p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 18 (2), Juli – Desember 2019: 112 - 119
PENGARUH MODEL LATIHAN WEIGHT TRAINING DAN MOTIVASI LATIHAN
TERHADAP BODY FAT DAN BODY MASS INDEX (BMI)
Hasanul Fitrah Alba1, Mulyana2, Herman Subarjah3
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh
model latihan yaitu Circuit Weight Training dan Super Set pada member yang
memiliki tingkat motivasi tinggi dan rendah terhadap Body Fat dan Body Mss
Index. Metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Sampel penelitian ini
berjumlah 20 orang, 10 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik sampling random assignment pada
member SOSI SPORT CLUB Kota Bandung. Pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan Karada Scan Body Composition dan Scale Motivation Sport II
(SMS II). Analisis data menggunakan SPSS versi 21 dengan pengujian hipotesis
melalui Two Way Anova. Hasil analisis dan perhitungan data mengungkapkan
bahwa model latihan weight Training berpengaruh terhadap penurunan body fat,
adanya interaksi antara model latihan dan tingkat motivasi latihan terhadap
penurunan body fat, model latihan Circuit weight training lebih baik digunakan
dibandingkan model latihan super set pada kelompok motivasi tinggi terhadap
penurunan body fat dan kedua model latihan weight training berpengaruh
sebanding atau sama terhadap penurunan body fat pada kelompok motivasi
rendah.
Kata Kunci: Model Latihan, Circuit Weight Training, Body Mass Index
PENDAHULUAN
Dalam usaha pembentukan generasi muda yang mampu menjadi tulang punggung
penerus perjuangan bangsa, olahraga dipandang sebagai sarana yang paling berdaya guna
dan berhasil guna. Dalam berbagai hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa,
olahraga, latihan aerobik dan latihan beban dapat meningkatkan kepercayaan diri dan citra
diri di kalangan generasi muda (Tucker & Maxwell, 1991).
Latihan beban banyak digunakan oleh para penggemar kebugaran, bahkan menjadi
daya tarik anak muda yang pernah menyebut dirinya sebagai orang loyo, orang yang tidak
memilki energi yang banyak, dan orang yang tidak bugar, tetapi dapat menyebabkan
perubahan yang dramatis bagi tubuh. Bentuk tubuh menjadi perhatian khusus yang
cenderung berfokus pada estetika tubuh karena ada pesan kuat mengenai toleransi
masyarakat terhadap karakteristik fisik tertentu, ada banyak tuntutan bagi wanita untuk
menjadi kurus dan cantik, dan pria menjadi berotot (Rodin, 1992; Stormer & Thompson,
1996; Thompson & Heinberg, 1993)
Dalam melakukan latihan beban di pusat kebugaran sebaiknya memilki tujuan yang
jelas dan terarah, agar dapat mencapai kepada yang di inginkan. Pada latihan beban terdapat
berbagai variasi yang bisa di kembangkan agar membuat member lebih termotivasi.
Beberapa orang dalam memilih program latihan Penurunan berat badan beranggapan bahwa
menggunakan metode Circuit weight training lebih efektif dari pada menggunakan metode
Super set. Pemahaman ini berpengaruh terhadap member baru menentukan dilatih dengan
metode circuit weight training dan super set untuk program penurunan berat badan.
1
Penulis adalah Staf Edukatif Universitas Pendidikan Indonesia
Penulis adalah Staf Edukatif Universitas Pendidikan Indonesia
3
Penulis adalah Staf Edukatif Universitas Pendidikan Indonesia
2
112
p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Hasanul Fitrah Alba1, Mulyana1, Herman Subarjah: Pengaruh Model Latihanweight
Training Dan Motivasi Latihan Terhadap Body Fat Dan Body Mass Index (BMI)
(Contrò et al., 2017) CWT itu adalah variasi dari pelatihan resistensi, yang dilakukan
di sirkuit. Intensitas dipertahankan pada 60% dari HR max. Peserta melakukan 10 latihan
untuk kelompok otot utama, 2 set 15 repetisi. Jadi Model circuit weight training adalah suatu
bentuk latihan aerobic yang terdiri dari pos-pos. Latihan dilakukan dengan cara berpindahpindah dari pos satu ke pos dua begitu hingga pos terakhir, karena sebagian orang
beranggapan bahwa dengan pos yang banyak dengan irama yang cepat dan waktu istrahat
yang pendek membuat pembakaran lemak semakin cepat. Latihan ini terdiri dari 8-10
latihan, masing-masing dengan 1 & 15 repetisi dilakukan tiga kali dan total sekitar 20 menit.
