Bendungan
Bendungan atau Empangan atau istilah pinjaman Inggris dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai "bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur."[1]
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.[2] Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Jenis bendungan
[sunting | sunting sumber]Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 – 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.
Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.
Bendungan Separuh
[sunting | sunting sumber]Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.
Bendungan kayu
[sunting | sunting sumber]Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak digunakan, tetapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan berang-berang.
Contoh bendungan
[sunting | sunting sumber]- Bendungan Tiga Jurang, Cina
- Bendungan Itaipu, Brasil/Paraguay
- Bendungan Aswan, Mesir
- Bendungan Benmore, Selandia Baru
- Bendungan Glen Canyon, Amerika Serikat
- Bendungan Grand Coulee, Amerika Serikat
- Bendungan Hoover, Amerika Serikat
- Bendungan Hume, Australia
- Danau Pedder - Danau Gordon, Australia
- Bendungan Kariba, Zambia/Zimbabwe
- Bendungan Vishvesvaraya, India
- Bendungan Mactaquac, Kanada
- Bendungan Inga, Republik Demokratik Kongo
- Bendungan Sepaku Semoi, Indonesia
Bendungan gagal
[sunting | sunting sumber]- South Fork Dam - 1889
- St. Francis Dam - 1928
- Vajont Dam - 1961
- Baldwin Hills Dam - 1963
- Buffalo Creek Flood - 1972
- Banqiao and Shimantan Dams - 1975
- Teton Dam - 1976
- Kelly Barnes Dam - 1977
- Lawn Lake Dam - 1982
- Opuha Dam - 1997
- Camará Dam - 2004
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Berang-berang, binatang pengerat pembuat bendungan
- Waduk
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "JUMLAH BENDUNGAN BESAR DI INDONESIA CAPAI 284 BUAH". pu.go.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2013.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Mulyadi, Agus. Mulyadi, Agus, ed. "Bendung Katulampa Bukan Bendungan". Kompas.com. Diakses tanggal 4 Oktober 2013.