Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Keteladanan Hamba Tuhan Energi Kemajuan Rohani Jemaat

2020

Keteladanan Hamba Tuhan Energi Kemajuan Rohani Jemaat Yan J.B. Parrangan Dosen STT Pelita Kebenaran, Jl.Jamin Ginting no. 65, Km.11,5 Simpang selayang Medan, Sumatera Utara Email: yanparrangan1@gmail.com ABSTRACT Seorang pelayan Tuhan harus bisa menunjukkan kepada jemaat, bahwa Kristus yang hidup di dalam dirinya, bukan hanya lewat perkataan saja, tetapi juga melalui perbuatannya, sehingga jemaat dapat melihat kemajuan rohani secara nyata dalam kehidupan para pelayan Tuhan. Setiap individu pasti ingin mengalami kemajuan kerohanian dalam hidupnya, sama seperti jemaat di Tesalonika yang mau menjadi pengikut Paulus, karena jemaat di Tesalonika dapat melihat kemajuan rohani Paulus secara nyata, bukan hanya lewat perkataannya saja, tetapi juga melalui perbuatannya.1 Setiap individu yang mau hidupnya berbuah, harus komitmen memberikan dirinya tertanam dalam sebuah gereja lokal, agar bisa berakar, bertumbuh dengan sehat dan kemudian menghasilkan buah yang manis. A servant of God must be able to show the church, that Christ lives in him, not only through words, but also through his actions, so that the church can see real spiritual progress in the lives of God's servants. Every individual would want to experience spiritual progress in his life, just as the church in Thessalonica wanted to become a follower of Paul, because the church in Thessalonica could see Paul's spiritual progress clearly, not only through his words, but also through his actions. Every individual who wants his life to bear fruit, must commit to giving himself embedded in a local church, in order to be rooted, grow healthy and then produce sweet fruit. Kata Kunci: Keteladanan, Kemajuan Rohani Jemaat. A. PENDAHULUAN Setiap individu yang mau hidupnya berbuah, harus komitmen memberikan dirinya tertanam dalam sebuah gereja lokal, agar bisa berakar, bertumbuh dengan sehat dan kemudian menghasilkan buah yang manis. Penulis mengamati fenomena yang sedang terjadi, yaitu masih ditemukan jemaat yang masih berpindah-pindah tempat ibadahnya dan belum komitmen untuk menjadi jemaat. 1 Rahmat T. Manullang, “Leadership Reformation”, (Jakarta: Metanoia, 2007), 4. Kemajuan Rohani adalah perkembangan di bidang rohani, agar berkembang dan meningkatkan kualitasnya dibidang rohani, maka dibutuhkan disiplin dari dirinya sendiri, untuk mengalami kemajuan rohani secara nyata dalam hidupnya. Setiap pelayan Tuhan dan jemaat harus melatih dirinya disiplin mengikuti setiap kegiatan ibadah gereja di luar ibadah hari Minggu, seperti menara doa, doa malam, doa puasa, doa persiapan, ibadah Wanita Bethel Indonesia (WBI), ibadah Family Altar (FA), Kelas KOM, sekolah doa, seminar-seminar rohani, program baca Alkitab rutin selama satu tahun yang dilakukan oleh gereja. Tujuan ibadah diluar hari Minggu adalah agar setiap pelayan Tuhan dan jemaat dapat mengalami kemajuan rohani secara nyata dalam hidupnya. Penulis mengamati fenomena yang terjadi, yaitu masih banyak ditemukan para pelayan Tuhan dan jemaat yang tidak disiplin mengikuti setiap kegiatan ibadah gereja di luar ibadah hari Minggu dan hanya datang beribadah di hari Minggu saja. B. METODOLOGI PENELITIAN Nana Sudjana mengatakan bahwa populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlah dan besarannya sehingga tidak mungkin diteliti. Kalaupun akan diteliti, memerlukan biaya, tenaga dan waktu yang sangat mahal dan tidak praktis. Oleh karena itu, perlu dipilih sebagian saja asal memiliki sifat yang sama dengan populasinya.2 Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah para pengerja dan jemaat yang ada di GBI Sudirman Aek Kanopan yang berjumlah 140 orang. Alasan memilih para pengerja dan jemaat yang ada di GBI Sudirman Aek Kanopan karena dianggap