Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA GOVERNMENT AND PRIVATE COLLABORATION: AN EFFORT TO STRENGTHEN INNOVATION SMALL SCALE FARMERS IN INDONESIA Dini Gema Wibawa Mukti*, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Jl Raya Jatinangor Sumedang Km 21 Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Telp 022-7796318 *) Email: gema.wibawa@unpad.ac.id (Diterima 06-08-2022; Disetujui 26-12-2022) ABSTRAK Pertanian secara global masih didominasi oleh petani skala kecil yang artinya masih diperlukan investasi untuk mengubah kualitas kehidupan mereka menjadi lebih baik. Investasi pada inovasi dalam bidang pertanian diharapkan tidak hanya dapat mengentaskan kemiskinan, namun juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan. Untuk menciptakan hal tersebut, maka diperlukan adanya kolaborasi antar aktor pertanian, sehingga dapat mendorong para aktor untuk berperan sesuai fungsinya masing-masing, saling memperkuat satu sama lain sehingga secara agregat dapat meningkatkan produktivitas petani. Pertumbuhan produktivitas, efisiensi usahatani dan pengurangan dampak pertanian terhadap lingkungan muncul karena berbagai penelitian yang dilakukan pada sektor pertanian. Masyarakat miskin pedesaan masih mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka, oleh karena itu investasi dalam bidang pertanian menjadi faktor penting dalam upaya mengurangi kemiskinan di wilayah pedesaan, yaitu dengan upaya meningkatkan kinerja pertanian. Kolaborasi antara pemerintah dan swasta diharapkan dapat meningkatkan soft skill maupun hardskill dari masing-masing pihak, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada para stakeholder pertanian secara optimal. Pemerintah dan stakeholder pertanian senantiasa saling berkolaborasi untuk mendorong ekosistem pertanian yang mampu mengatasi kerawanan pangan dan menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Dengan model kolaborasi yang tepat, inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan dapat mendorong penguatan industri pertanian dan meningkatkan tingkat kesejahteraan petani kecil di wilayah pedesaan. Kata kunci: Investasi, pemerintah, swasta, inovasi ABSTRACT Agriculture globally is still dominated by small-scale farmers which means that investment is still needed to change their quality of life for the better. Investment in innovation in agriculture is expected to not only alleviate poverty, but also improve the welfare of farmers and rural communities. To create this, collaboration between agricultural actors is needed, so as to encourage actors to play roles according to their respective functions, strengthening each other so that in aggregate it can increase farmers' productivity. Productivity growth, agricultural efficiency and reducing the impact of agriculture on the environment arise due to various studies conducted on the agricultural sector. Rural poor still rely on agriculture as their main livelihood, therefore investment in agriculture is an important factor in efforts to reduce poverty in rural areas, namely by improving agricultural performance. Collaboration between the government and the private sector is expected to improve soft skills and hard skills from each party, so as to improve services to agricultural stakeholders optimally. The government and agricultural stakeholders always collaborate with each other to encourage agricultural ecosystems that are able to overcome food insecurity and create sustainable agriculture. With the right model of iolaborasi, science-based innovation can encourage the strengthening of the agricultural industry and increase the level of welfare of smallholder farmers in rural areas. Keywords: Investment, government, private, innovation 308 KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina teknologi dan informasi pasar. Penerapan PENDAHULUAN Investasi dalam bidang pertanian inovasi dalam usahatani cabai telah seperti penelitian dan inovasi telah meningkatkan pendapatan petani secara dilakukan signifikan (Mariyono, 2019). dalam beberapa dekade terakhir, sehingga dapat meningkatkan Petani pada sektor perkebunan produktivitas pertanian. Pada beberapa mulai mengembangkan inovasi untuk kasus, produksi bahan pangan telah memperbaiki dihasilkan di lahan yang lebih kecil dan seperti misalnya tanam jajar, penyiangan biaya yang lebih rendah (Benke & minimal setahun sekali, dan melakukan Tomkins, 2017; Gaffney et al., 2019). tumpangsari pada masa karet belum Harga produk pangan yang semakin menghasilkan (Penot, 2004). Inovasi ini terjangkau memberikan kemudahan bagi telah menciptakan sistem karet yang dapat konsumen untuk memperbaiki kualitas meminimalkan kebutuhan modal dan kehidupan nya. Perkembangan sektor tenaga pertanian telah menciptakan kemakmuran meningkatkan pendapatan petani (Penot, yang lebih besar, baik bagi para pelaku 2004). Perubahan preferensi konsumen usaha di sektor pertanian dan juga bagi terhadap produk pangan, khususnya di konsumen produk pangan. Indonesia Pertanian secara global teknis kerja, telah budidaya sehingga mendorong karet, mampu petani, terutama petani muda yang memiliki masih didominasi oleh petani skala kecil (Altieri, orientasi 2008) yang artinya masih diperlukan menangkap peluang ini melalui inovasi investasi (Etriya et al., 2018). untuk mengubah kualitas Pasar kehidupan mereka menjadi lebih baik. kewirausahaan produk pertanian untuk yang Investasi pada inovasi dalam bidang dinamis mendorong adopsi inovasi pada pertanian diharapkan tidak hanya dapat petani hortikultura di Jawa Barat, dimana mengentaskan kemiskinan, namun juga dalam hal ini orientasi kewirausahaan dapat meningkatkan kesejahteraan petani telah menjadi pemicu utama inovasi dan masyarakat pedesaan. Inovasi dalam produk (Etriya et al., 2018). Inovasi secara usahatani cabai telah mmeningkatkan nyata telah memberikan kontribusi positif kualitas panen, sehingga petani bersedia terhadap orientasi kewirausahaan untuk untuk menghadapi dalam dalam usahatani nya, terutama aspek pengetahuan, perubahan pasar yang dinamis. Kewirausahaan telah membantu adopsi 309 Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 petani muda untuk melakukan inovasi Tantangan lainnya yang harus dihadapi dalam menghadapi berbagai perubahan oleh petani saat ini diantaranya