(Taylor, Garbutt, Boocock, Reilly, & Troup, n.d.)
Superset adalah melakukan 2 latihan back to back tanpa istirahat, setelah 2 latihan
kemudian beristirahat selama 60 detik sebelum mengulangi superset lagi untuk jumlah set
yang diinginkan. (Mcgill, Weight, & Academy, n.d.). Karena dengan menggunakan metode
ini yaitu agonis dan antagonis dapat membakar lemak dan mengoptimal kan bagian otot yang
dituju karena metode ini menggunakan otot bagian depan kemudian menggunakan otot
sebaliknya tergantung otot yang dituju dan otot pasangan keterbalikanya.
Manfaat dari latihan beban menurut (Gettman, Pollock, & Gettman, 2016) dengan
judul “Circuit Weight Training: A Critical Review of Its Physiological Benefits”.
Menyatakan bahwa Circuit weight training (CWT) dapat meningkatkan daya tahan
kardiorespirasi, komposisi tubuh, dan kekuatan, dan sesi hanya membutuhkan waktu 25
hingga 30 menit. Studi yang diulas dalam artikel ini menunjukkan bahwa CWT
meningkatkan kapasitas aerobik sekitar 5%, dibandingkan dengan 15% hingga 25%
dalam program latihan aerobik lainnya. Massa tubuh tanpa lemak meningkat 1 menjadi
3,2 kg dan lemak menurun 0,8% menjadi 2,9%. Kekuatan meningkat 7% menjadi 32%.
Biaya energi CWT mirip dengan jogging pada 5 mph. Para penulis menyimpulkan
bahwa peningkatan kekuatan dan vo2 max tergantung pada pekerjaan yang dilakukan,
bukan peralatan yang digunakan. Meskipun CWT tidak mengembangkan tingkat
kebugaran aerobik yang tinggi, CWT dapat membantu menjaga kebugaran.
Selain itu penelitian dari (Ribeiro et al., 2010) dengan judul Strength Training And
Weight Loss mengatakan bahwa analisis studi yang ditinjau, disimpulkan bahwa latihan
kekuatan benar-benar dapat membantu penurunan berat badan sebagai pelengkap yang
sangat baik untuk pelatihan olahraga aerobik dan diet.
Penelitian lain yang di lakukan oleh (Paper & Sciences, 2006) dengan judul Effect Of
Moderate And High Intensity Weight Training On The Body Composition Of Overweight
Men juga mengatakan bahwa, pelatihan HI (85% 1RM) dan MI (60% 1RM) latihan beban
memiliki efek signifikan pada komposisi tubuh. Ini harus diperhitungkan sebagai dukungan
untuk menggunakan program angkat berat dalam manajemen berat badan.
Motivasi merupakan suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia,
yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya (Martin
Handoko, 1992, hlm. 9). Sedangkan menurut Winkel (1983, hlm. 27), motivasi adalah daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan. Dari pendapat diatas motivasi
berpengaruh terhadap minat dan kemauan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.
Pengaruh dari dalam dan luar individu, mendorong seseorang untuk melakukan atau
menjalankan keinginanya. Pemberian motivasi kepada individu menimbulkan energi yang
sangat besar. Semua itu dapat dirasakan ketika motivasi sudah merasuk kepada diri
seseorang.
Tipe dari tubuh seseorang bisa menggambarkan keadaan tubuh dari orang tersebut.
Tipe tubuh seseorang diakui sebagai prediksi penting resiko hipertensi (tekanan darah
113
p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 18 (2), Juli – Desember 2019: 112 - 119
tinggi), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), penyakit jantung koroner, diabetes, dan kematian
dini (ACSM 2006).
