Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content
The Performance-based contracts (PBC) have been implemented in Indonesia starting in 2011. Risk analysis and risk management need to be performed on PBC implementation for road maintenance. The research on risk identification has been... more
The Performance-based contracts (PBC) have been implemented in Indonesia starting in 2011. Risk analysis and risk management need to be performed on PBC implementation for road maintenance. The research on risk identification has been done, but the pattern of risk sharing between government and private sector (contractor) is still under study. Because "risk sharing" must be controlled in this contract. If too much risk is allocated to the contractor, the price will be high and if too little risk is transferred then the goal of obtaining efficiency and effectiveness of the contract is not achieved. In performance-based contracts, a traditional contractual risk is transferred to contractors and contractors must ensure that network performance complies with the specifications in return for agreed lump sum payments. The result of this paper is the duration of performance-based contracts that outcome in the most optimizes payoffs for both parties using dynamic system approach a...
The purpose of this study was to examine behavioral changes in the surface soil physical properties on soil erodibility factors such as degree of saturation (Sr), void ration (e), cohesion (c), friction angle (), suction (-Uw),... more
The purpose of this study was to examine behavioral changes in the surface soil physical properties on soil erodibility factors such as degree of saturation (Sr), void ration (e), cohesion (c), friction angle (), suction (-Uw), unsaturated permeability (k). Universal Soil Loss Equation (USLE) method was used to gain how changes in soil physical properties due to surface wetting and drying process and how it relates to soil erodibility. This research was conducted at the location of the Manting micro basin, Mojokerto Regency. While the observation of the physical soil properties and drying-wetting was conducted in the laboratory.
Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) merupakan kontrak terintegrasi sebagai salah satu upaya pemerintah agar jalan raya selalu dalam kondisi mantap. Sebelumnya, pemeliharaan jalan dilakukan dengan kontrak konvensional dimana perencana,... more
Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) merupakan kontrak terintegrasi sebagai salah satu upaya pemerintah agar jalan raya selalu dalam kondisi mantap. Sebelumnya, pemeliharaan jalan dilakukan dengan kontrak konvensional dimana perencana, pelaksana pekerjaan konstruksi dan masa layanan pemeliharaan dilakukan oleh penyedia jasa yang berbeda. Sedangkan kontrak berbasis kinerja ini menyerahkan semua tanggung jawab tersebut pada satu penyedia jasa (kontraktor) dan dibayar secara lump sum sesuai kinerja yang dihasilkan. KBK mendorong penyedia jasa untuk menyediakan pekerjaan bermutu jika tidak ingin mengalami kerugian lebih besar pada masa layanan pemeliharaan. KBK telah digunakan di negara maju dan negara berkembang serta berhasil memberi manfaat bagi otoritas jalan berupa penghematan biaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi aset jalan yang dikontrakkan. Pada dasarnya kontrak berbasis kinerja merupakan usaha penempatan risiko kepada pihak penyebab risiko. Pada kontrak konvensional, risiko ters...
Bridge monitoring plays an important role in reducing catastrophic failure. Structural Health Monitoring (SHM) has been performed on one of the bridge components such as decks, girders, abutments/piers independently. However, the failure... more
Bridge monitoring plays an important role in reducing catastrophic failure. Structural Health Monitoring (SHM) has been performed on one of the bridge components such as decks, girders, abutments/piers independently. However, the failure can be attributed either a component defect or combination among them. Bridge deterioration model requires the analysis of complex and dynamic variables. The system dynamic (SD) is a powerful simulation method to study the dynamic and complex systems. This paper aims to discuss the concept of bridge deterioration monitoring using SD approach.  The proposed model utilized variables from the previous studies to represent the bridge component interrelationship, while SD will be used to simulate the probability of bridge failure and to find the dominant bridge component that influences the failure. The model can also be used as guidance for bridge deterioration mitigation and repair program.
Until today, the development of synthetic unit hydrograph model is still based on morphometry characteristic of watershed or combine with other parameters. According to Sri Harto (1985), There are at least four main characteristic... more
Until today, the development of synthetic unit hydrograph model is still based on morphometry characteristic of watershed or combine with other parameters. According to Sri Harto (1985), There are at least four main characteristic morphometry of watershed which highly influenced to the hydrograph and can be easily quantified namely watershed area (A), main river length (L), main river slope (S) and form factor (FB). This research aim is to analyze and verify these four factors and it’s effect to the three of hydrograph parameters i.e. peak time (TP), peak flow (QP) and base time (TB). This research was carried out in eight watersheds in Central Sulawesi Province  Indonesia as the base of variable preparation to develop synthetic unit hydrograph model. Main morphometry analysis of watershed was conducted by using geographical information system (GIS) software, referring to Indonesia Topographic Map (RBI) data combined with Digital Elevation Model-Shuttle Radar Topographic Mission (D...
