pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MAHONI (Swietenia
mahagoni (L.) Jacq) DENGAN PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI
MASERASI DAN PERKOLASI TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
Dhea Virgiyanda Putri1, Selvi Marcellia1*, Dewi Chusniasih2
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati
Program Studi Biologi, Jurusan Sains, Institut Teknologi Sumatera
*) Email Korespondesi: selvicellia@gmail.com
2
Abstract: Antibacterial Activity Testing of Mahoony (Swietenia mahagoni
(L.) Jacq) Peel Extract with Comparison of Maceration and Percollation
Extraction Methods on Escherichia coli Bacteria. Diarrhea is a disease caused
by Escherichia coli bacteria which can usually be infected by consuming food that has
been infected with these bacteria. The purpose of this study was to determine
whether mahogany (Swietenia mahagoni (L.) Jacq) peel extract could be effective as
an antibacterial and whether there was an effect if the extraction method was carried
out in a different way. The methods used in this research are maceration extraction
method and percolation using 96% ethanol as solvent and antibacterial testing of
mahogany rind against Escherichia coli bacteria. The yield of extraction results
obtained as much as 3.316% through the maceration extraction method and 2.852%
through the percolation extraction method. The antibacterial activity of mahogany
rind extract is in the medium category with a range of 5-10mm. The maceration
extraction method has better antibacterial activity than the percolation extraction
method because the overall LSD value has a significant difference from percolation
extraction at a concentration of 75%, maceration extraction at a concentration of
100%.
Keywords: Mahogany Peel, Maceration, Percolation, Escherichia coli.
Abstrak: Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Mahoni (Swietenia
mahagoni (L.) Jacq) Dengan Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi Dan
Perkolasi Terhadap Bakteri Escherichia coli. Diare merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli yang biasanya dapat terjangkit dengan
mengkonsumsi makanan yang telah terinfeksi bakteri tersebut. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni (L.)
Jacq) dapat efektif sebagai antibakteri dan apakah ada pengaruh jika dalam proses
metode ekstraksi dilakukan dengan cara yang berbeda. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu metode ekstraksi maserasi dan perkolasi dengan menggunakan
pelarut etanol 96% dan pengujian antibakteri dari kulit buah mahoni terhadap bakteri
Escherichia coli. Rendemen hasil ekstraksi diperoleh sebanyak 3,316% melalui
metode ekstraksi maserasi dan 2,852% melalui metode ekstraksi perkolasi. Aktivitas
antibakteri dari ekstrak kulit buah mahoni termasuk kedalam kategori sedang dengan
rentang 5-10mm. Metode ekstraksi maserasi lebih baik aktivitas antibakterinya dari
pada metode ekstraksi perkolasi karena dilihat dari nilai LSD keseluruhan yang paling
memiliki perbedaan bermakna dari ekstraksi perkolasi pada konsentrasi 75%
sedangkan ekstraksi maserasi pada konsentrasi 100%.
Kata Kunci: Kulit Buah Mahoni, Maserasi, Perkolasi, Escherichia coli
PENDAHULUAN
Penyakit
Diare
merupakan
penyakit endemis potensial Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang sering disertai
dengan kematian di Indonesia. Terjadi
10 kali KLB Diare pada tahun 2018 yang
tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten/kota.
Terjadi 10 kali KLB Diare pada tahun
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
524
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
2018 yang tersebar di 8 provinsi, 8
kabupaten/kota. Jumlah penderita 756
orang dan kematian 36 orang dengan
angka kematian (CFR) sebesar 4,76%
(Kemenkes RI, 2019).
Bakteri, virus dan parasit menjadi
penyebab utama dari penyakit diare.
Penyebab diare terbanyak dikarenakan
infeksi bakteri Escherichia coli (Monem et
al., 2014).
Escherichia coli dapat
menyebabkan infeksi traktus urinarius,
meningitis,
dan
septicemia
yang
merupakan bakteri komensal, patogen
intestinal dan pathogen ekstraintestinal.
Bakteri Escherichia coli berada banyak
terdapat dalam saluran pencernaan
hewan maupun manusia dan merupakan
flora normal, namun yang menyebabkan
diare (Bakri et al., 2015).