Di sisi lain, kelebihan lemak tubuh terkait dengan berbagai penyakit pada umumnya
telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Menurut definisi,
penurunan berat badan terjadi ketika ada pengurangan lemak tubuh relatif terhadap total
massa tubuh, artinya, persentase lemak tubuh menurun dan kondisi ini positif untuk
kesehatan (Ribeiro et al., 2010). Artinya apabila persentase lemak dalam tubuh berkurang,
hal ini tentunya positif untuk kesehatan.
Body mass index (BMI) merupakan suatu indikator yang sering digunakan dalam ilmu
kesehatan untuk mengetahui seseorang tergolong dalam kriteria underweight, normal,
overweight, atau obesitas (Nihiser et al., 2007).
(Bmi, Bmi, On, & Muscular, n.d.) Body mass index (BMI) is a measure of weight adjusted
for height, calculated as weight in kilograms divided by the square of height in meters
(kg/m2). Body Mass Index (BMI) merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai
proporsionalitas perbandingan antara tinggi dan berat seseorang. BMI sering digunakan
dokter untuk menilai seseorang itu obesitas atau tidak. Body Mass Index (BMI) merupakan
teknik untuk menghitung index berat badan, sehingga dapat diketahui kategori tubuh kita
apakah tergolong kurus, normal dan obesitas (kegemukan).
Berdasarkan pemaparan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh model latiahan circuit weight training dan super set terhadap Body Fat dan Body
mass index pada member yang mempunyai motivasi latihan tinggi dan rendah.
METODE
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini dengan desain faktorial
2x2, desain faktorial memperluas jumlah hubungan yang dapat diperiksa dalam penelitian
eksperimental. Desain faktorial 2x2 pada dasarnya adalah modifikasi dari kelompok kontrol
posttest-only atau desain kelompok kontrol pretest-posttest. Variasi dari desain ini
menggunakan dua atau lebih kelompok perlakuan berbeda dan tidak ada kelompok control
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2013).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Random
Assignment. Teknik sampling random assignment adalah proses menetapkan individu atau
kelompok secara acak ke kondisi perlakuan yang berbeda (Fraenkel et al., 2013). Pada
penelitian ini sampel akan dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 10 sampel di
kelompok A dan 10 sampel di kelompok B, kemudian di kelompok A di bagi dua lagi
menjadi kelompok A1 dan A2 yang terdiri dari masing-masing 5 sampel dan di kelompok B
juga dibagi menjadi dua kelompk yaitu kelompok B1 dan B2 yang terdiri dari masingmasing 5 sampel.
Penentuan kelompok sampel juga berdasarkan hasil tes Motivasi Latihan. Sehingga
nanti akan ada 2 kelompok motivasi tinggi dan 2 kelompok motivasi rendah, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Penentuan sampel ini berdasarkan pada teori (Verducci &
Frank, 1980, hlm 176) yaitu diambil 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah, hal ini
sesuai dengan kebutuhan peneliti yang masing-masing berjumlah 10 orang kelompok
motivasi tinggi dan 10 orang kelompok motivasi rendah.
Pengumpulan data menggunakan angket tentang motivasi yang dikembangkan oleh
Pelletier dkk (2012) bernama Scale Motivation Sport II (SMS) angket ini berisi 58
pertanyaan yang menjelaskan 6 komponen motivasi. 18 pertanyaan pertama menjelaskan
tentang komponen Intrinsik Regulation, 6 pertanyaan selanjutnya menjelaskan tentang
Integrated Regulation, 10 pertanyaan selanjutnya menjelaskan Identified Regulation, 8
pertanyaan selanjutnya menjelaskan Introjected Regulation, 11 pertanyaan selanjutnya
menjelaskan tentang External Regulation, dan 4 pertanyaan selanjutnya menjelaskan
114
p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Hasanul Fitrah Alba1, Mulyana1, Herman Subarjah: Pengaruh Model Latihanweight
Training Dan Motivasi Latihan Terhadap Body Fat Dan Body Mass Index (BMI)
Amotivated Regulation. Pengukuran menggunakan 5 skala yaitu: sangat tidak setuju (1)
sampai sangat setuju (5).