Kegiatan Professor Summit 2019 yang diselenggarakan di Gedung Research Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tanggal 4 – 6 April 2019 dihadiri oleh lebih dari 127 profesor dari 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum... more
Kegiatan Professor Summit 2019 yang diselenggarakan di Gedung Research Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tanggal 4 – 6 April 2019 dihadiri oleh lebih dari 127 profesor dari 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dan undangan lainnya. Dalam Buku Prosiding ini makalah dan bahan presentasi dikelompokkan dalam empat bahasan pokok, yaitu Keynote Speech, Karya Inovasi, Focus Group Discussion (FGD), dan Presentasi Poster. Diawali dengan bagian Keynote speech terdiri dari materi mengenai peran profesor yang dibawakan oleh Prof Mohammad Nuh (ITS) dengan judul Professor (Academic) Leadership, selanjutnya materi mengenai nexus energy – food – water, dalam hal ini ketahanan energi dibawakan oleh Prof Kishida Satoru (Tottori University): Energy and Recent Technology, materi tentang ketahanan pangan oleh Prof Aman Wirakartakusumah (IPB): Food Security, dan materi tentang ketahanan air oleh Prof Nadjadji ...
Proyek konstruksi erat sekali dengan jadwal kerja yang padat bagi pekerjanya sebagai sumber daya utama dalam sebuah pencapaian proyek. Situasi proyek yang dinamis dengan mobilitas tinggi dapat memicu ancaman kecelakaan yang dapat terjadi... more
Proyek konstruksi erat sekali dengan jadwal kerja yang padat bagi pekerjanya sebagai sumber daya utama dalam sebuah pencapaian proyek. Situasi proyek yang dinamis dengan mobilitas tinggi dapat memicu ancaman kecelakaan yang dapat terjadi setiap saat bagi pekerja selama jam kerja. Selain kondisi internal pekerja, kecelakaan dapat disebabkan oleh karakteristik lingkungan proyek. Monitoring keselamatan pekerja konstruksi diperlukan untuk menghindarkan pekerja konstruksi dari potensi kecelakaan akibat adanya bahaya dari karakteristik proyek konstruksi seperti lubang pada lantai (hole/opening) dan sisi tepianyang terbuka (unprotected side). Karakteristik proyek yang membahayakan pekerja konstruksi dapat dikendalikan dengan upaya penggunaan peralatan keselamatan kerja sehingga kemungkinan kejadian kecelakaan dapat diminimalkan. Untuk itu penelitian ini bertujuan membangun sebuah model sistem monitoring keselamatan pekerja konstruksi guna mencegah kecelakaan konstruksi. Pendekatan fuzzy lo...
Development in construction industry is leading to involve complexities in engineering systems; whereas it also required to its sustainability towards social, environmental, and economical aspects. Experts with requisite background and... more
Development in construction industry is leading to involve complexities in engineering systems; whereas it also required to its sustainability towards social, environmental, and economical aspects. Experts with requisite background and expertise are involved in order to integrate knowledge in achieving whole criteria through design process. Collaborative design is needed in order to attain optimum design through shared solution and goal from experts. This study is conducted to explore issues and approaches development of collaborative design research in construction and its influence to sustainability of the development. Literature review method is used in order to conceptually figure future research direction of collaborative design research. This research is a part of beginning process in doctoral research program, and will be used to support dissertation’s conceptual definition. Keywords—Collaborative design, multi-discipline design, design process, sustainability of project deve...
The condition of contractor services development to decrease, global economic impact, and the indication of lower capacity and competitive power of construction services or contractor in global market are caused by the limitation of... more
The condition of contractor services development to decrease, global economic impact, and the indication of lower capacity and competitive power of construction services or contractor in global market are caused by the limitation of strategic planning applied by the national contractor industries in formulating company’s business strategies. The purpose of this research is to establish the suitable business strategy modelling for contractor industry in Indonesia. The analysis method applied is factor analysis. Since one of the purposes of construction business refers to a profit oriented business, therefore, this research will apply the 4 (four) BSC (Balance Score Card) model perspectives combined with the David’s model. The samples of the research are those contractors of 6 and 7 grades. Questionnaire is applied for data collecting method. Data obtained results will be applied to determine the company’s position and condition by factor analysis at 4 perspectives, namely customers, ...
Flooding issues in Samarinda have high depending on the capacity of Karang Mumus river. Considering the ability of Karang Mumus river to drain off flood discharge, there wore evidence that the constriction of River will drive to flooding... more
Flooding issues in Samarinda have high depending on the capacity of Karang Mumus river. Considering the ability of Karang Mumus river to drain off flood discharge, there wore evidence that the constriction of River will drive to flooding issues, especially in rainy/wet season (October-April). The constriction of river happens because many people build nonpermanent houses and building on the river and river banks. Flooding potentially damages to the houses, roads, and other public facilities increasingly. To cope the issue, Government of Samarinda has tried many solutions to overcome the issue by building The Benanga dam and it has been planned to build multiple Dams in Karang Mumus sub-Watershed. This paper aims to analyze the effectiveness of flood control effort using multiple dams scenario in Karang Mumus Sub-Watershed. Analyzing process including hydrology simulation, the relationship between hydrographs and rise of water level simulation in Karang Mumus River. The result of thi...
