Bontoa, Maros
4°54′54″S 119°32′32″E / 4.9150241°S 119.5422003°E
Bontoa
| |||||
---|---|---|---|---|---|
Koordinat: 4°54′54″S 119°32′32″E / 4.9150241°S 119.5422003°E | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Maros | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Andi Armansyah Amiruddin, S.H. | ||||
Kode pos | 90554[1] | ||||
Kode Kemendagri | 73.09.05 | ||||
Kode BPS | 7308030 | ||||
Desa/kelurahan | 9 (total) 8 desa & 1 kelurahan | ||||
|
Bontoa (Ejaan Van Ophuijsen: Bontoa; Lontara Bugis: ᨅᨚᨈᨚᨕᨙ, transliterasi: Bottoé; Lontara Makassar: ᨅᨚᨈᨚᨕ, transliterasi: Bontoa) adalah nama sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di Panjalingan, Kelurahan Bontoa dengan jarak 6 km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Kabupaten Maros.[2] Sebelum tahun 2001, Kecamatan Bontoa bernama Maros Utara. Pergantian nama tersebut didasarkan pada nilai historis. Kecamatan Maros Utara kala itu dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1992 Pasal 5 dari hasil pemekaran wilayah Kecamatan Maros Baru tertanggal 23 Mei 1992 dengan membawahi 6 desa. Saat ini Kecamatan Bontoa terdiri dari 1 (satu) kelurahan dan 8 (delapan) desa dengan 37 (tiga puluh tujuh) lingkungan/dusun yang merupakan satu kesatuan dalam pelaksanaan pelayanan pemerintahan di Kecamatan Bontoa.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Bontoa sebenarnya adalah nama yang "masahoro" (Makassar: masyhur, terkenal). Di tiap-tiap daerah etnis Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan dapat dipastikan ada kampung, bori, atau wanua yang dinamai Bontoa atau Bonto, sama halnya dengan nama Tanete atau Tanetea. Bontoa yang maksudkan ini adalah "Bontoa Marusu", berada di Kabupaten Maros, kecamatan paling utara Kabupaten Maros ini dalam sejarahnya merupakan salah satu wilayah kekaraengan dalam lingkup Kerajaan Federasi Toddo Limayya Ri Marusu, satu kerajaan kecil penerus Dinasti Kerajaan Marusu setelah Kerajaan ini ditaklukkan dan dijadikan bawahan Kerajaan Gowa sejak masa pemerintahan Raja Gowa IX, Karaeng Tumapakrisikna Kallonna.
Asal usul penamaan
[sunting | sunting sumber]Penamaan Bontoa merujuk pada kondisi tanah atau daerah rendah (dataran rendah). Dalam Mangkasara' (Bahasa Makassar) sering disebut kata "A'bontoi" yang artinya "rendah" atau sering pula dimaknai "sering tergenang air". Meski begitu tidak ada kesamaan kondisi semua daerah yang disebut Bontoa atau Bonto tersebut, karena "kerendahan" yang dimaksud juga memiliki level rendah dari segi topografinya yang berbeda-beda, ada yang rendah, dan ada yang rendah sekali. Itulah sebabnya biasa pula kita mendengar istilah "liwa' sikali abbonto'na" untuk menunjukkan suatu kawasan yang sangat rendah. Kondisi Bontoa atau Bonto itu merujuk kepada kawasan persawahan padi basah, rawa serta daerah dekat akses sungai dan laut.
Menurut Informan, Mannyarang (Umurnya sekitar 80 Tahun), yang ditemui penulis di Bontoa, menuturkan bahwa daerah Bontoa (Kecamatan Bontoa Maros) dulunya juga disebut Tanetea. Kawasan yang dia tunjuk sebagai Tanetea tersebut merupakan daerah yang sedikit lebih tinggi dari daerah yang dimaknai sebagai "Bontoa". Penulis menduga kalau nama Tanetea adalah nama yang diberikan kepada daerah tersebut sebelum orang menamai atau memaknainya sebagai Bontoa. Hal ini merujuk dari informasi yang dituturkannya bahwa Bontoa adalah daerah yang tidak pernah tenggelam atau tergenang air, sehingga aman bagi penduduknya, bahkan kemudian banyak orang datang di daerah tersebut untuk bermukim.
