Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content

aphon ode

metode penelitian kualitatif
Research Interests:
Alfred Schutz phenomenology is one of the important thougt in phenomenology development as philosophical movement. Simultantly, Schutz's phenomenology critizes and modifies Husserl concept of phenomenology and Weber concept of ideal type... more
Alfred Schutz phenomenology is one of the important thougt in phenomenology development as philosophical movement. Simultantly, Schutz's phenomenology critizes and modifies Husserl concept of phenomenology and Weber concept of ideal type actions.This paper uses Friedrich concept to give a map of mode scientist in order to clarify Schutz phenomenological position in development of social science. In context of social science Schutz phenomenology position implies to qualitative methods research especially in observation structure to the object of research social emphasize by phenomenology.
lgbt informations
Research Interests:
Pendahuluan Perdebatan penggunaan dan berbagai aspek yang melibatkan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif telah terjadi sejak lama, paling tidak dimulai pertengahan abad ke-19, namun penelitian dengan paradigma kualitatif mulai... more
Pendahuluan Perdebatan penggunaan dan berbagai aspek yang melibatkan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif telah terjadi sejak lama, paling tidak dimulai pertengahan abad ke-19, namun penelitian dengan paradigma kualitatif mulai bangkit sejak tahun 1960-an (Hammersley, 1992). Di Indonesia, sebagaimana yang saya rasakan, kebangkitan paradigma penelitian kualitatif terjadi sekitar tahun-tahun 1990-an. Selama karir saya sebagai peneliti, di awal-awal tahun sebagai peneliti saya benar-benar menjadi 'pengagum' paradigma kuantitatif. Hampir setiap penelitian yang saya lakukan selalu dengan menggunakan paradigma ini. Sampai kemudian diperkenalkan oleh teman-teman yang bergelut dalam dunia antropologi di tahun 1995-an hingga sekarang saya menjadi 'pengagum' penelitian kualitatif. Ketika membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan dua paradigma tersebut, seringkali ada semacam kegalauan, mengapa orang masih memperdebatkan secara dikotomis dua paradigma tersebut? Padahal banyak upaya yang dilakukan saat ini untuk melakukan kompromi, bagaimana dua paradigma yang dipandang saling bertentangan tersebut dapat berjalan tanpa harus 'bertarung', karena sebagai sebuah paradigma masing-masing memiliki landasan epistemologisnya sendiri (Brannen, 1992). Kompromi bukan berarti terjadi karena sebelumnya telah terjadi 'peperangan', tetapi sesungguhnya telah terjadi kesesatan di tahun-tahun ketika terjadi perdebatan antara pengagum paradigma kuantitatif dengan pengagum paradigma kualitatif. Tulisan ini akan mencoba menjelaskan secara singkat tentang paradigma penelitian kualitatif, dengan tanpa mengatakan bahwa paradigma inilah yang terbaik. Selama ini telah terjadi pengaburan makna, bahwa seorang peneliti kualitatif tidak * Prof. Koeswinarno adalah Guru Besar Riset Kemenag RI
Research Interests: