Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK
MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
GOVERNMENT AND PRIVATE COLLABORATION: AN EFFORT TO
STRENGTHEN INNOVATION SMALL SCALE FARMERS IN INDONESIA
Dini Gema Wibawa Mukti*, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Jl Raya Jatinangor
Sumedang Km 21 Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Telp 022-7796318
*)
Email: gema.wibawa@unpad.ac.id
(Diterima 06-08-2022; Disetujui 26-12-2022)
ABSTRAK
Pertanian secara global masih didominasi oleh petani skala kecil yang artinya masih diperlukan
investasi untuk mengubah kualitas kehidupan mereka menjadi lebih baik. Investasi pada inovasi
dalam bidang pertanian diharapkan tidak hanya dapat mengentaskan kemiskinan, namun juga dapat
meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan. Untuk menciptakan hal tersebut, maka
diperlukan adanya kolaborasi antar aktor pertanian, sehingga dapat mendorong para aktor untuk
berperan sesuai fungsinya masing-masing, saling memperkuat satu sama lain sehingga secara agregat
dapat meningkatkan produktivitas petani. Pertumbuhan produktivitas, efisiensi usahatani dan
pengurangan dampak pertanian terhadap lingkungan muncul karena berbagai penelitian yang
dilakukan pada sektor pertanian. Masyarakat miskin pedesaan masih mengandalkan pertanian
sebagai mata pencaharian utama mereka, oleh karena itu investasi dalam bidang pertanian menjadi
faktor penting dalam upaya mengurangi kemiskinan di wilayah pedesaan, yaitu dengan upaya
meningkatkan kinerja pertanian. Kolaborasi antara pemerintah dan swasta diharapkan dapat
meningkatkan soft skill maupun hardskill dari masing-masing pihak, sehingga dapat meningkatkan
pelayanan kepada para stakeholder pertanian secara optimal. Pemerintah dan stakeholder pertanian
senantiasa saling berkolaborasi untuk mendorong ekosistem pertanian yang mampu mengatasi
kerawanan pangan dan menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Dengan model kolaborasi yang
tepat, inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan dapat mendorong penguatan industri pertanian dan
meningkatkan tingkat kesejahteraan petani kecil di wilayah pedesaan.
Kata kunci: Investasi, pemerintah, swasta, inovasi
ABSTRACT
Agriculture globally is still dominated by small-scale farmers which means that investment is still
needed to change their quality of life for the better. Investment in innovation in agriculture is
expected to not only alleviate poverty, but also improve the welfare of farmers and rural
communities. To create this, collaboration between agricultural actors is needed, so as to encourage
actors to play roles according to their respective functions, strengthening each other so that in
aggregate it can increase farmers' productivity. Productivity growth, agricultural efficiency and
reducing the impact of agriculture on the environment arise due to various studies conducted on the
agricultural sector. Rural poor still rely on agriculture as their main livelihood, therefore investment
in agriculture is an important factor in efforts to reduce poverty in rural areas, namely by improving
agricultural performance. Collaboration between the government and the private sector is expected
to improve soft skills and hard skills from each party, so as to improve services to agricultural
stakeholders optimally. The government and agricultural stakeholders always collaborate with each
other to encourage agricultural ecosystems that are able to overcome food insecurity and create
sustainable agriculture. With the right model of iolaborasi, science-based innovation can encourage
the strengthening of the agricultural industry and increase the level of welfare of smallholder farmers
in rural areas.
Keywords: Investment, government, private, innovation
308
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
teknologi dan informasi pasar. Penerapan
PENDAHULUAN
Investasi dalam bidang pertanian
inovasi dalam usahatani cabai telah
seperti penelitian dan inovasi telah
meningkatkan pendapatan petani secara
dilakukan
signifikan (Mariyono, 2019).
dalam
beberapa
dekade
terakhir, sehingga dapat meningkatkan
Petani pada sektor perkebunan
produktivitas pertanian. Pada beberapa
mulai mengembangkan inovasi untuk
kasus, produksi bahan pangan telah
memperbaiki
dihasilkan di lahan yang lebih kecil dan
seperti misalnya tanam jajar, penyiangan
biaya yang lebih rendah (Benke &
minimal setahun sekali, dan melakukan
Tomkins, 2017; Gaffney et al., 2019).
tumpangsari pada masa karet belum
Harga produk pangan yang semakin
menghasilkan (Penot, 2004). Inovasi ini
terjangkau memberikan kemudahan bagi
telah menciptakan sistem karet yang dapat
konsumen untuk memperbaiki kualitas
meminimalkan kebutuhan modal dan
kehidupan nya. Perkembangan sektor
tenaga
pertanian telah menciptakan kemakmuran
meningkatkan pendapatan petani (Penot,
yang lebih besar, baik bagi para pelaku
2004). Perubahan preferensi konsumen
usaha di sektor pertanian dan juga bagi
terhadap produk pangan, khususnya di
konsumen produk pangan.
Indonesia
Pertanian
secara
global
teknis
kerja,
telah
budidaya
sehingga
mendorong
karet,
mampu
petani,
terutama petani muda yang memiliki
masih
didominasi oleh petani skala kecil (Altieri,
orientasi
2008) yang artinya masih diperlukan
menangkap peluang ini melalui inovasi
investasi
(Etriya et al., 2018).
untuk
mengubah
kualitas
Pasar
kehidupan mereka menjadi lebih baik.
kewirausahaan
produk
pertanian
untuk
yang
Investasi pada inovasi dalam bidang
dinamis mendorong adopsi inovasi pada
pertanian diharapkan tidak hanya dapat
petani hortikultura di Jawa Barat, dimana
mengentaskan kemiskinan, namun juga
dalam hal ini orientasi kewirausahaan
dapat meningkatkan kesejahteraan petani
telah menjadi pemicu utama inovasi
dan masyarakat pedesaan. Inovasi dalam
produk (Etriya et al., 2018). Inovasi secara
usahatani cabai telah mmeningkatkan
nyata telah memberikan kontribusi positif
kualitas panen, sehingga petani bersedia
terhadap orientasi kewirausahaan untuk
untuk
menghadapi
dalam
dalam usahatani nya, terutama
aspek
pengetahuan,
perubahan
pasar
yang
dinamis. Kewirausahaan telah membantu
adopsi
309
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
petani muda untuk melakukan inovasi
Tantangan lainnya yang harus dihadapi
dalam menghadapi berbagai perubahan
oleh petani saat ini diantaranya seperti
yang terjadi, bersedia untuk berivestasi
perubahan
untuk mengantisipasi perubahan pasar di
berkembangnya
masa depan.
semakin berkurangnya tingkat kesuburan
iklim,
semakin
teknologi
informasi,
Inovasi dan kewirausahaan telah
tanah dan keterbatasan logistik di sentra
memberikan stabilitas pendapatan yang
agribisnis. Kondisi ini tentunya akan
lebih
menghambat aktivitas usahatani yang
baik
bagi
petani,
sehingga
untuk
dilakukan oleh petani, karena akan
memiliki tingkat kehidupan yang lebih
mengakibatkan biaya produksi meningkat
baik (Nuryati et al., 2019). Inovasi dalam
sehingga harga jual menjadi kurang
sektor pertanian semakin diperlukan oleh
kompetitif.