Bontoa saat ini adalah salah satu kecamatan dalam lingkup Kabupaten Maros, sebelumnya dinamai Kecamatan Maros Utara, terletak pada perbatasan Kabupaten Maros dengan Kabupaten Pangkep. Tentunya sebelum ada penetapan wilayah administrasi kabupaten, wilayah perbatasan kedua kabupaten berpenduduk Bugis dan Makassar ini tidak seperti adanya sekarang, yang merujuk kepada perbatasan Kalibone. Pada masa lampau, daerah ini adalah satu, sampai di Mangemba, Soreang, Ka'ba, Panaikang, dan kampung-kampung lainnya.
Berdirinya Kekaraengan Bontoa
[sunting | sunting sumber]Ekspansi besar-besaran Gowa sejak masa kekuasaan Karaeng Tumapakrisika Kallonna, Raja Gowa IX, mengubah peta geografi politik kawasan Sulawesi Selatan. Kerajaan Marusu’ yang dulunya merupakan kerajaan merdeka dan berdaulat, langsung berada dibawah dominasi Gowa. Serangan Gowa ke sebelah utara hampir pasti tidak mendapatkan perlawanan yang berarti, wilayah paling utara Marusu’, Bontoa yang berbatasan dengan Binanga Sangkara, wilayah Barasa (Pangkajene) dengan mudah ditaklukkan sejak masa kekuasaan Raja Gowa X, Karaeng Tunipalangga.
Supaya lebih mudah mengendalikan daerah pertanian padi basah yang subur ini, I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng, Raja Gowa X (1546-1565) mengutus I Mannyarrang, seorang bangsawan dari Bangkala, putra dari I Pasairi Daeng Mangngasi Karaeng Labbua Tali Bannangna, Karaeng Bangkala dari isterinya I Daeng Takammu Karaeng Bili’ Tangngayya untuk menjadi karaeng maggau’ di wilayah tersebut.
Makam yang diduga makam I Mannyarang. Oleh penduduk Bontoa, mereka lebih mengenalnya dengan sebutan ‘Patanna Pa’rasangan’, terletak di sebelah barat SMA Negeri 1 Bontoa, dalam Kompleks Makam Karaeng Bontoa.
J.A.B. Van De Broor (1928) dalam tulisannya tentang Randji silsilah Regent Van Bontoa meriwayatkan Bontoa sebagai salah satu wilayah Kerajaan Marusu’ yang didirikan oleh Karaeng Loe ri Pakere’ sampai akhirnya I Mannyarang datang sebagai duta Somba Gowa untuk memperluas wilayah kekuasaannya di sekitar wilayah tersebut, meliputi: (1) Bontoa, (2) Salenrang, (3) Sikapaya, (4) Balosi, (5) Pa’rasangan Beru, (6) Panaikang, (7) Tangaparang, (8) Lempangan, (9) Panjallingang, (10) Ujung Bulu, (11) Batunapara, (12) Belang-Belang, (13) Suli-Suli, (14) Pannambungan, (15) Magemba, dan (16) Talamangape.
Patut dicatat disini, bahwa terdapat Bontoa yang sebelumnya diklaim sebagai wilayah yang dikuasai oleh Karaeng Marusu, berdasarkan riwayat J.A.B. Van De Broor tentang Randji silsilah Regent van Bontoa (1928) yang mana mengisahkan kehadiran I Mannyarrang sebagai utusan Somba Gowa untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Dan selanjutnya, Karaeng Marusu’ mempersilahkan I Manyarrang membuka daerah baru yang menjadi kekuasaan Gowa. Namun, dalam Lontaraq silsilah Karaeng Loe ri Pakere sebagaimana ditulis Andi Syahban Masikki, tidak menempatkan Bontoa sebagai wilayah yang dikuasai Marusu’.