Sumberdaya air mempunyai peranan yang besar dalam menunjang kegiatan di bidang pertanian, khususnya di bidang irigasi. Keberlanjutan pengelolaan irigasi peran serta masyarakat petani pemakai air secara aktif khususnya di bidang operasi... more
Sumberdaya air mempunyai peranan yang besar dalam menunjang kegiatan di bidang pertanian, khususnya di bidang irigasi. Keberlanjutan pengelolaan irigasi peran serta masyarakat petani pemakai air secara aktif khususnya di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi baik ditingkat jaringan tersier maupun jaringan utama, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang- Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan lapangan. Analisa yang dipakai adalah Distribusi Frekuensi, Koefisien Korelasi Distribusi Bebas (Non Parametrik). Uji Chi-Kuadrat, sedangkan untuk mengetahui besarnya peran partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan tersier digunakan Analisa Kebutuhan Nyata operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) sebagai pembanding Hasil studi menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap pengelolaan irigasi akan dapat meningkatkan pendapatan dan ekonomi serta kelestarian lingkungan demi keberlanjutan sistem irigasi pernyataan setuju, sangat tinggi yaitu 84,00%, adapun partisipasi petani pengelolaan jaringan tersier di daerah irigasi 65,60% cenderung sedang, sedangkan kemampuan Masyarakat petani untuk ikut serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan tersier Daerah Irigasi tahun 2005 dibutuhkan dana sebesar Rp 792.430.940,00 perincian untuk biaya operasi sebesar Rp 112.862.919,97, biaya pemeliharaan rutin sebesar Rp. 107.058.368,30 dan biaya pemeliharaan berkala sebesar Rp. 572.509.651,80, peran serta petani membayar REPAIR untuk jaringan primer dan sekunder sebesar Rp. 341.038.800,00 Nilai lKH 43,04% Indek Kuatnya Hubungan Sedang, kemampuan petani membayar lPAIR untuk jaringan Tersier sebesar Rp. 171.531.840,00 Nilai lKH 21,65% dengan Indek Kuatnya Hubungan Rendah Kebutuhan dana Operasi dan Pemeliharaan jaringan Tersier sesuai dengan Analisa Kebutuhan Nyata untuk biaya operasi sebesar Rp. 11.579,25 ha/th, biaya pemeliharaan Rutin Rp. 10.983,73 /ha/th dan pemeliharaan Berkala Rp. 58.737,02 /ha/th, total Rp. 81.300,00 hal th kemampuan petani Rp. 17.598,42 /halth, dengan demikian kewenangan pendanaan di petani sebaiknya dikonsentrasikan pada tingkat tersier.
Retention basin is one of the most reliable water resources infrastructures to supply raw water needs in Bintan Regency, one of them is Sei Gesek Retention Basin. Water debit of Sei Gesek Retention Basindecrease every year. In addition,... more
Retention basin is one of the most reliable water resources infrastructures to supply raw water needs in Bintan Regency, one of them is Sei Gesek Retention Basin. Water debit of Sei Gesek Retention Basindecrease every year. In addition, blooming algae on storage surface,and handling of sedimentationthat has never been implemented is feared to affect the performance of raw water supply. Therefore it is necessary to evaluate the raw water supply ofSei Gesek Retention Basin. In this study, performance evaluation is carried out using a balanced scorecard that uses five perspectives (Critical Performance Area) in measuring the organization performance, namely mission, customers, learning and development, internal business processes, and finance. Grading for the questionnaire refers to assessment guide prepared by the author with using a rating scale 1 to 5. From the study results obtained the performance value for each perspectives they are mission is 4.34; customer is 4.28; learning and...
This study attempts to recognize the fundamental issues in river morphology by examining suspended sediment concentration (SSC) and flow velocity at the curved channel in an alluvial river. To capture the entire set of the afore mentioned... more
This study attempts to recognize the fundamental issues in river morphology by examining suspended sediment concentration (SSC) and flow velocity at the curved channel in an alluvial river. To capture the entire set of the afore mentioned conditions, a field investigation was conducted at the inner and outer banks of the flow path of a curved channel, which is considered as the critical section in river change development. The field observations were conducted over a 1-year period, from January to December 2014, in which both dry and rainy seasons occurred. Because the curved channel is subject to severe erosion, especially around the outer bank, lateral migration of the channel might regularly occur. The field investigation showed that the outer side of the curved section migrated approximately 0.0625 m/month during the study period. The SSC, which peaked at 25% and 43% of the maximal flow velocity in the upstream and downstream sections, respectively, showed the rapid erosion of t...
This paper presents the hydraulic flow system in a fishway to simulate the flow of a pool-type fishway. A fishway is a waterway to allow some fish species to pass by a human-made obstruction in a river or stream. The construction on the... more
This paper presents the hydraulic flow system in a fishway to simulate the flow of a pool-type fishway. A fishway is a waterway to allow some fish species to pass by a human-made obstruction in a river or stream. The construction on the river, which has no fishway, will impact the river ecosystem balance. The purpose of this research is to give an alternative to reduce negative effect on the river ecosystem because of the obstruction. The velocimeter and the flow type in fishway must be able to be passed by the fish. In a kind of the pool-type fishway, there is an orifice in the bottom that has a potential supercritical flow before it becomes subcritical flow. The purpose of this experiment is to identify the surge in the pools of the fishway. The physical model of the pool-type fishway in Sembayat Barrage, Gresik was created to analyse the hydraulic condition of the flow in the fishway structure. The velocity has a greater value than the permissible velocity of the fish, and thus s...
