Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content

Miswari Zawiyah

Upaya di dalam buku ini, merupakan mengisi kekosongan kajian pemikiran Islam yang mulai banyak ditinggalkan oleh para penstudi Islam di Indonesia. Besar harapan kita, kajian ini tidak “dihantui” oleh berbagai konsep-konsep yang... more
Upaya di dalam buku ini, merupakan mengisi kekosongan kajian pemikiran Islam yang mulai banyak ditinggalkan oleh para penstudi Islam di Indonesia. Besar harapan kita, kajian ini tidak “dihantui” oleh berbagai konsep-konsep yang menakutkan. Karena dari dialektika pemikiran, akan muncul berbagai tafsiran baru terhadap dinamika studi Islam di republik ini. Akhirnya, saya mengucaptkan selamat atas karya  ini dan semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam kajian pemikiran Islam di Nusantara. Demikian pula, saya berharap, karya ini bukan merupakan karya terakhir dari Habib Miswari. (KBA)
Kaidah dasar filsafat mencakup logika, epistemologi, ontologi, dan aksiologi
Zaman serba instan dan serba aneh ini membuat setiap orang kesulitan merespon bangun pengetahuan yang disajikan serba cepat dan minim analisis. Apabila ada seseorang yang mencoba menseriusi suatu persoalan, maka dia akan terjebang dalam... more
Zaman serba instan dan serba aneh ini membuat setiap orang
kesulitan merespon bangun pengetahuan yang disajikan serba cepat
dan minim analisis. Apabila ada seseorang yang mencoba menseriusi
suatu persoalan, maka dia akan terjebang dalam kebuntuan
epistemologis. Apabila melakukan suatu rekonstruksi epistemologi,
dia akan menemukan kerja besar yang ia lakukan tidak sejalan dan
tidak memberi banyak manfaat.
Untuk itulah, dalam mensiasati kenaifan merespon dan
kemustahilan bersikap masa bodo, esai-esai pendek, ringan dan
terkadang mengandung satir merupakan sebuah solusi untuk
menawarkan sebuah cara pandang berbeda. Harapannya supaya
para pegiat berita dan informasi di jaman now memiliki sebuah
referensi komparatif dari berita dan informasi ekstim yang
berkembang. Kita perlu mendapatkan sajian tentang sebuah cara
pandang yang berbeda agar tidak terus-menerus terlarut dalam
jebakan informasi yang sangat sulit dibuktikan akurasinya.
Buku ini merupakan kumpulan esai yang penulis sajikan
dalam merespon berbagai berita dan informasi yang sempat viral di
berbagai media, khususnya media sosial. Penulis berusaha
menyajikan tulisan-tulisan yang tidak terlarut dalam praktisme
teknis persoalan dengan berusaha meresponnya dengan agak
abstrak karena sadar bila sebuah informasi direspon secara sangat
teknis, maka itu hanya bertahan satu-dua hari, hanya berguna selama
temanya viral.
Harapannya agar melalui tulisan-tulisan ini, pembaca dapat
memiliki referensi perbandingan sehingga dapat melepaskan diri
dari doktrin yang berasal dari kesemuan viralisme.
Penulis berusaha agar pembagian esai-esai dalam buku ini
tidak terlalu banyak pengelompokannya supaya dapat memudahkan
fokus dalam membaca dan mencerna setiap esainya. Buku ini dibagi
menjadi enam bagian yaitu sosial agama, sosial budaya, sosial politik,
pemikiran Islam, ilmu pengetahuan dan inspirasi.
vi
Semoga buku ini dapat menjadi bacaan ringan yang dapat
menghasilkan perspektif baru dalam melihat gejala dan fenomena
yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Semoga dengan
hadirnya buku ini dapat membuat pembaca memiliki perspektif yang
berbeda dan kritis dalam merespon informasi dan berita yang akan
diterima di masa-masa mendatang.
Bireuen, 12 September 2018
Hormat saya,
Miswari
Research Interests:
Buku ini adalah kajian analisa framing kompas.com tentang pemberitaan peristiwa teror di kantor berita satir Charlie Hebdo.
Benarkan Islam adalah agama teroris?
This present paper investigates the reconstruction of identity conflict in the history of Peu-reulak sultanate.
Hikmah ilahiyah adalah ilmu yang membahas padanya perkara mawjud sebagaimana dianya mawjud. Pembahasan ini adalah perkara penting tentang mawjud sebagaimana mawjud. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebuah inti pengetahuan tentang... more
Hikmah ilahiyah adalah ilmu yang membahas padanya perkara mawjud sebagaimana dianya mawjud. Pembahasan ini adalah perkara penting tentang mawjud sebagaimana mawjud. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebuah inti pengetahuan tentang mawjud. Serta untuk membedakan mana mawjud yang benar-benar nyata dan mana mawjud yang tidak nyata. *
Cinta dan Petualangan
Dari hasil belajar filsafat di ICAS-Paramadina 2011-2013
1. Muhammad Muhammad Baqir Sadr - Śadr Shadr memberikan catatan bahwa dengan pemahaman doktrin empiris tersebut akan berimplikasi pada; 1. Kemampuan berpikir manusia dibatasi dengan batas-batas wilayah empiris sehingga penyelidikan... more
1. Muhammad Muhammad Baqir Sadr - Śadr Shadr memberikan catatan bahwa dengan pemahaman doktrin empiris tersebut akan berimplikasi pada; 1. Kemampuan berpikir manusia dibatasi dengan batas-batas wilayah empiris sehingga penyelidikan metafisika (non ilmiah) akan menjadi sia-sia dan tak bermakna (muspra). Di sini doktrin empiris berlawanan dengan prinsip doktrin rasional. 2. Gerakan pemikiran dalam doktrin empiris bergerak dari hal-hal yang berasal dari eksperimen / partikular (ilmiah) ke hukum umum alam (universal). Sedangkan doktrin rasional menyatakan bahwa pikiran selalu bergerak dari yang umum (universal) ke yang khusus (partikular). Di sini doktrin empiris menegaskan bahwa hukum umum (universal) dalam doktrin empiris adalah pengetahuan yang berasal dari yang partikular / eksperimen.

2. Menurut Muhammad Muhammad Baqir Sadr - Śadr, penafsiran konsepsi manusia secara empirikal murni harus ditolak dengan menggunakan teori ―disposesi‖ (nazhariyyah al-intiza‟). Oleh sebab itu, untuk mengetahui maksudnya maka memerlukan telaah yang runtut seperti dalam penjelasan selanjutnya.

3. Kerangka epistemologi Iqtishad M. Muhammad Baqir Sadr - Śadr yaitu aturan – aturan hukum dan konsepsi – konsepsi Islam. Metode Iqtishad M. Muhammad Baqir Sadr - Śadr adalah metode mengumpulkan teks – teks Islam yang merupakan legislasi Islam atau sudut pandang Islam (berupa ayat – ayat Al – Quran dan sunnah (hadits) yang memuat perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad saw. Dari itu kemudian ditarik sejumlah aturan hukum dan konsepsi Islam yang dengan keduanya dapat dirumuskan teori – teori doktrinal Iqtishad yang bersifat umum.

4. Muhammad Baqir Sadr - Śadr menyimpulkan sebagai salah satu faktor yang dominan yang menjadi akar lahirnya permasalahan ekonomi dalam kehidupan manusia, bukan karena akibat terbatasnya alam atau karena ketidakmampuan alam dalam merespon setiap dinamika kebutuhan manusia. Menurut Muhammad Baqir Sadr - Śadr, masalah tersebut hanya dapat teratasi dengan mengakhiri kedzaliman dan keingkaran manusia. Untuk mengakhiri kezaliman manusia Islam telah menurunkan perangkat peraturan yang berkaitan dengan distribusi harta dan transaksi. Sedangkan untuk mengakhiri keingkaran manusia Islam telah memberikan aturan tentang produksi.

Harapan penulis, di samping adanya saran dan masukan, hendaknya akan muncul karya tulis lain yang membahas kelanjutan penelitian ini, sehingga ada komparasi pemikiran, dengan demikian para ekonom dan masyarakat muslim benar benar yakin terhadap apa yang telah ada pada agamanya.