Karaeng Bontoa I – XXII
1. I MANNYARANG, Karaeng Bontoa I
2. I MANNYUWARANG, Karaeng Bontoa II
3. I Daeng SIUTTE, Karaeng Bontoa III
4. I Daeng MANGNGUNTUNGI, Karaeng Bontoa IV
5. I PAKANDI DG MASSURO, Karaeng Bontoa V
6. I PANDIMA DG MALIONGI, Karaeng Bontoa VI
7. I DAENG TUMANI, Karaeng Bontoa VII
8. I MANGNGAWEANG DG MANGGALLE, Karaeng Bontoa VIII
9. I REGGO DG MATTIRO, Karaeng Bontoa IX
10. I PAREWA DG MAMALA, Karaeng Bontoa X
11. I SONDONG DG MATTAYANG, Karaeng Bontoa XI
12. I BAOESAD DG SITABA KARAENG TALLASA, Karaeng Bontoa XII
13. I BAMBO DG MATEKKO (PETTA TEKKO), Karaeng Bontoa XIII
14. ANDI RADJA DG MANAI (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XIV dan XVI
15. ABDUL MAULA INTJE DJALALUDDIN (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XV
16. ANDI MUHAMMAD DG SISILA (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XVII dan XIX
17. ANDI DJIPANG DG MAMBANI (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XVIII dan XX
18. ANDI RADJA DG MANAI KARAENG LOLOA (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XXI
19. ANDI MUHAMMAD YUSUF DG MANGNGAWING (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XXII (Karaeng Bontoa Terakhir)
Kronik status kecamatan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1986, mulai dilakukan perencanaan pemekaran kecamatan dari empat menjadi tujuh kecamatan. Pada tahun 1989, terjadi pemekaran wilayah kecamatan dengan dibentuknya 3 Kecamatan Perwakilan, yakni:
- Kecamatan Tanralili
- Kecamatan Mallawa
- Kecamatan Maros Utara
Kecamatan Maros Utara bersama dua kecamatan lainnya resmi dibentuk dan diundangkan pada tanggal 23 Mei 1992 menjadi kecamatan definitif yang berkekuatan hukum. Alasan pembentukan tersebut karena semakin meningkatnya jumlah penduduk dan volume kegiatan pemerintahan dan pembangunan di wilayah Kabupaten Maros dalam wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan, dan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, dipandang perlu membentuk kecamatan baru di wilayah tesebut. Pembentukan kecamatan defenitif dalam wilayah Kabupaten Maros juga berpedoman kepada ketentuan Pasal 75 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah, pembentukan kecamatan harus ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.[3]
Wilayah Kecamatan Maros Utara merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kecamatan Maros Baru (Desa Pajukukang, Desa Tunikamaseang, Desa Tupabbiring, Desa Botolempangan, Desa Salenrang, dan Desa Marannu) dengan pusat pemerintahan berada di Desa Tunikamaseang. Hal ini didasarkan pada dasar hukum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 1992 Pasal 5 Ayat 1, 2, dan 3 dan Pasal 9 Ayat 7.[3]
Kemudian pada hari kamis, tanggal 22 Agustus 1996, DPD II KNPI Kabupaten Maros mengadakan "Seminar Pemekaran dan Perubahan Nama Kecamatan" dengan berlandaskan latar belakang kesejarahan sekaligus sebagai pemantapan jati diri Maros melalui kilas balik sejarah. Upaya DPD II KNPI Maros pada waktu itu mendapat apresiasi dan sambutan hangat dari para budayawan dan pemerhati sejarah. Nama yang sarat dengan muatan historis memang punya arti tersendiri, terutama bagi orang-orang yang menghormati jati dirinya.
Bertolak dari hasil seminar tersebut, maka Bupati KDH Tingkat II Kabupaten Maros, Nasrun Amrullah (cucu dari H. Andi Page Manyanderi Petta Ranreng, Petta Imam Turikale III), lewat Surat Bupati KDH Tingkat II Kabupaten Maros, No.146.1/276/Pem. Tgl. 19 September 1996, meminta Persetujuan DPRD Tingkat II Maros untuk Pembentukan/Pemekaran Kecamatan. DPRD Tingkat II Maros kemudian membentuk panitia khusus yang kemudian membahas dan menetapkan pembentukan/pemekaran kecamatan yang telah ada serta diberi nama sesuai dengan nama distrik yang pernah ada.
