak
larut
(11%)
Lemak P larut
(1%) (2%)
Gula
(2,5%)
Penyimpanan
• Penyimpanan tepung harus memiliki ventilasi yang baik sehingga suhu
ruangan berkisar antara 16 -21⁰C dan kelembaban rata-rata 60%.
Ruangan harus mudah dibersihkan dan sistematis.
Fungsi Gula
• Gula sebagai pewarna, gula berfungsi sebagai karamelisasi dan
membuat warna kerak kecoklatan pada kue. Tanpa adanya gula, kue
akan terasa seperti tidak matang atau mentah, dan tidak ada nuansa
berwarna coklat dari karamelisasi gula setelah kue tersebut dipanggang.
Fungsi Gula
• Gula merupakan makanan bagi bakteri yang ada didalam ragi dan
menampakkan warna kecoklatan yang bagus pada hasil akhir kue.
Concentrated Milk
Ragi Basah
Ragi Kering
Instan
Pengadukan berfungsi untuk mencampur rata semua bahan, hidrasi sempurna dari pati dan
protein. Pembentukan dan pelunakan gluten juga terjadi saat pengadukan. Pengadukan juga
berfungsi mendapatkan kekuatan menahan gas yang baik.
2. Peragian/ fermentasi
3. Pembuangan gas (Sheeting) mengeluarkan CO2 yang ada didalam adonan
4. Pencetakan/pembulatan: pada Langkah ini, adonan dibagi untuk ditimbang. Membulatkan
bertujuan membentuk lapisan halus dipermukaan adonan, sehingga dapat menahan gas-gas
yang dihasilkan. Membulatkan ini juga memberi bentuk supaya mudah dikerjakan.
Langkah-langkah Produksi Roti
5. Intermediate proofing. Pada tahap intermediate proofing (fermentasi lanjutan) dilakukan
dengan memberikan waktu istirahat sekitar 5 – 20 menit pada adonan serta membuat
adonan rileks dengan tujuan mempermudah proses berikutnya (pembentukan).
6. Pencetakan akhir: adonan dibentuk menjadi bentuk sesuai yang diinginkan.
7. Final proofing roses ini bertujuan mengembangkan adonan untuk mencapai bentuk dan
mutu yang baik. Ruangan proofing haruslah stabil baik panas maupun kelembabannya.
Temperatur proofing berkisar 35 – 40⁰ C, kelembabanya berkisar 80 – 85% sedangkan
waktu proofing itu sangat tergantung pada produk yang dibuat (berkisar 35 menit).
8. Pembakaran: poses pembakaran Inilah tahap yang menentukan baik tidaknya suatu
proses pembuatan roti. Waktu membakar roti sangat tergantung dari: - Besar kecilnya
bentuk roti yang akan dibakar. - Jumlah gula yang dipakai dalam resepnya. - Jenis roti yang
dibakar.
Langkah-langkah Produksi Roti
Sebelum melakukan pembakaran suhu oven harus dipastikan sudah sesuai
dengan produk yang akan dibakar. Suhu dan lamanya pembakaran dipengaruhi
oleh oven, loyang, dan produk yang akan di bakar. Hal-hal yang harus
diperhatikan pada proses pembakaran adalah: a. Volume adonan akan
bertambah pada waktu 5-6 menit pertama di dalam oven. b. Aktivitas Yeast
berhenti pada temperatur 63⁰C. c. Karamelisasi dari gula mulai memberi warna
pada kulit roti. d. Suhu pembakaran untuk roti tawar berkisar 200-220⁰C
sedangkan untuk roti manis dan sejenisnya berkisar 170-180⁰C.
9. Proses pendinginan: roti didinginkan sebelum dikemas agar tidak
berkeringat sehingga tahan lebih lama.
10. Pengemasan.
CAKE
• Cake dalam pengertian umum merupakan adonan panggang dengan
bahan dasar tepung terigu, gula, telur dan lemak. Selain itu juga cake
dapat dibuat dengan bahan tambahan yaitu garam, bahan
pengembang, shortening, susu dan bahan penambah aroma. Bahan –
bahan ini dikombinasikan untuk menghasilkan remah yang halus,
tekstur yang empuk, warna menarik, dan baik aromanya.
• Perbandingan bahan baku cake dapat berbeda, tergantung dari jenis
cake yang dibuat. Kualitas cake itu sendiri tergantung dari bahan yang
digunakan. Bahan harus bermutu tinggi, proses pencampuran adonan
dan pembuatannya benar, serta lama pembakaran dan temperaturnya
tepat.
Jenis - Jenis Cake
• Cake dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, berdasarkan penggunaan shortening
yaitu:
1. Batter type cake/pound cake/convensional cake
2. Foam type cake sering juga disebut sponge cake
3. Chiffon type cake
• Komposisinya tergantung dari telur, tepung dan susu untuk membentuk struktur dan
agak banyak persentase lemaknya. Sedangkan volume diperoleh dari penggunaan
baking powder. Contoh cake dari jenis adonan ini adalah butter cake, pound cake,
layer cake, fruit cake.
Batter type cake
• Butter cake diawali dengan pengocokan mentega hingga pucat dan
lembut lalu masukkan telur satu persatu sambil terus dikocok.