Dalam melaksanakan pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi kewenangan pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Mojokerto, Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur mengalami beberapa kendala yaitu jaringan irigasi telah habis... more
Dalam melaksanakan pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi kewenangan pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Mojokerto, Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur mengalami beberapa kendala yaitu jaringan irigasi telah habis umur teknisnya, kurang optimalnya pelayanan irigasi serta terjadinya penurunan kapasitas tampungan air yang ada. Kendala lainnya yaitu adanya pertumbuhan penduduk yang menyebabkan peningkatan kebutuhan penggunaan air, peningkatan kebutuhan pangan, alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman maupun industri serta Daerah Aliran Sungai kritis. Sebagai upaya untuk mengatasi kendala tersebut, selain operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi, diperlukan suatu pembaharuan secara menyeluruh, baik manajerial, institusional maupun teknikal, termasuk sumber daya manusianya, yang dikenal dengan istilah modernisasi irigasi. Sebelum melaksanakan kegiatan modernisasi irigasi, perlu adanya suatu penilaian untuk mengukur tingat kesiapan suatu daerah irigasi dalam me...
The decrease of coastal-water quality in the Surabaya coastal region can be recognized from the conceentration of Total Suspended Sediment(TSS ) . As a result we need a system for monitoring sediment concentration in the coastal region of... more
The decrease of coastal-water quality in the Surabaya coastal region can be recognized from the conceentration of Total Suspended Sediment(TSS ) . As a result we need a system for monitoring sediment concentration in the coastal region of Surabaya which regularly measures TSS. The principle to model and monitor TSSconcentration using remote sensing methods is by the integration of Landsat-8OLI satellites image processing using some ofTSS-models then those are analyzed for looking its suitability with TSS value direcly measured in the field ( in-situ measurement). The TSS value modeled from all algorithms validated usingcorrelation analysis and linear regression . The result shows that TSS model with the highest correlation value is TSS algorithm by Budiman (2004)with r value 0.991. Hence this algorithm can be used to investigate TSS-distribution which represent the coastal water quality of Surabaya with TSS value between 75 mg/L to 125 mg/L.
Energy dissipator serves to stabilize the flow of water for preventing any scouring. Scouring can endanger the geometry of downstream river situated at the riverbed and river bank. The change in stream conditions from supercritical to... more
Energy dissipator serves to stabilize the flow of water for preventing any scouring. Scouring can endanger the geometry of downstream river situated at the riverbed and river bank. The change in stream conditions from supercritical to subcritical leads to a hydraulic jump that is used by energy dissipator to reduce the flow energy. Type of energy dissipator which is frequently used is stilling basin equipped with baffled blocks. Baffled blocks serve to generate hydraulic jump and reduce the flow velocity. However, the effectiveness of stilling basin in stabilizing the flow water is lacking. This is proved by the occurrences of scouring on downstream riverbed and riverbank of the weir even though it has been supported by stilling basin. Based on the problem, the research about the installation of baffled block pattern has been done. Model 0 was a model made based USBR type III stilling basin while model 1 was variation model where the baffled block installation was adjusted so that it is located between chute block. The dimension of the baffled block model 1 has modified to adjust the location. The study was conducted by analyzing the hydraulic flow parameters (flow velocity, Froude number and energy specific) on upstream and downstream of energy dissipator. Based on the analysis, it can be concluded that average downstream flow velocity for model 0 was 34.14 cm/sec while for model 1 was 29.18 cm/sec. Thus, model 1 could reduce the flow velocity 1.85% more effectively than model 0. The average downstream Froude number for model 0 was 0.30 while for model 1 was up to 0.26. Thus, model 1 could reduce the Froude Number 0.52% more effectively than model 0. The average energy loss for model 0 was 50.69% whereas model 1 was 51.20%. There is an increase in energy loss by 0.52% from model 0. Thus, model 1 has more effective baffled block pattern installation in stabilizing the water flow than USBR type III model.Energy dissipator serves to stabilize the flow of water for preventing any scouring. Scouring can endanger the geometry of downstream river situated at the riverbed and river bank. The change in stream conditions from supercritical to subcritical leads to a hydraulic jump that is used by energy dissipator to reduce the flow energy. Type of energy dissipator which is frequently used is stilling basin equipped with baffled blocks. Baffled blocks serve to generate hydraulic jump and reduce the flow velocity. However, the effectiveness of stilling basin in stabilizing the flow water is lacking. This is proved by the occurrences of scouring on downstream riverbed and riverbank of the weir even though it has been supported by stilling basin. Based on the problem, the research about the installation of baffled block pattern has been done. Model 0 was a model made based USBR type III stilling basin while model 1 was variation model where the baffled block installation was adjusted so that it is located between ch...
The Government of Indonesia has implemented an integrated contract, performance-based contract (PBC) to preserve national roads since 2011. Comparing with conventional agreements that prioritize input and maintenance processes, PBC... more
The Government of Indonesia has implemented an integrated contract, performance-based contract (PBC) to preserve national roads since 2011. Comparing with conventional agreements that prioritize input and maintenance processes, PBC prioritizes the output and outcome of clear and measurable road performance. In the performance-based contracts are required WIM (weigh in motion) tools to monitor the overloading vehicles throughout national roads with PBC and should be provided by the contractor as stated in the contract. However, the installation of WIM tools with the high budget has not been beneficial for the contractor because not followed by punishment for the “overloading” vehicles. PBC is the risk sharing between government as road authority and the contractor as the private sector. So, in PBC practice not allowing any significant losses on either party. This study resulted in a performancebased contract simulator by combining WIM technology and dynamic system methods. If the gov...