Pemekaran wilayah dan perubahan nama Kecamatan Maros Utara menjadi Kecamatan Bontoa secara resmi dirubah, dimekarkan, dan diundangkan pada tanggal 3 Agustus 2001. Alasan pembentukan/pemekaran kecamatan baru karena semakin meningkatnya volume kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan untuk memperlancar pelayanan masyarakat serta mempercepat pemerataan pembangunan dan alasan perubahan nama tersebut didasarkan pada nilai historis. Sebagai dampak hasil pembentukan kecamatan baru, yakni Kecamatan Lau di sebagian wilayah Kecamatan Maros Utara, maka sebagian wilayah Kecamatan Maros Utara (Desa Marannu dan Desa Bonto Marannu) mengalami pengurangan luas wilayah. Wilayah Kecamatan Maros Utara atau Kecamatan Bontoa berkurang setelah Desa Marannu dan Bonto Marannu masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Lau. Sekarang wilayah Kecamatan Bontoa meliputi Kelurahan Bontoa, Desa Bonto Bahari, Desa Ampekale, Desa Tunikamaseang, Desa Tupabbiring, Desa Minasa Upa, Desa Salenrang, Desa Pajukukang, dan Desa Botolempangan. Dasar hukum pembentukan Kecamatan Lau dan Perubahan Nama Kecamatan Maros Utara adalah Peraturan Daerah Kabupaten Maros No. 17 Tahun 2001 dengan rincian Bab II Pasal 2 Ayat 1, 2, dan 3 dan Bab III Pasal 4 Ayat 1 dan 2.[4]
Tahun 1992
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per 23 Mei 1992:
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 1993
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 1993:
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 1994
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 1994:
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 1995
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 1995:
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 1996
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 1996:
- Desa Ampekale (definitif)
- Desa Bonto Bahari (definitif)
- Desa Bonto Marannu (definitif)
- Desa Bontoa (non definitif)
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Minasa Upa (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 1997
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 1997:
- Desa Ampekale (definitif)
- Desa Bonto Bahari (definitif)
- Desa Bonto Marannu (definitif)
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Minasa Upa (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 1998
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 1998:
- Desa Ampekale (definitif)
- Desa Bonto Bahari (definitif)
- Desa Bonto Marannu (definitif)
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Minasa Upa (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 1999
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 1999:
- Desa Ampekale (definitif)
- Desa Bonto Bahari (definitif)
- Desa Bonto Marannu (definitif)
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Minasa Upa (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 2000
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per tahun 2000:
- Desa Ampekale (definitif)
- Desa Bonto Bahari (definitif)
- Desa Bonto Marannu (definitif)
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Marannu (definitif)
- Desa Minasa Upa (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
Tahun 2001
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah wilayah-wilayah Kecamatan Maros Utara/Bontoa per 3 Agustus 2001 hingga sekarang:
- Desa Ampekale (definitif)
- Desa Bonto Bahari (definitif)
- Desa Botolempangan (definitif sejak 1965)
- Desa Minasa Upa (definitif)
- Desa Pajukukang (definitif sejak 1965)
- Desa Salenrang (definitif sejak 1992)
- Desa Tunikamaseang (definitif)
- Desa Tupabbiring (definitif)
- Kelurahan Bontoa (definitif)
Kondisi geografis
[sunting | sunting sumber]Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Bontoa memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah | Berbatasan |
---|---|
utara | Kecamatan Pangkajene, Kecamatan Minasatene[2], Kecamatan Balocci (Kabupaten Pangkep), dan Sungai Binanga Sangkara |
selatan | Kecamatan Lau dan Kecamatan Bantimurung[2] |
barat | Selat Makassar[2] |
timur | Kecamatan Balocci (Kabupaten Pangkep)[2] dan Kecamatan Bantimurung |
Kondisi demografis
[sunting | sunting sumber]Etnis dan bahasa
[sunting | sunting sumber]Mayoritas penduduk Kecamatan Bontoa adalah Suku Makassar dengan penciri penutur Bahasa Makassar Dialek Lakiung yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Suku lainnya adalah Suku Bugis.