telah memenuhi syarat dalam pemahaman tentang kemajuan rohani jemaat. Tehnilk pengambilan data populasi adalah dengan sitem random sampling yaitu pengambilan data dari anggota populasi secara acak, tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi.3 Jadi jumlah populasi sebanyak 140 yang ada di jemaat GBI Sudirman Aek Kanopan. Sampel untuk uji coba instrumen peneliten ditetapkan sebanyak 30 responden dan 73 responden yang ada GBI Sudirman Aek Kanopan lainnya menjadi sampel penelitian yang juga diambil secara acak, 2 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah; Makalah-Skripsi-Tesis-Desrtasi, (Bandung: Sinar Baru, 1988), 71. 3 Sasmoko, 58. sehingga keseluruhan berjumlah 103 responden. Dasar pengambilan jumlah sampel sebanyak 103 didasarkan pada rumus yang dikembangkan oleh Krecjie Morgan yang telah ditabelkan.4 C. PEMBAHASAN 1. PENURUT KAMI Kata Penurut diambil dari akar kata Mimetes yang berarti mengikuti / menuruti / meneladani. Dalam KBBI kata Penurut berarti orang yang suka menurut, orang yang patuh, tidak melawan, dsb.5 Dalam KBBI kata Kami berarti yang berbicara bersama dengan orang lain (tidak termasuk yang diajak berbicara); yang menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca.6 Pandangan Dr. Paul Ellingworth, Dr. Eugene A. Nida, P. G, dalam bukunya yang berjudul, “Pedoman Penafsiran Alkitab: Surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika”. Paul mengatakan: Menjadi penurut diterjemahkan dari kata Yunani yang mencerminkan hubungan seorang murid dengan gurunya. Kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan, mungkin dapat diterjemahkan menjadi “kalian belajar hidup menurut cara hidup kami dan menurut cara hidup Tuhan juga” atau “dalam tingkah laku kalian, kalian mencontoh sikap kami dan sikap Tuhan”.7 1.1 KETELADANAN Menjadi teladan bagi orang lain adalah merupakan tantangan bagi setiap pengikut Kristus. Jangan lagi menjadi teladan bagi orang lain, memperjuangkan diri agar menjadi orang yang baik dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih kesetiaan, terlebih dalam kesucian, adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan, karena kurangnya kesadaran kita sehingga merasa tidak perlu untuk mengusahakannya secara khusus. Kita harus hidup dengan tidak bercela dan biarlah terang Yesus menerangi hidup kita, karena inilah, konsekuensi kita menjadi orang percaya. Sebagai pengikut Kristus, kita wajib menjadikan Yesus sebagai 4 Sasmoko, Penelitian Eksplatori dan Konfirmator (neurorrsearch).(2011),105 KBBI Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 1230. 6 Ibid, 497. 7 Dr. Paul Ellingworth, Dr. Eugene A. Nida, P. G, “Pedoman Penafsiran Alkitab: Surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika”, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia), 8. 5 teladan kita. Jangan merasa cukup dengan keadaan kita, karena menjadi pengikut Kristus kita harus mengikuti jejak-Nya.8 a) Keteladanan Paulus Paulus dari kelahiran sampai tampil di Yerusalem sebagai penganiaya orang Kristen, hanya sedikit yang kita ketahui. Walaupun Paulus lahir dari suku Benyamin dan anggota Farisi yang sangat aktif. Paulus lahir di tarsus sebagai warga Negara Roma. Warga Negara Roma memberi kesan bahwa leluhur Paulus sudah lama tinggal di Roma.9 Keteladanan Paulus adalah bahwa Paulus memberikan hidupnya untuk Kristus dan siap melakukan apapun demi Kristus, bahkan Paulus siap mati demi Kristus. Fokus pelayanan gereja Tuhan juga harus seperti Paulus, yang siap melakukan apapun demi Kristus, tidak takut menghadapi penderitaan dan siap mati demi Kristus. b) Keteladanan Silwanus (Silas) Silwanus yang mungkin bentuk latin dari Silas atau bisa juga merupakan nama sebutan tersendiri yang dipilih demi persamaannya. Silas adalah anggota pemimpin jemaat di Yerusalem, yang menerima karunia kenabian. Dalam