Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Lompat ke isi

Bukit Bego

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bukit Bego
ꦥꦸꦤ꧀ꦛꦸꦏ꧀ꦧꦺꦒꦺꦴ
JenisDestinasi wisata alam
LokasiJalan Imogiri–Dlingo, Dusun Kedung Buweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanéwon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat7°55′33″S 110°24′12″E / 7.925729°S 110.403209°E / -7.925729; 110.403209
Dibuka
  • 2010 (perkiraan)
  • 2019 (mulai populer)
Dioperasikan olehDinas Pariwisata Kabupaten Bantul
StatusDibuka (sepanjang hari)
Fasilitas
  • Area parkir kendaraan
  • Area motocross
  • Warung makanan
  • Gazebo
  • Toilet

Bukit Bego (bahasa Jawa: ꦥꦸꦤ꧀ꦛꦸꦏ꧀ꦧꦺꦒꦺꦴ, translit. Punthuk Bégo) atau Bukit Kedung Buweng adalah destinasi wisata berupa bukit sisa proyek penggalian tanah yang terletak di Jalan Imogiri–Dlingo, Dusun Kedung Buweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanéwon Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bukit tersebut menjadi populer di Kabupaten Bantul karena sering dikunjungi oleh para muda-mudi pecinta fotografi dan pesepeda untuk berfoto dan beristirahat. Namanya diambil dari sebuah alat berat atau ekskavator (masyarakat lokal menyebutnya dengan nama bego atau beko) untuk menggaruk tanah.

Asal-usul

[sunting | sunting sumber]

Nama bukit ini diambil dari sebuah alat berat atau ekskavator (biasa disebut oleh masyarakat lokal dengan nama bego atau beko) untuk menggaruk tanah.[1] Namanya memang cukup ambigu, karena kata "bego" merujuk kepada kata yang kurang baik, yaitu bodoh.[2][3] Masyarakat sekitar juga menyebut bukit itu dengan nama Bukit Kedung Buweng karena terletak di Dusun Kedung Buweng.[4][5] Adapun tanah yang membentuk bukit tersebut berasal dari kumpulan sisa-sisa proyek penggalian Jalan Imogiri–Dlingo.[2] Dahulu, aktivitas penggalian tanah di tempat ini digunakan untuk menimbun area perumahan atau gedung. Hal inilah yang menyebabkan ketinggiannya menjadi lebih rendah daripada sebelumnya.[4][6][7]

Bukit Bego terletak di sebelah timur pusat Kapanéwon Imogiri, kurang lebih sekitar tiga kilometer dari Kebun Buah Mangunan. Bukit ini juga berdekatan dengan destinasi wisata lainnya di wilayah Mangunan, yaitu Watu Goyang dan Hutan Pinus Mangunan.[4] Bukit tersebut berada di jalur utama penghubung antara Kapanéwon Imogiri dan Kapanéwon Dlingo, tepatnya di Jalan Imogiri–Dlingo km. 2,5, Dusun Kedung Buweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanéwon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.[1][8] Akses menuju bukit ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.[4]

Kondisi umum

[sunting | sunting sumber]

Objek wisata tersebut memiliki luas hampir mencapai 1,2 hektare, sedangkan rencana awal tanah yang akan diambil untuk timbunan seluas 2 hektare.[9] Sebelum populer, kawasan ini digunakan para pengunjung untuk sekadar menikmati keindahan alam lokasi sekitar dari puncaknya, tetapi semakin ramai dikunjungi untuk bersantai atau fotografi. Kawasan itu menjadi terkenal sebagai objek wisata alternatif sejak ditinggalkan oleh penambang dan dijadikan tempat istirahat para pesepeda.[8]

Bukit ini memiliki puncak bernama Watu Balung. Salah satu keunikan dari bukit tersebut adalah bentuknya yang seolah-olah terpotong oleh alat berat. Objek wisata itu awalnya memang hanyalah gundukan bukit gersang bekas proyek penggalian tanah, yang izin aktivitasnya dicabut oleh pemerintah setempat karena dikhawatirkan merusak lingkungan sekitarnya. Saat ini, bukit yang memiliki ikon patung Semar tersebut dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata alam yang berada di tepi jalan utama penghubung antara Kapanéwon Imogiri dan Kapanéwon Dlingo.[4][10] Fasilitasnya cukup memadai, meskipun belum dikelola sepenuhnya oleh pemerintah daerah, yaitu area parkir kendaraan, gazebo, dan kamar kecil.[4][9]

Pada hari tertentu, bukit itu sering dimanfaatkan sebagai tempat berlatih komunitas motocross. Kasdi, salah seorang penduduk sekitar kawasan ini, memperjelas bahwa bukit tersebut digunakan untuk bermain motocross oleh warga sekitar atau pengunjung dikarenakan tekstur tanahnya yang menanjak dan berbatu.[2][8] Destinasi wisata ini menyediakan tempat untuk menikmati matahari terbit dan tenggelam, serta panorama alam sekelilingnya.[2] Selain itu, dari puncak bukit tersebut juga dapat terlihat Permakaman Imogiri dan Masjid Pajimatan Imogiri.[6] Sampai dengan tahun 2020, untuk mendatangi bukit yang berada di kawasan Mangunan ini belum ditarik retribusi tiket, tetapi hanya tarif parkir sepeda motor dan mobil.[1]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Ardiansjah, Noer (14 November 2016). "Menikmati Indahnya Yogyakarta dari Bukit Bego Imogiri". Merah Putih. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  2. ^ a b c d Inasis, Gitario Vista (4 Juli 2020). "Green Kenyot Hingga Bukit Bego, Ini Nama Tujuh Tempat Wisata Terunik di Indonesia". Kumparan Travel. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  3. ^ Ratnasari, Bella Cynthia (15 Juni 2019). "Lima Destinasi Wisata yang Punya Nama Unik di Indonesia". Kumparan Travel. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  4. ^ a b c d e f Tempat Wisata Seru (tanpa tanggal). "Bukit Bego Imogiri: Tempat Wisata Hits di Bantul". Tempat Wisata Seru. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  5. ^ Pemerintah Kabupaten Bantul (tanpa tanggal). "Bukit Bego". Bantulpedia. Diakses tanggal 21 Januari 2022. 
  6. ^ a b Eksotis Jogja (19 September 2016). "Berburu Sunset di Bukit Bego Imogiri, Bantul". Eksotis Jogja. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-11. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  7. ^ Viva (20 September 2016). "Berburu Sunset di Bukit Bego Imogiri Yogyakarta". Viva. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  8. ^ a b c Agustina, Sinta (13 Maret 2017). "Bukit Bego – Melihat Kota Jogja dari Ketinggian Imogiri, Tiap Sore Bisa Main Motor Trail". Tribun Travel. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  9. ^ a b Nugroho, Adi (tanpa tanggal). "Destinasti Objek Wisata Bukit Bego di Imogiri Bantul Yogyakarta". I Hate Green Jello. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 
  10. ^ Good Times (10 Desember 2019). "Wisata Alam ke Bukit Bego Imogiri Bantul, Yogyakarta". Good Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-11. Diakses tanggal 14 Agustus 2020. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]