seperti yang terjadi, bersedia untuk berivestasi perubahan untuk mengantisipasi perubahan pasar di berkembangnya masa depan. semakin berkurangnya tingkat kesuburan iklim, semakin teknologi informasi, Inovasi dan kewirausahaan telah tanah dan keterbatasan logistik di sentra memberikan stabilitas pendapatan yang agribisnis. Kondisi ini tentunya akan lebih menghambat aktivitas usahatani yang baik bagi petani, sehingga untuk dilakukan oleh petani, karena akan memiliki tingkat kehidupan yang lebih mengakibatkan biaya produksi meningkat baik (Nuryati et al., 2019). Inovasi dalam sehingga harga jual menjadi kurang sektor pertanian semakin diperlukan oleh kompetitif. memungkinkan bagi mereka petani, mulai dari varietas benih baru, Salah satu cara yang diharapkan teknis budidaya yang lebih baik dan dapat menghubungkan permintaan pasar sistematis, pemasaran dan kemampuan petani untuk memenuhi produk pertanian yang berbasis internet kebutuhan pasar tersebut adalah dengan (Dharmawan et al., 2021; Istianingsih, memperkuat investasi dalam penelitian 2021). Pertumbuhan populasi manusia, dan keterbukaan informasi dan meningkatnya secara komprehensif (R&D). Penguatan kesadaran akan produk pangan yang ekosistem kewirausahaan melalui upaya berkualitas telah mengubah preferensi kolaboratif antar aktor yang terlibat dalam konsumen terhadap produk pertanian. aktivitas Permintaan pasar yang terus meningkat tercipta akselerasi usaha yang produktif, tentu harus dibarengi dengan peningkatan terutama bagi petani skala usaha kecil produktivitas (Lyson, 2012; Qi, Si, & Scott, 2021). hingga model pertanian untuk pengembangan usahatani, sektor pertanian sehingga secara efektif dapat mengimbangi pertumbuhan pasar yang Kolaborasi dapat cepat. mendorong para aktor untuk berperan Peningkatan kuantitas dan kualitas sesuai fungsinya masing-masing, saling hasil panen (produktivitas) tentu akan memperkuat satu sama lain sehingga selalu menjadi tantangan bagi petani, secara terutama petani dengan skala usaha kecil produktivitas petani. Kolaborasi ini juga (Mariyono, diharapkan 2018; Syuaib, 2016). 310 agregat dapat dapat meningkatkan meningkatkan KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina penerimaan sektor pertanian terhadap maju, teknologi baru, sehingga dapat membantu berkembang petani untuk meningkatkan produktivitas, pertumbuhan nya. Tentunya hal tersebut sehingga permintaan pangan secara global terkait dengan kemampuan suatu negara dapat terpenuhi dengan optimal. untuk menyediakan kecukupan pangan sehingga populasi relatif di negara lebih cepat untuk bagi warga nya. Kesenjangan (gap) antara menghilangkan kerawanan pangan secara ketersediaan pangan dan pertumbuhan global telah dilakukan oleh berbagai populasi secara global pada tahun 2050 lembaga di dunia. FAO (2017) dalam diperkirakan cukup besar (25-110 %), Gaffney et al (2019) menjelaskan bahwa seiring dengan semakin berkurangnya persentase kekurangan gizi di dunia mulai lahan tahun 1990-2016 menurun dari 18,6 % Bruinsma, 2012; Berners-Lee et al., 2018; menjadi 11 %, artinya sebanyak 7,6 % Hunter et al., 2017). Berbagai upaya pertanian (Alexandratos & orang Permintaan pangan tentu tidak telahmemperbaiki pola konsumsi mereka. hanya dipengaruhi oleh ukuran populasi, FAO memperkirakan persentase orang namun juga tergantung kepada preferensi kekurangan gizi akan terus menurun, populasi tersebut terhadap pangan yang seiring dengan terus membaiknya sistem mereka butuhkan dalam kehidupan nya. pangan secara global, sehingga pada tahun Preferensi konsumen terhadap produk 2026 diperkirakan hanya tinggal 6 % pangan orang kekurangan gizi (Rosen et al., 2016 preferensi ini dipengaruhi oleh kondisi dalam Gaffney et al., 2019). sosial ekonomi dari konsumen tersebut atau sekitar 214 juta sangat beragam, dimana diproyeksikan (Wang et al., 2020). Populasi yang hidup akan terus tumbuh, sehingga diperkirakan dalam kondisi kemiskinan, terutama pada pada tahun 2050, populasi dunia akan negara berkembang terus mengalami mencapai 2015; penurunan Tripathi et al., 2019). Pertumbuhan terbukanya populasi untuk setiap wilayah atau negara mereka. WHO (2018) dan Wackernagel et tentu tidak sama atau tidak merata. Negara al., 2017 menjelaskan bahwa pada tahun berkembang mengalami 2013 tingkat kemiskinan secara global pertumbuhan populasi yang lebih besar telah berkurang sebesar 35 %, dan apabila dibandingkan dengan negara diperkirakan tingkat penurunan ini akan Populasi global 9,7 miliar (DeSA, cenderung 311 seiring dengan kesempatan semakin kerja bagi Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 berlanjut, walaupun pada masa pandemi seperti pangan, hortikultura dan hasil covid, tingkat kemiskinan sempat naik olahan ternak telah meningkat secara kembali. tajam (Gillespie & van den Bold, 2017; Proyeksi Bank Dunia (2017) Smith, 2013). Perkembangan ilmu menjelaskan bahwa 42 % populasi dunia pengetahuan dan teknologi dalam bidang akan mulai bergeser, memasuki kelas pertanian telah mendorong peningkatan menengah pada tahun 2030 (Boutabba & produksi Ahmad, 2017). Meningkatnya pendapatan pertanian dan peternakan, seperti padi, per jagung, gandum dan daging. Namun kapita populasi mempengaruhi dunia permintaan akan mereka tentunya dan produktivitas eksploitasi produk pertanian untuk terhadap bahan pangan /produk pertanian. memenuhi permintaan populasi tentu akan Peningkatan pendapatan masyarakat telah membawa konsekuensi tersendiri, seperti secara kerusakan lingkungan, lahan, peningkatan pengeluaran rumah tangga berkurangnya keanekaragaman hayati untuk bahan pangan (Baker et al., 2020). danemisi gas rumah kaca (Capone et al., Konsumsi bahan pangan tidak hanya 2014; Searchinger et al., 2014). signifikan menyebabkan meningkat dari sisi kuantitas, namun juga Perluasan lahan pertanian telah meningkat dari sisi kualitas, dimana mengurangi luas hutan tropis, terutama di masyarakat menengah ke atas semakin negara berkembang (Gibbs et al., 2010). memperhatikankualitas makanan untuk Aspek lain yang dapat menjadi hambatan meningkatkan imunitas tubuh. Permintaan bagi produk pangan dengan nutrisi yang lebih produktivitas adalah perubahan iklim, baik semakin meningkat (Gillespie & van seperti semakin meningkatnya suhu bumi den Bold, 2017). serta kondisi alam yang