Kisah Para Rasul Silas diutus oleh gereja Yerusalem untuk menerima ke dalam persekutuan masyarakat, non-Yahudi yang bertobat berkat penginjilan gereja Antiokhia (Kis 15:22-35).10 Keteladanan Silas adalah menemani Paulus menjelajahi Siria, Asia Kecil, Makedonia dan Tesalonika. Waktu Paulus berangkat ke Atena, Silas tinggal di Berea, dan kemudian bergabung dengan Paulus di Korintus. Silas disebut bersama Paulus bersama surat-surat ditulis dari Korintus (1 Tes 1:1; 2 Tes 1:1). Silas membantu dalam penulisan buah pikiran Petrus dan menyusunnya dalam bentuk surat, Silas membawa dan mengantarkan surat yang ditulis oleh Petrus sendiri. Adair, John Adair, “Cara Menumbuhkan Pemimpin”, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 25. 9 Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF), 208. 10 Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF), 399. 8 Para pengerja dan jemaat juga dapat belajar dari Silas, memiliki sikap hati yang tunduk kepada otoritas pemimpin yang ada di atasnya baik dalam pelayanan / pekerjaan dimanapun Tuhan menempatkan, Tuhan rindu memakai semua hidup orang kristen menjadi garam, membawa rasa, membawa perubahan, sehingga nama Tuhan dipermuliakan. c) Keteladanan Timotius Timotius adalah anak yang lahir dari perkawinan campuran: ibunya wanita Yahudi, jelas mengajar Timotius mengenai Kitab Suci, bapaknya seorang Yunani, kampong halamannya Listra dan Timotius sangat dihormati oleh saudara-saudaranya orang Kristen di sana maupun di Ikonium. Kapan Timotius menjadi Kristen tidak diberitahukan secara khusus. Keteladanan Timotius adalah dipercayakan pergi ke Tesalonika untuk meneguhkan hati orang-orang Kristen yang teraniaya disitu. Pandangan Dr. Robert P. Borrong, dalam bukunya yang berjudul, “Berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia” 11, mengatakan: Timotius adalah anak rohani Rasul Paulus. Kewajiban dan tanggung jawab Timotius yang berikut adalah memelihara Injil. Yang dimaksud di sini adalah injil yang telah di dengar Timotius dari Paulus. Itulah ajaran sehat (1 Timotius 1:10; 2 Timotius 4:3; Titus 2:1), ajaran yang benar (Titus 1:9) yang Paulus telah ajarkan kepada Timotius. Paulus berbicara di sini menunjuk kepada dirinya karena ia meyakini dirinya sebagai rasul yang Allah tunjuk untuk memberitakan Injil sebagai harta yang indah yang harus di pelihara Timotius agar tidak hilang atau rusak oleh ulah para penyesat atau guru-guru palsu (1 Timotius 6:20; 2 Timotius 1:14 dst.; 3:13-14 dst., 15). Hadirnya guru-guru palsu dalam lingkungan pelayanan Timotius menambah berat tugas memelihara Injil yang harus ia lakukan.12 Keteladanan Timotius adalah membuktikan bahwa kemajuan rohaninya nyata kepada semua orang. Dr. Robert P. Borrong, “Berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia”, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2002), 20. 12 Ibid, 20. 11 1.2 PENURUT TUHAN Kata penurut diambil dari akar kata Mimetes yang berarti mengikuti/menuruti/ meneladani. Dalam KBBI kata penurut berarti orang yang suka menurut, orang yang patuh, tidak melawan, dsb.13 Dalam KBBI kata Tuhan berarti sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai Yang Mahakuasa, Mahaperkasa, Yang Maha Esa.14 Menjadi penurut Tuhan berarti tidak melawan, patuh dan menurut kepada Tuhan yang diyakini, dipuja dan disembah oleh manusia sebagai pribadi Yang Mahakuasa. Para pengerja dan jemaat harus mengerti, bahwa menjadi penurut Kristus adalah hal yang absolut atau mutlak yang harus dilakukan oleh semua pengikut-Nya. Penurut Tuhan juga harus hidup menurut kebenaran firman Tuhan, karena firman Tuhan mengajar tentang apa yang benar yaitu ada kuasa, ada daya cipta dalam firman Allah, yaitu kata-kata, perintahperintah dan ajaranNya yang diucapkan oleh orang percaya. Penurut Tuhan adalah mentaati firman Tuhan dan menentang