Sementara untuk Pengkuran Body Fat dan Body Mass Index menggunakan alat yang
bernama Karada scan body composition monitor. Bentuk alat ini seperti timbangan digital,
OMRON HBF 375 Karada Scan adalah alat yang dapat secara efektif menganalisa fisik
tubuh mulai dari berat badan, presentase lemak tubuh, presentase lemak Subkutan, tingkat
lemak Visceral, dan massa otot tubuh. Alat ini menggunakan dasar penghitungan BMI (Body
Mass Index) untuk menentukan apakah berat badan ideal atau tidak.
Gambar Karada Scan Monitor
Dalam penelitian ini untuk analisis data peneliti menggunakan SPSS 21 dengan
urutan analisis uji normalitas menggunakan Kolmogorof-smirnov, uji homogenitas
menggunakan Lavene’s test, dan pengujian hipotesis menggunakan Two Way Anova
HASIL
Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan membuktikan hipotesis
penelitian yang sebelumnya telah peneliti buat. Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis
penelitian. Oleh karena itu dalam pembahasan ini peneliti akan menampilkan analisis atau
hasil uji hipotesis yang dilakukan berdasarkan hipotesis penelitian. Uji hipotesis penelitian
menggunakan analisis varians Anova 2 arah.
Terdapat pengaruh model latihan terhadap Body fat dan BMI
Berikut hasil dari pengujiannya dapat dilihat pada pemaparan tabel di bawah.
Tests of Between-Subjects Effects
Df Mean Square F
Sig.
Source
3
12.701 32.216 .000
Corrected Model
Intercept
Model latihan
Motivasi
Model Latihan * Motivasi
Error
Total
1
1
1
1
16
20
.648 1.644 .218
.392
.994 .334
35.912 91.089 .000
1.800 4.566 .048
.394
115
p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 18 (2), Juli – Desember 2019: 112 - 119
19
Corrected Total
Berdasarkan hasil uji two way ANOVA pada tabel 4.8 mengenai perbedaan pengaruh
antara model latihan Circuit Weight Training dan model Super Set terhadap Body Fat
menunjukan bahwa nilai Sig 0,000 < α 0,05. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
terdapat perbedaan pengaruh antara model latihan Circuit Weight Training dan model Super
Set terhadap Body Fat. Dengan demikian pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian
sesuai dengan hasil penelitian
.
Terdapat Interaksi antara Model latihan beban dengan Motivasi latihan terhadap
Body Fat dan BMI
Berikut hasil dari pengujiannya dapat dilihat pada pemaparan tabel di bawah.
Source
Tests of Between-Subjects Effects
Df Mean Square F
Sig.
Corrected Model
3
12.701 32.216 .000
Intercept
Model latihan
Motivasi
Model latihan * Motivasi
1
1
1
1
.648 1.644 .218
.392
.994 .334
35.912 91.089 .000
1.800 4.566 .048
Error
Total
Corrected Total
16
20
19
.394
Berdasarkan hasil perhitungan analisis twoway ANOVA pada tabel 2 mengenai
adanya interaksi antara metode latihan dan tingkat motivasi terhadap Body Fat menunjukan
bahwa nilai Sig 0,048 < α 0,05. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima, maka dengan begitu
dapat dinyatakan bahwa terdapat interaksi diantara model latihan dan tingkat motivasi
terhadap Body Fat pada Weight Training
Terdapat perbedaan Pengaruh Model latiahan beban terhadap body fat dan BMI pada
kelompok Motivasi Tinggi
Berikut hasil dari pengujiannya dapat dilihat pada pemaparan tabel di bawah.
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Body Fat pada Weight Training
(I) Model Latihan
Sig.b
Kesimpulan
Motivasi
Circuit Weight
0.042
Signifikan
Training
(-1,60)
Super Set
0.042
Signifikan
(-0,72)
Perbandingan antara A1B1 dengan A2B1 yang memiliki nilai Sig 0,042 < α 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh model latihan Circuit
Weight Training dengan model latihan Super Set pada kelompok motivasi tinggi terhadap
BMI pada Weight Training. Jika melihat nilai rata-rata model latihan Circuit Weight
Tinggi
116
p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Hasanul Fitrah Alba1, Mulyana1, Herman Subarjah: Pengaruh Model Latihanweight
Training Dan Motivasi Latihan Terhadap Body Fat Dan Body Mass Index (BMI)
Training -1,60 lebih besar dibandingkan dengan model latihan super set 0,72. Dengan
demikian hasil penelitian pada hipotesis ketiga untuk BMI pada Weight Training sesuai
dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
Terdapat perbedaan Pengaruh Model latihan beban terhadap body fat dan BMI pada
kelompok motivasi rendah
Berikut hasil dari pengujiannya dapat dilihat pada pemaparan tabel di bawah.