Performance-based contracts (PBC), one kind of the delivery system has been conducted in Indonesia starting in 2011. The aim of the implementation of PBC in Indonesia is to solve the premature deterioration of national roads in Indonesia... more
Performance-based contracts (PBC), one kind of the delivery system has been conducted in Indonesia starting in 2011. The aim of the implementation of PBC in Indonesia is to solve the premature deterioration of national roads in Indonesia that still occur to date and to achieve the best level of service. Implementation of performance-based contracts is not as easy as imagine since many contractors still don’t understand to control the risk if they are given work with performance-based contracts. In this study used the system dynamic approach, the choice of this method because PBC is a long-term contract, where past events can affect current and future events, as well as future events, can be avoided by evaluating today’s events and events in the past. In this paper will show the interface generated after the base model Stock Flow Diagram (SFD) is verified. After the model has been validated, the model is ready as a simulation tool to get the best performance-based contracting mechani...
A construction project is very dynamic activities with high workloads and tight schedules, resulting in a fatigue condition of the workers. Due to the worker’s physical and physiological conditions that change over time, the risks may be... more
A construction project is very dynamic activities with high workloads and tight schedules, resulting in a fatigue condition of the workers. Due to the worker’s physical and physiological conditions that change over time, the risks may be varying from fatigue, and may become a potential danger of accidents. In a modern construction work safety should be planned, monitored, analyzed easily using a sophisticated system. As an attempt to realize the system, our research group developed a decision support system for construction worker safety monitoring based on fuzzy system approach. The design concept of the fuzzy decision support system with focus on worker performance related to prediction of fatigue and safety is discussed in this paper. The decision support system was designed based on fuzzy inference system with physiological data (heart rate, body temperature, and muscle activity) and project environment (working space temperature) models. The knowledge about of human subject con...
Aliran permukaan/limpasan (run off) merupakan salah satu variabel hidrologi yang sangat penting di dalam menunjang kegiatan pengembangan sumber daya air. Metode prediksi yang handal untuk menghitung jumlah dan laju limpasan yang berasal... more
Aliran permukaan/limpasan (run off) merupakan salah satu variabel hidrologi yang sangat penting di dalam menunjang kegiatan pengembangan sumber daya air. Metode prediksi yang handal untuk menghitung jumlah dan laju limpasan yang berasal dari permukaan tanah dan bergerak menuju sungai di suatu DAS yang tidak dilengkapi alat ukur (ungaged watershed) adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit dan memerlukanwaktu yang banyak. Penelitian ini dilakukan di DAS Ciliwung Hulu, yang merupakan daerah penting dalam kotribusi banjir di Jakarta. Untuk mengetahaui run off  yang terjadi, digunakan data curah hujan dan debit Tahun 2007-2009. Sebagai model, untuk mengetahui run off menggunakan peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, dan topografi. Peta-peta tersebut diolah dengan menggunakan Arcview, sehingga didapatkannilai CN. Berdasarkan analisis perhitungan, besarnya debit mendekati 50% dari tebal hujan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kondisi DAS Ciliwung Hulu sudah tidak mampu lagi menyerap cu...
Fractal characteristic of watershed is an important parameter which influences the formation of synthetic unit hydrograph. Based on a previous study, hydrology response of watershed expressed in hydrograph form could be well presented by... more
Fractal characteristic of watershed is an important parameter which influences the formation of synthetic unit hydrograph. Based on a previous study, hydrology response of watershed expressed in hydrograph form could be well presented by hydrology network characteristic as a form of fractal characteristic of watershed [1]. Fractal characteristic of watershed was stated as fractal dimension which was presented in three parametersi.e.river branch ratio (RB), river length ratio (RL) and watershed river area ratio (RA). The purpose of this research was to analyze fractal characteristic and to verify its fractal dimension stability as preliminary research to prepare variables which would be used to develop synthetic unit hydrograph model in the future. Analysis was undertaken using two methodsi.e.Horton’s Coefficient Ratio and Box Counting Dimension. Analysis result revealed that fractal dimension of river network from 8 watersheds calculated using those two methods could give almost the...
Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan pembangunan ekonomi yang sangat pesat, mengakibatkan pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perumahan, sehingga semakin banyak... more
Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan pembangunan ekonomi yang sangat pesat, mengakibatkan pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perumahan, sehingga semakin banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi sektor non pertanian. Permasalahan yang timbul dalam hal pemanfaatan aset/infrastruktur irigasi yang sudah terbangun dan memerlukan biaya besar dalam pembangunannya, sedang dalam pemanfaatan fungsinya sudah tidak sesuai dengan tujuannya, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan agar dampak negatif yang ditimbulkan dari sistem tersebut dapat diminimalkan. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh model hierarki dalam rangka menentukan prioritas fungsi sistem irigasi antara kewenangan pemerintah dan persepsi masyarakat, serta penentuan prioritas pekerjaan berdasarkan fungsi sistem dan manfaat biaya. Penyusunan model hierarki dilakukan melalui serangkaian analisa uji beda rata-rata dari dari data survey pertama dan penentuan prioritas pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi dengan bantuan metoda Analitycal Hierarchy Process (AHP) dari data survey ke dua, responden merupakan 'experf dari pihak pemerintah dan masyarakat Hasil penelitian adalah model hierarki dengan 3 tingkatan yaitu : 1) tujuan (Fungsi Sistem Irigasi), 2) Kriteria/Subkriteria (Fisik, Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan dan Kebijakan) dan 3) Alternatif (DI Cibengkok, DI Leuwi Limus I, DI Cikapayang, DI Ciregol dan DI Cilentah). Penentuan prioritas fungsi sistem irigasi dengan alternatif kompromi antara pemerintah dan masyarakat (50%:50%) menghasilkan urutan: 1) DI Ciregol (28,3%), 2) DI Cibengkok (22,2%), 3) DI Cikapayang (20,1%), 4) DI Leuwi Limus I (19,6%) dan 5) DI Cilentah (9,9%). Prioritas utama pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi adalah pekerjaan perbaikan bangunan bagi di Bandung Kidul.