memungkinkan
bagi
mereka
petani, mulai dari varietas benih baru,
Salah satu cara yang diharapkan
teknis budidaya yang lebih baik dan
dapat menghubungkan permintaan pasar
sistematis,
pemasaran
dan kemampuan petani untuk memenuhi
produk pertanian yang berbasis internet
kebutuhan pasar tersebut adalah dengan
(Dharmawan et al., 2021; Istianingsih,
memperkuat investasi dalam penelitian
2021). Pertumbuhan populasi manusia,
dan
keterbukaan informasi dan meningkatnya
secara komprehensif (R&D). Penguatan
kesadaran akan produk pangan yang
ekosistem kewirausahaan melalui upaya
berkualitas telah mengubah preferensi
kolaboratif antar aktor yang terlibat dalam
konsumen terhadap produk pertanian.
aktivitas
Permintaan pasar yang terus meningkat
tercipta akselerasi usaha yang produktif,
tentu harus dibarengi dengan peningkatan
terutama bagi petani skala usaha kecil
produktivitas
(Lyson, 2012; Qi, Si, & Scott, 2021).
hingga
model
pertanian
untuk
pengembangan
usahatani,
sektor
pertanian
sehingga
secara
efektif
dapat
mengimbangi pertumbuhan pasar yang
Kolaborasi
dapat
cepat.
mendorong para aktor untuk berperan
Peningkatan kuantitas dan kualitas
sesuai fungsinya masing-masing, saling
hasil panen (produktivitas) tentu akan
memperkuat satu sama lain sehingga
selalu menjadi tantangan bagi petani,
secara
terutama petani dengan skala usaha kecil
produktivitas petani. Kolaborasi ini juga
(Mariyono,
diharapkan
2018;
Syuaib,
2016).
310
agregat
dapat
dapat
meningkatkan
meningkatkan
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
penerimaan sektor pertanian terhadap
maju,
teknologi baru, sehingga dapat membantu
berkembang
petani untuk meningkatkan produktivitas,
pertumbuhan nya. Tentunya hal tersebut
sehingga permintaan pangan secara global
terkait dengan kemampuan suatu negara
dapat terpenuhi dengan optimal.
untuk menyediakan kecukupan pangan
sehingga
populasi
relatif
di
negara
lebih
cepat
untuk
bagi warga nya. Kesenjangan (gap) antara
menghilangkan kerawanan pangan secara
ketersediaan pangan dan pertumbuhan
global telah dilakukan oleh berbagai
populasi secara global pada tahun 2050
lembaga di dunia. FAO (2017) dalam
diperkirakan cukup besar (25-110 %),
Gaffney et al (2019) menjelaskan bahwa
seiring dengan semakin berkurangnya
persentase kekurangan gizi di dunia mulai
lahan
tahun 1990-2016 menurun dari 18,6 %
Bruinsma, 2012; Berners-Lee et al., 2018;
menjadi 11 %, artinya sebanyak 7,6 %
Hunter et al., 2017).
Berbagai
upaya
pertanian
(Alexandratos
&
orang
Permintaan pangan tentu tidak
telahmemperbaiki pola konsumsi mereka.
hanya dipengaruhi oleh ukuran populasi,
FAO memperkirakan persentase orang
namun juga tergantung kepada preferensi
kekurangan gizi akan terus menurun,
populasi tersebut terhadap pangan yang
seiring dengan terus membaiknya sistem
mereka butuhkan dalam kehidupan nya.
pangan secara global, sehingga pada tahun
Preferensi konsumen terhadap produk
2026 diperkirakan hanya tinggal 6 %
pangan
orang kekurangan gizi (Rosen et al., 2016
preferensi ini dipengaruhi oleh kondisi
dalam Gaffney et al., 2019).
sosial ekonomi dari konsumen tersebut
atau
sekitar
214
juta
sangat
beragam,
dimana
diproyeksikan
(Wang et al., 2020). Populasi yang hidup
akan terus tumbuh, sehingga diperkirakan
dalam kondisi kemiskinan, terutama pada
pada tahun 2050, populasi dunia akan
negara berkembang terus mengalami
mencapai
2015;
penurunan
Tripathi et al., 2019). Pertumbuhan
terbukanya
populasi untuk setiap wilayah atau negara
mereka. WHO (2018) dan Wackernagel et
tentu tidak sama atau tidak merata. Negara
al., 2017 menjelaskan bahwa pada tahun
berkembang
mengalami
2013 tingkat kemiskinan secara global
pertumbuhan populasi yang lebih besar
telah berkurang sebesar 35 %, dan
apabila dibandingkan dengan negara
diperkirakan tingkat penurunan ini akan
Populasi
global
9,7 miliar (DeSA,
cenderung
311
seiring
dengan
kesempatan
semakin
kerja
bagi
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
berlanjut, walaupun pada masa pandemi
seperti pangan, hortikultura dan hasil
covid, tingkat kemiskinan sempat naik
olahan ternak telah meningkat secara
kembali.
tajam (Gillespie & van den Bold, 2017;
Proyeksi
Bank
Dunia
(2017)
Smith,
2013).
Perkembangan
ilmu
menjelaskan bahwa 42 % populasi dunia
pengetahuan dan teknologi dalam bidang
akan mulai bergeser, memasuki kelas
pertanian telah mendorong peningkatan
menengah pada tahun 2030 (Boutabba &
produksi
Ahmad, 2017). Meningkatnya pendapatan
pertanian dan peternakan, seperti padi,
per
jagung, gandum dan daging. Namun
kapita
populasi
mempengaruhi
dunia
permintaan
akan
mereka
tentunya
dan
produktivitas
eksploitasi
produk
pertanian
untuk
terhadap bahan pangan /produk pertanian.
memenuhi permintaan populasi tentu akan
Peningkatan pendapatan masyarakat telah
membawa konsekuensi tersendiri, seperti
secara
kerusakan
lingkungan,
lahan,
peningkatan pengeluaran rumah tangga
berkurangnya
keanekaragaman
hayati
untuk bahan pangan (Baker et al., 2020).
danemisi gas rumah kaca (Capone et al.,
Konsumsi bahan pangan tidak hanya
2014; Searchinger et al., 2014).
signifikan
menyebabkan
meningkat dari sisi kuantitas, namun juga
Perluasan lahan pertanian telah
meningkat dari sisi kualitas, dimana
mengurangi luas hutan tropis, terutama di
masyarakat menengah ke atas semakin
negara berkembang (Gibbs et al., 2010).
memperhatikankualitas makanan untuk
Aspek lain yang dapat menjadi hambatan
meningkatkan imunitas tubuh. Permintaan
bagi
produk pangan dengan nutrisi yang lebih
produktivitas adalah perubahan iklim,
baik semakin meningkat (Gillespie & van
seperti semakin meningkatnya suhu bumi
den Bold, 2017).
serta kondisi alam yang semakin sulit
petani
untuk
meningkatkan
permintaan
untuk diprediksi (Gornall et al., 2010;
terhadap produk pangan yang semakin
Searchinger et al., 2014). Perubahan iklim
meningkat baik dari sisi kuantitas maupun
telah
kualitas tentu menjadi tantangan tersendiri
semakin
sehingga
harga
bagi para pelaku usaha pertanian di
pangan juga semakin tinggi.