Jumlah penduduk
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Bontoa memiliki luas 93,52 km² dan penduduk berjumlah 31.264 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 334,30 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan Bontoa pada tahun tersebut adalah 100,29. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 100 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Kecamatan Bontoa dari tahun ke tahun:
Tahun | Laki-laki | Perempuan | Rasio Jenis Kelamin | Jumlah Rumah Tangga | Total Penduduk (jiwa) | Pertumbuhan Penduduk (jiwa) | Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2009 | 13.273 | 14.016 | 94,70 | N/A | 27.289 | N/A | 291,80 | [6] |
2010 | 12.912 | 13.661 | 94,52 | 5.406 | 26.573 | 716 | 284,14 | [6] |
2011 | 12.917 | 13.666 | 94,52 | 5.493 | 26.583 | 10 | 284,25 | [7] |
2012 | 12.929 | 13.659 | 94,66 | 5.513 | 26.588 | 5 | 284,30 | [8] |
2013 | 13.032 | 13.816 | 94,33 | N/A | 26.848 | 260 | 287,08 | [9] |
2014 | 13.519 | 14.136 | 95,64 | 5.688 | 27.655 | 807 | 295,71 | [10] |
2015 | 13.659 | 14.225 | 96,02 | 5.742 | 27.884 | 129 | 298,16 | [11] |
2016 | 13.795 | 14.384 | 95,91 | 5.803 | 28.179 | 295 | 301,32 | [12] |
2017 | 13.921 | 14.391 | 96,73 | 5.862 | 28.312 | 133 | 302,74 | [13] |
2018 | 14.044 | 14.471 | 97,05 | 5.920 | 28.515 | 203 | 304,91 | [14] |
2019 | 14.166 | 14.539 | 97,43 | 5.976 | 28.705 | 190 | 306,94 | [15] |
2020 | 15.331 | 15.273 | 100,38 | N/A | 30.604 | 1.899 | 327,25 | [16] |
2021 | 15.655 | 15.609 | 100,29 | 9.000 | 31.264 | 660 | 334,30 | [17] |
2022 | 31.119 |
Rukun tetangga
[sunting | sunting sumber]- 2010: TBA
- 2011: 173
- 2012: 173
- 2013: 169
- 2014: 169
- 2015: 173
- 2016: 159
- 2017: 159
- 2018: 159
- 2019: 168
- 2020: TBA
Rukun warga
[sunting | sunting sumber]- 2010: TBA
- 2011: 35
- 2012: 35
- 2013: 35
- 2014: 35
- 2015: 35
- 2016: 35
- 2017: 35
- 2018: 35
- 2019: TBA
- 2020: TBA
Blok sensus
[sunting | sunting sumber]- 2010: TBA
- 2011: 71
- 2012: 71
- 2013: 71
- 2014: 71
- 2015: 71
- 2016: 77
- 2017: 77
- 2018: 77
- 2019: TBA
- 2020: TBA
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Pembagian Wilayah Administrasi
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Bontoa memiliki sembilan wilayah pembagian administrasi dengan rincian satu berstatus kelurahan dan delapan berstatus desa sebagai berikut:[2]
No. | Desa/Kelurahan | Luas (km²) |
1 | Desa Ampekale | 15,07 |
2 | Desa Bonto Bahari | 15,71 |
3 | Desa Botolempangan | 12,59 |
4 | Desa Minasa Upa | 8,60 |