semakin sulit petani untuk meningkatkan permintaan untuk diprediksi (Gornall et al., 2010; terhadap produk pangan yang semakin Searchinger et al., 2014). Perubahan iklim meningkat baik dari sisi kuantitas maupun telah kualitas tentu menjadi tantangan tersendiri semakin sehingga harga bagi para pelaku usaha pertanian di pangan juga semakin tinggi. Biaya seluruh dunia, baik negara berkembang produksi maupun negara maju. Dalam 50 tahun usahatani yang semakin tinggi telah terakhir, membuat Semakin konsumsi tinggi produk pertanian 312 mengakibatkan meningkat, dan tingkat sektor biaya produksi ketidakpastian pertanian kurang KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina diminati, terutama oleh generasi muda menjelaskan (Arvianti et al., 2019). Generasi muda pendidikan, pertanian saat ini lebih memilih untuk pengalaman bertani dan keterbatasan meninggalkan pedesaan yang kurang akses terhadap lembaga keuangan dan produktif untuk bekerja di sektor industri pasar merupakan faktor penghambat di wilayah perkotaan (FAO, 2017). seorang Tantangan sektor pertanian selanjutnya terhadap perubahan yang ada (Mariyono, adalah tingkat kemiskinan yang dihadapi 2019; Syuaib, 2016). Petani skala kecil oleh petani serta para pelaku usaha di umumnya sekotr pertanian secara global, sehingga keterbatasan sehingga sulit bagi mereka untuk meningkatkan kesulitan untuk beradaptasi, melakukan produktivitas difusi inovasi untuk meningkatkan kinerja dan skala usaha nya bahwa usia, tingkat petani pendapatan, mampu masih tingkat beradaptasi memiliki beberapa mereka masih usahatani nya. (Gaffney et al., 2019; Searchinger et al., Meskipun 2014). demikian, pertanian Kondisi kemiskinan pada rumah tetap menjadi sumber mata pencaharian tangga petani telah menjadi hambatan yang penting bagi mayoritas masyarakat sosial, mereka Indonesia. Potensi besar sektor pertanian sumber belum yang kesulitan menyebabkan untuk mengakses diimbangi oleh tingkat permodalan dan teknologi, sehingga hal produktivitas yang tinggi, sehingga petani tersebut membatas produktivitas mereka belum memperoleh manfaat yang optimal (Syuaib, 2016). Tentunya kendala ini akan dari aktvitas usahatani yang mereka mengakibatkan petani yang masih dalam kerjakan setiap hari. Saat ini impor produk tahap subsisten, kemungkinan besar akan pertanian kesulitan mengembangkan sedangkan pada satu sisi pertani masih pertanian berkelanjutan, sehingga mereka kesulitan menemukan pasar yang tepat juga tidak mampu untuk memenuhi sehingga mereka dapat meningkatkan peningkatan permintaan produk pertanian. tingkat pendapatan dan kesejahteraan nya. Petani di Indonesia masih didominasi oleh Kondisi ini tentu dapat menghambat petani tua (>40 tahun), yaitu sebanyak peningkatan 30,4 juta orang, sedangkan petani muda mengakibatkan hanya 2,7 juta orang (Kementerian terhadap Pertanian, kelembagaan pertanian yang masih rendah untuk 2020). Beberapa studi 313 masih terus berlangsung, produktivitas, ketergantungan negara serta petani dukungan Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 kepada petani. permasalahan- emisi amonia dan pengurangan efek permasalahan ini harus diatasi, baik oleh rumah kaca (OECD, 2016; Lakshmi & para pemangku kebijakan maupun oleh Corbett, stakeholder pertanian yang terlibat dalam produktivitas, efisiensi usahatani dan aktivitas bisnis pertanian secara langsung. pengurangan dampak pertanian terhadap Dalam hal ini perlu adanya strategi untuk lingkungan mengurangi kesenjangan antara petani penelitian yang dilakukan pada sektor kecil pertanian, pertanian. Pemberdayaan petani dapat memberikan akses yang layak bagi berhasil diantaranya melalui inovasi dan mereka agar dapat merasakan manfaat adopsi dari hasil inovasi tersebut kepada dari petani. Inovasi terbukti telah menjadi dengan inovasi Tentu modernisasi pertanian, sehingga 2020). muncul karena faktor dapat meningkat. pendapatan petani (Syakir, 2016). Adopsi inovasi dapat berbagai produktivitas dan kesejahteraan mereka Tantangan dan hambatan dalam yang Pertumbuhan meningkatkan produk-produk pertanian, dunia pertanian merupakan bagian tidak terutama sarana produksi telah membantu terpisahkan dalam pembangunan sektor petani untuk meningkatkanskala usaha ini. Secara substansial, para stakeholder nya. untuk Secara global, investasi sektor meningkatkan produktivitas, mengurangi pertanian dalam 5(lima) dekade terakhir dampak lingkungan dan memperkuat telah inovasi berbagai pangan ( beras, jagung, gandum dan tantangan dan hambatan yang muncul. kedelai) sebesar 1,5 – 2 %), sementara Komitmen sektor publik dan swasta untuk modal yang diinvestasikan untuk riset melakukan investasi di sektor pertanian pertanian tumbuh 3,31 % pertahun pada (Pardey et al., 2012). Investasi pertanian pertanian senantiasa untuk beberapa berupaya menghadapi negara maju telah meningkatkan Indonesia produksi fokus pada bahan menghasilkan peningkatan produktivitas di upaya pada sektor ini secara signifikan (169%) swasembada padi, jagung dan kedelai, (Clancy et al., 2016; Mogues et al., 2015). pengembangan model mandiri benih, meningkatkan peningkatan produksi cabai dan bawang produktivitas pertanian secara global juga merah, produksi daging dan model disertai dengan penurunan penggunaan pertanian bioindustri pupuk dan pestisida kimia, penurunan Secara Inovasi telah 314 umum (Syakir, inovasi 2016). pertanian KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina memainkan peranan penting dalam meningkatkan pengembangan pertanian di negara-negara berkembang. Masyarakat tingkat keuntungan usahatani. miskin Semakin maju sektor pertanian, pedesaan masih mengandalkan pertanian maka akan secara signifikan mengurangi sebagai mata pencaharian utama mereka populasi masyarakat miskin dan pra (World Bank, 2014). Oleh karena itu sejahtera di wilayah pedesaan (Kassie et investasi dalam bidang pertanian menjadi al., 2018). Pada tahun 2007-2008, sempat faktor penting dalam upaya mengurangi terjadi kelangkaan pangan, dimana hal kemiskinan di wilayah pedesaan, yaitu tersebut dengan negara pengimpor pangan bahwa mereka upaya meningkatkan kinerja pertanian(Mogues et al., 2012). perlu Studi yang dilakukan di wilayah mendorong memiliki kesadaran kemampuan para untuk memenuhi kebutuhan pangan nya sendiri, Afrika menjelaskan bahwa