Zaman serba instan dan serba aneh ini membuat setiap orang kesulitan merespon bangun pengetahuan yang disajikan serba cepat dan minim analisis. Apabila ada seseorang yang mencoba menseriusi suatu persoalan, maka dia akan terjebang dalam... more
Zaman serba instan dan serba aneh ini membuat setiap orang kesulitan merespon bangun pengetahuan yang disajikan serba cepat dan minim analisis. Apabila ada seseorang yang mencoba menseriusi suatu persoalan, maka dia akan terjebang dalam kebuntuan epistemologis. Apabila melakukan suatu rekonstruksi epistemologi, dia akan menemukan kerja besar yang ia lakukan tidak sejalan dan tidak memberi banyak manfaat. Untuk itulah, dalam mensiasati kenaifan merespon dan kemustahilan bersikap masa bodo, esai-esai pendek, ringan dan terkadang mengandung satir merupakan sebuah solusi untuk menawarkan sebuah cara pandang berbeda. Harapannya supaya para pegiat berita dan informasi di jaman now memiliki sebuah referensi komparatif dari berita dan informasi ekstim yang berkembang. Kita perlu mendapatkan sajian tentang sebuah cara pandang yang berbeda agar tidak terus-menerus terlarut dalam jebakan informasi yang sangat sulit dibuktikan akurasinya. Buku ini merupakan kumpulan esai yang penulis sajikan dalam merespon berbagai berita dan informasi yang sempat viral di berbagai media, khususnya media sosial. Penulis berusaha menyajikan tulisan-tulisan yang tidak terlarut dalam praktisme teknis persoalan dengan berusaha meresponnya dengan agak abstrak karena sadar bila sebuah informasi direspon secara sangat teknis, maka itu hanya bertahan satu-dua hari, hanya berguna selama temanya viral. Harapannya agar melalui tulisan-tulisan ini, pembaca dapat memiliki referensi perbandingan sehingga dapat melepaskan diri dari doktrin yang berasal dari kesemuan viralisme. Penulis berusaha agar pembagian esai-esai dalam buku ini tidak terlalu banyak pengelompokannya supaya dapat memudahkan fokus dalam membaca dan mencerna setiap esainya. Buku ini dibagi menjadi enam bagian yaitu sosial agama, sosial budaya, sosial politik, pemikiran Islam, ilmu pengetahuan dan inspirasi. vi Semoga buku ini dapat menjadi bacaan ringan yang dapat menghasilkan perspektif baru dalam melihat gejala dan fenomena yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Semoga dengan hadirnya buku ini dapat membuat pembaca memiliki perspektif yang berbeda dan kritis dalam merespon informasi dan berita yang akan diterima di masa-masa mendatang. Bireuen, 12 September 2018 Hormat saya, Miswari
Spiritualitas adalah pengalaman yang tidak dapat dikomunikasikan. Kitab suci adalah media terbaik atas informasi spiritualitas. Sayangnya media-media komunikasi tersebut sering dianggap sebagai realitas itu sendiri. Jalan dianggap sebagai... more
Spiritualitas adalah pengalaman yang tidak dapat dikomunikasikan. Kitab suci adalah media terbaik atas informasi spiritualitas. Sayangnya media-media komunikasi tersebut sering dianggap sebagai realitas itu sendiri. Jalan dianggap sebagai tujuan. Redaksiredaksi media komunikasi spiritualitas yang seharusnya dilihat sebagai simbol,diperlakukan sebagai premis. Premis-premis tersebut dikodifikasi dalam mazhab dan aliran teologi. Perubahan zaman dan perkembangan pemikiran manusia menyebabkan kodifikasikodifikasi kurang berdayaguna. Pelariannya adalah kepada ideologi dan teori-teori. Tulisan ini menawarkan cara berbeda melihat spiritualitas, media komunikasi spiritualis dan differensiasinya dengan agama.   Berbeda dengan teolog dan fukaha yang memperlakukan media komunikasi spiritual sebagai premis, ‘urafā’ memperlakukan media tersebut sebagai simbol yang menuntut untuk dipecahkan. Sebagai seorang ‘urafā’ terbesar, analogi-analogi metafisik Ibn ‘Arabī sangat menarik untuk dikaji. Sangat ...