5 | Desa Pajukukang | 15,11 |
6 | Desa Salenrang | 9,60 |
7 | Desa Tunikamaseang | 6,24 |
8 | Desa Tupabbiring | 7,69 |
9 | Kelurahan Bontoa | 2,91 |
Jumlah | 93,52 |
Kecamatan Bontoa memiliki tiga puluh tujuh wilayah di bawah kelurahan/desa dengan rincian tiga berstatus lingkungan dan tiga puluh empat berstatus dusun sebagai berikut:[2]
- Dusun Binanga Sangkara
- Dusun Lalang Tedong
- Dusun Mangara Bombang
- Dusun Padaria
- Dusun Baji Areng
- Dusun Cambayya
- Dusun Sabang
- Dusun Lampangan
- Dusun Magemba
- Dusun Tamangesang
- Dusun Tangaparang
- Dusun Ujung Bulu
- Dusun Buamata
- Dusun Cambaya
- Dusun Kalupenrang
- Dusun Pappaka
- Dusun Sikapaya
- Dusun Balosi
- Dusun Panaikang
- Dusun Pa'rasangan Beru
- Dusun Berua
- Dusun Panaikang
- Dusun Pannambungan
- Dusun Rammang-Rammang
- Dusun Salenrang
- Dusun Bonto-Bonto
- Dusun Jangka-Jangkaya
- Dusun Kassijala
- Dusun Langkese
- Dusun Pattallassang
- Dusun Campagaya
- Dusun Pandanga
- Dusun Pepe Bulaeng
- Dusun Rea-Rea
- Lingkungan Bontoa
- Lingkungan Panjallingan
- Lingkungan Suli-Suli
Daftar camat
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah daftar camat di Kecamatan Bontoa dari masa ke masa sejak pembentukannya pada tahun 1992:
No. | Foto | Nama | Awal Menjabat | Akhir Menjabat | Keterangan | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | 23 Mei 1992 | Posisi Baru; Kepala Kecamatan Pertama | ||||
2. | ||||||
3. | ||||||
4. | ||||||
5. | Muhammad Yusuf Damang S.Sos. |
2001 | 27 Agustus 2005 | Kepala Kecamatan | ||
6. | S.STP, M.Si. |
27 Agustus 2005 | 22 April 2010 | Kepala Kecamatan | [18][19] | |
7. | Andi Rijal Kadir M.M. |
22 April 2010 | 2011 | Camat | ||
8. | Tawakkal Aminullah S.Sos. |
31 Oktober 2011 | 24 Januari 2014 | Camat | ||
9. | Andi Iqbal Dwi M.Si. |
24 Januari 2014 | 3 Januari 2017 | Camat | [20] | |
10. | Abdullah S.Pd.I |
3 Januari 2017 | 31 Januari 2019 | Camat | [21] | |
11. | S.H. |
31 Januari 2019 | Camat | [22] | ||
12. | S.STP. |
sedang menjabat | Camat |
Fasilitas
[sunting | sunting sumber]- Kantor Kelurahan Bontoa
- Kantor Desa Bonto Bahari
- Kantor Desa Ampekale
- Kantor Desa Botolempangan
- Kantor Desa Tunikamaseang
- Kantor Desa Salenrang
- Kantor Desa Tupabbiring
- Kantor Desa Minasa Upa
- Kantor Desa Pajukukang
- Kantor Camat Bontoa
Indeks desa membangun kecamatan
[sunting | sunting sumber]Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL). Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah desa, yaitu tipologi dan modal sosial.