Biaya
seluruh dunia, baik negara berkembang
produksi
maupun negara maju. Dalam 50 tahun
usahatani yang semakin tinggi telah
terakhir,
membuat
Semakin
konsumsi
tinggi
produk
pertanian
312
mengakibatkan
meningkat,
dan
tingkat
sektor
biaya
produksi
ketidakpastian
pertanian
kurang
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
diminati, terutama oleh generasi muda
menjelaskan
(Arvianti et al., 2019). Generasi muda
pendidikan,
pertanian saat ini lebih memilih untuk
pengalaman bertani dan keterbatasan
meninggalkan pedesaan yang kurang
akses terhadap lembaga keuangan dan
produktif untuk bekerja di sektor industri
pasar merupakan faktor penghambat
di wilayah perkotaan (FAO, 2017).
seorang
Tantangan sektor pertanian selanjutnya
terhadap perubahan yang ada (Mariyono,
adalah tingkat kemiskinan yang dihadapi
2019; Syuaib, 2016). Petani skala kecil
oleh petani serta para pelaku usaha di
umumnya
sekotr pertanian secara global, sehingga
keterbatasan sehingga
sulit bagi mereka untuk meningkatkan
kesulitan untuk beradaptasi, melakukan
produktivitas
difusi inovasi untuk meningkatkan kinerja
dan
skala
usaha
nya
bahwa
usia,
tingkat
petani
pendapatan,
mampu
masih
tingkat
beradaptasi
memiliki
beberapa
mereka masih
usahatani nya.
(Gaffney et al., 2019; Searchinger et al.,
Meskipun
2014).
demikian,
pertanian
Kondisi kemiskinan pada rumah
tetap menjadi sumber mata pencaharian
tangga petani telah menjadi hambatan
yang penting bagi mayoritas masyarakat
sosial,
mereka
Indonesia. Potensi besar sektor pertanian
sumber
belum
yang
kesulitan
menyebabkan
untuk
mengakses
diimbangi
oleh
tingkat
permodalan dan teknologi, sehingga hal
produktivitas yang tinggi, sehingga petani
tersebut membatas produktivitas mereka
belum memperoleh manfaat yang optimal
(Syuaib, 2016). Tentunya kendala ini akan
dari aktvitas usahatani yang mereka
mengakibatkan petani yang masih dalam
kerjakan setiap hari. Saat ini impor produk
tahap subsisten, kemungkinan besar akan
pertanian
kesulitan
mengembangkan
sedangkan pada satu sisi pertani masih
pertanian berkelanjutan, sehingga mereka
kesulitan menemukan pasar yang tepat
juga tidak mampu untuk memenuhi
sehingga mereka dapat meningkatkan
peningkatan permintaan produk pertanian.
tingkat pendapatan dan kesejahteraan nya.
Petani di Indonesia masih didominasi oleh
Kondisi ini tentu dapat menghambat
petani tua (>40 tahun), yaitu sebanyak
peningkatan
30,4 juta orang, sedangkan petani muda
mengakibatkan
hanya 2,7 juta orang (Kementerian
terhadap
Pertanian,
kelembagaan pertanian yang masih rendah
untuk
2020).
Beberapa
studi
313
masih
terus
berlangsung,
produktivitas,
ketergantungan
negara
serta
petani
dukungan
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
kepada
petani.
permasalahan-
emisi amonia dan pengurangan efek
permasalahan ini harus diatasi, baik oleh
rumah kaca (OECD, 2016; Lakshmi &
para pemangku kebijakan maupun oleh
Corbett,
stakeholder pertanian yang terlibat dalam
produktivitas, efisiensi usahatani dan
aktivitas bisnis pertanian secara langsung.
pengurangan dampak pertanian terhadap
Dalam hal ini perlu adanya strategi untuk
lingkungan
mengurangi kesenjangan antara petani
penelitian yang dilakukan pada sektor
kecil
pertanian,
pertanian. Pemberdayaan petani dapat
memberikan akses yang layak bagi
berhasil diantaranya melalui inovasi dan
mereka agar dapat merasakan manfaat
adopsi dari hasil inovasi tersebut kepada
dari
petani. Inovasi terbukti telah menjadi
dengan
inovasi
Tentu
modernisasi
pertanian,
sehingga
2020).
muncul
karena
faktor
dapat meningkat.
pendapatan petani (Syakir, 2016). Adopsi
inovasi
dapat
berbagai
produktivitas dan kesejahteraan mereka
Tantangan dan hambatan dalam
yang
Pertumbuhan
meningkatkan
produk-produk
pertanian,
dunia pertanian merupakan bagian tidak
terutama sarana produksi telah membantu
terpisahkan dalam pembangunan sektor
petani untuk meningkatkanskala usaha
ini. Secara substansial, para stakeholder
nya.
untuk
Secara global, investasi sektor
meningkatkan produktivitas, mengurangi
pertanian dalam 5(lima) dekade terakhir
dampak lingkungan dan memperkuat
telah
inovasi
berbagai
pangan ( beras, jagung, gandum dan
tantangan dan hambatan yang muncul.
kedelai) sebesar 1,5 – 2 %), sementara
Komitmen sektor publik dan swasta untuk
modal yang diinvestasikan untuk riset
melakukan investasi di sektor pertanian
pertanian tumbuh 3,31 % pertahun
pada
(Pardey et al., 2012). Investasi pertanian
pertanian
senantiasa
untuk
beberapa
berupaya
menghadapi
negara
maju
telah
meningkatkan
Indonesia
produksi
fokus
pada
bahan
menghasilkan peningkatan produktivitas
di
upaya
pada sektor ini secara signifikan (169%)
swasembada padi, jagung dan kedelai,
(Clancy et al., 2016; Mogues et al., 2015).
pengembangan model mandiri benih,
meningkatkan
peningkatan produksi cabai dan bawang
produktivitas pertanian secara global juga
merah, produksi daging dan model
disertai dengan penurunan penggunaan
pertanian bioindustri
pupuk dan pestisida kimia, penurunan
Secara
Inovasi
telah
314
umum
(Syakir,
inovasi
2016).
pertanian
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
memainkan
peranan
penting
dalam
meningkatkan
pengembangan pertanian di negara-negara
berkembang.
Masyarakat
tingkat
keuntungan
usahatani.
miskin
Semakin maju sektor pertanian,
pedesaan masih mengandalkan pertanian
maka akan secara signifikan mengurangi
sebagai mata pencaharian utama mereka
populasi masyarakat miskin dan pra
(World Bank, 2014). Oleh karena itu
sejahtera di wilayah pedesaan (Kassie et
investasi dalam bidang pertanian menjadi
al., 2018). Pada tahun 2007-2008, sempat
faktor penting dalam upaya mengurangi
terjadi kelangkaan pangan, dimana hal
kemiskinan di wilayah pedesaan, yaitu
tersebut
dengan
negara pengimpor pangan bahwa mereka
upaya
meningkatkan
kinerja
pertanian(Mogues et al., 2012).