Hasilnya adalah cake yang padat dengan remah kasar. Untuk
mengurangi kepadatannya, putih telur dapat dikocok terpisah.
• Pada pound cake metode pencampurannya ada 4 macam yaitu :
a. Sugar Batter Method (metode adonan gula).
Menurut metode ini, seluruh lemak dan gula dalam jumlah yang sama
semuanya dikocok hingga lembut dan membentuk krem. Lemak disini yang
paling sering digunakan adalah mentega atau margarin, karena memiliki sifat
yang khas pada cake.
Bila adonan telah tercampur, baru kuning telur (telah dipisah dari putih telur)
dimasukkan satu persatu sambil terus dikocok dengan kecepatan tinggi hingga
menjadi adonan yang lembut, ringan dan halus.
Tahap selanjutnya ialah mencampurkan tepung ke dalam adonan. Bila ada bahan
campuran lainnya berupa bubuk, sebaiknya dicampur langsung dengan tepung,
agar benarbenar tercampur rata. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan
sendok karet/plastik yang besar.
Masukkan putih telur yang sudah dikocok terpisah hingga naik dan kaku, sebagian
demi sebagian, lalu aduk hati-hati sampai tercampur rata.
Batter type cake
b. Flour Batter Method (metode adonan tepung).
Sedangkan flour batter method, lemak dikocok sampai membentuk krim, lalu masukkan sebagian terigu
secara bertahap, kocok hingga adonan tercampur rata dan lembut. Lemak harus bersifat lembut dan
tepung harus dibubuhkan secara bertahap.
Bahan telur dan sebagian gula dengan perbandingan yang sama dikocok tersendiri hingga mengembang,
berbuih dan kaku. Campuran gula telur ini akan terkocok dengan baik bila proses pengocokan dilakukan di
atas air hangat. Setelah itu, tuang dalam adonan. Sisa gula sebaiknya dilarutkan dengan cairan (susu atau
air), kemudian campur dalam adonan tepung bersama bahan campuran lainnya seperti bahan pewangi
atau bahan pewarna.
Adonan yang dibuat dengan seksama akan menghasilkan suatu kelembutan yang diinginkan untuk
memperoleh cake dengan susunan yang baik. Metode adonan tepung cocok sekali untuk pembuatan cake
yang sederhana saja yang tidak banyak mengandung lemak dan telur, namun sebagai penguat tambahan
baking powder.
Batter type cake
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini :
1. Lemak harus bersifat lembut dan plastis.
2. Tepung harus yang lunak ( soft flour ).
3. Metode ini cocok untuk pembuatan kue yang sederhana, yang tidak banyak mengandung
lemak dan telur, yang sebagian besar proses pembentukan gasnya didapatkan dari penggunaan
baking powder.
c. Blending Method (metode pengadukan).
Cara ini cocok untuk membuat cake yang mengandung gula lebih banyak daripada jumlah
tepungnya. Biasanya untuk membuat cake semacam ini harus menggunakan jenis lemak yang
diemulsikan dan tepung khusus. Dalam cara ini lemak yang diemulsikan bersama tepung,
baking powder dan garam di kocok semuanya hingga tercapai suatu kelembutan yang ringan
dan halus. Lalu masukkan telur, diaduk sampai rata dan lembut. Bila menggunakan cairan,
masukkan paling akhir, dicampur bersama-sama, lalu dimasukkan pada campuran adonan.
Batter type cake
d. All-in Method (Metode proses menyeluruh)
Menurut cara ini semua bahan baku dikocok secara bersama – sama. Pelaksanaan
pengadukan dalam mixer adalah sebagai berikut :
1. Mixing dengan kecepatan lambat dilakukan selama setengah menit dengan maksud supaya
semua bahan baku menjadi basah dan tercampur merata.
2. Mixing dengan kecepatan tinggi selama dua menit sehingga semua bahan baku hancur dan
mengikat satu dengan lain secara merata. Campuran ini harus sudah mengandung gas.
3. Mixing dengan kecepatan sedang selama dua menit agar sel-sel udara yang besar menjadi
luluh dan menjadi sel udara yang lebih kecil dan merata.
4. Kecepatan diperlambat selama satu menit agar kemungkinan masih adanya gelembung
udara yang berukuran besar menjadi semakin kecil. Pembuatan cake menurut cara ini
memerlukan emulsifier (supaya lemak dapat tercampur baik dengan cairan) dan tepung
khusus untuk cake yang dibuat dari gandum lunak (soft).
Sponge Cake
• Sponge cake adalah jenis cake yang sangat populer karena relatif
mudah membuatnya. Yang utama hanya diperlukan gula, telur dan
terigu. Setelah dikocok sampai mengembang sempurna lalu
dipanggang. Pengocokan yang sempurna adalah bila udara dapat
masuk ke dalam adonan telur dan gula sebelum dicampur dengan
bahan lainnya.
• Dalam batasan penggunaan bahan pada tipe ini total cairan (telur dan
susu cair) harus lebih berat dibandingkan dengan berat gula. Tepung
terigu lebih sedikit dari berat telur dan berat telur lebih banyak dari
berat tepung (minimum).
Sponge Cake
Kocok telur dan gula hingga mengembang dan kental serta warnanya
berubah menjadi putih.