MAKALAH MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
DISTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Pof. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., ME.
Dr. Dra. Hj. Aprillitzavivayarti, M.M.
Dr. Friscilla Wulan Tersta, S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 4 :
Nia Lilik Ayu Nur Indah Sari (A1D521026)
Pandhu Qistiawan (A1D521027)
Ryan Ilhamsyah (A1D521064)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Distribusi Pembiayaan
Pendidikan”, makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen
Pembiayaan Pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya sangat melelahkan. Namun, karena ada bantuan dari
banyak pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih ini kami berikan kepada:
1. Bapak Pof. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., ME., Ibu Dr. Dra. Hj. Aprillitzavivayarti, M.M., dan Dr.
Friscilla Wulan Tersta, S.Pd.,M.Pd sebagai Dosen Pengampu.
2. Para penulis atau penerbit buku maupun situs-situs internet yang memperkenankan
mengalihkan hak cipta karyanya kepada kami untuk dipelajari.
3. Teman-teman yang ikut serta membantu menyelesaikan tugas kelompok pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Sehingga, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah ini, agar kami dapat meningkatkan mutu dalam penyajian
berikutnya.
Jambi, 29 Februari 2024
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Distribusi ............................................................................................................. 3
2.2 Biaya Pendidikan................................................................................................................... 4
2.3 Sumber Biaya Pendidikan ..................................................................................................... 5
2.4 Komponen Pembiayaan Pendidikan...................................................................................... 6
2.5 Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan ................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 10
3.2 Saran .................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biaya pendidikan adalah suatu hal yang berbentuk instrumental dan sangat penting umtuk
mempersiapkan tenaga kependidikan melalui program yang diselenggarakan di lingkup
pendidikan. Masyarakat membutuhkan pendidikan yang berkualitas, terkadang masih berhadapan
dengan situasi kondisi sekolah, contohnya kurangnya guru yang bermutu, biaya sekolah yang
terbatas, sarana yang belum mencukupi, lingkungan sekolah yang tidak kondusif. Sekolah dapat
menciptakan lingkungan yang baik dengan kerjasama antar orangtua dan siswa. Pendanaan dalam
proses penyelenggaraan sekolah telah menjadi prioritas utama dalam proses pendidikan dasar.
Terkait dengan kebijakan pembiayaan, tanggung jawab ini ada pada pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan orang tua yang dituju. Keputusan pendanaan pendidikan akan mempengaruhi layanan
yang diberikan kepada siswa maupun tenaga kependidikan di lembaga tersebut. Pengelolaan
keuangan yang baik untuk menstabilkan keuangan sekolah dengan mendirikan beberapa tempat
makanan (kantin dan koperasi) dan selain itu tempat percetakan (Susiana, 2016). .
Menurut Oktafia (2017) Distribusi pembiayaan dalam lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuan pengelolaan distribusi dana pendidikan yang telah ditetapkan guna mensukseskan tujuan
sekolah yang berkualitas. Konsep pembiayaan Pendidikan bisa dijabarkan sebagai cara
memperoleh uang atau dana Pendidikan untuk membiayai atau memenuhi semua kebutuhan
lembaga Pendidikan tersebut entah dari mana uang tersebut berasal, kemana uang itu dibelanjakan,
dan kepada siapa uang itu dibelanjakan. Kemudian ada hal penting mengenai distribusi
pembiayaan Pendidikan mencakup fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Oleh karena itu
penekanan pada pembiayaan Pendidikan dan kebutuhan ekonomi Pendidikan itu sangat berbeda.
Pelaksanaan distribusi merupakan penyaluran barang dalam hal ini berupa dana BOS atau dana
BOP PAUD yang disalurkan dari pemerintah ke sekolah yang membutuhkan bantuan dana tersebut
untuk membiayai segala bentuk proses Pendidikan yang berlangsung agar memenuhi standar yang
diharapkan. Dalam penggunaan dana, setiap sekolah harus mengkoordinasikan dan merumuskan
rencana utama pembiayaan Pendidikan yaitu merencanakan rencana pembiayaan sekolah dan
membuat keputusan besar di bidang-bidang utama yaitu proyek Pendidikan harus dipromosikan.
