Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content

Andrew Gates

Research Interests:
Research Interests:
Penyebab penyakit karat tumor/karat puru yang menyerang tanaman sengon adalah jamur Uromycladium tepperianum, menyebabkan pembentukan (gall) yang menyolok pada dedaunan dan ranting pohon. Setiap gall karat tumor/karat puru dapat... more
Penyebab penyakit karat tumor/karat puru yang menyerang tanaman sengon adalah jamur Uromycladium tepperianum, menyebabkan pembentukan (gall) yang menyolok pada dedaunan dan ranting pohon. Setiap gall karat tumor/karat puru dapat melepaskan ratusan sampai ribuan spora yang dapat menularkan ke pohon-pohon sekitarnya dengan cepat melalui bantuan angin. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN Pencegahan Untuk serangan karat tumor/karat puru di persemaian: yang menunjukkan gejala-gejala serangan harus segera dicabut dan dimusnahkan/dibakar Untuk pencegahan perluasan karat tumor/karat puru: adanya pengawasan yang ketat terhadap transportasi benih, bibit dan kayu tebangan dari daerah yang telah terserang penyakit karat tumor/karat puru ke daerah yang belum terserang. Pemeliharaan tanaman dengan pemberian pupuk dan penjarangan tanaman Pengendalian Upaya pengendalian tanaman yang telah terserang penyakit karat tumor/karat puru adalah menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang sedini mungkin, sebelum gall membesar dan berwarna coklat. Langkah yang dilaksanakan dengan mematikan sel-sel penyakit karat tumor/karat puru di bagian yang terserang agar tidak tumbuh gall lagi, caranya adalah sebagai berikut : Cara Kemis/kimiawi : spirtus, larutan/bubur garam, larutan/bubur belerang a1. Spritus : Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dengan cara mengelupas gall tersebut dari batang/cabang/pucuk. Selanjutnya bagian tersebut dismprot/dioles dengan spirtus. a2. Larutan/bubur garam : 5 kg kapur + 0,5 kg garam + air 5-10 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian disemprot/dioles dengan larutan/ bubur garam. a3. Larutan/bubur belerang : 1 kg kapur + 1 kg belerang + air 10-20 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot/dioles larutan /bubur belerang. Cara mekanik : memotong pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall. b1. Pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall dipotong dan dikumpulkan, kemudian disemprot/disiram dengan sprirtus atau larutan/bubur garam atau larutan/bubur belerang. b2. Pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall dipotong dikumpulkan, kemudian dibakar atau dipendang dalam tanah. Catatan : jangan sekali-kali memotong pucuk, cabang, ranting yang ditumbuhi gall dibuang disembarang tempat, karena akan menyebarkan spora penyakit karat tumor/karat puru lagi Cara rotasi tanaman: c1. Menghindari penanaman sengon untuk sementara, terutama di dataran tinggi yang berkabut. c2. Penggantian sengon sebagai tanaman pokok, dengan jenis-jenis FGS (tanaman cepat tumbuh dan menghasilkan) yang potensial tidak menjadi inang jamur Uromycladium spp., yaitu jenis-jenis famili Fabaceae/Leguminosae, seperti Acacia spp, Paraserianthes/Albizia spp dan Racosperma spp.