perlu
Studi yang dilakukan di wilayah
mendorong
memiliki
kesadaran
kemampuan
para
untuk
memenuhi kebutuhan pangan nya sendiri,
Afrika menjelaskan bahwa secara agregat,
tanpa
penelitian pertanian telah mengurangi
Krisis finansial pada tahun 2009 juga telah
populasi masyarakat miskin sebesar 2,3
membuka mata para investor bahwa
juta orang per tahun (Benin, 2015;
sektor pertanian adalah sektor yang
Livingston et al., 2011). Sektor pertanian
mampu memberikan keuntungan, dimana
yang
sektor
semakin
mendorong
berkembang
sektor
lainnya
dapat
menjadi
tergantugnkepada
lain
Perkembangan
negara
tumbuh
investasi
pada
lain.
negatif.
sektor
semakin baik pula. Pertumbuhan sektor
pertanian tentunya tetap memiliki risiko,
pertanian
mendorong
dimana perlu ada penyesuaian antara
ekonomi,
yang
pertumbuhan
secara
otomatis
tujuan investasi dan kondisi riil di
mendorong kemajuan bidang kesehatan,
lapangan.
gizi, dan pendidikan, sehingga masyarakat
ketersediaan infrastruktur, teknologi dan
menjadi semakin sejahtera. Di Indonesia,
kelembagaan pertanian yang memadai.
inovasi pada tanaman padi dalam 20 tahun
Selain itu investasi asing di suatu negara
terakhir (1989-2009) telah mengurangi
(berkembang)
kemiskinan sebesar 45 % (Raitzer et al.,
mengancam kemandirian pangan negara
2015). Pada beberapa negara berkembang,
pemilik lahan (Deininger & Byerlee,
inovasi dalam bidang pertanian telah
2011).
menurunkan
biaya
produksi
dan
Investasi harus disertai oleh
dikhawatirkan
akan
Negara-negara maju cenderung
menguasai lahan yang tersedia di negara-
315
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
negara berkembang. Kondisi ini telah
pertanian di negara maju dan negara
menjadikan
sebagai
berkembang. Potensi pertanian di negara
komoditas pasar, yang dapat digunakan
berkembang perlu dioptimalkan agar
oleh
kebutuhan pangan dalam 20 – 30 tahun ke
lahan
pertanian
negara-negara
tertentu
sebagai
penghasil pangan bagi kebutuhan dalam
depan
negeri mereka (Kugelman & Levenstein,
berkelanjutan. Untuk itu diperlukan cara
2009). Upaya yang dilakukan negara-
agar pihak swasta bersedia mengeluarkan
negara maju tidak lain untuk menjamin
investasi di sektor pertanian, sehingga
ketersediaan pangan domestik mereka.
dapat membantu para pelaku usahatani
Praktek
untuk meningkatkan pendapatan nya .
investasi
lahan
seperti
ini
dapat
tetap
terpenuhi
secara
sepenuhnya
Pada beberapa kasus di masa
menguntungkan, karena seringkali tidak
lampau, pengelolaan sumberdaya alam
menghiraukan hak-hak masyarakat lokal
oleh pihak swasta (investasi swasta) telah
terhadap lahan. Praktek investasi seperti
menyebabkan
ini seringkali hanya menguntungkan pihak
daneksploitasi alam
investor saja, namun tidak mampu untuk
(Pasandaran et al., 2008). Eksploitasi alam
mengakomodir
jangka
telah menyebabkan semakin berkurang
lahan
nya jumlah lahan produktif, sehingga
tentunya
panjang
tidak
kepentingan
dari
negara
pemilik
lahan
yang berlebihan
dapat mengancam keberlanjutan pertanian
tersebut.
telah
konflik
Penelitian dalam sektor pertanian
secara umum. Investasi swasta terhadap
menjadi
sektor
faktor
kunci
dalam
pertanian
cenderung
hanya
pengembangan sektor pertanian secara
berorientasi pada profit dan kurang
global. Di negara maju, investasi yang
memberikan
dilakukan oleh sektor swasta dapat
kepentingan
membantu berkurangnya investasi yang
Sebagai contoh, pemanfaatan areal hutan
dilakukan oleh pihak pemerintah (Osei-
untuk
Kyei
&
Chan,
berkembang,
masyarakat
kepentingan
terhadap
secara
investasi
luas.
telah
Di
negara
menyebabkan hilangnya lahan hutan
swasta
belum
produktif,
2017).
sektor
perhatian
sehingga
generasimuda
sepenuhnya berani untuk melakukan
kehilangan
investasi pada sektor pertanian (Pardey et
memanfaatkan
al., 2016). Kondisi ini telah memperlebar
Tentunya
kesenjangan
tantangan bagi para pemangku kebijakan
penelitian
pada
sektor
316
kesempatan
sumberdaya
kondisi
tersebut
untuk
hutan.
menjadi
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
dan para stakeholder yang terlibat dalam
swasta (Armas et al., 2012). Infrastruktur
pembangunan pertanian, bagaimana agar
yang
investasi dalam sektor ini dapat terus
kemudahan
berkembang, namun di sisi lain dapat
pertanian untuk mengembangkan diri dan
menjaga keberlajutan ekosistem alam dan
bisnisnya. Beberapa contoh investasi
juga ekosistem usaha, terutama yang
publik pada sektor pertanian yang dapat
dikerjakan oleh petani skala kecil.
mendorong
Pertumbuhan populasi global akan
menyebabkan
lonjakan
memadai
dapat
terhadap
investasi
misalnya
membuat
memberikan
pelaku
usaha
sektor
swasta,
sistem
logistik
pertanian yang memadai, membangun
permintaan
produk pangan, dimana kondisi ini tidak
sistem
dapat dipenuhi apabila petani kesulitan
berkualitas di wilayah pedesaan atau
mengakses sumberdaya di lingkungan nya
membuat jalan yang memadai bagi akses
sendiri
2010).
petani ke pasar. Hal ini dapat menurunkan
akan
biaya produksi yang harus dikeluarkan
investasi,
oleh petani, sehingga dapat tercipta harga
terutama dalam aspek penelitian dan
produk pertanian yang kompetitif. Secara
pengembangan
wilayah
umum, investasi sektor publik dan swasta
tersebut, serta support dari pemangku
dapat memicu peningkatan pertumbuhan
kebijakan (Ferroni & Castle, 2011).
ekonomi secara keseluruhan (Gemmell et
Penelitian dan pengembangan pada sektor
al., 2016).
(Poulton
Pembangunan
melibatkan
et
pertanian
lebih
al.,
tentu
banyak
(R&D)
di
teknologi
informasi
yang
pertanian di Indonesia telah mendorong
Pertanian saat ini masih menjadi
peningkatan produktivitas padi selama 30
penggerak utama dari perekonomian
tahun terakhir (Armas et al., 2012).
Indonesia, dimana memberikan kontribusi
Berdasarkan
investasi
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
publik/swasta mendorong produktivitas
sebesar 13,28% pada tahun 2021 (BPS,
pertanian yang lebih tinggi, meningkatkan
2022). Pertanian merupakan sumber mata
kualitas SDM
pencaharian
hal
tersebut,
dan input produksi
masyarakat
Indonesia,
dimana hampir 60% warga nya masih
pertanian.
Investasi sektor publik terhadap
mengandalkan pertanian sebagai sumber
infrastruktur dapat memberikan dampak
pendapatan mereka. Meskipun demikian,
yang besar terhadap peningkatan kualitas
Investasi publik dalam sektor pertanian,
SDM pertanian dan investasi sektor
terutama
317
dalam
hal
Research
and
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
Development (R&D) masih terbilang kecil
“kolaborasi”
apabila dibandingkan dengan negara-
“usahatani” atau “petani”.
negara
maju1.
Untuk
AND
PEMBAHASAN
sektor pertanian, stakeholder pertanian
melakukan
“inovasi”
menghadapi
berbagai perubahan dan tantangan dalam
perlu
AND
penelitian
Kolaborasi antara pemerintah dan
yang
swasta
(Public
Private
Partnership)
mendalam, terutama dalam hal perubahan
adalah salah satu bentuk kebijakan publik
iklim, penerapan teknologi, regenerasi
yang
SDM pertanian dan memanfaatkan bonus
kekurangan finansial yang terjadi karena
demografi secara optimal. Tentunya hal
adanya alokasi anggaran yang tidak
ini tidak dapat hanya mengandalkan
mampu
pemerintah sebagai regulator pertanian,
pembangunan secara keseluruhan (Toyib
namun perlu adanya investasi dari para
& Nugroho, 2018). Pada prinsipnya
stakeholder terkait untuk ikut memperkuat
pembangunan pertanian perludidukung
sektor pertanian agar lebih berdaya saing
oleh semua stakeholder yang terlibat
secara global.
(seperti pemerintah dan swasta), sehingga
bertujuan
memenuhi
dapat
mengatasi
kebutuhan
menghasilkan
outcome
pembangunan yang menguntungkan bagi
METODE PENELITIAN
Kajian ini dilakukan berdasarkan
semua pihak.
studi literatur untuk membahas mengenai
bentuk-bentuk
untuk
antara
swasta merupakan sebuah kontrak jangka
pemerintah dan swasta sebagai upaya
panjang, dimana kedua belah pihak saling
untuk memperkuat inovasi petani skala
berbagi sumber daya, pengetahuan dan
kecil. Literatur yang digunakan dalam
risiko
analisis ini didapatkan berdasarkan hasil
berbagai manfaat (Hartwich et al., 2008).
pencarian di google scholar, proquest, dan
Kolaborasi
science
kunci:
meningkatkan soft skill maupun hardskill
“collaboration” and ”innovation” and
dari masing-masing pihak, sehingga dapat
“farmers” or “farming” serta kata kunci
meningkatkan pelayanan kepada para
pada literatur dalam bahasa Indonesia:
stakeholder pertanian secara optimal.
Disampaikan dalam penyusunan Outlook
Ekonomi Pertanian 2021oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia, tanggal 23 Februari 2021 (Sumber
ekon.go.id)
direct
kolaborasi
Kolaborasi antara pemerintah dan
dengan
kata
1
318
sehingga
ini
dapat
menghasilkan
diharapkan
dapat
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
Proses kerjasama harus dilakukan dengan
penelitian
alokasi tugas dan kewajiban yang jelas
pertanian yang dibiayai oleh pemerintah,
diantara masing-masing pihak, saling
bank pemerintah, BUMN pertanian dan
mengakui kelebihan dan kekurangan
lembaga lainnya yang terafiliasi dengan
masing-masing, bertujuan untuk efisiensi,
pemerintah. Selanjutnya aktor swasta
efektivitas
terdiri atas perusahaan agribisnis, petani,
dan
keberlanjutanprogram
dan
pendidikan
(Akintoye et al., 2015; Felsinger et al.,
kelompok
(poktan),
gabungan
2008; Hodge et al., 2010). Kolaborasi
kelompok tani (Gapoktan),
eksportir,
diharapkan
value
asosiasi petani dan stakeholder non publik
(ekonomi dan sosial) yang lebih baik
lainnya yang terlibat dalam bidang
daripada dikerjakan oleh masing -masing
pertanian.
dapat
memberikan
tani
bidang
Perusahaan
pihak secara terpisah.
agribisnis
adalah
Model kolaborasi antara pemerintah
perusahaan yang bergerak dalam bidang
dan sektor swasta pada sektor pertanian
agribisnis, seperti pengadaan saprodi,
memerlukan
penghasil
pemahaman
yang
lebih
produk
segar
pertanian,
mendalam terhadap organisasi kerja,
perusahaan pengolah produk makanan
budaya/kebiasaan
masing-masing
berbahan dasar pertanian dan distributor
pihak. Saat ini masih sedikit hasil inovasi
produk pertanian serta olahannya kepada
yang dihasilkan dari kolaborasi antara
konsumen. Peranan perusahaan agribisnis
pemerintah dan pihak swasta, karena
dalam investasi di sektor pertanian
masih terdapat perbedaan budaya atau
berbeda-beda
kebiasaan yang mungkin belum dapat
dengan model kolaborasi yang dijalankan
terkoneksi dengan baik antara
(Ferroni & Castle, 2011; Narrod et al.,
dari
satu
bentuknya,
disesuaikan
denganyang lain nya (Spielman et al.,
2009).
2010). Aktor pemerintah dalam hal ini
ditawarkan oleh perusahaan agribisnis
adalah lembaga-lembaga yang memiliki
diantaranya adalah dengan melakukan
keterkaitan
sektor
investasi untuk menghasilkan benih dan
Beberapa
teknologi baru; berperan sebagai market
diantaranya
bagi produk petani; memberikan akses
pertanian
langsung
di
dengan
Indonesia.
kelembagaan
tersebut
kementerian
pertanian,
pemerintah
kabupaten/kota
di
tingkat
dan
desa,
Model kolaborasi yang dapat
lembaga
dan
provinsi,
memberikan fasilitasi pembiayaan bagi
lembaga
petani dalam proses produksi; menjadi
319
kepastian
pasar
bagi
petani;
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
aktor yang berperan dalam pengembangan
sebagai pelaku ekonomi utama dalam
kapasitas petani dan kualitas produk
sektor pertanian, memiliki potensi yang
pertanian; memberikan akses manajemen
menguntungkan.
bisnis
diperoleh seperti efisiensi pembiayaan dan
kepada
kelompok/gabungan
Potensi
yang
dapat
kelompok tani ; penyedia inovasi-inovasi
faktor
baru.
lingkungan sosial ekonomi yang kondusif
Aktor swasta selanjutnya adalah
petani/kelompok
menciptakan
bagi masyarakat, khususnya bagi petani.
Keuntungan bagi petani dapat terlihat
kelompok tani adalah sebagai perwakilan
ketika mereka mudah untuk mengakses
dari petani untuk melakukan transaksi
pasar dan pembiayaan. Mereka tidak
dengan pedagang pengumpul atau bandar.
kesulitan
Kelompok tani memiliki peranan yang
produksi, dan setelah panen mereka dapat
besar untuk memperkuat daya tawar
memperoleh harga yang layak, sehingga
petani terhadap pasar, meningkatkan daya
mereka dapat berinvestasi untuk proses
jual sehingga dapat meningkatkan tingkat
produksi pada musim tanam berikutnya.
petani.
Peran
dalam
dari
kesejahteraan
tani.
kepastian
Secara
untuk
Kolaborasi
luas,
memulai
seperti
aktivitas
ini
dapat
kelompok tani berperan dalam membantu
mendorong terjadinya efisiensi usaha
petani dalam menentukan kontrak dagang
melalui penerapan teknologi baru dan
dengan pasar; memastikan agar petani
peningkatan
mendapatkan sarana produksi yang layak;
pemerintah,
menjadi penghubung antara petani dengan
meningkatkan
kelembagaan lainnya yang berada dalam
terhadap PDB nasional, meningkatkan
ekosistem pertanian. Petani sebagai aktor
daya beli masyarakat dan kesejahteraan
utama dalam sektor pertanian memiliki
masyarakat
peran
Keterlibatan
penting,
diantaranya
sebagai
produktivitas.
kondisi
tersebut
kontribusi
secara
pihak
Bagi
akan
pertanian
keseluruhan.
swasta
dalam
produsen utama produk pertanian; pemilik
pengembangan sektor pertanian menjadi
lahan
salah
dan
tenaga
kerja
pertanian;
satu
alternatif
solusi
untuk
konsumen utama bagi perusahaan alat-alat
mengatasi kurang nya inovasi pertanian di
teknologi pertanian.
Indonesia.
Investasi
publik
untuk
Secara keseluruhan, kolaborasi
Research and Development (R&D) bidang
antara pemerintah sebagai regulator dan
pertanian di negara berkembang, termasuk
pengelola anggaran negara serta swasta
Indonesia masih tergolong rendah atau
320
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
belum menjadi prioritas utama dalam
historis,
proses pembangunan ekonomi (Armas et
agribisnis) dan akademis akan melindungi
al., 2012; Gaffney et al., 2019; Gemmell
kekayaan intelektual yang mereka miliki,
et al., 2016). Kolaborasi antara pemerintah
namun hal tersebut mungkin saja berubah,
dan swasta dalam investasi pertanian telah
dimana mereka ”rela” untuk membagikan
menjadi model yang dianggap berhasil
”kekayaan”
dalam proses pembangunan pertanian di
meningkatkan
negara berkembang (Gaffney et al., 2019).
lingkungan mereka. Pada era milenial,
pihak
swasta
nya
(perusahaan
tersebut
keunggulan
untuk
kompetitif
membantu
kolaborasi menjadi hal yang biasa terjadi,
meningkatkan produktivitas pertanian dan
dimana saat ini orang saling memperkuat
pengembangan
yang
dan menguntungkan satu sama lain, maju
berkelanjutan dalam sektor agribisnis,
bersama melalui kerja bareng yang
sehingga
adalah
produktif (Reeves & Harnoss, 2017).
meningkatkan pendapatan petani skala
Inovasi kolaboratif telah menjadi model
kecil di Indonesia. Kolaborasi investasi
bisnis di masa yang akan datang , dimana
yang dilakukan telah menciptakan benih
perusahaan/akademisi
dan bibit berkualitas, sehingga kualitas
bagian yang tidak terpisahkan dalam
hasil panen menjadi meningkat. Produk
ekosistem kewirausahaan pertanian, telah
pertanian juga menjadi
terjalin dengan masyarakat pertanian
Model
terhadap
ini
telah
teknologi
dampaknya
perubahan
lebih tahan
iklim
juga
membantu
kekurangan
petani
2017).
ini
Para ahli ekonomi pertanian dalam
mengurangi
salah satu studi mereka menemukan
air.
untuk
menjadi
secara nasional (Reeves & Harnoss,
(Climate
change) yang terjadi, tahan terhadap hama
dan
telah
Hal
tingkat kegagalan panen, mengurangi
bahwa
perusahaan
agribisnis
kemiskinan petani dan juga masyarakat
memberikan
pedesaan secara umum (Ferroni & Castle,
teknologi yang mereka miliki kepada
2011; Mangeni, 2019).
masyarakat di negara berkembang akan
secara
gratis
yang
inovasi
Investasi pada sektor pertanian pada
meningkatkan keuntungan perusahaan
intinya adalah untuk memastikan petani
tersebut secara signifikan (Giannakas &
dan
Yiannaka, 2018). Pemberian hak cipta
para
pelaku
pertanian
dapat
menjalankan usahata nya dengan lebih
secara
produktif, efektif dan efisien. Secara
kemudahan
321
gratis
telah
bagi
memberikan
petani
untuk
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
mengembangkan
sehingga
daya
usahatani
beli
mereka,
mereka
Kolaborasi antara pemerintah dan
dapat
swasta
pada
proses
pembangunan
meningkat dan loyalitas mereka terhadap
pertanian dapat mengatasi hambatan-
produk-produk dari perusahaan agribisnis
hambatan
tersebut akan semakin meningkat pula.
rendahnya tingkat produktivitas petani.
Kondisi ini tentu akan memberikan
Hambatan-hambatan
keuntungan
kepada
misalnya tingkat kemiskinan yang tinggi
perusahaan tersebut apabila mereka hanya
dan partisipasi generasi muda pertanian
mengandalkan hak kekayaan intelektual
yang
sebagai sumber kekayaan mereka.
pemerintah dan pihak swasta tetap harus
lebih
Upaya
besar
kolaboratif
rendah.
yang
menyebabkan
sosial
Meskipun
tersebut
demikian,
telah
memastikan akses teknologi pertanian
memberikan wawasan yang lebih luas
oleh petani kecil. Kemudahan petani
bagi
mengakses informasi mengenai teknologi
setiap
pelaku
memperluas
ini
sosial
yang
interaksi
terlibat,
sosial
dan
terbaru
tentunya
akan
membantu
menciptakan kreativitas dari setiap mitra
pertanian untuk memenuhi kebutuhan
sehingga
dapat
pangan secara global. Pemberian akses
ekonomi
berupa informasi ataupun plasma nutfah
secara nasional. Kolaborasi antara peneliti
dari perusahaan agribisnis bagi petani
dan petani dapat membantu mengurangi
akan memberikan kontribusi yang besar
kesenjangan penelitian pertanian di masa
pada peningkatan ketahanan pangan.
yang akan datang. Target selanjutnya
Kreativitas
adalah memaksimalkan produktivitas dan
intelektual merupakan sebuah upaya
keberlanjutan pertanian melalui peran
untuk
serta aktif seluruh stakeholder, yang
kesejahteraan petani dan juga kepuasan
secara bersama-sama berusaha untuk
konsumen.
secara
mempercepat
agregat
pertumbuhan
mengurangi hambatan dalam kegiatan
usahatani.
untuk
berbagi
meningkatkan
kekayaan
produktivitas,
Sektor industri, terutama mereka
Model kolaborasi in telah
yang bergerak dalam sistem logistik
membantu lebih dari 18 juta petani skala
memiliki peranan penting dalam distribusi
kecil dan mengurangi kemiskinan di
produk pertanian, mulai dari petani hingga
masyarakat
ke tangan konsumen. Dukungan ini dapat
pedesaan
secara
global
(ISAA, 2016).
memberikan kemudahan bagi petani untuk
meningkatkan kelayakan usahatani nya.
322
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
Kebijakan pemerintah melalui regulasi
yang
terhadap
dan
Kolaborasi antara pemerintah dan
pengembangan (R&D) inovasi pertanian
swasta diharapkan dapat meningkatkan
dapat mempercepat difusi inovasi di
soft skill maupun hardskill dari masing-
tingkat petani dan konsumen. Petani kecil
masing
di negara berkembang akan mendapatkan
meningkatkan pelayanan kepada para
manfaat yang lebih banyak dari penerapan
stakeholder pertanian secara optimal.
teknologi baru dibandingkan petani skala
Pemerintah dan stakeholder pertanian
besar di negara maju (Gaffney et al.,
senantiasa saling berkolaborasi untuk
2019).
mendorong ekosistem pertanian yang
pro
penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian dan inovasi dalam bidang
pihak,
sehingga
dapat
mampu mengatasi kerawanan pangan dan
pertanian terbukti secara ilmiah telah
menciptakan
mampu
untuk
berkelanjutan. Dengan model kiolaborasi
mengatasi kerawanan pangan (Gaffney et
yang tepat, inovasi yang berbasis ilmu
al., 2019). Tentunya hal ini harus dapat
pengetahuan dapat mendorong penguatan
dipertahankan dalam jangka panjang,
industri pertanian, dan meningkatkan
dimana populasi manusia terus bertambah
tingkat kesejahteraan petani kecil di
dan masalah lingkungan tetap menjadi isu
wilayah pedesaan.
penting
menghasilkan
dalam
solusi
sektor
pertanian
yang
pertanian.
Pemerintah dan stakeholder pertanian
DAFTAR PUSTAKA
senantiasa saling berkolaborasi untuk
Akintoye,
A.,
Beck,
M.,
&
Kumaraswamy, M. (2015). Public
private partnerships: a global
review.
Alexandratos, N., & Bruinsma, J. (2012).
World
agriculture
towards
2030/2050: the 2012 revision.
Altieri, M. A. (2008). Small farms as a
planetary ecological asset: five key
reasons why we should support the
revitalisation of small farms in the
global south (Vol. 7). Citeseer.
Armas, E. B., Osorio, C. G., MorenoDodson, B., & Abriningrum, D. E.
(2012). Agriculture public spending
and growth in Indonesia.
Arvianti, E. Y., Masyhuri, M., Waluyati,
L. R., & Darwanto, D. H. (2019).
mendorong ekosistem pertanian yang
mampu mengatasi kerawanan pangan dan
menciptakan
pertanian
yang
berkelanjutan. Dengan model kiolaborasi
yang tepat, inovasi yang berbasis ilmu
pengetahuan dapat mendorong penguatan
industri pertanian dan meningkatkan
tingkat kesejahteraan petani kecil di
wilayah pedesaan.
323
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
Gambaran Krisis Petani Muda
Indonesia. Agriekonomika, 8(2),
168–180.
Baker, S. R., Farrokhnia, R. A., Meyer, S.,
Pagel, M., & Yannelis, C. (2020).
Income,
liquidity,
and
the
consumption response to the 2020
economic stimulus payments.
Bank, W. (2014). For Up to 800 million
rural poor, a strong World Bank
Commitment to agriculture. World
Bank Washington, DC.
Benin, S. (2015). Returns to agricultural
public spending in Africa South of
the Sahara (Vol. 1491). Intl Food
Policy Res Inst.
Benke, K., & Tomkins, B. (2017). Future
food-production systems: vertical
farming and controlled-environment
agriculture. Sustainability: Science,
Practice and Policy, 13(1), 13–26.
Berners-Lee, M., Kennelly, C., Watson,
R., Hewitt, C. N., Kapuscinski, A.
R., Locke, K. A., & Peters, C. J.
(2018). Current global food
production is sufficient to meet
human nutritional needs in 2050
provided there is radical societal
adaptation. Elementa: Science of the
Anthropocene, 6.
Boutabba, M. A., & Ahmad, N. (2017).
On the economic determinants of
biofuel consumption: an empirical
analysis for OECD countries.
International Journal of Global
Energy Issues, 40(6), 400–418.
Briefs, I. (2016). Global Status of
Commercialized
Biotech/GM
Crops: 2016.
Capone, R., Bilali, H. El, Debs, P.,
Cardone, G., & Driouech, N. (2014).
Food system sustainability and food
security: connecting the dots.
Journal of Food Security, 2(1), 13–
22.
Clancy, M., Fuglie, K., & Heisey, P.
(2016). US Agricultural R\&D; in
an Era of Falling Public Funding.
Deininger, K., & Byerlee, D. (2011).
Rising global interest in farmland:
can it yield sustainable and
equitable benefits? World Bank
Publications.
DeSA, U. N. (2015). World population
prospects: The 2015 revision, key
findings and advance tables.
Working PaperNo.
Dharmawan, L., Muljono, P., Hapsari, D.
R., & Purwanto, B. P. (2021).
Digital information development in
agriculture extension in facing new
normal era during COVID-19
pandemics. Journal of Hunan
University
Natural
Sciences,
47(12).
Etriya, E., Scholten, V. E., Wubben, E. F.
M., Kemp, R. G. M., & Omta, S. W.
F. (2018). The importance of
innovation adoption and generation
in
linking
entrepreneurial
orientation with product innovation
and farm revenues: the case of
vegetable farmers in West Java,
Indonesia. International Food and
Agribusiness Management Review,
21(7), 969–988.
FAO, F., & others. (2017). The future of
food and agriculture--Trends and
challenges. Annual Report, 296, 1–
180.
Felsinger, K., Skilling, H., & Booth, K.
(2008). Public-Private Partnership
(PPP)
Handbook.
Asian
Development Bank.
Ferroni, M., & Castle, P. (2011). Publicprivate partnerships and sustainable
agricultural
development.
Sustainability, 3(7), 1064–1073.
for Economic Co-operation, O., &
Development. (2016). Innovation,
Agricultural
Productivity
and
Sustainability in Turkey. OECD.
Gaffney, J., Challender, M., Califf, K., &
Harden, K. (2019). Building bridges
between agribusiness innovation
and smallholder farmers: A review.
324
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
Global Food Security, 20, 60–65.
Gemmell, N., Kneller, R., & Sanz, I.
(2016). Does the composition of
government expenditure matter for
long-run GDP levels? Oxford
Bulletin
of
Economics
and
Statistics, 78(4), 522–547.
Giannakas, K., & Yiannaka, A. (2018).
Doing well by doing good:
agricultural biotechnology in the
fight against hunger. Agricultural
Economics, 49(6), 725–739.
Gibbs, H. K., Ruesch, A. S., Achard, F.,
Clayton, M. K., Holmgren, P.,
Ramankutty, N., & Foley, J. A.
(2010). Tropical forests were the
primary sources of new agricultural
land in the 1980s and 1990s.
Proceedings of the National
Academy of Sciences, 107(38),
16732–16737.
Gillespie, S., & van den Bold, M. (2017).
Agriculture, food systems, and
nutrition: meeting the challenge.
Global Challenges, 1(3), 1600002.
Gornall, J., Betts, R., Burke, E., Clark, R.,
Camp, J., Willett, K., & Wiltshire,
A. (2010). Implications of climate
change for agricultural productivity
in the early twenty-first century.
Philosophical Transactions of the
Royal Society B: Biological
Sciences, 365(1554), 2973–2989.
Hartwich, F., Tola, J., Engler, A.,
González, C., Ghezan, G., VázquezAlvarado, J. M. P., … Gottret, M. V.
(2008). Building public-private
partnerships
for
agricultural
innovation (Vol. 4). Intl Food Policy
Res Inst.
Hodge, G. A., Greve, C., & Boardman, A.
E. (2010). International handbook
on public-private partnership.
Edward Elgar Publishing.
Hunter, M. C., Smith, R. G., Schipanski,
M. E., Atwood, L. W., &
Mortensen,
D.
A.
(2017).
Agriculture in 2050: recalibrating
targets
for
sustainable
intensification. Bioscience, 67(4),
386–391.
Istianingsih, I. (2021). Behavior of Using
the Food Marketplace System in the
New Normal Era of COVID-19 in
Indonesia.
Kassie, M., Marenya, P., Tessema, Y.,
Jaleta, M., Zeng, D., Erenstein, O.,
& Rahut, D. (2018). Measuring farm
and market level economic impacts
of improved maize production
technologies in Ethiopia: Evidence
from panel data. Journal of
Agricultural Economics, 69(1), 76–
95.
Kugelman, M., & Levenstein, S. L.
(2009). Land grab? The race for the
world’s farmland. Woodrow Wilson
International Center for Scholars
Asia Program.
Lakshmi, V., & Corbett, J. (2020). How
artificial intelligence improves
agricultural
productivity
and
sustainability: A global thematic
analysis. Proceedings of the 53rd
Hawaii International Conference on
System Sciences.
Livingston, G., Schonberger, S., &
Delaney, S. (2011). Sub-Saharan
Africa: The state of smallholders in
agriculture. Paper Presented at the
IFAD
Conference
on
New
Directions
for
Smallholder
Agriculture, 24, 25.
Lyson, T. A. (2012). Civic agriculture:
Reconnecting farm, food, and
community. UPNE.
Mangeni, B. (2019). The role of publicprivate partnerships (PPPs) in
ensuring technology access for
farmers in sub-Saharan Africa.
African
Journal
of
Food,
Agriculture,
Nutrition
and
Development, 19(1), 14137–14155.
Mariyono, J. (2018). Productivity growth
of Indonesian rice production:
sources and efforts to improve
325
Mimbar Agribisnis:
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
Januari 2023, 9(1): 308-327
performance. International Journal
of Productivity and Performance
Management.
Mariyono, J. (2019). Stepping up from
subsistence to commercial intensive
farming to enhance welfare of
farmer households in Indonesia.
Asia \& the Pacific Policy Studies,
6(2), 246–265.
Mogues, T., Fan, S., & Benin, S. (2015).
Public investments in and for
agriculture. The European Journal
of Development Research, Vol. 27,
pp. 337–352. Springer.
Mogues, T., Yu, B., Fan, S., & McBride,
L. (2012). The impacts of public
investment in and for agriculture:
Synthesis of the existing evidence.
Narrod, C., Roy, D., Okello, J., Avendaño,
B., Rich, K., & Thorat, A. (2009).
Public--private partnerships and
collective action in high value fruit
and vegetable supply chains. Food
Policy, 34(1), 8–15.
Nuryati, R., Sulistyowati, L., Setiawan, I.,
& Noor, T. I. (2019). Unveil
Indonesia
Farmers’
Welfare
Analysis On Integrated Polyculture
Agroforestry Farming (IPAF).
Birth, 1, 0.
Organization, W. H. (2018). World health
statistics 2018: monitoring health
for
the
SDGs,
sustainable
development goals. World Health
Organization.
Osei-Kyei, R., & Chan, A. P. C. (2017).
Factors attracting private sector
investments in public--private
partnerships
in
developing
countries: A survey of international
experts. Journal of Financial
Management of Property and
Construction.
Pardey, P G, Chan-Kang, C., Beddow, J.
M., & Dehmer, S. P. (2016). Shifting
Ground: Food and Agricultural
R\&D Spending Worldwide.
Pardey, Philip G, Alston, J. M., & Chan-
Kang, C. (2012). Agricultural
Production,
Productivity
and
R\&D; over the Past Half Century:
An Emerging New World Order.
Pasandaran, E., & others. (2008).
Membangun kerangka pengelolaan
terpadu sumberdaya lahan dan air:
Perspektif sejarah dan politik.
Penot, E. (2004). From shifting
agriculture to sustainable rubber
agroforestry
systems
(jungle
rubber) in Indonesia: a history of
innovations
processes.
UNESCO/Cirad.
Poulton, C., Dorward, A., & Kydd, J.
(2010). The future of small farms:
New directions for services,
institutions, and intermediation.
World Development, 38(10), 1413–
1428.
Qi, D., Si, Z., & Scott, S. (2021). Can we
be more collaborative? Top-down
policies and urban--rural divides in
the ecological agriculture sector in
Nanjing, China. Society \& Natural
Resources, 34(2), 208–226.
Raitzer, D. A., Sparks, A. H., Huelgas, Z.,
Maligalig, R., Balangue, Z., Launio,
C., … Ahmed, H. U. (2015). Is rice
improvement still making a
difference? Assessing the economic,
poverty and food security impacts of
rice varieties released from 1989 to
2009 in Bangladesh, Indonesia and
the Philippines.
Reeves, M., & Harnoss, J. (2017). The
Business of Business Is No Longer
Just Business. BCG Henderson
Institute, 20.
Rosen, S., Thome, K., & Meade, B.
(2016). International Food Security
Assessment, 2016-2026. Economic
Research, 2016, 2026.
Searchinger,
T.,
Hanson,
C.,
Ranganathan, J., Lipinski, B.,
Waite, R., Winterbottom, R., …
others.
(2014).
Creating
a
sustainable food future. A menu of
326
KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT
INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA
Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina
Toyib, Y., & Nugroho, R. (2018).
Transformasi
Public
Private
Partnership Indonesia. Elex Media
Komputindo.
Tripathi, A. D., Mishra, R., Maurya, K. K.,
Singh, R. B., & Wilson, D. W.
(2019). Estimates for world
population and global food
availability for global health. In The
role of functional food security in
global health (pp. 3–24). Elsevier.
Wackernagel, M., Hanscom, L., & Lin, D.
(2017). Making the sustainable
development goals consistent with
sustainability. Frontiers in Energy
Research, 5, 18.
Wang, L., You, Y., & Yang, C.-M. (2020).
Restrained by resources: The effect
of scarcity cues and childhood
socioeconomic status (SES) on
consumer preference for feasibility.
International Journal of Research in
Marketing, 37(3), 557–571.
solutions to sustainably feed more
than 9 billion people by 2050. World
resources report 2013-14: interim
findings. World Resources Institute
(WRI); World Bank GroupeBanque Mondiale; United~….
Smith, P. (2013). Delivering food security
without increasing pressure on land.
Global Food Security, 2(1), 18–23.
Spielman, D. J., Hartwich, F., & Grebmer,
K.
(2010).
Public--private
partnerships
and
developingcountry agriculture: Evidence from
the
international
agricultural
research
system.
Public
Administration and Development,
30(4), 261–276.
Syakir, M. (2016). Pemantapan inovasi
dan diseminasi teknologi dalam
memberdayakan petani. Prosiding
Seminar Nasional Perlindungan
Dan Pemberdayaan Pertanian
Dalam
Rangka
Pencapaian
Kemandirian Pangan Nasional Dan
Peningkatan Kesejahteraan Petani,
3–14.
Syuaib, M. F. (2016). Sustainable
agriculture in Indonesia: Facts and
challenges to keep growing in
harmony
with
environment.
Agricultural
Engineering
International: CIGR Journal, 18(2),
170–184.
327