Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Lompat ke isi

Moa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Moa juga dipakai untuk menyebut belut.

Moa
Rentang waktu: MiosenHolosen,
17–0.0006 jtyl
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Infrakelas: Palaeognathae
Klad: Notopalaeognathae
Ordo: Dinornithiformes
Diversitas
6 genera, 9 spesies
Sinonim[1]
  • Dinornithes Gadow, 1893
  • Immanes Newton, 1884

Moa adalah burung asli Selandia Baru yang tidak dapat terbang. Mereka unik karena tidak memiliki sayap, bahkan tidak memiliki sayap kecil. Limabelas spesies pada besar yang bervariasi, dengan yang terbesar, moa raksasa (Dinornis robustus dan Dinornis novaezelandiae), mencapai tinggi sekitar 3.6 m dan berat 250 kg. Mereka adalah hewan herbivora di ekosistem hutan Selandia Baru. Daun, ranting dan buah memainkan peran penting untuk makanan mereka.

Moa diburu oleh elang Haast, elang terbesar di dunia yang juga telah punah. Kepunahan moa diakibatkan oleh perburuan dan pembersihan hutan oleh suku Māori. Semua Moa diperkirakan tewas pada tahun 1500.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Brodkob, Pierce (1963). "Catalogue of fossil birds 1. Archaeopterygiformes through Ardeiformes". Biological Sciences, Bulletin of the Florida State Museum. 7 (4): 180–293. Diakses tanggal 30 December 2015. 
  • Baker, Allan J.; Huynen, Leon J.; Haddrath, Oliver; Millar, Craig D. & Lambert, David M. (2005): Reconstructing the tempo and mode of evolution in an extinct clade of birds with ancient DNA: The giant moas of New Zealand. PNAS 102(23): 8257-8262. DOI:10.1073/pnas.0409435102 PDF fulltext Diarsipkan 2007-10-14 di Wayback Machine. Supporting Information Diarsipkan 2007-10-14 di Wayback Machine.
  • Bunce, Michael; Worthy, Trevor H.; Ford, Tom; Hoppitt, Will; Willerslev, Eske; Drummond, Alexei & Cooper, Alan (2003): Extreme reversed sexual size dimorphism in the extinct New Zealand moa Dinornis. Nature 425(6954): 172-175. DOI:10.1038/nature01871 HTML abstract Supplementary information
  • Dieffenbach, E. (1843): Travels in New Zealand. Two volumes. John Murray:London, Vol. II, p. 195.
  • Hill, H, 1913. "The Moa - Legendary, Historical and Geographical - Why and When the Moa disappeared". Transactions and Proceedings of the Royal Society of New Zealand, Volume 46, 1913, p.330. Diakses tanggal 2007-06-18. 
  • Huynen, Leon J.; Millar, Craig D.; Scofield, R. P. & Lambert, David M. (2003): Nuclear DNA sequences detect species limits in ancient moa. Nature 425(6954): 175-178. DOI:10.1038/nature01838 HTML abstract Supplementary information
  • Millener, P. R. (1982): And then there were twelve: the taxonomic status of Anomalopteryx oweni (Aves: Dinornithidae). Notornis 29: 165-170.
  • Polack, J. S. (1838): New Zealand: Being a Narrative of Travels and Adventures During a Residence in that Country Between the Years 1831 and 1837. Two volumes. Richard Bentley:London, Vol. I, p. 303, 307.
  • Turvey, Samuel T.; Green, Owen R. & Holdaway, Richard N. (2005): Cortical growth marks reveal extended juvenile development in New Zealand moa. Nature 435(7044): 940-943. DOI:10.1038/nature03635 HTML abstract

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]