dosa. a) Melakukan perintah Tuhan Dalam KBBI kata Melakukan berarti mengerjakan, menjalankan, dsb. 15 Dalam KBBI kata Perintah berarti perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu, suruhan.16 Dalam KBBI kata Tuhan berarti sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai Yang Mahakuasa, Mahaperkasa, Yang Maha Esa.17 Setiap individu yang baru percaya kepada Tuhan Yesus harus dimuridkan. Adapun kelas pemuridan yang di selenggarakan oleh Gereja, adalah: kelas Seminar, kelas KOM, dan sekolah Teologi. Tujuan pemuridan adalah untuk mengajarkan firman Tuhan, sehingga setiap murid dapat mengerti dan melakukan perintah Tuhan dalam kehidupannya. 13 KBBI Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 1230. Ibid, 1216. 15 KBBI Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 627. 16 Ibid, 859. 17 Ibid, 1216. 14 Para pengerja dan jemaat harusnya memahami, bahwa melakukan perintah Tuhan itu tidak lepas dari mengenal Tuhan dengan benar, dan tidak akan mungkin seseorang mau melakukan perintah Tuhan jika orang tersebut pun belum mengenal Tuhan dengan benar, melakukan perintah Tuhan adalah merupakan bukti dari ketaatan Gereja sebagai hamba Tuhan untuk selalu menghormati dan mengasihi Tuhan, dan melakukan perintah Tuhan adalah merupakan panggilan bagi semua pengikut Kristus sebagai gambaran atau refleksi dari Kristus yang hidup dalam diri umat Tuhan. Melalui firman-Nya, Tuhan menyatakan pribadiNya dan perintah-Nya dengan jelas, sehingga orang kristen dapat mengenal Tuhan dengan benar, melakukan perintah Tuhan dan hidup benar sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. b) Bersukacita Dalam Penindasan Bersukacita dalam bahasa Yunani diambil dari kata χαρᾶς (chara)18 yang berarti joy (sukacita), gladness (kegembiraan), joyful (kegembiraan), joyous (riang), joyfulness (kesenangan), joyfully (riang). Penindasan dalam bahasa Yunani diambil dari kata θλῖψις (thlipsis)19 yang berarti tribulation (kesengsaraan), affliction (penderitaan), trouble (kesulitan), anguish (derita), persecution (penganiayaan). Bersukacita dalam penindasan berarti bersuka hati, bergirang hati ketika sedang mengalami penganiayaan dan penderitaan. Para pengerja dan jemaat harusnya menyadari, bahwa bersukacita dalam penindasan adalah berkat yang di anugerahkan Tuhan kepada murid-Nya, karena penindasan dan penderitaan cara Tuhan untuk melihat kemurnian hati umat-Nya, dan Tuhan akan menyatakan kuasa-Nya dalam penderitaan yang di alami oleh pribadi-pribadi yang percaya kepada-Nya. 2. KEMAJUAN ROHANI 18 19 BibleWorks 8. Ibid. Menurut KBBI Kemajuan diambil dari kata maju yang memiliki pengertian cerdas; berkembang pikirannya; berpikir dengan baik.20 Rohani adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud dan tidak bisa di sentuh.21 Pandangan Michael Keene, dalam bukunya yang berjudul, “Seri Access Guides Alkitab” 22, mengatakan : Para rasul sangat aktif pada tahun-tahun awal Kristianitas, tetapi aktifnya tidak ada yang melebihi Paulus. Ia mendirikan banyak gereja di Asia Kecil dan surat-suratnya kepada mereka menunjukkan bahwa ia memberi perhatian terus-menerus pada kemajuan rohani mereka.23 Dapat disimpulkan bahwa kemajuan rohani adalah keadaan rohani seseorang yang sedang berkembang, yakni mengalami peningkatan rohani dari sebelumnya, sehingga kemajuan rohani dari anak-anak Tuhan menjadi nyata dan membawa dampak yang positif bagi lingkungan sekitar. 