Tahun | Nilai Rata-Rata IDM Kecamatan | Status IDM Kecamatan | Peringkat | Referensi | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Dalam Kabupaten | Dalam Provinsi | Nasional | ||||
2010 | ||||||
2011 | ||||||
2012 | ||||||
2013 | ||||||
2014 | ||||||
2015 | ||||||
2016 | 0,5696 | tertinggal | 10 | 181 | 3.311 | [23] |
2017 | ||||||
2018 | 0,6312 | berkembang | 3 | 70 | 2.034 | [24] |
2019 | 0,6736 | berkembang | 4 | 44 | 1.549 | [25] |
2020 | 0,6701 | berkembang | 7 | 96 | 2.497 | [26] |
2021 | 0,6697 | berkembang | 9 | 144 | 3.084 | [27] |
2022 | 0,6850 | berkembang | 3.290 | |||
IDM Kecamatan Bontoa Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI |
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Lembaga pendidikan formal di kecamatan Bontoa adalah sebagai berikut:
SD sederajat
[sunting | sunting sumber]- MI Swasta DDI Cambalagi
- SD Negeri 100 Inpres Balosi
- SD Negeri 132 Inpres Lalang Tedong
- SD Negeri 133 Inpres Talawe
- SD Negeri 148 Inpres Bontoa
- SD Negeri 166 Inpres Mangemba
- SD Negeri 169 Inpres Parasangan Beru
- SD Negeri 198 Inpres Suli-Suli
- SD Negeri 20 Panjallingan
- SD Negeri 202 Inpres Pattallassang
- SD Negeri 203 Inpres Binanga Sangkara
- SD Negeri 204 Inpres Rea-Rea
- SD Negeri 219 Inpres Pannambungan
- SD Negeri 221 Inpres Rammang-Rammang
- SD Negeri 229 Inpres Cambaya
- SD Negeri 230 Inpres Pepebulaeng
- SD Negeri 28 Salenrang
- SD Negeri 36 Tangngaparang
- SD Negeri 42 Cambaya
- SD Negeri 43 Parrasangan Beru
- SD Negeri 44 Padaria
- SD Negeri 45 Pappaka
- SD Negeri 68 Kassijala
- SD Negeri 69 Sikapaya
- SD Negeri 71 Inpres Lempangan
- SD Negeri 86 Mangarabombang
SMP sederajat
[sunting | sunting sumber]- MTs Swasta Al-Wasi Bontoa
- MTs Swasta DDI Cambalagi
- SMP Swasta Islam Terpadu Yafat Baji Areng
- SMP Negeri 13 Bontoa
- SMP Negeri 28 Satu Atap Salenrang
- SMP Negeri 31 Satu Atap Lalang Tedong
- SMP Swasta Islam An-Nas 3 Sikapaya Bontoa
SMA sederajat
[sunting | sunting sumber]- MA Swasta Al- Wasi Bontoa
- MA Swasta DDI Cambalagi
- SMA Negeri 6 Maros
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Fasilitas
[sunting | sunting sumber]- PKM Bontoa
Agama
[sunting | sunting sumber]Masjid
[sunting | sunting sumber]- Masjid Darul Abrar
- Masjid Nurul Muflihin
- Masjid Darur Rahman
- Masjid Darur Rahman
- Masjid Baitul Rahman
- Masjid Baitul Yakin
- Masjid Nurul Mujahidin
- Masjid Nurul Rahim
- Masjid Nurul Iman
- Masjid Nurul Mu'minin
- Masjid Darul Rahman
- Masjid Nurul Bahri
- Masjid Nurul Muflihin
- Masjid Al-Iklas
- Masjid Nurul Huda
- Masjid Darul Rahim
- Masjid Nurul Iman
- Masjid Darul Rahim
- Masjid Nurul Rahim
- Masjid Darussalam
- Masjid Nurul Islam
- Masjid Darussalam
- Masjid Nurul Jamaah
- Masjid Nurul Jannah
- Masjid Nurul Yaqin
- Masjid Ummi Fatimah
- Masjid Nurul Mujahidin
- Masjid Nurul Iman
Tambang
[sunting | sunting sumber]- Tambang Batu Kapur (Karst)
- Tambang Marmer
Jalan
[sunting | sunting sumber]Nama jalan yang ada di kecamatan Bontoa sebagai berikut:
A
- Andi Raja
B
- Bosowa Salenrang
P
- Pabbicara Dg. Mannassa
- Pendidikan
- Poros Maros-Pangkep
- Poros Trans Sulawesi
Event dan acara
[sunting | sunting sumber]- Porseni antar Sekolah Se-Kecamatan Bontoa 2018
Galeri foto
[sunting | sunting sumber]-
Gunung Karst Rammang-Rammang
-
Permen Kemendagri No. 137 Tahun 2017 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan untuk Provinsi Sulawesi Selatan: Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros Hal. 41
Bencana Daerah
[sunting | sunting sumber]Keamanan
[sunting | sunting sumber]Fasilitas
[sunting | sunting sumber]- 2010: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2011: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2012: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2013: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2014: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2015: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2016: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2017: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2018: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2019: 33 buah pos ronda & 1 buah pos polisi
- 2020: TBA buah pos ronda & TBA buah pos polisi
Organisasi kemasyarakatan/perkumpulan/komunitas
[sunting | sunting sumber]- Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) Bontoa
