ABSTRAK Salah satu masalah besar yang tengah dihadapi umat manusia di bumi ini adalah masalah lingkungan hidup. Perancangan bangunan ternyata juga mempunyai andil besar memicu kerusakan lingkungan dan berakibat pada turunnya kualitas...
moreABSTRAK Salah satu masalah besar yang tengah dihadapi umat manusia di bumi ini adalah masalah lingkungan hidup. Perancangan bangunan ternyata juga mempunyai andil besar memicu kerusakan lingkungan dan berakibat pada turunnya kualitas hidup manusia. Rumah / hunian merupakan bangunan yang paling dekat dan paling banyak memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia. Perlu adanya kajian dan pedoman mengenai konsep rumah ramah lingkungan (eco friendly-house) dalam rangka membantu sosialisasi mengenai konsep rumah ramah lingkungan. Dalam penulisan makalah ini metode pengumpulan data dilakukan dari pengumpulan data sekunder dengan melakukan studi kepustakaan dan studi dokumen, yaitu pengumpulan data/materi dasar. Dalam tulisan ini akan dipaparkan data-data pendukung yang dapat memberi pemahaman dan kajian mengenai konsep rumah ramah lingkungan, sehingga dapat meyakinkan pembaca dan memberikan arahan dalam proses desain rumah ramah lingkungan. Ada empat bagian yang perlu dipertimbangkan saat merancang dan membangun rumah dengan konsep ramah lingkungan, yakni ruang terbuka hijau, sistem sanitasi, efisiensi penggunaan energi / listrik serta pengolahan limbah rumah tangga (sampah), yang kesemuanya itu bisa diarahkan pada perencanaan yang memperhatikan konsep ekologis. 1. PENDAHULUAN Salah satu masalah besar yang tengah dihadapi umat manusia di bumi ini adalah masalah lingkungan hidup. Kerusakan alam yang semakin parah, telah memicu dan memacu pemanasan global. Akibatnya bukan saja bencana alam yang terjadi bertubi-tubi, melainkan juga cuaca yang menjadi sukar diprediksi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas kondisi alam yang memprihatinkan ini. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, ketidakpedulian terhadap alam juga seolah-olah sudah menjadi gaya hidup hampir sebagian manusia saat ini. Namun ternyata tidak semua manusia punya sikap seperti itu, ada beberapa orang / kelompok yang sudah mulai sadar mengenai tanggung jawab terhadap lingkungan ini. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Putranto, A.D (2014) di beberapa perumahan di Kabupaten Malang, yaitu : Tambak Asri permai di Tajinan Malang, Singosari Residence, dan Mondoroko Regency, yang menilai tingkat keinginan konsumen yang memiliki RSH (Rumah Sederhana Sehat) untuk dikembangkan menjadi RSH yang berwawasan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan 0,6% responden menyatakan " kurang ingin " ; 24,4% menyatakan " cukup ingin " dan 75% menyatakan " ingin ". Oleh sebab itu, dengan dukungan data ini,upaya untuk mengatasi dampak pemanasan global diharapkan terus mengalami peningkatan. Dalam perancangan bangunan, sering kali keselarasan desain dengan alam kurang diperhatikan, dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam dan penggunaan teknologi yang tidak ramah terhadap alam. Oleh karena itu, perancangan bangunan ternyata juga mempunyai andil besar memicu pemanasan global dan berakibat pada turunnya kualitas hidup manusia. Dari semua gejala alam yang sudah terjadi, kini sudah saatnya perancangan bangunan, lebih memahami alam melalui pendekatan dan pemahaman terhadap perilaku alam lebih dalam agar tidak terjadi kerusakan alam yang lebih parah. Sasaran utama dari upaya ini adalah tidak memperparah pemanasan global, melalui upaya rancangan arsitektur yang selaras dengan alam serta memperhatikan kelangsungan ekosistem, yaitu dengan pendekatan ekologi. Frick (1998) banyak menjelaskan mengenai konsep arsitektur ekologis atau disebut juga eko-arsitektur. Eko-arsitektur tidak