2.1 PERTUMBUHAN ROHANI Dalam KBBI kata Tumbuh artinya timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna.24 Pertumbuhan rohani merupakan proses bertumbuhnya dan berkembangnya kerohanian individu yang terjadi secara bertahap, yakni: dari bayi rohani, anak rohani, dan dewasa rohani. Sama seperti anak bayi yang baru lahir, dengan bertambahnya usia bayi, maka anak bayi tersebut akan bertumbuh dan bertambah besar pula, sehingga semakin dapat melihat, mendengar, mencium, meraba, bahkan semakin peka dan mengerti. Pertumbuhan rohani gereja Tuhan harus terus bertumbuh ke arah Kristus, yakni pengenalan akan pribadi Allah, dengan membaca firman Tuhan dan melakukanNya, membedakan setiap pengajaran yang benar dan yang salah, senantiasa mengandalkan Tuhan dan berserah penuh kepada kehendak Tuhan, di segala keadaan apapun gereja Tuhan masih tetap bisa mengucap syukur, sehingga gereja Tuhan menghasilkan buah dalam kehidupannya dan menjadi saksi Kristus bagi dunia ini. 20 https://kbbi.web.id/maju https://kbbi.web.id/rohani 22 Michael Keene, “Seri Access Guides Alkitab”, (Yogyakarta : Kanisius, 2006), 34. 23 Ibid, 34. 24 KBBI Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), 1220. 21 a) Beribadah Menurut KBBI kata Ibadah berarti perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; ibadat.25 Ibadah sejati itu berpusat kepada Allah bukan kepada manusia, inilah tujuan Allah menciptakan manusia yaitu untuk memuliakan nama-Nya, menyenangkan hati-Nya dan beribadah kepada-Nya. Beribadah berarti perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Beribadah merupakan kegiatan-kegiatan yang dianggap penting karena sering diulang kembali, atau lebih tepat beribadah merupakan persekutuan orang kristen dengan Kristus. Karena itu, dapat dikatakan bahwa Kristus adalah pusat ibadah. b) Membaca Firman Tuhan Firman Tuhan itu adalah kebenaran (Yohanes 17:17), dan Firman Tuhan itu pelita bagi kaki dan terang bagi jalan – jalan umat Tuhan (Mazmur 119:105). Firman Tuhan berisi tentang rencana Allah, perintah Allah, kehendak Allah, bahkan semua yang tertulis di dalam firman Tuhan yang isinya menceritakan tentang pribadi Allah. Membaca firman Tuhan setiap hari dapat memberikan hikmat dan pengertian bahkan kekuatan, sehingga gereja Tuhan tidak merasa takut. Firman Tuhan adalah makanan rohani yang menguatkan (Matius 4:4). Firman Tuhan adalah pelita dan suluh kehidupan (Mazmur 119:105). Maka gereja Tuhan dapat bertindak hati-hati sesuai dengan yang tertulis didalamnya, dan terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan dalam kehidupannya. 2.2 KEDEWASAAN ROHANI Menurut KBBI kata dewasa berarti sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi).26 Kedewasaan rohani adalah terjadinya perubahan motivasi, yaitu dari 25 26 https://kbbi.web.id/ibadah https://kbbi.web.id/dewasa menyenangkan diri sendiri kepada kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan dalam hidupnya. Kedewasaan rohani tercapai hanya dengan cara semakin menyerupai Yesus Kristus dalam kehidupannya, pembuat murid yang dewasa akan menjadi pembuat murid lagi, pembuat murid yang dewasa dapat menunjukkan beberapa murid yang sudah dimuridkan yang sekarang sedang memuridkan murid yang lain, kedewasaan rohani adalah pribadi yang berelasi. a) Jemaat Yang Tertanam Menurut KBBI kata tertanam berarti sudah ditanam(kan); terpendam; termasukkan dan sebagainya.27 Manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak dapat hidup sendiri. Berkomunitas merupakan suatu kebutuhan dan gaya hidup. Setelah seseorang menjadi Kristen, individu tersebut harus menemukan sebuah komunitas Kristen bagi dirinya sendiri, tempat individu tersebut dapat memiliki persekutuan, perlindungan, pertumbuhan rohani, dan mendapatkan haknya sebagai anggota dari gereja lokal, seperti: 1) Mengalami pelayanan penggembalaan dan pemuridan, 2) Mengikuti program-program yang relevan, 3) Bertumbuh dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, 4) Menerima pelayanan diakonia sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat.28 Gereja lokal merupakan tempat yang sangatlah penting bagi perjalanan rohani setiap individu yang percaya. Jemaat yang tertanam harus komitmen dengan gereja lokal, memiliki hubungan yang baik dengan