Abstrak Gagasan Islam Nusantara yang dikampanyekan belakangan ini merupakan hasil dari niat baik untuk meredam arus radikalisme berbungkus agama. Gagasan ini seyogiyanya tidak hanya sebatas gagasan sosiologis atau ritual semu tetapi harus... more
Abstrak Gagasan Islam Nusantara yang dikampanyekan belakangan ini merupakan hasil dari niat baik untuk meredam arus radikalisme berbungkus agama. Gagasan ini seyogiyanya tidak hanya sebatas gagasan sosiologis atau ritual semu tetapi harus memiliki landasan ontologi dan epistemologi yang mendalam. Ajaran sufi telah terbukti ampuh dalam meredam arus radikalisme. Ajaran ini pula sesuai dengan watak masyarakat Nusantara yang sebenarnya sangat menghargai perbedaaan dan menjunjung tinggi kedamaian. Hamzah Fansûrî sebagai tokoh sufi Nusantara yang telah memberi banyak kontribusi bagi perkembangan intelektual dan kebudayaan Nusantara adalah sosok yang pemikirannya patut dijadikan rujukan kembali dalam upaya membangun fondasi Islam Nusantara. Pemikirannya tentang konsep Wujud yang satu yang darinya segala wujud yang menjelma berasal adalah gagasan yang harus dijadikan prinsip dan pedoman bagi warga Nusantara untuk mewujudkan kesadaran bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus kita rawat bersama. Gagasan Hamzah Fansûrî dapat disebut sebagai Kesadaran Eksistensial sebab bila dipahami dengan baik akan menciptakan kesadaran yang melampaui inteleksi dan emosi. Ajaran Hamzah Fansuri tentang Kesatuan Wujud (Wahdat al-Wujûd) membuktikan bahwa seluruh makhuk berwujud dari Wujud Haqq Ta'ala. Karena itu, ajaran ini dapat menjadi pegangan yang jelas untuk menumbuhkan kesadaran melindungi dan merawat semua makhluk Allah. Kesadaran eksistensial ini adalah ajaran yang melampaui doktrin ortodoksi dan luapan emosi. Karena ajaran ini memiliki status ontologis yang tepat dan sistem epistemologi yang jelas.
Tulisan ini bertujuan menemukan fakta tentang dilema-dilema yang dihadapi minoritas Umat Kristiani di Aceh Tamiang terkait keinginan mereka untuk memiliki rumah Ibadah. Selama ini umat Kristiani hanya dapat beribadah dari rumah ke rumah.... more
Tulisan ini bertujuan menemukan fakta tentang dilema-dilema yang dihadapi minoritas Umat Kristiani di Aceh Tamiang terkait keinginan mereka untuk memiliki rumah Ibadah. Selama ini umat Kristiani hanya dapat beribadah dari rumah ke rumah. Itupun selalu dicurigai dan diawasi oleh warga mayoritas. Pemerintah dan warga mayoritas sama sekali tidak peduli dengan kebutuhan sarana ibadah umat Kristiani. Sebenarnya FKUB adalah lembaga pemerintah yang seharusnya objektif. Tetapi nyaris gagal memperjuangkan kebutuhan minoritas. FKUB hanya mampu menyampaikan aspirasi umat beragama, namun tidak memiliki kekuatan sama sekali di hadapan rezim kekuasaan. Aturan pemerintah pusat sudah membuat keinginan minoritas menjadi semakin sulit terwujud. Ditambah lagi oleh kebijakan khusus Gubernur Aceh. Pendirian rumah ibadah umat Kristiani nyaris mustahil. Toleransi sejati hanya dapat terwujud dengan menggugah simpati kaum Muslim sebagai mayoritas. Masyarakat mayoritas harus mampu berasumsi bagaimana kalau mereka yang berada di posisi sebagaimana posisi minoritas.
Abstrak Spiritualitas adalah pengalaman yang tidak dapat dikomunikasikan. Kitab suci adalah media terbaik atas informasi spiritualitas. Sayangnya media-media komunikasi tersebut sering dianggap sebagai realitas itu sendiri. Jalan dianggap... more
Abstrak Spiritualitas adalah pengalaman yang tidak dapat dikomunikasikan. Kitab suci adalah media terbaik atas informasi spiritualitas. Sayangnya media-media komunikasi tersebut sering dianggap sebagai realitas itu sendiri. Jalan dianggap sebagai tujuan. Redaksi-redaksi media komunikasi spiritualitas yang seharusnya dilihat sebagai simbol,diperlakukan sebagai premis. Premis-premis tersebut dikodifikasi dalam mazhab dan aliran teologi. Perubahan zaman dan perkembangan pemikiran manusia menyebabkan kodifikasi-kodifikasi kurang berdayaguna. Pelariannya adalah kepada ideologi dan teori-teori. Tulisan ini menawarkan cara berbeda melihat spiritualitas, media komunikasi spiritualis dan differensiasinya dengan agama. Berbeda dengan teolog dan fukaha yang memperlakukan media komunikasi spiritual sebagai premis, 'urafā' memperlakukan media tersebut sebagai simbol yang menuntut untuk dipecahkan. Sebagai seorang 'urafā' terbesar, analogi-analogi metafisik Ibn 'Arabī sangat menarik untuk dikaji. Sangat banyak sarana yang dipakai Ibn 'Arabī sebagi media komunikasi spiritualitasnya. Salah-satu yang paling menarik diantaranya adalah huruf-huruf. Tujuan tulisan ini adalah menyuguhkan huruf-huruf sebagai media komunikasi spiritualitas dalam sistem ontologi Ibn 'Arabī.