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Body Fat pada Weight Training
(I) Model latihan
Sig.b
Motivasi
Circuit Weight
0.432
Rendah
Training
(1.68)
Super Set
0.432
(1.36)
Based on estimated marginal means
Kesimpulan
Tidak
Signifikan
Tidak
Signifikan
Dari hasil perhitungan uji Tukey menunjukkan bahwa antara kelompok A1B2
dengan A2B2 menghasilkan nilai sig 0,432 > α 0,05 maka dinyatakan Tidak signifikan
sehingga tidak terdapat perbedaan pengaruh antara model latihan circuit weight training dan
model super set dengan motivasi rendah terhadap Body Fat. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan model Circuit Weight Training yang memiliki nilai rata-rata
1,68 tidak signifikan sebanding dengan model super set yang memiliki nilai rata-rata 1,36
pada sampel dengan motivasi rendah terhadap Body Fat dan hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
PEMBAHASAN
Hipotesis Satu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa ada pengaruh model latihan terhadap body fat dan BMI diterima oleh
hasil penelitian empiris. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi uji Two way Anova
pada body fat sebelum dan sesudah menggunakan model latihan CWT sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai signifikansi BMI sebelum dan sesudah menggunakan
model circuit weight training sebesar 0,006 yang lebih kecil dari 0,05
Hipotesis Dua
Berdasarkan Hasil analisis data yang telah dilakukan dengan pendekatan statistik,
berdasarkan perhitungan two way ANNOVA menyatakan model latihan beban dan motivasi
memiliki interaksi terhadap Body Fat dan BMI.
Perhitungan statistik selanjutnya untuk Body Fat menunjukan nilai signifikansi
0,048 < α 0,05 yang berarti model latihan dan motivasi latihan memiliki interaksi terhadap
Body Fat.
Perhitungan statistik selanjutnya untuk BMI menunjukan nilai signifikansi 0,004 < α
0,05 yang berarti model latihan dan motivasi latihan memiliki interaksi terhadap Body Mass
Index.
Hipotesis Tiga
Hasil dari penelitian ini adalah Circuit Weight Training dan super set berpengaruh
sebanding atau tidak ada perbedaan pengaruh pada BMI dengan hasil pengolahan data
117
p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 18 (2), Juli – Desember 2019: 112 - 119
menunjukan nilao sig 0,180 > 0,05. Selanjutnya model CWT dan Super set terdapat
pengaruh terhadap body fat dengan nilai sig 0,042 < 0,005. Nilai rerata CWT (-1,60)
menunjukan hasil lebih baik dari pada super set (-0,72). Sehingga dapat disimpulkan kedua
model latihan beban berpengaruh sama terhadap BMI, sedangkan untuk Body Fat model
latihan Circuit Weight Training lebih baik digunakan untuk kelompok motivasi tinggi dalam
menurunkan body fat.
Hipotesis Empat
Circuit Weight Training dan super set berpengaruh sebanding atau tidak ada
perbedaan pengaruh pada Body fat dengan hasil pengolahan data menunjukan nilai sig 0,432
> 0,05. Selanjutnya model CWT dan Super set terdapat pengaruh terhadap BMI dengan nilai
sig 0,005 < 0,005. Sehingga dapat disimpulkan kedua model latihan beban berpengaruh sama
terhadap Body fat, sedangkan untuk BMI model latihan Circuit Weight Training lebih baik
digunakan untuk kelompok motivasi rendah dalam menurunkan body fat.