Research Interests:
Kelembaban udara mempengaruhi perkembangan penyakit cacar daun teh karena untuk pembentukan dan penyebaran basidiospora diperlukan kelembaban nisbi yang lebih tinggi di atas 80-90% Sinar matahari mempengaruhi perkembangan penyakit cacar... more
Kelembaban udara mempengaruhi perkembangan penyakit cacar daun teh karena untuk pembentukan dan penyebaran basidiospora diperlukan kelembaban nisbi yang lebih tinggi di atas 80-90% Sinar matahari mempengaruhi perkembangan penyakit cacar daun teh secara tidak langsung karena sinar matahari dapat mengurangi kelembaban udara dalam kebun. Sinar matahari dapat membunuh spora jamur secara langsung karena adanya sinar UV. Angin berpengaruh terhadap perkembangan penyakit cacar daun teh. Peran angin yaitu dapat mempengaruhi kelembaban udara. penyakit cacar daun teh akan lebih banyak terdapat pada kebun yang kurang berangin (lereng, lembah). Banyaknya bulu daun pada peko juga dapat mempertinggi ketahanan terhadap penyakit cacar daun teh. Curah hujan yang tinggi selama beberapa hari berturut-turut (7-10 hari) akan memicu munculnya penyakit cacar daun teh. Siklus Penyakit Cacar Daun Teh Cara Pengendalian Berdasarkan gejala dan siklus penyakit cacar daun teh, maka cara pengendalian yang dianjurkan yaitu sebagai berikut : 1. Penggunaan klon tahan
Research Interests:
PEMELIHARAAN TANAMAN TEH Pemeliharaan tanaman teh dimaksudkan agar tanaman teh tumbuh dengan sehat. Adapun pemeliharaan untuk tanaman teh meliputi penyiangan gulma, penyulaman, pembuatan rorak, pemberian mulsa, dan pemangkasan yaitu... more
PEMELIHARAAN TANAMAN TEH Pemeliharaan tanaman teh dimaksudkan agar tanaman teh tumbuh dengan sehat. Adapun pemeliharaan untuk tanaman teh meliputi penyiangan gulma, penyulaman, pembuatan rorak, pemberian mulsa, dan pemangkasan yaitu sebagai berikut : PENYIANGAN GULMA Penyiangan gulma merupakan salah satu langkah pemeliharaan tanaman yang sangat penting. Penyiangan tanaman baru dilakukan secara manual dengan cungkil, sabit, ataupun gancoi. Untuk tanaman tua penyiangan dapat dilakukan dengan cara kimia yaitu penggunaan herbisida Round Up dengan dosis 3 l/ha atau Ustinex dengan dosis 4-5 kg/ha. Adapun interval penyemprotan 3 minggu sekali. PENYULAMAN Penyulaman dilakukan terhadap bibit yang lemah atau mati dengan menggunakan bibit lain yang telah disediakan sebelumnya. Bahan sulaman yang banyak digunakan adalah stump berumur 2-3 tahun karena mudah tumbuh asal tanah dan iklimnya cocok. Jika sulaman dari bibit polibag, harus yang berumur sama supaya tumbuhnya seragam. PEMBUATAN RORAK Tanah miring perlu dibuat rorak dengan mengikuti garis kontur. Gunanya adalah untuk meningkatkan daya tahan air dan mengurangi bahaya erosi. Rorak di buat dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 30 cm dengan kedalaman 40 cm. Jarak antar rorak dalam satu kontur adalah 4 m. Rorak antar kontur di buat berseling. PEMBERIAN MULSA Tahap pemeliharaan selanjutnya adalah pemberian mulsa. Fungsinya untuk menambah kandungan bahan organik tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mengurangi terjadinya erosi. Bahan mulsa dapat berupa alang-alang, jerami, dan rumput-rumputan. Penyebaran mulsa di permukaan tanah dengan tidak menyentuh batang tanaman teh karena dikhawatirkan dapat menyebarkan penyakit. Waktu yang tepat untuk pemberian mulsa adalah saat musim kemarau. PEMANGKASAN Pemangkasan dilakukan pada tanaman yang sudah tinggi agar tetap rendah dan mudah saat pemetikan daun. Tujuan utama pemangkasan adalah untuk mempertahankan tanaman dalam batas tinggi tertentu dan tetap dalam fase vegetatif. Pemangkasan juga untuk merangsang pertumbuhan tunas muda sehingga mampu menghasilkan pucuk lebih banyak, membentuk bidang petik selebar mungkin, dan mengganti serta mempermudah percabangan tanaman yang dipangkas, pemangkasan harus dilakukan hati-hati. Pemangkasan umumnya ada tiga jenis, yaitu pemangkasan centering, produksi, pangkasan ajir. Pangkasan centering dilakukan saat tanaman belum menghasilkan, yaitu umur 6-7 bulan setelah tanam. Batang utamanya dinpotong dengan ketinggian 15-20 cm. Tujuan pemangkasan
Research Interests:
Cara Mengendalikan Hama Penyakit Tanaman Cengkeh Bagaimana cara mengendalikan hama penyakit tanaman cengkeh? Ada beberapa cara dalam mencegah serangan hama. Pengendalian tersebut memerlukan teknik tersendiri, dimana larva berada dalam... more
Cara Mengendalikan Hama Penyakit Tanaman Cengkeh Bagaimana cara mengendalikan hama penyakit tanaman cengkeh? Ada beberapa cara dalam mencegah serangan hama. Pengendalian tersebut memerlukan teknik tersendiri, dimana larva berada dalam batang cengkeh, yaitu: 1. Sanitasi kebun. Tanaman cengkeh akan tumbuh dengan persediaan air yang cukup dan memperoleh paparan sinar matahari langsung. 2. Perlu melaksanakan monitoring hama secara teratur. 3. Melakukan pengendalian dengan beberapa cara, terdiri dari: Secara mekanis. Yaitu memusnahkan telur hama penggerek dan menutupi lubang gerekan menggunakan pasak kayu atau tanah liat. Kimiawi. Insektisida sintetik dapat dioleskan pada batang, diinjeksikan ke batang, dan ditaburkan pada tanah insektisida sistemik berbahan aktif carbofuran dengan interval 3 bulan sekali. Hayati/biologi. Cara ini dapat dilakukan dengan menyuntikkan suspensi jamur patogen serangga seperti Beauveria bassiana pada lubang gerekan dalam mengendalikan hama ini. Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan pada serangan berat dapat menyebabkan kematian. Pengendalian hama dan pathogen tanaman cengkeh merupakan salah satu aspek budidaya tanaman cengkeh yang paling penting. Hal ini berkaitan dengan pencegahan berkurangnya hasil cengkeh, baik secara kualitatif ataupun kuantitatif tanaman cengkeh. 1. Hama-hama tanaman cengkeh yang terpenting adalah: a. Penggerek batang (Nothopeus hemipterus, Oliu, dan Nothopeus fasciatipennis). Menyerang batang tanaman bagian bawah yang telah berumur 4-8 tahun. Tanda-tanda yang nampak adalah adanya lubang gerekan yang mengeluarkan air kotoran dari kayu gerekan. Penggerek merupakan ulat (larva) dari Nothopeus fasciatipennis yang meletakkan telurnya pada batang dekat permukaan tanah. Ketika telurnya menetas, larvanya menggerek kulit sampai ke batang kayu. Cara pemberantasannya antara lain: (i) membersihkan telur-telurnya, (ii) menutup lubang-lubangnya dengan rapat, dan (iii) lubang-lubang yang terbentuk dapat ditutup dengan kapas yang telah diberi insektisida untuk mematikan larva-larvanya. b. Kutu Daun Terdapat pada tanaman yang masih muda, terutama pada pucuk tanaman. Melekat pada tangkai daun dan ranting-ranting muda serta menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu
Research Interests:
Research Interests:
Gunakan Alat Penjebak pada usia tanaman padi berusia antara 0-10 hst (saat persemaian) dan 36-45 hst. Selain itu cara mengendalikan hama wereng ini dengan: Pengaturan Pola Tanam * Dilakukan penanaman serentak, sehingga tersedianya sumber... more
Gunakan Alat Penjebak pada usia tanaman padi berusia antara 0-10 hst (saat persemaian) dan 36-45 hst. Selain itu cara mengendalikan hama wereng ini dengan: Pengaturan Pola Tanam * Dilakukan penanaman serentak, sehingga tersedianya sumber makanan bagi penggerek batang padi dapat dibatasi. * Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup hama. * Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya pengumpulan telur penggerek secara masal. * Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi o 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama o dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya Pengendalian secara Fisik dan Mekanik * Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen, dan disingkal. Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati. Pengendalian Hayati * Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun patogen. * Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara semprotan. Pengendalian Kimiawi * Penggunaan insektisida butiran di persemaian dengan dosis 6 kg/500 m2 bila dijumpai kelompok telur * Apabila diperlukan sebagai alternatif pada fase vegetatif penggunaan insektisida dapat dilakukan pada saat ditemukan kelompok telur rata-rata 1 kelompok telur/ m2 atau intensitas serangan rata-rata 5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu aplikasi insektisida. Berdasarkan populasi ngengat o Ambang kendali 1 ekor ngengat yang terpantau pada /light trap/ o //Semprot pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat o 1 ekor ngengat hidup 5 hari = 5 kel telur x 150 ulat = 750 ulat o 1 ulat makan 6 tanaman : 750 x 6 = 4500 tanaman rusak
