Lecturer State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Ph.D Istanbul University Department of Islamic Studies M.A. Istanbul University Department of Islamic Studies B.A. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought Address: Yogyakarta - Republik Indonesia
Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) "Al-Q... more Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) "Al-Qur’an Muhammad Irsad" naskah mushaf kuno berbahan kertas kuning yang ditulis kisaran tahun 1885-1895 dengan dimensi 32.5 x 20.5 cm, (2) "Mushaf Warisan Sultan Hamengkubuwono V" perkamen mushaf kuno yang ditulis kisaran tahun 1830-1850 dengan dimensi ?? x 28.5 cm, (3) "Tafsir Al-Qur'an Kaliyan Pethikan Warna-Warni", kitab tafsir tribahasa berbahan kertas gedhong coklat yang ditulis kisaran abad ke-18 atau 19 dengan dimensi 20.5 x 28.5 cm, (4) "Maknanipoen Seoran Koeran" terjemahan Al-Qur'an berbahasa Jawa yang ditulis kisaran abad ke-19 atau 20, dimensi 21,5 x 27 cm.
Hadirnya museum Sonobudoyo merupakan buah dari interaksi intelektual dan ideologis antara para inteletual kolonial dengan “anak-anak” didiknya (intelektual pribumi) sebagai sebuah misi besar kolonial yang disebut dengan “imperial mission” (membangun kekuasaan Belanda Raya di Asia, Afrika, dan Amerika).
Perjalanan misi ini pada mulanya bergerak di bidang perdagangan dengan tujuan mencari keuntungan tentunya. Dari sini, interakasi antara kolonial dengan penduduk local mulai terbangun secara intensif, yang awalnya focus ke perdagangan lalu mulai merambah ke hubungan politis. Akan tetapi, perbedaan bahasa, budaya, dan agama menjadi persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu guna melangkah ke hubungan yang lebih luas. Orang-orang Belanda mulai belajar memahami bahasa dan budaya local dan begitupun sebaliknua, walaupun kegiatan tersebut belum terlembagakan secara kuat.
Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup umat manusia yang mengandung nilai-nilai dan ajaran universal. ... more Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup umat manusia yang mengandung nilai-nilai dan ajaran universal. Al-Qur‟an banyak menyimpan mukjizat dan rahasia-rahasia besar di dalamnya termasuk aspek-aspek ritmik dan musikalik, sehingga ketika masyarakat berinteraksi dengan al-Qur‟an terdapat keanekaragaman respons atau penerimaan baik pengamalan maupun pengkajiannya. Pemaknaan terhadap respons serta reaksi terkait hubungannya dengan penerimaan al-Qur‟an dengan tujuan estetis lazim disebut Resepsi Estetis. Penelitian terbaru yang penulis anggap cocok dalam meneropong kajian resepsi estetis dalam bingkai sejarah penerimaan al-Qur‟an adalah yang telah dilakukan oleh Navid Kermani. Konstruksi teori resepsi estetis Navid Kermani melibatkan dua unsur yaitu Teori Resepsi dan Memori Kultural. Berdasarkan teori resepsi estetis yang dikemukakan Navid Kermani di atas, penulis mencoba merumuskan pola relevansi penerimaan masyarakat terhadap pembacaan musikalik al-Qur‟an dengan menghadirkan dua kasus. Pertama, masyarakat Arab generasi awal Islam, kedua, komunitas Sufi. Kedua kasus tersebut merupakan representasi dari kelompok masyarakat yang menonjolkan tujuan estetis dalam rangka mengekspresikan penerimaan mereka terhadap kitab sucinya. Penulis membatasi masalah yang dikaji pada konsep resepsi estetis. Konsep resepsi estetis adalah bagian dari teori sastra. Resepsi adalah penerimaan atas sebuah teks sastra, yang dalam penelitian ini adalah al-Qur‟an dan efek yang dihasilkan. Adapun kajian tentang efek sebuah teks sastra, dalam teori resepsi, harus mengikutsertakan peran pembacanya. Estetis adalah proses penerimaan dengan mata maupun telinga, pengalaman seni, serta cita rasa akan sebuah obyek atau penampakan. Selanjutnya, mengingat luasnya kajian resepsi estetis terhadap al-Qur‟an, maka kajian ini juga dibatasi hanya pada term aspek-aspek ritmik dan musikalik al-Qur‟an beserta reaksi-reaksi yang ditimbulkan dari term tersebut. Implikasi dari teori efek estetik al-Qur‟an dapat diterapkan pada masyarakat Arab generasi awal dan komunitas Sufi. Poin penting dalam horizon harapan untuk melihat fenomena masyarakat generasi awal. Pertama, bahwa sistem masyarakat Arab sangat membedakan antara kelas atas dan bawah. Kedua, bahwa masyarakat Arab pra-Islam adalah komunitas budaya yang dibedakan dan diidentifikasi melalui bahasa dan puisi. ketiga, daya tarik yang luar biasa berasal dari pembacaan al-Qur'an. Begitu juga dengan Komunitas Sufi memiliki horizon harapan. Pertama, tingkat spiritual merupakan indikator kesalehan seseorang Sufi. Kedua, doktrin Sufi yang mengajarkan bahwa Musik sebagai media untuk mencapai derajat Sufi. Ketiga, kebiasaan komunitas Sufi mendengarkan nyanyian. Dengan demikian dilihat dari horizon harapan komunitas Sufi menunjukan reaksi bahwa Semakin tinggi tingkat spiritual seorang Sufi semakin tinggi tingkat penghayatan terhadap al-Qur‟an.
Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) &... more Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) "Al-Qur’an Muhammad Irsad" naskah mushaf kuno berbahan kertas kuning yang ditulis kisaran tahun 1885-1895 dengan dimensi 32.5 x 20.5 cm, (2) "Mushaf Warisan Sultan Hamengkubuwono V" perkamen mushaf kuno yang ditulis kisaran tahun 1830-1850 dengan dimensi ?? x 28.5 cm, (3) "Tafsir Al-Qur'an Kaliyan Pethikan Warna-Warni", kitab tafsir tribahasa berbahan kertas gedhong coklat yang ditulis kisaran abad ke-18 atau 19 dengan dimensi 20.5 x 28.5 cm, (4) "Maknanipoen Seoran Koeran" terjemahan Al-Qur'an berbahasa Jawa yang ditulis kisaran abad ke-19 atau 20, dimensi 21,5 x 27 cm. Hadirnya museum Sonobudoyo merupakan buah dari interaksi intelektual dan ideologis antara para inteletual kolonial dengan “anak-anak” didiknya (intelektual pribumi) sebagai sebuah misi besar kolonial yang disebut dengan “imperial mission” (membangun kekuasaan Belanda Raya di Asia, Afrika, dan Amerika). Perjalanan misi ini pada mulanya bergerak di bidang perdagangan dengan tujuan mencari keuntungan tentunya. Dari sini, interakasi antara kolonial dengan penduduk local mulai terbangun secara intensif, yang awalnya focus ke perdagangan lalu mulai merambah ke hubungan politis. Akan tetapi, perbedaan bahasa, budaya, dan agama menjadi persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu guna melangkah ke hubungan yang lebih luas. Orang-orang Belanda mulai belajar memahami bahasa dan budaya local dan begitupun sebaliknua, walaupun kegiatan tersebut belum terlembagakan secara kuat.
This draft examines 13 ancient manuscripts of the Qur'an (and its exegesis) emerged in th... more This draft examines 13 ancient manuscripts of the Qur'an (and its exegesis) emerged in the Abbasid era (750-1517). Those ancient text are in collections of well-known museums such as Metropolitan Museum of Art New York, The Khalili Collection, the Brittish Library, and Maktabah al-Markaziyya li al -Maḫṭūṭāt al-Islāmiyya Cairo.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami metodologi penelitian manuskrip Al-Qur’an berdasarkan asu... more Penelitian ini bertujuan untuk memahami metodologi penelitian manuskrip Al-Qur’an berdasarkan asumsi-asumsi dasar penelitian. Kebutuhan atas metodologi manuskrip Al-Qur’an didasarkan atas jumlah manuskrip Al-Qur’an yang banyak disimpan tidak hanya di Indonesia melainkan juga di negara lain, seperti Inggris, Belanda, Malaysia dsb. banyaknya manuskrip Al-Qur’an yang ditemukan berbanding terbalik dengan jumlah penelitian terhadap manuskrip Al-Qur’an. beberapa perguruan tinggi di Indonesia, khususnya prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir belum banyak yang memperkenalkan kajian ini kepada mahasiswanya. Hal ini disebabkan kurangnya literatur yang fokus membahas kajian manuskrip Al-Qur’an. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan literatur-literatur yang berkaitan dengan manuskrip Al-Qur’an. hasil penelitian ini menunjukan bahwa kajian atas manuskrip Al-Qur’an telah digunakan dalam penelitian atas sejarah Al-Qur’an. hal ini terlihat pada beberapa penelitian yang dilak...