- Karang Taruna Kecamatan Bontoa
- Karang Taruna Desa Ampekale
- Karang Taruna Desa Bonto Bahari
- Karang Taruna Desa Botolempangan
- Karang Taruna Desa Minasa Upa
- Karang Taruna Desa Pajukukang
- Karang Taruna Desa Salenrang
- Karang Taruna Desa Tukamaseang
- Karang Taruna Desa Tupabbiring
- Karang Taruna Kelurahan Bontoa
- Kwartir Ranting Pramuka Kecamatan Bontoa
- Majelis Pembimbing Ranting Pramuka Kecamatan Bontoa
- Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Maros Pimpinan Cabang Kecamatan Bontoa
- Pemuda Pancasila Kabupaten Maros Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Bontoa
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Kabupaten Maros
- Geosite Rammang-Rammang
- Sejarah Kabupaten Maros
- Geopark Nasional Maros-Pangkep
- Pemekaran daerah di Kabupaten Maros
- Kawasan Karst Maros-Pangkep
- Daftar sekolah di Kabupaten Maros
- Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Maros
- Daftar gua di Kabupaten Maros
- Daftar tempat wisata di Kabupaten Maros
- Sungai Pute
- Sungai Binanga Sangkara
- Stasiun Rammang-Rammang
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ www.nomor.net. "Kode Pos Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros". www.nomor.net. Diakses tanggal 2019-07-10.
- ^ a b c d e f g BPS Kabupaten Maros (16 Agustus 2018). "Kabupaten Maros Dalam Angka 2018". BPS Kabupaten Maros (dalam bahasa Indonesia).
- ^ a b "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 1992" (PDF). peraturan.bkpm.go.id. Diakses tanggal 23 November 2020.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Peraturan Daerah Kabupaten Maros No. 17 Tahun 2001" (PDF). maroskab.go.id. Diakses tanggal 24 November 2020.
- ^ Biro Pusat Statistik (1996). Daftar nama desa tertinggal dan tidak tertinggal menurut propinsi dan kabupaten/kotamadya di pulau [nama pulau]. Biro Pusat Statistik. ISBN 9789795982777.
- ^ a b BPS Kabupaten Maros (2011-01-03). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2011. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2013-01-30). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2012. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2013-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2014-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2015-10-31). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2016-07-29). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2017-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2018-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2019-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2020-09-28). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ BPS Kabupaten Maros (2021-09-24). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 95. Diakses tanggal 2022-03-26.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 April 2022.
- ^ "Profil Pimpinan". maroskab.go.id. Diakses tanggal 24 November 2020.
- ^ "Profil Andi Davied Syamsuddin, S.STP, M.Si". simpeg.maroskab.go.id. 2019. Diakses tanggal 14 Maret 2021.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Pemkab Maros (27 Januari 2014). "Penyematan Tanda Jabatan Camat dan Lurah Baru di Maros". maroskab.go.id. Diakses tanggal 8 Juni 2021.
- ^ "Profil H. Abdullah, S.Pd.I". simpeg.maroskab.go.id. 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-15. Diakses tanggal 6 Maret 2021.
- ^ "Profil Andi Armansyah Amiruddin, S.H." simpeg.maroskab.go.id. 2019. Diakses tanggal 14 Maret 2021.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-30.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-06-09.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2019). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Tahun 2019. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-06-23.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-28.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-27.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs Web Resmi Pemerintahan Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros
- (Indonesia) Situs Web Resmi Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros
- (Indonesia) Situs Web Resmi Pemerintah Kabupaten Maros
- (Indonesia) Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri RI
- (Indonesia) Daftar Sekolah di Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros Diarsipkan 2020-11-13 di Wayback Machine.