Research Interests:
Aturan Transisi Sertifikasi Rainforest Aliance
Pengenalan Sertifikasi Rainforest Aliance
Tujuan :  Mahasiswa dapat melakukan perancangan perlakuan dan mengerjakan analisis varians yang sesuai dengan rancangan tersebut  Mahasiswa dapat mengerjakan rancangan percobaan faktorial, melakukan analisis, serta menafsirkan hasilnya... more
Tujuan :  Mahasiswa dapat melakukan perancangan perlakuan dan mengerjakan analisis varians yang sesuai dengan rancangan tersebut  Mahasiswa dapat mengerjakan rancangan percobaan faktorial, melakukan analisis, serta menafsirkan hasilnya sesuai dengan model rancangan tersebut Acara 5 mempelajari bagaimana grup-grup perlakuan dapat dibuat terstruktur ataupun tidak. Dalam percobaan, struktur grup-grup perlakuan dibuat untukk membantu menjawab hipotesis-hipotesis ikutan secara sistematis. Strukturisasi perlakuan dikenal sebagai rancangan perlakuan (untuk membedakan dari rancangan lingkungan yang fungsinya adalah mengendalikan sesatan). Salah satu golongan rancangan perlakuan yang paling sering digunakan adalah apa yang dikenal sebagai keluarga rancangan faktorial, yang mengombinasi dua atau lebih faktor. Dalam percobaan, faktor adalah peubah terkendali berupa sekumpulan perlakuan yang memiliki ciri (kategori) yang sama. Acara-acara kita terdahulu membicarakan percobaan satu faktor. Dalam struktur faktorial, suatu faktor memiliki sejumlah perlakuan yang masing-masing disebut aras (Bhs. Inggris: level). Percobaan faktorial dengan dua faktor berarti mengombinasi/memasangkan satu aras faktor pertama dengan satu aras dari faktor kedua. Apabila semua aras pada satu faktor berpasangan dengan semua aras dari faktor yang lainnya, kita menyebutnya faktorial lengkap. Dilihat dari bagaimana kombinasi pasangan aras dibuat, ada dua kelompok percobaan faktorial lengkap, yaitu (1) berstruktur tersarang dan (2) berstruktur tersilang. Rancangan berstruktur Tersarang tidak akan dibahas dalam praktikum.
Tujuan:  Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa konsep dan prinsip dasar perancangan percobaan  Mahasiswa dapat menerapkan konsep dan prinsip ini dalam merancang percobaan  Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dan konsep ini dalam... more
Tujuan:  Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa konsep dan prinsip dasar perancangan percobaan  Mahasiswa dapat menerapkan konsep dan prinsip ini dalam merancang percobaan  Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dan konsep ini dalam beberapa rancangan percobaan baku dan populer Pendahuluan Kegiatan penelitian (research) secara umum terbagi menjadi survei dan percobaan (experiment). Dalam survei, subjek penelitian tidak diintervensi sebelumnya sehingga kondisi ketika diamati adalah " apa adanya ". Dalam percobaan, peneliti mengendalikan kondisi penelitian dengan melakukan seleksi dan intervensi lingkungan sehingga pengamatan sepenuhnya diarahkan pada menjawab tujuan penelitian. Baik survei maupun percobaan akan menghasilkan data yang akan diolah. Data ini harus merupakan gambaran dari hal-hal yang akan diteliti sehingga dapat dipercaya dan layak dianalisis. Dengan demikian, diperlukan suatu perencanaan dalam merancang percobaan. Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek statistika karena data akan dianalisis dengan metode statistika tertentu. Ilmu yang membahas bagaimana percobaan direncanakan atau dirancang dikenal sebagai perancangan percobaan atau experimental design. Perancangan percobaan diarahkan terutama untuk meningkatkan presisi pengukuran, bukan akurasi. Presisi tinggi berarti variasi simpangan (error) yang kecil, sementara akurasi tinggi berarti kemelesetan rendah. Presisi terkait dengan besaran varians, sedangkan akurasi terkait dengan besaran rerata. Presisi biasanya terkait dengan bahan percobaan atau kondisi lingkungan penelitian. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dan konsep-konsep perancangan percoban selalu terkait dengan pengendalian penyebab sesatan. Berikut gambar perbandingan presisi dan akurasi.