Mahoni
(Swietenia
mahagoni)
dimanfaatkan sebagai penyejuk jalan
dan bahan membuat furnitur. Semua
bagian
tumbuhan
mahoni
dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional
diantaranya daun, kulit kayu, kayu, dan
bijinya. Namun kebanyakan masyarakat
menggunakan biji mahoni sebagai
pengobatan tradisional. Buah mahoni di
kelompok etnis Amazonian Bolivian
digunakan sebagai antibakteri, obat
leishmaniasis
dan
obat
aborsi,
sedangkan di Indonesia digunakan untuk
penyakit diabetes, malaria, peluruhan
lemak, radang usus, bisul dan darah
tinggi (Falah et al., 2013).
Untuk memperoleh zat aktif dalam
kulit buah mahoni salah satunya yaitu
menggunakan metode perkolasi dan
maserasi. Perkolasi termasuk kedalam
metode
ekstraksi
dingin
namun
membutuhkan alat khusus yang disebut
perkolator. Keuntungan dari metode
ekstraksi perkolasi senyawa yang akan
didapatkan akan lebih banyak karena
proses
dilakukan
dengan
cara
mengalirkan pelarut terus menerus
dengan waktu yang relatif singkat dan
mampu melindungi senyawa yang tidak
tahan terhadap pemanasan. Namun
kekurangan metode ini yaitu cairan
penyari lebih banyak dan resiko cemaran
mikroba untuk penyari air karena
dilakukan secara terbuka (Verawati et al,
2017). Maserasi juga adalah metode
ekstraksi dingin dengan cara cara
penyarian yang sederhana. Keuntungan
dari metode ekstraksi maserasi yaitu
peralatan yang digunakan sederhana dan
mudah didapatkan tanpa perlakuan
khusus. Namun kekurangan metode ini
memerlukan waktu yang relatif lama,
cairan yang digunakan lebih banyak, dan
tidak dapat digunakan untuk bahan yang
bertekstur keras (Verawati et al., 2017).
Perbandingan metode ekstraksi perkolasi
dan maserasi untuk mengetahui metode
ekstraksi yang efektif sebagai aktivitas
antibakteri. Pelarut yang digunakan
harus sesuai dengan kepolaran senyawa
yang akan diambil dalam kulit buah
mahoni. Pelarut yang digunakan yaitu
etanol 96%. Etanol 96% digunakan
sebagai pelarut karena merupakan
pelarut polar, universal dan mudah
didapat (Hafsari et al., 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ekstrak kulit buah
mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq)
dapat efektif sebagai antibakteri dan
apakah ada pengaruh jika dalam proses
metode ekstraksi dilakukan dengan cara
yang berbeda
METODE
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain adalah batang
pengaduk, kertas kopi, inkubator, api
bunsen, timbangan analitik, alumunium
foil, jangka sorong, autoclave, sarung
tangan, jangka sorong. pisau, tabung
erlenmeyer, gelas beaker, labu ukur,
tabung reaksi, rak tabung, cawan petri,
pinset, cotton swab, ose, kain lap, blank
disk, object glass, kaca preparat, pipet
tetes, mikropipet, oven dan inkubator.
Bahan yang digunakan kulit buah
mahoni, bakteri Escherichia coli, Media
Natrium Agar (NA), Salmonella &
Shigella Agar (SSA), etanol 96%,
aquadest, kloramfenikol kapsul, alkohol
70%, NaCl, Crystal violet, lugol, safranin,
BaCl2, H2SO4 dan spiritus.
Prosedur Penelitian
Sterilisasi Alat dan Bahan
Sebelum melakukan penelitian alat
yang digunakan dicuci bersih dan
dikeringkan,
kemudian
disterilkan
dengan autoclave selama 15 menit pada
suhu 121°C dan tekanan 1 atm. Setelah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
525
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
selesai alat tersebut dikeringkan dalam
oven dengan suhu 70°C.
Preparasi Sampel
Kulit buah mahoni yang akan
digunakan sebagai sampel dilakukan
sortasi basah untuk membersihkan
kotoran yang menempel pada kulit buah
mahoni dan dilakukan pencucian dengan
air mengalir supaya meminimalisir
jumlah mikroba. Kulit buah mahoni yang
sudah dicuci kemudian dirajang halus.
Setelah itu baru dilakukan pengeringan
dengan
cara
diangin-anginkan.