secara agregat, tanpa penelitian pertanian telah mengurangi Krisis finansial pada tahun 2009 juga telah populasi masyarakat miskin sebesar 2,3 membuka mata para investor bahwa juta orang per tahun (Benin, 2015; sektor pertanian adalah sektor yang Livingston et al., 2011). Sektor pertanian mampu memberikan keuntungan, dimana yang sektor semakin mendorong berkembang sektor lainnya dapat menjadi tergantugnkepada lain Perkembangan negara tumbuh investasi pada lain. negatif. sektor semakin baik pula. Pertumbuhan sektor pertanian tentunya tetap memiliki risiko, pertanian mendorong dimana perlu ada penyesuaian antara ekonomi, yang pertumbuhan secara otomatis tujuan investasi dan kondisi riil di mendorong kemajuan bidang kesehatan, lapangan. gizi, dan pendidikan, sehingga masyarakat ketersediaan infrastruktur, teknologi dan menjadi semakin sejahtera. Di Indonesia, kelembagaan pertanian yang memadai. inovasi pada tanaman padi dalam 20 tahun Selain itu investasi asing di suatu negara terakhir (1989-2009) telah mengurangi (berkembang) kemiskinan sebesar 45 % (Raitzer et al., mengancam kemandirian pangan negara 2015). Pada beberapa negara berkembang, pemilik lahan (Deininger & Byerlee, inovasi dalam bidang pertanian telah 2011). menurunkan biaya produksi dan Investasi harus disertai oleh dikhawatirkan akan Negara-negara maju cenderung menguasai lahan yang tersedia di negara- 315 Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 negara berkembang. Kondisi ini telah pertanian di negara maju dan negara menjadikan sebagai berkembang. Potensi pertanian di negara komoditas pasar, yang dapat digunakan berkembang perlu dioptimalkan agar oleh kebutuhan pangan dalam 20 – 30 tahun ke lahan pertanian negara-negara tertentu sebagai penghasil pangan bagi kebutuhan dalam depan negeri mereka (Kugelman & Levenstein, berkelanjutan. Untuk itu diperlukan cara 2009). Upaya yang dilakukan negara- agar pihak swasta bersedia mengeluarkan negara maju tidak lain untuk menjamin investasi di sektor pertanian, sehingga ketersediaan pangan domestik mereka. dapat membantu para pelaku usahatani Praktek untuk meningkatkan pendapatan nya . investasi lahan seperti ini dapat tetap terpenuhi secara sepenuhnya Pada beberapa kasus di masa menguntungkan, karena seringkali tidak lampau, pengelolaan sumberdaya alam menghiraukan hak-hak masyarakat lokal oleh pihak swasta (investasi swasta) telah terhadap lahan. Praktek investasi seperti menyebabkan ini seringkali hanya menguntungkan pihak daneksploitasi alam investor saja, namun tidak mampu untuk (Pasandaran et al., 2008). Eksploitasi alam mengakomodir jangka telah menyebabkan semakin berkurang lahan nya jumlah lahan produktif, sehingga tentunya panjang tidak kepentingan dari negara pemilik lahan yang berlebihan dapat mengancam keberlanjutan pertanian tersebut. telah konflik Penelitian dalam sektor pertanian secara umum. Investasi swasta terhadap menjadi sektor faktor kunci dalam pertanian cenderung hanya pengembangan sektor pertanian secara berorientasi pada profit dan kurang global. Di negara maju, investasi yang memberikan dilakukan oleh sektor swasta dapat kepentingan membantu berkurangnya investasi yang Sebagai contoh, pemanfaatan areal hutan dilakukan oleh pihak pemerintah (Osei- untuk Kyei & Chan, berkembang, masyarakat kepentingan terhadap secara investasi luas. telah Di negara menyebabkan hilangnya lahan hutan swasta belum produktif, 2017). sektor perhatian sehingga generasimuda sepenuhnya berani untuk melakukan kehilangan investasi pada sektor pertanian (Pardey et memanfaatkan al., 2016). Kondisi ini telah memperlebar Tentunya kesenjangan tantangan bagi para pemangku kebijakan penelitian pada sektor 316 kesempatan sumberdaya kondisi tersebut untuk hutan. menjadi KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina dan para stakeholder yang terlibat dalam swasta (Armas et al., 2012). Infrastruktur pembangunan pertanian, bagaimana agar yang investasi dalam sektor ini dapat terus kemudahan berkembang, namun di sisi lain dapat pertanian untuk mengembangkan diri dan menjaga keberlajutan ekosistem alam dan bisnisnya. Beberapa contoh investasi juga ekosistem usaha, terutama yang publik pada sektor pertanian yang dapat dikerjakan oleh petani skala kecil. mendorong Pertumbuhan populasi global akan menyebabkan lonjakan memadai dapat terhadap investasi misalnya membuat memberikan pelaku usaha sektor swasta, sistem logistik pertanian yang memadai, membangun permintaan produk pangan, dimana kondisi ini tidak sistem dapat dipenuhi apabila petani kesulitan berkualitas di wilayah pedesaan atau mengakses sumberdaya di lingkungan nya membuat jalan yang memadai bagi akses sendiri 2010). petani ke pasar. Hal ini dapat menurunkan akan biaya produksi yang harus dikeluarkan investasi, oleh petani, sehingga dapat tercipta harga terutama dalam aspek penelitian dan produk pertanian yang kompetitif. Secara pengembangan wilayah umum, investasi sektor publik dan swasta tersebut, serta support dari pemangku dapat memicu peningkatan pertumbuhan kebijakan (Ferroni & Castle, 2011). ekonomi secara keseluruhan (Gemmell et Penelitian dan pengembangan pada sektor al., 2016). (Poulton Pembangunan melibatkan et pertanian lebih al., tentu banyak (R&D) di teknologi informasi yang pertanian di Indonesia telah mendorong Pertanian saat ini masih menjadi peningkatan produktivitas padi selama 30 penggerak utama dari perekonomian tahun terakhir (Armas et al., 2012). Indonesia, dimana memberikan kontribusi Berdasarkan investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) publik/swasta mendorong produktivitas sebesar 13,28% pada tahun 2021 (BPS, pertanian yang lebih tinggi, meningkatkan 2022). Pertanian merupakan sumber mata kualitas SDM pencaharian hal tersebut, dan input produksi masyarakat Indonesia, dimana hampir 60% warga nya masih pertanian. Investasi sektor publik terhadap mengandalkan pertanian sebagai sumber infrastruktur dapat memberikan dampak pendapatan mereka. Meskipun demikian, yang besar terhadap peningkatan kualitas Investasi publik dalam sektor pertanian, SDM pertanian dan investasi sektor terutama 317 dalam hal Research and Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 Development (R&D) masih terbilang kecil “kolaborasi” apabila dibandingkan dengan