KESIMPULADAN DAN SARAN
Hasil analisis dan perhitungan data mengungkapkan bahwa model latihan weight
Training berpengaruh terhadap penurunan body fat, adanya interaksi antara model latihan
dan tingkat motivasi latihan terhadap penurunan body fat, model latihan Circuit weight
training lebih baik digunakan dibandingkan model latihan super set pada kelompok motivasi
tinggi terhadap penurunan body fat dan kedua model latihan weight training berpengaruh
sebanding atau sama terhadap penurunan body fat pada kelompok motivasi rendah.
Kesimpulan penelitian ini adalah model circuit weight training lebih baik digunakan untuk
kelompok motivasi tinggi, sedangkan untuk kelompok motivasi rendah bisa menggunakan
kedua model latihan tersebut dalam menurunkan persentase body fat.
DAFTAR PUSTAKA
American College of Sports Medicine. 2006. ACSM’s guidelines for exercise testing and
prescription. 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins
Bmi, A., Bmi, H., On, I., & Muscular, I. (n.d.). Body Mass Index : Considerations for
Practitioners.
Contrò, V., Bianco, A., Cooper, J., Sacco, A., Macchiarella, A., Traina, M., & Proia, P.
(2017). Effects of different circuit training protocols on body mass , fat mass and blood
parameters in overweight adults, (March). https://doi.org/10.4081/jbr.2017.6279
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2013). BİBLİYOGRAFİSİ Bulunacak. Climate
Change
2013
The
Physical
Science
Basis
(Vol.
53).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Gettman, L. R., Pollock, M. L., & Gettman, L. R. (2016). Circuit Weight Training : A
Critical Review of, 3847. https://doi.org/10.1080/00913847.1981.11710988
Martin Handoko (1992) Motivasi daya penggerak tingkah laku. Yogyakarta: Kanisius.
Mcgill, S., Weight, L., & Academy, F. (n.d.). Superset Training And HIIT By Shaun McGill.
Nihiser, A. J., Lee, S. M., Wechsler, H., McKenna, M., Odom, E., Reinold, C., .. GrummerStarwn, L. (2007). Body mass index measurment in schools. Journal of School Healht.
http://doi.org/10.1111/j.1746-1561.2007.00249.x
Pelletier, L. G., Rocchi, M. A., Vallerand, R. J., Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2013).
Validation of the revised sport motivation scale ( SMS-II ). Psychology of Sport &
Exercise, 14(3), 329–341. https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2012.12.002
Prasad, M. (2016). Evaluation of body weight, body mass index, and body fat percentage
changes
in
early
stages
of
fixed
orthodontic
therapy,
(July).
https://doi.org/10.4103/2231-0762.186796
Paper, S., & Sciences, S. (2006). Effect Of Moderate And High Intensity Weight Training
118
p-ISSN: 1693-1475, e-ISSN: 2549-9777
Hasanul Fitrah Alba1, Mulyana1, Herman Subarjah: Pengaruh Model Latihanweight
Training Dan Motivasi Latihan Terhadap Body Fat Dan Body Mass Index (BMI)
On The Body Composition Of Overweight Men Rahman Rahimi, 4, 93–101.
Ribeiro, G., Orsatti, F. L., Neder, T., & Júnior, M. M. (2010). Strength training and weight
loss Treinamento de força e emagrecimento, 28(4), 337–340
Rodin, J. (1992). Body Traps. New York: William Morrow.
Stromer, S. M., & Thompson, J. K. (1996). Explanations of body image disturbance: Atest of
Maturational status, negative verbal commentary, social comparasion and sosiocultural
hypothesis. International Journal of Eating Disorders, 19, 193-202.
Tucker, L. A., & Maxwell, K. (1991). Effects of weight training on the emotional well-being
and body image of females: Predictors of greatest benefit. American Journal of Health
Promotion, 6, 338–344.
Thompson, J. K., & Heinberg, L. J. (1993). Preliminary test of two hypotheses of body
image disturbance. International Journal of Eating Disordes, 14, 59-63.
Taylor, P., Garbutt, G., Boocock, M. G., Reilly, T., & Troup, J. D. G. (n.d.). Physiological
and spinal responses to circuit weight- training, (February 2015), 37–41.
https://doi.org/10.1080/00140139408963629
Verducci, & Frank. (1980). Mearsurement Concepts in Physical Education. CV. Mosby
Company, Saint Louis.
Winkel. W.S. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
119