Kemudian dilakukan sortasi kering untuk
pemilihan bahan baku yang sudah rusak
setelah proses pengeringan. Kulit buah
mahoni
yang
sudah
dikeringkan
haluskan hingga menjadi serbuk.
Ekstraksi
Kulit
Buah
Mahoni
(Swietenia mahagoni (L.) Jacq)
Pada ekstraksi maserasi simplisia
kulit buah mahoni ditimbang 500 gram,
setelah itu dimaserasi menggunakan
pelarut etanol 96% dengan 3 kali
perendaman atau sampai pelarut bening
total pelarut sebanyak 5 liter dalam
wadah tertutup. Maserat kemudian
disaring dengan kertas saring, ampas
yang didapat dari maserat I dimaserasi
kembali dengan pelarut baru selama 24
jam seperti cara di atas sehingga didapat
hasil maserat II dan maserat III. Maserat
yang didapat diuapkan secara vakum
menggunakan penguap putar (rotary
vacuum evaporator). Ekstrak pasta yang
dihasilkan di simpan di dalam botol.
Pada ekstraksi perkolasi simplisia
kulit buah mahoni ditimbang 500 gram,
kemudian
dimasukkan
kedalam
perkolator direndam dengan pelarut
etanol 96% selama setengah jam.
Selanjutnya kran perkolator dibuka
dengan kecepatan laju alir 1 ml/menit
melalui
sekat
berpori.
Pelarut
dimasukkan secara kontinyu dari atas
mengalir lambat melewati simplisia yang
berupa
serbuk
kasar.
Melalui
pembaharuan
terus-menerus
yang
berlangsung hingga bahan dan pelarut
kontak secara setimbang. Kemudian
diperoleh tetesan ekstrak yang keluar
dari perkolator. Hasil dari perkolat
diuapkan secara vakum menggunakan
penguap
putar
(rotary
vacuum
evaporator). Ekstrak pasta yang didapat
disimpan dalam botol.
Skrining Fitokimia
Uji
fitokimia
dilakukan
dengan
menggunakan
pereaksi
pendeteksi
golongan pada tabung reaksi. Uji
fitokimia yang dilakukan meliputi :
a. Analisis Flavonoid
2 ml ekstrak kulit buah mahoni
ditambah serbuk Mg dan 1 ml HCl
pekat kemudian dikocok. Hasil
positif
ditandai
dengan
terbentuknya
warna
merah,
kuning atau warna jingga.
b. Analisis Tanin
2 ml ekstrak kulit buah mahoni
ditambah 1 ml besi(III) 10%. Hasil
positif ditandai dengan terbentuknya
warna biru tua atau hijau kehitaman.
c. Analisis Alkaloid
2 ml ekstrak kulit buah mahoni
ditambah dengan 1 ml HCl 1% dan 1
ml pereaksi Mayer. Hasil positif
ditandai dengan terbentuknya warna
merah muda dan endapan putih.
d. Analisis Saponin
2 ml ekstrak kulit buah mahoni
ditambah asam klorida kemudian
dikocok.
Hasil
positif
ditandai
dengan adanya busa stabil selama 5
menit.
Uji Antibakteri
Metode pengujian efek antibakteri
yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu
metode
Kirby-Bauer
(difusi
cakram). Untuk pengujian ini digunakan
media Salmonella & Shigella Agar (SSA)
yang sudah dituangkan dan memadat di
dalam cawan petri. Konsentrasi ekstrak
menggunakan blank disk steril. Sebelum
bakteri ditanam pada media SSA bagian
bawah cawan petri dibagi menjadi tiga
dan diberi kode menggunakan kertas
stiker label. Cotton swab dicelupkan ke
dalam suspensi bakteri dan ratakan pada
permukaan media SSA Kertas cakram
steril diletakkan perlahan-lahan di media
SSA sesuai dengan bagian media yang
telah diberikan label atau tanda pada
masing-masing konsentrasi lalu blank
disk dicelupkan kedalam ekstrak yang
sudah dibuat dengan konsentrasi yang
sesuai. Ulangi terhadap masing-masing
konsentrasi (5%, 25%, 50%, 75%,
100%). Kontrol positif yang digunakan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
526
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
antibiotik kloramfenikol dan kontrol
negatif
yang
digunakan
akuades
diletakkan pada permukaan media SSA
dengan sedikit penekanan agar disk
melekat
dengan
baik,
kemudian
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
jam. Uji ini dilakukan dengan 3 kali
pengulangan.