pembimbing rohani, jemaat yang tertanam harus bertekun dan setia untuk mengikuti ibadah yang di selenggarakan oleh gereja lokal, agar karakter jemaat dapat terbentuk. b) Memberi Diri Melayani Menurut KBBI, melayani berarti membantu untuk menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang.29 Dalam injil Matius 20:28 dikatakan: Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Tuhan Yesus sendiri 27 https://kbbi.web.id/tanam KOM Seri 100 Pencari Tuhan (120.4:Tertanam dalam gereja lokal) 29 https://kbbi.web.id/layan 28 datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Melayani Tuhan merupakan sebuah anugerah dari Tuhan kepada gerejaNya. Memberi diri melayani merupakan kekuatan orang yang mendengar panggilan Allah untuk melayani, kekuatannya terletak pada sikap mau. Alkitab mengatakan bahwa setiap hamba diberikan minimal satu talenta. Gereja lokal adalah salah satu tempat yang dapat mempraktikkan, mengembangkan dan bisa mempersembahkan semua bakat, talenta dan karunia-karunia yang dimilikinya kepada Tuhan. Kemajuan rohani adalah keadaan rohani seseorang yang sedang berkembang, yakni mengalami peningkatan rohani dari sebelumnya. D. KESIMPULAN Keteladanan adalah perkataan individu yang baik dan disertai dengan perbuatan yang baik dalam hidupnya dan kemajuan rohani adalah keadaan rohani seseorang yang sedang berkembang, yakni mengalami tingkat-tingkat kemajuan dari sebelumnya. Jemaat yang tertanam harus komitmen dengan gereja lokal, memiliki hubungan yang baik dengan pembimbing rohani, jemaat yang tertanam harus bertekun dan setia untuk mengikuti ibadah yang di selenggarakan oleh gereja lokal, agar karakter jemaat dapat terbentuk. Terkait dengan Kristus sebagai teladan, Petrus mengatakan: Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya (1Petrus 2:21). Kita harus meneladani Tuhan Yesus, supaya kita pun dapat diteladani oleh semua orang dan membawa mereka semakin serupa seperti Tuhan Yesus. Jadi jangan mudah mengaku sebagai orang percaya jika seseorang belum ada didalam perjuangan setiap hari mengikuti teladan hidup Tuhan Yesus. Sebab isi percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan didalam hidup setiap individu berarti kesediaan mengikuti teladan-Nya.30 Kita tidak patut disebut sebagai pengikut Kristus, bila kita tidak mengikuti pola hidup Kristus yang merupakan bentuk ketaatan kepada Bapa di surga dan mengikuti kehendak-Nya. Tuhan Yesus adalah teladan hidup bagi orang percaya. Thomssoyan, Y.C. 2011 “Kepemimpinan Yesus Menurut Injil Sinoptik dan Relevansinya Terhadap Kepemimpinan Rohani Masa Kini”, Jurnal Jaffray, 9 (1). 30 E. KEPUSTAKAAN Adair, John Adair, “Cara Menumbuhkan Pemimpin”, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 25. Dr. Robert P. Borrong, “Berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia”, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2002), 20. Dr. Paul Ellingworth, Dr. Eugene A. Nida, P. G, Pedoman Penafsiran Alkitab: Surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia), 8. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF), 208. KBBI Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 1230. KOM Seri 100 Pencari Tuhan (120.4:Tertanam dalam gereja lokal) Michael Keene, “Seri Access Guides Alkitab”, (Yogyakarta : Kanisius, 2006), 34. Nana Sudjana, “ Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah; Makalah-Skripsi-Tesis-Desrtasi”, (Bandung: Sinar Baru, 1988), 71. Rahmat T. Manullang, “Leadership Reformation”, (Jakarta: Metanoia, 2007), 4. Sasmoko, “Penelitian Eksplatori dan Konfirmator”, (neurorrsearch, 2011), 105 Thomssoyan, Y.C. 2011 “Kepemimpinan Yesus Menurut Injil Sinoptik dan Relevansinya Terhadap Kepemimpinan Rohani Masa Kini”, Jurnal Jaffray, 9 (1). https://kbbi.web.id/ibadah https://kbbi.web.id/dewasa https://kbbi.web.id/tanam https://kbbi.web.id/layan