The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama... more The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama (Islamic scholars) and the proponents of this system. This transition also affected Turkish religious life patterns with the emergence of "Turkification" efforts. Religious aspects were changed in Turkish. In the context of this debate, Hak Dini Kur'an Dili, the work of Elmalili Hamdi Yazir, appeared. Hamdi Yazir's tendency, as the author of this book, towards the process of the Ottoman transition to the Republic of Turkey, with all its consequences, becomes interesting to research further. To decipher interests that are probably inserted in the color of his interpretation, this study uses the philosophical hermeneutics method of Hans-Georg Gadamer. This research concludes that Hamdi Yazir's activeness in the parliament of the Republic of Turkey did not necessarily make his interpretation according to the objectives to be achieved by the Turkish government when ini...
The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama... more The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama (Islamic scholars) and the proponents of this system. This transition also affected Turkish religious life patterns with the emergence of "Turkification" efforts. Religious aspects were changed in Turkish. In the context of this debate, Hak Dini Kur'an Dili, the work of Elmalili Hamdi Yazir, appeared. Hamdi Yazir's tendency, as the author of this book, towards the process of the Ottoman transition to the Republic of Turkey, with all its consequences, becomes interesting to research further. To decipher interests that are probably inserted in the color of his interpretation, this study uses the philosophical hermeneutics method of Hans-Georg Gadamer. This research concludes that Hamdi Yazir's activeness in the parliament of the Republic of Turkey did not necessarily make his interpretation according to the objectives to be achieved by the Turkish government when ini...
Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) "Al-Q... more Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) "Al-Qur’an Muhammad Irsad" naskah mushaf kuno berbahan kertas kuning yang ditulis kisaran tahun 1885-1895 dengan dimensi 32.5 x 20.5 cm, (2) "Mushaf Warisan Sultan Hamengkubuwono V" perkamen mushaf kuno yang ditulis kisaran tahun 1830-1850 dengan dimensi ?? x 28.5 cm, (3) "Tafsir Al-Qur'an Kaliyan Pethikan Warna-Warni", kitab tafsir tribahasa berbahan kertas gedhong coklat yang ditulis kisaran abad ke-18 atau 19 dengan dimensi 20.5 x 28.5 cm, (4) "Maknanipoen Seoran Koeran" terjemahan Al-Qur'an berbahasa Jawa yang ditulis kisaran abad ke-19 atau 20, dimensi 21,5 x 27 cm.
Hadirnya museum Sonobudoyo merupakan buah dari interaksi intelektual dan ideologis antara para inteletual kolonial dengan “anak-anak” didiknya (intelektual pribumi) sebagai sebuah misi besar kolonial yang disebut dengan “imperial mission” (membangun kekuasaan Belanda Raya di Asia, Afrika, dan Amerika).
Perjalanan misi ini pada mulanya bergerak di bidang perdagangan dengan tujuan mencari keuntungan tentunya. Dari sini, interakasi antara kolonial dengan penduduk local mulai terbangun secara intensif, yang awalnya focus ke perdagangan lalu mulai merambah ke hubungan politis. Akan tetapi, perbedaan bahasa, budaya, dan agama menjadi persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu guna melangkah ke hubungan yang lebih luas. Orang-orang Belanda mulai belajar memahami bahasa dan budaya local dan begitupun sebaliknua, walaupun kegiatan tersebut belum terlembagakan secara kuat.
Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup umat manusia yang mengandung nilai-nilai dan ajaran universal. ... more Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup umat manusia yang mengandung nilai-nilai dan ajaran universal. Al-Qur‟an banyak menyimpan mukjizat dan rahasia-rahasia besar di dalamnya termasuk aspek-aspek ritmik dan musikalik, sehingga ketika masyarakat berinteraksi dengan al-Qur‟an terdapat keanekaragaman respons atau penerimaan baik pengamalan maupun pengkajiannya. Pemaknaan terhadap respons serta reaksi terkait hubungannya dengan penerimaan al-Qur‟an dengan tujuan estetis lazim disebut Resepsi Estetis. Penelitian terbaru yang penulis anggap cocok dalam meneropong kajian resepsi estetis dalam bingkai sejarah penerimaan al-Qur‟an adalah yang telah dilakukan oleh Navid Kermani. Konstruksi teori resepsi estetis Navid Kermani melibatkan dua unsur yaitu Teori Resepsi dan Memori Kultural. Berdasarkan teori resepsi estetis yang dikemukakan Navid Kermani di atas, penulis mencoba merumuskan pola relevansi penerimaan masyarakat terhadap pembacaan musikalik al-Qur‟an dengan menghadirkan dua kasus. Pertama, masyarakat Arab generasi awal Islam, kedua, komunitas Sufi. Kedua kasus tersebut merupakan representasi dari kelompok masyarakat yang menonjolkan tujuan estetis dalam rangka mengekspresikan penerimaan mereka terhadap kitab sucinya. Penulis membatasi masalah yang dikaji pada konsep resepsi estetis. Konsep resepsi estetis adalah bagian dari teori sastra. Resepsi adalah penerimaan atas sebuah teks sastra, yang dalam penelitian ini adalah al-Qur‟an dan efek yang dihasilkan. Adapun kajian tentang efek sebuah teks sastra, dalam teori resepsi, harus mengikutsertakan peran pembacanya. Estetis adalah proses penerimaan dengan mata maupun telinga, pengalaman seni, serta cita rasa akan sebuah obyek atau penampakan. Selanjutnya, mengingat luasnya kajian resepsi estetis terhadap al-Qur‟an, maka kajian ini juga dibatasi hanya pada term aspek-aspek ritmik dan musikalik al-Qur‟an beserta reaksi-reaksi yang ditimbulkan dari term tersebut. Implikasi dari teori efek estetik al-Qur‟an dapat diterapkan pada masyarakat Arab generasi awal dan komunitas Sufi. Poin penting dalam horizon harapan untuk melihat fenomena masyarakat generasi awal. Pertama, bahwa sistem masyarakat Arab sangat membedakan antara kelas atas dan bawah. Kedua, bahwa masyarakat Arab pra-Islam adalah komunitas budaya yang dibedakan dan diidentifikasi melalui bahasa dan puisi. ketiga, daya tarik yang luar biasa berasal dari pembacaan al-Qur'an. Begitu juga dengan Komunitas Sufi memiliki horizon harapan. Pertama, tingkat spiritual merupakan indikator kesalehan seseorang Sufi. Kedua, doktrin Sufi yang mengajarkan bahwa Musik sebagai media untuk mencapai derajat Sufi. Ketiga, kebiasaan komunitas Sufi mendengarkan nyanyian. Dengan demikian dilihat dari horizon harapan komunitas Sufi menunjukan reaksi bahwa Semakin tinggi tingkat spiritual seorang Sufi semakin tinggi tingkat penghayatan terhadap al-Qur‟an.
Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) &... more Draft ini mengkaji empat naskah kuno koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, antara lain: (1) "Al-Qur’an Muhammad Irsad" naskah mushaf kuno berbahan kertas kuning yang ditulis kisaran tahun 1885-1895 dengan dimensi 32.5 x 20.5 cm, (2) "Mushaf Warisan Sultan Hamengkubuwono V" perkamen mushaf kuno yang ditulis kisaran tahun 1830-1850 dengan dimensi ?? x 28.5 cm, (3) "Tafsir Al-Qur'an Kaliyan Pethikan Warna-Warni", kitab tafsir tribahasa berbahan kertas gedhong coklat yang ditulis kisaran abad ke-18 atau 19 dengan dimensi 20.5 x 28.5 cm, (4) "Maknanipoen Seoran Koeran" terjemahan Al-Qur'an berbahasa Jawa yang ditulis kisaran abad ke-19 atau 20, dimensi 21,5 x 27 cm. Hadirnya museum Sonobudoyo merupakan buah dari interaksi intelektual dan ideologis antara para inteletual kolonial dengan “anak-anak” didiknya (intelektual pribumi) sebagai sebuah misi besar kolonial yang disebut dengan “imperial mission” (membangun kekuasaan Belanda Raya di Asia, Afrika, dan Amerika). Perjalanan misi ini pada mulanya bergerak di bidang perdagangan dengan tujuan mencari keuntungan tentunya. Dari sini, interakasi antara kolonial dengan penduduk local mulai terbangun secara intensif, yang awalnya focus ke perdagangan lalu mulai merambah ke hubungan politis. Akan tetapi, perbedaan bahasa, budaya, dan agama menjadi persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu guna melangkah ke hubungan yang lebih luas. Orang-orang Belanda mulai belajar memahami bahasa dan budaya local dan begitupun sebaliknua, walaupun kegiatan tersebut belum terlembagakan secara kuat.
This draft examines 13 ancient manuscripts of the Qur'an (and its exegesis) emerged in th... more This draft examines 13 ancient manuscripts of the Qur'an (and its exegesis) emerged in the Abbasid era (750-1517). Those ancient text are in collections of well-known museums such as Metropolitan Museum of Art New York, The Khalili Collection, the Brittish Library, and Maktabah al-Markaziyya li al -Maḫṭūṭāt al-Islāmiyya Cairo.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami metodologi penelitian manuskrip Al-Qur’an berdasarkan asu... more Penelitian ini bertujuan untuk memahami metodologi penelitian manuskrip Al-Qur’an berdasarkan asumsi-asumsi dasar penelitian. Kebutuhan atas metodologi manuskrip Al-Qur’an didasarkan atas jumlah manuskrip Al-Qur’an yang banyak disimpan tidak hanya di Indonesia melainkan juga di negara lain, seperti Inggris, Belanda, Malaysia dsb. banyaknya manuskrip Al-Qur’an yang ditemukan berbanding terbalik dengan jumlah penelitian terhadap manuskrip Al-Qur’an. beberapa perguruan tinggi di Indonesia, khususnya prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir belum banyak yang memperkenalkan kajian ini kepada mahasiswanya. Hal ini disebabkan kurangnya literatur yang fokus membahas kajian manuskrip Al-Qur’an. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan literatur-literatur yang berkaitan dengan manuskrip Al-Qur’an. hasil penelitian ini menunjukan bahwa kajian atas manuskrip Al-Qur’an telah digunakan dalam penelitian atas sejarah Al-Qur’an. hal ini terlihat pada beberapa penelitian yang dilak...
The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama... more The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama (Islamic scholars) and the proponents of this system. This transition also affected Turkish religious life patterns with the emergence of "Turkification" efforts. Religious aspects were changed in Turkish. In the context of this debate, Hak Dini Kur'an Dili, the work of Elmalili Hamdi Yazir, appeared. Hamdi Yazir's tendency, as the author of this book, towards the process of the Ottoman transition to the Republic of Turkey, with all its consequences, becomes interesting to research further. To decipher interests that are probably inserted in the color of his interpretation, this study uses the philosophical hermeneutics method of Hans-Georg Gadamer. This research concludes that Hamdi Yazir's activeness in the parliament of the Republic of Turkey did not necessarily make his interpretation according to the objectives to be achieved by the Turkish government when ini...
The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama... more The transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey left a long debate between Ulama (Islamic scholars) and the proponents of this system. This transition also affected Turkish religious life patterns with the emergence of "Turkification" efforts. Religious aspects were changed in Turkish. In the context of this debate, Hak Dini Kur'an Dili, the work of Elmalili Hamdi Yazir, appeared. Hamdi Yazir's tendency, as the author of this book, towards the process of the Ottoman transition to the Republic of Turkey, with all its consequences, becomes interesting to research further. To decipher interests that are probably inserted in the color of his interpretation, this study uses the philosophical hermeneutics method of Hans-Georg Gadamer. This research concludes that Hamdi Yazir's activeness in the parliament of the Republic of Turkey did not necessarily make his interpretation according to the objectives to be achieved by the Turkish government when ini...
Uploads
Drafts by Yafik Mursyid
Hadirnya museum Sonobudoyo merupakan buah dari interaksi intelektual dan ideologis antara para inteletual kolonial dengan “anak-anak” didiknya (intelektual pribumi) sebagai sebuah misi besar kolonial yang disebut dengan “imperial mission” (membangun kekuasaan Belanda Raya di Asia, Afrika, dan Amerika).
Perjalanan misi ini pada mulanya bergerak di bidang perdagangan dengan tujuan mencari keuntungan tentunya. Dari sini, interakasi antara kolonial dengan penduduk local mulai terbangun secara intensif, yang awalnya focus ke perdagangan lalu mulai merambah ke hubungan politis. Akan tetapi, perbedaan bahasa, budaya, dan agama menjadi persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu guna melangkah ke hubungan yang lebih luas. Orang-orang Belanda mulai belajar memahami bahasa dan budaya local dan begitupun sebaliknua, walaupun kegiatan tersebut belum terlembagakan secara kuat.
Papers by Yafik Mursyid
Hadirnya museum Sonobudoyo merupakan buah dari interaksi intelektual dan ideologis antara para inteletual kolonial dengan “anak-anak” didiknya (intelektual pribumi) sebagai sebuah misi besar kolonial yang disebut dengan “imperial mission” (membangun kekuasaan Belanda Raya di Asia, Afrika, dan Amerika).
Perjalanan misi ini pada mulanya bergerak di bidang perdagangan dengan tujuan mencari keuntungan tentunya. Dari sini, interakasi antara kolonial dengan penduduk local mulai terbangun secara intensif, yang awalnya focus ke perdagangan lalu mulai merambah ke hubungan politis. Akan tetapi, perbedaan bahasa, budaya, dan agama menjadi persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu guna melangkah ke hubungan yang lebih luas. Orang-orang Belanda mulai belajar memahami bahasa dan budaya local dan begitupun sebaliknua, walaupun kegiatan tersebut belum terlembagakan secara kuat.