HASIL
Ekstraksi Kulit Buah Mahoni
Hasil
yang
didapatkan
pada
ekstraksi kulit buah mahoni yaitu Hasil
rendemen pada kulit buah mahoni
dengan
proses
ekstraksi
maserasi
3,316% dan proses ekstraksi perkolasi
2,852% dapat dilihat dari tabel 1.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Rendemen Ekstrak Kulit Buah Mahoni
Metode
Jenis Ekstrak
Berat
Berat Ekstrak
Persen
Ekstraksi
Serbuk
(g)
rendemen
(g)
(%)
Maserasi
Ekstrak Pasta
500
16,58
3,316
Perkolasi
Ekstrak Pasta
500
14,26
2,852
Skrining Fitokimia Kulit Buah Mahoni
Hasil
ekstrak
dilakukan
uji
skrining fitokimia menunjukkan bahwa
kulit
buah
mahoni
mengandung
metabolit sekunder alkaloid, flavonoid,
tannin dan saponin yang dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Mahoni
Pengujian Metode Perkolasi
Metode
Keterangan
Maserasi
Alkaloid
Larutan
berwarna Larutan berwarna
Positif
merah muda dan merah muda dan
terdapat
endapan terdapat endapan
putih
putih
Flavonoid
Larutan
berwarna Larutan berwarna
Positif
kuning
jingga
Saponin
Terbentuk
busa Terbentuk
busa
Positif
stabil
stabil
Tanin
Larutan
berwarna Larutan berwarna
Positif
hitam kehijauan
hitam kehijauan
Identifikasi Bakteri
Pada penelitian ini dilakukan uji
identifikasi bakteri yang menunjukkan
hasil bakteri yang digunakan benar
bakteri Escherichia coli yang dapat dilihat
dengan hasil pewarnaan berwarna
merah.
Uji Aktivitas Antibakteri
Dilakukan uji antibakteri pada kulit
buah mahoni pada konsentrasi 5%,
25%, 50%, 75%, dan 100% secara
ekstraksi maserasi dan perkolasi dapat
dilihat pada tabel 3.
Analisis Data
Pada analisis data uji normalitas
menunjukkan bahwa hasil analisis data
berdistribusi secara normal (P>0,05)
baik pada ekstraksi maserasi maupun
ekstraksi perkolasi. Syarat pertama
untuk melakukan uji One Way Anova
telah terpenuhi. Hasil uji One Way Anova
menunjukkan bahwa nilai signifikannya
(0,000 < 0,05).
Hasil
Uji
Post
Hoc
LSD
menunjukkan
masing-masing
konsentrasi dengan ekstraksi maserasi
dan ekstraksi perkolasi berpengaruh
secara signifikan dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Dilihat dari hasil mean difference
keseluruhan
yang
paling
memiliki
perbedaan bermakna dari ekstraksi
perkolasi
pada
konsentrasi
75%
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
527
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
sedangkan ekstraksi maserasi pada
konsentrasi 100%.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah Mahoni.
Diameter RataRata-rata
rata Zona Hambat
Metode
Zona
P(mm)
Konsentrasi
Ekstraksi
Hambat
value
Pengulangan
(mm)
I
II
III
5%
7,98
8,65
8,15
8,26
25%
8,75
8,68
8,58
8,67
Maserasi
50%
9,45
9,43
9,18
9,35
75%
9,65 10,28 10,30
10,07
100%
10,28 10,50 10,58
10,45
Kontrol Positif 26,75 26,65 26,50
26,63
Kontrol
0
0
0
0
0,000
Negatif
5%
7,60
7,18
7,38
7,38
25%
8,63
8,48
8,28
8,46
Perkolasi
50%
8,95
9,35
9,45
9,25
75%
9,28
9,38 10,68
9,78
100%
10,03 10,28 10,63
10,31
PEMBAHASAN
Ekstraksi Kulit Buah Mahoni
Pada proses pembuatan simplisia
yang akan digunakan dalam proses
ekstraksi,
dilakukan
sortasi
basah
dengan tujuan meminimalkan dan
memisahkan bahan uji dari kotoran yang
menempel. Kulit buah mahoni dicuci
dengan
air
mengalir
kemudian
dikeringkan
dengan
cara
dianginanginkan. Pengeringan bertujuan untuk
mengurangi kadar air yang ada di dalam
kulit buah mahoni sehingga tidak dapat
ditumbuhi jamur dan memudahkan
proses penarikan senyawa kimia yang
terdapat
didalamnya.