1
Pendanaan, sistem perpajakan untuk pembiayaan proyek dan sistem penyaluran dana negara
menurut kabupaten atau wilayah Pendidikan sekolah (Roji, et al, 2020).
Yang menjadi masalah adalah, bagaimana masalah pembiayaan dikelola dengan baik oleh
lembaga pendidikan di Indonesia, jumlahnya sangat banyak. Lebih dari itu, problem yang sering
muncul di permukaan adalah bahwa lembaga pendidikan tidak mampu mengelola dengan baik
anggaran yang ada, sehingga mengalami kesenjangan dalam pelaksanaan. Keterbatasan dana
menuntut pengelola lembaga pendidikan untuk kreatif, peka terhadap peluang, membangun relasi,
serta mengelola dana yang ada dengan baik. Makalah ini akan mengupas tentang distribusi, konsep
biaya pendidikan, sumber biaya pendidikan, komponen pembiyaan pendidikan, dan efesiensi
pembiayaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Distribusi?
2. Apa Konsep Biaya Pendidikan?
3. Apa Saja Sumber Biaya Pendidikan?
4. Bagaimana Komponen Pembiayaan Pendidikan?
5. Bagaimana Efesiensi Pembiayaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Distribusi.
2. Untuk Mengetahui Konsep Biaya Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Sumber Biaya Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Komponen Pembiayaan Pendidikan
5. Untuk Mengetahui Efesiesi Pembiayaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen
dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi
tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu dan tempat. Distribusi merupakan
sekumpulan organisasi yang membuat sebuah proses kegiatan penyaluran suatu barang atau jasa
siap untuk dipakai atau konsumsi oleh para konsumen (pembeli). Istilah distribusi adalah suatu
sistem yang menunjukkan segala sesuatu/sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan
dalam antisipasinya disebut dengan istilah distribusi. Tetapi kita seharusnya tidak membatasi
pengertian distribusi tidak hanya itu saja. Banyak organisasi perusahan menyimpan jenis-jenis
distribusi lain seperti : uang, ruang fisik buka tutup, bangunan pabrik, peralatan dan tenaga kerja
untuk memenuhi permintaan akan produk dan jasa (Karundeng, 2018).
Menurut Basu yang dikutip oleh Zulkarrnaen (2020), distribusi adalah saluran pemasaran
yang dipakai oleh pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industry atau konsumen.
Lembaga yang terdapat pada saluran distribusi adalah produsen, distributor, konsumen atau
industri. Menurut Dewantara (2020) Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasil penjualan
produk) kepada faktor-faktor produksi yang akan menentukan pendapatan, dalam kamus bahasa
Indonesia dijelaskan distribusi adalah penyaluran barang dari satu tempat ke tempat yang lain.
Secara harafiah, distribusi merujuk pada tindakan atau proses membagi atau
mendistribusikan sesuatu di antara beberapa entitas atau lokasi yang berbeda. Distribusi juga dapat
merujuk pada pola penyebaran atau penempatan barang atau informasi secara geografis atau dalam
suatu sistem. Dalam konteks umum distribusi merujuk pada proses pengiriman, penyaluran, atau
pembagian barang, sumber daya, atau informasi ke berbagai tempat atau pihak yang berbeda. Ini
melibatkan pengaturan, pengorganisasian, dan pengiriman barang atau informasi tersebut agar
sampai ke tujuan yang dituju. Dalam konteks statistic, distribusi merujuk pada pola penyebaran
atau peralatan data dalam suatu himpunan. Ini melibatkan pemetaan atau grafik untuk
menggambarkan frekuensi atau kecenderungan data di seluruh rentang nilai yang mungkin. Dalam
konteks pembiayaan pendidikan, istilah distribusi dapat merujuk pada alokasi atau penyaluran
dana atau sumber daya ke berbagai sektor atau tingkat pendidikan. Ini melibatkan pembagian atau
3
penyebaran sumber pembiayaan untuk pendidikan secara merata atau sesuai dengan kebutuhan
dan prioritas yang ditetapkan (Haryanto, 2016).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi merupakan
suatu sistem atau proses yang melibatkan penyaluran atau alokasi segala sesuatu yang berkaitan
dengan organisasi, baik itu barang, jasa, uang, ruang fisik, bangunan, peralatan, dan tenaga kerja.
Distribusi tidak hanya terbatas pada penyaluran produk fisik, tetapi juga mencakup penyaluran
dana atau sumber daya ke berbagai sektor atau kebutuhan yang berbeda, seperti dalam pendidikan.
Secara umum, distribusi melibatkan berbagai pihak, termasuk produsen, distributor, dan konsumen,
serta merupakan bagian integral dari saluran pemasaran suatu produk atau jasa. Oleh karena itu,
distribusi dapat dianggap sebagai proses yang penting dalam memenuhi permintaan pasar dan
menentukan pendapatan serta alokasi sumber daya dalam suatu sistem ekonomi.
2.2 Biaya Pendidikan
Biaya (cost) adalah jumlah uang yang disediakan atau dialokasikan dan digunakan atau
dibelanjakan untuk terlaksana berbagai fungsi atau kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
dalam proses manajemen. Disisi lain, biaya adalah harga pokok yang merupakan gambaran
pengorbanan dalam pengertian kauntitatif pada saat brang dan jasa dipertukarkan (Mulyono, 2010).
Dengan kata lain biaya adalah nilai barang dan jasa yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan.
Blocher yang dikutip oleh Gani (2019) mendefinisikan biaya sebagai penggunaan sumber daya
yang mempunyai konsekuensi keuangan.
Menurut Amri (2021) difinisi biaya dapat dilihat dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Berdasarkan definisi tersebut maka unsur pokok biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
biaya dalam satuan uang, biaya yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi, dan
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Mas’ud Machfoeds yang dikutip oleh Gani (2019),
mengemukakan biaya adalah beban terhadap penghasilan karena organisasi menggunakan
sumberdaya ekonomi.
Sedangkan menurut Syaifulloh (2020) mengemukakan bahwa biaya adalah harga
perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan
dipakai sebagai pengurang penghasilan. Menurut Morphet (Maksum, 2010) memandang bahwa
4
pendidikan merupakan investasi dalam manusia. Sebagai suatu investasi pendidikan harus
dilakukan secara rasional karena itu diperlukan biaya yang besar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan
adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian semua sumber-sumber daya yang diperlukan
dalam pembuatan produk pendidikan dan biaya yang dikeluarkan untuk penghasilan output
pendidikan hingga output pendidikan tersebut siap untuk dijual dan memperoleh pendapatan.
Menurut Yudianto, et al (2021) Biaya pendidikan satuan pendidikan, seperti sekolah dasar,
sekolah menengah, dan perguruan tinggi, dapat bervariasi tergantung pada faktor, termasuk jenis
sekolah, lokasi geografis, fasilitasi yang disediakan, dan di tingkat pendidikan yang ditawarkan.
Biaya pendidikan ini dapat mencakup biaya pendaftaran, uang kuliah, buku, seragam, biaya
administrasi, biaya kegiatan ekstrakulikuler, dan biaya lainnya yang terkait dengan pendidikan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa biaya pendidikan satuan pendidikan dapat berbeda-beda di
setiap negara, bahkan di dalam satu negara pun dapat berbeda di setiap wilayah atau lembaga
pendidikan tertentu. Selain itu, biaya pendidikan juga dapat berubah dari tahun ke tahun karena
faktor-faktor seperti inflasi atau kebijakan pemerintah.
2.3 Sumber Biaya Pendidikan
Menurut Yudianto, et al. (2021) Di Indonesia, terdapat beberapa sumber pembiayaan
pendidikan bagi satuan pendidikan, baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Berikut adalah
beberapa sumber pembiayaan pendidikan satuan pendidikan di Indonesia :
1) Anggaran pemerintah : Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana melalui anggaran
pendidikan untuk mendukung pembiayaan satuan pendidikan dana ini dapat digunakan untuk
pembangunan infrastruktur, pembelian peralatan, gaji guru, bantuan operasional sekolah dan
program-program pendidikan lainnya.
2) Dana bantuan pemerintah: selain anggaran pendidikan pemerintah juga memberikan dana
bantuan khusus kepada satuan pendidikan contohnya adalah Program Indonesia Pintar (PIP)
yang memberikan bantuan biaya pendidikan bagi siswa yang membutuhkan, dan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada sekolah untuk mendukung operasional
pendidikan.
5
3) Penguatan sekolah: satuan pendidikan diizinkan untuk melakukan penguatan kepada siswa
sebagai sumber pendapatan tambahan. Penguatan ini dapat digunakan untuk kegiatan
ekstrakurikuler, pembelian buku, pembelajaran peralatan, dan peningkatan kualitas pendidikan.
4) Sumbangan masyarakat: masyarakat termasuk orang tua siswa dapat memberikan sumbangan
dalam bentuk uang peralatan atau fasilitas pendukung lainnya. Sumbangan ini dapat digunakan
untuk memperbaiki fasilitas sekolah, mengadakan kegiatan tambahan, atau memberikan
beasiswa kepada siswa.
5) Dana Corporate social responsibility (CSR) : beberapa perusahaan memiliki program CSR
yang mendukung pendidikan. Perusahaan dapat memberikan donasi kepada satuan pendidikan
dalam bentuk dana, peralatan, atau program-program pendiddana lainnya.
6) Pinjaman dan pendanaan swasta : satuan pendidikan juga dapat mencari sumber pendanaan
dari lembaga keuangan atau lembaga swasta mereka dapat mengajukan pinjaman untuk
membiayai pembangunan infrastruktur atau proyek pendidikan lainnya selain itu ada juga
lembaga atau yayasan swasta yang memberikan dana hibah atau beasiswa bagi satuan
pendidikan tertentu.
Perlu diketahui bahwa sumber pembiayaan dapat bervariasi tergantung pada jenis satuan
pendidikan tingkat pendidikan dan kebijakan masing-masing daerah selain itu regulasi terkait
pembiayaan pendidikan dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
2.4 Komponen Pembiayaan Pendidikan
Menurut Mu’taman (2019) Komponen pembiayaan pendidikan dapat mecakup beberapa
elemen yang terkait dengan biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pendidikan. Berikut
adalah beberapa komponen umum yang berkait dengan pembiayaan pendidikan:
1) Biaya pendaftaran : Biaya yang harus dibayarkan saat mendaftar ke institusi pendidikan, baik
itu sekolah dasar, sekolah menengah, atau perguruan tinggi. Biaya pendafataran biasanya
bersifat satu kali dan non-refundable.
2) Uang kuliah : biaya yang harus dibayarkan setiap semester atau tahun akademik sebagai
kompensasi atas pengajran dan fasilitas yang disediakan oleh institusi pendidikan. Uang kuliah
dapat bervariasi berdasarkan jenis sekolah atau tingkat pendidikan.
6
3) Biaya buku dan materi pelajaran : biaya ynag terkait dengan pembelian buku teks, referensi,
dan materi pendidikan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. Biaya ini bisa
berbeda setiap tahun akademik dan tergantung pada program studi yang diikuti.
4) Seragam dan perlengkapan : biaya yang terkait dengan pembelian seragam sekolah atau
perguruan tinggi serta perlengkapan pendidikan seperti tas, peralatan tulis, dan perlengkapan
praktikum atau laboratorium.
5) Biaya kegiatan ekstrakurikuler : biaya yang terkait dengan kegiatan ekstrakulikuler seperti
olahraga, seni, klub, atau organisasi mahasiswa. Biaya ini dapat meliputi pendaftaran seragam,
alat, atau biaya partisipasi.
6) Biaya perpustkaan dan akses internet : biaya yang terkait dengan akses ke fasiltasi
perpustakaan dan layanan internet di institusi pendidikan. Ini mungkin termasuk biaya
keanggotaan, biaya fotokopi, atau biaya akses internet.
7) Biaya transportasi : biaya yang terkait dengan transportasi harian atau perjalanan ke dan dari
institusi pendidikan. Ini bisa mencakup biaya bahan bakar, tiket transportasi umum, atau biaya
parkir.
8) Biaya akomodasi dan makan : biaya yang terkait dengan akomodasi dan makanan bagi siswa
atau mahasiswa yang tinggal di asrama atau fasilitas perumahan kampus. Biaya ini mungkin
termasuk sewa kamar, makanan kantin, atau biaya dapur bersama.
9) Biaya administrasi : biaya yang terkait dengan administrasi seperti biaya administrasi
pendaftaran, biaya pemerosesan dokumen, atau biaya lainnya yang berkaitan dengan proses
administratif di institusi pendidikan.
2.5 Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan
Efisiensi menggambarkan hubungan antara input dan output, atau antara masukan dan
keluaran. Suatu system yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber masukan.
Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan
yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya pendidikan yang efisien
hanya akan ditentukan oleh ketepatan dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan
memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu prestasi belajar
siswa. Menurut Rahman (2017) Upaya efisiensi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu
Efisiensi internal dan efisiensi eksternal sebagai berikut:
7
1) Suatu system pendidikan inilai memiliki efisiensi internal jika dapat menghasilkan output yang
diharapkan dengan biaya yang minimum.
2) Sementara efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis, yaitu
rasio antara keuntungan finansial sebagai hasil pendidikan (biasanya diukur dengan
penghasilan) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan.
Menurut Sumarson, et al. (2018) Efektifitas dan efisiensi pembiayaan pendidikan
merupakan dua konsep yang berbeda tetapi saling terkait dalam upaya meningkatkan hasil dan
manfaaat dari pengeluaran pendidikan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai efektivitas dan
efisiensi pembiayaan pendidikan:
1. Efektivitas pembiayaan pendidikan : efektivitas pembiayaan pendidikan merujuk pada sejauh
mana dana yang diinvestasikan dalam pendidikan menghasilkan hasil yang diinginkan. Fokus
utama efektivitas adalah pada pencapaian tujuan pendidikan, seperti peningkatan kualitas
pendidikan, tingkat kelulusan, atau hasil belajar siswa. Pembiayaan pendidikan yang efektif
adalah yang menghasilkan dampak positif dan signifikan terhadap pencapaian tujuan
pendidikan yang diinginkan.
2. Efisiensi pembiayaan pendidikan: efisiensi pembiayaan pendidikan berkaitan dengan
penggunaan sumber daya secara optimal untuk mencapai hasil pendidikan yang diinginkan.
Efisiensi melibatkan penilaian terhadap hubungan antara input (misalnya anggaran, sumber
daya manusia) dan output (misalnya kualitas pendidikan, hasil belajar) yang dihasikan dari
pengeluaran tersebut. Pembiayaan pendidikan yang efisien berarti mendapatkan hasil yang
maksimal dengan penggunaan sumber daya yang tersedia secara efektif.
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembiayaan pendidikan, beberapa langkah yang
dapat diambi meliputi:
1) Perencanan yang baik: mengidentifikasi dan mengalokasikan dana dengan cermat berdasarkan
kebutuhan pendidikan yang diidentifikasi secara jelas dan tujuan yang diinginkan.
2) Pengawasan dan evaluasi : memantau dan mengevaluasi penggunaan dana pendidikan serta
mengukur dampak dan hasil dari pengeluaran tersebut.
3) Peningkatan manajemen keuangan : memperbaiki sistem pengelolaan keuangan di lembaga
pendidikan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
8
4) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas : meningkatkan transparansi dalam penggunaan
dana pendidikan serta meningkatkan akuntabilitas dari pihak-pihak yang bertanggung jawab
atas pengelolaan dan penggunaan dana tersebut.
5) Inovasi pendanaan : mencari sumber pendanaan alternative dan diversifikasi pendanaan untuk
memperluas sumber daya dan memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan menurut Fattah (2013) perlu
diarahkan pada hal-hal pokok seperti:
1) Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access),
2) Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival),
3) Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output)
4) Pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat
(equality of outcome).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Distribusi merupakan suatu sistem atau proses yang melibatkan penyaluran atau alokasi
segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi, baik itu barang, jasa, uang, ruang fisik, bangunan,
peralatan, dan tenaga kerja. Distribusi tidak hanya terbatas pada penyaluran produk fisik, tetapi
juga mencakup penyaluran dana atau sumber daya ke berbagai sektor atau kebutuhan yang berbeda,
seperti dalam pendidikan. Secara umum, distribusi melibatkan berbagai pihak, termasuk produsen,
distributor, dan konsumen, serta merupakan bagian integral dari saluran pemasaran suatu produk
atau jasa. Oleh karena itu, distribusi dapat dianggap sebagai proses yang penting dalam memenuhi
permintaan pasar dan menentukan pendapatan serta alokasi sumber daya dalam suatu sistem
ekonomi.
Biaya pendidikan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian semua sumbersumber daya yang diperlukan dalam pembuatan produk pendidikan dan biaya yang dikeluarkan
untuk penghasilan output pendidikan hingga output pendidikan tersebut siap untuk dijual dan
memperoleh pendapatan. Sumber pembiayaan satuan pendidikan terdiri dari anggaran pemerintah,
dana bantuan pemerintah, penguatan sekolah, sumbangan masyarakat, dana corporate social
responsibility (CSR), dan pinjaman serta pendanaan swasta. Adapun komponen pembiayaan
pendidikan yaitu: biaya pendaftaran, uang kuliah, biaya buku dan materi pelajaran, seragam dan
perlengkapan, biaya kegiatan ekstrakurikuler, biaya perpustakaan dan akses internet, biaya
transportasi, biaya akomodasi dan makan, dan biaya administrasi. Ada dua upaya efisiensi
pembiayaan yaitu : efisiensi internal dan eksternal.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Amri, U. (2021). Pengaruh biaya pendidikan terhadap keputusan memilih lembaga
pendidikan. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 2355-22610.
Dewantara, A. (2020). Etika Distribusi Ekonomi Islam (Perbandingan Sistem Distribusi Kapitalis
dengan Sistem Distribusi Islam). Ad-Deenar: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 4(01), 2036.
Fattah, Nanang. (2013). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya.
Gani, R. A. (2019). Pembiayan Pendidikan Madrasah. Jurnal Karimah Tauhid, 3(1).
Haryanto, T. (2016). Pembiayaan Pendidikan di Indonesia: Tinjauan Ekonomi Politik dan
Implikasinya terhadap Kebijakan Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Karundeng, T. N., et al. (2018). Analisis Saluran Distribusi Kayu (Studi Kasus Di Cv. Karya
Abadi, Manado). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 6(3).
Maksum A. (2010). Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar. Journal Education
Management, 4(2).
Mulyono. (2010). Konsep Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Ar-Ruzz Media.
Mu’taman, A., & Santosa, R. (2019). The Analysis of Education Financing Components in
Indonesia: The Study of Elementary Schools in Gunungpati District, Semarang. Journal of
Social Studies Education Research, 10(2), 318-334.
Oktafia. (2017). Implementasi Good Corporate Governance Pada Pondok Pesantren Sebagai
Upaya Peningkatan Daya Saing. Jurnal Ekonomi Islam, 8(1).
Rahman, A. (2017). Efisiensi Dalam Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Kualitas
Pendidikan. Eklektika: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi Pendidikan, 5(2),
87-102.
Roji, M. et al. (2020). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam . Sidoarjo: UMSIDA Press.
Sumarsono, M., & Subekti, I. (2018). Public Expenditure in Education Sector in Indonesia.
Journal of Education and learning, 12(1), 81-89.
Susiana. (2016). Pola Pengelolaan Pembiayaan Madrasah Ibtidaiyah Swasta MIS Al Jihad Medan
Sunggal. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
11
Syaifulloh, M., Wahana, A. N. P. D., & Riono, S. (2020). Imbas Biaya Pendidikan Terhadap Minat
Studi Lanjut di Perguruan Tinggi Kabupaten Brebes. Universitas, 2(4).
Yudianto, et al. (2021). Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Overview Implementasi
Pembiayaan Pendidikan Di Satuan-Satuan Pendidikan. NTB : Yayasan Insan Cendekia
Indonesia Raya.
Zulkarnaen, W., et al.. (2020). Pengembangan Supply Chain Management Dalam Pengelolaan
Distribusi Logistik Pemilu Yang Lebih Tepat Jenis, Tepat Jumlah Dan Tepat Waktu
Berbasis Human Resources Competency Development Di KPU Jawa Barat. Jurnal Ilmiah
Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 4(2), 222-243.
12