... 6. Sahabat-sahabatku, Fikri, Virda, Nailil, Reeya, June, Lia dan Rima. Thanks untuk pertemanan yang indah ini. 7. Yuddi, Oka, Indra, Dani, Risma, Adji, Andie, Mahma dan kawan-kawan S-45 lainnya yang tidak mungkin disebutkan semuanya.... more
... 6. Sahabat-sahabatku, Fikri, Virda, Nailil, Reeya, June, Lia dan Rima. Thanks untuk pertemanan yang indah ini. 7. Yuddi, Oka, Indra, Dani, Risma, Adji, Andie, Mahma dan kawan-kawan S-45 lainnya yang tidak mungkin disebutkan semuanya. ...
Sebagaimana telah diprogramkan oleh pemerintah untuk merehabilitasi, dan memperluas jaringan irigasi di Pulau Jawa “ Java Irrigation Improvement And Water Resources Management Project (JIWMP) dengan target seluas 250.000 hingga 300.000... more
Sebagaimana telah diprogramkan oleh pemerintah untuk merehabilitasi, dan memperluas jaringan irigasi di Pulau Jawa “ Java Irrigation Improvement And Water Resources Management Project (JIWMP) dengan target seluas 250.000 hingga 300.000 hektar, maka Bendungan Blega terletak di Kali Blega Desa Telok Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan Madura, merupakan salah satu target rehabilitasi agar dapat meningkatkan produksi tanaman pangan.Bendungan Blega berfungsi meningkatkan efisiensi lahan dan pemanfaatan sumber daya air yang renewable semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan dibangunnya jembatan Suramadu yang menghubungkan Kota Surabaya dan Madura maka pengembangan kawasan industri dan permukiman akan berkembang lebih cepat daripada sebelumnya,terutama Madura bagian barat.Area irigasi ini direncanakan pada Bendung Telok pada kilometer 5,193 luas lahan irigasi sebesar 1.240 hektar.Dengan melakukan optimasi ini, produksi pangan dihasilkan adalah yang paling maksimal dan menguntungkan para petani. Disamping itu juga diharapkan penggunaan air secara optimal, supaya air dari waduk tersebut dapat digunakan pada pengembangan fasilitas yang lain. Di dalam menghadapi masalah ini maka terdapat beberapa prosuder yang harus dilakukan. Dengan melakukan peninjauan ke lapangan dan pengumpulan data data yang menunjang optimasi ini. Data – data yang diperlukan adalah debit sungai Blega, curah hujan, klimatologi harga produksi dan peta yang berkaitan dengan kondisi di Blega. Data – data ini diolah sehingga mendapatkan hasil seperti debit irigasi, debit andalan, alternatif pola tanam, dan harga produksi. Pada akhir hitungan dapat disimpulkan bahawa, terdapat 1 jenis pola tanam yang akan memberikan keuntungan kepda para tani iaitu dengan alternatif ke dua (2) dimana jenis pola tanamnya adalh padi – padi – buncis dengan keluasan lahan 468 hektar dan padi – kacang tanah – jagung dengan keluasan 772,40 hektar. Harga produksi dari hasil lahan sebesar Rupiah 129.027.360,00 dan penggunaan air dari waduk Blega sebesar 27.806.433,05 m3 untuk setahun.