Tujuan :  menggunakan beberapa rancangan kompleks dan cara analisisnya serta menafsirkan dengan benar  Rancangan Blok Tak-Lengkap Terimbang Kini akan dibahas dua keluarga rancangan-rancangan blok tak-lengkap yang dipakai apabila... more
Tujuan :  menggunakan beberapa rancangan kompleks dan cara analisisnya serta menafsirkan dengan benar  Rancangan Blok Tak-Lengkap Terimbang Kini akan dibahas dua keluarga rancangan-rancangan blok tak-lengkap yang dipakai apabila perlakuan atau kombinasi perlakuan (dalam percobaan faktorial) cukup banyak, sehingga jika menggunakan blok lengkap, ukuran blok menjadi terlalu besar untuk mengendalikan sesatan percobaan. Keluarga rancangan yang pertama adalah rancangan blok tak-lengkap terimbang (Balanced Incomplete Block Designs). Huruf A sampai F sebagai simbol enam grup perlakuan, dan angka romawi merupakan nomor blok (ada enam pula). Perhatikan bahwa sekarang masing-masing blok berukuran empat plot, BUKAN enam plot sebagaimana yang seharusnya pada rancangan RCB. Akibatnya, bloknya tidak lengkap dan di sini, banyaknya blok tidak sama dengan banyaknya ulangan. Setiap grup perlakuan diulang empat kali. Ada sejumlah kombinasi banyaknya grup perlakuan (t), ukuran blok (k), serta banyaknya ulangan per grup (r), yang teratur sehingga meskipun bloknya tidak lengkap tetapi data tetap seimbang (balanced). Syarat yang harus dipenuhi adalah λ(t – 1) = r(k – 1) dengan λ adalah banyaknya pasangan dua grup perlakuan yang dapat muncul. Perhatikan susunan di atas, semua pasangan perlakuan muncul 4 kali. Semua kombinasi empat hal tersebut yang memenuhi syarat tadi menyusun keluarga rancangan yang dikenal sebagai Rancangan Blok Tak-Lengkap Terimbang (Balanced Incomplete Block Designs). Analisis varians Analisis varians menggunakan model yang sama seperti rancangan berblok lengkap, sehingga analisis data pun serupa dengan rancangan berblok lengkap. Persoalannya adalah
Sawi (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis sayur yang digemari oleh masyarakat kelas bawah hingga golongan kelas atas. Potensi hasil sawi dapat mencapai 40 ton/ha, namun rata-rata hasil sawi di Indonesia hanya 9 ton/ha. Salah... more
Sawi (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis sayur yang digemari oleh masyarakat kelas bawah hingga golongan kelas atas. Potensi hasil sawi dapat mencapai 40 ton/ha, namun rata-rata hasil sawi di Indonesia hanya 9 ton/ha. Salah satu faktor penghambat hasil sawi adalah gulma yang tumbuh bersamanya. Pertumbuhan dan produktivitas tanaman pada lingkungan tumbuh biotik dan abiotik sangat dipengaruhi oleh kesuburan lahan. Status hara makro dan mikro serta unsur atau senyawa toksik yang ada di dalam tanah merupakan beberapa hal yang mempengaruhi kesuburan lahan. Salah satu senyawa toksik yang dihasilkan oleh tanaman dan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman lain atau tanaman itu sendiri disebut dengan senyawa alelopati. Senyawa alelopati bisa berasal dari ekskresi dari akar atau eksudasi, volatilasi dari daun yang berupa gas melalui stomata, larut atau leaching dari daun segar melalui air hujan atau embun, larut dari serasah yang telah terdekomposisi, dan transformassi dari mikroorganisme tanah. Tanaman yang ada pada system pertanian yang sifatnya tidak diinginkan biasanya disebut dengan gulma. Gulma merupakan tanaman yang tidak diinginkan dalam system pertanian dikarenakan gulma mengganggu pertumbuhan tanaman pertanian. Gangguan yang diberikan bisa berefek pada pertumbuhan tanman yang tidak maksimal. Karenanya pengendalian gulma merupakan salah satu aspek penting dalam produksi pertanian dan perkebunan. Pengendalian gulma secara mekanik memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Bila menggunakan metode kimia yang umumnya dilakukan di areal yang luas, senyawa kimia (herbisida) dianggap lebih praktis jika dikaitkan dengan ketersedianaan waktu dan tenaga kerja. Namun serngkali menimbulakan pembengkakan biaya, pencemaran lingkungan, penurunan kadar organik dalam tanah, dan gulma dapat toleran terhadap herbisida (Duke et. al. 1993; Sukman dan Yakub, 2002). Sekarang ini dikembangkan jenis herbisida dengan toksisitas rendah yang disebut herbisida alami, jenis ini tidak meninggalkan residu yang dapat mencemari makhluk hidup lainnya. Herbisida alami dibuat dari bahan alami memanfaatkan alelopati dalam mengendalikan pertumbuhan gulma yang kemampuannya sama efektifnya dengan herbisida sintetik (Machado, 2007 cit. Sihombing dkk. 2012). Tanaman dari family Leguminosae dapat menghasilkan

And 127 more