Proses
pengeringan harus terhindar dari sinar
matahari secara langsung, agar tidak
merusak kandungan senyawa yang ada
di dalam sampel karena beberapa
senyawa yang terkandung di dalam
sampel
tidak
tahan
terhadap
pemanasan. Simplisia yang sudah
dikeringkan kemudian dihaluskan untuk
mendapatkan partikel yang jauh lebih
kecil sehingga pelarut lebih mudah
kontak dengan bahan dan berdifusi lebih
banyak ke dalam partikel sehingga
proses ekstraksi berlangsung lebih baik.
Partikel sampel yang halus akan
memperluas daya pelarutan sehingga
pelarutan komponen pada sampel dapat
lebih merata (Suhendy et al, 2007).
Ekstrak kulit buah mahoni yang
didapat yaitu ekstrak pasta. Setelah
didapatkan
ekstrak
dilakukan
perhitungan rendemen ekstrak. Hasil
rendemen pada kulit buah mahoni
dengan
proses
ekstraksi
maserasi
3,316% dan proses ekstraksi perkolasi
2,852%. Tujuan perhitungan rendemen
untuk mengetahui jumlah senyawa aktif
yang terkandung dalam sampel apabila
jumlah rendemen semakin banyak maka
jumlah senyawa aktif atau metabolit
sekunder yang terkandung dalam sampel
semakin banyak (Hasnaeni et al, 2019).
Rendahnya nilai persentase rendemen
disebabkan karena kulit buah mahoni
termasuk kedalam tumbuh-tumbuhan
yang keras sehingga simplisia yang
dihasilkanpun sukar halus dan dapat
menyebabkan
pelarut
tidak
dapat
menyerap sempurna pada simplisia.
Skrining Fitokimia Kulit Buah Mahoni
Hasil
ekstrak
dilakukan
uji
skrining fitokimia yang berjuan untuk
mengetahui
kandungan
senyawa
metabolit sekunder yang ada di dalam
kulit buah mahoni. Hasil yang didapatkan
adalah kulit buah mahoni positif
mengandung
senyawa
alkaloid,
flavonoid, tanin dan saponin pada
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
528
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
masing
masing
metode
ekstraksi
maserasi dan perkolasi.
Identifikasi Bakteri
Pada penelitian ini dilakukan uji
identifikasi bakteri yang bertujuan untuk
memastikan bahwa benar yang akan
digunakan pada penelitian merupakan
jenis bakteri Escherichia coli, identifikasi
ini dilakukan dengan cara pewarnaan
gram yang akan diamati dibawah
mikroskop.
Dari
hasil
pewarnaan
menunjukkan bahwa bakteri berwarna
merah dapat dinyatakan sebagai bakteri
gram negatif dan berbentuk batang.
Escherichia coli menunjukkan hasil
warna merah muda disebabkan karena
Escherichia coli memiliki komposisi
dinding sel yang sebagian besar tersusun
dari lapisan lipid yang mudah rusak saat
dicuci dengan alkohol, sehingga pada
saat
pewarnaan
kurang
dapat
mempertahankan zat warna kristal violet
dan saat diwarnai safranin akan
berwarna merah (Baehaqi et al., 2015).
Uji Aktivitas Antibakteri
Uji
aktivitas
antibakteri
ini
dilakukan dengan menggunakan metode
difusi kertas cakram dan direplikasi
sebanyak 3 kali. Pemilihan metode difusi
kertas cakram karena mudah dan
sederhana untuk menentukan aktivitas
antibakteri sampel yang akan diuji, dan
disk cakram dapat menyerap ekstrak
dengan baik sehingga ekstrak tidak akan
meluas ke media (Putra, 2015). Dalam
pembuatan
suspensi
bakteri
dibandingkan dengan standar kekeruhan
Mc Farland 0,5 sehingga setara dengan
suspensi bakteri (Prihandani et al, 2015).