negara- “usahatani” atau “petani”. negara maju1. Untuk AND PEMBAHASAN sektor pertanian, stakeholder pertanian melakukan “inovasi” menghadapi berbagai perubahan dan tantangan dalam perlu AND penelitian Kolaborasi antara pemerintah dan yang swasta (Public Private Partnership) mendalam, terutama dalam hal perubahan adalah salah satu bentuk kebijakan publik iklim, penerapan teknologi, regenerasi yang SDM pertanian dan memanfaatkan bonus kekurangan finansial yang terjadi karena demografi secara optimal. Tentunya hal adanya alokasi anggaran yang tidak ini tidak dapat hanya mengandalkan mampu pemerintah sebagai regulator pertanian, pembangunan secara keseluruhan (Toyib namun perlu adanya investasi dari para & Nugroho, 2018). Pada prinsipnya stakeholder terkait untuk ikut memperkuat pembangunan pertanian perludidukung sektor pertanian agar lebih berdaya saing oleh semua stakeholder yang terlibat secara global. (seperti pemerintah dan swasta), sehingga bertujuan memenuhi dapat mengatasi kebutuhan menghasilkan outcome pembangunan yang menguntungkan bagi METODE PENELITIAN Kajian ini dilakukan berdasarkan semua pihak. studi literatur untuk membahas mengenai bentuk-bentuk untuk antara swasta merupakan sebuah kontrak jangka pemerintah dan swasta sebagai upaya panjang, dimana kedua belah pihak saling untuk memperkuat inovasi petani skala berbagi sumber daya, pengetahuan dan kecil. Literatur yang digunakan dalam risiko analisis ini didapatkan berdasarkan hasil berbagai manfaat (Hartwich et al., 2008). pencarian di google scholar, proquest, dan Kolaborasi science kunci: meningkatkan soft skill maupun hardskill “collaboration” and ”innovation” and dari masing-masing pihak, sehingga dapat “farmers” or “farming” serta kata kunci meningkatkan pelayanan kepada para pada literatur dalam bahasa Indonesia: stakeholder pertanian secara optimal. Disampaikan dalam penyusunan Outlook Ekonomi Pertanian 2021oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, tanggal 23 Februari 2021 (Sumber ekon.go.id) direct kolaborasi Kolaborasi antara pemerintah dan dengan kata 1 318 sehingga ini dapat menghasilkan diharapkan dapat KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina Proses kerjasama harus dilakukan dengan penelitian alokasi tugas dan kewajiban yang jelas pertanian yang dibiayai oleh pemerintah, diantara masing-masing pihak, saling bank pemerintah, BUMN pertanian dan mengakui kelebihan dan kekurangan lembaga lainnya yang terafiliasi dengan masing-masing, bertujuan untuk efisiensi, pemerintah. Selanjutnya aktor swasta efektivitas terdiri atas perusahaan agribisnis, petani, dan keberlanjutanprogram dan pendidikan (Akintoye et al., 2015; Felsinger et al., kelompok (poktan), gabungan 2008; Hodge et al., 2010). Kolaborasi kelompok tani (Gapoktan), eksportir, diharapkan value asosiasi petani dan stakeholder non publik (ekonomi dan sosial) yang lebih baik lainnya yang terlibat dalam bidang daripada dikerjakan oleh masing -masing pertanian. dapat memberikan tani bidang Perusahaan pihak secara terpisah. agribisnis adalah Model kolaborasi antara pemerintah perusahaan yang bergerak dalam bidang dan sektor swasta pada sektor pertanian agribisnis, seperti pengadaan saprodi, memerlukan penghasil pemahaman yang lebih produk segar pertanian, mendalam terhadap organisasi kerja, perusahaan pengolah produk makanan budaya/kebiasaan masing-masing berbahan dasar pertanian dan distributor pihak. Saat ini masih sedikit hasil inovasi produk pertanian serta olahannya kepada yang dihasilkan dari kolaborasi antara konsumen. Peranan perusahaan agribisnis pemerintah dan pihak swasta, karena dalam investasi di sektor pertanian masih terdapat perbedaan budaya atau berbeda-beda kebiasaan yang mungkin belum dapat dengan model kolaborasi yang dijalankan terkoneksi dengan baik antara (Ferroni & Castle, 2011; Narrod et al., dari satu bentuknya, disesuaikan denganyang lain nya (Spielman et al., 2009). 2010). Aktor pemerintah dalam hal ini ditawarkan oleh perusahaan agribisnis adalah lembaga-lembaga yang memiliki diantaranya adalah dengan melakukan keterkaitan sektor investasi untuk menghasilkan benih dan Beberapa teknologi baru; berperan sebagai market diantaranya bagi produk petani; memberikan akses pertanian langsung di dengan Indonesia. kelembagaan tersebut kementerian pertanian, pemerintah kabupaten/kota di tingkat dan desa, Model kolaborasi yang dapat lembaga dan provinsi, memberikan fasilitasi pembiayaan bagi lembaga petani dalam proses produksi; menjadi 319 kepastian pasar bagi petani; Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 aktor yang berperan dalam pengembangan sebagai pelaku ekonomi utama dalam kapasitas petani dan kualitas produk sektor pertanian, memiliki potensi yang pertanian; memberikan akses manajemen menguntungkan. bisnis diperoleh seperti efisiensi pembiayaan dan kepada kelompok/gabungan Potensi yang dapat kelompok tani ; penyedia inovasi-inovasi faktor baru. lingkungan sosial ekonomi yang kondusif Aktor swasta selanjutnya adalah petani/kelompok menciptakan bagi masyarakat, khususnya bagi petani. Keuntungan bagi petani dapat terlihat kelompok tani adalah sebagai perwakilan ketika mereka mudah untuk mengakses dari petani untuk melakukan transaksi pasar dan pembiayaan. Mereka tidak dengan pedagang pengumpul atau bandar. kesulitan Kelompok tani memiliki peranan yang produksi, dan setelah panen mereka dapat besar untuk memperkuat daya tawar memperoleh harga yang layak, sehingga petani terhadap pasar, meningkatkan daya mereka dapat berinvestasi untuk proses jual sehingga dapat meningkatkan tingkat produksi pada musim tanam berikutnya. petani. Peran dalam dari kesejahteraan tani. kepastian Secara untuk Kolaborasi luas, memulai seperti aktivitas ini dapat kelompok tani berperan dalam membantu mendorong terjadinya efisiensi usaha petani dalam menentukan kontrak dagang melalui penerapan teknologi baru dan dengan pasar; memastikan agar petani peningkatan mendapatkan sarana produksi yang layak; pemerintah, menjadi penghubung antara petani dengan meningkatkan kelembagaan lainnya yang berada dalam terhadap PDB nasional, meningkatkan ekosistem pertanian. Petani sebagai aktor daya beli masyarakat dan kesejahteraan utama dalam sektor pertanian memiliki masyarakat peran Keterlibatan penting, diantaranya