Salah satu pola operasi yang sangat kompleks dalam pengembangan pemberdayaan sumber air adalah sistem pembagian air. Pelaksanaan sistem pembagian air pada saat ini, dilakukan secara konvensional berdasarkan pada keterbatasan sumber daya... more
Salah satu pola operasi yang sangat kompleks dalam pengembangan pemberdayaan sumber air adalah sistem pembagian air. Pelaksanaan sistem pembagian air pada saat ini, dilakukan secara konvensional berdasarkan pada keterbatasan sumber daya alam, terutama sumber air, tanpa memperhatikan tingkat produksi dan keuntungan. Pendekatan tingkat produksi dan nilai keuntungan dalam sistem pembagian air waduk dilakukan kombinasi teknik optimasi dan teknik simulasi. Hasil output kombinasi teknik optimasi dan simulasi yang dinyatakan dengan tingkat peluang dari faktor kendala ketersediaan air, merupakan hambatan bagi manajemen operasi sumber daya air, karena faktor ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh fluktuasi iklim. Pada saat ketersediaan air berkurang, pelaksanaan manajemen operasi sumber daya air dilakukan dengan sistem pembagian air secara giliran, dengan keputusan memberikan air irigasi atau tidak memberikan air irigasi. Oleh karena itu dilakukan kajian optimasi alokasi pembagian air dan pengambilan t keputusan dari output kombinasi teknik optimasi dan simulasi. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan suatu model pembagian air waduk yang merupakan kombinasi program linier, program linier integer dan simulasi dengan fungsi tujuan keuntungan usahatani, dalam sistem pembagian air waduk yang meliputi optimasi alokasi pembagian air tampungan waduk dan keputusan pemberian air dalam sistem pembagian air secara giliran. Kajian Model Pembagian Air Waduk dilakukan di Waduk Gondang dengan luas layanan sebesar 7260 Ha di Daerah Kabupaten Lamongan. Sumber air utama bagi daerah layanan Waduk Gondang ini berasal dari Waduk Gondang dan waduk-waduk lapangan (Waduk German, Waduk Balong Ganggang, Waduk Gempol dan Waduk Mojomanis). Waduk Gondang dan waduk-waduk lapangan merupakan rangkaian waduk yang saling berhubungan, pada musim kemarau daerah layanan waduk lapangan pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh waduk lapangan, sehingga perlu dilakukan suplesi dari Waduk Gondang. Hasil kajian model alokasi pembagian air tampungan waduk menunjukkan alternatip terbaik dari koefisien tampungan musim kemarau sebesar 0,30% dengan beda resiko intensitas tanaman sebesar 5,9% dan beda resiko keuntungan Rp. 497 juta. Pada alternatip koefisien tampungan yang terbaik, model pembagian air secara giliran menunjukkan penurunan tingkat ketersediaan air mengakibatkan kerugian usahatani pada berbagai pola operasi dan musim tanam, dengan nilai kerugian maksimum sebesar Rp. 8.6S8 juta pada tingkat ketersediaan 20% dari ketersediaan normal.
... Registration activation of our members will process up to 3 x 24 hours (confirm by email). ... UNTUK ALIRAN RENDAH DI SUNGAI HYBRID MODELLING OF RAINFALL-RUNOFF TRANSFORMATION FOR LOW FLOW IN THE RIVER Created by : Fauzi, Manyuk (... more
... Registration activation of our members will process up to 3 x 24 hours (confirm by email). ... UNTUK ALIRAN RENDAH DI SUNGAI HYBRID MODELLING OF RAINFALL-RUNOFF TRANSFORMATION FOR LOW FLOW IN THE RIVER Created by : Fauzi, Manyuk ( 3100301001 ) ...
Waduk Nglambangan yang terletak di Bojonegoro mempunyai fungsi utama sebagai penunjang produksi areal sawah dari sawah tadah hujan menjadi sawah beririgasi teknis. Untuk meningkatkan produksi pangan, maka diperlukan perluasan daerah... more
Waduk Nglambangan yang terletak di Bojonegoro mempunyai fungsi utama sebagai penunjang produksi areal sawah dari sawah tadah hujan menjadi sawah beririgasi teknis. Untuk meningkatkan produksi pangan, maka diperlukan perluasan daerah pengairan. Namun, lahan yang akan direncanakan ini mempunyai elevasi yang lebih tinggi dari muka air bendung. Untuk itu diperlukan pompa untuk pengambilan airnya. Pompa mempunyai keterbatasan kapasitas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan upaya optimasi pemanfaatan air guna menunjang efisiensinya.Dengan terbatasnya air, maka dilakukan analisa pola tanam berdasarkan golongan atau periode masa tanam dengan 3 (tiga) alternatif. Dan jenis tanaman pada sawah direncanakan terdiri dari padi, kedelai, jagung. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan maksimal yang akan diperoleh dari beberapa jenis pola tanam yang direncanakan dan kebutuhan air sesuai dengan kapasitas pompa. Selain itu, untuk memberikan gambaran tentang kecukupan air waduk dari hasil optimasi dilakukan pula perhitungan simulasi kapasitas tampungan. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil keuntungan maksimum per tahun untuk tiap-tiap alternatif yaitu alternatif 1 sebesar Rp. 3.838.023.998, alternatif 2 sebesar Rp. 3.194.477.055 dan alternatif 3 sebesar Rp. 2.596.237.875
... Kedua, hasil kalibrasi dan implementasi model untuk bulan-bulan lain selain Desember tahun 2005-2008 menunjukkan bahwa model ini mampu mendisagregasi data hujan dari harian ke jam-jaman terutama pada bulan basah. ... Drs. Nur Iriawan,... more
... Kedua, hasil kalibrasi dan implementasi model untuk bulan-bulan lain selain Desember tahun 2005-2008 menunjukkan bahwa model ini mampu mendisagregasi data hujan dari harian ke jam-jaman terutama pada bulan basah. ... Drs. Nur Iriawan, MIKomp. PhD. ...