Pada
penanaman
bakteri
Escherichia coli di media dilakukan
metode streak plate dengan cara
mengoleskan jarum ose yang berisikan
biakan bakteri diatas media secara zig
zag. Konsentrasi yang digunakan yaitu
5%, 25%, 50%, 75% dan 100% pada
masing-masing metode ekstraksi dengan
kontrol positif antibiotik kloramfenikol
dengan cara melarutkan 1 gram serbuk
kloramfenikol dengan 10 ml akuades.
Kloramfenikol
adalah
antibakteri
spektrum luas dengan mekanisme kerja
menghambat sintesis protein
atau
bersifat bakteriostatik. Kontrol Negatif
dengan
menggunakan akuades yang
bersifat netral dan tidak beracun yaitu
akuades, tidak memiliki zona hambat.
Hasil uji aktivitas antibakteri
dengan
ekstraksi
maserasi
pada
konsentrasi 5% sudah terdapat zona
hambat sebesar 8,26 mm yang masuk
kedalam kriteria sedang dalam kekuatan
daya hambat antibakteri sedangkan
pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan
100% menurut Davis dan Stout (1997)
dalam kekuatan daya hambat antibakteri
termasuk
kategori
sedang
karena
memiliki range diameter zona hambat
dengan 5-10 mm. Pada ekstraksi
perkolasi konsentrasi 5% sudah terdapat
zona hambat sebesar 7,38 mm yang
masuk kedalam kriteria sedang dalam
kekuatan daya hambat antibakteri
sedangkan pada konsentrasi 25%, 50%,
75% dan 100% menurut Davis dan Stout
(1997) dalam kekuatan daya hambat
antibakteri termasuk kategori sedang
karena memiliki range diameter zona
hambat dengan 5-10mm.
Analisis Data
Uji normalitas yang bertujuan
untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data. Hasil uji dengan dengan
shapiro wilk menunjukkan bahwa hasil
analisis data berdistribusi secara normal
(P>0,05) baik pada ekstraksi maserasi
maupun ekstraksi perkolasi. Syarat
pertama untuk melakukan uji One Way
Anova telah terpenuhi.
Uji One Way Anova dilakukan untuk
mengetahui signifikan daya hambat yang
berpengaruh
terhadap
bakteri
Escherichia coli. Hasil uji One Way Anova
menunjukkan bahwa nilai signifikannya
(0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan
H1 diterima yang menunjukkan bahwa
ada pengaruh aktivitas antibakteri pada
kulit buah mahoni sebagai penghambat
pertumbuhan Escherichia coli.
Uji Post Hoc LSD dilakukan untuk
mengetahui
perbedaan
konsentrasi
ekstrak kulit buah mahoni mana saja
yang berpengaruh secara signifikan
dalam
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Escherichia
coli
antara
konsentrasi satu dengan yang lain. Dari
hasil uji setiap konsentrasi dibandingkan
dengan
konsentrasi
lainnya.
Hasil
P<0,05 menunjukkan perbedaan yang
signifikan,
sedangkan
P>0,05
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
529
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
menunjukan hasil yang tidak signifikan.
Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan
masing-masing
konsentrasi
dengan
ekstraksi
maserasi
dan
ekstraksi
perkolasi berpengaruh secara signifikan
dalam
menghambat
pertumbuhan
bakteri Escherichia coli. Dilihat dari hasil
mean difference keseluruhan yang paling
memiliki perbedaan bermakna dari
ekstraksi perkolasi pada konsentrasi
75% sedangkan ekstraksi maserasi pada
konsentrasi 100% sehingga dapat
disimpulkan bahwa antibakteri dengan
ekstraksi maserasi lebih baik dari pada
ekstraksi perkolasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan
pada
penelitian
ini
maka
dapat
disimpulkan bahwa pada konsentrasi 5%
ekstrak kulit buah mahoni metode
ekstraksi maserasi sudah berpengaruh
SARAN
Berdasarkan uraian yang dicapai
pada
penelitian
ini
maka
dapat
disarankan untuk dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai ekstrak kulit buah
mahoni
dengan
pelarut
yang
kepolarannya
atau
konsentrasinya
berbeda.
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai kulit buah mahoni
dengan pemilihan metode ekstraksi
panas dan perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui adakah
bakteri atau jamur yang mampu
dihambat sangat kuat oleh kulit buah
mahoni.
DAFTAR PUSTAKA
Baehaqi, Y. K., Putriningsih, P. A. S., &
Suardana, I. W. (2015). Isolasi dan
Identifikasi Escherichia coli O157:
H7 Dada Sapi Bali Di Abiansemal,
Badung,
Bali. Jurnal
Indonesia
Medicus Veterinus 4(3): 267-278.
Bakri, Z., Hatta, M. dan Massi, M.N.
(2015).
Deteksi
Keberadaan
Bakteri Escherichia coli O157: H7
pada Feses Penderita Diare Dengan
Metode
Kultur
dan
PCR. Jst
Kesehatan 5(2): 184-192.
sebagai antibakteri dan konsentrasi
25%,
50%,
75%,
100%
pun
berpengaruh sebagai antibakteri dengan
kategori kekuatan daya hambat sedang.
Pada konsentrasi 5% ekstrak kulit
buah mahoni metode ekstraksi perkolasi
sudah berpengaruh sebagai antibakteri
dan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%
pun berpengaruh sebagai antibakteri
dengan kategori kekuatan daya hambat
sedang.
Pada penelitian ini ekstrak kulit
buah mahoni dengan metode ekstraksi
maserasi lebih baik sebagai aktivitas
antibakteri dibandingkan dengan metode
ekstraksi perkolasi. . Dilihat dari hasil
mean difference uji LSD keseluruhan
yang
paling
memiliki
perbedaan
bermakna dari ekstraksi perkolasi pada
konsentrasi 75% sedangkan ekstraksi
maserasi pada konsentrasi 100%.
Davis and Stout. (1997). Disc Plate
Method of Microbiology Antibiotic
Essay. J. Of Microbiology 22: 4-9.
Falah, S., Suzuki, T., & Katayama, T.
(2013). Chemical constituents from
Swietenia macrophylla bark and
their antioxidant activity. Pak. J
Biol Sci. 11(6).
Hafsari, A.R., Cahyanto, T., Sujarwo, T.
and Lestari, R.I. (2015). Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Beluntas (Pluchea indica (L.)
LESS.) Terhadap Propionibacterium
acnes Penyebab Jerawat. Jurnal
Istek 9(1).
Hasnaeni, H., & Wisdawati, W. (2019).
Pengaruh
Metode
Ekstraksi
Terhadap Rendemen Dan Kadar
Fenolik Ekstrak Tanaman Kayu
Beta-Beta
(Lunasia
amara
Blanco). Jurnal Farmasi Galenika
(Galenika Journal of Pharmacy)(eJournal) 5(2): 175-182.
Kemenkes, R.I. (2019). Data dan
Informasi
Profil
Kesehatan
Indonesia Tahun 2018. Jakarta:
Kemenkes RI.
Monem, M.A., Mohamed, E.A., Awad,
E.T.,
Ramadan,
A.H.M.
and
Mahmoud, H.A. (2014). Multiplex
PCR as Emerging Technique for
Diagnosis of Enterotoxigenic E. coli
Isolates from Pediatric Watery
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
530
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Diarrhea. Journal
of
American
Science 10(10).
Prihandani, S. S. (2015). Uji Daya
Antibakteri Bawang Putih (Allium
sativum L.) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Salmonella typhimurium dan
Pseudomonas aeruginosa dalam
Meningkatkan
Keamanan
Pangan.Bogor:
Balai
Besar
PenelitianVeteriner
Suhendy, H., Mutaafifah, S., & Nofianti,
T.
(2021).
Uji
Aktivitas
Antidiabetes Ekstrak N-Heksana,
Etil Asetat, Etanol Daun Pohpohan
(Pilea Trinervia Wight.) Pada Mencit
Yang Diinduksi Aloksan. Journal Of
Pharmacopolium 4(1).
Verawati,
V.,
Nofiandi,
D.
and
Petmawati, P. (2017). Pengaruh
Metode Ekstraksi Terhadap Kadar
Fenolat
Total
Dan
Aktivitas
Antioksidan
Daun
Salam
(Syzygium polyanthum (Wight)
Walp.). Jurnal Katalisator 2(2): 5360.
Putra, I. M. A. S. (2015). Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Sirsak (Annonae muricata L.)
dengan Metode Difusi Agar Cakram
Terhadap Escherichia coli. Jurnal
Ilmiah Medicamento 1(1): 15-19.
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Maret 2022
531