sebagai produktivitas. kondisi tersebut kontribusi secara pihak Bagi akan pertanian keseluruhan. swasta dalam produsen utama produk pertanian; pemilik pengembangan sektor pertanian menjadi lahan salah dan tenaga kerja pertanian; satu alternatif solusi untuk konsumen utama bagi perusahaan alat-alat mengatasi kurang nya inovasi pertanian di teknologi pertanian. Indonesia. Investasi publik untuk Secara keseluruhan, kolaborasi Research and Development (R&D) bidang antara pemerintah sebagai regulator dan pertanian di negara berkembang, termasuk pengelola anggaran negara serta swasta Indonesia masih tergolong rendah atau 320 KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina belum menjadi prioritas utama dalam historis, proses pembangunan ekonomi (Armas et agribisnis) dan akademis akan melindungi al., 2012; Gaffney et al., 2019; Gemmell kekayaan intelektual yang mereka miliki, et al., 2016). Kolaborasi antara pemerintah namun hal tersebut mungkin saja berubah, dan swasta dalam investasi pertanian telah dimana mereka ”rela” untuk membagikan menjadi model yang dianggap berhasil ”kekayaan” dalam proses pembangunan pertanian di meningkatkan negara berkembang (Gaffney et al., 2019). lingkungan mereka. Pada era milenial, pihak swasta nya (perusahaan tersebut keunggulan untuk kompetitif membantu kolaborasi menjadi hal yang biasa terjadi, meningkatkan produktivitas pertanian dan dimana saat ini orang saling memperkuat pengembangan yang dan menguntungkan satu sama lain, maju berkelanjutan dalam sektor agribisnis, bersama melalui kerja bareng yang sehingga adalah produktif (Reeves & Harnoss, 2017). meningkatkan pendapatan petani skala Inovasi kolaboratif telah menjadi model kecil di Indonesia. Kolaborasi investasi bisnis di masa yang akan datang , dimana yang dilakukan telah menciptakan benih perusahaan/akademisi dan bibit berkualitas, sehingga kualitas bagian yang tidak terpisahkan dalam hasil panen menjadi meningkat. Produk ekosistem kewirausahaan pertanian, telah pertanian juga menjadi terjalin dengan masyarakat pertanian Model terhadap ini telah teknologi dampaknya perubahan lebih tahan iklim juga membantu kekurangan petani 2017). ini Para ahli ekonomi pertanian dalam mengurangi salah satu studi mereka menemukan air. untuk menjadi secara nasional (Reeves & Harnoss, (Climate change) yang terjadi, tahan terhadap hama dan telah Hal tingkat kegagalan panen, mengurangi bahwa perusahaan agribisnis kemiskinan petani dan juga masyarakat memberikan pedesaan secara umum (Ferroni & Castle, teknologi yang mereka miliki kepada 2011; Mangeni, 2019). masyarakat di negara berkembang akan secara gratis yang inovasi Investasi pada sektor pertanian pada meningkatkan keuntungan perusahaan intinya adalah untuk memastikan petani tersebut secara signifikan (Giannakas & dan Yiannaka, 2018). Pemberian hak cipta para pelaku pertanian dapat menjalankan usahata nya dengan lebih secara produktif, efektif dan efisien. Secara kemudahan 321 gratis telah bagi memberikan petani untuk Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 mengembangkan sehingga daya usahatani beli mereka, mereka Kolaborasi antara pemerintah dan dapat swasta pada proses pembangunan meningkat dan loyalitas mereka terhadap pertanian dapat mengatasi hambatan- produk-produk dari perusahaan agribisnis hambatan tersebut akan semakin meningkat pula. rendahnya tingkat produktivitas petani. Kondisi ini tentu akan memberikan Hambatan-hambatan keuntungan kepada misalnya tingkat kemiskinan yang tinggi perusahaan tersebut apabila mereka hanya dan partisipasi generasi muda pertanian mengandalkan hak kekayaan intelektual yang sebagai sumber kekayaan mereka. pemerintah dan pihak swasta tetap harus lebih Upaya besar kolaboratif rendah. yang menyebabkan sosial Meskipun tersebut demikian, telah memastikan akses teknologi pertanian memberikan wawasan yang lebih luas oleh petani kecil. Kemudahan petani bagi mengakses informasi mengenai teknologi setiap pelaku memperluas ini sosial yang interaksi terlibat, sosial dan terbaru tentunya akan membantu menciptakan kreativitas dari setiap mitra pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehingga dapat pangan secara global. Pemberian akses ekonomi berupa informasi ataupun plasma nutfah secara nasional. Kolaborasi antara peneliti dari perusahaan agribisnis bagi petani dan petani dapat membantu mengurangi akan memberikan kontribusi yang besar kesenjangan penelitian pertanian di masa pada peningkatan ketahanan pangan. yang akan datang. Target selanjutnya Kreativitas adalah memaksimalkan produktivitas dan intelektual merupakan sebuah upaya keberlanjutan pertanian melalui peran untuk serta aktif seluruh stakeholder, yang kesejahteraan petani dan juga kepuasan secara bersama-sama berusaha untuk konsumen. secara mempercepat agregat pertumbuhan mengurangi hambatan dalam kegiatan usahatani. untuk berbagi meningkatkan kekayaan produktivitas, Sektor industri, terutama mereka Model kolaborasi in telah yang bergerak dalam sistem logistik membantu lebih dari 18 juta petani skala memiliki peranan penting dalam distribusi kecil dan mengurangi kemiskinan di produk pertanian, mulai dari petani hingga masyarakat ke tangan konsumen. Dukungan ini dapat pedesaan secara global (ISAA, 2016). memberikan kemudahan bagi petani untuk meningkatkan kelayakan usahatani nya. 322 KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina Kebijakan pemerintah melalui regulasi yang terhadap dan Kolaborasi antara pemerintah dan pengembangan (R&D) inovasi pertanian swasta diharapkan dapat meningkatkan dapat mempercepat difusi inovasi di soft skill maupun hardskill dari masing- tingkat petani dan konsumen. Petani kecil masing di negara berkembang akan mendapatkan meningkatkan pelayanan kepada para manfaat yang lebih banyak dari penerapan stakeholder pertanian secara optimal. teknologi baru dibandingkan petani skala Pemerintah dan stakeholder pertanian besar di negara maju (Gaffney et al., senantiasa saling berkolaborasi untuk 2019). mendorong ekosistem pertanian yang pro penelitian KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian dan inovasi dalam bidang pihak, sehingga dapat mampu mengatasi kerawanan pangan dan pertanian terbukti secara ilmiah telah menciptakan mampu untuk berkelanjutan. Dengan model kiolaborasi mengatasi kerawanan pangan (Gaffney et yang tepat, inovasi yang berbasis ilmu al., 2019). Tentunya hal ini harus dapat pengetahuan dapat mendorong penguatan dipertahankan dalam jangka panjang, industri pertanian, dan meningkatkan dimana populasi manusia terus bertambah tingkat kesejahteraan petani kecil di dan masalah lingkungan tetap menjadi isu wilayah pedesaan. penting menghasilkan dalam solusi sektor pertanian yang pertanian. Pemerintah dan stakeholder pertanian DAFTAR PUSTAKA senantiasa saling berkolaborasi untuk Akintoye, A., Beck, M., & Kumaraswamy, M. (2015). Public private partnerships: a global review. Alexandratos, N., & Bruinsma, J. (2012). World agriculture towards 2030/2050: the 2012 revision. Altieri, M. A. (2008). Small farms as a planetary ecological asset: five key reasons why we should support the revitalisation of small farms in the global south (Vol. 7). Citeseer. Armas, E. B., Osorio, C. G., MorenoDodson, B., & Abriningrum, D. E. (2012). Agriculture public spending and growth in Indonesia. Arvianti, E. Y., Masyhuri, M., Waluyati, L. R., & Darwanto, D. H. (2019). mendorong ekosistem pertanian yang mampu mengatasi kerawanan pangan dan menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Dengan model kiolaborasi yang tepat, inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan dapat mendorong penguatan industri pertanian dan meningkatkan tingkat kesejahteraan petani kecil di wilayah pedesaan. 323 Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 Gambaran Krisis Petani Muda Indonesia. Agriekonomika, 8(2), 168–180. Baker, S. R., Farrokhnia, R. A., Meyer, S., Pagel, M., & Yannelis, C. (2020). Income, liquidity, and the consumption response to the 2020 economic stimulus payments. Bank, W. (2014). For Up to 800 million rural poor, a strong World Bank Commitment to agriculture. World Bank Washington, DC. Benin, S. (2015). Returns to agricultural public spending in Africa South of the Sahara (Vol. 1491). Intl Food Policy Res Inst. Benke, K., & Tomkins, B. (2017). Future food-production systems: vertical farming and controlled-environment agriculture. Sustainability: Science, Practice and Policy, 13(1), 13–26. Berners-Lee, M., Kennelly, C., Watson, R., Hewitt, C. N., Kapuscinski, A. R., Locke, K. A., & Peters, C. J. (2018). Current global food production is sufficient to meet human nutritional needs in 2050 provided there is radical societal adaptation. Elementa: Science of the Anthropocene, 6. Boutabba, M. A., & Ahmad, N. (2017). On the economic determinants of biofuel consumption: an empirical analysis for OECD countries. International Journal of Global Energy Issues, 40(6), 400–418. Briefs, I. (2016). Global Status of Commercialized Biotech/GM Crops: 2016. Capone, R., Bilali, H. El, Debs, P., Cardone, G., & Driouech, N. (2014). Food system sustainability and food security: connecting the dots. Journal of Food Security, 2(1), 13– 22. Clancy, M., Fuglie, K., & Heisey, P. (2016). US Agricultural R\&D; in an Era of Falling Public Funding. Deininger, K., & Byerlee, D. (2011). Rising global interest in farmland: can it yield sustainable and equitable benefits? World Bank Publications. DeSA, U. N. (2015). World population prospects: The 2015 revision, key findings and advance tables. Working PaperNo. Dharmawan, L., Muljono, P., Hapsari, D. R., & Purwanto, B. P. (2021). Digital information development in agriculture extension in facing new normal era during COVID-19 pandemics. Journal of Hunan University Natural Sciences, 47(12). Etriya, E., Scholten, V. E., Wubben, E. F. M., Kemp, R. G. M., & Omta, S. W. F. (2018). The importance of innovation adoption and generation in linking entrepreneurial orientation with product innovation and farm revenues: the case of vegetable farmers in West Java, Indonesia. International Food and Agribusiness Management Review, 21(7), 969–988. FAO, F., & others. (2017). The future of food and agriculture--Trends and challenges. Annual Report, 296, 1– 180. Felsinger, K., Skilling, H., & Booth, K. (2008). Public-Private Partnership (PPP) Handbook. Asian Development Bank. Ferroni, M., & Castle, P. (2011). Publicprivate partnerships and sustainable agricultural development. Sustainability, 3(7), 1064–1073. for Economic Co-operation, O., & Development. (2016). Innovation, Agricultural Productivity and Sustainability in Turkey. OECD. Gaffney, J., Challender, M., Califf, K., & Harden, K. (2019). Building bridges between agribusiness innovation and smallholder farmers: A review. 324 KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina Global Food Security, 20, 60–65. Gemmell, N., Kneller, R., & Sanz, I. (2016). Does the composition of government expenditure matter for long-run GDP levels? Oxford Bulletin of Economics and Statistics, 78(4), 522–547. Giannakas, K., & Yiannaka, A. (2018). Doing well by doing good: agricultural biotechnology in the fight against hunger. Agricultural Economics, 49(6), 725–739. Gibbs, H. K., Ruesch, A. S., Achard, F., Clayton, M. K., Holmgren, P., Ramankutty, N., & Foley, J. A. (2010). Tropical forests were the primary sources of new agricultural land in the 1980s and 1990s. Proceedings of the National Academy of Sciences, 107(38), 16732–16737. Gillespie, S., & van den Bold, M. (2017). Agriculture, food systems, and nutrition: meeting the challenge. Global Challenges, 1(3), 1600002. Gornall, J., Betts, R., Burke, E., Clark, R., Camp, J., Willett, K., & Wiltshire, A. (2010). Implications of climate change for agricultural productivity in the early twenty-first century. Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, 365(1554), 2973–2989. Hartwich, F., Tola, J., Engler, A., González, C., Ghezan, G., VázquezAlvarado, J. M. P., … Gottret, M. V. (2008). Building public-private partnerships for agricultural innovation (Vol. 4). Intl Food Policy Res Inst. Hodge, G. A., Greve, C., & Boardman, A. E. (2010). International handbook on public-private partnership. Edward Elgar Publishing. Hunter, M. C., Smith, R. G., Schipanski, M. E., Atwood, L. W., & Mortensen, D. A. (2017). Agriculture in 2050: recalibrating targets for sustainable intensification. Bioscience, 67(4), 386–391. Istianingsih, I. (2021). Behavior of Using the Food Marketplace System in the New Normal Era of COVID-19 in Indonesia. Kassie, M., Marenya, P., Tessema, Y., Jaleta, M., Zeng, D., Erenstein, O., & Rahut, D. (2018). Measuring farm and market level economic impacts of improved maize production technologies in Ethiopia: Evidence from panel data. Journal of Agricultural Economics, 69(1), 76– 95. Kugelman, M., & Levenstein, S. L. (2009). Land grab? The race for the world’s farmland. Woodrow Wilson International Center for Scholars Asia Program. Lakshmi, V., & Corbett, J. (2020). How artificial intelligence improves agricultural productivity and sustainability: A global thematic analysis. Proceedings of the 53rd Hawaii International Conference on System Sciences. Livingston, G., Schonberger, S., & Delaney, S. (2011). Sub-Saharan Africa: The state of smallholders in agriculture. Paper Presented at the IFAD Conference on New Directions for Smallholder Agriculture, 24, 25. Lyson, T. A. (2012). Civic agriculture: Reconnecting farm, food, and community. UPNE. Mangeni, B. (2019). The role of publicprivate partnerships (PPPs) in ensuring technology access for farmers in sub-Saharan Africa. African Journal of Food, Agriculture, Nutrition and Development, 19(1), 14137–14155. Mariyono, J. (2018). Productivity growth of Indonesian rice production: sources and efforts to improve 325 Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Januari 2023, 9(1): 308-327 performance. International Journal of Productivity and Performance Management. Mariyono, J. (2019). Stepping up from subsistence to commercial intensive farming to enhance welfare of farmer households in Indonesia. Asia \& the Pacific Policy Studies, 6(2), 246–265. Mogues, T., Fan, S., & Benin, S. (2015). Public investments in and for agriculture. The European Journal of Development Research, Vol. 27, pp. 337–352. Springer. Mogues, T., Yu, B., Fan, S., & McBride, L. (2012). The impacts of public investment in and for agriculture: Synthesis of the existing evidence. Narrod, C., Roy, D., Okello, J., Avendaño, B., Rich, K., & Thorat, A. (2009). Public--private partnerships and collective action in high value fruit and vegetable supply chains. Food Policy, 34(1), 8–15. Nuryati, R., Sulistyowati, L., Setiawan, I., & Noor, T. I. (2019). Unveil Indonesia Farmers’ Welfare Analysis On Integrated Polyculture Agroforestry Farming (IPAF). Birth, 1, 0. Organization, W. H. (2018). World health statistics 2018: monitoring health for the SDGs, sustainable development goals. World Health Organization. Osei-Kyei, R., & Chan, A. P. C. (2017). Factors attracting private sector investments in public--private partnerships in developing countries: A survey of international experts. Journal of Financial Management of Property and Construction. Pardey, P G, Chan-Kang, C., Beddow, J. M., & Dehmer, S. P. (2016). Shifting Ground: Food and Agricultural R\&D Spending Worldwide. Pardey, Philip G, Alston, J. M., & Chan- Kang, C. (2012). Agricultural Production, Productivity and R\&D; over the Past Half Century: An Emerging New World Order. Pasandaran, E., & others. (2008). Membangun kerangka pengelolaan terpadu sumberdaya lahan dan air: Perspektif sejarah dan politik. Penot, E. (2004). From shifting agriculture to sustainable rubber agroforestry systems (jungle rubber) in Indonesia: a history of innovations processes. UNESCO/Cirad. Poulton, C., Dorward, A., & Kydd, J. (2010). The future of small farms: New directions for services, institutions, and intermediation. World Development, 38(10), 1413– 1428. Qi, D., Si, Z., & Scott, S. (2021). Can we be more collaborative? Top-down policies and urban--rural divides in the ecological agriculture sector in Nanjing, China. Society \& Natural Resources, 34(2), 208–226. Raitzer, D. A., Sparks, A. H., Huelgas, Z., Maligalig, R., Balangue, Z., Launio, C., … Ahmed, H. U. (2015). Is rice improvement still making a difference? Assessing the economic, poverty and food security impacts of rice varieties released from 1989 to 2009 in Bangladesh, Indonesia and the Philippines. Reeves, M., & Harnoss, J. (2017). The Business of Business Is No Longer Just Business. BCG Henderson Institute, 20. Rosen, S., Thome, K., & Meade, B. (2016). International Food Security Assessment, 2016-2026. Economic Research, 2016, 2026. Searchinger, T., Hanson, C., Ranganathan, J., Lipinski, B., Waite, R., Winterbottom, R., … others. (2014). Creating a sustainable food future. A menu of 326 KOLABORASI PEMERINTAH DAN SWASTA: SEBUAH UPAYA UNTUK MEMPERKUAT INOVASI PETANI SKALA KECIL DI INDONESIA Gema Wibawa Mukti, Rani Andriani Budi Kusumo, Anne Charina Toyib, Y., & Nugroho, R. (2018). Transformasi Public Private Partnership Indonesia. Elex Media Komputindo. Tripathi, A. D., Mishra, R., Maurya, K. K., Singh, R. B., & Wilson, D. W. (2019). Estimates for world population and global food availability for global health. In The role of functional food security in global health (pp. 3–24). Elsevier. Wackernagel, M., Hanscom, L., & Lin, D. (2017). Making the sustainable development goals consistent with sustainability. Frontiers in Energy Research, 5, 18. Wang, L., You, Y., & Yang, C.-M. (2020). Restrained by resources: The effect of scarcity cues and childhood socioeconomic status (SES) on consumer preference for feasibility. International Journal of Research in Marketing, 37(3), 557–571. solutions to sustainably feed more than 9 billion people by 2050. World resources report 2013-14: interim findings. World Resources Institute (WRI); World Bank GroupeBanque Mondiale; United~…. Smith, P. (2013). Delivering food security without increasing pressure on land. Global Food Security, 2(1), 18–23. Spielman, D. J., Hartwich, F., & Grebmer, K. (2010). Public--private partnerships and developingcountry agriculture: Evidence from the international agricultural research system. Public Administration and Development, 30(4), 261–276. Syakir, M. (2016). Pemantapan inovasi dan diseminasi teknologi dalam memberdayakan petani. Prosiding Seminar Nasional Perlindungan Dan Pemberdayaan Pertanian Dalam Rangka Pencapaian Kemandirian Pangan Nasional Dan Peningkatan Kesejahteraan Petani, 3–14. Syuaib, M. F. (2016). Sustainable agriculture in Indonesia: Facts and challenges to keep growing in harmony with environment. Agricultural Engineering International: CIGR Journal, 18(2), 170–184. 327