PEMURIDAN DAN KEDEWASAAN ROHANI
Agung Gunawan
Abstrak: Metode pemuridan saat ini sedang marak
diperbincangkan dan dilakukan oleh gereja-gereja di Indonesia.
Ada banyak gereja yang telah merasakan manfaat dari proses
pemuridan. Salah satunya manfaat yang dapat dilihat adalah bahwa
seseorang yang telah mengikuti proses pemuridan mengalami
pertumbuhan dalam kehidupan rohaninya menuju kepada
kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani sangat dibutuhkan oleh
orang Kristen agar kehidupan mereka sungguh mendemonstrasikan
karakter Kristus. Orang percaya yang dewasa rohani akan memiliki
iman yang kokoh di tengah gencarnya serangan pengaruh
pengajaran yang menyesatkan dan di tengah berbagai hantaman
badai kehidupan. Orang percaya yang mengalami kedewasaan
rohani akan memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan dengan
setia sehingga banyak jiwa-jiwa yang dibawa kepada Kristus. Oleh
sebab itu, pemuridan merupakan salah satu jawaban bagi
kebutuhan gereja hari ini yang merindukan agar jemaatnya
mengalami kedewasaan rohani.
Kata-kata Kunci: Pemuridan, kedewasaan rohani, karakter
Kristus, setia, melayani Tuhan.
Abstract: Discipleship is currently boomingly discussed and
carried out by the churches in Indonesia. There are many churches
that have benefited from the process of discipleship. One of the
benefits that can be seen is that someone who has followed the
process of discipleship grows in spiritual life that leads to spiritual
maturity. Spiritual maturity is needed by Christians so that their
lives truly demonstrate the character of Christ. Believers will have
a solid faith amid the massive influence of false teachings and
amidst the various storms of life blow. Believers will have a desire
to serve God faithfully so that many souls are brought to Christ.
Therefore, discipleship is one answer to the needs of today's
1
2 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
churches that have desired that their congregation experience
spiritual maturity.
Keywords: Discipleship, spiritual maturity, the character of Christ,
faithful, serve God.
PENDAHULUAN
Kedewasaan rohani adalah sebuah kondisi yang harus dialami oleh
setiap orang Kristen. Orang Kristen tidak boleh terus-menerus
menjadi bayi-bayi rohani. Orang Kristen yang terus-menerus
menjadi bayi-bayi secara rohani akan membawa dampak yang
negatif, baik bagi orang Kristen yang bersangkutan maupun bagi
orang lain. Adapun dampak yang akan ditimbulkan oleh orang
Kristen yang tidak mengalami kedewasaan rohani antara lain:
Menjadi Beban bagi Gereja
Sebagaimana bayi yang selalu mengharapkan perhatian dari
orang-orang yang di sekitarnya, demikian halnya dengan orang
Kristen yang tidak dewasa juga selalu menuntut perhatian dari
orang lain dalam gereja. Apabila ia tidak mendapatkan apa yang
diinginkan dari orang lain di dalam gereja maka ia akan marah dan
membuat ulah di dalam gereja. Hari ini banyak gereja-gereja
dipusingkan dengan orang-orang yang menuntut perhatian lebih
dari gereja dan menciptakan masalah tatkala apa yang diinginkan
tidak dapat dipenuhi oleh gereja. Orang-orang seperti ini menjadi
beban bagi gereja. Sebenarnya orang Kristen yang harus memberi
perhatian kepada apa yang dibutuhkan oleh gereja bukan
sebaliknya menuntut sesuatu dan menjadi beban bagi gereja. Hal
ini akan menyulitkan dan menghambat perkembangan dan
pertumbuhan gereja. Hanya orang-orang Kristen yang telah
mengalami kedewasaan rohani yang akan mampu memberikan
perhatian bagi gereja bukan sebaliknya menjadi beban bagi gereja.
Oleh sebab itu, orang Kristen harus mengalami kedewasaan rohani
agar tidak menjadi beban bagi gereja tapi sebaliknya menjadi
berkat bagi gereja.
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 3
Menciptakan Konflik dalam Gereja
Orang Kristen yang tidak mengalami kedewasaan rohani akan
menjadi sumber masalah bagi orang lain. Sebagaimana seorang
bayi yang selalu menjadi sumber masalah bagi orang tua dan orang
di sekitarnya, demikian halnya dengan orang Kristen yang bayi
rohani akan menjadi sumber masalah di dalam gereja. Orang
Kristen yang tidak dewasa akan membawa masalah bagi hamba
Tuhan dan juga bagi anggota gereja lainnya. Seringkali konflik
terjadi antara jemaat dengan hamba Tuhan ataupun jemaat dengan
jemaat yang lain disebabkan hal-hal yang sepele. Orang Kristen
yang tidak dewasa secara rohani cenderung mencari-cari masalah
dengan orang lain di dalam gereja. Akibatnya konflik tidak dapat
dihindari. Apabila konflik berlanjut dan tidak segera terselesaikan,
maka perpecahan gereja akan dapat terjadi. Gereja seharusnya
menjadi tempat yang penuh damai sejahtera di mana tercipta suatu
persaudaraan yang rukun. Dengan terciptanya kerukunan dalam
gereja, maka jemaat merasakan suatu kondisi yang kondusif dan
menyenangkan dalam gereja. Akibatnya mereka akan merasa
nyaman dan betah untuk berada di dalam gereja. Dengan demikian,
maka mereka akan menjadi jemaat yang produktif yang dapat
melakukan banyak hal dalam gereja. Sebaliknya apabila gereja
tidak ada kerukunan, maka jemaat akan merasa tidak nyaman dan
tidak betah di dalam gereja. Akibatnya gereja akan mengalami
penurunan karena ditinggalkan oleh jemaatnya. Kerukunan akan
terganggu tatkala ada pribadi-pribadi yang mencari-cari masalah
yang mengakibatkan terjadinya konflik. Konflik harus
diminimalisasi dalam kehidupan bergereja agar gereja menjadi
tempat yang nyaman dan kondusif. Konflik dalam gereja biasanya
disebabkan oleh jemaat-jemaat yang tidak dewasa secara rohani
yang cenderung mencari kesalahan kecil orang lain dan
menciptakan konflik dalam gereja. Oleh sebab itu, orang Kristen
harus memiliki kedewasaan rohani agar mampu menciptakan
kerukunan dan kedamaian yang indah di dalam gereja. Dengan
demikian gereja akan menjadi tempat yang disenangi oleh banyak
orang sehingga mereka tertarik untuk datang ke rumah Tuhan.
Apabila hal ini terjadi, maka gereja akan dapat bertumbuh baik
secara kuantitas maupun kualitas.
4 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
Apatis dalam Pelayanan
Orang Kristen yang tidak mengalami kedewasaan rohani akan
bersikap apatis terhadap pelayanan. Mereka tidak mau peduli
dengan pekerjaan Tuhan. Orang percaya dipanggil bukan hanya
menikmati anugerah Tuhan tetapi sebagai rasa syukur atas
anugerah Tuhan orang percaya harus mau ambil bagian pekerjaan
Tuhan dalam bentuk pelayanan. Namun sangat disayangkan bahwa
banyak orang Kristen yang tidak memiliki kerinduan untuk
melayani Tuhan. Masalahnya adalah bukan karena mereka tidak
mampu tapi karena mereka tidak mau terlibat dalam pelayanan.
Mereka adalah orang-orang Kristen yang belum mengalami
kedewasaan rohani. Mereka masih bayi-bayi rohani sehingga
mereka masih membutuhkan pelayanan dari orang lain. Mereka
hanya ingin dilayani dan tidak mau melayani. Melayani Tuhan
membutuhkan pengorbanan. Orang Kristen yang belum dewasa
secara rohani tidak akan pernah mau berkorban bagi Tuhan.
Kerelaan untuk berkorban bagi Tuhan dalam pelayanan merupakan
salah satu tanda kedewasaan rohani seorang Kristen. Seorang
Kristen yang dewasa akan menggunakan dan memberikan segala
potensi dan talenta yang dimiliki untuk dipakai dalam pekerjaan
Tuhan. Orang Kristen yang dewasa akan memberikan yang terbaik
dalam hidupnya bagi pekerjaan Tuhan. Orang Kristen yang dewasa
menyadari bahwa Tuhan telah terlebih dahulu berkorban dan
memberikan yang terbaik bagi dirinya yaitu melalui pengorbanan
Yesus di atas kayu salib. Kesadaran inilah yang membuatnya mau
memberikan seluruh aspek dalam hidupnya untuk dipakai sebagai
alat bagi Kerajaan Surga. Kesadaran ini tidak akan dimiliki oleh
orang Kristen yang masih belum mengalami kedewasaan rohani.
Menjadi Batu Sandungan
Orang Kristen yang tidak dewasa rohani akan menjadi batu
sandungan bagi orang lain baik dalam hal perkataan dan perbuatan.
Sebagaimana seorang bayi yang selalu ingin menang dan
menguasai sesuatu, orang Kristen yang belum dewasa rohani juga
akan menjadi pribadi yang sangat egois tanpa peduli terhadap
kepentingan orang lain. Orang-orang seperti ini akan merugikan
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 5
orang lain. Akibatnya mereka akan dijauhi dan dibenci oleh orangorang yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, maka hidup
mereka menjadi batu sandungan bagi orang lain. Orang Kristen
dipanggil menjadi garam dan terang bagi dunia sekitarnya. Orang
Kristen harus mampu menjadi berkat bagi orang lain, bukan
sebaliknya menjadi batu sandungan. Orang Kristen terpanggil juga
untuk hidup menghasilkan buah-buah yang manis yang dapat
dinikmati oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun sangat
disayangkan banyak orang Kristen yang hidupnya tidak mampu
menjadi garam dan terang serta hidupnya tidak dapat menyatakan
buah-buah yang manis bagi orang lain. Akibatnya hidup mereka
menjadi bahan cemoohan orang lain. Hidup mereka bukan
memuliakan Tuhan namun sebaliknya mempermalukan nama
Tuhan. Hanya orang Kristen yang telah mengalami kedewasaan
rohani akan mampu menjadi kesaksian yang baik dan indah bagi
orang lain serta hidupnya mendatangkan kemuliaan bagi nama
Tuhan. Sebaliknya orang-orang Kristen yang masih bayi rohani
cenderung akan menjadi batu sandungan dan memberi kesaksian
yang buruk bagi orang lain sehingga nama Tuhan dipermalukan.
Akibatnya gereja juga akan dijauhi oleh orang-orang yang melihat
perilaku orang Kristen yang memalukan.
Melihat dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh orang
Kristen yang tidak dewasa secara rohani, maka adalah suatu
keniscayaan bahwa orang Kristen harus mengalami kedewasaan
rohani agar kehidupan mereka tidak menjadi sumber masalah
dalam gereja, tidak menimbulkan konflik dalam gereja, mau giat
terlibat dalam pekerjaan Tuhan, dan hidupnya menjadi kesaksian
yang hidup dan menjadi berkat bagi orang lain. Kedewasaan rohani
orang Kristen bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi dan dialami
ketika seseorang menjadi orang Kristen. Kedewasaan rohani
membutuhkan proses yang cukup panjang. Kedewasaan rohani
dapat terbentuk melalui proses pemuridan. Melalui pemuridan
seorang Kristen akan dibentuk secara perlahan namun pasti
menjadi murid Kristus yang memiliki kedewasaan rohani.
6 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
PEMURIDAN
Pemuridan merupakan salah satu proses yang dapat membuat
orang Kristen mengalami kedewasaan rohani. Ada banyak orang
yang menulis dan membahas tentang pemuridan dan salah satunya
adakah Edmund Chan. Menurut Edmund Chan, “Pemuridan adalah
suatu proses membawa orang ke dalam hubungan yang dipulihkan
dengan Allah dan membina mereka menuju kedewasaan penuh di
dalam Kritus melalui rencana pertumbuhan yang intensional,
sehingga mereka juga mampu melipatgandakan keseluruhan proses
ini kepada orang lain” (Chan, 2014). Dari definisi di atas dapat
dilihat bahwa salah satu hasil dari proses pemuridan adalah
mendewasakan orang Kristen di dalam Kristus. Proses
pendewasaan rohani terjadi melalui hubungan yang dipulihkan
dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus yang telah mati menjadi
korban pendamaian antara manusia dan Allah. Seseorang yang
telah mengalami kedewasaan rohani akan mampu menjadi berkat
bagi orang lain dan mempengaruhi orang lain untuk juga
mengalami pemulihan hubungan dengan Allah melalui Tuhan
Yesus Kristus. Dengan demikian maka orang Kristen yang telah
dewasa secara rohani akan mampu memuridkan orang lain. Orang
Kristen harus mau menjadi murid Kristus kalau ia ingin mengalami
kedewasaan rohani. Adapun syarat menjadi murid Kristus adalah
mau terbuka dan mau diajar oleh Kristus. Seorang murid Kristus
harus menyadari bahwa ia tidak memiliki semua jawaban terhadap
masalah hidup dan kehidupannya sebagai orang Kristen. Seorang
murid Kristus harus selalu bersedia untuk belajar sesuatu yang baru
dari orang lain, baik hamba Tuhan maupun murid-murid Kristus
yang lain (Cosgrove, 1980). Melalui proses pemuridan inilah orang
Kristen akan mengalami kedewasaan rohani yang membuat murid
Kristus akan mampu berbuah bagi Tuhan dan sesamanya.
KEDEWASAAN ROHANI
Setelah seseorang diselamatkan dan mengalami hidup baru
melalui iman percaya kepada Tuhan Yesus, maka ia memulai
proses menuju kepada kedewasaan rohani. Proses menuju kepada
kedewasaan rohani ini berlangsung secara terus menerus sepanjang
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 7
hidup (Filipi 3:12-14). Kedewasaan rohani membutuhkan penataan
ulang secara radikal prioritas seseorang, dari menyenangkan diri
sendiri kepada menyenangkan Tuhan dan belajar untuk senantiasa
menaati Tuhan. Kunci untuk mengalami kedewasaan rohani adalah
konsistensi dan ketekunan dalam melakukan hal-hal yang akan
membawa kita lebih dekat kepada Tuhan.
Seorang Kristen yang sudah mengalami hidup baru harus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menuju kepada
kedewasaan rohani. Adapun tanda-tanda yang nyata dari pengikut
Kristus yang bertumbuh dalam kedewasaan rohani adalah:
Memiliki Karakter Kristus
Orang Kristen yang mengalami kedewasaan rohani akan
memiliki karakter Kristus. Seorang murid Kristus harus memiliki
pertumbuhan karakter yang serupa dengan Kristus. Karena seorang
Kristen harus mampu memperkenalkan Kristus kepada dunia
melalui karakter Kristus yang termanifestasi dalam diri orang
Kristen tersebut (Yohanes 13:35). Sudahkah orang-orang di sekitar
kita mengenal kita sebagai murid Kristus? Alkitab menegaskan
bahwa seorang murid Kristus harus merefleksikan kemuliaan Allah
dalam dirinya (2 Korintus 3:18). Karakter Kristus membentuk
batiniah seseorang dan terpancar keluar dari diri seseorang yang
dapat dilihat oleh dunia sekitarnya. Karakter Kristus yang harus
keluar dari dalam kehidupan seorang murid Kristus adalah
menampakkan: “semua yang benar, semua yang mulia, semua
yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap
didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji” (Filipi
4:8). Dari ayat Firman Tuhan di atas dapatlah dijelaskan bahwa
seorang murid Kristus yang memiliki karakter Kristus akan hidup
benar yang artinya hidup apa adanya tanpa memakai topeng
kemunafikan. Orang Kristen yang memiliki karakter Kristus akan
mempertahankan hidupnya yang mulia dengan tidak berkompromi
dengan dosa yang akan dapat merusak dan menghancurkan
martabatnya sebagai anak Allah yang mulia. Seorang murid Kristus
yang memiliki karakter Kristus akan mampu menjaga hidup suci
dengan membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana
8 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
yang berguna dan mana yang tidak berguna dalam kehidupannya di
dunia yang jahat ini. Orang percaya yang memiliki karakter Kristus
akan menjadi pribadi yang manis yang membuat kehadiran dan
keberadaannya dirindukan dan disenangi oleh banyak orang. Orang
Kristen yang memiliki karakter Kristus perkataannya akan sedap
didengar oleh orang lain karena membawa penguatan dan
penghiburan bagi yang mendengarkannya. Selain itu, murid Kristus
yang memiliki karakter Kristus hidupnya akan melakukan banyak
kebajikan sehingga ia layak mendapatkan pujian, baik dari Allah
maupun manusia. Inilah tanda-tanda nyata dari orang Kristen yang
memiliki karakter Kristus dalam hidupnya. Setiap orang Kristen
harus bertanggung jawab secara pribadi untuk mengalami
pertumbuhan karakter yang serupa dengan Kristus. Setiap orang
percaya bertanggung jawab untuk menjadi alat untuk tujuan mulia
yang dipersiapkan untuk melakukan semua perbuatan baik yang
Tuhan inginkan bagi setiap orang beriman. Jadi seorang murid
Kristus adalah seseorang yang mau belajar dan menjadi pengikut
Kristus yang memiliki komitmen untuk mengembangkan
karakternya yang serupa Kristus sehingga hidupnya akan
memancarkan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Proses pemuridan
akan memampukan orang percaya bersama-sama dengan orang
percaya lainnya saling melengkapi dalam mengembangkan karakter
Kristus sehingga hidupnya akan menjadi terang dan garam bagi
orang-orang yang ada di sekitarnya.
Memiliki Kesetiaan dalam Pelayanan
Seorang pengikut Kristus yang mengalami kedewasaan rohani
akan memiliki kesetiaan dalam pelayanan. Hal ini sangat berkaitan
dengan karakter Kristus sebagaimana yang telah diuraikan di atas.
Seseorang yang memiliki karakter Kristus yang berkualitas akan
terlihat dalam kehidupan pelayanannya. Apabila seseorang
memiliki kematangan dalam karakter Kristus, maka ia akan
memiliki pelayanan yang efektif. Sebaliknya apabila seseorang
tidak dewasa dalam karakter Kristus, maka ia tidak akan memiliki
kerinduan dalam melayani Tuhan dengan baik dan setia. Kunci
agar seseorang dapat memiliki kesetiaan dalam pelayanan adalah
memiliki sebuah komitmen untuk mencapai hasil yang maksimal
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 9
dalam pelayanannya. Komitmen ini dimiliki dan ditunjukkan oleh
Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya sehingga banyak orang mereka
takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya
baik…” (Markus 7:37). Melayani bukanlah pilihan bagi murid
Kristus. Melayani merupakan keharusan bagi orang percaya.
Karena Tuhan Yesus terlebih dahulu melayani kita, maka sudah
selayaknya kita juga harus melayani Tuhan dengan setia. Kita harus
mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup,
kudus, dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Tuhan Yesus
telah memberikan keteladan dalam hal melayani dengan setia dan
maksimal. Dalam kehidupan pelayanan-Nya, Tuhan Yesus telah
memberikan yang terbaik yaitu nyawa-Nya sendiri diserahkan bagi
umat manusia yang berdosa. Setiap orang percaya yang memiliki
kedewasaan rohani pasti akan berusaha untuk meneladani Kristus
dengan melakukan pelayanan yang maksimal dengan penuh
kesetiaan. Sebaliknya bagi orang Kristen yang belum dewasa
rohaninya pasti akan bersikap apatis dan berusaha untuk
menghindari pelayanan. Melalui proses pemuridan seorang Kristen
akan dibimbing untuk menyadari akan anugerah Tuhan yang luar
biasa besarnya dalam hidupnya dan ia dimampukan untuk memiliki
komitmen untuk melayani Tuhan dengan setia dan memberikan
yang terbaik dalam pelayanan kepada Tuhan. Selain itu melalui
proses pemuridan, pengikut Kristus juga akan dilengkapi dengan
berbagai karunia agar dapat dipakai dalam melayani pekerjaan
Tuhan. Dengan demikian maka hidupnya akan menghasilkan buahbuah yang lebat bagi kemuliaan Tuhan.
Memiliki Keyakinan Iman yang Kokoh
Orang Kristen yang mengalami kedewasaan rohani akan
memiliki keyakinan iman yang kokoh kepada Kristus. Keyakinan
iman yang kokoh sangat penting dalam kehidupan orang percaya di
tengah-tengah dunia yang serba relatif ini. Kita hidup dalam zaman
pluralisme yang mengajarkan bahwa semua agama sama dan dapat
menyelamatkan manusia serta membawa manusia yang berdosa
masuk ke dalam kerajaan surga. Pluralisme menganut prinsip
bahwa banyak jalan menuju Roma. Demikian halnya juga dengan
jalan menuju surga tidak hanya melalui Yesus, namun dapat
10 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
melalui semua agama dan kepercayaan yang ada dalam dunia ini.
Banyak orang Kristen yang telah terpengaruh oleh ajaran
pluralisme sehingga mereka tidak lagi meyakini bahwa Yesus
adalah satu-satunya Juru Selamat dunia. Bahkan tidak sedikit orang
Kristen yang mencampuradukan kepercayaan mereka dengan
kepercayaan yang lain dalam sinkretisme. Oleh sebab itu, seorang
yang mengaku sebagai orang percaya harus mengalami
kedewasaan rohani agar ia memiliki keyakinan iman yang kokoh
akan Injil keselamatan dalam Yesus Kristus (Roma 1:16,17).
Keyakinan iman yang kokoh dapat ditumbuhkan dalam diri
seseorang melalui proses pemuridan. Dalam proses pemuridan
seorang murid Kristus akan dibimbing untuk mengenal Tuhan
Yesus secara lebih dekat dan mendalam sehingga kehidupan
imannya akan terus mengalami pertumbuhan karena ia memiliki
akar yang kuat di dalam Kristus. Dengan demikian maka imannya
kepada Tuhan Yesus tidak akan mudah goyah tatkala
diperhadapkan dengan berbagai macam angin pengajaran yang
menyesatkan. Ia akan tetap berdiri kokoh di atas dasar yang teguh
yaitu Firman yang Hidup, sang Juru Selamat sejati, Tuhan Yesus
Kristus. Dengan keyakinan iman yang kokoh, orang Kristen juga
akan dapat bertahan dalam mengiring Kristus di tengah-tengah
badai kehidupan yang sering menggoyahkan iman orang Kristen.
Kita hidup dalam akhir zaman di mana banyak kesukaran dan
pergumulan. Masalah keluarga, ekonomi, kesehatan, dan berbagai
macam penderitaan yang lain seringkali dihadapi oleh orang
percaya. Di tengah-tengah kondisi dunia seperti ini tidak sedikit
orang Kristen menjadi goyah dan meragukan kehadiran dan
pemeliharaan Tuhan di dalam hidup mereka. Akibatnya banyak
orang Kristen yang meninggalkan Tuhan dan memalingkan hati
kepada ilah-ilah lain yang dianggap dapat menolong mereka
menjawab dan mengatasi persoalan hidup mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keyakinan iman yang
kokoh kepada Kristus. Mereka belum sungguh-sungguh menjadi
murid Kristus yang sejati. Melalui proses pemuridan orang Kristen
akan ditolong untuk memiliki kedewasaan rohani yang ditunjukkan
dengan kemampuan untuk tetap berharap dan berserah kepada
Tuhan di tengah badai kehidupan yang mereka hadapi. Dengan
demikian ia akan tetap setia mengiring dan melayani Kristus dalam
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 11
situasi dan kondisi apapun yang ia hadapi dalam kehidupannya di
dunia yang sarat dengan pergumulan hidup dan duka nestapa.
Orang Kristen yang dewasa rohani tidak akan mundur dalam
mengiring dan melayani Tuhan sampai dengan kesudahan alam dan
bertemu dengan Tuhan.
Memiliki Perspektif Hidup
Seorang murid Kristus yang mengalami kedewasaan rohani
akan memiliki perspektif yang jelas dalam hidupnya. Perspektif
adalah kemampuan untuk melihat bukan hanya apa yang tampak
jelas ada di depan kita tetapi juga mampu untuk melihat sesuatu
yang belum kelihatan. Sangat jarang orang Kristen memiliki
perspektif dalam hidupnya. Kebanyakan orang Kristen hanya
melihat apa yang terjadi sekarang dan tidak mampu untuk melihat
ke depan tentang hasil dari segala tindakannya hari ini. Orang
Kristen harus mampu memperkirakan apa yang akan terjadi
beberapa tahun ke depan akibat dari apa yang kita lakukan hari ini.
Seseorang yang memiliki perspektif hidup akan merencanakan dan
memikirkan secara hati-hati tentang apa yang harus ia lakukan hari
ini agar membawa dampak yang positif bagi dirinya dan orang lain
bukan sebaliknya membawa dampak yang negatif bagi dirinya dan
orang lain di kemudian hari. Pengikut Kristus harus memiliki
perspektif dalam hidupnya agar ia tidak akan menyesal di
kemudian hari namun sudah terlambat. Melalui proses pemuridan,
orang Kristen akan dimampukan untuk memiliki perspektif dalam
hidupnya sehingga ia mampu melihat dengan jelas apa dampak
yang ditimbulkan dari segala perbuatan hari ini, sehingga ia akan
berpikir terlebih dahulu secara matang sebelum ia mengambil
langkah dan keputusan dalam hidupnya, baik tutur kata, sikap, dan
perbuatan. Dengan demikian ia akan memetik hasil yang positif
dari apa yang diperbuatnya saat ini. Perspektif juga adalah suatu
kemampuan untuk melihat segala sesuatu dalam hidupnya dalam
sudut pandang Tuhan dengan menyadari bahwa sudut padang dari
Tuhan mungkin berbeda dengan sudut pandang kita. Melalui
perspektif hidup kita akan meyakini bahwa sudut pandang Tuhan
lebih jelas dan tak terbatas daripada sudut pandang kita yang
terbatas, sehingga kita menyelaraskan sudut pandang kita dengan
12 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
sudut pandang Tuhan. Melalui proses pemuridan, orang Kristen
akan dimampukan untuk melihat segala sesuatu dalam hidupnya
dalam sudut pandang Tuhan sehingga ia akan dapat mensyukuri
segala sesuatu yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidupnya tanpa
bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan, meskipun tidak
sesuai dengan apa yang ia harapkan. Selain daripada itu, seseorang
yang memiliki perspektif hidup akan mampu melihat secara positif
terhadap segala keadaan yang ia hadapi. Seseorang yang memiliki
perspektif akan melihat bahwa segala keadaan yang sulit bukan
sebagai penghalang dalam hidupnya namun sebaliknya melihat
segala persoalan dalam hidupnya merupakan batu lompatan dan
kesempatan emas yang akan membawa dia kepada suatu kondisi
yang lebih baik dalam hidupnya. Dengan demikian seseorang yang
memiliki perspektif di dalam menjalani kehidupannya bukan hanya
melihat apa yang tampak di depannya saja, namun juga mampu
menatap dan meyakini akan ada masa depan yang penuh harapan
yang disediakan oleh Tuhan (Yeremia 29:11).
MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KEYAKINAN
DAN PERSPEKTIF HIDUP
Seorang murid Kristus harus memiliki keyakinan yang kokoh
dan perspektif hidup agar supaya hidupnya tidak sia-sia tapi
menjadi berkat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Melalui
proses pemuridan yang dijalani, orang percaya akan dimampukan
untuk membangun dan mengembangkan keyakinan yang kokoh
dan perspektif hidup sebagaimana yang diharapkan untk dimiliki
oleh setiap orang percaya. Bagaimana caranya agar orang Kristen
dapat membangun dan mengembangkan keyakinan dan perspektif
dalam hidupnya? Dalam proses pemuridan, orang Kristen akan
ditolong untuk mengembangkan keyakinan dan perspektif dalam
hidupnya melalui:
1.
Mengutamakan Prinsip daripada Metode
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif harus
fleksibel terhadap semua metode yang ada dalam mencapai suatu
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 13
tujuan. Ia tidak hanya terpaku untuk hanya memakai satu metode
saja dalam mencapai tujuannya. Seseorang yang hanya kaku
terhadap satu metode saja akan mengalami kesulitan dalam
mencapai tujuan yang ingin diraih. Misalnya dalam penginjilan,
kita harus belajar berbagai macam metode penginjilan dan
memakainya sesuai dengan konteks dalam penginjilan yang kita
lakukan. Demikian halnya dalam pelayanan, kita harus mau
menggunakan semua metode yang ada untuk menunjang
keberhasilan pelayanan kita. Kita harus mau terbuka dan belajar
berbagai macam metode demi efektifitas dan produktifitas
pelayanan yang kita lakukan. Fakta menunjukkan bahwa banyak
gereja yang gagal dalam hal penginjilan dan pelayanan disebabkan
karena pemimpin gereja memaksakan kehendaknya kepada
jemaatnya untuk hanya memakai satu metode saja. Padahal metode
tersebut sudah ketinggalan dan tidak sesuai dengan konteks hari ini.
Akibatnya program penginjilan dan pelayanan tidak berjalan secara
maksimal. Hal itu menyebabkan jemaat tidak antusias dan tidak
tertarik lagi dalam penginjilan dan pelayanan. Mereka menjadi
apatis dalam pekerjaan Tuhan. Oleh sebab itu dalam proses
pemuridan, setiap orang Kristen dibimbing untuk mengutamakan
prinsip daripada metode dalam mencapai apa yang dicita-citakan
dalam penginjilan dan pelayanan.
2.
Fokus Kepada Tujuan Bukan Kemampuan
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif di dalam
hidupnya akan menekankan tujuan daripada keterampilan dalam
hidupnya. Tatkala seseorang tahu mengapa ia melakukan sesuatu,
maka akan membuat ia lebih mudah melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan dalam hidupnya. Bagi seseorang yang tidak
memiliki tujuan dalam hidupnya maka, walaupun banyak
kemampuan yang ia miliki namun ia tidak akan berbuat apa-apa.
Alhasil ia tidak akan mencapai dan mendapatkan sesuatu dalam
hidupnya karena ia tidak memiliki tujuan dalam hidupnya.
Demikian halnya dengan pelayanan. Banyak orang Kristen yang
tidak mau terlibat dalam pelayanan karena mereka merasa bahwa
mereka tidak memiliki kemampuan atau keterampilan yang bisa
dipakai dalam pelayanan. Alasan ini sebenarnya tidak tepat.
14 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
Seseorang tidak mau terlibat dalam pelayanan bukan karena ia
tidak memiliki kemampuan namun sebenarnya ia tidak memiliki
kemauan atau tujuan dalam hidupnya untuk terlibat dalam
pelayanan. Meskipun seseorang memiliki kemampuan atau
keterampilan yang luar biasa namun apabila hatinya tidak tergerak
untuk melayani maka ia tidak akan berkarya bagi Tuhan. Melalui
proses pemuridan, orang Kristen didorong dan dimotivasi untuk
mau melayani Tuhan. Selain daripada itu, orang Kristen juga diberi
pemahaman tentang apa tujuan seseorang melayani Tuhan. Tujuan
seseorang melayani Tuhan adalah mensyukuri kasih dan anugerah
Tuhan yang telah didemonstrasikan melalui karya penebusan-Nya
di atas kayu salib bagi kita manusia yang berdosa. Dengan
mengerti tujuan dalam melayani Tuhan, maka orang Kristen akan
memiliki kerelaan untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.
Pada saat yang bersamaaan Tuhan sendirilah yang akan melengkapi
orang Kristen dengan keterampilan dan kemampuan dalam
melakukan pekerjaan Tuhan.
3.
Fokus untuk Mempercayai Tuhan daripada Belajar Teori
tentang Tuhan
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif dalam
hidupnya akan memfokuskan hidupnya untuk percaya kepada
Tuhan daripada belajar teori tentang Tuhan. Banyak orang Kristen
yang bergulat dengan teori tentang Tuhan sehingga mengabaikan
hubungan yang intim dan berjalan bersama Tuhan di dalam
penyerahan dan ketaatan kepada Tuhan. Jauh lebih penting bagi
orang Kristen untuk memiliki hubungan pribadi yang dinamis
dengan Tuhan daripada mengetahui dan memahami teori tentang
Tuhan secara mendetail. Hal ini bukan berarti belajar teologi tidak
penting. Kita tetap harus belajar teologia dengan baik dan benar
agar kita dapat mengenal Tuhan dengan baik dan benar. Namun
teologi tidak boleh menjadi fokus dalam hidup kita sebagai orang
Kristen. Seorang murid Kristus harus belajar untuk percaya kepada
kepada Tuhan secara total. Ini artinya ia harus berjalan dengan
iman. Melalui mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, maka
dalam diri seseorang akan bertumbuh keyakinan dan perspektif
dalam pengalaman hidupnya. Banyak orang Kristen yang memiliki
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 15
teori tentang Tuhan dan berjalan dengan iman, namun hal itu tidak
cukup. Mereka harus mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai murid Kristus kita harus belajar untuk percaya kepada
kepada Tuhan. Kita mungkin tidak menjadi raksasa dalam hal iman
secara cepat. Hal itu tidak masalah. Kita harus belajar untuk
berjalan dengan iman seperti seorang anak kecil yang belajar
berjalan. Murid Kristus mengawali dengan langkah pertama dalam
berjalan dengan iman. Kita mungkin jatuh, namun harus bangkit
dan mencoba kembali untuk berjalan dengan iman hingga
mencapai satu titik di mana kita dapat sungguh-sungguh
mempercayakan hidup kita kepada Tuhan dengan berjalan dalam
iman. Melalui proses pemuridan, orang percaya akan dituntun dan
dibimbing untuk dapat mempercayai Tuhan dan berjalan dalam
iman bersama dengan Tuhan dalam menjalani kehidupan dalam
dunia yang fana dan sarat dengan duka nestapa ini. Orang Kristen
yang fokus untuk mempercayai Tuhan dalam hidupnya maka ia
akan dapat mengamini pernyataan Tuhan Yesus, “Tetapi carilah
dahulu kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.” Dengan memiliki fokus kepada Tuhan
maka kekuatiran dan ketakutan dalam menjalani hidup ini akan
sirna sehingga kita dapat menikmati hidup yang dianugrahkan oleh
Tuhan dengan penuh sukacita. Inilah tujuan utama dalam hidup
orang percaya yaitu untuk memuliakan Tuhan dan menikmati
Tuhan selamanya.
PENUTUP
Kedewasaan rohani mutlak dimiliki oleh setiap orang yang
percaya kepada Yesus. Tanpa kedewasaan rohani berarti seseorang
tidak mengalami pertumbuhan di dalam kehidupan rohaninya.
Apabila seseorang tidak mengalami pertumbuhan secara fisik, itu
berarti bahwa ia memiliki masalah dan menjadi orang tidak normal.
Demikian halnya dengan kehidupan rohani orang percaya. Apabila
ia tidak mengalami kedewasaan rohani maka, ia akan menjadi
orang Kristen yang abnormal yang akan menjadi beban dalam
komunitas Kristen. Orang Kristen yang tidak dewasa secara rohani
juga akan menciptakan masalah dan menimbulkan konflik dalam
16 Pemuridan dan Kedewasaan Rohani
gereja. Selain daripada itu, orang Kristen yang tidak mengalami
kedewasaan rohani akan dapat menjadi batu sandungan bagi orang
lain, sehingga kehidupannya tidak memuliakan Tuhan, namun
sebaliknya mempermalukan nama Tuhan. Oleh sebab itu, setiap
orang Kristen harus mengalami kedewasaan rohani sehingga
hidupnya dapat menjadi terang dan garam baik dalam keluarga,
gereja, dan masyarakat di mana ia hadir. Pemuridan merupakan
salah satu cara untuk menolong orang Kristen mengalami
pertumbuhan menuju kedewasaan rohani. Melalui proses
pemuridan, orang Kristen dibimbing dan ditolong untuk memiliki
hidup serupa dengan Kristus, memiliki iman yang kokoh dan teguh
dalam Kristus, memiliki perspektif hidup, serta kesetiaan dalam
melayani Tuhan. Melalui proses pemuridan orang percaya
dimampukan untuk mengutamakan prinsip daripada metode dalam
melakukan sesuatu dalam hidupnya. Ia juga dimampukan untuk
fokus kepada tujuan bukan pada kemampuan dalam melakukan
karya dan pelayanan dalam hidupnya. Selain itu, ia juga
dimampukan fokus untuk mempercayai Tuhan daripada belajar
teori tentang Tuhan yang mana hal ini akan menolong ia lebih
tenang dalam menghadapi segala macam pergumulan dan kesulitan
dalam hidupnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
proses pemuridan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dijalani
oleh setiap orang percaya. Agar supaya mereka akan bertumbuh
menuju kepada kedewasaan rohani. Oleh sebab itu, setiap orang
Kristen harus mau menjadi murid dan menjalani proses pemuridan
agar kerohanian bertumbuh dan berkembang menuju kepada
kedewasaan rohani, sebagaimana yang diharapkan oleh Kristus
sang Guru Agung kita.
DAFTAR RUJUKAN
Bonifacio, Joei. The Lego Principle: The Power of Connecting To
God And One Another. Florida: Charisma House, 2012.
Chan, Edmund. A Certain Kind. Pemuridan Intensional yang
Mengubah Definisi Sukses dalam Pelayanan. Singapore:
Covenant Evangelical Free Church, 2014.
Jurnal Theologia Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017 17
Chan, Edmund. Cultivating your Inner Life: Reflecting on
Spiritual. Singapore: Covenant Evangelical Free Church, 2011.
Cosgrove, Francis M. Essentials of Discipleship: Practical Help on
How to Live as Christ’s Disciples. Colorado Spring: Navpess,
1980.
Oden, Thomas C. Pastoral Theology: Essentials of Ministry. San
Francisco: HarperSAn Francisco, 1983.