Kebutuhan air Daerah Irigasi Blega dipasok oleh waduk Blega. Daerah irigasi ini mempunyai luas 1240.4 Ha, yang terletak di kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Seiring dengan berkembangnya wilayah Madura, waduk Blega merupakan salah... more
Kebutuhan air Daerah Irigasi Blega dipasok oleh waduk Blega. Daerah irigasi ini mempunyai luas 1240.4 Ha, yang terletak di kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Seiring dengan berkembangnya wilayah Madura, waduk Blega merupakan salah satu dari target pemerintah sebagai sarana untuk memperluas jaringan irigasi teknis. Pada daerah studi sebagian besar lahanya masih sawah tadah hujan. Sehingga dengan dibangunya waduk ini akan dapat meningkatkan pendapatan petani dan memperbaiki sistem jaringan irigasi. Dengan kebutuhan air irigasi yang berbeda sepanjang tahun, yaitu tinggi pada musim kemarau dan kecil pada musim penghujan, Maka perlu dilakukan optimasi untuk mengatur air yang tersedia pada waduk, agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk irigasi dan mendapatkan keuntungan yang maksimum pada pola tanamnya. Optimasi yang akan dilakukan pada daerah studi menggunakan liniear programming dengan program bantu QM for Window 2. Liniear programming ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional. Metode ini menghapus proses coba-coba (trial and error) pada perubahan-perubahan desain dan resimulasi perubahan desain, merubah parameter-parameter desain secara otomatis, dan mempunyai penampilan yang matematis yang dapat mengambarkan responnya pada masukan-masukan sistem berbagai parameter desain. volume andalan yang ada dan kebutuhan air untuk masing-masing pola tanam yang direncanakann sebagai fungsi tujuan yang digunakan sebagai input pengoperasian program liniearnya. Dan fungsi tujuannya adalah keuntungan usaha tani. Output dari analisa ini adalah luas lahan sawah yang bisa ditanami untuk tiap-tiap jenis tanaman dan keuntungan maksimum hasil usaha tani yang diperoleh. Dari beberapa pola tanam yang direncanakan, dan awal musim tanam yang berbeda-beda. Diperoleh pola tanam yang paling menguntungkan yaitu padi-polowijo-polowijo dengan awal tanam November dekade I. Keuntungan yang diperoleh selama satu tahun masa tanam yaitu Rp 9,100,683,000.00 dengan intensitas tanaman sebesar 300%..
Sumberdaya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang kegiatan di bidang pertanian, air bersih, perkotaan, dan pedesaan, perikanan, pariwisata, tenaga listrik, dan pengendalian banjir serta erosi. Menyadari peran sektor pertanian... more
Sumberdaya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang kegiatan di bidang pertanian, air bersih, perkotaan, dan pedesaan, perikanan, pariwisata, tenaga listrik, dan pengendalian banjir serta erosi. Menyadari peran sektor pertanian dalam struktur perekonomian Nasional sangat strategis dan kegiatan pertanian tidak terlepas dari air, maka irigasi menjadi salah satu sektor pendukung keberhasilan sektor pertanian. Keberlanjutan pengelolaan irigasi sangat dipengaruhi oleh adanya peran serta masyarakat petani pemakai air secara aktif khususnya di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi baik ditingkat jaringan tersier maupun jaringan utama, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Guna meningkatkan peran serta masyarakat petani pemakai air didalam pengelolaan irigasi perlu diketahui sejauhmana persepsi terhadap prasarana irigasi, serta bentuk maupun besarnya peran serta yang telah dilakukan didalam pengelolaan irigasi selama ini, khususnya dalam pelaksanaan jaringan irigasi tersier pada Daerah Irigasi Bila di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan lapangan. Analisa yang dipakai adalah Distribusi Frekuensi, Koefisien Korelasi Distribusi Bebas (Non Parametrik), Uji Chi-Kuadrat, sedangkan untuk mengetahui besarnya peran serta masyarakat untuk ikut serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan tersier digunakan Analisa Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) sebagai pembanding. Hasil studi menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap pengelolaan irigasi akan dapat meningkatkan pendapatan dan ekonomi serta kelestarian lingkungan demi keberlanjutan sistem irigasi pernyataan setuju, Sangat Tinggi yaitu 84%, Adapun peran serta petani pengelolaan jaringan Tersier di Daerah Irigasi Bila 65,60% cenderung Sedang, sedangkan kemampuan Masyarakat petani untuk ikut serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan tersier Daerah Irigasi Bila tahun 2005 dibutuhkan dana sebesar Rp 531.554.019,52 perincian untuk biaya operasi sebesar Rp 112.862.919,97 biaya pemeliharaan Rutin sebesar Rp 107.005.368,27 dan biaya pemeliharaan Berkala sebesar Rp 311.685.731,28 peran serta petani membayar REPAIR untuk jaringan primer dan sekunder sebesar Rp. 341.038.800,00 Nilai IKH 43,04% Indek Kuatnya Hubungan Sedang, kemampuan petani membayar IPAIR untuk jaringan Tersier sebesar Rp 171.531.840,00 Nilai IKH 32,27% dengan Indek Kuatnya Hubungan Rendah. Kebutuhan dana Operasi dan Pemeliharaan jaringan Tersier sesuai dengan Analisa Kebutuhan Nyata untuk biaya operasi sebesar Rp 11.579,25/ha/th, biaya pemeliharaan Rutin Rp 10.978.28/ha/th dan pemeliharaan Berkala Rp 31.977,61/ha/th, total Rp 54.535,14/ha/th kemampuan petani Rp 17.598,42/ha/th, dengan demikian kewenangan sebaiknya pendanaan di petani dikonsentrasikan pada tingkat tersier.

And 56 more